• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL TEKNISI AKUNTANSI MADYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL TEKNISI AKUNTANSI MADYA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

2019

SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL

TEKNISI AKUNTANSI MADYA

Skema sertifikasi Teknisi Akuntansi Madya merupakan skema sertifikasi okupasi yang dikembangkan oleh Komite Skema Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta atas inisiatif Program Studi Diploma III Akuntansi Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Skema disusun berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 182 Tahun 2013 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Jasa Profesional, Ilmiah, dan Teknis Golongan Pokok Jasa Hukum dan Akuntansi Golongan Jasa Akuntansi, Pembukuan, dan Pemeriksa; Konsultasi Pajak Sub Golongan Jasa Akuntansi, Pembukuan dan Pemeriksa; Konsultasi Pajak Kelompok Usaha Teknisi Akuntansi. Skema sertifikasi ini digunakan untuk memastikan kompetensi lulusan Diploma III dan sebagai acuan bagi LSP dan asesor kompetensi dalam pelaksanaan sertifikasi kompetensi Teknisi Akuntansi Madya.

Dilarang mereproduksi sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari Direktur LSP UMY.

(2)

Skema Sertifikasi Teknisi Akuntansi Madya

SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL

TEKNISI AKUNTANSI MADYA

Nomor Dokumen : 001/FV/LSP.UMY/2019 Nomor Salinan :0

Status Distribusi : √ Terkendali Tak Terkendali

(3)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI AKUNTANSI MADYA

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1

I. LATAR BELAKANG 2

II. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI 3

III. TUJUAN PENYUSUNAN SKEMASERTIFIKASI 3

IV. ACUAN NORMATIF 4

V. PAKET/KEMASANKOMPETENSI 4

VII. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT 5

7.1 Hak Pemohon dan Peserta Sertifikasi 5

7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat 5

VIII. BIAYA SERTIFIKASI 6

IX. PROSES SERTIFIKASI 6

9.1. Proses Pendaftaran 6

9.2. Proses Asesmen 7

9.3. Proses Uji Kompetensi 7

9.4. Keputusan Sertifikasi 8

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat 8

9.6. Pemeliharaan Sertifikat 9

9.7. Proses Sertifikasi Ulang 9

9.8. Penggunaan Sertifikat 9

(4)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI AKUNTANSI MADYA

Skema Sertifikasi Teknisi Akuntansi Madya 2

I. LATAR BELAKANG

Profesi teknisi akuntansi berfungsi membantu tugas akuntan dalam mengolah data transaksi suatu entitas sampai dengan menyajikannya dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan sangat berguna bagi para pengguna dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Hal ini menuntut bahwa laporan keuangan yang diberikan kepada para pengguna tersebut harus disajikan dengan benar dan wajar. Oleh karena itu dibutuhkan para teknisi akuntansi yang memiliki kompetensi dalam penyusunan laporan keuangan. Agar dapat bekerja dan melaksanakan fungsi jasa teknisi akuntansi secara profesional, maka tenaga kerja yang berkecimpung di bidang ini harus memiliki basis kompetensi berstandar nasional. Hal Ini dapat dicapai melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman dalam rangka meningkatkan kompetensi para teknisi akuntansi yang mencakup knowledge (pengetahuan), skills (ketrampilan), dan attitude (sikap kerja).

Kemampuan kerja yang memenuhi ketiga aspek tersebut dinyatakan sebagai kompetensi, oleh karenanya disebut standar kompetensi kerja. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juga mengatur bahwa pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program 3 pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja (Pasal 10). Disebutkan dalam Undang-Undang itu bahwa kompetensi tenaga kerja terbentuk dari tiga ranah (domain), yaitu ranah pengetahuan (kognitif), ranah ketrampilan (psikomotor), dan ranah sikap (afektif). Tiga ranah itu masing-masing berkaitan dengan kemampuan daya pikir, kemampuan menggerakkan anggota badan dengan metode atau teknik tertentu, dan kemampuan mengekspresikan kemauan diri. Secara ringkas, kompetensi tersebut didefinisikan sebagai penguasaan disiplin keilmuan dan pengetahuan serta ketrampilan menerapkan metode atau teknik tertentu yang didukung sikap perilaku yang tepat guna mencapai dan/atau mewujudkan hasil tertentu dalam penyelenggaraan tugas pekerjaan. Teknisi Akuntansi dibutuhkan hampir di semua sektor industri maupun bidang pemerintahan. Institusi pendidikan direkomendasikan untuk menyiapkan lulusan yang sudah lolos uji kompetensi.

