• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS : 4650/UN.40.2.4/PL/2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH

MASYARAKAT KOTA BEKASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Departemen Pendidikan Geografi

Oleh :

BAYU PRASETYO PAMBUDI

1106341

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PERNYATAAN KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Bayu Prasetyo Pambudi

NIM : 1106341

Departemen : Pendidikan Geografi

Angkatan : 2011

Alamat : Jln. Muria, Blok C 120 Harapan Jaya, Bekasi Utara,

Menyatakan bahwa, skripsi yang berjudul “Optimalisasi Pemanfaatan Taman Kota Oleh Masyarakat Kota Bekasi”, merupakan hasil karya sendiri dengan bimbingan dosen :

1. Nama : Drs. Jupri.Mt

NIP : 196006115 198803 1 1003

2. Nama : Drs. Dadang Sungkawa, M.Pd

NIP : 195550210 198002 1 001

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya

siap bertanggung jawab serta menerima segala konsekuensi apabila pada suatu

hari nanti ada pihak yang mengklaim atas karya tulis ilmiah ini.

Bandung, September 2015

Pembuat Pernyataan,

Bayu Prasetyo Pambudi

(3)
(4)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH

MASYARAKAT KOTA BEKASI

Oleh :

Bayu Prasetyo Pambudi, Jupri*)

, Dadang Sungkawa*)

Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Email :

bayupambudi22@yahoo.co.id, dadangsungkawa_geo@upi.edu

ABSTRAK

Pembangunan fasilitas umum tidak dapat dilaksanakan tanpa memepertimbangkan kebutuhan ekologi, terutama dalam hal penataan kota. Berdasarkan peraturan pemerintah mengenai penataan wilayah, sebuah kota wajibnya memiliki ruang terbuka hijau minimal 30%. Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang sedang melakukan pembangunan di aspek ruang terbuka hijau, dalam hal ini taman kota. Tujuan dari penelitian ini ialah mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam memanfaatkan taman kota, peran serta masyarakat dalam memanfaatkan taman kota dan mengetahui respon pemerintah terhadap keberadaan taman kota. Metode yang digunakan ialah observasi lapangan, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan persentase dan teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah random sampling sehingga populasi dari penelitian ini masyarakat sekitar yang sedang mengunjungi taman kota. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam memanfaatkan taman kota ialah jarak tempat tingggal dan kondisi fisik taman kota, selain itu taman dengan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan taman kota paling tinggi ialah Taman Pekayon sedangkan respon pemerintah lebih kepada merawat dan menjaga taman kota yang ada, serta berencana akan menambah jumlah taman kota yang akan disebar di 12 kecamatan hingga tahun 2018. Agar pengelolaan taman kota dapat ditingkatkan maka perawatan taman harus dilakukan secara rutin. Selain itu masyarakat sebagai pengunjung taman kota harus bisa menjaga fasilitas taman kota yang tersedia.

Kata Kunci : Optimalisasi, RTH, Taman Kota,Bekasi.

Abstract

(5)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

observaton, interview and documentation study. The result show that factors that affect the community in using the park is home to the ciry park distance and the physical condition of the city park, in addition to that. A city park with community participation in using the highest city park is Pekayon Park while the goverment response is to maintain and develop the existing city park as well as plans to increase the number of city park that will be held in 12 district until 2018. In order for the management of urban parks can be improved park maintenance should be performed routinely. Moreover, society as a city park visitors should be able to keep the city park facilities to be used again

(6)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II LATAR BELAKANG MASALAH ... 8

A. Lokasi ... 8

B. Ruang Terbuka Hijau ... 9

C. Tujuan Dibangunnya Ruang Terbuka Hijau ... 9

D. Fungsi dan Manfaat Ruang Terbuka Hijau ... 9

E. Tipologi RTH ... 10

F. Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah ... 11

G. Klasifikasi RTH... 12

H. Penyediaan RTH di wilayah perkotaan ... 13

I. Pengertian Taman Kota ... 14

J. Jenis Taman Kota ... 14

K. Fungsi Taman Kota ... 15

L. Standar Taman Kota ... 16

M. Ruang Publik ... 17

N. Fungsi dan Pemanfaatan Ruang Publik ... 17

O. Tipe Karakteristik Ruang Publik ... 18

P. Elemen Ruang Publik ... 19

Q. Kriteria Keberhasilan Ruang Publik... 20

R. Sarana dan Prasarana Ruang Publik ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Metode Penelitian ... 24

(7)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Pendekatan Penelitian ... 25

D. Variabel Penelitian ... 26

E. Populasi dan Sampel ... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 28

G. Teknik Pengolahan Data ... 29

H. Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Kondisi Geografi Daerah Penelitian ... 33

B. Penggunaan Lahan ... 38

C. Kondisi Sosial Ekonomi ... 40

D. Potensi Daerah ... 41

E. Taman Kota di Kota Bekasi ... 43

F. Tingkat Pemanfaatan Taman Kota di Kota Bekasi ... 43

G. Analisis Lokasi Taman Kota di Kota Bekasi ... 47

H. Karakterisitik Pengunjung Taman Kota ... 59

I. Pemanfaatan Taman Kota Sebagai Ruang Publik ... 62

I. Aksesbilitas dan Lokasi Taman Kota ... 67

J. Pendapat Masyarakat Terhadap SaranaTaman Kota Bekasi ... 72

K. Analisis Fasilitas Taman Kota di Bekasi ... 116

L. Faktor masyarakat dalam memanfaatkan taman kota...120

I. Peran serta masyarakat dalam pemanfaatan taman kota ... 120

K. Respon pemerintah dalam perkembangan taman kota di Bekasi ... 122

J. Implementasi taman kota dalam pendidikan ... 124

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 128

A. Kesimpulan ... 128

B. Rekomendasi ... 130 DAFTAR PUSTAKA

(8)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penelitian

Kota merupakan suatu pusat dari populasi yang luas serta padat penduduknya,

juga merupakan tempat masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi, sosial dan

politik serta memiliki posisi geografi yang relatif tetap dan kekuasaan pemerintah yang

spesifik.

