IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PAI BERBASIS KURIKULUM 2013 DI SMPN 03 TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
OLEH:
DEBY UTAMI RIZKI
1110011000020
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
i ABSTRAK Nama : Deby Utami Rizki
NIM :1110011000020
Judul Skripsi: Implementasi Pembelajaran PAI Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taifiq serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan dan suri
tauladan umat manusia, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari
zaman kebodohan hingga ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini. Do’a dan salam semoga terlimpahkan kepada keluarga, sahabat, dan
pengikutnya hingga akhir zaman.
Selama penyusunan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
dihadapi dan dialami penulis, baik menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan data,
maupun biaya dan sebagainya. Namun dengan kerja keras dan kesungguhan hati serta
dorongan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr.Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam.
3. Marhamah Saleh, Lc,. MA. Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam.
4. Dr. Dimyati, MA. Dosen Pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan, motivasi dan dorongan kepada penulis.
5. A. Irfan Mufid, MA. Dosen Pembimbing Akademik (PA) yang selalu
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi kepada
penulis.
6. Segenap Dosen Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Syarief
Hidayatullah Jakarta atas ilmu yang diberikan, semoga ilmu ini dapat
iii
7. Bpk Maryono, SE. M. M.Pd, Kepala sekolah SMP N 3 Tangerang
Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.
8. Ibu Chairunnisa, S.Pd., bpk Rendra, S.pd, dan bpk. Anwar, S.Pd Guru
PAI di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan yang telah membantu dalam
proses pelaksanaan penelitian.
9. Ibu dan Bapak tercinta, juga Mama dan Papa tersayang terimakasih
atas segala do’a, nasehat, kesabaran, luapan kasih sayang,
pengorbanan, dorongan moral maupun material, dan spiritual yang
selalu diberikan kepada penulis.
10.Suami tercinta Fahmi Fathruh Zain, Anakku tersayang Fawwaz
Avicenna Zain yang selalu menemani dan selalu memberikan
semangat dan mewarnai hidupku.
11.Sahabat-sahabatku tersayang Reren, Eva, Fitri, Ziah, Wiwit,
Teman-teman kelas A angkatan 2010 dan Teman-Teman-teman PAI Angkatan 2010
terimakasih atas segala masukan, motivasi dan dukungan dari kalian
semua.
Begitu panjang perjalanan untuk menempuh sebuah proses yang dinanti
untuk mendapatkan sebuah kebanggaan, lika-liku perjuangan, pengorbanan,
harapan dan semoga pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah
SWT, Amin Jakarta, 12 Maret 2015
iv DAFTAR ISI
ABSTRAK ……… i
KATA PENGANTAR ……… ii
DAFTAR ISI ……… iii
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Pembatasan Masalah …..……….. 6
C. Rumusan Masalah ……… 6
D. Tujuan Penelitian ……… 6
E. Manfaat Penelitian ……… 7
BAB II KAJIAN TEORITIS ……… 8
A. Kurikulum 2013 ………. 8
1. Pengertian Kurikulum ……….……… 8
2. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 ……… 12
3. Tujuan dan Fungsi Kurikulum 2013 ……… 15
B. IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 ………. 20
1. Pengertian Implementasi ...………. 20
2. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Proses Belajar Mengajar …... 21
3. Pengertian Penilaian dan Penilaian Autentik ………. 34
4. Prinsip dan Pendekatan Penilaian……… 43
5. Ruang Lingkup, Teknik dan Instrumen Penilaian ……… 37
C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 39
BAB III METODELOGI PENELITIAN ……… 41
v
B. Metodelogi Penelitian ……… 41
C. Sumber Data ……… 42
D. Teknik Pengumpulan Data ……… 43
E. Teknik Analisis Data ……… 45
BAB VI HASIL PENELITIAN ……… 53
A. Profil SMP Negri 03 Tangerang Selatan ……… 47
B. Implementasi Pembelajaran PAI Berdasarkan Kurikulum 2013… 55
BAB V PENUTUP ……… 73
A. Kesimpulan ……… 73
B. Saran ……… 74
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan sebuah bangsa.
Bangsa akan menjadi maju apabila Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas atau bermutu tinggi. Adapun mutu bangsa di kemudian hari
tergantung pada pendidikan yang diberikan generasi masa kini, terutama
melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah. Pendidikan merupakan
suatu proses yang kompleks dan berjangka panjang, di mana berbagai aspek
yang tercakup dalam proses saling erat berkaitan satu sama lain dan bermuara
pada terwujudnya manusia yang memiliki nilai hidup, pengetahuan hidup dan
keterampilan hidup. Untuk mengsukseskan tidak semudah kita membalikkan
telapak tangan. Sebab dalam prosesnya banyak hal yang harus diperhatikan, di
antaranya kebijakan pemerintah yang memihak kepada masyarakat, anggaran
dana pendidikan direalisasikan, visi, misi dan tujuan pendidikan yang jelas,
peningkatan profesionalisme guru, sarana dan prasarana yang memadai serta
kurikulum yang matang dan mudah diakses oleh seluruh pelaksana
pendidikan di berbagai satuan pendidikan.1
Hakikatnya, pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan
sebagai proses dan upaya untuk mentransformasikan manusia muda menjadi
manusia yang dilekati dengan kemanusiaan sesuai dengan kodratnya, yakni
bermanfaat bagi dirinya, sesama, dan dalam lingkungannya. Dalam hakikat
yang mulia tersebut, pada praktiknya lembaga pendidikan menemui sejumlah
tantangan yang wajib diperhatikan. Tantangan berat salah satunya ialah
1
2
perubahan zaman yang terus berubah. Respons dunia pendidikan terhadap
perkembangan zaman ialah dengan melakukan pergantian kurikulum. Ini
merupakan salah satu faktor mengapa secara berkala, kurikulum pendidikan
diperbaharui untuk dikembangkan dengan menonjolkan aspek yang
dipandang lebih baik dan meminimalisasi kelemahan atau kekurangan dari
kurikulum sebelumnya. Jadi, secara lebih jelas, kurikulum terbaru merupakan
penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya.2
Upaya penyempurnaan kurikulum tidak lain, demi mewujudkan sistem
pendidikan nasional yang kompetitif dan selalu relevan dengan perkembangan
zaman yang senantiasa menjadi tuntutan. Hal ini sejalan dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 35
dan 36 yang menekankan perlunya peningkatan standar nasional pendidikan
sebagai acuan kurikulum secara berencana dan berkala dalam rangka
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.3
Perlu disadari juga bahwa pendidikan Agama Islam atau PAI
sebagaimana naturenya harus lebih diarahkan untuk sampai pada proses
internalisasi nilai menjadi sikap dan kepribadian peserta didik. walaupun kita
sadari sepenuhnya bahwa proses internalisasi itu haruslah didahului oleh
proses transfer of knowlage, transfer of competences. Sebagaiman dirasakan
bersama bahwa kecenderungan pendidikan Agama Islam hari ini dominan
kognitif. Sebagai substansi konsep ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
konsep kurikulum sebelumnya, namun dalam kurikulum 2013 ini lebih
bertumpu kepada kualitas guru sebagai implementator di lapangan.
