• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ali Fahruddin 1 ABSTRAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ali Fahruddin 1 ABSTRAK."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR DAERAH SEBAGAI STRATEGI

PENINGKATAN PELAYANAN DASAR PADA DAERAH TERISOLIR DI DESA

SUNGAI BENUH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

INTER-REGIONAL GOVERNMENT COOPERATION AS A STRATEGY FOR INCREASING

BASIC SERVICES IN INSULATED REGIONS IN BENUH RIVER VILLAGE, TANJUNG

JABUNG TIMUR REGENCY

Ali Fahruddin

1

1

Bappeda Kabupaten Tanjung Jabung Timur

alifahruddin34@gmail.com

ABSTRAK

Tanggung jawab dan beban kerja Pemerintah Daerah (Pemda) semakin bertambah dibanding masa-masa sebelumnya dengan adanya kebijakan otonomi luas (big bang decentralization) yang berkembang pesat. Daerah sebagai ujung tombak fungsi pelayanan umum dan pembangunan, di sisi lain masih dihadapkan pada keterbatasan kualitas dan kuantitas sumber daya baik anggaran, SDM maupun sarana prasarana. Studi ini bertujuan mengidentifikasi strategi pengembangan kerjasama antar daerah, diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam peningkatan pelayanan dasar daerah terisolir yaitu Desa Sungai Benuh sebagai desa perbatasan dengan Desa Tanah Pilih Kabupaten Banyuasin. Studi ini merupakan studi deskriptif kualitatif, pemilihan lokasi purposive sampling berdasarkan kriteria desa Benuh merupakan desa terisolir dan berbatasan dengan desa Tanah Pilih Kabupaten Banyuasin. Hasil studi menunjukkan bahwa desa Sungai Benuh saat ini memang sangat membutuhkan percepatan pembangunan melalui strategi pengembangan kerjasama antar pemerintah daerah, meliputi; (1) perencanaan pembangunan infrastruktur jembatan penghubung antara kedua desa dengan fasilitasi dan penyediaan lahan untuk pembangunan jembatan dan jalan menuju jembatan dilakukan oleh masing-masing Pemerintah Kabupaten (2) penyediaan tenaga medis tambahan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuasin dan peningkatan sarana prasarana kesehatan di Desa Sungai Benuh oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur (3) pendirian SMP dilengkapi asrama oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur di Desa S. Benuh yang juga akan mengakomodir anak didik tamatan SD Desa Tanah Pilih, sementara Pemerintah Kabupaten Banyuasin akan meningkatkan sarana prasarana SD di Desa Tanah Pilih dengan mengakomodir anak didik berasal dari Desa Benuh (4) Pemerintah Kabupaten Banyuasin bekerjasama dengan Provider Telkomsel mendirikan tower selular di tahun 2019, sementara Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur menyiapkan data pendukung, surat dukungan dari desa, kecamatan maupun Pemerintah Kabupaten (5) Pemerintah Kabupaten Banyuasin membangun sarana air bersih untuk dua desa tersebut sementara Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur memfasilitasi dan membantu pencarian sumber mata air (6) bersama-sama mengusulkan sambungan jaringan listrik dari wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur sampai Desa Tanah Pilih (7) bersama-sama mengusulkan pembangunan Pemecah Ombak untuk pantai di kedua desa (kawasan permukiman warga).

Kata Kunci: Kerjasama Daerah; Desa Sungai Benuh; Pelayanan Dasar; Wilayah Perbatasan

ABSTRACT

Responsibilities and workload of the Regional Government (Pemda) keep increasing compared to previous times with the existence of a policy of broad autonomy (big bang decentralization) growing rapidly. Regions as the spearhead of the functions of public services and development, on the other site still faced with the limitations of the quality and quantity resources, both budget, human resources and infrastructure. The study aims to identify strategies for the development of inter-regional cooperation, initiated by the Government of East Tanjung Jabung District to improve the basic services of isolated regions, Benuh Village as a border village with the Tanah Pilih Village in Banyuasin District. This study was a qualitative descriptive study, the selection site was conducted by conducting a purposive sampling, Benuh village was an isolated village and borders the Tanah Pilih village of Banyuasin District. The results of the study indicate that the Benuh village is currently in dire need of accelerating development through a strategy to develop cooperation between local governments, including; (1) planning the construction of the bridge connecting infrastructure between the two villages with facilitation and provision of land for the construction of bridges and roads to the bridge carried out by each Regency Government (2) provision of additional medical personnel by the Banyuasin District Government and improvement of health infrastructure in Benuh Village by the East Tanjung Jabung District Government (3) the