Kota juga merupakan kawasan pemukiman yang pada umumnya dibangun untuk

masyarakat yang mendominasi tata ruang perkotaan dan telah memiliki berbagai

infrastruktur yang dapat memenuhi kebutuhan warganya secara mandiri.

Walaupun begitu, tata ruang perkotaan yang baik baru dapat terpenuhi jika

terdapat penghijauan di pekarangan pemukiman maupun perkantoran. Menurut Jansson

dan Lindgren (2012). Tata ruang perkotaan yang baik diutamakan pada keberadaan

ruang terbuka publik seperti taman umum, taman bermain dan ruang terbuka hijau

pemukiman. Penyediaan ruang terbuka hijau tidak hanya menjadi kewajiban

pemerintah, tetapi juga merupakan kewajiban masyarakat maupun pemerintah.

Salah satu bentuk peran serta masyarakat adalah ikut menciptakan RTH atau

ruang terbuka hijau dilingkungan sekitarnya dalam bentuk pekarangan maupun taman di

areal pemukiman. Selain itu masyarakat juga berkewajiban untuk merawat dan menjaga

ruang terbuka yang sudah ada. RTH sendiri jika dimanfaatkan dengan baik dapat

berfungsi secara estetis, hidrologis, klimatologis, protektif maupun sosial budaya

(Hastuti, 2011). Sementara menurut Van Dill En (2011), kualitas suatu RTH

berhubungan dengan kesehatan penghuni pemukiman sekitar RTH itu sendiri.

RTH sendiri merupakan unsur utama dalam tata ruang kota. Menurut Direktorat

Jenderal Penataan Ruang (2006) RTH harus dibangun di antara struktur bangunan

sebagai pelunak maupun penyejuk lingkungan. Pada prinsipnya, RTH diciptakan agar

dapat menekan efek negatif yang ditimbulkan dari padatnya aktifitas perkotaan, seperti

(9)

2

jumlah RTH akan berakibat fatal, yaitu naiknya suhu bumi dan perubahan cuaca yang

berakibat pada pemanasan global. Saat ini eksistensi RTH semakin berkurang

dikarenakan adanya alih fungsi lahan RTH menjadi lahan pemukiman maupun

perkantoran, adanya penebangan pohon-pohon di daerah perkotaan yang dilakukan

pemerintah maupun masyarakat juga dan tidak diikuti dengan upaya penanaman

kembali dengan pohon yang baru berdampak juga pada berkurangnya RTH.

Direktorat Jenderal Penataan Ruang menyatakan berdasarkan Undang-Undang

No 26 Tahun 2007 mengenai tata ruang perkotaan, sebuah kota wajibnya memiliki RTH

minimal 30% dari total luas wilayah. RTH yang dimaksud terbagi menjadi dua, yaitu

RTH publik dan RTH privat dengan proporsi masing-masing 20% untuk RTH publik

dan 10% untuk RTH privat. Penetapan besaran luas RTH ini berdasarkan dari

pengembangan RTH kota. Upaya penataan wilayah perkotaan sesuai dengan

pengembangan kota akan menciptakan keseimbangan serta keserasian antara

lingkungan alam maupun lingkungan buatan atau binaan.

Direktorat Jenderal Penataan Ruang (2006) juga menyatakan bahwa kota-kota di

indonesia pada umumnya memiliki kesulitan dalam meningkatkan RTH kota sehingga

beberapa kota di indonesia hanya sekedar mempertahankan RTH yang sudah ada

walaupun belum memenuhi persentase 30% dari yang diwajibkan. Target untuk

memenuhi persentase RTH konon semakin sulit untuk direalisasikan akibat adanya

tekanan kebutuhan sarana dan prasarana kota. Seperti struktur bagunan dan pelebaran

jalur jalan yang semakin meningkat yang disebabkan oleh peningkatan jumlah

penduduk. Hal ini merupakan bukti kurang diperhatikannya eksistensi RTH dan bahkan

sering dikorbankan. Padahal seharusnya RTH memiliki nilai ekologis maupun

ekonomis tinggi bagi terwujudnya lingkungan kota yang sehat.

Keberadaan RTH di perkotaan sering diabaikan baik oleh masyarakat maupun

pemerintah, karena dianggap tidak memberikan keuntungan ekonomi dan ini berakibat

kepada luas RTH yang semakin berkurang. Ini disebabkan karena meningkatnya

kebutuhan lahan yang diiringi dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk.