2
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,
SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.5
3
3
Oleh karenanya, mau tidak mau setiap pendidik, satuan pendidikan,
maupun pihak-pihak yang berkecimpung di dunia pendidikan wajib mengenal
dan memahami seluk-beluk kurikulum 2013 tersebut. entah masih banyak pro
dan kontra mengenai penerapan kurikulum ini, namun yang pasti kurikulum
2013 wajib dilaksanakan dan perlu didukung oleh semua pihak, agar
pendidikan di negeri ini semakin maju dan meningkat kualitasnya sehingga
mampu bersaing di tengah-tengah persaingan global. memiliki kemampuan
soft skills dan hard skills yang seimbang sehingga mampu beadaptasi di mana
pun dan kapan pun mereka berada. Kedua kemampuan tersebut dianamkan
kepada peserta didik melalui kegiatan pembelajaran yang lebih menekankan
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dengan memiliki bekal
tersebut, harapan ke depannya dapat meraih kesuksesan dan keberhasilan,
serta mampu membawa negara Indonesia tercinta menjadi lebih baik, maju,
makmur, dan sejahtera. Akhirnya apa yang menjadi tujuan pendidikan
nasional dapat terwujud sesuai yang diharapkan.4
Kurikulum 2013 memang disusun untuk mengantisipasi
perkembangan. Masalahnya sekarang, seberapa siapkah sistem pendidikan
kita dalam mengadopsi dan menerapkan kurikulum 2013 ini. Kesiapan itu
menyangkut soaialisasi kepada para guru, kepala sekolah, praktisi pendidikan,
dan para pemangku kepentingan lain. Sosialisasi ini bukan sekedar tahu, tetapi
juga mengerti dan menghayati maka sulit untuk mencapai tujuan yang
sebenarnya yang diinginkan dari implementasi kurikulum 2013 itu sendiri.
selain itu juga diharapkan adanya dukungan tenaga, sumber daya, perangkat
teknis, dana, dan berbagai hal konkret lain. Mekanisme sosialisasi sudah
dipikirkan oleh pemerintah dan penerapannyadilakukan dengan model
koordinasi dan keterwakilan. mereka yang dipilih inilah nantinya akan
4
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,
4
kembali membagi kerangka kerja dan model implementasi yang harus
dilakukan oleh guru di sekolah masing-masing. Untuk mendkung efektifias
dan efisiensi pelaksanaan kurikulum pendidikan dasar dan menengah pada
tahun pelajaran 2013/2014, jajaran Kemendikbud/ Kemenag melalui
perangkatnya memberikan bantuan implementasi kurikulum untuk semua
satuan pendidikan. Bimbingan Teknis (Bimtek) merupakan salah satu bentuk
bantuan pelaksanaan kurikulum yang diharapkan mampu meningkatkan
pemahaman, penguasaan, kemampuan guru dan kepala sekolah dari latar
belakang hingga sistem penilaian serta aplikasinya dalam implementasi
kurikulum secara nasional.5
SMPN 03 Tangerang Selatan, sekolah ini merupakan sekolah
unggulan atau favorit dan berprestasi diberbagai bidang di Tangerang Selatan
sendiri. Sekolah ini juga merupakan sekolah yang sudah menggunakan
kurikulum 2013 sekitar 1 tahun dan termasuk sekolah percontohan bagi
sekolah lain di daerah Tangerang Selatan sebagai sekolah yang sudah
menggunakan kurikulum 2013.6 Sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas mutu lulusan, kompetensi guru dan kualitas output siswanya, sekolah ini telah
menerapkan konsep kurikulum 2013 dalam pembelajaran pada semua mata
pelajaran. Pelaksanaan kurikulum 2013 sudah dimulai dari tahun ajaran
2013-2014 sekitar 1 tahun, berbagai macam masalah yang menjadi faktor
penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan
kurikulum 2013 diantaranya yaitu seperti kurangnya sosialisasi kurikulum
2013 dari dinas setempat sehingga memberikan dampak dalam proses
penyusunan kurikulum seperti: guru kurang terarah, tidak berani menyusun
kurikulum secara mandiri, tidak jarang hanya berpatokan pada apa yang
5
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,
SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.137-138
6
5
dituliskan pemerintah pusat. Hampir semua guru terutama guru PAI masih
menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan pelajaran, karena
mereka mengaku siswa masih bingung jika harus belajar sendiri, mereka harus
diberi penjelasan dulu tentang apa yang akan dipelajarinya baru mereka bisa
melanjutkan materi yang akan dipelajari.