(2)

establishment of Secondary School was equipped with a dormitory by the East Tanjung Jabung District Government in Benuh Village which will also accommodate students from the Tanah Pilih Village Elementary School, while the District Government. Banyuasin will increase the infrastructure of elementary schools in Tanah Pick Village by accommodating students from Benuh Village (4) Regency Government. Banyuasin cooperates with Telkomsel Provider to establish cellular towers in 2019, while East Tanjung Jabung Regency Government prepares supporting data, letters of support from villages, sub-districts and regencies (5) Banyuasin District Government builds clean water facilities for the two villages while East Tanjung Jabung District Government facilitates and assists source searches spring (6) jointly proposes an electricity network connection from the East Tanjung Jabung District Governent to Tanah Pilih Village (7) jointly proposed the construction of Wave Breakers for the beach in both villages (residential areas).

Key Words: Regional Cooperation; Benuh River Village; Basic Services; Border Region

PENDAHULUAN

Tanggung jawab dan beban kerja Pemerintah Daerah (Pemda) semakin bertambah dibanding masa-masa sebelumnya dengan adanya kebijakan ekonomi luas (big bang decentralization) yang berkembang pesat sejak 1999. Kebijakan ini menempatkan daerah (khususnya kabupaten/kota) sebagai ujung tombak penyelenggaraan fungsi pelayanan umum dan pembangunan. Sejalan dengan hal tersebut, maka daerah diberikan kewenangan yang luas untuk menjalankan urusan-urusan pemerintahan, serta hak untuk menggali berbagai potensi dan sumber pendapatan guna mendukung implementasi urusan-urusan pemerintahan tadi secara optimal. Sementara di sisi lain, pemerintah daerah masih dihadapkan berbagai permasalahan klasik berupa keterbatasan kualitas dan kuantitas sumber daya, baik anggaran, SDM maupun sarana dan prasarana. Hal ini mengharuskan jajaran apparat daerah untuk berfikir secara kreatif dan inovatif untuk membangun system manajemen pemerintahan yang lebih efektif dan efisien (Utomo, 2005).

Salah satu strategi yang dapat ditempuh yaitu mengembangkan pola-pola partisipasi, kerjasama dan kemitraan dalam penyelenggaraan suatu urusan dan atau kewenangan tertentu. Selain karena keterbatasan sumber daya, urgensi penyelenggaraan kerjasama juga didorong oleh adanya perkembangan dinamika kehidupan masyarakat yang semakin tinggi. Potensi suatu daerah pada dasarnya berbeda antar daerah lain, demikian halnya dengan keterbatasan yang dimiliki (Adisasmita, Rahardjo, 2006). Lebih jauh keterbatasan di dalam melaksanakan pembangunan mengakibatkan ketimpangan pemerataan hasil pembangunan dan pelayanan publik. Tidak jarang masyarakat yang lebih dekat dan lebih mudah mengakses daerah lain daripada ke ibukotanya sendiri, sehingga berbagai kebutuhan dasarnya seringkali juga tidak terpenuhi dari daerah tetangganya (Utomo, 2005; Sari, M.AP., Wahyudi, A, 2011). Hal ini dibuktikan oleh penelitian Jesley, 2016 pada studi kasus di kecamatan Kayan Selatan yang menunjukkan masih belum optimalnya perkembangan pembangunan infrastruktur di daerah perbatasan meliputi jalan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, sarana ibadah, transportasi dan fasilitas lainnya yang belum memadai serta belum mencapai standar (Jesly,K, 2016). Demikian halnya dengan pembangunan sumber daya manusia pada wilayah perbatasan Kabupaten Pulau Bintan (Afrizal, Kustiawan, Saragih.R, 2016).

Semangat otonomi yang sudah berlangsung lama selalu mengamatkan kepada daerah agar membuka ruang kerjasama antar daerah didalam memaksimalkan pelayanan. Menyikapi ketentuan Pasal 369 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pemerintah perlu mengeluarkan perangkat aturan yang mengatur tentang kerjasama daerah berupa Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2018 tentang Kerja Sama Daerah dan selanjutnya menjadi landasan yang jelas untuk daerah membuka ruang kerja sama. Menurut peraturan pemerintah ini, kerjasama daerah terdiri atas 2 (dua) kategori, yaitu kerja sama wajib dan kerjasama sukarela. Kerjasama wajib dilaksanakan oleh 2 (dua) atau lebih daerah yang berbatasan untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan yang memiliki eksternalitas lintas daerah dan penyediaan layanan publik yang lebih efisien jika dikelola bersama; dan kerjasama sukarela yang dilaksanakan oleh 2 (dua) atau lebih daerah yang berbatasan atau tidak berbatasan untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah namun dipandang lebih efektif dan efisien jika dilaksanakan dengan bekerja sama dengan harapan dapat mengurangai kesenjangan antardaerah dalam penyediaan pelayanan public khususnya yang ada diwilayah terpencil, daerah yang berbatasan, dan daerah tertinggal (PP No.28 Tahun 2018)