Pertumbuhan penduduk yang meningkat akan memberikan pengaruh yang besar pada

pemanfaatan lahan sehingga perlu perhatian khusus dari pihak-pihak yang berkaitan

(10)

3

Dari sekian banyaknya jenis RTH yang ada di perkotaan, salah satunya adalah

taman kota. Taman kota merupakan suatu kawasan ruang terbuka hijau di wilayah

perkotaan,lengkap dengan fasilitas yang ada untuk kebutuhan masyarakat sebagai

termpat rekreasi,selain menjadi tempat rekreasi,taman kota merupakan elemen kota

yang memiliki banyak fungsi. Selain untuk mendapatkan keindahan taman juga

berfungsi sebagai tempat bermain,berolahraga,pemelihara ekosistem tertentu serta

pelembut arsitektur kota.

Es Savas (2000) menyatakan bahwa taman kota ditempatkan sebagai public

goodsyaitu natural resources atau man made featuresyang dapat dinikmati masyarakat

secara gratis. Pemerintah di negara-negara maju pada umumnya sangat serius dalam

memperhatikan aspek pertamanan. Di beberapa negara maju sudah banyak taman kota

yang dikembangkan untuk kepentingan publik. Fokusnya ialah meningkatkan kualitas

taman, menambah dan memperbaiki pepohonan, mengawasi kebersihan dan keamanan.

Dalam pengelolaan taman kota tersebut bukan tanggung jawab pemerintah, melainkan

melalui lembaga swadaya masyarakat yang bekerja sama dengan pemerintah dan

masyarakat yang tinggal di sekitar taman kota. Saat ini taman kota merupakan hal yang

wajib dibangun pemerintah setempat dalam memperindah tata ruang kota,tidak

terkecuali dengan Kota Bekasi.

Kota Bekasi memiliki wilayah yang relatif datar dan berbatasan langsung dengan

provinsi DKI Jakarta sebagai ibu kota indonesia. Potensi daerah Kota Bekasi yang tidak

memiliki hutan menyebabkan perkembangan kota menuju daerah perdagangan, jasa

serta industri.

Karena letak Kota Bekasi yang berbatasan langsung dengan

ibukota,menyebabkan datangnya arus urbanisasi yang signifikan dari masyarakat yang

ingin mengadu nasib di ibukota dan ini berdampak pada berkurangnya areal lahan RTH

yang dialihfungsikan menjadi pemukiman penduduk yang semakin meluas.

Menurut data BAPPEDA Kota Bekasi (2012),ketersediaan RTH di Kota Bekasi

hanya sekitar 15% dari luas total kota seluruhnya yang berarti persentase jumlah RTH

di Kota Bekasi masih sangat kurang dikarenakan dalam syarat syarat untuk

memaksimalkan RTH,persentase RTH minimal harus 30% dari total luas kota yang ada,

(11)

4

2013, baru 4 kecamatan dari 12 kecamatan yang sudah memiliki taman dan jalur hijau,

seperti tabel di bawah Ini:

Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman dan PJU Kota Bekasi

Kota Bekasi secara geografis tidak memiliki potensi hutan alam. Walaupun

begitu Kota Bekasi memiliki potensi hutan kota dan taman kota. Berdasarkan data dari

Dinas Pertamanan, Pemakaman & Penerangan Jalan Umum Kota Bekasi, luas hutan

kota di Bekasi 3,5 Ha sementara taman kota seluas 6,27 Ha atau baru sekitar 0,05 %

(12)

5

dikarenakan pembangunan fly overSummarecon, sehingga luas hutan kota menjadi 2,9

Ha atau sekitar 0,01 %. Jumlah tersebut belum memenuhi peraturan PP No.63 tahun

2002 mengenai Hutan Kota yang menjelaskan bahwa persentasi luas hutan kota paling

sedikit sekitar 10% dari wilayah perkotaan.

Sementara menurut data yang disajikan pada tabel 1.1, Luas Taman Kota

mengalami perubahan dimana pada tahun 2010 terjadi penurunan sebesar 14,31 %.

Namun pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang signifikan sebanyak 33,62% dan

pada tahun 2012, persentase luas Taman Kota meningkat sebanyak 0,48% dari luas

Bekasi baru memiliki 5 taman kota,yaitu Taman GOR Bekasi,Taman Terminal

Bekasi,Taman Alun Alun Kota Bekasi, Taman Pekayon dan Taman Kota Bantar

Gebang. Masing masing taman pada awal tahun 2010 sampai sekarang sudah

mengalami perbaikan infrastruktur,walaupun begitu berdasarkan observasi

sebelumnya,masih ada beberapa permasalahan serius yang belum terpecahkan, salah

satunya ialah kebersihan, perawatan fasilitas taman kota yang tidak intens serta

kesadaran pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya yang masih rendah

(13)

6

serta adaya PKL yang berjualan di dalam taman menyebabkan ketidaknyamanan

masyarakat yang mengunjungi taman kota menjadi persoalan penting dalam

mengoptimalkan pemanfaatan taman kota.

Berdasarkan hal tersebut,peneliti mencoba mengungkapkan permasalahan

mengenai pemanfaatan taman kota sebagai ruang terbuka hijau ditujukan untuk

masyarakat yang menggunakannya. Oleh karena itu peneliti akan menjabarkannya

melalui judul ”OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI”.

A.