Mengenai sarana dan prasarana di sekolah ini sudah terbilang
memadai dan mendukung terlaksananya kurikulum 2013, hanya saja guru
yang sudah agak sepuh masih kesulitan jika harus mengajar menggunakan
media seperti laptop dan infokus saat menyampaikan pelajaran.
Dengan adanya beberapa permasalahan tersebut dalam proses
penyusunan, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013
di SMPN 03 Tangerang Selatan, maka penulis ingin mengetahui bagaimana
pelaksanaan kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan. Berdasarkan
latar belakang tersebut maka judul penelitian ini adalah “Implementasi
Pembelajaran PAI Berbasis Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI Di
SMPN 03 Tangerang Selatan”.
Dengan demikian peneliti akan meneliti tentang Implementasi
Pembelajaran PAI Berbasis Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI di
SMPN 03 Tangerang Selatan. Mengingat begitu besar pengaruh perubahan
kurikulum bagi seorang guru terutama guru pendidikan agama islam dalam
proses belajar mengajar untuk mencapai hasil yang maksimal.
B. Identifikasi Masalah
Dengan dasar pemikiran di atas maka penulis akan memberikan
penjelasan tentang identifikasi masalah yang ditemukan sebagai berikut :
1. Masih lemahnya pemahaman guru tentang kurikulum 2013
6
3. Adanya kendala dalam penyusunan dan pelaksanaan kurikulum
2013.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini terfokus, maka pembatasan masalah
kajian skripsi ini adalah pada pembahasan tentang “ Implementasi Pembelajaran PAI Berbasis Kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan”
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka perumusan
masalah penelitian ini adalah bagaimana implementasi pembelajaran PAI
berbasis kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan.
E. Tujuan Penelitian
Dengan melihat dan memperhatikan rumusan masalah di atas, tujuan
dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
pembelajaran PAI berbasis kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan
meliputi: 1. Perencanaan dan pengembangan program kurikulum 2013
2. Proses pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis kurikulum 2013
3. Evaluasi hasil belajar atau penilaian pembelajaran PAI berbasis
kurikulum 2013
F. Manfaat Penelitian
Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat dan
kegunaannya antara lain :
1. Menambah informasi mengenai implementasi pembelajaran PAI berbasis
7
2. Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pembelajaran PAI
berbasis kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan.
3. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah wawasan dan mendapatkan
informasi baru mengenai pengetahuan tentang implementasi pembelajaran
PAI berbasis Kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan. demikian
dapat memberikan masukan baru bagi dunia pendidikan dan dijadikan
bekal untuk proses kedepan.
4. Bagi para pembaca agar mengetahui hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis tentang implementasi pembelajaran PAI berbasis kurikulum 2013
8 BAB II
KAJIAN TEORITIS A. Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum
Pengertian kurikulum secara etimologis adalah tempat berlari dengan
kata yang berasal dari bahasa Latin curir yaitu pelari, dan curere yang artinya
tempat berlari. Dalam sejarahnya, kurikulum merupakan suatu jarak yang
harus ditempuh oleh pelari mulai garis awal atau start sampai dengan finish,
kemudian pengertian kurikulum tersebut juga mendapat tempat di dunia
pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang
sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh
pendidikan di lembaga pendidikan. Di Indonesia sendiri, pengertian
kurikulum terdapat dalam Pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yaitu kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.7
Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan
perkembangan teori dan ukuran suatu pengertian praktik pendidikan. Dengan
beragamnya pendapat mengenai pengertian kurikulum maka secara teoritis
agak sulit merangkum semua pendapat. Sedangkan konsep kurikulum
meliputi:
a. Sebagai substansi, yang dipandang sebagai rencana pembelajaran
bagi siswa atau seperangkat tujuan yang ingin dicapai.
7 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, “Implementasi kurikulum 2013:Konsep dan Penerapan”,
9
b. Sebagai sistem, merupakan bagian dari sistem persekolahan,
pendidikan, dan bahkan masyarakat.
c. Sebagai bidang studi, merupakan kajian para ahli kurikulum yang
bertujuan untuk mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan
sistem kurikulum.
Berdasarkan hasil kajian diperoleh beberapa dimensi pengertian
kurikulum, di mana setiap dimensi memiliki hubungan antara satu dengan
yang lainnya. Terdapat empat dimensi pengertian kurikulum adalah:
1) Kurikulum sebagai suatu ide.
2) Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya
merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide.
3) Kurikulum sebagai suatu aktivitas atau sering disebut juga
kurikulum sebagai suatu realita atau kenyataan yang secara
teoritis merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai rencana
tertulis.
4) Kurikulum sebagai hasil yang merupakan konsekuensi dari
kurikulum sebagai suatu kegiatan.8
Kurikulum berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkan tujuan
pendidikan pada masing-masing jenis/jenjang pendidikan yang pada
gilirannya merupakan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dengan
demikian, kurikulum merupakan salah satu faktor dalam proses pendidikan
yang berperan seperti perangkat lunak dari proses tersebut.9
8
Mida Latifatul Muzamirah, Kupas Tuntas Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2013), h.15-16
9
10
2. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
Dalam penyusunan kurikulum 2013 dilandasi beberapa aspek sebagai
berikut:
a. Aspek Fisolofis
Fisolofis adalah landasan penyusunana kurikulum yang didasarkan
pada kerangka berpikir dan hakikat pendidikan yang
sesungguhnya. Dalam konteks ini landasan fisolofis kurikulum
2013 yaitu:
1) Pendidikan yang berbasis nilai-nilai luhur, nilai akademik,
kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.
2) Kurikulum berorientasi pada pengembangan kompetensi
b. Aspek Yuridis
Aspek yuridis adalah suatu landasan yang digunakan sebagai
payung hukum dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum.
