______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015
ii
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
TEMA:
PENINGKATAN PROFESIONALITAS
PENDIDIK MATEMATIKA DALAM
MENGHADAPI MEA 2015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015
iii
EDITOR
Dra. Bintang Zaura, M.Pd.
Juanda Kelana Putra, S.Pd., M.Sc
PENATA LETAK
Dra. Suryawati, M.Pd.
DESAIN COVER
Juanda BJ, S.Pd.
TEBAL BUKU
229 + x
PENERBIT
Program Studi Pendidikan Matematika
FKIP
Darussalam – Banda Aceh
Laman:
http://matematika.fkip.unsyiah.ac.id/
© FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Syiah Kuala
Cetakan Pertama
______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015
iv
LAPORAN KETUA PANITIA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Tiada ucapan yang lebih pantas disampaikan kecuali puji dan syukur
kepada Allah S.W.T, karena hanya atas ridho-Nya kegiatan “Seminar Nasional
Pendidikan” sesuai dengan waktu yang direncanakan. Seminar ini akan menjadi
kegiatan rutin dimasa yang akan datang (setiap tahun) di FKIP Unsyiah.
Seminar Nasional Pendidikan yang berlangsung di Auditoruim FKIP
Unsyiah lantai 3 Darussalam Banda Aceh pada tanggal 16 Februari 2015,
diselenggarakan atas kerjasama FKIP UNSYIAH. Tema Seminar Nasional
Pendidikan adalah “Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam
Menghadapi MEA 2015”. Dalam acara seminar tersebut panitia mengundang 3
orang keynote speaker yaitu; (1) Prof. dr. Ahmad Fauzan, M.Pd., M.Sc. dan (2)
Dr. Rahmah Johar, M.Pd. (Pascasarjana Universitas Syiah Kuala - Indonesia)
Pada kesempatan yang baik ini, kami sampaikan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Rektor Unsyiah, Dekan FKIP Unsyiah, para tamu undangan,
para donatur, dan seluruh peserta seminar, atas segala partisipasi dan bantuannya.
Rasa bangga dan terimakasih juga kami sampaikan kepada seluruh anggota
panitia yang telah bekerja keras, bahu membahu untuk menyukseskan acara ini.
Akhirnya kami mengucapkan selamat mengikuti seluruh rangkaian seminar,
semoga bermanfaat.
Penanggung Jawab Seminar
Ketua Pelaksana
Ttd
Ttd
______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015
v
SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang paling utama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya kita dapat bertemu di forum "Seminar
Nasional Pendidikan" dalam kondisi sehat jiwa dan raga. Tema seminar ini adalah
“Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA
2015”. Tema tersebut sangatlah urgen dan up to date saat ini dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di Provinsi Aceh dan umumnya di
Indonesia.
Saya selaku Ketua Program Studi begitu gembiranya melihat antusias para
panitia, dan para praktisi matematika, para alumni dan sarjanawan matematika
dari berbagai instansi beserta partisipasi dari himpunan mahasiswa pendidikan
matematika yang ikut ambil bagian dalam mensukseskan acara Seminar Nasional
Pendidikan Matematika (Seminar Nasional).
Penelitian dan pengembangan yang terkait dengan dunia pendidikan harus
terus digalakkan dan dikomunikasikan kepada semua stakeholder. Karenanya,
upaya mengundang keynotespeaker, baik dari tingkat internasional dan nasional
pun kami tempuh untuk menyemarakkan Seminar Nasional ini.
Pada kesempatan ini saya juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada;
Rektor Unsyiah yang telah memberikan arahan dan berkenan membuka seminar
ini; Bapak Dekan FKIP Unsyiah, Bapak Prof. Dr. Ahmad, M.Pd., M.Sc, dan Ibu
Dr. Rahmah Johar, M.Pd. sebagai keynotespeaker pada seminar ini. Saya
mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
penyelenggara dan seluruh panitia yang terlibat dalam merancang kegiatan
tersebut, atas upaya kreatif yang cukup mendasar sehingga pelaksanaannya cukup
mengesankan.
Demikianlah sambutan saya, mudah-mudahan Seminar Nasional
Pendidikan Matematika ini berjalan dengan baik dan lancar serta memberikan
pemikiran-pemikaran segar bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di Aceh.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
Ketua Program Studi
Matematika FKIP Unsyiah
Ttd
______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015
vi
DAFTAR ISI
HAL
A.
KATA PENGANTAR
PEMAKALAH SESI STADIUM GENERAL
PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
Dr. Rahmah Johar, M.Pd.
1
PEMAKALAH SESI PARALEL
PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN PERSAMAAN
LINIER SATU VARIABEL
Linda Vitoria
14
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA BERDASARKAN
PENGALAMAN MENGAJAR GURU SMP NEGERI 15 BANDA ACEH
Salasi R, Putri Lestari
24
ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA KELAS
IX SMPN 6 BANDA ACEH DALAM MENYELESAIKAN SOAL KONTES
LITERASI MATEMATIKA (KLM)
Ellianti, Rahmah Johar, Asmaul Husna
31
THE MATH BODY, UNTUK EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Asmudi
46
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PLANTET
QUESTION PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII
SMP NEGERI 3 BANDA ACEH
______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015
vii
LEVEL PROBLEM POSING SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG DI
KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDA ACEH
Bintang Zaura
65
HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH PADA MATERI
STATISTIKA DI SMP NEGERI 17 BANDA ACEH
Leviani, Musafir Kumar
73
PERAN TECHNOLOGY PEDAGOGICAL AND CONTENT KNOWLEDGE
(TPACK) GURU MATEMATIKA SMA LABSCHOOL BANDA ACEH
Ellianti, Mukhlis Hidayat, Maulana Saputra
81
PENGARUH KEGIATAN LESSON STUDY PADA PENINGKATAN
KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN
PENJUMLAHAN PECAHAN DI KELAS IV SDN LAMSAYEUN
Monawati, Cut Khairunnisak
91
PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIFITAS SISWA PADA
MATERI LOGARITMA DI KELAS X-IPS2 MAN 3 BANDA ACEH TAHUN
AJARAN 2014-2015.
Mutia Fariha, Sri Ekayanti
101
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM
MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PISA DI KELAS VIII SMP NEGERI 6
BANDA ACEH TAHUN AJARAN 2013-2014
Ellianti, Rahmah Johar, Nana Mulya
107
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 19
PERCONTOHAN MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING DAN PENDEKATAN SAINTIFIK
______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015
viii
IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH BERBASIS MASALAH DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Sumarno Ismail, Satra Hamzah
131
AL-KHAWARIZMI DAN PERSAMAAN KUADRAT
Budiman, Suryawati, Herizal
141
PEMBELAJARAN QUANTUM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Yuhasriati
148
PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI LIMIT DI
KELAS X SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN AJARAN 2013/2014
Erni Maidiyah, Roza Yefissa
156
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS IX
SMP NEGERI 1 BANDA ACEH DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL
PISA PADA KONTEN SPACE AND SHAPE
Yusrina, Rahmah Johar
165
PENGGUNAAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA NEGERI 2 SIGLI
Zuraida IM
178
PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
KELAS XI-B1 SMK-PP NEGERI SAREE
Yustina
190
KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA
MELALUI MODEL LEARNING CYCLE “5E” DI KELAS VIII SMP PLUS
AL-‘ATHIYAH ACEH BESAR
______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015
ix
KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA PADA MATERI
PERBANDINGAN DENGAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE
THINK-PAIR-SHARE
Suryawati, Bainuddin Yani, Lisa Ramadhani
214
PENDEKATAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MAHASISWA PGSD PADA
PEMBELAJARAN SOAL CERITA MATEMATIKA: PENGEMBANGAN
MODEL PEMBELAJARAN
46
The Math Body, Untuk Efisiensi dan Efektifitas Pembelajaran Matematika
Asmudi
SMP Negeri 1 Kuala, Dinas Penddikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen Email: asmudi.garda@gmail.com
Abstrak. The Math Body, Untuk Efisiensi dan Efektifitas Pembelajaran
Matematika. Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) Penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika meningkatkan daya ingat peserta didik. (2) Metode pembelajaran yang diterapkan pada penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika meningkatkan pemahaman konsep peserta didik. (3) Penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika meningkatkan minat dan keaktifan belajar peserta didik.Berdasarkan data dan analisis data yang dipaparkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa setelah penulis menggunakan alat peraga The Math body dalam pembelajaran matematika kelas VII/a SMP Negeri 1 Kuala khusunya pada materi KPK dan FPB dapat diperoleh hasil; (1) Capain kompetensi spiritual social pada peserta didik rata-rata sangat baik(A-) dan baik (B+) (2) Capain kompetensi pengetahuan pada peserta didik rata-rata 3,5 (baik) (3) Capain kompetensi ketrampilan pada peserta didik kelas VII/a SMP Negeri 1 Kuala rata-rata 3,3 (baik). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan alat peraga The Math body dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan pemahaman konsep yang berimbas pada peningkatan prestasi belajar siswa
Kata Kunci: The Math Body, KPK dan FPB, Pembelajaran Matematika
1. Pendahuluan
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta kepribadiannya. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu masalah pendidikan perlu mendapat perhatian dan penanganan yang lebih baik yang menyangkut berbagai masalah berkaitan dengan kuantitas dan kualitasya. Salah satu upaya peningkatan kualitas pendidian itu adalah penerapan Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 diimplementasikan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014. Untuk tingkat SMP, pada tahun pertama Kurikulum 2013 diimplementasikan pada kelas VII di 1437 sekolah yang tersebar di 295 Kabupaten/Kota di seluruh provinsi di Indonesia. Komponen terpenting implementasi kurikulum tersebut adalah pelaksanaan proses pembelajaran yang diselenggarakan di dalam dan/atau luar kelas dengan pendekatan, model, motode, strategi, dan media pembelajaran berfungsi untuk menyiapkan peserta didik agar dapat menghadapi tantangan perubahan dalam kehidupan lokal, nasional, dan global melalui pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan yang outputnya diharapkan dapat membatu peserta didik menjadi generasi yang cerdas seutuhnya yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial,cerdas intelektual, dan cerdas kinestetik.
Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting bagi siswa karena merupakan pengetahuan dasar untuk memecahkan persoalan kehidupan. Bisa dikatakan bahwa hampir semua aspek kehidupan membutuhkan keterampilan matematika. Ketika siswa menguasai matematika maka akan memudahkan siswa dalam menjalani kehidupannya. Begitu pentingnya matematika sehingga menjadi mata pelajaran yang diberikan dibangku sekolah sejak masuk sekolah dasar meskipun terintegrasi dalam pelajaran tematik di kelas awal sampai kejenjang perguruan tinggi.
47
Siswa akan mengalami kesulitan belajar untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi ketika tidak memahami dan menguasai konsep dasar matematika.Untuk menghadirkan pengalaman konkrit dalam bentuk nyata khususnya dalam pelajaran matematika konsep aritmatika (berhitung), maka seorang guru hendaknya menggunakan media/ alat peraga sehingga pengalaman belajar yang dimiliki oleh siswa benar-benar nyata dan tersimpan dengan baik dalam pemahaman siswa.
Kondisi memprihatinkan dalam pembelajaran matematika tersebut menjadi kekhawatiran yang mendalam bagi penulis mengingat pengetahuan matematika bagi generasi jaman sekarang dan masa depan adalah sangat penting sebagai sebuah pembawa ilmu pengetahuan (carrier of knowledge) secara global.
Berangkat dari kekhawatiran tersebut, penulis mencoba melakukan inovasi pembelajaran matematika untuk menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik agar prestasi belajar mereka dapat meningkat. Inovasi pembelajaran yang dilakukan penulis adalah dengan membuat alat peraga matematika yang menarik dan interaktif. Pembelajaran semacam inilah yang menjadi salah satu tujuan dan sasaran penerapan kurikulum 2013 ini yakni menciptakan generas yang siap menghadapi tantangan perubahan dalam kehidupan lokal, nasional, dan global melalui pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan yang outputnya diharapkan dapat membatu peserta didik menjadi generasi yang cerdas seutuhnya yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial,cerdas intelektual, dan cerdas kinestetik.
Oleh karena ini penulis melakukan smebuah inovasi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan The Math Body interaktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam karya inovasi ini adalah:
1. Bagaimanakah penggunaan The math Body Interaktif dalam pembelajaran matematika meningkatkan daya ingat peserta didik?
2. Bagaimanakah metode pembelajaran yang diterapkan pada penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika meningkatkan pemahaman konsep peserta didik? 3. Bagaimanakah penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika
meningkatkan minat dan keaktifan belajar peserta didik?
4. Bagaimanakah instrumen penilaian yang diterapkan pada penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika.
Sehingga
1. Penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika meningkatkan daya ingat peserta didik.
2. Metode pembelajaran yang diterapkan pada penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika meningkatkan pemahaman konsep peserta didik.
3. Penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika meningkatkan minat dan keaktifan belajar peserta didik.
4. Instrument penilaian yang diterapkan pada penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
2. Landasan Teori
A. Konsep / Teori yang Melandasi Karya Inovasi Pembelajaran 1. Pengertian Alat Peraga.
Matematika yang diajarkan disekolah adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental yang memiliki objek dasar abstrak dan berazaskan kebenaran konsistensi, dalam system proses belajar mengajar digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
48
Siswa SMP pada dasarnya perkembangan intelektual mereka berada pada tahap peralihan dari tahap operasional konkret menu ke tahap operasional formal, tetapi itu tidak berarti bahwa semua anak sudah dalam tahap tersebut. Mungkin ada saja yang terlambat mencapai tahap itu, maka penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika SMP sangat diperlukan. Hal tersebut perlu diketahui guru, agar dapat membantu siswa yang bersangkutan dengan cara yang berbeda dengan siswa lain. Menurut Zoltan P. Dienes, bahwa stiap konsep matematika dapat dipahami dengan cukup apabila hal tersebut disajikan kapada siswa dengan bantuan berbgai pembelajaran yang kongkrit..Alat peraga pengajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa (Moh. Uzer Usman, 1989:26). Sedangkan menurut Nasution (1989: 132) bahwa: alat peraga adalah alat yang dipergunakan oleh guru atau pendidik untuk membantu dalam menerangkan sesuatu kepada anak sesuai dengan bahan pengajaran yang diajarkan.
Pemberian contoh melalui benda sebenarnya atau penggantinya berarti memperagakan sesuatu. Salah satu tujuan memperagakan adalah member variasi dalam pengajaran dengan lebih banyak menyediakan realitas. Mengajar dengan peragaan berarti mengajar dengan menyediakan faslitas alat-alat peraga atau media. Meskipun alat peraga sebagai alat bantu namun alat peraga memegang peranan penting meningkatkan hasil belajar dalam proses belajar mengajar.
Dengan pembelajaran menggunakan alat peraga, guru matematika diharapkan dapat mendorong kreatifitas siswa dengan cara membantu menemukan ide dasar, aturan-aturan, prinsip-rinsip matematika. Dengan penekanan penekanan pada hal tersebut, diharapkan siswa akhirnya menemukan hal-hal yang menarik dalam mempelajari matematika dan dapat menemukan, memeriksa serta membuat generalisasi terhadap obyek yang dipelajari.
B. Rancangan Karya Inovasi dalam Pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat atau materi lain yang menyajikan bentuk informasi secara lengkap dan dapat menunjang proses belajar mengajar. Ruseffendi, 1982 (kemendikbud 2013;30) menyatakan bahwa media pendidikan adalah perangkat lunak (software)dan atau perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar dan alat bantu belajar. Sementara itu, Brown,dkk (kemendikbu,2013) membuat klasifikasi media pembelajaran yang sangat lengkap yang mencakup sarana belajar (equipment for learning), saranan pendidikan untuk belajar (educational media for learning), dan fasilitas belajar (facilities for learning). Sarana belajar mencakup tape recorder, radio, OHP, vidio player, televisi, laboratorium elektronik, telepon, kamera dan lain-lain. Sarana pendidikan untuk belajar mencakup buku teks, buku penunjang, ensiklopedi, majalah, surat kabar,kliping, program TV, program radio, gambar dan lukisan, peta, globe, poster, kartun, boneka, papan planel, papan tulis, dan lain-lain.
Bentuk karya inobel yang penulis rancang diawali oleh analisis teori atau konsep tentang pengertian dan fungsi dari alat peraga matematika. Berikut ini beberapa langkah yang penulis lakukan dalam proses pembuatan karya inobel:
1) Identifikasi kebutuhan alat peraga dengan cara menganalisis kurikulum yang sedang digunakan/berlaku menurut jenjang kelas yang diampu dari guru yang bersangkutan.
2) Mendesain alat peraga yang akan dibuat.
3) Merencanakan dan memilih bahan dari alat peraga yang akan dibuat.
Alat peraga The Math body menggunakan bahan ramah lingkungan dan dari barang bekas ditambah kayu, triplek, Cat, perkakas yang diperlukan, lampu on/off dan kabel listrik. 4) Membuat alat peraga.
Dimulai merancang rangka dasar dari kayu terdiri dari rangka badan dan tangan, semua sambungan menggunakan baut untuk memudahkan bongkar pasang saat diperlukan. Selanjutnya
49
baru dilanjutkan dengan membuat bagian bagian yang akan disematkan pada rangka mengacu pada materi matematika dan disesuaikan dengan bentuk tubuh manusia.5) Menyusun petunjuk penggunaan alat peraga atau lembar kerja,
6) Penilaian alat peraga dan petunjuk yang telah dibuat dari catatan-catatan guru saat digunakan. Alat peraga juga dirancang berdasar analisis kurikulum sesuai KI/KD dan catatan-catatan guru tentang kesulitan-kesulitan yang sering ditemui dalam pembelajaran bila tidak menggunakan alat peraga.
3. Metode
Data aplikasi pembelajaran focus terhadap siswa kelas VII/a. SMP Negeri 1 Kuala sebagai sampel tahun tahun pelajaran 2013/2014. Dengan jumlah 25 peserta didik dengan menggunakan metode STAD dalam proses pembelajaran dan menggunakan teknik penilaian essay, pilihan ganda, unjuk kerja, tes tertulis, lembar kerja dan tes keterampilan.
Ide Dasar
Dalam proses awal perancangan alat peraga ini didasari oleh dua hal yaitu berdasarkan teori Piaget tampak bahwa pada awal, anak belajar melalui hal-hal yang konkrit atau nyata dalam arti dapat diamati dengan menggunakan panca indera anak. Untuk memahami konsep matematika yang bersifat abstrak, anak memerlukan benda-benda konkrit. Selain Piaget beberapa ahli lain mengemukakan pendapatnya tentang perkembangan belajar seseorang adalah Bruner. Menurut Fajar (15,Psikologi dan Teori Belajar matematika,2008) Bruner membagi proses belajar siswa menjadi tiga tahap yaitu tahap enaktif, ikonik dan simbolik.
1. Tahap Enaktif Pada tahap ini, siswa dituntut untuk mempelajari pengetahuan dengan menggunakan benda konkrit atau menggunakan situasi nyata bagi para siswa.
2. Tahap Ikonik Setelah mempelajari pengetahuan dengan benda nyata atau benda konkrit, tahap berikutnya adalah tahap ikonik yaitu siswa mempelajari suatu pengetahuan dalam bentuk gambar atau diagram sebagi perwujudan dari kegiatan yang menggunakan benda konkrit atau nyata.
3. Tahap simbolik Selain dua tahap diatas masih ada satu tahap lagi yaitu tahap simbolik dimana siswa mewujudkan pengetahuannya dalam bentuk symbol-simbol abstrak. Dengan kata lain siswa harus mengalami proses berabstraksi.
Berdasarkan teori di atas, siswa SMP merupakan peralihan dari tahap operasional konkrit menuju ke tahap formal maka dalam membelajarkan matematika kepada siswa masih diperlukan azas peragaan agar pembelajaran menjadi bermakna dalam meningkatkan pemahaman dan daya tarik siswa untuk mempelajarai matematika.
Guru tidak direpotkan membawa dan mempersiapkan untuk diperagakan didepan siswa. Selanjutnya ada bebrapa alasan berdasarkan kriteria yang diharapkan dari sebuah alat peraga yaitu:
1. Alat peraga dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai kompetensinya oleh siswa
2. Alat peraga dapat membantu memahami konsep materi pembelajaran dan bukan sebaliknya
3. Alat peraga mudah diperoleh atau dibuat oleh guru 4. Alat peraga mudah penggunaannya
50
Gambar 1. Rancangan penggunaan alat peraga (media) dalam pembelajaranmatematika
Keterangan:
_______________ : komunikasi utama _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ : konsultatif
Tugas guru : fasilitator pembelajaran (Kemendikbud, 2013:45)
Guru yang berperan sebagai navigator, adaptor, komunikator, peserta didik, visioner, profesional yang mandiri, warganegara yang loyal, pemimpin, teladan, kolaborator, dan pengambil risiko diharapkan mampu melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang diusulkan oleh Brown (2007) berikut: a) otomatis; b) bermakna; c) menghargai; d) memotivasi; e) memiliki nilai investasi strategis; f ) menjaga ego bahasa peserta didik; g) menumbuhkan rasa percaya diri; h) menumbuhkan keberanian mengambil risiko; i) menunjukkan hubungan bahasa dan budaya; j) mengakui ada pengaruh bahasa sumber ke dalam belajar bahasa sasaran; k) mengakui ada bahasa antara (interlanguage); dan l) mengarah ketercapaian kompetensi komunikatif. Proses Penemuan / Pembaharuan
Gambar 2: Alur pembelajaran matematika dengan The Math Body dengan pendekatan Saintifik.
1. Prototip
Dari beberapa alat peraga yang saya rancang sebelumnya, ternyata sangat membantu saya dalam mengenalkan konsep dari materi tertentu kepada siswa. Dalam pelaksanaannya tentu kita menjadi repot membawa dari kantor guru kekelas dan menyimpannya kembali pada saat tidak digunakan. Maka saya merancang dengan menggabungkan beberapa alat peraga ini menjadi satu kesatuan membentuk prototip tubuh manusia dengan bagian-bagianya adalah beberapa alat peraga yang telah dirancang terpisah dengan menyesuaikan bentuk dengan prototip yang diinginkan.
Guru Media siswa
Konten
Matematika
Masalah
matematik
The math
body
K. 13Pendekatan
Model
metode
Pemahaman konsepPemecahan
Masalah
51
Gambar 3. beberapa rancangan alat peraga
yang masih terpisah.
BADAN BAGIAN
DEPAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
BADAN BAGIAN BELAKANGLOBANG
ANGKA
BALOK
ANGKA
LINGKARAN
KEPALA
JARING
KUBUS
ENGSEL
RANGKA
UTAMA
LOBANG
SAMBUNGAN
AS PUTAR SAMBUNGAN
PENYANGGA UTAMA
52
THE MATH BODY
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10165 cm
Gambar 4. Kombinasi beberapa alat peraga
membentuk anatomi tubuh
manusia
53
2. Keunggulan Karya InovasiThe Math Body interaktif merupakan sebuah media pembelajaran yang dapat merangsang dan menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik. Selain dapat menumbuhkan minat dan motivasi Aplikasi mudah diterapkan
- Alat peraga dapat dibawa kemanapun - Bisa bongkar pasang
- Murah
- Mudah diperoleh
3. Kelemahan Karya Inovasi
- Belum mewakili semua materi
- Bahannya masih menggunakan kayu sehingga bawaannya berat - Rentan terhadap kerusakan bila kelasnya tradisional.
(dianjurkan untuk moving class dan laboratorium Matematika)
A. Aplikasi Praktis dalam Pembelajaran
Untuk Laporan ini, penulis hanya mendeskripsikan hasil aplikasi dikelas VII/a. SMP Negeri 1 Kuala dalam materi KPK dan FPB dalam implementasi Kurikulum 2013 yang menggunakan badan bagian depan berupa Panel Balok Putar KPK dan FPB dari The Math Body dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Misalkan diberi masalah sederhana misalnya kasus dari buku siswa kurikulum 2013. 1. Contoh permasalahan:
Anita, Indri dan Wati belanja bersamaan di sebuah mall. Anita balanja 3 hari sekali, Indri berbelanja 6 Hari sekali, dan Wati berbelanja 9 Hari sekali. Setelah berapa hari ketiganya berbelanja bersamaan di Mall tersebut?
1. Penyelesaian Dengan The Math Body
Permasalahan kita adalah berapa hari kemudian Anita, Indri dan wati akan bertemu kembali di Mall itu. Berarti yang diinginkan adalah pertemuan tercepat atau kelipatan bersama terkecil dari bilangan 3,6 dan 9.
Dengan Panel Balok Putar pada badan bagian depan, Kita bisa menyelesaikan permasalahan tersebut dngan simulasi sebagai berikut:
- Pada bagian atas tulis angka sejajar masing- masing panel yaitu 3,6 dan 9. - Tekan saklar/letakkan gantungan disetiap kelipatan masing-masing angka
tersebut pada puluhan yang pertama.
- Jika pada puluhan yang pertama tidak ada saklar yang menyala ddalam sutu
garis untuk ketiga angka tersebut, matikan saklar yang ada dan lanjutkan di puluhan yang kedua dan seterusnya.
- KPK akan didapat pada puluhan yang kedua yaitu pada angka 18 dimana semua
lampu menyala pada satu garis diangka 18.
- Jadi Anita, Indri dan Wati akan bertemu atau berbelanja secara bersamaan pada
mall tersebut pada hari ke 18.
-1. Aplikasi di Kelas
Pada tahap pendahuluan guru mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Mulai dari alat peraga yang sudah stanby dikelas, memeriksa arus listrik, lembar instrumen, spidol/pulpen, penataan meja dan kursi peserta didik sesuai kebutuhan pembelajaran, serta perlengkapan-perlengkapan lainnya. Setelah memastikan kondisi kelas sudah siap guru memberikan penjelasan kepada peserta didik.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penggunaan media guru mulai memasuki kegiatan pendahuluan pembelajaran dengan menyapa peserta didik.. Selanjutnya guru menyiapkan peserta didik secara
54
psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran dan memeriksa kehadiran peserta didik. Setelah itu guru masuk pada kegiatan inti pembelajaran. Pada kegiatan inti pembelajaran guru memfasilitasi dan memotivasi peserta didik untuk melakukan kegiatan 2M (mengamati, dan mempertanyakan).Mengamati
Pada kegiatan mengamati, guru menyajikan materi di papan tulis / slide powerpoint yang berisi foto kegiatan peserta didik. Peserta didik mulai mengamati foto-foto tersebut. Inisiatif penulis memasukkan foto-foto peserta didik agar mereka lebih termotivasi menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Setelah beberapa menit peserta didik mengamati beberapa foto tersebut guru menanyak tentang aktivitas-aktivitas yang terjadi foto-foto tersebut. Selain sajian foto pada slide tersebut, guru juga melengkapinya dengan efek suara dengan tujuan ketika peserta didik memberika jawaban benar maka otomatis akan muncul efek suara tersebut.
Setelah kegiatan pengamatan selesai, guru mulai memberikan penjelasan tentang kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran dilaksanakan. Selanjutnya guru memberikan umpan balik terhadap jawaban-jawaban yang diberikan peserta didik sambil memberikan penguatan pembelajaran. Serlanjutnya masuk pada inti materi siswa diarahkan untuk dapat menemukan sendiri definisi dari KPK dan FPB dari permasalahan yang diberikan dan diselesaikan dengan bantuan The Math Body.
Tahap Tindak Lanjut
Pembelajaran bermedia akan lebih bermakna jika setelah menggunakan, peserta didik melakukan kegiatan-kegiatan yang ada hubungannya dengan materi yang disajikan pada media tersebut (Kemendikbud, 2013:49). Pada tahap tindak lanjut penggunaan multimedia interaktif, peserta didik diarahkan untuk melakukan kegiatan 3M yaitu mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Mengeksplorasi/ bereksperimen
Setelah menyelesaikan contoh yang guru berikan, siswa secara kelompok diminta untuk mencari permaslahan yang yang berhubungan dengan KPK dan FPB dari berbagai sumber.
Mengasosiasi/ menganalisis
Dengan bekerja mandiri/kelompok peserta didik mengerjakan beberapa permasalahan yang disajian di LKS yang nantinya akan dipresentasikan didepan kelas
Mengkomunikasikan
Melalui berbagai permasalahan yang diberikan oleh guru, peserta didik berlatih untuk menyelesaikan permasalahan dan selanjutnya perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya kedepan kelas dengan menggunakan The Math Body.
3. Tahap Evaluasi
1. Guru dan siswa secara bersama sama membuat ringkasan bahan yang sudah dipelajari pada pertemuan ini
2. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk membantu mereka melakukan repleksi terhadap kegiatan belajar yang telah mereka lakukan
3. Guru memberikan tugas untuk kepada siswa untuk mempraktikkan ungkapan sapaan dan mencatat siapa saja siswa yang mengucapkan ungkapan tersebut
Guru menjelaskan rencana pembelajaran yang akan dating
4. Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran
Data aplikasi pembelajaran focus terhadap siswa kelas VII/a. SMP Negeri 1 Kuala sebagai sampel tahun tahun pelajaran 2013/2014. Dengan jumlah 25 peserta didik dengan menggunakan
55
metode STAD dalam proses pembelajaran dan menggunakan teknik penilaian essay, pilihan ganda, unjuk kerja, tes tertulis, lembar kerja dan tes keterampilan.Tabel : Konversi Pengetahuan,Keterampilan dan sikap
Predikat Nilai Kompetensi
Pengetahuan Keterampilan Sikap
A 4 4 SB A- 3.56 3.56 B+ 3.33 3.33 B B 3 3 B- 2.56 2.56 C+ 2.33 2.33 C C 2 2 C- 1.56 1.56 D 1.33 1.33 D D 1 1 Pedoman Penskoran : Nilai Perolehan NA = X 4 Nilai Maksima
5. Analisis Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran a. Pertemuan I (Satu)
Penilaian setiap pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan dan kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan ada kompetensi keterampilan menggunakan skala 1-4 ( untuk kelipatan 0.33), yang akan dikonversi kedalam predikat A-D sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala sangat baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (D).seperti Tabel Pada diatas.
1. Analisis Nilai Pencapaian Kompetensi Spritual dan Sosial
Cakupan penilaian sikap yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa yang dijabarkan dalam bentuk KI 1 yaitu menhgargai dan menghayati ajaran agama yang dianut sedangkan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab yang dijabarka kedalam sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri
Berdasarkan data yang dipaparkan diatas dapat dideskripsikan bahwa capain kompetensi spritual peserta didik SMP Negeri 1 Kuala setelah penerapan media pembelajaran The Math Body, diperoleh hasil dari 25 peserta didik, 12 diantaranya memperoleh nilai sangat baik (SB) dan 13 peserta didik memperoleh nilai baik (B). Dengan capain predikat adalah 8 peserta didik memperileh predikat sangat baik (A-) dan 17 peserta didik memperoleh predikat baik (B+). Dari capaian tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah penerapan media pembelajaran The Math Body pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Kuala sikap spiritual mereka rata-rata sangat baik (A-) dan baik (B+).
2. Analisis Nilai Pencapaian Kompetensi Pengetahuan
Berdasarkan data yang dipaparkan di atas dapat dideskripsikan bahwa capain kompetensi pengetahuan peserta didik SMP Negeri 1 Kuala setelah penerapan media pembelajaran The Math
56
Body, diperoleh hasil dari 25 peserta didik, 5 diantaranya memperoleh nilai sangat baik (4), 9 peserta didik memperoleh nilai sangat baik (3,66), 10 peserta didik yang memperoleh nilai baik (3,2), dan 1 peserta didik memperoleh nilai baik (2,66). Dengan capain predikat adalah 10 peserta didik memperileh predikat sangat baik (A-) dan 15 peserta didik memperoleh predikat baik (B+). Dari capaian tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah mengunakan media pembelajaran The Math Body pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Kuala kompetensi pengetahuan mereka rata-rata berada pada capaian 3,3 (baik).3. Analisis Nilai Pencapaian Kompetensi Keterampilan
Penilaian Pencapaian Kompetensi keterampilan merupakan penilaian untuk menilai sejauhmana pencapaian SKL, KI, dan KD khusus dalam dimensi keterampilan yang meliputi keterampilan mencoba, mengolah, menyaji, dan menalar. Dalam ranah konkret keterampilan ini mencakup aktivitas menggunakan, mngurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat. Sedangkan dalam ranah abstrak keterampilan ini mencakup aktivitas menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang. (Permendikbud nomor 68 tahun 2013).’
Berdasarkan data yang dipaparkan di atas dapat dideskripsikan bahwa capaian kompetensi keterampilan peserta didik SMP Negeri 1 Kuala setelah penerapan media pembelajaran The Math Body, diperoleh hasil dari 25 peserta didik, 2 diantaranya memperoleh nilai sangat baik (4), 4 peserta didik memperoleh nilai sangat baik (3,66), 12 peserta didik yang memperoleh nilai baik (3,2), dan 2 peserta didik memperoleh nilai baik (2,66). Dengan capain predikat adalah 7 peserta didik memperileh predikat sangat baik (A-) dan 13 peserta didik memperoleh predikat baik (3,3). Dari capain tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah penerapan media pembelajaran The Math Body pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Kuala kompetensi keterampilan mereka rata-rata berada pada capaian sangat baik (3,3 / A).
b. Pertemuan II (dua)
- Analisis Nilai Pencapaian Kompetensi Spritual dan Sosial
Cakupan penilaian sikap yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa yang dijabarkan dalam bentuk KI 1 yaitu menhgargai dan menghayati ajaran agama yang dianut sedangkan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab yang dijabarka kedalam sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri
Berdasarkan data yang dipaparkan diatas dapat dideskripsikan bahwa capain kompetensi spritual peserta didik SMP Negeri 1 Kuala setelah penerapan media pembelajaran The Math Body pada pertemuan kedua, diperoleh hasil dari 25 peserta didik, 14 diantaranya memperoleh nilai sangat baik (SB) dan 9 peserta didik memperoleh nilai baik (B). Dengan capain predikat adalah 12 peserta didik memperileh predikat sangat baik (A-) dan 13 peserta didik memperoleh predikat baik (B+).