Rumusan Penelitian

Berdasarkan penjelasan yang sudah dijabarkan di latar belakang masalah,peneliti

mengambil beberapa rumusan masalah,yaitu:

1. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat dalam pemanfaatan taman

kota di Bekasi?

2. Bagaimana peran serta masyarakat dalam pemanfaatan taman kota di Bekasi?

3. Bagaimana respon pemerintah terhadap keberadaan taman kota di Bekasi?

B.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut,yaitu:

1. Mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam pemanfaatan

taman kota di Bekasi

2. Mengidentifikasi peran masyarakat dalam pemanfaatan taman kota oleh masyarakat

Bekasi

3. Mengidentifikasi respon pemerintah terhadap keberadaan taman kotadi Bekasi

C.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut,yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perkuliahan untuk memperkaya ilmu

sosial khususnya ilmu perencanaan wilayah serta ekologi lingkungan dalam hal ini

(14)

7

dan hasil kajian diharapkan dapat dijadikan referensi guna penelitian lebih lanjut

mengenai pemanfaatan taman kota.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pengelola dan pemerintah

setempat dalam hal pemanfataan taman kota di Bekasi.

D.

Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi memuat sistematika penulisan skripsi dengan memberikan

gambaran dari kandungan setiap bab, urutan penulisannya, serta keterkaitan antara satu

bab dengan bab lainnya dalam membentuk sebuah kerangka. Berikut ini merupakan

struktur untuk penelitian ini:

1. BAB I

BAB I merupakan pendahuluan dalam skripsi atau pada dasarnya merupakan bab

perkenalan. Dalam penelitian ini, BAB I menjelaskan mengenai permasalahan yang

terjadi di tempat penelitian.

2. BAB II

BAB II berisi mengenai landasan teoritis dalam skripsi untuk memberikan konsep

yang jelas terhadap permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

3. BAB III

BAB III merupakan bagian yang berisi tentang alur penelitian dari mulai pendekatan

penelitian yang digunakan, instrumen yang akan dipakai, tahapan pengumpulan data

serta langkah langkah dalam analisis data.

4. BAB IV

BAB IV berisi mengenai hasil temuan penelitian berdasarkan pengolahan dan

analisis data yang disesuaikan dengan urutan rumusan permasalahan penelitian serta

pembahasan dari hasil temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang

sudah dirumuskan sebelumnya.

5. BAB V

BAB V berisi kesimpulan maupun rekomendasi yang berasal dari penafsiran peneliti

terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus memberikan saran yang dapat

(15)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara untuk menjelaskan pelaksanaan kegiatan

penelitian, mencakup teknik pengumpulan data, alat yang digunakan serta teknik analisa

data. Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode survei.

Metode penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu merupakan penilaian yang

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa-peristiwa, kejadian yang terjadi di masa

sekarang, pada pelaksanaannya nanti tidak hanya menyajikan, mengumpul dan

menyusun data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti dari data yang ada

untuk menjelaskan permasalahannya sehingga dapat menggambarkan suatu kejadian

ataupun keadaan objek dalam suatu dekriptif atau penjelasan.

B.

Definisi Operasional

Pada penelitian kali ini, yang akan dibahas adalah pemanfaatan taman kota oleh

masyarakat kota bekasi. Agar penelitian ini tidak menjadi sangat luas maka

batasan-batasannya adalah sebagai berikut:

1. Optimalisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1995:628) optimalisasi

berasal dari kata optimal yang berarti terbaik,sedangkan optimalisasi berarti suatu

proses meninggikan atau meningkatkan. Dalam penelitian kali ini optimalisasi yang

dimaksud adalah meningkatkan pemakaian taman kota di Kota Bekasi sebagai ruang

terbuka hijau.

2. Pemanfaatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(Depdikbud, 1995:628),pemanfaatan adalah

proses,cara,perbuatan yang akan menghasilkan dampak,dalam penelitian kali

ini,parameter dari pemanfaatan adalah kenyamanan dan kepuasan yang didapatkan oleh

(16)

3. Kota

Menurut Undang Undang No 2 Tahun 1987 mengenai penataan ruang

perkotaan,yang dimaksud kota adalah “pusat pemukiman dan kegiatan penduduk yang

mempunyai batasan wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundanng

undangan dan pemukiman yang telah memperlihatkan gambaran asli dari ciri kehidupan

perkotaan”. Kota dalam penelitian kali ini adalah Kota Bekasi.

4. Lokasi

Lokasi merupakan salah satu Konsep Geografi, karena lokasi menunjukan posisi

suatu tempat, benda atau gejala dipermukaan bumi. Lokasi juga bisa dapat menjawab

pertanyaan seperti dimana (where) dan mengapa disana (why is in there) tidak di tempat

yang lain. Menurut Kartawidjaja (2001: hal 9) bahwa “lokasi merupakan posisi suatu

tempat, benda peristiwa atau gejala dipermukaan bumi dalam hubungannya dengan

tempat, gejala dan peristiwa lain”.

5. Taman Kota

Taman kota adalah taman yang berada di lingkungan perkotaan dalam skala yang

luas dan dapat mengantisipasi dampak yang timbul dari adanya perkembangan kota dan

dapat dinikmati oleh seluruh warga kota. Dalam penelitian kali ini, jenis taman yang

akan dikaji adalah taman berdasarkan aktifitasnya, yaitu taman kota aktif, taman kota

pasif dan taman kota aktif pasif.