Dalam penyusunana kurikulum 2013 ini, landasan yuridis yang
digunakan antara lain:
1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2) RPJMN 2010-2014 Sektor Pendidikan yang berisi tentang
perubahan metodelogi pembelajaran dan penataan
kurikulum;
3) Inpres No.1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan
Prioritas Pembangunan Nasional; Penyempurnaan
Kurikulum dan Metodelogi Pembelajaran Aktif
berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Bangsa untuk Membentuk
Daya Saing Karakter Bangsa;
4) Peraturan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
11
5) Pemendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum 2013;
c. Aspek Konseptual
Aspek konseptual adalah suatu landasan yang didasarkan pada ide
atau gagasan yang diabstraksikan dri peristiwa konkret. Dalam
penyusunan kurikulum 2013 ini landasan konseptualnya antara
lain:
1) Prinsip relevansi;
2) Model kurikulum berbasis kompetensi;
3) Kurikulum lebih dari sekedar dokumen;
4) Proses pembelajaran, yang meliputi aktivitas belajar, output
belajar, dan outcome belajar;
5) Penilaian, kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi
dan penjenjangan penilaian.10
3. Tujuan dan Fungsi Kurikulum 2013
Mengenai tujuan dan fungsi Kurikulum 2013 secara spesifik mengacu
pada Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam undang-undang Sisdiknas ini disebutkan bahwa fungsi kurikulum ialah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sementara tujuannya,
yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Mengenai tujuan kurikulum 2013, secara khusus dapat penulis uraikan
sebagai berikut:
10
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,
12
a. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skills dan
soft skills melalui kemampuan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan
dalam rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang.
b. Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif,
kreatif, dan inovatif sebagai modal pembangunan bangsa dan Negara
Indonesia.
c. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan
menyiapkan administrasi mengajar, sebab pemerintah telah menyiapkan
semua komponen kurikulum beserta buku teks yang digunakan dalam
pembelajaran.
d. Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga
masyarakat secara seimbang dalam menentukan dan mengendalikan
kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.
e. Meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai. Sebab sekolah diberikan
keleluasaan untuk mengembangkan Kurikulum 2013 sesuai dengan
kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.11
4. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Sebagaimana telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 81A tahun 2013 teentang Implementasi
Kurikulum 2013, berikut:
a. Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukkan
kepribadian peserta didik secara utuh.
b. Kebutuhan kompetensi masa depan
11
13
Kemampuan peserta didik yang diperlukan, yaitu antara lain
kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, dan kreatif dengan
mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga
Negara yang demokratis dan bertanggung jawab, toleran dalam
keberagamaan, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki
minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan
sesuai dengan bakat/minatnya, dan perduli terhadap lingkungan.
c. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif,
kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal.
d. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik lingkungan.
e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu
media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional.
f. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecelakaan hidup.
g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan.
14
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, takwa,
serta akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat
beragama.
i. Dinamika perkembangan global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun
bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara
Kesatuan Negara Indonesia (NKRI).
k. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya.
l. Kesetaraan gender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang
berkeadilan dengan memerhatikan kesetaraan gender.
m. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.12
12
15
B. Implementasi Pembelajaran PAI Berbasis Kurikulum 2013 1. Pengertian Implementasi
Implementasi merupakan proses atau aktifitas untuk memastikan
terlaksananya suatu rencana yang sudah disusun dan tercapainya rencana
tersebut. Kata implementasi secara sederhana berarti pelaksanaan atau penerapan
begitu juga menurut kamus besar Bahasa Indonesia implementasi adalah
“pelaksanaan, penerapan”.13
Hal serupa juga dijelaskan oleh Susilo implementasi merupakan suatu
penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis
sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,
keterampilan, maupun nilai dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner
Dictionarydikemukakan bahwa implementasi adalah “ put something into effect”
(penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak).14
Dapat disimpulkan bahwa kata implementasi adalah suatu tindakan, aksi,
pelaksanaan dari suatu rencana atau program-program yang telah disusun secara
terstruktur dan sistematis. Pada umumnya implementasi ini akan bermuara
kepada aktifitas yang dilakukan sesuai dengan metode, langkah-langkah dan
rambu-rambu atau juga peraturan-peraturan guna untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
2. Implementasi Pembelajaran PAI berbasis Kurikulum 2013 dalam Proses Belajar Mengajar
Kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Sebab,
Implementasi pembelajaran kurikulum 2013 ini lebih menggunakan pendekatan
scientific (ilmiah) dan tematik integratif. Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
13
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gitamedia Press, 2007), edisi 3, h.123
14
Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan Manajemen pelaksanaan dan
16
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk
itu, setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran serta
penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
ketercapaian kompetensi lulusan.15
3. Karakteristik Pembelajaran Kurikulum 2013
Dalam pembelajaran Kurikulum 2013 terdapat karakteristik yang menjadi ciri
khas pembeda dengan kurikulum-kurikulum yang telah ada selama ini di
Indonesia. Karakteristik Kurikulum 2013 sebagai berikut:
a. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 ialah
pendekatan scientific dan tematik-integratif. Pendekatan scientific ialah
pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dilakukan melalui
proses ilmiah. Apa yang dipelajari dan diperoleh peserta dilakukan dengan indra
dan akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung dalam
proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Melalui pendekatan tersebut, peserta
didik mampu menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan baik.
Pendekatan scientific ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui
proses mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting),
menalar (associating), dan mengomunikasikan (communicating). Kegiatan
pembelajaran seperti ini dapat membentuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik secara maksimal. Kelima proses belajar secara scientific tersebut
diimplementasikan pada saat memasuki kegiatan inti pembelajaran. Dalam
15
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,
17
kegiatan pembelajaran pendekatan scientific ini dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:16
KEGIATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Mengamati (observing) Melihat, mengamati, membaca, mendengar,
menyimak (tanpa dan dengan alat).
Menanya (questioning) Mengajukan pertanyaan dari yang factual sampai
ke yang bersifat hipotesis.
Diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan).
Mencoba (experimenting) Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan
yang diajukan.
Menentukan sumber data (benda, dokumen, buku,
eksperimen).
