• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH STRATEGI INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KETRAMPILAN OBSERVASI SISWA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH STRATEGI INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KETRAMPILAN OBSERVASI SISWA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH STRATEGI INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KETRAMPILAN OBSERVASI SISWA

KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT

Oleh :

NURYANA PURWANING RAHAYU X4307041

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Nuryana Purwaning Rahayu

NIM : X4307041

Jurusan/Program Studi : PMIPA/Pendidikan Biologi

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ” PENGARUH STRATEGI INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KETRAMPILAN OBSERVASI SISWA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012 Penulis

Nuryana Purwaning Rahayu X4307041

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(3)

iii SKRIPSI

PENGARUH STRATEGI INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KETRAMPILAN OBSERVASI SISWA

KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT

Oleh:

NURYANA PURWANING RAHAYU X4307041

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

(4)

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Agustus 2012

Pembimbing I

Dra. Sri Dwiastuti, M.Si NIP : 19540626 198103 1 001

Pembimbing II

Joko Ariyanto, S. Si, M. Si NIP. 19720108200501 1 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(5)

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Rabu

Tanggal : 8 Agustus 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Puguh Karyanto, S.Si., M.Si, Ph.D ...

Sekretaris : Nurmiyati, S.Pd, M.Si ... Anggota I : Dra. Sri Dwiastuti, M.Si ...

Anggota II : Joko Ariyanto, S.Si, M.Si ...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta a.n. Dekan

Pembantu Dekan I,

Prof. Dr. rer.nat. Sajidan, M.Si

(6)

vi ABSTRAK

Nuryana Purwaning Rahayu. PENGARUH STRATEGI INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KETRAMPILAN OBSERVASI SISWA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Maret 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) pengaruh penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa kelas X semester II SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2011/2012. (2) pengaruh tingkat keterampilan observasi siswa terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X semester II SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2011/2012. (3) interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dan keterampilan observasi siswa terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X semester II SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2011/2012.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri Kebakkramat semester II tahun ajaran 2011/2012. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X.1 sebagai kelas kontrol dan siswa kelas X.4 sebagai kelas eksperimen. Teknik pengambilan sampel dengan Cluster Random Sampling. Strategi pembelajaran dan ketrampilan observasi sebagai variabel bebas dan hasil belajar biologi sebagai variabel terikat. Teknik pengumpulan data hasil belajar biologi menggunakan teknik dokumentasi, tes, angket, dan lembar observasi. Teknik analisis data dengan menggunakan anava dua jalan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment) menggunakan

Randomized Control Only Design.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan strategi Inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar belajar biologi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa kelas X SMA negeri Kebakkramat dengan P-value 0,037, 0,022, dan 0,049. (2) Terdapat pengaruh ketrampilan observasi siswa terhadap hasil belajar biologi ranah afektif dan psikomotor siswa kelas X SMA Negeri Kebakkramat dengan P-value 0,000 dan 0,000, tetapi tidak ada pengaruh ketrampilan observasi terhadap hasil belajar ranah kognitif, dengan P-value 0,065. (3) Tidak terdapat interaksi antara strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dan ketrampilan observasi siswa terhadap hasil belajar biologi siswa ranah kognitif, afektif, dan psikomotor kelas X SMA Negeri Kebakkramat dengan P-value 0,181, 0,263 dan 0,917.

Kata Kunci: Hasil Belajar Biologi, Strategi Inkuiri Terbimbing, Ketrampilan Observasi Siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(7)

vii ABSTRACT

Nuryana Purwaning Rahayu. THE INFLUENCE OF GUIDED INQUIRY STRATEGY TO THE LEARNING RESULT VIEWED FROM STUDENTS’ OBSERVATION SKILLS OF X CLASS STUDENTS OF SMA NEGERI KEBAKKRAMAT 2011/2012 ACADEMIC YEAR. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University of Surakarta, March 2012.

The purposes of this study are to know: (1) the influence of Guided

Inquiry strategy toward the biology learning result of X class students in the

second semester of SMA Negeri Kebakkramat 2011/2012 academic year, (2) the influence of students’ observation skills toward the biology learning result of X class students in the second semester of SMA Negeri Kebakkramat 2011/2012 academic year, (3) interaction between the implementation of Guided Inquiry strategy and students’ observation skills toward the biology learning result of X class students in the second semester of SMA Negeri Kebakkramat 2011/2012 academic year.

The population of this study are all students in X class of SMA Negeri Kebakkramat in the second semester 2011/2012 academic year. The sample in this study were students of X.1 class as the control class and students of X.4 class as an experimental class. Sampling technique in this study was Cluster Random Sampling. Learning strategy and students’ observation skills as independent variable and achievement of biology learning as the dependent variable. The techniques for collecting data used documentation, tests, questionnaires, and observation sheet. The data were analyzed by two ways anava. This study is a quasi-experimental study using Randomized Control Only Design.

The conclusion of this research are: (1) there is significant influence of the implementation of Guided Inquiry strategy toward biology learning result of X class students in the second semester of SMA Negeri Kebakkramat 2011/2012 academic year with P-value 0.037, 0.022, and 0.049. (2) there is an influence between students’ observation skills on the students’ biology learning result in affective and psychomotor aspect of X class students of SMA Negeri Kebakkramat with P-value 0.000 and 0.000, but there is no influence of

Observation Skills on the cognitive aspect with P-value 0.065. (3) there is no

interaction between Guided Inquiry strategy and students’ observation skills toward the students’ biology learning result in cognitive, affective, and psychomotor aspect of X class students of SMA Negeri Kebakkramat with

P-value 0.181, 0.263 dan 0.917.

(8)

viii

Keywords: biology learning result, Guided Inquiry Strategy, Observation Skills of Students.

MOTTO

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya

(Surah Al-Baqarah Ayat 286)

Orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya yang demikian

itu termasuk hal-hal yang diutamakan.”

(Q.S Asy-Syuuraa:43)

“Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan

kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang

mengajar kamu”.

(HR. Ath-Thabrani)

“Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah

dilaksanakan / diperbuatnya”.