C.

Pendekatan Penelitian

Ilmu geografi memiliki tiga pendekatan yang berbeda dalam menganalisis ilmu

geografi, yaitu pendekatan keruangan, pendekatan komplek wilayah dan pendekatan

ekologi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan keruangan dimana

pendekatan keruangan menekankan pada persebaran penggunaan ruang dan penyediaan

ruang yang akan digunakan. Contoh dari penelitian ini adalah taman kota yang

bertindak sebagai ruang dan masyarakat yang memanfaatkan fasilitas yang terdapat di

(17)

1. Konsep diferensiasi area

Dalam penelitian kali ini peneliti akan membandingkan perbedaan antar taman kota

dengan taman kota lainnya, dimana aspek yang aksesbilitas.

2. Konsep keterjangkauan

Dalam penelitian kali ini peneliti akan membandingkan keterjangkauan setiap taman

kota di Bekasi, keterjangkauan tidak hanya bergantung pada jarak tetapi juga tergantung

pada sarana serta prasarana penunjang.

3. Konsep jarak

Konsep jarak terbagi menjadi dua yaitu jarak mutlak dan jarak relatif, dalam

penelitian ini, peneliti akan menjabarkan waktu tempuh untuk sampai ke taman kota

serta lama perjalanan atau waktu yang diperlukan untuk sampai ke taman kota.

D.

Variabel Penelitian

Menurut sugiyono (1999:31) variabel penelitian adalah sesuatu hal yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untukdipelajari sehingga diperoleh

informasi mengenai hal hal tersebut dan untuk kemudian dapat ditarik kesimpulannya.

Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1985:39) mendefinisikan

variabel sebagai segala sesuatu yang bisa menjadi objek pengamatan penelitian,dalam

penelitian ini terdapat 2 macam variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, yaitu

adalah sebagai berikut

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

Waktu dan lokasi

Aksesbilitas

Kenyamanan pengunjung

Kepuasan pengunjung

Keramaian pengunjung

Pemanfaatan Taman Kota Oleh

(18)

Sumber: Hasil penelitian, 2015

E.

Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2013,hlm.80) menjelaskan bahwa definisi dari populasi merupakan

“wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.Lalu menurut Suraatmadja (1988) populasi adalah “semua kasus,individu,dan gejala yang ada di daerah penelitian”.

Populasi dalam penelitian kali ini dibagi menjadi 2,yaitu populasi ruang dan

populasi manusia,yaitu:

a. Populasi Wilayah

Populasi Ruang meliputilima taman kota yang dijadikan objek dalam penelitian

kali ini.

Lokasi taman kota tersebut adalah:

1) Taman Kota Gor Bekasi

2) Taman Kota Terminal Bekasi

3) Taman Kota Pekayon

4) Taman Kota Alun Alun Kota Bekasi

5) Taman Kota Bantar Gebang

b. Populasi Manusia

Populasi Manusia yaitu meliputi seluruh masyarakat yang sedang berada di taman

kota.

2. Sampel

Pengertian sampel menurut Sumaatmaja (1988:112) merupakan bagian dari

populasi yang dianggap reprentatif atau mewakili daerah yang diteliti,seperti contohnya

populasi. Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu sampel wilayah dan

sampel manusia.

(19)

Sampel wilayah dalam penelitian ini adalah kelima taman kota yang berada di 5

kelurahan yang berbeda, Kelurahan Kayuringin, Kelurahan Margajaya, Kelurahan

Margahayu, Kelurahan Bantar Gebang dan Kelurahan Pekayon Indah.

b. Sampel Manusia

Sampel dalam penelitian ini ialah masyarakat yang mengunjungi taman kota,

teknik yang digunakan ialah random sampling yaitu “pengambilan anggota sampel dari

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi

tersebut”. Untuk mendapatkan jumlah sampel diperlukan data jumlah penduduk dari

lima kelurahan tempat dilakukannya penelitian, Kelurahan Kayuringin, Kelurahan

Margajaya, Kelurahan Margahayu, Kelurahan Bantar Gebang dan Kelurahan Pekayon

Indah, dimana jumlah penduduk dari kelima kelurahan tersebut ialah 2683 jiwa, setelah

itu jumlah sampel akan ditentukan dengan menggunakan rumus slovin (Umar 2008:108)

sebagai berikut:

Dimana:

n = jumlah sampel

N = jumlah seluruh populasi

e2 = error tolerance (toleransi terjadinya kegagalan, untuk penelitian sosial lazimnya 0,01)

Dari jumlah populasi tersebut dengan tingkat kesalahan 10% maka dengan

rumus diatas diperoleh perhitungan sebagai berikut:

. �2+ = , = jiwa

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus slovin maka jumlah

sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 150 orang.

(20)

Dalam melengkapi data untuk menjelaskan permasalahan penelitian ini, maka

peneliti melakukan teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini, teknik

pengumpulan data yang dilaksanakan adalah observasi lapangan, kuisioner, studi

literatur dan studi dokumentasi.

1. Obsevasi Lapangan

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dimana peneliti

mengamati secara langsung di lapangan dengan cara melihat,mengamati dan mencatat

data,dalam penelitian kali ini,data yang dihasilkan dari observasi lapangan adalah untuk

mengetahui kondisi secara langsung taman kota yang ada di Kota Bekasi.