Mengumpulkan data.
Menalar (associating) Menganalisis data dalam bentuk membuat
kategori, menentukan hubungan data/kategori. Menyimpulkan dari hasil analisis data.
Dimulai dari unstructured-uni structure-multi
structure-complicated structure.
Mengomunikasikan
(communicating)
Menyampaikan hasil konseptualisasi.
Dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan,
gambar, atau media lainnya.
Sementara pendekatan tematik-terintegrasi dimaksudkan bahwa dalam
pembelajaran tersebut dibuat per tema dengan mengacu karakteristik peserta didik
16
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,
18
dan dilaksanakan secara integrasi antara tema satu dengan yang lain maupun
antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain. Dalam konteks ini,
setiap guru dituntut lebih kreatif lagi untuk dapat mengintegrasikan mata
pelajaran yang diampu oleh orang lain. Dengan demikian, akan terjadi
keterpaduan yang seimbang sehingga mampu menghasilkan peserta didik yang
memiliki sikap, keterampilan, dan multipengetahuan yang memadai. Dalam
kondisi bagaimanapun peserta didik harapannya mampu menghadapi berbagai
tantangan global di masa mendatang.
1. Kompetensi lulusan
Selanjutnya, yang menjadi karakteristik Kurikulum 2013 adalah kompetensi
lulusan. Dalam konteks ini kompetensi lulusan berhubungan dengan kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi ini sebenarnya sudah ada pada
kurikulum sebelumnya, hanya saja penyebutannya berbeda, misalnya sikap
disebut dengan afektif, pengetahuan disebut dengan kognitif, dan keterampilan
disebut dengan psikomotorik. Selain itu, titik tekannya berubah terbalik. Artinya,
kalau pada kurikulum KTSP yang diutamakan adalah kemampuan pengetahuan
(kognitif), pada Kurikulum 2013 yang diprioritaskan ialah kemampuan sikap
(afektif).
Penentuan kompetensi ini mengacu pada teori tentang takstonomi tujuan
pendidikan yang sudah dikenal secara luas I kalangan para ahli pendidikan.
Berdasarkan teori takstonomi tersebut capaian pembelajaran dapat
dikelompokkan dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Penerapan teori takstonomi dalam tujuan pendidikan di beri berbagai Negara
dilakukan secara adaptif sesuai dengan kebutuhan masing-masing.17 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah
mengadopsi takstonomi dalam bentuk rumusan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
17
19
Ketiga ranah komperensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses
psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan
diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, mencipta”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Penjelasan ini secara
umum dapat digambarkan sebagai berikut:
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Menerima Mengingat Mengamati
Menjalankan Memahami Menanya
Menghargai Menerapkan Mencoba
Menghayati Menganalisis Menalar
Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji
Mencipta
Baik kompetensi sikap, pengetahuan, maupun keterampilan harus berjalan
secara seimbang sehingga peserta didik mampu memiliki ketiga kompetensi
tersebut. Harapannya setelah seesai menempuh bangku pendidikan peserta didik
mempunyai kemampuan hard skill dan soft skill yang mempuni. Kemampuan ini
yang akan menjadi dasar dalam menentukan keberhasilan di mana dan kapan pun
peserta didik berada.18
2. Penilaian
Terakhir yang menjadi karakteristik pembeda dengan kurikulum sebelumnya
ialah pendekatan penilaian yang digunakan. Pada Kurikulum 2013 proses
penilaian pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic
18
20
assessment). Sementara pada kurikulum KTSP penilaian lebih cenderung parsial
dan sepotong-potong. Artinya, yang lebih dominan dalam penilaian ialah
berhubungan kognitif atau hanya melihat hasil tes tertulis yang dikerjakan oleh
peserta didik sehingga untuk persiapan dan proses pembelajaran peserta didik
kurang mendapatkan perhatian maksimal.
Penilaian otentik ialah penilaian secara utuh, meliputi kesiapan peserta didik,
proses, dan hasil belajar. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan
menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik atau bahkan
mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak
pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Dengan kata lain, penilaian otentik
ini dapat lebih mudah membantu para guru dalam mengetahui pencapaian
kompetensi peserta didik yang meliputi, sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Sebab, untuk ketiga kompetensi tersebut ada instrument penilaian
masing-masing.19
4. Pelaksanaan Pembelajaran PAI berbasis Kurikulum 2013
Menurut Permendikbud 81A Tahun 2013 dijelaskan bahwa kegiatan
pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi
kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk
bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat
manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk
memberdyakan smua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang
diharapkan.
19
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,
21
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang lebih menekankan
untuk tercapainya kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
semua terangkum dalam kompetensi hardskill dan softskill. mengacu pada
ketiga kompetensi tersebut, dalam pelaksanaan pembelajaran pun harus
disetting sedemikian rupa sehingga apa yang menjadi tujuan utama
pembelajaran dapat tercapai. Berkenaan dengan hal ini ada beberapa prinsip
harus diperhatikan bersama oleh para guru dalam melaksanakan
pembelajaran, diantaranya: (1) berpusat pada peserta didik, (2)
mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi
menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai,etika,estetika,logika dan
kinestetika, (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui
penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,
kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Berpusat pada peserta didik
maksudnya pembelajaran harus dirancang bahwa yang menjadi subjek belajar
adalah peserta didik, sedangkan guru hanyalah berperan sebaagai fasilitator
dan salah satu sumber belajar bagi peserta didik. Jadi, dalam pelaksanaan
pembelajaran peserta didiklah yang harus lebih aktif untuk mendapatkan
informasi-informasi atau pengetahuan baru pada saat proses pembelajaran
berlangsung.20
Mengembangkan kreatifitas peserta didik dapat dimaknai bahwa
pelaksanaan pembelajaran harus dapat menumbuhkan motivasi peserta didik
untuk terus belajar dan berkreatifitas. Keadaan seperti ini menuntut guru
untuk lebih kreatif dan profesional dalam melaksanakan pembelajaran
bersama-sama peserta didik. Hal ini yang lebih utama guru harus mampu
memberikan suntikan semangat kepada peserta didik untuk terus maju dan
tidak pernah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Menciptakan
kondisi menyenangkan dan menantang artinya dalam pelaksanaan
20
22
pembelajaran peserta didik harus dibawa pada kondisi yang menyenangkan
dan menantang bagi dirinya. Menyenangkan disini dimaknai pembelajaran
harus menarik bagi anak sehingga anak akan merasa tertarik dan tertantang
untuk mengikuti serangkaian pembelajaran yang direncanakan oleh guru.
Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa belajar tidak pernah akan berhasil
dalam arti yang sesungguhnya bila dilakukan dalam suasana yang
menakutkan. Belajar hanya akan efektif bila suasananya-suasana hati peserta
didik-berada dalam kondisi yang menyenangkan. Oleh karenanya, sesulit apa
pun guru harus menciptakan suasana yang menyenangkan bagi peserta didik
supaya materi pembelajaran dapat diterima dan dipahami anal dengan lebih
mudah. Sesulit apa pun materi pembelajaran, jika disampaikan dengan
menyenangkan, peserta didik akan mampu memahaminya.
Menyediakan pengalaman bealajar yang beragam melalui
penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,
kontekstual, efektif, efisien dan bermakna. Artinya, dalam pelaksanaan
pembelajaran diperlukan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang
tetap sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta
didik. Strategi dan metode yang ideal ialah strategi yang maupun metode
pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, dan efisien serta
memiliki kebenaran bagi peserta didik. Kembali berbicara masalah
pelaksanaan pembelajaran tentu tidak bisa terlepas dari Rencana Pelaksaan
Pembelajaran (RPP) yang dibuat. Sebab, RPP merupakan gambaran atau
perencanaan singkat tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan
23
karenanya, seorang guru wajib mempersiapkan RPP terlebih dahulu sebelum
melaksanakan pembelajaran.21
a. Kegiatan awal
Kegiatan awal merupakan kegiatan pendahuluan sebelum memasuki inti
pembelajaran. Biasanya alokasi waktu untuk kegiatan pendahuluan ialah 15
menit. Pada kegiatan ini yang dapat dilakukan oleh guru ialah sebagai berikut.
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
pembelajaran.
2) Mengawali dengan membaca doa pembuka pembelajaran dan salam.
3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari
dan terkait materi yang akan dipelajari.
4) Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang
akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan
pembelajaran atau KD yang akan dicapai.
5) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang
kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan suatu
permasalahan atau tugas.
6) Memberikan motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai
manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan
memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional, dan internasional.22 Dalam kegiatan pendahuluan ini bertujuan untuk menyiapkan peserta
didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.23
21
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,
SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.182
22
Ibid, h.182-183
23
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
24 b. Kegiatan inti
Kegiatan inti adalah kegiatan yang paling penting dan utama dalam
proses pembelajaran. Karena pada kegiatan inilah materi pembelajaran akan
disampaikan dan diberikan kepada peserta didik. Untuk memperoleh
keberhasilan dalam kegiatan inti, peserta harus dipastikan siap dan
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Kegiatan inti merupakan proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.24
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran dan
pembentukan potensi siswa, bagaimana potensi dibentuk pada peserta didik,
dan bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan dan penyampaian
infirmasi-informasi tentang materi pokok, serta melakukan tukar pengalaman
dalam membahas materi. Proses pembentukan kompetensi dikatakan efektif
apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif baik mental, fisik maupun
sosialnya. Kualitas pembentukan kompetensi dapat diihat dari segi proses dan
segi hasil.25
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang meliputi proses observasi,
menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi. Untuk
pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk
melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan
pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau melakukan
pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta
24
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,
SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.183
25
25
didik. Dalam kegiatan inti ini terdapat proses untuk menanamkan sikap
pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik. Proses yang dapat
dilakukan ialah dengan menggunakan pendekatan scientific dan
tematik-integratif. Langkah-langkah dalam mengimplementasikan pendekatan ini
sebagai berikut.
1) Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi
kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan:
melihat, menymak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memrhatikan
(melihat,membaca dan mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau
objek.
2) Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas
kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat,
disimak, dibaca, atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk
dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan
objek yang konkret sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta,
konsep, prosedur, ataupun hal lain yang lebih abstrak.26 3) Mengumpulkan dan mengasosiasikan
Tindak lanjut dan bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu, peserta didik dapat
membaca buku yang lebih banyak, memerhatikan fenomena atau objek
yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan
tersebut terkumpul sejumlah informasi. Informasi menjadi dasar bagi
kegiatan berikutnya, yaitu memproses informasi untuk menemukan
keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari
26
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,
26
keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari
pola yang ditemukan.
4) Mengomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang
ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan, dan
menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan dikelas dan dinilai oleh guru
sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
Kegiatan pembelajaran seperti telah disebutkan diatas, oleh guru dapat
dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Artinya,
pelaksanaan pembelajaran tidak mengharuskan tatap muka antara guru
dan peserta didik, akan tetapi pembelajaran dapat dilakukan di mana saja
yang dikehendaki, selama masih berpedoman pada perencanaan dan
kompetensi yang hendak disampaikan.
Dalam kurikulum 2013, pembelajaran langsung dimaknai sebagai
proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berfikir, dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi
langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP
berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung
tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya,
menympulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan
mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan
analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan prngrtahuan dan
keterampilan langsung atau yang disebut dengan instuctional effect.