Undang-undang Republik Indonesia No. 12 tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Bab II Pasal 44 menyatakan:

(1) Sertifikat kompetensi merupakan pengakuan kompetensi atas prestasi lulusan yang sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya.

(2) Serifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Perguruan Tinggi bekerjasama dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau

(5)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI AKUNTANSI MADYA

lembaga sertifikasi yang terakreditasi kepada lulusan yang lulus uji kompetensi. (3) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat digunakan

sebagai syarat untuk memperoleh pekerjaan tertentu.

Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 Pasal 25 Ayat (5) menyatakan bahwa mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh:

a. Ijazah, bagi lulusan program diploma, program sarjana, program magister, program magister terapan, program doktor, dan program doktor terapan;

b. Sertifikat profesi, bagi lulusan program profesi;

c. Sertifikat kompetensi, bagi lulusan program pendidikan sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya;

d. Gelar; dan

e. Surat keterangan pendamping ijazah, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan.

Permenristekdikti Nomor 59 Tahun 2018 Pasal 13 ayat (2) menyatakan bahwa sertifikat kompetensi merupakan pengakuan kompetensi atas prestasi lulusan sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya.

Skema sertifikasi ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 182 Tahun 2013 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Jasa Profesional, Ilmiah, dan Teknis Golongan Pokok Jasa, Hukum dan Akuntansi Golongan Jasa Akuntansi, Pembukuan dan Pemeriksa, Konsultasi Pajak Sub Golongan Jasa Akuntansi, Pembukuan dan Pemeriksa, Konsultasi Pajak Kelompok Usaha Teknisi Akuntansi. Dengan skema sertifikasi ini, diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi para pemangku kepentingan.

II. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI

2.1 Ruang Lingkup: Teknisi Akuntansi Madya

2.2 Lingkungan Pengguna Sertifikasi: Industri Perbankan, Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur, Kantor Akuntan Publik, Kantor Pajak, Kantor Konsultan Pajak.

III. TUJUAN PENYUSUNAN SKEMASERTIFIKASI

3.1 Memastikan kompetensi Teknisi Akuntansi Madya sehingga kompeten dan mampu menjalankan tugasnya dengan profesional.

3.2 Menjadi acuan bagi LSP Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Asesor Kompetensi untuk melakukan asesmen.

(6)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI AKUNTANSI MADYA

Skema Sertifikasi Teknisi Akuntansi Madya 4

IV. ACUAN NORMATIF

4.1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

4.2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

4.3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistim Pelatihan Kerja Nasional.

4.4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4.5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

4.6 Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2018 tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi, Sertifikat Profesi, Gelar, dan Tatacara Penulisan Gelar di Perguruan Tinggi.

4.7 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional.

4.8 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Tatacara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. 4.9 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

182 Tahun 2013 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Jasa Persewaan, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan Dan Penunjang Usaha Lainnya Golongan Pokok Jasa Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Industrial.

4.10 Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 1 / BNSP / III / 2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian Persyaratan Lembaga Sertifikasi Profesi.

4.11 Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 2 / BNSP / VIII / 2017 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi.

V. PAKET/KEMASANKOMPETENSI

5.1 Jenis Kemasan : Okupasi Nasional

(7)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI AKUNTANSI MADYA

5.3 Rincian Unit Kompetensi :

No Kode Unit Judul Unit Kompetensi

1 M.692000.012.02 Mengelola Kartu Aktiva Tetap

2 M.692000.016.02 Menyajikan Laporan Harga Pokok Produk 3 M.692000.019.02 Menyiapkan Surat Pemberitahuan Pajak 4 M.692000.020.02 Mengimplementasikan Suatu Sistem Komputer

Akuntansi

5 M.692000.025.02 Mengembangkan Database

VI. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI

6.1 Mahasiswa Program Studi DIII Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah menyelesaikan mata kuliah: Akuntansi Perusahaan Jasa, Akuntansi Perusahaan Dagang, Akuntansi Perusahaan Manufaktur atau Akuntansi Biaya, Perpajakan, Sistem Informasi Akuntansi, Praktik Komputer Akuntansi, Praktik Aplikasi Pengolah Angka dan Praktik Manajemen Database.