2. Wawancara

Wawancara adalah interaksi sesama manusia untuk memperoleh informasi secara

langsung dari masyarakat setempat atau narasumber. Data yang akan dihasilkan nanti

berupa data primer yaitu pendapat masyarakat mengenai keberadaaan taman kota.

3. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk

mencari dan mempelajari sumber sumber informasi mengenai buku buku,foto foto,peta

dan sebagainya. Dalam penelitian ini studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi

referensi penelitian.

4. Studi Literatur

Studi literatur bertujuan untuk memperoleh sejumlah data dan informasi yang

berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti,adapun studi literatur berkaitan antara

lain buku dan hasil penelitian pihak lain yang berkaitan dengan penelitian yang

dimaksud untuk menjadi petunjuk atau referensi sehingga dapat memperjelas analisis

dalam pemecahan masalah peneliti. Data yang diperlukan dalam penelitian kali ini

adalah data mengenai jumlah taman kota di Kota Bekasi,perda RTRW Kota

Bekasi,sebagian informasi tersebut didapat melalui instansi-instansi yang berhubungan

dengan taman kota.

G.

Teknik Pengolahan Data

(21)

1. Penyuntingan (editing)

Penyuntingan merupakan tahap dimana memeriksa dokumen atau kuesioner

yang sudah dijawab responden sehingga jawaban atau meragukan bisa diketahui atau

diperbaiki bila memungkinkan

2. Penyandian (coding)

Tahap dimana mengubah atau mengalihkan data yang sudah dikumpulkan

kedalam bentuk angka menurut klasifikasi tertentu,yang berarti membuat kode sebagai

ganti jawaban,yaitu mengganti setiap jawaban responden dengan angka.

Tahap penyandian bertujuan untuk mempermudah agar data yang sudah

dikumpulkan bisa diolah dengan mudah,data yang dikumpulkan nanti bisa berupa

angka,beberapa kalimat,atau hanya pertanyaan sederhana berupa “ya” atau “tidak”,dan

untuk mempermudah proses tersebut,maka jawaban jawaban tersebut perlu dibuat

menjadi kode.

3. Worksheet

Work sheet adalah blanko penolong untuk menyelesaikan pengolahan data,Work

Sheet merupakan daftar perantara antara jawaban kuesioner dengan tabel akhir.

Dokumen atau daftar pertanyaan yang telah dijawab responden jarang dapat langsung

dibuat tabel,tetapi harus melalui proses terlebih dahulu melalui satu atau Work Sheet.

4. Tabulasi Data

Tabulasi data adalah pembuatan tabel data dari hasil jawaban responden,

melakukan tabulasi berarti memasukan data ke dalam tabel tabel dan mengatur angka

angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori.

H.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara untuk menganalisis data yang telah didapatkan

dilapangan setelah sebelumnya diolah terlebih dahulu berdasarkan masing masing

kriterianya. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan teknik analisis data

persentase

Persentase merupakan teknik statistik yang digunakan untuk melihat seberapa

banyak kecenderungan frekuensi jawaban yang diberikan oleh responden. Rumus yang

(22)

P=

�� %

Sumber:Arikunto (2006:57)

Dimana: P = Persentase

F = Frekuensi dari setiap jawaban yang dipilih responden N = Jumlah dari seluruh frekuensi alternatif jawaban yang Menjadipilihan responden.

100% = Konstanta

Setelah dilakukan perhitungan, maka hasil persentase tersebut akan ditafsirkan

oleh arikunto (2006:7) dalam kategori sebagai berikut:

Tabel 3.2 Tafsiran Presentase

Persentase(%) Kriteria

0-24 Tidak Maksimal

25-29 Kurang Maksimal

50 Hampir Maksimal

75-100 Maksimal

100 Sangat Maksimal

Sumber: Arikunto(2006:7)

Selain itu, digunakan juga skala likert. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2010 : 67) bahwa “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang/sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dalam penelitian ini, skala

likert digunakan untuk mengukur penilaian pengunjung terhadap fasilitas taman kota

yang ada. Tiap alternatif diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.3 Skala Likert

Pernyataan Nilai

Sangat Setuju 5

Setuju 4

(23)

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono, 2010

Menurut Supranto (2003:27), penggolongan kategori tiap indikator dihitung

berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil kuesioner dengan cara mengalihkan besar

boot pada kategori tertentu yang telah ditetapkan dengan jumlah responden yang

menjawab masing-masing kategori tersebut. Setelah itu dapat ditentukan bobot

penilaian dengan menggunakan jarak yang dapat dihitung melalui nilai tertinggi dan

nilai terendah sebagai berikut:

Nilai tertinggi = total responden x bobot terbesar

Nilai terendah = total responden x bobot terkecil

Interval = nilai tertinggi – nilai terendah

(24)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.

