• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Teknologi telah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Teknologi telah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi semakin hari semakin tidak terbayangkan oleh kemampuan akal manusia biasa. Oleh karena itu diperlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Teknologi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari semua aspek kehidupan manusia. Hampir dalam semua kegiatan manusia memanfaatkan teknologi, baik teknologi yang sederhana maupun teknologi yang canggih. Penciptaan teknologi, sesuai dengan esensinya, dilakukan untuk memudahkan kehidupan manusia.

Secara terminologis, teknologi merupakan pengetahuan tentang membuat sesuatu (Technology is the application of knowledge for a practical purpose) (Spector dalam Yaumi, 2018). Definisi yang lebih formal diberikan oleh Galbrait dalam Newby dkk (Yaumi, 2018) dimana dikatakan bahwa teknologi adalah aplikasi sistem dari pengetahuan ilmiah atau pengetahuan terorganisasi lainya untuk tugas-tugas praktis).

Teknologi khususnya teknologi informasi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap cara manusia dalam melakukan proses belajar, memperoleh informasi dan pengetahuan. Teknologi informasi dapat berperan sebagai media pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan agar dapat menyampaikan informasi dan pengetahuan yang diperlukan khalayak atau audience. Pada era ini masyarakat berpandangan siapa saja yang menguasai

(2)

informasi maka dialah yang akan menjadi pemenang dalam persaingan. Dalam masa ini pula perangkat elektronik dan komputer tidak dapat lagi dipisahkan dari aspek kehidupan manusia. Pencipataan teknologi dilakukan untuk memudahkan kegiatan hidup manusia. Walaupun demikian dampak dari pencipataan teknologi sering pula memberi warna negatif dalam kehidupan manusia.

Manusia harus mampu memandang teknologi sebagai sesuatu yang netral yaitu sarana yang dapat membantu dalam melaksanakan tugas dan aktivitas pekerjaan. Perkembangan teknologi komputer ini telah memicu pesatnya penggunaan teknologi informasi di masayarakat. Perkembangan teknologi informasi yang berkembang pesat dalam dua dekade belakangan ini telah memperngaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, tak terkecuali aktivitas belajar dan pembelajaran manusia.

Perkembangan teknologi dalam bentuk digital telah membuat bentuk perangkat keras atau hardware dan perangkat lunak atau software komputer kecil secara fisik dan bersifat portabel. Walaupun berbentuk portabel perangkat tersebut mampu menyimpan informasi dalam kapasitas yang besar. Kondisi tersebut telah mengubah pola belajar dan pembelajaran yang dilakukan oleh manusia ke arah yang lebih luwes atau fleksibel. Invidu dapat memanfaatkan media teknologi dan melakukan proses pembelajaran tanpa terikat dalam dimensi ruang dan waktu. Perkembangan teknologi informasi juga telah menghasilkan ragam dan variasi jumlah media yang berisi aneka informasi yang dapat dipelajari sesuai dengan keperluan.

(3)

Calon pendidik ataupun yang telah menjadi pendidik harus mampu menguasai teknologi dalan pendidikan sebagai inovasi dan proses belajar dan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan fungsi pendidik sebagai pekerja profesional yang diharapkan mampu untuk membantu keberhasilan pendidikan Indonesia. Guru harus mampu mengadakan inovasi pembelajaran untuk memberikan efek yang baru sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak membuat siswa cepat bosan. Inovasi pendidikan dapapat dilakukan dalam berbagi aspek seperti materi pelajaran dan media yang digunakan. Bukan hanya guru SD/SMP/SMA saja yang harus menguasai teknologi, bahkan guru PAUD pun harus mampu menguasainya.

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia delapan tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembanangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki usia lebih lanjut (Kementerian Pendidikan Nasional dalam Sofyan, 2015). Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya ialah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak (Suyadi dan Ulfah, 2013). Keberhasilan proses pengoptimalan seluruh aspek perkembangan anak dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu dari faktor tersebut adalah faktor guru yang menjadi salah satu faktor terpenting dalam menunjang keberhasilan pendidikan anak usia dini yang tergambar pada perkembangan potensi anak

(4)

pada saat proses pembelajaran melalui bermain sesuai dengan tema yang diajarkan saat itu (Sofyan, 2018).

Dalam proses pembelajaran di PAUD seorang guru harus mampu menciptakan model-model pemmbelajaran yang inovatif, maka penggunaan teknolagi informasi dan komunikasi sangat berperan dalam peningkatan mutu peserta didik. Komputer kini telah menjadi salah satu media pembelajaran untuk anak usia dini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya program-program komputer dalam bentuk CD/DVD.

