• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengumpulan data diperoleh X 1 = 36 untuk kelas eksperimen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengumpulan data diperoleh X 1 = 36 untuk kelas eksperimen"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dari hasil pengumpulan data diperoleh 𝑋 1 = 36untuk kelas eksperimen sedangkan untuk kelas kontrol 𝑋 2 = 31, untuk rentang kelas eksperimen adalah 17 dan kelas kontrol adalah 22, untuk jumlah banyaknya kelas pada kelas eksperimen dan kontrol benilai sama yaitu 6, untuk simpangan baku pada kelas eksperimen adalah 6.25 dan kelas kontrol adalah 5.44, sedangkan untuk panjang kelas diperoleh untuk kelas eksperimen adalah 3 dan untuk kelas kontrol adalah 4, secara detail proses numeriknya dapat dilihat pada lampiran 14.

Dalam penelitian ini hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan tes evaluasi berbentuk essay. Distribusi skor rata-rata hasil belajar siswa bernomor soal untuk kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar.2 berikut ini

Gambar.2 Skor rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol

Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat bahwa bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa pada setiap nomor soal untuk kelas eksperimen lebih tinggi

1 2 3 4 5 6 7 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sk or r ata -r ata

nomor soal eksperimen

(2)

dibandingkan dengan kelas kontrol. Nilai skor hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen yaitu 97 % sedangkan untuk rata-rata kelas kontrol untuk hasil belajarnya sebesar 87 %. Hal ini terlihat dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada kelas eksperimen yang mendorong siswa untuk lebih memahami topik yang dipelajari. Karena pada proses pembelajaran tersebut siswa diberikan kepercayaan untuk menentukan topik yang akan dipelajari serta mencari sendiri solusi atas masalah yang mereka temukan pada topik tersebut secara berdiskusi. Sedangkan pada kelas kontrol dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) tidak terjadi demikian karena pada kelas kontrol dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang setiap siswa diberi nomor dan setiap nomor yang dipanggil oleh guru menjawab pertanyaan, pada situasi seperti ini ketika siswa dipanggil untuk menjawab pertanyaan, mereka masih merasa takut jika nanti jawaban yang diberikan tidak sesuai.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan antara hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan model pembeajaran kooperatif learning tipe Jigsaw dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif learning tipe Number Head Together (NHT).

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Pengujian Normalias Data

Pengujian terhadap normal atau tidaknya data hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat dengan taraf nyata 5%. Hasil yang diperoleh dari uji statistika dapat dilihat pada tabel 3.

(3)

Tabel 3: Hasil Uji Normalitas Data

Kelas 𝒙𝟐hitung 𝒙𝟐table Keterangan

Eksperiment 4.24 11.070 Ho diterima

Kontrol 5.98 11.070 Ho diterima

Dari tabel 3 diatas menunjukan bahwa, data hasil belajar siswa tersebut berdstribusi normal karena χ2

hitung < χ2tabel.. detail uji normalitas data dapat dilihat

pada lampiran 14.

4.2.2 Pengujian Homogenitas varians

Pengujian homogenitas dihitung bertujuan untuk mnentukan tehnik uji hipotesis yang digunakan.

H0 : 𝜎12 = 𝜎22 : Populasi mempunyai varians homogen

H1 : 𝜎12 ≠ 𝜎22 : Populasi dengan varians yang tidak homogeny

Kriteria pengujian adalah untuk taraf nyata α = 0,05. Tolak hipotesi H0 jika

χ2

hitung > χ2tabel (1- α) (k-1), dalam hal lainnya H0 diterima jika χ2hitung < χ2tabel (1-

α) (k-1). (Arikunto 2005:363). Hasil penelitian yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini:

Tabel 4: Hasil Uji Homogenitas Data.

𝒙𝟐hitung 𝒙𝟐tabel, Keterangan

1.422 11.070 Ho Diterima

Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukan bahwa data yang diperoleh adalah homogen. Dikatakan homogen karena 𝑥2

(4)

sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama. Detail numerik pengujian homogen varians dapat dilihat pada lampiran 15.

4.2.3 Pengujian Hipotesis

Setelah pengujian normalitas data dilakukan, maka hasil pengujian dari normalitas data tersebut digunakan dalam menentukan pemilihan statistik uji t karena data bersifat homogen. Proses numerik pengujian hipotesis hasil belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 16.

Berdasarkan rumus uji t yang digunakan dalam pengujian hipotesis di atas dengan memperhatikan persyaratan yang ada, maka hasil analisis yang diperoleh yaitu harga numeric thitung = 2.5 dan ttabel= 2.021 untuk dk = (n1 + n2 - 2) = 45 dan

taraf nyata α = 0.05. Apabila thitung > ttabel, maka H0 ditolak karena terdapat

perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian, diperoleh hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, hal ini dikarenakan kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sehingga siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat, meningkatkan pemahaman dan keterampilan berkomunikasi antar siswa. Sedangkan pada kelas kontrol penerapan model pembelajarannya menggunakan Number Head Together (NHT) yang proses pembelajarannya hanya memberikan nomor kepada siswa dan nomor yang dipanggil oleh guru harus menjawab sesuai dengan pertanyaan, hal ini mengindikasikan bahwa penerapan model pembelajaran ini membuat siswa lebih cenderung takut untuk menjawab salah dari

(5)

pertanyaan guru, sehingga keberanian mereka menjawab hampir tidak ada. Inilah faktor yang membedakan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan antara hasil belajar ognitif sswa yang menggunakan mdel pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan model pembelajaran koopeatif tipe Number Head Together. Dalam penelitian diperoleh data skor hasil belajar kognitif siswa melalui tes evaluasi yang berbentuk essay sebanyak 7 item dapat dilihat pada lampiran 13. Rata-rata skor hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 3. Perbandingan rata-rata skor hasil belajar siswa dan aspek kognitif siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan tipe Number Head Together

Dari gambar 3 diatas menunjukan bahwa, rata-rata skor hasil belajar kognitif siswa terlihat bahwa kelas eksperim yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran number Head Together (NHT).

pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Skor r

ata

-r

ata

Aspek Kognitif

Eksperimen Kontrol

(6)

Setelah diberikan posttest, maka hasil penelitian untuk aspek kognitif siswa menunjukan bahwa persentase hasil belajar siswa pada aspek-aspek ranah kognitif baik di kelas eksperiment maupun kelas kontrol terdapat perbedaan. Dari semua aspek kognitif, dalam hal ini yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis. Pada kelas eksperimen aspek yang menonjol adalah aspek pengetahuan (C1) dan aspek pemahaman (C4) yang mencapai 92 % sedangkan untuk kelas kontrol adalah aspek pemahaman dan analisis yang mencapai 76 %.

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif learning tipe Jigsaw dengan siswa yang diajarkan Tipe Number Head together.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri atas dua atau tiga orang.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab tiap-tiap kelompok. Diberikan kesempatan tiap-tiap kelompok menemukan jawaban atas pertanyaan

(7)

yang diberikan guru. Hal itu dilakukan terus hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran mmemaparkan jawaban atas pertanyaan guru. Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh.

Melalui penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif learning tipe Jigsaw dengan model pembelajaran Number Head Together. Perbedaan tersebut ditunjukkan oleh distribusi rata-rata skor hasil belajar pada setiap item test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada hasil penelitian.

Berdasarkan grafik perbandingan antara jenis kelas dan rata-rata skor hasil belajar siswa pada item tes nomor 1 sampai nomor 7 untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan yaitu mencapai 97 % sedangkan untuk kelas control adalah 86 %. Sedangkan pada grafik perbandingan antara rata-rata skor hasil belajar siswa (%) dan aspek kognitif, untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini disebabkan adanya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang diajarkan pada kelas eksprimen pada siswa kelas X7 sehingga materi yang diterapkan bisa dikuasai secara menyeluruh dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan yaitu “Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw dengan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Number Head Together” dapat diterima

Gambar

Tabel 3: Hasil Uji Normalitas Data
Gambar 3. Perbandingan rata-rata skor hasil belajar siswa dan aspek kognitif  siswa  yang  menggunakan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw dengan tipe Number Head Together

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa para investor yang ingin melakukan investasi pada suatu perusahaan dapat mempertimbangkan harga saham, volume perdagangan

[r]

Model fungsi transfer pada TR 450VA dan 1300VA setelah dilakukan analisis deteksi outlier memiliki hasil parameter yang signifikan, uji asumsi residual white noise

Evaluasi yang dilakukan untuk anak berkebutuhan khusus adalah dengan lisan dan pengamatan guru (perkembangan siswa) selama proses pembelajaran, sedangkan untuk anak normal

Berdasarkan analisis koefisien korelasi, perlakuan variasi naungan yang diberikan berkorelasi positif terhadap tinggi, diameter, berat basah akar, berat basah tajuk, berat

Kebun Raya Bogor merupakan ruang terbuka hijau pada sempadan Sungai Ciliwung yang berperan penting dalam proses purifikasi karena tidak ada beban pencemar domestik

Sirkulasi darah pada daerah kaki dapat diukur melalui pemeriksaan non invasive pemeriksaan ankle brachial index (Thendria, Toruan, &amp; Natalia, 2014). Hasil

Bab I: Pendahuluan, bab ini berisikan mengenai pentingnya penelitian ini yang dipaparkan dalam latar belakang penelitian, hal ini memberikan gambaran umum