Kesimpulan

berdasarkan hasil dari penelitian dan analisis data yang telah dilakukan

sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam pemanfaatan taman

kota

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkan taman kota

ialah jarak antara tempat tinggal dengan taman kota. Masyarakat lebih memilih

untuk mengunjungi taman kota yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya, seperti

Taman Pekayon. Pengunjung yang berada di Taman Pekayon sebagian besar ialah

masyarakat yang tinggal di sekitar taman. Lalu sarana yang digunakan untuk

mencapai taman juga merupakan salah satu faktor pemanfaatan taman kota. Karena

masyarakat lebih memilih mengunjungi taman terdekat dengan sarana kendaraan

yang mudah digunakan. Kesan masyarakat terhadap taman juga merupakan salah

satu faktor pemanfaatan taman. Taman dengan fasilitas serta pengelolaan taman

yang baik,akan menciptakan kesan yang positif kepada para pengunjung taman,

seperti Taman Alun Alun yang memiliki pengelolaan taman yang baik, kondisi

vegetasi yang bagus menimbulkan kesan pada pengunjung bahwa Taman Alun Alun merupakan taman yang layak untuk disebut “paru-paru kota”.

b. Taman Bina Bangsa dan Taman Alun Alun sebagai ruang publik telah dimanfaatkan

dengan baik oleh masyarakat Kota Bekasi. Hal ini ditunjukan dengan jumlah

masyarakat yang memanfaatkan kedua taman itu lebih banyak dibanding ketiga

taman lainnya ketika weekend atau hari libur biasa dan juga frekuensi masyarakat

mengunjungi kedua taman tersebut dalam sebulan lebih dari 1 kali. Sedangkan

frekuensi jumlah pengunjung untuk Taman Pekayon dan Taman Bantar Gebang

lebih sedikit dari kedua taman sebelumnya. Ini dikerenakan letak kedua taman yang

jauh dari pusat kota seperti Taman Pekayon. Taman Pekayon sendiri terletak di

(25)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pekayon merupakan masyarakat sekitar,berbeda dengan Taman Bina Bangsa yang

memiliki pengunjung dari berbagai wilayah di Kota Bekasi. Sedangkan Taman

Bantar Gebang yang juga terletak jauh dari pusat kota memiliki aksesbilitas yang

kurang baik, ini dikarenakan jalan umum yang melewati Taman Bantar Gebang

dilewati oleh truk besar sehingga berpengaruh terhadap kondisi jalan. Dan terakhir

ialah Taman Terminal, taman yang terletak di antara penyimpangan jalan cut meutia

dan jalan ir. Djuanda ini tidak memiliki berbagai fasilitas penunjang taman layaknya

keempat taman sebelumnya. Ini dikarenakan mengingat Taman Terminal hanya

untuk singgah sementara karena letak taman yang berdekatan dengan terminal

bekasi. Sehingga taman ini terlihat menjadi semacam penanda masuk Kota Bekasi

dari arah Kabupaten Bekasi.

c. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang menggunakan taman kota didominasi oleh

laki laki. Usia masyarakat yang paling banyak memanfaatkan taman kota di Kota

Bekasi adalah berusia 21-30 tahun. Pekerjaan masyarakat yang paling banyak

memanfaatkan taman kota ialah wiraswasta dan PNS. Masyarakat yang

memanfaatkan taman kota paling banyak berasal dari daerah sekitar dan melakukan

aktifitas seperti berolahraga dan menikmati lingkungan taman kota. Berdasarkan

tingkat pendidikan paling banyak adalah tamatan SMP serta sedang menjalani

pendidikan perguruan tinggi.

2. Peran serta dalam pemanfaatan taman kota oleh masyarakat kota bekasi

a. Taman Pekayon merupakan taman dengan peran serta masyarakat dalam

pemanfaatan taman kota paling baik diantara keempat taman lainnya. Ini

dikarenakan adanya inisiatif dari masyarakat sekitar untuk menciptakan LSM yang

berhubungan dengan lingkungan sekitar yaitu GPL (Gerakan Peduli Lingkungan)

Pekayon, dimana LSM ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersih

serta asri dan tujuan tersebut diaplikasikan dengan membangun Taman pekayon

yang dulunya berupa lapangan. Selain itu Taman Pekayon juga digunakan untuk

kegiatan seni dan musyawarah antar masyarakat sekitar. Sementara untuk partisipasi

masyarakat di Taman Alun Alun, Bantar Gebang dan Bina Bangsa. Ketiga taman

tersebut sering digunakan untuk kegiatan seni serta acara dari komunitas tertentu.

(26)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang bervariasi, taman tersebut sering digunakan untuk kegiatan pramuka.

Sedangkan untuk Taman Terminal, tidak memiliki kegiatan perkumpulan,

dikarenakan lahannya yang kecil.

3. Respon pemerintah terhadap perkembangan taman kota di kota bekasi

a. Bentuk respon dari Pemerintah Kota Bekasi terhadap keberadaan ruang terbuka

hijau dalam hal ini taman kota ialah tetap menjaga dan merawat fasilitas taman

kota yang ada, tentunya perawatan fasilitas taman kota tidak hanya tanggung jawab

pemerintah selaku pengelola tetapi juga masyarakat pengguna taman, selain itu

untuk meningkatkan lagi jumlah taman kota di Kota Bekasi, pemerintah terus

menambah jumlah taman kota karena berdasarkan Undang Undang Nomer 26 tahun

2007 mengenai penataaan ruang, sebuah daerah harus memiliki RTH minimal atau

lebih dari 30% dari total luas kota yang ada. Salah satu cara yang yang dilakukan

pemerintah dalam meningkatkan jumlah taman kota maupun RTH yaitu dengan

melibatkan pihak swasta, dalam hal ini pengembang, karena pengembang memiliki

kewajiban untuk turut serta dalam penyediaan lahan untuk dijadikan fasilitas sosial

seperti taman. Karena berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bekasi No.16 tahun 2011

tentang penyediaan dan penyerahan prasaran, sarana dan utilitas (PSU) ada

kewajiban pengembang untuk turut serta dalam menyediakan RTH. Saat ini

pemerintah berencana menambah 400 titik taman yang akan disebar di 12

kecamatan hingga tahun 2018. Program ini bertujuan untuk menambah kuota

penyediaan RTH yang saat ini baru mencapai 14%.