( Ali Bin Abi Thalib )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Dalam Naungan Ridho ALLAH SWT, karya ini aku persembahkan kepada:

♥ Ibu dan Bapak ♥

terima kasih atas doa yang selama ini menyertai setiap langkahku, kasih sayang, semangat, dan pengorbanan serta nasehat yang selalu memberi kekuatan

hidupku.

♥ Whelis Agung Margono, Whelis Arifin Nirmala Whelis Deptrika Jatmiko♥

terima kasih atas do’a dan semua pengorbanan, kalian kakak terbaikku

♥ Rendy Budhy Permana♥

terimakasih atas do’a, semangat dan dukungannya

♥ Bu Tutik dan Pak Joko♥

terima kasih atas bimbingan dan nasehatnya yang membuatku tetap bersemangat.

♥ Pak Apry keluarga besar SMA Negeri 1 Kebakkramat♥

terima kasih atas kesempatan dan kerja sama yang diberikan dalam proses penelitian.

♥ Ipeh and The Gambulers♥

Aroem, Dhama, Irfi, Andhini, Nesya, Nietha, Dinna, Yessy, Rina Adhin, Kelik, Puguh, Sule, Joe Amstrong, Eko, Mas Lis.... Yess you are my best

friends

♥ Pravith’s Crew♥

Rita, Titis, Nopek, Tekil, Mang Udin, Tina, Cindut, Nunu, Mbak Erna, Tika, Reni, Ari, disini kutemukan keluarga baru.

♥ Teman-teman Biologi 2007♥

terima kasih atas kebersamaan, persahabatan dan perjuangan yang tak akan terlupakan.

(10)

x ♥ Almamater. KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul ” PENGARUH STRATEGI INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KETRAMPILAN OBSERVASI SISWA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT” dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dra. Sri Dwiastuti selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Joko Ariyanto, S.Si, M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala SMA Negeri Kebakkramat yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

7. Guru mata pelajaran biologi kelas X yang senantiasa bekerja sama dan membantu kelancaran penelitian.

8. Siswa-siswi SMA Negeri Kebakkramat kelas X.4 dan X.5 yang telah bekerja sama membantu kelancaran penelitian ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(11)

xi

9. Bapak dan Ibu yang senantiasa memberikan dukungan dan doa restu.

10. Teman-teman dan semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Semoga segala bimbingan, dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal baik dan mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang berkepentingan.

.

Surakarta, Agustus 2012

Penulis

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN KEABSAHAN... ii

HALAMAN PENGAJUAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Hasil Belajar ... 6

2. Strategi Pembelajaran ... 10

3. Inkuiri Terbimbbing ... 10

4. Ketrampilan Observasi ... 13

B. Penelitian Yang Relevan ... 15

C. Kerangka Berpikir ... 16

D. Hipotesis ... ... 17

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(13)

xiii

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 18

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

1. Tempat Penelitian ... 18

2. Waktu Penelitian ... 18

B. Rancangan Penelitian ... 18

C. Populasi dan Sampel ... 20

1. Populasi Penelitian ... 20

2. Sampel Penelitian ... 20

D. Teknik Pengambilan Sampel .... ... 20

E. Metode Pengumpulan Data ... ... 20

F. Validitas Penyusunan Intrumen ... 21

G. Teknik Analisis Data ... 33

1. Uji Keseimbangan ... 33

2. Uji Prasyarat Analisis ... ... 36

3. Uji Hipotesis... 36

H. Prosedur Penelitiam ... 37

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

1. Hasil Belajar Biologi Keseluruhan... 38

2. Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Strategi Pembelajaran ... 40

3. Hasil belajar Biologi Ditinjau dari Ketrampilan Observasi Siswa. 42 4. Hasil Belajar Biologi Hasil Belajar Biologi berdasarkan Interaksi Strategi Pembelajaran dan Ketrampilan Observasi ... 45

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 48

1. Uji Normalitas ... 48

2. Uji Homogenitas ... 49

C. Pengujian Hipotesis ... 50

1. Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar ... 51

2. Pengaruh Ketrampilan Observasi Terhadap Hasil Belajar ... 51 3. Pengaruh Interaksi Strategi dengan Ketrampilan Observasi ... 52 commit to user

(14)

xiv

D. Pembahasan Hasil Analisis ... 53

1. Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar ... 56

2. Pengaruh Ketrampilan Observasi Siswa terhadap Hasil Belajar ... 3. Interaksi Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Ketrampilan Observasi Siswa terhadap Hasil Belajar. ... 57

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 58

A. Kesimpulan ... 58 B. Implikasi ... 58 C. Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian “Randomized Control Only Design”... 19

Tabel 3.2 Penilaian Angket ... 21

Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Uji Coba Ranah Kognitif ... 25

Tabel 3.4 Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item ... 26

Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas ... 27

Tabel 3.6 Tingkatan Klasifikasi Daya Pembeda. ... 27

Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Try out Uji Daya Beda. ... 27

Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kesukaran... 28

Tabel 3.9 Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran ... 28

Tabel 3.10 Ra Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Uji Coba Ranah Afektif . 29 Tabel 3.11 Rangkuman Uji Reliabilitas Hasil Tes Uji Coba Ranah Afektif ... 30

Tabel 3.12 Pengelompokan Kategori Ketrampilan Observasi Siswa ... 33

Tabel 3.13 Hasil perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 34

Tabel 3.14 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Awal Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 35

Tabel 3.15 Hasil Uji Keseimbangan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ... 36

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif ... 38

Tabel 4.2 Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif ... 39

Tabel 4.3 Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor ... 39

Tebel 4.4 Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelompok Kontrol ... 40

Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelompok Eksperimen ... 40

Tabel 4.6 Penyebaran Skor Ketrampilan Observasi Siswa Kelompok Kontrol ... 42

Tabel 4.7 Penyebaran Skor Ketrampilan Observasi Siswa Kelompok Eksperimen ... 43

(16)

xvi

Tabel 4.8 . Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Kemampuan Awal Tinggi, Sedang dan Rendah ... 43 Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Ditinjau dari Ketrampilan

Observasi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ... 45 Tabel 4.10. Perbandingan Hasil Belajar Afektif Ditinjau dari Ketrampilan

Observasi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ... 46 Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Belajar Psikomotor Ditinjau dari

Ketrampilan Observasi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ... 46 Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Ranah Kognitif, Afektif, dan