Sementara pembelajaran tidak langsung, yaitu proses pendidikan yang
terjadi selama proses pembelajaran langsung, tetapi tidak dirancang dalam
kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan
pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai
dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata
27
moral dan perilaku dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh
karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan
yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kulikuler
dan ekstrakulikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan
moral dan prilaku yang terkait dengan sikap. Itulah gambaran tentang
pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013. Dengan menggunakan
berbagai pendekatan dan model pembelajaran harapannya tujuan
pembelajaran lebih mudah tercapai. Dengan kata lain kompwtwnsi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dapat tertanam dengan baik di benak
peserta didik setelah mereka menempuh kegiatan pembelajaran.27
c. Kegiatan akhir
Kegiatan akhir atau penutup adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk
mengakhiri proses pembelajaran. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan oleh guru
untuk menarik kesimpulan tentang materi pembelajaran yang baru saja
dilaksanakan. Guru dan peserta didikk melakukan refleksi dan evaluasi untuk
melihat tingkat keberhasilan pembelajaran. Waktu yang dapat digunakan untuk
kegiatan penutup ialah 10 menit terakhir. Beberapa aktivitas yang dapat
dilakukan oleh guru dan peserta didik pada saat kegiatan akhir ini ialah sebagai
berikut.
1) Menarik kesimpulan terhadap seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran
dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama-sama
menemukan manfaat langsung maupun tdiak langsung dari hasil
pembelajaran yang telah berlangsung.
2) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik
tugas individual maupun kelompok.
27
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,
28
4) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.28
5. Model atau Metode Pembelajaran yang dapat Diterapkan pada Kurikulum 2013
Ada bebrapa model atau metode pembelajaran yang dapat membuat peserta
didik aktif dan tentunya dapat dijadikan acuan pada proses pembelajaran di
kelas untuk kurikulum 2013, antara lain sebagai berikut:
a. Metode Pembelajaran Kolaborasi
Strategi pembelajaran kolaborasi atau collaboration learning merupakan
strategi yang menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil dan
memberinya tugas di mana mereka saling membantu untuk menyelesaikan
tugas atau pekerjaan kelompok. Dan dukungan sejawat, keragaman
pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu siswa dalam
mewujudkan belajar kolaboratif. Strategi yang dapat diterapkan antara lain
mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim quiz dan lain
sebagainya.
b. Metode Pembelajaran Individual
Metode pembelajaran individu atau individual learning memberikan
kesempatan kepada peserta didik secara mandiri untuk dapat berkembang
dengan baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dan strategi yang
dapat diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, galeri
proses dan lain sebagainya.29
28
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,
SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.186-187
29
29
c. Metode Pembelajaran Teman Sebaya
Ada pendapat yang mengatakan seperti ini,”satu mata pelajaran benra -benar dikuasai apabila seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada
pesera didik lain”. Dengan mengajar teman sebaya peer learning
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu
dengan baik. Dan tentunya pada waktu yang bersamaan, ia menjadi
narasumber bagi temannya. Strategi yang dapat diterapkan antara lain:
pertukaran dari kelompok ke kelompok, belajar melaui jigsaw, studi kasus
dan proyek, pembacaan berita, penggunaan lembar kerja, dan lain
sebagainya.
d. Model Pembelajaran Sikap
Aktivitas belajar afektif atau affective learning membantu peserta didik
untuk menguji perasaan, nilai, dan sikap-sikapnya. Strategi yang
dikembangkan dalam model pembelajaran ini di desain untuk
menumbuhkan kesadaran akan perasaan, nilai dan sikap peserta didik.
Strategi yang dapat diterapkan antara lain: mengamati sebuah alat bekerja,
penilaian diri dan teman, demonstrasi, mengenal diri sendiri, possisi
penasihat.30
e. Model Pembelajaran Bermain
Permainan (game) sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis yang
jarang peserta didik lupakan. Humor atau kejenakaan merupakan pintu
pembuka simpul-simpul kreativitas, dengan latihan lucu, tertawa,
tersenyum peserta didik akan mudah menyerap pengetahuan yang
diberikan. Permainan akan membangkitkan energi dan keterlibatan belajar
peserta didik. Srategi yang dapat diterapkan antara lain: tebak gambar,
tebak kata, tebak benda dengan sticker yang ditempel dipunggung lawan,
teka-teki, sosio drama, dan bermain peran.
30
30
f. Model Pembelajaran Kelompok
Model pembelajaran kelompok (coorative learning) sering digunakan pada
setiap kegiatan belajar-mengajar karena selain hemat waktu juga efektif,
apalagi jika metode yang diterapkan sangat memadai untuk perkembangan
peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain: proyek kelompok,
diskusi terbuka, bermain peran.31
g. Model Pembelajaran Mandiri
Model pembelajaran mandiri (independent learning) peserta didik belajar
atas dasar kemampuan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan
yang dimiliki dengan memfokuskan dan mempertimbangkan keinginan.
h. Model Pembelajaran Multimodel
Pembelajarn multimodel dilakukan dengan maksud akan mendapatkan
hasil yang optimal dibandngkan dengan hanya satu model. Strategi yang
dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah proyek, modifikasi,
demonstrasi, dan lain sebagainya.32
6. Pengertian Penilaian dan Penilaian Autentik
Pada kurikulum 2013, siswa tidak lagi menjadi obyek dari pendidikan, tapi
justru menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema dan materi yang ada.
Dan dengan adanya perubahan ini, tentunya berbagai standar dalam komponen
pendidikan akan mengalami perubahan. Mulai dari standar isi, standar proses
maupun standar kompetensi lulusan, dan bahkan standar penilaianpun juga
mengalami perubahan.