Masuknya teknologi ke dalam pendidikan khususnya dalam hal pembelajaran menyebabkan terjadinya pergeseran pada metode pembelajaran. Pembelajaran tradisional mulai dikombinasikan dengan metode pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Salah satu bentuk metode pembelajaran yang saat ini banyak digunakan adalah pembelajaran menggunakan media sebagai penunjang proses pembelajaran. Teknologi menghadirkan media berbasis komputerisasi, salah satunya adalah media video.

Video pembelajaran merupakan salah satu media pembelajaran audio visual, yang diartikan sebagai bentukan media, baik software maupun hardware yang mengandung dan mampu menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara auditif dan visual (Kustiono dalam Ardianto, 2015). Media pembelajaran video yang digunakan di jenjang pendidikan anak usia dini haruslah sesuai dengan karakteristik anak. Karakteristik anak usia dini

(5)

bisa dikatakan memilliki keunikan sehingga berbeda satu sama lain dalam pola perkembangan berpikirnya (Trianto, 2011).

Menurut kementerian Pendidikan dan kebudayaan (2019,) menyatakan bahwa terdapat beberapa model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan anak usia dini, di antaranya model pembelajaran area berdasarkan sudut-sudut kegiatan, model pembelajaran sentra berdasarkan kegiatan pengamatan, model pembelajaran berdasarkan area (minat) dan model pembelajaran kelompok. Seperti halnya yang dikatakan oleh (Sofyan & Anggereini, 2019) Indonesia menggunakan model pembelajaran area, model pembelajaran center, dan model pembelajaran kelompok.

Namun di taman kanak-kanak tidak semua model pembelajaran dapat digunakan, penggunaan model pembelajaran disesuaikan dengan kondisi sekolah seperti halnya sarana yang ada, materi pembelajaran dan kondisi siswa. Menurut (Sofyan, Anggereini, & Saadiah, 2019) model pembelajaran harus selalu dikaitkan dengan lingkungan sekitar seperti budaya, keunggulan regional, potensi reglonal dan lain-lain yang ada atau dapat dikaitkan dengan kearifan lokal. Kearifan lokal dirasakan perlu untuk selalu dikaitkan dengan proses pembelajaran karena pada dasarnya kearifan lokal merupakan kebudayaan atau ciri khas suatu daerah yang sangat penting untuk terus dilestarikan. Selama ini mahasiswa dan guru merasa kesulitan untuk mendapatkan referensi tentang petunjuk pembelajaran sentra berbasis kearifan lokal sehingga peneliti mengambil penilitian untuk menciptakan

(6)

media pembelajaran berupa video sebagai bahan petunjuk penggunaan pembelajaran sentra berbasis kearifan lokal.

Pada penelitian ini, peneliti berfokus pada model pembelajaran sentra di taman kanak-kanak kota Jambi. Berdasarkan data dari kementrian pendidikan dan kebudayaan, jumlah TK yang terdapat di kota Jambi adalah sebanyak 361. Dari 10 TK terbaik di kota Jambi dengan akreditasi A dan B yaitu TK An-Nahl Percikan Iman, TK Kemala Bayangkari 29, TK ABA, TK AZ-Zahra, TK Orchid, TK Al-Falah, TK Al-Muttaqin, TK Al-Aqsa, TK Pembina II, TK Kasih Ibu, dan TK Aisyah, 60% menggunakan model pembelajaran sentra, 20% menggunakan menggunakan model pembelajaran area, 10% menggunakan model pembelajaran kelompok, dan 10% menggunakan model pembelajaran klasikal. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti hanya akan berfokus pada 9 TK terbaik yang terakreditasi A dan B yang menggunakan model pembelajaran sentra yaitu TK An-Nahl, TK pembina I, TK ABA IV, TK Kemala Bayangkari 29, TK Pertiwi II, TK Al-Falah, TK Al-Azhar, TK ABA, dan TK Pertiwi I

Berdasarkan paparan di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan video pembelajaran berbasis kearifan lokal pada pembelajaran sentra di taman kanak-kanak di Kota Jambi. Pengembangan media video pembeljaran ini akan dilaksanakan pada pembelajaran sentra di Taman Kanak-kanak Kota Jambi. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Video Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Pada Pembelajaran Sentra di Taman

(7)

Kanak-kanak Kota Jambi”. Peneliti juga tergabung dalam payung penelitian dari Bapak Dr. Drs. H. Hendra Sofyan., M.Si yang berjudul “Pengembangan Video Pembelajaran Pada Pembelajaran Area, Sentra, Kelompok, dan Klasikal di Taman Kanak-kanak Kota Jambi”.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan video pembelajaran berbasis kearifan lokal pada pembelajaran sentra di taman kanak-kanak Kota Jambi?

1.2.2 Bagaimana kelayakan video pembelajaran berbasis kearifan lokal pada pembelajaran sentra di taman kanak-kanak Kota Jambi?

1.2.3 Bagaimana respon guru PAUD, mahasiswa PGPAUD, dan dosen PGPAUD mengenai video pembelajaran berbasis kearifan lokal pada pembelajaran sentra di taman kanak-kanak Kota Jambi?