Psikomotor Berdasarkan Strategi Pembelajaran ... 48 Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Ranah Kognitif, Afektif, dan

Psikomotor Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa. ... 48 Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Ranah Kognitif, Afektif,

dan Psikomotor Berdasarkan Strategi Pembelajaran dan Ketrampilan Observasi Siswa ... 49 Tabel 4.15 Rangkuman Analisis Hasil Belajar Biologi Berdasarkan Strategi

Pembelajaran (A) ... 50 Tabel 4.16 Rangkuman Analisis Variansi Hasil Belajar Biologi ditinjau dari

Ketrampilan Observasi Siswa (B) ... 51 Tabel 4.17 Rangkuman Analisis Hasil Belajar Biologi Berdasarkan strategi

Pembelajaran dan ditinjau dari Ketrampilan Observasi Siswa (AB) ... 52

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian .... ... 17

Gambar 2. Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif ... 38

Gambar 3. Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif ... 39

Gambar 4. Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor ... 49

Gambar 5. Perbandingan Nilai Kognitif Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ... 41

Gambar 6. Perbandingan Nilai Afektif Kelompok Kontrol dan Kelompok ... 41

Gambar 7. Perbandingan Nilai Psikomotor Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ... 42

Gambar 8. Perbandingan Nilai Kognitif Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Tinggi, Sedang, dan Rendah ... 44

Gambar 9. Perbandingan Nilai Afektif Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Tinggi, Sedang, dan Rendah ... 44

Gambar 10. Perbandingan Nilai Psikomotor Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Tinggi, Sedang, dan Rendah ... 45

Gambar 11. Perbandingan Nilai Rata-Rata Kognitif ditinjau dari Ketrampilan Observasi Tinggi, Sedang, dan Rendah pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ... 46

Gambar 12. Perbandingan Nilai Rata-Rata Afektif ditinjau dari Ketrampilan Observasi Tinggi, Sedang, dan Rendah pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ... 47

Gambar 13. Perbandingan Nilai Rata-Rata Psikomotor ditinjau dari Ketrampilan Observasi Tinggi, Sedang, dan Rendah pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ... 48

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ... 63

Lampiran 2. Analisis Instrumen Penelitian ... 112

Lampiran 3. Data Hasil Penelitian ... 120

Lampiran 4. Uji Prasyarat Analisis ... 127

Lampiran 5. Uji Hipotesis ... 130

Lampiran 6. Dokumentasi ... 133

Lampiran 7. Perijinan... 136

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi seperti saat sekarang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan bersumber pada Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Biologi sebagai salah satu unsur dalam IPA mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam peningkatan pengetahuan masa depan, oleh karena itu dalam memacu ilmu pengetahuan dan teknologi proses pembelajaran biologi perlu mendapat perhatian yang lebih mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai serta tanggung jawab terhadap alam. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta dan prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung.

Belajar biologi merupakan suatu proses yang ditemukan dan dibangun oleh manusia, sehingga dalam pembelajaran biologi harus lebih dibangun oleh siswa dari pada ditanamkan oleh guru. Dalam hal belajar biologi pada dasarnya merupakan belajar konsep. Selama ini siswa cenderung mendengarkan konsep biologi yang diberikan oleh guru dan menghafal konsep-konsep tersebut tanpa memahami maksud dan isinya. Jika konsep dasar yang diterima salah, maka sangat sukar untuk memperbaiki kembali, oleh karena itu yang penting adalah bagaimana siswa memahami konsep-konsep biologi secara utuh, mengembangkan keterampilan proses dasar yang dimiliki siswa dan menghubungkannya dengan fakta–fakta empiris di lapangan, sehingga jika diterapkan dalam menyelesaikan masalah-masalah biologi siswa tidak mengalami kesulitan.

1

(20)

2

Berdasarkan hasil observasi, proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Kebakkramat pada mata pelajaran biologi masih menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas. Hal ini menyebabkan siswa menjadi tidak aktif dalam proses pembelajaran. Meskipun kadang guru memberikan solusi pada beberapa pertemuan namun hasilnya belum maksimal. Hal tersebut terlihat pada nilai rata-rata mata pelajaran biologi yang masih rendah. Strategi pembelajaran yang kurang tepat menyebabkan siswa terlihat kurang memperlihatkan aktifitas positif dalam proses pembelajaran, siswa sering membuat gaduh, berbicara dengan teman, mengantuk dan kurang aktif dalam pembelajaran.

Strategi pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) memberikan pengalaman langsung pada siswa serta melibatkan keaktifan siswa untuk menemukan konsepnya sendiri. Strategi ini merupakan aplikasi dari pembelajaran kontruktivisme yang didasarkan pada observasi dan studi ilmiah sehingga strategi inkuiri cocok digunakan untuk pembelajaran IPA khususnya biologi dimana siswa terlibat langsung dengan objek yang dipelajarinya. Pembelajaran inkuiri yang melibatkan keakifan siswa mendorong siswa untuk belajar aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip untuk mereka sendiri. Di dalam pembelajaran inkuiri terdapat proses-proses mental, yaitu merumuskan masalah, membuat hipotesis, mendesain eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan data dan menganalisis data serta menarik kesimpulan.

Keterampilan proses sains dasar merupakan sebuah wawasan untuk mengembangkan keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa. Keterampilan proses sains dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Keterampilan–keterampilan tersebut diharapkan dapat menguji konsep-konsep yang siswa dapatkan guna memecahkan permasalahan yang ditemui siswa sehari-hari.