B.

Rekomendasi

Setelah merumuskan beberapa kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan,

perlu kiranya untuk peneliti memberikan saran saran yang berupa rekomendasi

berkaitan dengan taman kota di Kota Bekasi. Beberapa saran yang dapat disampaikan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengelolaan dan perawatan taman yang berkala, baik dalam aspek

kebersihan maupun perawatan fasilitas yang ada. Perawatan taman tidak hanya

(27)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengunjung selaku pengguna taman harus bisa menjaga fasilitas taman kota yang

ada.

2. Melakukan penertiban dan penataan terhadap pedagang kaki lima yang berjualan di

sekitar taman. Adanya pedagang kaki lima membuat suasana taman terlihat tidak

rapi. Dengan dilakukannya penataaan yang baik diharapkkan akses menuju taman

kota menjadi lebih baik lagi.

3. Adanya pengawasan dari pengelola dan aparat hukum terhadap orang-orang yang

merusak, melanggar ketertiban taman serta menyalahgunakan keberadaan taman

kota sebagai lokasi prostitusi di malam hari.

4. Mengadakan kegiatan bertemakan lingkungan seperti gerakan memungut sampah

dan penanaman pohon. Selain untuk menjaga kelestarian taman kota juga dapat

mengenalkan taman kota kepada masyarakat setempat.

5. Diperlukannya manajemen tempat parkir di beberapa taman kota, agar kendaraan

(28)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Anonymous,2012. Optimalisasi Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Privat di Kota

Cimahi.

Anonymous,2010. Pengaruh Ruang Terbuka Hijau Terhadap Iklim Mikro di Kota

Pasuruan

Anonymous,2011.Tindakan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Pemukiman di

Kota Purwodadi.

Badan Perencana Pembangunan Daerah Kota Bekasi. 2013. Kota Bekasi Dalam

Angka 2013. Bekasi. BAPPEDA.

Dinas Tata Kota Bekasi. (2014). Jurnal Tata Kota Edisi 01. Bekasi. Dinas Tata

Kota Bekasi

Hernawati,Ati.2010.Pemanfaatan Jembatan Penyebrangan Orang di Kota

Bandung. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Iriani,Lia Yulia. 2013.Legal Aspek Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Kota

Bandung. Bandung. Puslitbang Kementrian Pekerjaan Umum

Kharis Theo,Ronald Aji.2013.Pemanfaatan Tegalega Sebagai Ruang Publik Oleh

Masyarakat Kota Bandung.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Mawardah, Luluk. 2013. Penataan Ruang Terbuka Hijau sebagai Cara

Optimalisasi Pembentukan Karakter Kota Pacitan. Surabaya. Institut Teknologi

Adhi Taman Surabaya.

Silain,Safar.MM.2011.Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. In

Media

Sukawi. 2008. Taman Kota dan Upaya Pengurangan Suhu Lingkungan Perkotaan

(29)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tika, Moh. Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia (2007) UU No. 26 Tahun 2007 Tentang

Penataan Ruang. Jakarta : DPR RI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Tulis

Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Widiawati, Kurnia. 2013. Taman Kota dan Jalur Hijau Jalan Sebagai Ruang

Terbuka Hijau Publik di Banjarbaru. Banjarbaru. Universitas Lambung

Gambar

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

waJib KTp yang telah melakukan perekaman e-KTp diber.ikan Surat Keterangan yanf ditandatangani oleh Camat atau petugas yang diberikan.. wewenang oleh camat, sebagai bukti

membantu pemerintah dalam mencerdaskan bangsa melalui usulan penyediaan sarana pendidikan guna meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berakhlakul Kharimah dan

Melihat kedua buku tersebut di atas, penulis merasa mempunyai kewajiban untuk melanjutkan kembali penelitian tentang permintaan dan penawaran Islam, serta memposisikan diri

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh isolat bakteri penghasil enzim amilase yang toleran terhadap pH asam dari sampel tanah ekosistem rawa Taman Nasional Rawa

Jika dicermati lebih baik apa yang diungkapkan oleh ulama- ulama Islam dan dari kalangan linguistik Arab, keberadaan kata-kata serapan, arabisasi atau adanya kesamaan

Purves, drama Die Dreigroschenoper karya Bertolt Brecht mendapat rerata penilaian sebesar 5,5 yang berarti drama ini dinilai baik oleh pembaca akademik, (2) tidak ada satupun

Mengikuti alur pemikiran Foucauldian, film bisa didefinisikan sebagai “struktur dunia naratif yang diproduksi para sineas dalam institusi industri perfilman di mana di dalamnya

Batuan dasar yang berupa breksi vulkanik dengan sisipan tufa merupakan bidang gelincir gerakan tanah serta adanya perubahan tata lahan dari tanaman yang berakar kuat dan