Kerjasama pada wilayah perbatasan telah dibangun antara Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan Pemerintah Kabupaten Banyuasin pada tahun 2016, akan tetapi belum terlihat kemajuan yang signifikan terhadap rencana mengimplentasikan kesepakatan tersebut. Kesepakatan

(3)

dibangun berdasarkan kondisi geografis dari masing-masing desa perbatasan yang memiliki akses jauh dan sulit dari ibukota kabupaten, dan bahkan membuat kedua desa ini menjadi terisolir. Desa Sungai Benuh sebagai ujung batas Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan desa yang hanya dapat ditempuh melalui perjalanan darat kendaraan roda dua selama 3 jam dari ibukota kecamatan Sadu, atau 6-8 jam dengan armada pompong (transportasi air). Desa ini berbatasan dengan Desa Tanah Pilih Kabupaten Banyuasin dengan Sungai Benuh sebagai pembatasnya, yang memiliki kedalaman ≥ 35 M air surut dan ≥ 70 M air pasang. Sementara Desa Tanah Pilih merupakan desa yang dibatasi oleh hutan lindung Tanam Nasional Berbak Sembilang sehingga akses ke ibukota kecamatan dari Kabupaten Banyuasin melalui darat tidak ada, hal ini mengakibatkan desa ini tidak memiliki akses ke ibukota kecamatannya. Kondisi yang ada pada saat ini di Desa Sungai Benuh adalah desa ini hanya memiliki 1 unit Puskesmas Pembantu dengan kondisi bangunan rusak di tahun 2017, dan hanya memiliki 1 orang bidan desa honorer. Sarana pendidikan yang dimiliki hanya PAUD dengan bangunan menumpang pada kantor desa, SD yang telah tutup di tahun 2013 karena tidak ada guru dan siswa. Anak-anak usia SD bersekolah di Desa Tanah Pilih, dengan transportasi pompong selama 5 menit. Penghasilan utama masyarakat desa yaitu nelayan, dengan potensi ikan dan udang yang cukup besar.

Studi ini dilakukan untuk mendukung percepatan realisasi kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Pemerintah Kabupaten Banyuasin sebagai strategi peningkatan pelayanan dasar di Desa Sungai Benuh dan juga Desa Tanah Pilih.

METODOLOGI

Pendekatan yang digunakan dalam studi ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif di desa Sungai Benuh Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagai desa yang terisolir, sebagai desa perbatasan dengan Kabupaten Banyuasin. Studi dilakukan selama 3 bulan dengan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, FGD antar Pemerintah Kabupaten masing-masing dan kesepakatan. Studi merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman yang telah disepakati oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan Pemerintah Kabupaten Banyuasin, dengan mendiskusikan langkah-langkah percepatan berupa strategi di dalam perwujudan kesepakatan tersebut. Identifikasi aspek pelayanan dasar dilakukan berdasarkan analisis USG (Urgensi, Serious, Growth), penentuan strategi berdasarkan analisis SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunities, Threats) dan penentuan strategi prioritas berdasarkan analisis Mc. Namara dengan 5 kriteria yaitu efektifitas, kemudahan, manfaat, waktu dan biaya. Tiap kriteria diberikan skor antara 1-5. Total skor tertinggi merupakan solusi permasalahan (Sianipar & Entang, 2001).

HASIL

Identifikasi Aspek Pelayanan Dasar di Desa Sungai Benuh

Desa Sungai Benuh Kec. Sadu merupakan salah satu Desa yang terletak paling Timur di wilayah Kab. Tanjung Jabung Timur, dengan luas wilayah hanya ± 273,3 Ha, Ketinggian Daratan berada pada 1-3 mdpl dengan jarak tempuh melalui Jalur darat menuju Ibu Kota Kecamatan Sadu ± 79 Km. Penduduk Desa Sungai Benuh mayoritas pendatang dari Pulau Sulawesi dengan etnis suku Bugis, jumlah Rumah Tangga saat ini ± 36 KK dengan populasi ± 140 jiwa. Adapun sumber mata pencaharian masyarakat Desa pada umumnya berprofesi sebagai Nelayan. Untuk memenuhi pelayanan, pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur telah membangunan sarana seperti Puskesmas Pembantu dengan tenaga 1 orang bidan, gedung kantor kepala desa, jalan jerambah penghubung antar rumah warga. Sedangkan jalan menuju desa masih sangat terbatas dengan kondisi tidak dapat dilalui pada musim hujan. Sedangkan bangunan sekolah tidak ada. Anggaran pembangunan yang diberikan kepada desa melalui APBD sangat minim bahkan tidak ada. Sehingga untuk membangun infrastruktur sangat menghandalkan anggaran APBDes.

Strategi Peningkatan Pelayanan Dasar Pada Daerah Perbatasan

Penentuan strategi peningkatan pelayanan dasar pada daerah terisolir Desa Sungai Benuh Kabupaten Tanjung Jabung Timur dilakukan dengan menentukan penilaian aspek pelayanan dasar berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan melalui analisis USG (Urgensi, Serious, Growth) menggunakan skala Likert (1-5), seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Identifikasi Aspek Pelayanan Dasar berdasarkan Urgensi (U), Serious (S), Growth (G).

No Aspek Kekuatan (Strenghts) Kriteria Total

Nilai

(4)

FAKTOR INTERNAL

1 Perikanan Sumber ikan dan udang yang potensial 4 3 4 11 2 infrastruktur Tersedianya badan jalan dari kecamatan

ke Desa Sungai Benuh 5 5 5 15

3 Air bersih Ketersediaan sumber air baku untuk air

bersih 5 5 4 14

4 Sosial Dukungan masyarakat kecamatan dan

desa di perbatasan 4 4 4 12

5 pendidikan Ketersediaan lahan eks SD Sungai

Benuh untuk membangun SMP 5 4 4 13

No Aspek Kelemahan (Weaknesses) Kriteria Total

Nilai

U S G

1 Infrastruktur

Belum tersedianya jembatan

penghubung antar Desa Sungai Benuh dan Desa Tanah Pilih (Kabupaten Banyuasin Prov. Sumsel)

5 5 5 15

2 Anggaran Keterbatasan anggaran untuk

pengelolaan sumber daya air 4 4 4 12 3 Yankes Minimnya alat kesehatan Pustu dan

terbatasnya tenaga medis 5 5 4 14

4 Listrik dan telekomunikasi

Belum tersedinya listrik dan

telekomunikasi 5 5 3 13

No Aspek Peluang (Opportunities) Kriteria Total

Nilai

U S G

1 Pangan & Perindustrian

Potensi SDA sumber protein tinggi,

yaitu ikan dan udang 4 4 4 12

3 Sosial Politik

Dukungan Pemerintah Kabupaten Banyuasin untuk membangun manusia dan peningkatan pelayanan dasar

5 5 5 15

4 Pendidikan Ketersediaan SD di Desa Tanah Pilih

Kab Banyuasin 5 5 4 14

No Aspek Tantangan (Threat)

Kriteria Total

Nilai

U S G

1 Sumber Daya Air Kondisi pantai mengalami abrasi hingga

mendekati permukiman warga 5 5 5 15 2 Lingkungan Adanya kawasan konservasi 5 5 4 14 3 Listrik Tidak tersedia jaringan listrik 5 5 3 13 Sumber: Data Primer

Berdasarkan hasil dari identifikasi faktor terkait upaya pemberantasan menurut prioritas USG, maka diperoleh factor-faktor kunci yang kemudian dimasukkan dalam formulasi strategi SWOT seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Formulasi Strategi SWOT terhadap Peningkatan Pelayanan Dasar Kekuatan/Strenght (S)

1. Ketersediaan sumber air baku untuk air bersih 2. Tersedianya badan jalan dari

kecamatan ke Desa Sungai Benuh

3. Ketersediaan lahan eks SD Sungai Benuh untuk membangun SMP

Kelemahan/Weakness (W) 1. Belum tersedianya jembatan

penghubung antar Desa Sungai Benuh dan Desa Tanah Pilih

2. Minimnya alat kesehatan Pustu dan terbatasnya tenaga medis

3. Belum tersedianya listrik dan telekomunikasi Peluang/Opportunity (O)

1. Dukungan Pemerintah Kabupaten Banyuasin untuk membangun

Strategi S=O

1. Pemerintah Kabupaten Banyuasin membangun

Strategi W=O

1. Bersama-sama mengusulkan sambungan jaringan listrik FAKTOR EKSTERNAL

(5)

manusia dan peningkatan pelayanan dasar

2. Ketersediaan SD di Desa Tanah Pilih Kab Banyuasin

sarana air bersih untuk dua desa tersebut sementara Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur memfasilitasi dan membantu pencarian sumber mata air 2. Pendirian SMP dilengkapi

asrama oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur di Desa Sungai Benuh yang juga akan mengakomodir anak didik tamatan SD Desa Tanah Pilih, sementara Pemerintah Kabupaten Banyuasin akan meningkatkan sarana prasarana SD di Desa Tanah Pilih dengan mengakomodir anak didik berasal dari Desa Sungai Benuh

dari wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur sampai Desa Tanah Pilih 2. Peningkatan koordinasi

masing-masing Pemerintah Kabupaten ke Dinas Provinsi

Ancaman/Threats (T)

1. Kondisi pantai mengalami abrasi hingga mendekati permukiman warga

2. Adanya kawasan konservasi 3. Tidak tersedia jaringan listrik

Strategi S=T

1. Perencanaan pembangunan infrastruktur jembatan penghubung antara kedua desa dengan fasilitasi dan penyediaan lahan untuk pembangunan jembatan dan jalan menuju jembatan dilakukan oleh masing-masing Pemerintah Kabupaten

2. Penyediaan tenaga medis tambahan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuasin dan peningkatan sarana

prasarana kesehatan di Desa Sungai Benuh oleh

Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur 3. Pemerintah Kabupaten

Banyuasin bekerjasama dengan Provider Selular mendirikan tower selular di tahun 2019, sementara Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur menyiapkan data

pendukung, surat dukungan dari desa, kecamatan maupun Pemerintah Kabupaten

Strategi W=T

1. Bersama-sama mengusulkan pembangunan Pemecah Ombak untuk pantai di kedua desa (kawasan permukiman warga 2. Pengajuan bersama untuk

legalitas penggunaan jalan yang melalui kawasan konservasi

(6)

Dari tabel 2 dapat dirumuskan strategi sebagai berikut:

Strategi S-O (strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang):

1. Pemerintah Kabupaten Banyuasin membangun sarana air bersih untuk dua desa tersebut sementara Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur memfasilitasi dan membantu pencarian sumber mata air

2. Pendirian SMP dilengkapi asrama oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur di Desa S. Benuh yang juga akan mengakomodir anak didik tamatan SD Desa Tanah Pilih, sementara Pemerintah Kabupaten Banyuasin akan meningkatkan sarana prasarana SD di Desa Tanah Pilih dengan mengakomodir anak didik berasal dari Desa Benuh

Strategi S-T (strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman) :

1. Perencanaan pembangunan infrastruktur jembatan penghubung antara kedua desa dengan fasilitasi dan penyediaan lahan untuk pembangunan jembatan dan jalan menuju jembatan dilakukan oleh masing-masing Pemerintah Kabupaten

2. Penyediaan tenaga medis tambahan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuasin dan peningkatan sarana prasarana kesehatan di Desa Sungai Benuh oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur 3. Pemerintah Kabupaten Banyuasin bekerjasama dengan provider mendirikan tower selular di tahun

2019, sementara Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur menyiapkan data pendukung, surat dukungan dari desa, kecamatan maupun Pemerintah Kabupaten

Strategi W-O (strategi yang memiminalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang) :

1. Bersama-sama mengusulkan sambungan jaringan listrik dari wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur sampai Desa Tanah Pilih

2. Peningkatan koordinasi masing-masing Pemerintah Kabupaten ke Dinas Provinsi Strategi W-T (strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman):

1. Bersama-sama mengusulkan pembangunan Pemecah Ombak untuk pantai di kedua desa (kawasan permukiman warga

2. Pengajuan bersama untuk legalitas penggunaan jalan yang melalui kawasan konservasi

Tahap selanjutnya yaitu memilih prioritas strategi berdasarkan 5 kriteria yang dinilai dari setiap alternatif yaitu efektifitas, kemudahan, manfaat, waktu dan biaya menurut teori tapisan Mc. Namara, dengan menentukan, seperti pada tabel 3 berikut:

Tabel 3. Metode dan scoring alternatif solusi tapisan Mc. Namara No Alternatif Strategi Efekti

vitas Kemud ahan Manf aat Wakt u Biaya Jml Rangk ing 1 Perencanaan pembangunan

infrastruktur jembatan penghubung antara kedua desa dengan fasilitasi dan penyediaan lahan untuk pembangunan jembatan dan jalan menuju jembatan dilakukan oleh masing-masing Pemerintah Kabupaten

5 5 5 5 5 25 1

2 Penyediaan tenaga medis tambahan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuasin dan peningkatan sarana prasarana kesehatan di Desa Sungai Benuh oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

5 4 4 5 5 23 3

3 Pendirian SMP dilengkapi asrama oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur di Desa S. Benuh yang juga akan mengakomodir anak didik tamatan SD Desa Tanah Pilih, sementara Pemerintah Kabupaten Banyuasin akan meningkatkan sarana prasarana SD di Desa Tanah Pilih

(7)

dengan mengakomodir anak didik berasal dari Desa Benuh

4 Pemerintah Kabupaten Banyuasin bekerjasama dengan Provider mendirikan tower selular di tahun 2019, sementara Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur menyiapkan data pendukung, surat dukungan dari desa, kecamatan maupun Pemerintah Kabupaten

5 4 5 4 5 23 4

5 Pemerintah Kabupaten Banyuasin membangun sarana air bersih untuk dua desa tersebut sementara Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur memfasilitasi dan membantu pencarian sumber mata air

4 4 5 4 5 22 6

6 Bersama-sama mengusulkan sambungan jaringan listrik dari wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur sampai Desa Tanah Pilih

5 4 5 4 5 23 5

7 Bersama-sama mengusulkan pembangunan Pemecah Ombak untuk pantai di kedua desa (kawasan permukiman warga)

4 4 5 4 5 22 7

8 Peningkatan koordinasi masing-masing Pemerintah Kabupaten ke Dinas Provinsi

4 4 5 4 4 21 8

9 Pengajuan bersama untuk legalitas penggunaan jalan yang melalui kawasan konservasi

5 5 4 3 4 21 8

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, maka didapat urutan strategi berdasarkan nilai yang terbesar hingga yang terkecil. Strategi dengan nilai yang terbesar merupakan strategi prioritas dan dilanjutkan dengan strategi yang mendapatkan nilai lebih rendah. Urutan strategi untuk pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri di Provinsi Jambi sebagai berikut:

1. Perencanaan pembangunan infrastruktur jembatan penghubung antara kedua desa dengan fasilitasi dan penyediaan lahan untuk pembangunan jembatan dan jalan menuju jembatan dilakukan oleh masing-masing Pemerintah Kabupaten;

2. Pendirian SMP dilengkapi asrama oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur di Desa Sungai Benuh yang juga akan mengakomodir anak didik tamatan SD Desa Tanah Pilih, sementara Pemerintah Kabupaten Banyuasin akan meningkatkan sarana prasarana SD di Desa Tanah Pilih dengan mengakomodir anak didik berasal dari Desa Sungai Benuh;

3. Penyediaan tenaga medis tambahan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuasin dan peningkatan sarana prasarana kesehatan di Desa Sungai Benuh oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur; 4. Pemerintah Kabupaten Banyuasin bekerjasama dengan provider mendirikan tower selular di tahun

2019, sementara Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur menyiapkan data pendukung, surat dukungan dari desa, kecamatan maupun Pemerintah Kabupaten;

5. Bersama-sama mengusulkan sambungan jaringan listrik dari wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur sampai Desa Tanah Pilih;

(8)

6. Pemerintah Kabupaten Banyuasin membangun sarana air bersih untuk dua desa tersebut sementara Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur memfasilitasi dan membantu pencarian sumber mata air;

7. Bersama-sama mengusulkan pembangunan Pemecah Ombak untuk pantai di kedua desa (kawasan permukiman warga);

8. Peningkatan koordinasi masing-masing Pemerintah Kabupaten ke Dinas Provinsi; 9. Pengajuan bersama untuk legalitas penggunaan jalan yang melalui kawasan konservasi. PEMBAHASAN

Keterbatasan kemampuan yang dimiliki tidak menyurutkan langkah Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi untuk membangun daerah dan melayani masyarakat terutama untuk wilayah pembangunan yang jauh dari pusat pemerintah kabupaten yang berada pada wilayah perbatasan. Membangun kerjasama antar daerah menjadi strategi memenuhi kebutuhan masyarakat akan penyediaan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, listrik, air bersih dan lain sebagainya. Sesuai analisis Mc. Namara dengan kriteria efektifitas, kemudahan, manfaat, waktu dan biaya.

Strategi pertama yaitu pembangunan infrastruktur jembatan penghubung antara kedua desa, akses jalan dan jembatan memegang peranan sangat penting untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat, hasil perkebunan masyarakat dari komiditi pisang dengan potensi 15 ton setiap panen dapat ditingkatkan harganya jika akses darat dapat terhubung dengan pasar perkotaan. Hasil perikanan tangkap dari jenis udang menjadi andalan masyarakat di kedua desa dan ini menjadi potensi yang besar untuk ditingkatkan produksi dan nilai jualnya. Akses mobilitasi bagi aktivitas pendidikan anak dan pelayanan kesehatan akan semakin mudah dan lancar dengan adanya jembatan yang menghubungkan wilayah perbatasan ini, interaksi pelayanan akan semakin efisien dan efektif, simbiosis mutualisme akan terbentuk dengan adanya gerakan bersama memberikan pelayanan, dengan terpenuhi hak pelayanan masyarakat dengan kemudahan akses ini secara bertahap mampu mewujudkan menuju one stop services tanpa harus dibedakan dengan batas wilayah administrasi.

Strategi kedua yaitu mendirikan SMP dan meningkatkan fasilitas SD. Pembagian tugas dan tanggungjawab pelayanan pendidikan dengan prinsip keadilan, efisien dan efektif oleh masing-masing pemerintah kabupaten menjadi optimal dan terjamin untuk anak sekolah mendapatkan pendidika, tidak ada lagi warga yang akan mengirimkan anak-anak mereka bersekolah diluar wilayah desa yang jauh dan biaya lebih mahal. Dengan kerjasama pengelolaan bersama layanan pendidikan melalui sharring fasilitas sarana pendidikan dasar pada Sekolah Dasar (SD) di Desa Tanah Pilih Kabupaten Banyuasin untuk menampung dan mendidik anak-anak dari Desa Sungai Benuh Kabupaten Tanjung Jabung Timur begitu pulah Kabupaten Tanjung Jabung Timur akan membangun Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan modifikasi ditambah bangunan asrama dengan tujuan anak-anak sekolah yang telah selesai menempuh pendidikan SD dapat melanjutkan SMP di Desa Sungai Benuh dan bagi anak-anak yang tinggal di pedalaman dengan pertimbangan jarak yang jauh, waktu tempuh yang lama dan kendaraan yang terbatas untuk diinapkan di asrama.

Strategi ketiga penyediaan tenaga medis tambahan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuasin dan peningkatan sarana prasarana kesehatan di Desa Sungai Benuh oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sarana prasarana yang ada di wilayah perbatasan hanya memiliki Puskesmas Pembantu Desa Sungai Benuh sedangkan sarana pelayanan kesehatan di Desa Tanah Pilih tidak memiliki sementara jumlah penduduk lebih banyak di Desa Tanah Pilih, dengan komitmen kerjasama telah disepakati bahwa Puskesmas Pembantu Desa Air Hitam akan ditingkatkan sarana prasarananya untuk menampung warga Desa Tanah Pilih yang akan berobat di Puskesmas tersebut, dengan pelayanan yang diberikan secara tidak langsung Pemerintah Kabupaten Banyuasin sudah memenuhi kewajibannya untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warganya walaupun sarana prasarana kesehatan tidak ada di wilayahnya.

Strategi keempat penyediaan tower selular untuk telekomunikasi. Kebutuhan akan sarana telekomunikasi berupa selular sangat penting untuk mendukung aktivitas ekonomi masyarakat dikedua belah pihak. Untuk memenuhi kebutuhan layanan telekomunikasi, kedua pemerintah Kabupaten bersepakat dengan pembagian urusan yaitu Pemerintah Kabupaten Banyuasin akan membangun

(9)

Tower Selular dengan bekerjasama dengan provider, sedangkan untuk lokasi tower jika tidak dapat dibangun di wilayah Desa Tanah Pilih atas alasan teknis lokasi, penetapan lokasi dapat dipindahkan ke Desa Sungai Benuh dengan mekanisme hibah.

Strategi kelima, Bersama-sama mengusulkan sambungan jaringan listrik dari wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur sampai Desa Tanah Pilih. Sampai dengan saat ini jaringan listrik yang sudah terpasang dan mendekati wilayah perbatasan berada di Desa Sungai Sayang Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sesuai dengan program nasional “Indonesia Terang 2020”, upaya yang dapat dilakukan untuk penyediaan jaringan listrik di wilayah perbatasan adalah dengan mengusulkan kepada PT.PLN untuk pengembangan jaringan listrik secara bersama.

