• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSIDING SEMINAR NASIONAL"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015

ii

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL

TEMA:

PENINGKATAN PROFESIONALITAS

PENDIDIK MATEMATIKA DALAM

MENGHADAPI MEA 2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

(3)

______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015

iii

EDITOR

Dra. Bintang Zaura, M.Pd.

Juanda Kelana Putra, S.Pd., M.Sc

PENATA LETAK

Dra. Suryawati, M.Pd.

DESAIN COVER

Juanda BJ, S.Pd.

TEBAL BUKU

229 + x

PENERBIT

Program Studi Pendidikan Matematika

FKIP

Darussalam – Banda Aceh

Laman:

http://matematika.fkip.unsyiah.ac.id/

© FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Syiah Kuala

Cetakan Pertama

(4)

______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015

iv

LAPORAN KETUA PANITIA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Tiada ucapan yang lebih pantas disampaikan kecuali puji dan syukur

kepada Allah S.W.T, karena hanya atas ridho-Nya kegiatan “Seminar Nasional

Pendidikan” sesuai dengan waktu yang direncanakan. Seminar ini akan menjadi

kegiatan rutin dimasa yang akan datang (setiap tahun) di FKIP Unsyiah.

Seminar Nasional Pendidikan yang berlangsung di Auditoruim FKIP

Unsyiah lantai 3 Darussalam Banda Aceh pada tanggal 16 Februari 2015,

diselenggarakan atas kerjasama FKIP UNSYIAH. Tema Seminar Nasional

Pendidikan adalah “Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam

Menghadapi MEA 2015”. Dalam acara seminar tersebut panitia mengundang 3

orang keynote speaker yaitu; (1) Prof. dr. Ahmad Fauzan, M.Pd., M.Sc. dan (2)

Dr. Rahmah Johar, M.Pd. (Pascasarjana Universitas Syiah Kuala - Indonesia)

Pada kesempatan yang baik ini, kami sampaikan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada Rektor Unsyiah, Dekan FKIP Unsyiah, para tamu undangan,

para donatur, dan seluruh peserta seminar, atas segala partisipasi dan bantuannya.

Rasa bangga dan terimakasih juga kami sampaikan kepada seluruh anggota

panitia yang telah bekerja keras, bahu membahu untuk menyukseskan acara ini.

Akhirnya kami mengucapkan selamat mengikuti seluruh rangkaian seminar,

semoga bermanfaat.

Penanggung Jawab Seminar

Ketua Pelaksana

Ttd

Ttd

(5)

______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015

v

SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Yang paling utama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah

SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya kita dapat bertemu di forum "Seminar

Nasional Pendidikan" dalam kondisi sehat jiwa dan raga. Tema seminar ini adalah

“Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA

2015”. Tema tersebut sangatlah urgen dan up to date saat ini dalam rangka

meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di Provinsi Aceh dan umumnya di

Indonesia.

Saya selaku Ketua Program Studi begitu gembiranya melihat antusias para

panitia, dan para praktisi matematika, para alumni dan sarjanawan matematika

dari berbagai instansi beserta partisipasi dari himpunan mahasiswa pendidikan

matematika yang ikut ambil bagian dalam mensukseskan acara Seminar Nasional

Pendidikan Matematika (Seminar Nasional).

Penelitian dan pengembangan yang terkait dengan dunia pendidikan harus

terus digalakkan dan dikomunikasikan kepada semua stakeholder. Karenanya,

upaya mengundang keynotespeaker, baik dari tingkat internasional dan nasional

pun kami tempuh untuk menyemarakkan Seminar Nasional ini.

Pada kesempatan ini saya juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada;

Rektor Unsyiah yang telah memberikan arahan dan berkenan membuka seminar

ini; Bapak Dekan FKIP Unsyiah, Bapak Prof. Dr. Ahmad, M.Pd., M.Sc, dan Ibu

Dr. Rahmah Johar, M.Pd. sebagai keynotespeaker pada seminar ini. Saya

mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

penyelenggara dan seluruh panitia yang terlibat dalam merancang kegiatan

tersebut, atas upaya kreatif yang cukup mendasar sehingga pelaksanaannya cukup

mengesankan.

Demikianlah sambutan saya, mudah-mudahan Seminar Nasional

Pendidikan Matematika ini berjalan dengan baik dan lancar serta memberikan

pemikiran-pemikaran segar bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di Aceh.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Ketua Program Studi

Matematika FKIP Unsyiah

Ttd

(6)

______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015

vi

DAFTAR ISI

HAL

A.

KATA PENGANTAR

PEMAKALAH SESI STADIUM GENERAL

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU

Dr. Rahmah Johar, M.Pd.