Ketrampilan-ketrampilan proses sains dasar tersebut harus ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangan pemikirannya. Ketrampilan-ketrampilan ini akan menjadi roda penggerak penemuan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(21)

pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap, wawasan dan nilai. Salah satu ketrampilan proses sains dasar yang perlu dikembangkan adalah ketrampilan observasi. Ketrampilan observasi merupakan ketrampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan ketrampilan proses lainnya. Salah satu aspek dalam Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa (KPSD) adalah keterampilan mengobservasi atau mengamati. Melalui keterampilan mengobservasi, siswa dapat mempelajari sains dengan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses sains, dapat melatih ketrampilan berpikir ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai masalah baru melalui metode ilmiah dan lain sebagainya. Selain itu dengan keterampilan observasi dapat membantu pemahaman siswa terhadap pelajaran, sehingga diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa bukan hanya dalam ranah kognitif saja melainkan psikomotor dan afektif.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antar lain faktor eksternal dan internal. Strategi pembelajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar yang berasal dari luar diri siswa. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Salah satu faktor internal adalah keterampilan observasi yang dimiliki oleh siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan upaya pengoptimalan hasil belajar bioloi siswa melalui penelitian dengan judul : “PENGARUH STRATEGI INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KETRAMPILAN OBSERVASI SISWA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT”

(22)

4

B. Perumusan Masalah

Strategi yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran berhubungan dengan pencapaian hasil belajar siswa. Pembelajaran yang diterapkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran menggunakan metode ceramah yang bersifat

teacher center sehingga hasil belajar biologi yang di capai siswa kurang

maksimal, hal ini menyebabkan siswa tidak berperan aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar. Strategi inkuiri terbimbing merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan seluruh kemampuan siswa secara maksimal untuk mencari dan menyelidiki sendiri hasil penemuannya serta menemukan konsep dalam belajar.

Ketrampilan observasi merupakan ketrampilan dasar dalam proses belajar ilmiah yang mempengaruhi perkembangan ketrampilan-ketrampilan lain yang dimiliki siswa. Keterampilan observasi merupakan kegiatan yang diperlukan oleh siswa dalam proses pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar biologi secara maksimal.

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dengan terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X semester II SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2011/2012?

2. Apakah tingkat keterampilan observasi mempengaruhi hasil belajar biologi siswa kelas X semester II SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2011/2012?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dan keterampilan observasi terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X semester II SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. pengaruh penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa kelas X semester II SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2011/2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(23)

2. pengaruh tingkat keterampilan observasi siswa terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X semester II SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dan keterampilan observasi siswa terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X semester II SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan hasil belajar (ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor) siswa dalam pembelajaran Biologi.

b. Memberikan suasana belajar yang lebih kondusif dan variatif sehingga pembelajaran tidak monoton dan dapat membawa dampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

c. Mengajarkan siswa untuk menemukan konsep sendiri sehingga lebih mudah dalam menyelesaikan permaslah biologi yang dihadapi.

2. Bagi Guru

a. Menambah wawasan tentang strategi pembelajaran yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

b. Memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran Biologi khususnya terkait dengan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.

3. Bagi Institusi

Memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu proses pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas X semester II SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2011/2012 sehingga meningkatkan sumber daya pendidikan untuk menghasilkan output yang berkualitas.

(24)

6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh keterampilan, kecakapan dan sikap (Martinis Yamin, 2003: 96). Suatu kegiatan atau aktivitas bisa dikatakan sebagai belajar apabila aktivitas tersebut menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri pelajar (individu yang belajar) (behavior congres) baik aktual maupun potensial yang berlangsung relatif lama dan terjadi karena adanya usaha (Gino, 1993: 15).

Ausubel dalam Martinis Yamin (2003: 102), mengungkapkan bahwa belajar merupakan proses mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Slameto (2003: 2) menyatakan bahwa “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku dan kemampuan pada diri seseorang baik aktual maupun potensial yang berlangsung relatif lama yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungannya. Proses untuk memperoleh perubahan ini melalui suatu aktivitas atau tindakan dan tidak diperoleh dari kemampuan alamiah seseorang.

b. Hasil Belajar

Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa. Kriteria keberhasilan guru dan siswa dalam melaksanakan program pembelajaran dilihat dari kompetensi dasar yang dimiliki oleh siswa. Informasi ini diperoleh melalui kegiatan evaluasi. Keberhasilan belajar siswa dibagi menjadi tiga aspek, kognitif dan psikomotor dapat diperoleh melalui penilaian, sedangkan aspek afektif diperoleh melalui angket dan pengamatan dikelas (Sumiati dan Asra, 2008: 200).

6

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(25)

Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh pengalaman belajar (Nana Sudjana, 1989: 23). Bloom dalam Martinin Yamin (2009: 27) menggolongkan bentuk perilaku sebagai hasil belajar kedalam tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui dan pemecahan masalah. Aspek afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, perasaan, sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu, sedangkan aspek psikomotor mencakup tujuan berkaitan dengan gerakan anggota tubuh atau tindakan (action).

1) Ranah Kognitif

Tujuan kognitif berorientasi kepada kemampuan “berfikir”, mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang sebelumnya dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut (Martinis Yamin. 2009: 27).

Kawasan kognitif tersebut menurut Martinis Yamin (2009: 28-30) adalah:

a) C1 (knowledge/pengetahuan) merupakan kemampuan mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya.

b) C2 (comprehension/pemahaman) merupakan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan dengan kata-kata sendiri.

c) C3 (appication/penerapan) merupakan kemampuan untuk menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru.

d) C4 (analysis/analisis) merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, dan membedakan suatu fakta, konsep, pendapat, kesimpulan dan memeriksa ada tidaknya kontradiksi.

e) C5 (synthesis/sintesis) merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang menyeluruh.

(26)

8

f) C6 (evaluation/evaluasi) merupakan membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, dengan menggunakan kriteria tertentu.

2) Ranah Afektif

Kawasan afektif merupakan tujuan yang berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai dan sikap hati (attitude) yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Tujuan afektif terdiri dari yang paling sederhana, yaitu memperhatikan suatu fenomena sampai kepada yang kompleks yang merupakan faktor internal seseorang, seperti kepribadian dan hati nurani (Martinis Yamin. 2009: 32).

Ranah afektif menurut Martinis Yamin (2009: 32) terdapat lima tingkatan, dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks. Urutan tersebut adalah:

a) A1 (receiving/tingkat menerima) merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku dengan cara membangkitkan kesadaran tentang adanya stimulus.

b) A2 (responding/tingkat tanggapan) menunjukkan perilaku baru dari siswa sebagai manifestasi dari pendapatnya yang timbul karena perangsang pada saat ia belajar.

c) A3 (valuing/tingkat menilai) berkenaan dengan kemauan menerima suatu objek atau kenyataan setelah seseorang itu sadar bahwa objek tersebut memiliki nilai.

d) A4 (organisation/organisasi) berkenaan dengan mengorganisasikan nilai-nilai, menentukan hubungan antar nilai dan menerima bahwa suatu nilai lebih dominan daripada nilai yang lain.

e) A5 (characterization by a value complex/karakterisasi) adalah sikap dan perbuatan yang secara konsisten dilakukan oleh seseorang selaras dengan nilai-nilai yang dapat diterimanya.

3) Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor adalah kawasan yang berorientasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(27)

tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot (Martinis Yamin. 2009: 37). Martinis Yamin (2009: 37) mengungkapkan terdapat tujuh tingkatan, dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks. Urutan tersebut adalah:

a) Persepsi (Perseption) berkenaan dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan.

b) Kesegiaan (Set) berkenaan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan. c) Respons terarah (Guided Respons) seperti meniru atau mengikuti yang

ditunjukkan orang lain.

d) Mekanisme (Mechanism) berkenaan dengan penampilan respon yang sudah dipelajari.

e) Respon nyata yang kompleks (Complex Overt Respons) berkenaan dengan penampilan gerakan motorik dengan keterampilan penuh. f) Adaptasi (Adaptation) berkenaan dengan keterampilan memodifikasi

sesuai dengan situasi tertentu.

g) Organisasi (Organisasi) berkenaan dengan penciptaan pola gerakan sesuai situasi atau masalah tertentu.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor- faktor yang mempengaruhi belajar ada dua, yaitu: 1) Faktor Intern

Dari faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

a) Faktor jasmaniah, meliputi : kesehatan dan cacat tubuh.

b) Faktor psikologis, meliputi : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

c) Faktor kelelahan, meliputi : kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. (Slameto, 1995: 54-59)

2) Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

(28)

10

a) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar, tugas rumah.

c) Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

(Slameto, 1995: 60-71).

2. Strategi Pembelajaran

Arthur L. Costa (dalam Trianto, 2007: 129) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang diterapkan secara berurutan dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan. Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangatlah diperlukan, karena dengan adanya suatu strategi dapat mempermudah proses pembelajaran sehingga hasil yang dicapai optimal. (Made Wena, 2009 : 2-3). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi belajar merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara berurutan dari waktu ke waktu yang berfungsi untuk mempermudah proses pembelajaran agar diperoreh hasil belajar yang optimal. Adapun syarat untuk menyusun strategi pemebelajarn yang tepat harus memiliki pengetahuan, dan keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian (Nuryani, 2005: 85).

3. Inkuiri Terbimbing a. Pengertian Strategi Inkuiri Terbimbing

Suatu pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila dapat menerapkan proses pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik dan lingkungan belajar di kelas sehingga peserta didik dapat aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Nana Sudjana dalam Dimyati dan Mudjiono (1999:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(29)

63) menyatakan bahwa keterlibatan peserta didik/ keaktifan peserta didik dapat dikondisikan. Salah satunya adalah dengan menentukan strategi pembelajaran yang tepat.

Untuk memperoleh hasil pembelajaran yang optimal, salah satu tugas guru yang penting adalah membuat persiapan pembelajaran. Untuk megoptimalkan pembelajaran tersebut seorang guru harus bisa menemukan strategi pembelajaran yang tepat. Salah satu strategi pembelajaran yang bisa membantu siswa agar konsep-konsep dan teori-teori belajar lebih mudah dipahami serta lebih lama tertanam dalam memori adalah strategi pembelajaran inkuiri tembimbing.

Inquiry adalah istilah dalam bahasa Inggris, yang merupakan suatu teknik

atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaa inkuiri sebagai berikut. Guru membagi tugas meneliti sesuatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Siswa mempelajari, meneliti, atau membahas tugas di dalam kelompok. Hasil kerja siswa dalam kelompok selanjutnya didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Hasil laporan kerja kelompok dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. kesimpulan dari sidang plenolah yang akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok. Kesimpulan yang terakhir bila masih ada tindak lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu harus diperhatikan (Roestiyah, 2001: 75)

Wenno (2008: 13) mengemukakan bahwa menemukan merupakan kegiatan pokok dari sebuah pemebelajaran konstektual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukanlah sekedar hasil dari menghafal fakta-fakta atau teori melainkan dari hasil menemukan sendiri. Gulo dalam Trianto (2007: 135) menjelaskan bahwa strategi inkuiri merupakan kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa secara maksimal untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa mampu merumuskan sendiri hasil penemuannya.

Inkuiri tidak hanya tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual, namun mengembangkan seluruh kemampuan yang ada, termasuk pengembangan emosional (Gulo dalam Trianto, 2007 : 137) commit to user

(30)

12

b. Keunggulan dan Kekurangan Strategi Inkuiri Terbimbing

Adapun keunggulan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Roestiyah (2001: 77) sebagai berikut: 1) Dapat membentuk dan mengembangkan

self concept pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar

dan ide-ide lebih baik. 2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. 3) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur dan terbuka. 4) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. 5) Memberi kepuasan yang bersifat instrinsik. 6) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. 7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 8) Memberi kesempatan siswa untuk belajar sendiri. 9) Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar tradisional. 10) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Sedangkan kelemahan strategi pembelajaran Inkuiri sebagai berikut: 1) Tidak semua siswa atau guru dapat menggunakan metode ini, tanpa bimbingan, fasilitas dan sumber belajar yang memadai. 2) Jika jumlah siswa banyak, tugas guru dalam membimbing dan mengawasi menjadi lebih berat, siswa yang gagal menyelesaikan tugas akan merasa frustasi.

Keunggulan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing menurut pendapat Marzano (1992) dalam Markaban (2008: 19) adalah sebagai berikut: 1) Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan. 2) Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inkuiri. 3) Mendukung kemampuan problem solving siswa. 4) Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 5) Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya.

Sementara itu kekurangannya adalah sebagai berikut: 1) Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama. 2) Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. 3) Tidak semua topik cocok disampaikan dengan strategi ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(31)

Umumnya topik-topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan strategi pembelajaran penemuan terbimbing.

c. Langkah-langkah Strategi Mengajar Inkuri Terbimbing

Langkah–langkah dalam inkuiri terbimbing menurut Markaban (2008: 18-19) sebagai berikut : 1) Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya, perumusannya harus jelas. 2) Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan atau LKS. 3) Siswa menyusun prakiraan dari hasil analisis yang dilakukannya. 4) Bila dipandang perlu, prakiraan yang telah dibuat siswa tersebut diatas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai. 5) Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran prakiraan tersebut, maka verbalisasi prakiraan sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunya. 6) Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar.

4. Keterampilan Proses Sains Dasar

Funk (1985) dalam Dimyati dan Mudjiono, (1999: 140) mengutarakan bahwa ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu: keterampilan proses dasar (basic skill) dan keterampilan terintegrasi (integarted skill). Keterampilan proses dasar meliputi 6 kegiatan yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.

Keterampilan Proses Sains Dasar dapat didefinisikan sebagai suatu proses pembelajaran yang dirancang agar siswa mampu menemukan fakta-fakta, konsep-konsep dan teori-teori dengan dengan keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa sendiri.(Wenno, 2008: 65)

(32)

14

Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Beberapa alasan pentingnya keterampilan proses menurut Wenno (2008: 66 – 67) adalah:

a) Sains tidak terpisahkan dengan metode penyelidikan, hal ini berarti bahwa untuk memahami sains tidak hanya mengetahui materi sains saja, melainkan dapat memahami bagaimana cara mengumpulkan fakta dan mengolahnya untuk membuat suatu penafsiran atau kesimpulan.

b) Keterampilan proses sains diperlukan sepanjang hayat (life-long learning), yang penggunaannya tidak hanya sekedar untuk mempelajari ilmu melainkan juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ketrampilan observasi merupakan ketrampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan ketrampilan proses lainnya. Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain juga merupakan dasar untuk segala yang kita kerjakan. Mengobservasi atau mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam memproses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan proses yang lain. Lebih lanjut Nuryani (2005: 80) menyatakan bahwa observasi dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba. Selain itu, menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan juga merupakan bagian dari mengobservasi.

Dimyati (2002) dalam Ardian Marnasusanti (2007: 29) menjelaskan ketrampilan observasi mempunyai dua sifat utama, yakni sifat kualitatif dan sifat kuantitatif. Ketrampilan observasi bersifat kualitatif apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi. Contoh ketrampilan observasi yang bersifat kualitatif ialah menetukan warna (penglihatan), mengenali suara jangkrik (pendengaran), membandingkan rasa manis gula dengan sakarin (pengecap), menentukan kasar halus suatu objek (perabaan), membedakan bau jahe dan bau lengkuas (penciuman). Ketrampilan observasi bersifat kuantitatif apabila dalam pelaksanaannya selain menggunakan pancaindera, juga menggunakan peralatan lain yang memberikan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(33)

khusus dan tepat. Contoh ketrampilan observasi yang bersifat kuantitatif ialah mengukur suhu air yang mendidih dengan bantuan termometer, membedakan luas daerah satu dengan daerah lain, dan kegiatan lain yang sejenis.

Ratna Willis Dahar (1986) dalam Ardian Marnasusanti (2007: 30) membagi ketrampilan observasi menjadi 3 sub ketrampilan, yang selanjutnya dijadikan indikator yang digunakan dalam penelitian. Ketiga ketrampilan observasi tersebut yaitu:

1. Ketrampilan menggunakan alat indera. 2. Ketrampilan mencuri fakta yang relevan.

3. Ketrampilan mencari persamaan dan perbedaan.

B. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelummnya menunjukkan keefektifan penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Diah Kurniawati (2012) menyimpulkan bahwa bahwa penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa IPA Biologi materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik kelas VIII B SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Devi Purna Eva (2012) juga menyimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan peta konsep berpengaruh signifikan terhadap kemampuan metakognitif dan hasil belajar biologi ranah psikomotor, tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar biologi pada ranah kognitif dan afektif siswa SMA N 3 Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012. Pada penelitian Ahmet Kilinc (2006 : 63) menyimpulkan menyatakan bahwa kegiatan para siswa dalam penelitian laboratorium lebih memberikan konsep yang mudah diingat, menyenangkan, selain itu juga meningkatkan aspek, antara lain sikap terhadap hasil biologi meningkat positif. Peggy Cuevas (2005: 349) menemukan peningkatan yang signifikan pada pelaksanaan dan sikap siswa saat melakukan pembelajaran inquiri.

(34)

16

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman Arca Aspini (2009: 108), berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas V SD No. 4 Kampung Baru Semester I ketrampilan proses meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sains. Sedangkan Ulpiya Suhailah (2011) Menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan pendekatan keterampilan proses terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif siswa kelas X SMA MTA Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Hasil peelitian E. Rahayu (2011: 109) menyimpulkan bahwa hasil belajar dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses.

C. Kerangka Berpikir

Hasil belajar siswa di pengaruhi oleh beberapa faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan strategi pembelajaran yang aktif akan membantu siswa dalam menemukan suatu informasi dan memahami suatu konsep sehinga siswa mampu memahami materi pelajaran. Kegiatan belajar menggunakan strategi inkuiri terbimbing dengan metode eksperimen diharapkan juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Keterampilan Proses Sains Dasar (KPSD) merupakan salah satu faktor internal sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan–kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa. Kemampuan ini meliputi 6 aspek, yakni: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Dalam penelitian ini hanya mengambil salah satu aspek, yaitu keterampilan observasi.

Belajar akan memberikan perubahan dalam hal bertambahnya pemahaman dan pengetahuan (ranah kognitif), nilai-nilai atau sikap (ranah afektif), serta perubahan tingkah laku dalam belajar (ranah psikomotor). Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan siswa dalam proses belajar yang telah dilaksanakan. Siswa yang berhasil telah mampu mencapai tujuan yang diharapkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(35)

Kerangka berpikir dalam melaksanakan kegiatan penelitian secara sederhana dapat digambarkan pada skema di bawah ini :

Gambar 1 : Kerangka berpikir penelitian

D. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar biologi.

2. Ada pengaruh keterampilan observasi siswa terhadap hasil belajar biologi. 3. Ada interaksi antara strategi pembelajaran dengan keterampilan observasi

terhadap hasil belajar siswa. Strategi Pembelajaran

inkuiri terbimbing

Hasil Belajar Siswa (ranah kognitif, afektif

dan psikomotor)

Keterampilan Observasi Siswa

(36)

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian yang berjudul pengaruh strategi inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar ditinjau dari ketrampilan observasi siswa dilaksanakan di kelas X semester II SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Waktu Penenlitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Tahap-tahap pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai Maret 2012. Tahapan tersebut meliputi: permohonan pengajuan pembimbing, pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal, seminar proposal, perijinan penelitian, survey sekolah yang digunakan untuk penelitian dan konsultasi instrumen penelitian.

b. Tahap Penelitian

Dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2012. Tahapan tersebut meliputi : uji coba instrumen penelitian, dan pengambilan data.

c. Tahap Penyelesaian

Dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai selesai meliputi : analisa data dan penyusunan laporan.

B. Rancangan Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang akan dipelajari, maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasi exsperimental research) karena peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel. Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen.

Rancangan penelitian Randomized Control Only Design (Subana dan Sudrajat, 2009:100) ini dapat digambarkan pada tabel 10 berikut:

18

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(37)

Tabel 3.1 Desain Penelitian “Randomized Control Only Design”

Group Treatment Post Test

Eksperimen Group (R) X T2

Control Group (R) - T2

Keterangan:

X : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu dengan penggunaan strategi Inkuiri terbimbing dengan metode eksperimen dalam pembelajaran

T2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random sampling) Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber obyek pengamatan sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Terdapat dua macam variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Variabel Bebas

1) Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah : strategi pembelajaran yang biasa dipakai oleh guru yaitu dengan metode ceramah bervariasi serta transfer pengetahuan sebagai strategi pembelelajaran dalam kelompok kontrol dan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing sebagai strategi pembelajaran yang digunakan untuk kelompok eksperimen.

2) Ketrampilan Observasi Siswa

Ketrampilan observasi siswa dapat dibedakan menjadi keterampilan observasi tinggi, rendah dan sedang.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

(38)

20

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X semester II SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari sembilan kelas.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian menggunakan dua kelas yang diperoleh dari populasi di atas yaitu satu kelas sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas sebagai kelompok kontrol.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Teknik ini digunakan karena satuan sampel tidak terdiri dari individu melainkan dalam cluster (kelas) dan pemilihanya secara acak. Dari sembilan kelas yang terdapat di kelas X SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2011/2012 dipilih dua kelas yang dijadikan sampel, yaitu satu sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kontrol.

.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk mendapatkan nilai ulangan harian kelas X tahun pelajaran 2011/2012 mata pelajaran biologi. Nilai ulangan harian ini digunakan untuk melakukan uji kesetimbangan pada dua kelas yang akan dijadikan kelas kontrol dan kelas eksperimen.

b. Metode Tes

Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa ranah kognitif. Tes berbentuk tes obyektif yaitu bentuk pilihan ganda dengan skor 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(39)

c. Metode Angket

Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengambil data hasil belajar siswa ranah afektif. Pengukuran hasil belajar afektif menggunakan angket dalam bentuk ceklist yaitu bentuk angket dimana pengisi angket tinggal memberi tanda cek (√) pada kolom yang telah disediakan. Angket yang digunakan didasarkan pada skala Likert dengan lima alternatif jawaban disetiap item pernyataan. Keterangan penyekorannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Penilaian Angket Skor untuk aspek yang

dinilai Skor (+) (-) SS (Sangat Setuju) 5 1 S (Setuju) 4 2 TB (Tidak Berpendapat) 3 3 TS (Tidak Setuju) 2 4

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 5 (Sumber : Nana Sudjana 1995: 81)

d. Metode Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Metode observasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah psikomotor dan mengevaluasi peningkatan keterampilan proses sains siswa yaitu aspek keterampilan observasi siswa. Pengisian lembar observasi dengan memberi tanda check (√) pada kolom yang telah disediakan dengan dua pilihan jawaban yaitu “ya” dengan skor 1 dan “tidak” dengan skor 0.

F. Validitas Penyusunan Instrumen

Instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan silabus, sedangkan instrumen penelitian berupa tes untuk mengukur pencapaian hasil belajar kognitif yang berupa soal pilihan ganda, angket untuk mengukur hasil belajar afektif dan lembar observasi untuk mengukur hasil belajar psikomotor dan keterampilan observasi siswa.

(40)

22

Penyusunan instrumen adalah sebagai berikut: a. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Kognitif

Langkah-langkah penyusunan instrumen yang berupa tes pilihan ganda sebagai berikut:

1) memilih materi pelajaran kelas X semester genap.

2) membuat indikator sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

3) membuat kisi-kisi soal sesuai dengan materi dan indikator.

4) menyusun item soal yang didasarkan pada kisi-kisi soal yang telah dibuat. Item soal tersebut mencakup tingkatan kompetensi kognitif yaitu C1 (pengetahuan/knowledge), C2 (pemahaman/comprehension), C3 (penerapan/ application), C4 (analisis/analysis), C5 (sintesis/synthesis), C6 (evaluasi/evaluation).

5) menguji kesahihan item dengan uji validitas dan reliabilitas serta indeks kesukaran dan daya beda.

b. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Afektif

Langkah-langkah penyusunan instrumen yang berupa angket model skala Likert adalah sebagai berikut:

1) Membuat kisi-kisi angket kompetensi afektif

2) Menyusun pernyataan-pernyataan sesuai dengan aspek-aspek kompetensi afektif meliputi lima tingkatan yaitu A1 (kemauan menerima/receiving), A2 (kemauan menanggapi/responding), A3 (berkeyakinan/valuing), A4 (penerapan karya/organisation) dan A5 (ketekunan dan ketelitian/characterization by a value complex).

3) Menyusun angket menggunakan model skala Likert menurut Subana dan Sudrajat (2009:136) sebagai berikut :

SS : Sangat setuju dengan skor 5 S : Setuju dengan skor 4

R : Ragu-ragu dengan skor 3 TS : Tidak setuju dengan skor 2

STS : Sangat tidak setuju dengan skor 1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(41)

4) Menguji kesahihan angket dengan uji validitas dan reliabilitas. c. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Psikomotorik.

Langkah-langkah penyusunan instrumen yang berupa lembar observasi sebagai berikut:

1) Membuat kisi-kisi kompetensi psikomotor

2) Menyusun pernyataan sesuai dengan aspek-aspek kompetensi psikomotor meliputi P1 (persepsi/perception), P2 (kesegiaan/set), P3 (respon terarah/

guided respons), P4 (mekanisme/mechanism), P5 (respons nyata yang

kompleks/complex overt respons), P6 (adaptasi/adaptation), P7 (organisasi/origanization).

3) Menyusun pernyataan dengan dua alternatif jawaban yaitu “ya” dengan skor 1 dan “tidak” dengan skor 0.

4) Menguji kesahihan angket dengan uji validitas dan reliabilitas. d. Pengukuran tingkat Keterampilan Observasi Siswa :

1) Menyusun kisi-kisi aspek keterampilan observasi siswa.

2) Menyusun pernyataan sesuai dengan aspek-aspek keterampilan observasi siswa meliputi: a) ketrampilan menggunakan alat indera, b) ketrampilan mencari fakta yang relevan, c) ketrampilan mencari persamaan dan perbedaan.

3) Menyusun pernyataan dengan dua alternatif jawaban yaitu “ya” dengan skor 1 dan “tidak” dengan skor 0.

4) Menguji keabsahan lembar observasi 1. Uji Instrumen

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kualitas soal. Penilaian ranah kognitif menggunakan bentuk tes obyektif. Instrumen penilaian ranah afektif menggunakan angket dan penilaian ranah psikomotor menggunakan lembar obsevasi. Kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan statistik sebagai berikut:

(42)

24

a. Instrumen Hasil Belajar Kognitif

Instrumen untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif terlebih dahulu diuji validitas, reliabilitas, dan analisis butir soal berupa tingkat kesukaran dan daya beda soal.

1) Uji Validitas

Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Suharsimi Arikunto. 2002: 145).

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi validitas konstruk, isi, dan butir soal. Validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus koefisien Product moment dari Karl Pearson menurut Suharsimi Arikunto (2002: 78):

Validitas butir soal dan butir angket diuji menggunakan rumus koefisien

Product moment memakai angka kasar dari Karl Pearson sebagai berikut:

Rxy = } }{ {N x2 x 2 N y2 y 2 y x xy N Keterangan :

Rxy : koefisien korelasi antara x dan y

n : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen) X : skor untuk butir ke-i

Y : skor total (dari subyek uji coba)

Jika harga ruv < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga item pertanyaan dikatakan tidak valid. Dan sebaliknya, jika ruv > r tabel maka item pertanyaan dinyatakan valid.

Uji validitas tes uji coba instrumen hasil belajar ranah kognitif siswa secara ringkas disajikan pada Tabel 2 dan selengkapnya pada Lampiran 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(43)

Tabel 3.3. Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Uji Coba Ranah Kognitif Ranah Penilaian Jumlah Item Keputusan Uji Validitas

Valid Invalid

Kognitif 44 40 4

Tabel 3.3 menunjukkan hasil perhitungan uji validitas tes kognitif menunjukkan item yang valid sebanyak 40 soal sedang untuk item yang tidak valid sebanyak 4 soal. Soal yang digunakan sebanyak 40 soal sedangkan 8 soal tidak digunakan. Item yang tidak valid dibuang karena indikatornya sudah diwakili item lain.

2) Uji Reliabilitas

Instrumen dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data. Hasil pengukuran dengan instrumen tersebut sama atau tetap apabila digunakan oleh orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) atau pada waktu yang berlainan.

Dalam penelitian ini reliabilitas instrumen diukur menngunakan rumus Kuder Richardson (KR-20) menurut Riduwan (2009:108) sebagai berikut:

11

r

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan k = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes

p = proporsi siswa yang menjawab item dengan benar q = proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1 – p) ∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

∑St = Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total

(44)

26

Penilaian reliabilitas butir soal atau item dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3.4 Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item

No Skala Keterangan 1 2 3 4 5 0,8 – 1,00 0,6 – 0,799 0,4 – 0,599 0,2 – 0,399 0,00 – 0,199 Sangat Tinggi (ST) Tinggi (T) Cukup (C) Rendah (R) Sangat Rendah (SR)

Hasil try out uji reliabilitas soal tes kognitif secara lengkap disajikan pada Tabel 3.4dan selengkapnya pada Lampiran 2.

Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas

Instrumen Penelitian Jumlah Item Kriteria Keputusan Uji Reliabilitas

Kognitif 40 Tinggi 0,85

Berdasarkan Tabel 3.5 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes kognitif menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20) diperoleh r11 = 0,85 yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes kognitif tinggi. Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian reliabel atau memiliki ketetapan tinggi untuk digunakan.

3) Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan yang berkemampuan kurang. Suatu soal yang mempunyai daya pembeda tinggi mengisyaratkan bahwa soal tersebut dapat membedakan siswa yang pandai dengan yang kurang pandai. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah:

Keterangan :

J : Jumlah peserta tes

: banyaknya peserta kelompok atas : banyaknya peserta kelompok bawah Y : skor total (dari subyek uji coba)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar

Tabel 4.8 . Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Kemampuan Awal  Tinggi, Sedang dan Rendah .....................................................................
Gambar 1 : Kerangka berpikir penelitian
Tabel 3.1 Desain Penelitian “Randomized Control Only Design”
Tabel 3.2 Penilaian Angket  Skor untuk aspek yang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh positif antara pola belajar dan frekuensi belajar terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran

DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DAN FASILITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WONOSARI TAHUN AJARAN 2012/2013”..

PERBANDINGAN ANTARA METODE ACTIVE DEBATE DENGAN METODE DISKUSI DITINJAU DARI HASIL BELAJAR PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA N 1 MANYARAN.. TAHUN

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa pada materi pokok redoks kelas X-3 di SMA Negeri Kebakkramat melalui penerapan metode

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 DOLOK MASIHUL TAHUN

BERBANTUAN ANIMASI FLASH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS MATERI POKOK. HIDROKARBON SISWA KELAS X-1 SEMESTER GENAP SMA NEGERI

Hasil belajar kimia siswa kelas X SMA Negeri 1 Masbagik yang mempunyai kemampuan awal rendah yang diajarkan dengan pembalajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi kelas X di SMA Negeri 8 Pontianak, diperoleh informasi bahwa model yang digunakan dalam pembelajaran biologi