Strategi keenam Penyediaan sarana air bersih oleh Pemerintah Kabupaten Banyuasin dengan lokasi air baku berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat memenuhi kebutuhan air bersih di kedua desa perbatasan, dengan pengelolaan secara bersama melalui koalisi BUMDes dari masing-masing desa menjadi embrio pengelolaan air bersih secara mandiri.

Dan yang terakhir strategi ketujuh Bersama-sama mengusulkan pembangunan Pemecah Ombak untuk pantai di kedua desa (kawasan permukiman warga). Kondisi pantai di kedua desa perbatasan cukup mengkwatirkan karena abrasi pantai hingga mencapai permukiman penduduk. Pembangunan tanggul pemecah ombak harus segera dibangun untuk mengantisipasi abrasi yang semakin meluas. Untuk membangun tanggul tersebut, masing-masing Pemerintah Kabupaten secara bersama-sama menyampaikan permasalahan tersebut sekalian mengusulkan bangunan tanggul pemecah ombak pada Balai Wilayah Sungai Sumatera pada wilayah masing-masing.

KESIMPULAN

Pembangunan daerah pada wilayah perbatasan terisolir dengan cara parsial oleh masing-masing Pemerintah Kabupaten dinilai tidak efektif dan efisien. Hasil penelitian menunjukkan pembangunan yang dijalankan tidak berdampak sistematis terhadap pemenuhan pelayanan dasar belum mampu terwujud dengan baik. Kerjasama antardaerah yang dibangun antar kedua pemerintah kabupaten sangat efektif dan efisien dalam pemenuhan pelayanan dasar berupa pembangunan sarana prasarana pendidikan dan kesehatan, infrastruktur jembatan penghubung, pengelolaan bersama tower selular, air minum, dan listrik.

SARAN

Perlu segera diwujudkan komitmen bersama antar pemerintah Kabupaten Banyuasin dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk mempercepat pemenuhan pelayanan dasar pada masyarakat di perbatasan dan terisolir.

Daftar Putaka

Adisasmita, Rahardjo. (2006). Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Afrizal, Kustiawan, Saragih.R. (2016). Pembangunan Sumber Daya Manusia pada Wilayah Perbatasan

Kabupaten Bintan. Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Jesly,K. (2016). Pembangunan Infrastruktur Daerah Perbatasan. eJournal Pemerintahan Integratif, 4 (3), 404-418.

Sari, M.AP., Wahyudi, A. (2011). Kerjasama Antar Daerah untuk Meningkatkan Pembangunan Daerah dan Pelayanan Publik di Kawasan Perbatasan. Jurnal Borneo Administrator, 7(3), 283.

Utomo, T. (2005). Prospek Pengembangan Kerjasama Antar Daerah Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur dalam Penyelenggaraan Urusan Pembangunan dan Pelayanan Masyarakat.

(10)

Gambar

Tabel 2. Formulasi Strategi SWOT terhadap Peningkatan Pelayanan Dasar  Kekuatan/Strenght (S)

Referensi

Dokumen terkait

keputusan mahasiswa dalam memilih rumah kost (Hajar, Susilawati, & Kusmawati, 2012, hlm. Faktor pertama adalah faktor lingkungan kost, faktor kedua adalah faktor harga

Sedangkan bagi pedagang yang telah cacat namanya karena tidak bekerjasama dengan baik, akhirnya juga tidak diterima lagi oleh pdagang besar di Padang, seperti yang

Note: If, after connecting the battery, the wrong language appears on the instrument panel display, refer to page 0-7 for the language resetting procedure.

Pada kondisi awalnya Jembatan ini didesain dengan menggunakan tipe struktur jembatan lalu lintas atas, kemudian dalam tugas akhir ini dilakukan perancangan untuk

Pada pasal ini tertulis, "Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

(4) DAK Bidang Jalan dialokasikan untuk membantu daerah- daerah dengan kemampuan fiskal rendah atau sedang dalam rangka mendanai kegiatan pemeliharaan berkala,

Penugasan, latihan dan test tulis Direct Instructional dan Tutorial (100 menit)  Pembagian saluran  Areal Irigasi 5 4 Mendiskripsikan ketentuan umum tentang pemberian

Karena Nilai Z hitung untuk variabel abnormal return saham lebih besar dari nilai Z tabel , maka pada tingkat kekeliruan 5% H 0 ditolak dan H 3 diterima, sehingga