Ada dua macam penilaian, diantaranya:
31
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapannya, (Surabaya: Kata Pena, 2014), cet. Ke-4, h.44
32
31
a. Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
b. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil
belajar secara utuh. Penilaian autentik juga bisa diartikan sebagai upaya
pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan
tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, serta
meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral
terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan
sebagainya.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah
(scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum
2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan
hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya,
menalar, mencoba, dan membangun jejaring.33
Pada penilaian autentik ada kecenderungan yang focus pada tugas-tugas
kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan
kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrument penilaian yang
memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk
tugas-tugas seperti:
1) Membaca dan meringkasnya
2) Eksperimen
3) Mengamati
33
32
4) Survei
5) Projek
6) Makalah
7) Membuat multi media
8) Membuat karangan, dan
9) Diskusi kelas
7. Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jejaring pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Objektif
Penilaian berbasis pada standar (prosedur dan kriteria yang jelas) dan tidak
dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
b. Terpadu
Penilaian dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran,
dan berkesinambungan.
c. Ekonomis
Penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporannya.
d. Transparan
Prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat
diakses oleh semua pihak.
e. Akuntabel
Penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun
eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.34
34
33
f. Sistematis
Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku.
g. Edukatif
Mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan criteria (PAK)
atau penilaian acuan patokan (PAP). PAK atau PAP merupakan penilaian
pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM).
KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan
pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan
dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.35
8. Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian
a. Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat
digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar
yang telah ditetapkan.
b. Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrument yang digunakan penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
1) Penilaian kompetensi sikap
Melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian “teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik, dan jurnal.
35
34
2) Observasi
Teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Criteria instrumen observasi:
a) Mengukur aspek sikap (bukan pengetahuan atau keterampilan) yang
dituntut pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
b) Sesuai dengan kompetensi yang akan diukur
c) Memuat indikator sikap yang dapat diobservasi
d) Mudah untuk digunakan
e) Dapat merekam sikap peserta didik
f) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya
dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan
berupa lembar penilaian diri.
Keuntungan penggunaan teknik penilaian diri dalam penilaian di kelas
sebagai berikut:
a) Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka
diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri
b) Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika
mereka melakukan penilaian harus melakukan introspeksi terhadap
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya
c) Dapat mendorong, membiasakan, melatih peserta didik untuk berbuat
jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan obyektif dalam
melakukan penilaian.36
Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
36
35
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar
peserta didik. Kriteria instrumen penilaian antarteman:
a) Sesuai dengan kompetensi dan indikator yang dapat diukur
b) Indikator dilakukan melalui pengamatan peserta didik
c) Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak
berpotensi munculnya penafsiran makna ganda atau berbeda
d) Menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik
e) Menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta
didik
f) Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata
atau sebenarnya dan dapat diukur
g) Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)
h) Memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan
satu kompetensi peserta didik
i) Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level
terendah sampai kemampuan tertinggi37
C. Hasil Penelitian Yang Relevan
Secara umum penelitian tentang implementasi kurikulum sudah dilakukan
sebelumnya, diantaranya adalah:
1. Muhammad Faizal yang berjudul “Implementasi Kurikulum 2013
pada Mata Pejaran Matematika di MTs. Negri 1 Kota Bekasi”. Jakarta:
Program Studi Pendidikan Mtematik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negri Syarief Hidayatullah Jakarta 2014.
Penelitian mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Mata
Pelajaran Matematika di MTs. Negri 1 Kota Bekasi sudah dapat
37
36
terlaksana dengan cukup baik. Hal ini kompetensi atau pemahaman
guru terhadap Kurikulum 2013 sudah baik. Sebagian besar guru masih
belum memiliki kecakapan dalam pengelolaan kelas dan penataan
ruang kelas, penciptaan suasana pembelajaran yang kondusif sudah
mulai dapat diwujudkan dan fasilitas pembelajaran sudah mencukupi.
2. Rukmiati yang berjudul “Pengaruh Implementasi Kurikulum 2013 terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di
MAN Insan Cendikia Serpong”. Jakarta: Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Syarief
Hidayatullah Jakarta 2010. Penelitian mengenai Pengaruh
Implementasi Kuriulum 2013 di MAN Insan Cendikia sudah
dilaksanakan dengan baik pada tahap pra-intruksional, tahap
intruksional dan evaluasi. Dilihat dari prestasi belajar siswa sebesar
86% cukup baik dengan jumlah rata-rata 8.
Persamaan hasil penelitian 1 dan 2 dengan hasil penelitian penulis yaitu
sama-sama meneliti tentang implementasi kurikulum 2013, dari mulai
penyusunan program, proses pembelajaran dan evaluasi pada kurikulum, dan
sama-sama melakukan observasi ke lapangan untuk memperoleh data.
Perbedaannya hasil penelitian 1 dan 2 dengan hasil penelitian penulis
adalah, pada penelitian 1 menggunakan metode penelitian deskriptif statistik
yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan data sebagaimana adanya, pada penelitian 2 menggunakan
matode korelasional melalui penelitian lapangan, sedangkan peneliti
menggunakan metode penelitian kualitatif, sering disebut metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang
alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh
37
tersebut. Pada penelitian 1 dan 2 menggunakan teknik pengumpulan data
menggunakan angket untuk memperoleh data, sedangkan peneliti tidak
38 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 03 Tangerang Selatan, karena SMPN 03
Tangerang Selatan salah satu sekolah yang sudah memakai kurikulum 2013 dalam
proses belajar mengajar sehingga dapat mempermudah dalam melakukan
penelitian. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai sejak Tanggal 02 Oktober 2013
sampai dengan 22 Oktober 2013.
B. Metodelogi Penelitian
Metode yang digunakan untuk mengkaji mengenai implementasi
pembelajaran PAI berbasis kurikulum 2013 di SMPN 03 Tang-Sel adalah metode
kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).
Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek
yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran
peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut.38
Dijelaskan juga dalam bukunya Nana Sayodih Sukmadinata metode kualitatif
yakni “suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena atau peristiwa. Dengan pendekatan penelitian deskriptif yaitu penelitian
yang ditunjukkan untuk menggambarkan fenomea-fenomena yang ada yang
berlangsung saat ini atau saat yang lampau.39 Alasan memilih pendekatan
38
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet. Ke-18, h.8
39