1.3 Tujuan Pengembangan

Tujuan khusus dari pengembangan penelitian ini adalah:

1.3.1 Menghasilkan media pembelajaran berupa video tentang model pembelajaran sentra di Taman kanak-kanak Kota Jambi

1.3.2 Mengetahui kelayakan pola video pembelajaran berbasis kearifan lokal pada model pembelajaran sentra di taman kanak-kanak Kota Jambi.

1.3.3 Mengetahui respon guru PAUD, mahasiswa PGPAUD, dan dosen PGPAUD terhadap video pembelajaran berbasis kearifan lokal pada model pembelajaran sentra di taman kanak-kanak Kota Jambi.

(8)

1.4 Spesifikasi Pengembangan

1.4.1 Menghasilkan karya yang berbentuk HKI (Hak Kekayaan Intelektual) tentang video pembelajaran berbasis kearifan lokal pada pembelajaran sentra di taman kanak-kanak Kota Jambi.

1.4.2 Menghasilkan teknologi tepat guna bagi dosen PAUD, guru-guru PAUD dan mahasiswa PAUD dalam pelaksanaan model pembelajaran sentra di taman kanak-kanak Kota Jambi.

1.5 Pentingnya Pengembangan

Adapun pentingnya penelitian pengembangan ini adalah:

1.5.1 Video pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini digunakan untuk dosen, mahasiswa, dan guru PAUD yang dirancang sesuai dengan standar kurikulum 2013.

1.5.2 Penelitian dilakukan terbatas pada pengembangan video pembelajaran berbasis kearifan lokal pada model pembelajaran sentra di Taman Kanak-kanak Kota Jambi.

1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1.6.1 Asumsi Pengembangan

Agar mahasiswa dan guru PAUD dapat mengetahui, memahami, dan melaksanakan model pembelajaran sentra dengan menggunakan video pembelajaran berbasis kearifan lokal sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(9)

Adapun keterbatasan pengembangan penelitian ini yaitu berfokus pada model pembelajaran sentra yang dikembangkan sehingga dapat menghasilkan suatu produk (video pembelajaran) yang dapat dijadikan acuan belajar berbasis kearifan lokal.

1.7 Definisi Istilah

1.7.1 Video Pembelajaran

Video pembelajaran merupakan salah satu media pembelajaran audio visual, yang diartikan sebagai bentukan media, baik software maupun hardware yang mengandung dan mampu menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara auditif dan visual.

1.7.2 Model pembelajaran sentra adalah model pembelajaran yang berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis pijakan (scaffolding) untuk mendukung perkembangan anak, yaitu (1) pijakan lingkungan main, (2) pijakan sebelum main, (3) pijakan selama main, dan (4) pijakan setelah main.

1.7.3 Kearifan lokal adalah tatanan sosial budaya dalam bentuk pengetahuan, norma, peraturan dan keterampilan masyarakat di suatu wilayah untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama yang diwariskan secara turun temurun. Kearifan lokal merupakan modal sosial yang dikembangkan masyarakat untuk menciptakan keteraturan dan keseimbangan antara kehidupan sosial budaya masayarakat dengan kelestarian sumber daya alam di sekitrarnya.

Referensi

Dokumen terkait

Seorang guru harus menyampaikan sesuatu (sesuai keahliannya) kepada peserta didik dalam rangka menjalankan tugas dan profesinya. Kanfel mengemukakan bahwa.. kompetensi di

Silakan mengambil gambar icon yang baru dan salin ke dalam folder ini dengan nama file yang sama (hapus file icon.png yang asli). Pastikan resolusinya sama dengan gambar

Difraksi cahaya atau difraksi secara umum akan teramati bilamana sebuah gelombang dihambat (obstruction) melalui sebuah bidang atau celah sempit yang

Pemeriksaan yang umumnya dilakukan dalam mendiagnosis infeksi nematoda usus berupa mendeteksi telur cacing atau larva pada feses manusia (Suali, 2009; Maguire, 2010; WHO,

Tujuan penelitian ini adalah merancang dan membuat alat ukur untuk pengukuran Spektral IP , yaitu perangkat alat ukur yang dapat mengukur impedansi medium

memberikan tugas berupa kertas LKA sehingga penilaian yang dilakukan adalah hasil karya, bentuk penilaian diberikan pada anak berupa bintang yang terdiri dari bintang

Materi Prosedur Tetap Penyuluhan dan Bantuan Hukum ini meliputi mekanisme/tata cara penyusunan Protap ini meliputi Penyuluhan Hukum dalam bentuk ceramah, seminar,

Setelah dilakukan perbaikan match factor terhadap peralatan coalgetting yang digunakan diperoleh bahwa untuk memenuhi target produksi berdasarkan pengaturan peralatan