6.2 Mahasiswa yang memiliki sertifikat pelatihan berbasis kompetensi pada jabatan Teknisi Akuntansi Madya yang dikeluarkan oleh Program Studi DIII Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

VII. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT 7.1 Hak Pemohon dan Peserta Sertifikasi

7.1.1. Memperoleh penjelasan tentang gambaran proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasi.

7.1.2. Mendapatkan hak bertanya berkaitan dengan kompetensi.

7.1.3. Memperoleh pemberitahuan tentang kesempatan untuk menyatakan, dengan alasan, permintaan untuk disediakan kebutuhan khusus sepanjang integritas asesmen tidak dilanggar, serta mempertimbangkan aturan yang bersifat nasional.

7.1.4. Memperoleh jaminan kerahasiaan terhadap proses sertifikasi. 7.1.5. Memperoleh hak banding terhadap keputusan Sertifikasi. 7.1.6. Memperoleh sertifikat kompetensi jika dinyatakan kompeten.

7.1.7. Menggunakan sertifikat yang diperoleh untuk promosi diri sebagai Teknisi Akuntansi Madya.

7.2 Kewajiban Pemegang Sertifikat

(8)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI AKUNTANSI MADYA

Skema Sertifikasi Teknisi Akuntansi Madya 6

7.2.2. Menjaga dan mentaati kode etik profesi secara sungguh-sungguh dan konsekuen.

7.2.3. Menjamin bahwa sertifikat kompetensi tidak disalahgunakan.

7.2.4. Menjamin terpeliharanya kompetensi yang sesuai pada sertifikat kompetensi

7.2.5. Menjamin bahwa seluruh pernyataan dan informasi yang diberikan adalah terbaru, benar dan dapat dipertanggung jawabkan.

7.2.6. Membayar biaya sertifikasi.

VIII. BIAYA SERTIFIKASI

8.1 Biaya sertifikasi dapat bersumber dari pemerintah, partisipasi masyarakat atau sumber dana lainnya.

8.2 Biaya uji terdiri dari biaya pendaftaran peserta, penerbitan sertifikat, honor asesor, penggandaan materi, biaya akomodasi dan transport asesor yang diperhitungkan sesuai kondisi dan rencana pelaksanaan asesmen Rp. 500.000.

IX. PROSES SERTIFIKASI

9.1. Proses Pendaftaran

9.1.1 Pemohon memahami proses Asesmen (Skema Sertifikasi Teknisi Akuntansi Madya) ini yang mencakup persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat.

9.1.2 Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) yang dilengkapi dengan bukti :

a. Copy Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)

b. Transkrip nilai yang menunjukkan mahasiswa telah menyelesaikan mata kuliah sesuai dengan persyaratan 6.1.

c. Fotocopi sertifikat pelatihan berbasis kompetensi sesuai dengan persyaratan 6.2.

d. Pas foto terbaru 4x6 sebanyak 2 lembar background warna merah 9.1.3 Peserta mengisi formulir Asesmen Mandiri (APL 02) dan dilengkapi

dengan bukti-bukti pendukung.

9.1.4 Peserta menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian.

9.1.5 LSP menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa peserta sertifikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

(9)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI AKUNTANSI MADYA

9.2. Proses Asesmen

9.2.1. Asesmen skema sertifikasi Teknisi Akuntansi Madya direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi untuk memastikan kompetensi.

9.2.2. LSP UMY menugaskan Asesor Kompetensi untuk melaksanakan Asesmen.

9.2.3. Asesor melakukan verifikasi persyaratan skema menggunakan perangkat asesmen dan mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan dikumpulkan.

9.2.4. Asesor menjelaskan, membahas dan mensepakati rincian rencana asesmen dan proses asesmen dengan Peserta Sertifikasi.

9.2.5. Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari dokumen pendukung yang disampaikan pada lampiran dokumen Asesmen Mandiri APL-02, untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan.

9.2.6. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut uji kompetensi.

9.3. Proses Uji Kompetensi

9.3.1. Uji kompetensi dirancang untuk menilai kompetensi yang dapat dilakukan dengan menggunakan metoda praktik, tertulis, lisan yang andal dan objektif serta konsisten. Rancangan persyaratan uji kompetensi menjamin setiap hasil uji dapat dibandingkan satu sama lain, baik dalam hal muatan dan tingkat kesulitan, termasuk keputusan yang sah untuk kelulusan atau ketidaklulusan.

9.3.2. Uji kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang ditetapkan melalui verifikasi LSP

9.3.3. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian skema sertifikasi Teknisi Akuntansi Madya diverifikasi dan dikalibrasi.