Dari capaian tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah penerapan media pembelajaran The Math Body pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Kuala sikap spiritual mereka rata-rata sangat baik (A-) dan baik (B+).
a. Analisis Nilai Pencapaian Kompetensi Pengetahuan
Berdasarkan data yang dipaparkan di atas dapat dideskripsikan bahwa capain kompetensi pengetahuan peserta didik SMP Negeri 1 Kuala setelah penerapan media pembelajaran The Math
57
Body, diperoleh hasil dari 25 peserta didik, 7 diantaranya memperoleh nilai sangat baik (4), 10 peserta didik memperoleh nilai sangat baik (3,66), 7 peserta didik yang memperoleh nilai baik (3,2), dan 1 peserta didik memperoleh nilai baik (2,66). Dengan capain predikat adalah 10 peserta didik memperileh predikat sangat baik (A-) dan 15 peserta didik memperoleh predikat baik (B+). Dari capaian tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah mengunakan media pembelajaran The Math Body pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Kuala kompetensi pengetahuan mereka rata-rata berada pada capaian 3,5 (A-).b. Analisis Nilai Pencapaian Kompetensi Keterampilan
2 dan 13 peserta didik memperoleh predikat baik (3,5 ). Dari capain tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah penerapan media pembelajaran The Math Body pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Kuala kompetensi keterampilan mereka rata-rata berada pada capaian sangat baik (3,3 /B+).
c. Perbandingan dengan capaian siswa kelas control
Dalam kesempatan ini penulis juga mengajarkan hal yang sama dikelas VII.b SMP Negeri 1 Kuala tanpa mengunakan alat peraga The Math body dengan materi Kelipatan dan Faktor Bilangan Bulat dengan sub materi KPK dan FPB. Paparan hasil penilaian disajikan dalam table berikut:
d. Hasil perbandingan
Hasil perbandingan Nilai Spiritual, Sosial, Pengetahuan, Ketrampilan antara kelas alat peraga menggunakan The Math body dengan kelas Kontrol dapat disajikan dalam table berikut:
Hasil perbandingan rata-rata hasil capaian siswa untuk pertemuan satu (Pa.1) dan pertemuan dua (Pa.2) untuk kelas alat peraga menggunakan The Math Body dapat kami sajikan dalam diagram berikut :
6. Desiminasi
Karya Inobel berupa alat peraga The Math Bodi ini telah saya desiminasikan pada forum MGMP Matematika Kabupaten Bireuen pada tanggal 14 Mei 2014 di gedung PPMG
0 1 2 3 4 Pertemuan .1 Pertemuan.2 Kelas Pertemuan
Spiritual Sosial Pengetahuan Ketrampilan
I II I II I II I II
Kelas Alat peraga B B B B 3.3 3.4 3 3.24
58
Wilayah III Provinsi Aceh yang dihadiri sekitar 40 orang guru matematika tingkat SMP/MTs sekabupaten Bireuen. Penulis Juga mensimulasikan mulai dari ide, perancangan, dan langkah-langkah penggunaan setiap bagian dari The Math Body. Para Guru sangat termotivasi dan mereka ingin juga merancang alat peraga untuk digunakan dalam proses pembelajaran Matematia di sekolah.Dalam kesempatan tersebut penulis ikut juga mensosialisasi tentang Lomba Inobel yang diadakan setiap tahun oleh P2TK Dikdas, Ditjen Dikdas dan Kemdikbud. Hal ini penulis pandang perlu untuk mendorong para guru untuk mempersiapkan lebih awal agar lebih maksimal untuk ikut perlombaan disamping peningkatan kompetensi dan karir.
7. Simpulan
Berdasarkan data dan analisis data yang dipaparkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa setelah penulis menggunakan alat peraga The Math body dalam pembelajaran matematika kelas VII/a SMP Negeri 1 Kuala khusunya pada materi KPK dan FPB dapat diperoleh hasil;
1. Capain kompetensi spiritual social pada peserta didik rata-rata sangat baik(A-) dan baik (B+)
2. Capain kompetensi pengetahuan pada peserta didik rata-rata 3,5 (baik)
3. Capain kompetensi ketrampilan pada peserta didik kelas VII/a SMP Negeri 1 Kuala rata-rata 3,3 (baik)
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan alat peraga The Math body dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2003. Metodologi Pembelajaran Matematika. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada Bronw 1992. Instructional Design Strategies and Tactics. Englewood Clifs Educational
Technology Publication
Djoko Iswaji. 2003.Pengembangan Media Pembelajaran Matematika di SLTP.Yogyakarta:FMPA UNY
Kemendikbud, 2013. Model Penilaian Pencapain Kompetensi Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama.Jakarta.
Kemendikbud, 2013. Panduan Penguatan Proses Pembelajaran Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama.Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosda
Kemendikbud, 2013. Model Penilaian Pencapain Kompetensi Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama.Jakarta.
Kemendikbud, 2013. Model Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP) Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama.Jakarta.
Kemendikbud, 2013. Modul PLPG Tahun 2013 Matematika.Jakarta. Kemendikbud, 2013. Buku Guru Matematika’ SMP/MTs Kelas VII. Jakarta. Kemendikbud, 2013. Buku Siswa MatematikaSMP/MTs Kelas VII. Jakarta. Moh. Uzer Usman. 1989. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Bumi Persada Nasution. 1989. Didaktik Azas-Azas mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Sa’ud, Udin Saefudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Kemendikbud, 2013. Panduan Penguatan Proses Pembelajaran Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama.Jakarta.