1

PEMAKALAH SESI PARALEL

PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN PERSAMAAN

LINIER SATU VARIABEL

Linda Vitoria

14

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA BERDASARKAN

PENGALAMAN MENGAJAR GURU SMP NEGERI 15 BANDA ACEH

Salasi R, Putri Lestari

24

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA KELAS

IX SMPN 6 BANDA ACEH DALAM MENYELESAIKAN SOAL KONTES

LITERASI MATEMATIKA (KLM)

Ellianti, Rahmah Johar, Asmaul Husna

31

THE MATH BODY, UNTUK EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Asmudi

46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PLANTET

QUESTION PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII

SMP NEGERI 3 BANDA ACEH

(7)

______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015

vii

LEVEL PROBLEM POSING SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG DI

KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDA ACEH

Bintang Zaura

65

HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH PADA MATERI

STATISTIKA DI SMP NEGERI 17 BANDA ACEH

Leviani, Musafir Kumar

73

PERAN TECHNOLOGY PEDAGOGICAL AND CONTENT KNOWLEDGE

(TPACK) GURU MATEMATIKA SMA LABSCHOOL BANDA ACEH

Ellianti, Mukhlis Hidayat, Maulana Saputra

81

PENGARUH KEGIATAN LESSON STUDY PADA PENINGKATAN

KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN

PENJUMLAHAN PECAHAN DI KELAS IV SDN LAMSAYEUN

Monawati, Cut Khairunnisak

91

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIFITAS SISWA PADA

MATERI LOGARITMA DI KELAS X-IPS2 MAN 3 BANDA ACEH TAHUN

AJARAN 2014-2015.

Mutia Fariha, Sri Ekayanti

101

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM

MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PISA DI KELAS VIII SMP NEGERI 6

BANDA ACEH TAHUN AJARAN 2013-2014

Ellianti, Rahmah Johar, Nana Mulya

107

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 19

PERCONTOHAN MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING DAN PENDEKATAN SAINTIFIK

(8)

______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015

viii

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH BERBASIS MASALAH DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Sumarno Ismail, Satra Hamzah

131

AL-KHAWARIZMI DAN PERSAMAAN KUADRAT

Budiman, Suryawati, Herizal

141

PEMBELAJARAN QUANTUM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Yuhasriati

148

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI LIMIT DI

KELAS X SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN AJARAN 2013/2014

Erni Maidiyah, Roza Yefissa

156

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS IX

SMP NEGERI 1 BANDA ACEH DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL

PISA PADA KONTEN SPACE AND SHAPE

Yusrina, Rahmah Johar

165

PENGGUNAAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA NEGERI 2 SIGLI

Zuraida IM

178

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

KELAS XI-B1 SMK-PP NEGERI SAREE

Yustina

190

KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

MELALUI MODEL LEARNING CYCLE “5E” DI KELAS VIII SMP PLUS

AL-‘ATHIYAH ACEH BESAR

(9)

______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015

ix

KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA PADA MATERI

PERBANDINGAN DENGAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE

THINK-PAIR-SHARE

Suryawati, Bainuddin Yani, Lisa Ramadhani

214

PENDEKATAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MAHASISWA PGSD PADA

PEMBELAJARAN SOAL CERITA MATEMATIKA: PENGEMBANGAN

MODEL PEMBELAJARAN

(10)

46

The Math Body, Untuk Efisiensi dan Efektifitas Pembelajaran Matematika

Asmudi

SMP Negeri 1 Kuala, Dinas Penddikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen Email: asmudi.garda@gmail.com

Abstrak. The Math Body, Untuk Efisiensi dan Efektifitas Pembelajaran

Matematika. Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) Penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika meningkatkan daya ingat peserta didik. (2) Metode pembelajaran yang diterapkan pada penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika meningkatkan pemahaman konsep peserta didik. (3) Penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika meningkatkan minat dan keaktifan belajar peserta didik.Berdasarkan data dan analisis data yang dipaparkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa setelah penulis menggunakan alat peraga The Math body dalam pembelajaran matematika kelas VII/a SMP Negeri 1 Kuala khusunya pada materi KPK dan FPB dapat diperoleh hasil; (1) Capain kompetensi spiritual social pada peserta didik rata-rata sangat baik(A-) dan baik (B+) (2) Capain kompetensi pengetahuan pada peserta didik rata-rata 3,5 (baik) (3) Capain kompetensi ketrampilan pada peserta didik kelas VII/a SMP Negeri 1 Kuala rata-rata 3,3 (baik). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan alat peraga The Math body dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan pemahaman konsep yang berimbas pada peningkatan prestasi belajar siswa

Kata Kunci: The Math Body, KPK dan FPB, Pembelajaran Matematika

1. Pendahuluan

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta kepribadiannya. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu masalah pendidikan perlu mendapat perhatian dan penanganan yang lebih baik yang menyangkut berbagai masalah berkaitan dengan kuantitas dan kualitasya. Salah satu upaya peningkatan kualitas pendidian itu adalah penerapan Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 diimplementasikan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014. Untuk tingkat SMP, pada tahun pertama Kurikulum 2013 diimplementasikan pada kelas VII di 1437 sekolah yang tersebar di 295 Kabupaten/Kota di seluruh provinsi di Indonesia. Komponen terpenting implementasi kurikulum tersebut adalah pelaksanaan proses pembelajaran yang diselenggarakan di dalam dan/atau luar kelas dengan pendekatan, model, motode, strategi, dan media pembelajaran berfungsi untuk menyiapkan peserta didik agar dapat menghadapi tantangan perubahan dalam kehidupan lokal, nasional, dan global melalui pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan yang outputnya diharapkan dapat membatu peserta didik menjadi generasi yang cerdas seutuhnya yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial,cerdas intelektual, dan cerdas kinestetik.

Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting bagi siswa karena merupakan pengetahuan dasar untuk memecahkan persoalan kehidupan. Bisa dikatakan bahwa hampir semua aspek kehidupan membutuhkan keterampilan matematika. Ketika siswa menguasai matematika maka akan memudahkan siswa dalam menjalani kehidupannya. Begitu pentingnya matematika sehingga menjadi mata pelajaran yang diberikan dibangku sekolah sejak masuk sekolah dasar meskipun terintegrasi dalam pelajaran tematik di kelas awal sampai kejenjang perguruan tinggi.

(11)

47

Siswa akan mengalami kesulitan belajar untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi ketika tidak memahami dan menguasai konsep dasar matematika.

Untuk menghadirkan pengalaman konkrit dalam bentuk nyata khususnya dalam pelajaran matematika konsep aritmatika (berhitung), maka seorang guru hendaknya menggunakan media/ alat peraga sehingga pengalaman belajar yang dimiliki oleh siswa benar-benar nyata dan tersimpan dengan baik dalam pemahaman siswa.

Kondisi memprihatinkan dalam pembelajaran matematika tersebut menjadi kekhawatiran yang mendalam bagi penulis mengingat pengetahuan matematika bagi generasi jaman sekarang dan masa depan adalah sangat penting sebagai sebuah pembawa ilmu pengetahuan (carrier of knowledge) secara global.

Berangkat dari kekhawatiran tersebut, penulis mencoba melakukan inovasi pembelajaran matematika untuk menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik agar prestasi belajar mereka dapat meningkat. Inovasi pembelajaran yang dilakukan penulis adalah dengan membuat alat peraga matematika yang menarik dan interaktif. Pembelajaran semacam inilah yang menjadi salah satu tujuan dan sasaran penerapan kurikulum 2013 ini yakni menciptakan generas yang siap menghadapi tantangan perubahan dalam kehidupan lokal, nasional, dan global melalui pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan yang outputnya diharapkan dapat membatu peserta didik menjadi generasi yang cerdas seutuhnya yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial,cerdas intelektual, dan cerdas kinestetik.

Oleh karena ini penulis melakukan smebuah inovasi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan The Math Body interaktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam karya inovasi ini adalah:

1. Bagaimanakah penggunaan The math Body Interaktif dalam pembelajaran matematika meningkatkan daya ingat peserta didik?

2. Bagaimanakah metode pembelajaran yang diterapkan pada penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika meningkatkan pemahaman konsep peserta didik? 3. Bagaimanakah penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika

meningkatkan minat dan keaktifan belajar peserta didik?

4. Bagaimanakah instrumen penilaian yang diterapkan pada penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika.

Sehingga

1. Penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika meningkatkan daya ingat peserta didik.

2. Metode pembelajaran yang diterapkan pada penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika meningkatkan pemahaman konsep peserta didik.

3. Penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika meningkatkan minat dan keaktifan belajar peserta didik.

4. Instrument penilaian yang diterapkan pada penggunaan The Math Body interaktif dalam pembelajaran matematika meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

2. Landasan Teori

A. Konsep / Teori yang Melandasi Karya Inovasi Pembelajaran 1. Pengertian Alat Peraga.

Matematika yang diajarkan disekolah adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental yang memiliki objek dasar abstrak dan berazaskan kebenaran konsistensi, dalam system proses belajar mengajar digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.

(12)

48

Siswa SMP pada dasarnya perkembangan intelektual mereka berada pada tahap peralihan dari tahap operasional konkret menu ke tahap operasional formal, tetapi itu tidak berarti bahwa semua anak sudah dalam tahap tersebut. Mungkin ada saja yang terlambat mencapai tahap itu, maka penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika SMP sangat diperlukan. Hal tersebut perlu diketahui guru, agar dapat membantu siswa yang bersangkutan dengan cara yang berbeda dengan siswa lain. Menurut Zoltan P. Dienes, bahwa stiap konsep matematika dapat dipahami dengan cukup apabila hal tersebut disajikan kapada siswa dengan bantuan berbgai pembelajaran yang kongkrit..

Alat peraga pengajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa (Moh. Uzer Usman, 1989:26). Sedangkan menurut Nasution (1989: 132) bahwa: alat peraga adalah alat yang dipergunakan oleh guru atau pendidik untuk membantu dalam menerangkan sesuatu kepada anak sesuai dengan bahan pengajaran yang diajarkan.

Pemberian contoh melalui benda sebenarnya atau penggantinya berarti memperagakan sesuatu. Salah satu tujuan memperagakan adalah member variasi dalam pengajaran dengan lebih banyak menyediakan realitas. Mengajar dengan peragaan berarti mengajar dengan menyediakan faslitas alat-alat peraga atau media. Meskipun alat peraga sebagai alat bantu namun alat peraga memegang peranan penting meningkatkan hasil belajar dalam proses belajar mengajar.

Dengan pembelajaran menggunakan alat peraga, guru matematika diharapkan dapat mendorong kreatifitas siswa dengan cara membantu menemukan ide dasar, aturan-aturan, prinsip-rinsip matematika. Dengan penekanan penekanan pada hal tersebut, diharapkan siswa akhirnya menemukan hal-hal yang menarik dalam mempelajari matematika dan dapat menemukan, memeriksa serta membuat generalisasi terhadap obyek yang dipelajari.

B. Rancangan Karya Inovasi dalam Pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat atau materi lain yang menyajikan bentuk informasi secara lengkap dan dapat menunjang proses belajar mengajar. Ruseffendi, 1982 (kemendikbud 2013;30) menyatakan bahwa media pendidikan adalah perangkat lunak (software)dan atau perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar dan alat bantu belajar. Sementara itu, Brown,dkk (kemendikbu,2013) membuat klasifikasi media pembelajaran yang sangat lengkap yang mencakup sarana belajar (equipment for learning), saranan pendidikan untuk belajar (educational media for learning), dan fasilitas belajar (facilities for learning). Sarana belajar mencakup tape recorder, radio, OHP, vidio player, televisi, laboratorium elektronik, telepon, kamera dan lain-lain. Sarana pendidikan untuk belajar mencakup buku teks, buku penunjang, ensiklopedi, majalah, surat kabar,kliping, program TV, program radio, gambar dan lukisan, peta, globe, poster, kartun, boneka, papan planel, papan tulis, dan lain-lain.

Bentuk karya inobel yang penulis rancang diawali oleh analisis teori atau konsep tentang pengertian dan fungsi dari alat peraga matematika. Berikut ini beberapa langkah yang penulis lakukan dalam proses pembuatan karya inobel:

1) Identifikasi kebutuhan alat peraga dengan cara menganalisis kurikulum yang sedang digunakan/berlaku menurut jenjang kelas yang diampu dari guru yang bersangkutan.

2) Mendesain alat peraga yang akan dibuat.

3) Merencanakan dan memilih bahan dari alat peraga yang akan dibuat.

Alat peraga The Math body menggunakan bahan ramah lingkungan dan dari barang bekas ditambah kayu, triplek, Cat, perkakas yang diperlukan, lampu on/off dan kabel listrik. 4) Membuat alat peraga.

Dimulai merancang rangka dasar dari kayu terdiri dari rangka badan dan tangan, semua sambungan menggunakan baut untuk memudahkan bongkar pasang saat diperlukan. Selanjutnya

(13)

49

baru dilanjutkan dengan membuat bagian bagian yang akan disematkan pada rangka mengacu pada materi matematika dan disesuaikan dengan bentuk tubuh manusia.

5) Menyusun petunjuk penggunaan alat peraga atau lembar kerja,

6) Penilaian alat peraga dan petunjuk yang telah dibuat dari catatan-catatan guru saat digunakan. Alat peraga juga dirancang berdasar analisis kurikulum sesuai KI/KD dan catatan-catatan guru tentang kesulitan-kesulitan yang sering ditemui dalam pembelajaran bila tidak menggunakan alat peraga.

3. Metode

Data aplikasi pembelajaran focus terhadap siswa kelas VII/a. SMP Negeri 1 Kuala sebagai sampel tahun tahun pelajaran 2013/2014. Dengan jumlah 25 peserta didik dengan menggunakan metode STAD dalam proses pembelajaran dan menggunakan teknik penilaian essay, pilihan ganda, unjuk kerja, tes tertulis, lembar kerja dan tes keterampilan.

Ide Dasar

Dalam proses awal perancangan alat peraga ini didasari oleh dua hal yaitu berdasarkan teori Piaget tampak bahwa pada awal, anak belajar melalui hal-hal yang konkrit atau nyata dalam arti dapat diamati dengan menggunakan panca indera anak. Untuk memahami konsep matematika yang bersifat abstrak, anak memerlukan benda-benda konkrit. Selain Piaget beberapa ahli lain mengemukakan pendapatnya tentang perkembangan belajar seseorang adalah Bruner. Menurut Fajar (15,Psikologi dan Teori Belajar matematika,2008) Bruner membagi proses belajar siswa menjadi tiga tahap yaitu tahap enaktif, ikonik dan simbolik.

1. Tahap Enaktif Pada tahap ini, siswa dituntut untuk mempelajari pengetahuan dengan menggunakan benda konkrit atau menggunakan situasi nyata bagi para siswa.

2. Tahap Ikonik Setelah mempelajari pengetahuan dengan benda nyata atau benda konkrit, tahap berikutnya adalah tahap ikonik yaitu siswa mempelajari suatu pengetahuan dalam bentuk gambar atau diagram sebagi perwujudan dari kegiatan yang menggunakan benda konkrit atau nyata.

3. Tahap simbolik Selain dua tahap diatas masih ada satu tahap lagi yaitu tahap simbolik dimana siswa mewujudkan pengetahuannya dalam bentuk symbol-simbol abstrak. Dengan kata lain siswa harus mengalami proses berabstraksi.

Berdasarkan teori di atas, siswa SMP merupakan peralihan dari tahap operasional konkrit menuju ke tahap formal maka dalam membelajarkan matematika kepada siswa masih diperlukan azas peragaan agar pembelajaran menjadi bermakna dalam meningkatkan pemahaman dan daya tarik siswa untuk mempelajarai matematika.

Guru tidak direpotkan membawa dan mempersiapkan untuk diperagakan didepan siswa. Selanjutnya ada bebrapa alasan berdasarkan kriteria yang diharapkan dari sebuah alat peraga yaitu:

1. Alat peraga dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai kompetensinya oleh siswa

2. Alat peraga dapat membantu memahami konsep materi pembelajaran dan bukan sebaliknya

3. Alat peraga mudah diperoleh atau dibuat oleh guru 4. Alat peraga mudah penggunaannya

(14)

50

Gambar 1. Rancangan penggunaan alat peraga (media) dalam pembelajaran

matematika

Keterangan:

_______________ : komunikasi utama _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ : konsultatif

Tugas guru : fasilitator pembelajaran (Kemendikbud, 2013:45)

Guru yang berperan sebagai navigator, adaptor, komunikator, peserta didik, visioner, profesional yang mandiri, warganegara yang loyal, pemimpin, teladan, kolaborator, dan pengambil risiko diharapkan mampu melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang diusulkan oleh Brown (2007) berikut: a) otomatis; b) bermakna; c) menghargai; d) memotivasi; e) memiliki nilai investasi strategis; f ) menjaga ego bahasa peserta didik; g) menumbuhkan rasa percaya diri; h) menumbuhkan keberanian mengambil risiko; i) menunjukkan hubungan bahasa dan budaya; j) mengakui ada pengaruh bahasa sumber ke dalam belajar bahasa sasaran; k) mengakui ada bahasa antara (interlanguage); dan l) mengarah ketercapaian kompetensi komunikatif. Proses Penemuan / Pembaharuan

Gambar 2: Alur pembelajaran matematika dengan The Math Body dengan pendekatan Saintifik.

1. Prototip

Dari beberapa alat peraga yang saya rancang sebelumnya, ternyata sangat membantu saya dalam mengenalkan konsep dari materi tertentu kepada siswa. Dalam pelaksanaannya tentu kita menjadi repot membawa dari kantor guru kekelas dan menyimpannya kembali pada saat tidak digunakan. Maka saya merancang dengan menggabungkan beberapa alat peraga ini menjadi satu kesatuan membentuk prototip tubuh manusia dengan bagian-bagianya adalah beberapa alat peraga yang telah dirancang terpisah dengan menyesuaikan bentuk dengan prototip yang diinginkan.

Guru Media siswa

Konten

Matematika

Masalah

matematik

The math

body

K. 13

Pendekatan

Model

metode

Pemahaman konsep

Pemecahan

Masalah

(15)

51

Gambar 3. beberapa rancangan alat peraga

yang masih terpisah.

BADAN BAGIAN

DEPAN

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

BADAN BAGIAN BELAKANG

LOBANG

ANGKA

BALOK

ANGKA

LINGKARAN

KEPALA

JARING

KUBUS

ENGSEL

RANGKA

UTAMA

LOBANG

SAMBUNGAN

AS PUTAR SAMBUNGAN

PENYANGGA UTAMA

(16)

52

THE MATH BODY

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

165 cm

Gambar 4. Kombinasi beberapa alat peraga

membentuk anatomi tubuh

manusia

(17)

53

2. Keunggulan Karya Inovasi

The Math Body interaktif merupakan sebuah media pembelajaran yang dapat merangsang dan menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik. Selain dapat menumbuhkan minat dan motivasi Aplikasi mudah diterapkan

- Alat peraga dapat dibawa kemanapun - Bisa bongkar pasang

- Murah

- Mudah diperoleh

3. Kelemahan Karya Inovasi

- Belum mewakili semua materi

- Bahannya masih menggunakan kayu sehingga bawaannya berat - Rentan terhadap kerusakan bila kelasnya tradisional.

(dianjurkan untuk moving class dan laboratorium Matematika)

A. Aplikasi Praktis dalam Pembelajaran

Untuk Laporan ini, penulis hanya mendeskripsikan hasil aplikasi dikelas VII/a. SMP Negeri 1 Kuala dalam materi KPK dan FPB dalam implementasi Kurikulum 2013 yang menggunakan badan bagian depan berupa Panel Balok Putar KPK dan FPB dari The Math Body dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Misalkan diberi masalah sederhana misalnya kasus dari buku siswa kurikulum 2013. 1. Contoh permasalahan:

Anita, Indri dan Wati belanja bersamaan di sebuah mall. Anita balanja 3 hari sekali, Indri berbelanja 6 Hari sekali, dan Wati berbelanja 9 Hari sekali. Setelah berapa hari ketiganya berbelanja bersamaan di Mall tersebut?

1. Penyelesaian Dengan The Math Body

Permasalahan kita adalah berapa hari kemudian Anita, Indri dan wati akan bertemu kembali di Mall itu. Berarti yang diinginkan adalah pertemuan tercepat atau kelipatan bersama terkecil dari bilangan 3,6 dan 9.

Dengan Panel Balok Putar pada badan bagian depan, Kita bisa menyelesaikan permasalahan tersebut dngan simulasi sebagai berikut:

- Pada bagian atas tulis angka sejajar masing- masing panel yaitu 3,6 dan 9. - Tekan saklar/letakkan gantungan disetiap kelipatan masing-masing angka

tersebut pada puluhan yang pertama.

- Jika pada puluhan yang pertama tidak ada saklar yang menyala ddalam sutu

garis untuk ketiga angka tersebut, matikan saklar yang ada dan lanjutkan di puluhan yang kedua dan seterusnya.

- KPK akan didapat pada puluhan yang kedua yaitu pada angka 18 dimana semua

lampu menyala pada satu garis diangka 18.

- Jadi Anita, Indri dan Wati akan bertemu atau berbelanja secara bersamaan pada

mall tersebut pada hari ke 18.

-1. Aplikasi di Kelas

Pada tahap pendahuluan guru mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Mulai dari alat peraga yang sudah stanby dikelas, memeriksa arus listrik, lembar instrumen, spidol/pulpen, penataan meja dan kursi peserta didik sesuai kebutuhan pembelajaran, serta perlengkapan-perlengkapan lainnya. Setelah memastikan kondisi kelas sudah siap guru memberikan penjelasan kepada peserta didik.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penggunaan media guru mulai memasuki kegiatan pendahuluan pembelajaran dengan menyapa peserta didik.. Selanjutnya guru menyiapkan peserta didik secara

(18)

54

psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran dan memeriksa kehadiran peserta didik. Setelah itu guru masuk pada kegiatan inti pembelajaran. Pada kegiatan inti pembelajaran guru memfasilitasi dan memotivasi peserta didik untuk melakukan kegiatan 2M (mengamati, dan mempertanyakan).

Mengamati

Pada kegiatan mengamati, guru menyajikan materi di papan tulis / slide powerpoint yang berisi foto kegiatan peserta didik. Peserta didik mulai mengamati foto-foto tersebut. Inisiatif penulis memasukkan foto-foto peserta didik agar mereka lebih termotivasi menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Setelah beberapa menit peserta didik mengamati beberapa foto tersebut guru menanyak tentang aktivitas-aktivitas yang terjadi foto-foto tersebut. Selain sajian foto pada slide tersebut, guru juga melengkapinya dengan efek suara dengan tujuan ketika peserta didik memberika jawaban benar maka otomatis akan muncul efek suara tersebut.

Setelah kegiatan pengamatan selesai, guru mulai memberikan penjelasan tentang kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran dilaksanakan. Selanjutnya guru memberikan umpan balik terhadap jawaban-jawaban yang diberikan peserta didik sambil memberikan penguatan pembelajaran. Serlanjutnya masuk pada inti materi siswa diarahkan untuk dapat menemukan sendiri definisi dari KPK dan FPB dari permasalahan yang diberikan dan diselesaikan dengan bantuan The Math Body.

Tahap Tindak Lanjut

Pembelajaran bermedia akan lebih bermakna jika setelah menggunakan, peserta didik melakukan kegiatan-kegiatan yang ada hubungannya dengan materi yang disajikan pada media tersebut (Kemendikbud, 2013:49). Pada tahap tindak lanjut penggunaan multimedia interaktif, peserta didik diarahkan untuk melakukan kegiatan 3M yaitu mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Mengeksplorasi/ bereksperimen

Setelah menyelesaikan contoh yang guru berikan, siswa secara kelompok diminta untuk mencari permaslahan yang yang berhubungan dengan KPK dan FPB dari berbagai sumber.

Mengasosiasi/ menganalisis

Dengan bekerja mandiri/kelompok peserta didik mengerjakan beberapa permasalahan yang disajian di LKS yang nantinya akan dipresentasikan didepan kelas

Mengkomunikasikan

Melalui berbagai permasalahan yang diberikan oleh guru, peserta didik berlatih untuk menyelesaikan permasalahan dan selanjutnya perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya kedepan kelas dengan menggunakan The Math Body.

3. Tahap Evaluasi

1. Guru dan siswa secara bersama sama membuat ringkasan bahan yang sudah dipelajari pada pertemuan ini

2. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk membantu mereka melakukan repleksi terhadap kegiatan belajar yang telah mereka lakukan

3. Guru memberikan tugas untuk kepada siswa untuk mempraktikkan ungkapan sapaan dan mencatat siapa saja siswa yang mengucapkan ungkapan tersebut

Guru menjelaskan rencana pembelajaran yang akan dating

4. Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran

Data aplikasi pembelajaran focus terhadap siswa kelas VII/a. SMP Negeri 1 Kuala sebagai sampel tahun tahun pelajaran 2013/2014. Dengan jumlah 25 peserta didik dengan menggunakan

(19)

55

metode STAD dalam proses pembelajaran dan menggunakan teknik penilaian essay, pilihan ganda, unjuk kerja, tes tertulis, lembar kerja dan tes keterampilan.

Tabel : Konversi Pengetahuan,Keterampilan dan sikap

Predikat Nilai Kompetensi

Pengetahuan Keterampilan Sikap

A 4 4 SB A- 3.56 3.56 B+ 3.33 3.33 B B 3 3 B- 2.56 2.56 C+ 2.33 2.33 C C 2 2 C- 1.56 1.56 D 1.33 1.33 D D 1 1 Pedoman Penskoran : Nilai Perolehan NA = X 4 Nilai Maksima

5. Analisis Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran a. Pertemuan I (Satu)

Penilaian setiap pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan dan kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan ada kompetensi keterampilan menggunakan skala 1-4 ( untuk kelipatan 0.33), yang akan dikonversi kedalam predikat A-D sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala sangat baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (D).seperti Tabel Pada diatas.

1. Analisis Nilai Pencapaian Kompetensi Spritual dan Sosial

Cakupan penilaian sikap yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa yang dijabarkan dalam bentuk KI 1 yaitu menhgargai dan menghayati ajaran agama yang dianut sedangkan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab yang dijabarka kedalam sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri

Berdasarkan data yang dipaparkan diatas dapat dideskripsikan bahwa capain kompetensi spritual peserta didik SMP Negeri 1 Kuala setelah penerapan media pembelajaran The Math Body, diperoleh hasil dari 25 peserta didik, 12 diantaranya memperoleh nilai sangat baik (SB) dan 13 peserta didik memperoleh nilai baik (B). Dengan capain predikat adalah 8 peserta didik memperileh predikat sangat baik (A-) dan 17 peserta didik memperoleh predikat baik (B+). Dari capaian tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah penerapan media pembelajaran The Math Body pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Kuala sikap spiritual mereka rata-rata sangat baik (A-) dan baik (B+).

2. Analisis Nilai Pencapaian Kompetensi Pengetahuan

Berdasarkan data yang dipaparkan di atas dapat dideskripsikan bahwa capain kompetensi pengetahuan peserta didik SMP Negeri 1 Kuala setelah penerapan media pembelajaran The Math

(20)

56

Body, diperoleh hasil dari 25 peserta didik, 5 diantaranya memperoleh nilai sangat baik (4), 9 peserta didik memperoleh nilai sangat baik (3,66), 10 peserta didik yang memperoleh nilai baik (3,2), dan 1 peserta didik memperoleh nilai baik (2,66). Dengan capain predikat adalah 10 peserta didik memperileh predikat sangat baik (A-) dan 15 peserta didik memperoleh predikat baik (B+). Dari capaian tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah mengunakan media pembelajaran The Math Body pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Kuala kompetensi pengetahuan mereka rata-rata berada pada capaian 3,3 (baik).

3. Analisis Nilai Pencapaian Kompetensi Keterampilan

Penilaian Pencapaian Kompetensi keterampilan merupakan penilaian untuk menilai sejauhmana pencapaian SKL, KI, dan KD khusus dalam dimensi keterampilan yang meliputi keterampilan mencoba, mengolah, menyaji, dan menalar. Dalam ranah konkret keterampilan ini mencakup aktivitas menggunakan, mngurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat. Sedangkan dalam ranah abstrak keterampilan ini mencakup aktivitas menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang. (Permendikbud nomor 68 tahun 2013).’

Berdasarkan data yang dipaparkan di atas dapat dideskripsikan bahwa capaian kompetensi keterampilan peserta didik SMP Negeri 1 Kuala setelah penerapan media pembelajaran The Math Body, diperoleh hasil dari 25 peserta didik, 2 diantaranya memperoleh nilai sangat baik (4), 4 peserta didik memperoleh nilai sangat baik (3,66), 12 peserta didik yang memperoleh nilai baik (3,2), dan 2 peserta didik memperoleh nilai baik (2,66). Dengan capain predikat adalah 7 peserta didik memperileh predikat sangat baik (A-) dan 13 peserta didik memperoleh predikat baik (3,3). Dari capain tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah penerapan media pembelajaran The Math Body pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Kuala kompetensi keterampilan mereka rata-rata berada pada capaian sangat baik (3,3 / A).

b. Pertemuan II (dua)

- Analisis Nilai Pencapaian Kompetensi Spritual dan Sosial

Cakupan penilaian sikap yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa yang dijabarkan dalam bentuk KI 1 yaitu menhgargai dan menghayati ajaran agama yang dianut sedangkan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab yang dijabarka kedalam sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri

Berdasarkan data yang dipaparkan diatas dapat dideskripsikan bahwa capain kompetensi spritual peserta didik SMP Negeri 1 Kuala setelah penerapan media pembelajaran The Math Body pada pertemuan kedua, diperoleh hasil dari 25 peserta didik, 14 diantaranya memperoleh nilai sangat baik (SB) dan 9 peserta didik memperoleh nilai baik (B). Dengan capain predikat adalah 12 peserta didik memperileh predikat sangat baik (A-) dan 13 peserta didik memperoleh predikat baik (B+).

Dari capaian tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah penerapan media pembelajaran The Math Body pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Kuala sikap spiritual mereka rata-rata sangat baik (A-) dan baik (B+).

a. Analisis Nilai Pencapaian Kompetensi Pengetahuan

Berdasarkan data yang dipaparkan di atas dapat dideskripsikan bahwa capain kompetensi pengetahuan peserta didik SMP Negeri 1 Kuala setelah penerapan media pembelajaran The Math

(21)

57

Body, diperoleh hasil dari 25 peserta didik, 7 diantaranya memperoleh nilai sangat baik (4), 10 peserta didik memperoleh nilai sangat baik (3,66), 7 peserta didik yang memperoleh nilai baik (3,2), dan 1 peserta didik memperoleh nilai baik (2,66). Dengan capain predikat adalah 10 peserta didik memperileh predikat sangat baik (A-) dan 15 peserta didik memperoleh predikat baik (B+). Dari capaian tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah mengunakan media pembelajaran The Math Body pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Kuala kompetensi pengetahuan mereka rata-rata berada pada capaian 3,5 (A-).

b. Analisis Nilai Pencapaian Kompetensi Keterampilan

2 dan 13 peserta didik memperoleh predikat baik (3,5 ). Dari capain tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah penerapan media pembelajaran The Math Body pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Kuala kompetensi keterampilan mereka rata-rata berada pada capaian sangat baik (3,3 /B+).

c. Perbandingan dengan capaian siswa kelas control

Dalam kesempatan ini penulis juga mengajarkan hal yang sama dikelas VII.b SMP Negeri 1 Kuala tanpa mengunakan alat peraga The Math body dengan materi Kelipatan dan Faktor Bilangan Bulat dengan sub materi KPK dan FPB. Paparan hasil penilaian disajikan dalam table berikut:

d. Hasil perbandingan

Hasil perbandingan Nilai Spiritual, Sosial, Pengetahuan, Ketrampilan antara kelas alat peraga menggunakan The Math body dengan kelas Kontrol dapat disajikan dalam table berikut:

Hasil perbandingan rata-rata hasil capaian siswa untuk pertemuan satu (Pa.1) dan pertemuan dua (Pa.2) untuk kelas alat peraga menggunakan The Math Body dapat kami sajikan dalam diagram berikut :

6. Desiminasi

Karya Inobel berupa alat peraga The Math Bodi ini telah saya desiminasikan pada forum MGMP Matematika Kabupaten Bireuen pada tanggal 14 Mei 2014 di gedung PPMG

0 1 2 3 4 Pertemuan .1 Pertemuan.2 Kelas Pertemuan

Spiritual Sosial Pengetahuan Ketrampilan

I II I II I II I II

Kelas Alat peraga B B B B 3.3 3.4 3 3.24

(22)

58

Wilayah III Provinsi Aceh yang dihadiri sekitar 40 orang guru matematika tingkat SMP/MTs sekabupaten Bireuen. Penulis Juga mensimulasikan mulai dari ide, perancangan, dan langkah-langkah penggunaan setiap bagian dari The Math Body. Para Guru sangat termotivasi dan mereka ingin juga merancang alat peraga untuk digunakan dalam proses pembelajaran Matematia di sekolah.

Dalam kesempatan tersebut penulis ikut juga mensosialisasi tentang Lomba Inobel yang diadakan setiap tahun oleh P2TK Dikdas, Ditjen Dikdas dan Kemdikbud. Hal ini penulis pandang perlu untuk mendorong para guru untuk mempersiapkan lebih awal agar lebih maksimal untuk ikut perlombaan disamping peningkatan kompetensi dan karir.

7. Simpulan

Berdasarkan data dan analisis data yang dipaparkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa setelah penulis menggunakan alat peraga The Math body dalam pembelajaran matematika kelas VII/a SMP Negeri 1 Kuala khusunya pada materi KPK dan FPB dapat diperoleh hasil;

1. Capain kompetensi spiritual social pada peserta didik rata-rata sangat baik(A-) dan baik (B+)

2. Capain kompetensi pengetahuan pada peserta didik rata-rata 3,5 (baik)

3. Capain kompetensi ketrampilan pada peserta didik kelas VII/a SMP Negeri 1 Kuala rata-rata 3,3 (baik)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan alat peraga The Math body dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 2003. Metodologi Pembelajaran Matematika. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada Bronw 1992. Instructional Design Strategies and Tactics. Englewood Clifs Educational

Technology Publication

Djoko Iswaji. 2003.Pengembangan Media Pembelajaran Matematika di SLTP.Yogyakarta:FMPA UNY

Kemendikbud, 2013. Model Penilaian Pencapain Kompetensi Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama.Jakarta.

Kemendikbud, 2013. Panduan Penguatan Proses Pembelajaran Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama.Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosda

Kemendikbud, 2013. Model Penilaian Pencapain Kompetensi Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama.Jakarta.

Kemendikbud, 2013. Model Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP) Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama.Jakarta.

Kemendikbud, 2013. Modul PLPG Tahun 2013 Matematika.Jakarta. Kemendikbud, 2013. Buku Guru Matematika’ SMP/MTs Kelas VII. Jakarta. Kemendikbud, 2013. Buku Siswa MatematikaSMP/MTs Kelas VII. Jakarta. Moh. Uzer Usman. 1989. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Bumi Persada Nasution. 1989. Didaktik Azas-Azas mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Sa’ud, Udin Saefudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Kemendikbud, 2013. Panduan Penguatan Proses Pembelajaran Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama.Jakarta.

Gambar

Gambar  2:  Alur  pembelajaran  matematika  dengan  The  Math  Body  dengan  pendekatan  Saintifik
Gambar 4. Kombinasi beberapa alat peraga  membentuk anatomi tubuh  manusia

Referensi

Dokumen terkait

a. Terdapat perbedaan antara individu yang berada dalam kondisi terdapat elemen Pengendalian Internal maupun tidak terdapat elemen Pengendalian Internal dalam

3.3 Mengemukakan isi teks surat tanggapan pribadi tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta permasalahan dan lingkungan sosial di daerah

tanggal diterimanya kembali Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan dari pos atau perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir oleh Kantor Pelayanan Pajak

Hasil yang didapatkan semakin panjang perkuatan dan semakin besar jarak pondasi dari tepi lereng maka nilai daya dukung akan semakin meningkat yang dibuktikan

Air asam tambang (AAT) atau disebut juga dengan Acid Mine Drainage (AMD) adalah air yang bersifat asam (tingkat keasaman yang tinggi) dan sering ditandai dengan

Menurut (Zuhal:1991:687) Perputaran motor pada mesin arus bolak- balik ditimbulkan oleh adanya medan putar (fluks yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan

Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji data-data yang digunakan dalam penelitian ini apakah telah memenuhi asumsi klasik, yaitu

Selama peternak masih mengandalakan ketersediaan pakan pada alam dan budidaya yang lebih mengandalkan curahan tenaga kerja keluarga, serta sulitnya peternak untuk akses ke