9.3.4. Bukti yang dikumpulkan melalui uji kompetensi dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti VATM

(10)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI AKUNTANSI MADYA

Skema Sertifikasi Teknisi Akuntansi Madya 8

9.3.5. Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Belum Kompeten”.

9.3.6. Asesor melaporkan dan menyampaikanrekomendasi hasil uji kompetensi kepada LSP.

9.4. Keputusan Sertifikasi

9.4.1. LSP menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses uji kompetensi mencukupi untuk:

a. mengambil keputusan sertifikasi;

b. melakukan penelusuran apabila terjadi banding.

9.4.2. Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP berdasarkan rekomendasi dan informasi yang dikumpulkan oleh asesor melalui proses uji kompetensi. Personil pelaksanaan uji kompetensitidak ikut serta dalam membuat keputusan sertifikasi.

9.4.3. Personil LSP UMY yang membuat keputusan sertifikasi harus memiliki pengetahuan yang cukup dan pengalaman dalam proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah dipenuhi.

9.4.4. LSP UMY melakukan sidang pleno untuk memverifikasi berkas sertifikasi dan menetapkan status kompetensi yang dibuat dalam berita acara, untuk proses penerbitan sertifikat kompetensi.

9.4.5. LSP UMY menerbitkan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah berhak menerima sertifikat dalam bentuk surat dan/atau kartu, yang ditandatangani dan disahkan oleh personil yang ditunjuk LSP dengan masa berlaku sertifikat 3 (tiga) tahun.

9.4.6. LSP menerbitkan sertifikat kompetensi Teknisi Akuntansi Madya kepada semua yang berhak menerima sertifikat dalam bentuk surat berlogo Garuda Pancasila , yang ditandatangani dan disahkan oleh personil yang ditunjuk LSP dengan masa berlaku sertifikat 3 (tiga) tahun

9.4.7. Sertifikat diserahkan setelah seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat

9.5.1 LSP UMY akan melakukan pembekuan sertifikat jika seorang pemegang sertifikat:

a. melanggar ketentuan pemegang sertifikat; b. melanggar ketentuan disiplin peserta didik;

(11)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI AKUNTANSI MADYA

c. menyalah gunakan kewenangan yang telah diberikan; d. mencemarkan nama baik LSP UMY.

9.5.2 LSP UMY Akan melakukan pencabutan sertifikat apabila tidak mengindahkan peringatan yang telah diberikan dalam penyalahgunaan sertifikat.

9.6. Pemeliharaan Sertifikat

LSP UMY tidak melakukan Pemeliharaan terhadap Sertifikat Kompetensi

9.7. Proses Sertifikasi Ulang

LSP UMY tidak melakukan proses sertifikasi ulang dan disarankan untuk sertifikasi ulang melalui LSP P3 yang relevan

9.8. Penggunaan Sertifikat

Pemegang sertifikat harus menandatangani persetujuan untuk : 9.8.1. Memenuhi ketentuan skema sertifikasi yang relevan

9.8.2. Menyatakan bahwa sertifikatnya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan

9.8.3. Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan LSP UMY dan tidak memberikan persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah

9.8.4. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi yang memuat acuan LSP setelah dibekukan atau dicabut sertifikatnya serta mengembalikan sertifikat kepada LSP UMY yang menerbitkannya.

9.9. Banding

9.9.1. LSP UMY menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan terhadap banding.

9.9.2. LSP UMY menetapkan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangani secara konstruktif, tidak berpihak dan tepat waktu.

9.9.3. Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.

9.9.4. LSP UMY memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses penanganan banding.

Referensi

Dokumen terkait

9.2.1 Asesmen klaster pemrograman web dinamis direncanakan dan disusun dengan menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara

diverivifikasi oleh LSP ... Asesmen Inspelctor Lapangan Pekeiaan ]embatan direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa persyaratan skema sertifikasi Pelaksana

Asesmen Quantity Surueyor direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan. secara obyektif dan

Proses asesmen direncanakan dan disusun sedemikian rupa sehingga dapat menjamin bahwa semua persyaratan skema diverifikasi secara objektif dan sistematis dengan bukti

Asesmen Pelaksana Lapangan Pekerjaan lalan direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara

Asesmen skema sertifikasi KKNI Level II pada Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan

Skema sertifikasi ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2018 Tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional

Proses Asesmen 9.2.1 Asesmen KKNI level II kompetensi keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema