• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Zat Wujudnya Setelah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Zat Wujudnya Setelah"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Zat Wujudnya Setelah Diterapkan Model Pembelajaran Berpikir Induktif

Tes Hasil Belajar (THB) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh ketuntasan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif setelah diterapkan model pembelajaran berpikir induktif pada pokok bahasan zat dan wujudnya. Tes Hasil Belajar dianalisis menggunakan ketuntasan individu, klasikal dan ketuntasan TPK terhadap indikator yang ingin dicapai. Pedoman penentuan tingkat ketuntasan individu mengacu pada standar ketuntasan dari MTsN 1 Model Palangka Raya yang menggunakan standar ketuntasan sebesar ≥ 70.66 Ketuntasan klasikal dikatakan tuntas apabila memenuhi ≥ 85% seluruh siswa yang tuntas .67

a. Ketuntasan Individu dan Klasikal

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah soal berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal yang sudah diuji keabsahannya. Hasil analisis data tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

66

Guru mata pelajaran di MTsN 1 Model Palangka Raya 67

M. Taufik Widiyoko, “Pengembangan Model Pembelajaran Langsung Yang Menekankan Pada Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Bidang Biologi Pokok Bahasan Sistem Pengeluaran Di SLTP” . Tesis Magister., 2005.,hal.55. (dikutip darai Borich, G. D. 1994. Observasi Skills For Efectivitas Teaching. New York: Macmillan Publising Company)

(2)

Tabel 4.1

Katuntasan Hasil Belajar Individu Siswa No

Siswa Skor Persentase % Keterangan

1. 21 70,00 Tuntas 2. 19 63,33 Tidak tuntas 3. 24 76,66 Tuntas 4. 26 86,66 Tuntas 5. 25 83,33 Tuntas 6. 18 60,00 Tidak tuntas 7. 17 56,66 Tidak tuntas 8. 25 83,33 Tuntas 9. 28 93,33 Tuntas 10. 17 56,66 Tidak tuntas 11. 28 93,33 Tuntas 12. 20 66,66 Tidak tuntas 13. 16 53,33 Tidak tuntas 14. 20 66,66 Tidak tuntas 15. 16 53,33 Tidak tuntas 16. 24 80,00 Tuntas 17. 19 63,33 Tidak tuntas 18. 14 46,66 Tidak tuntas 19. 21 70,00 Tuntas 20. 21 70,00 Tuntas 21. 23 76,66 Tuntas 22. 23 76,66 Tuntas 23. 19 63,33 Tidak tuntas 24. 22 73,33 Tuntas 25. 19 63,33 Tidak tuntas 26. 23 76,66 Tuntas 27. 26 86,66 Tuntas 28. 25 83,33 Tuntas 29. 15 50,00 Tidak tuntas 30. 25 83,33 Tuntas 31. 17 56,66 Tidak tuntas 32. 21 70,00 Tuntas 33. 17 56,66 Tidak tuntas

Tabel 4.1 Menunjukan bahwa terdapat 18 orang siswa memenuhi kriteria ketuntasan belajar setelah mengikuti tes hasil belajar, dan terdapat 15 orang siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan belajar. Siswa yang belum tuntas yaitu siswa bernomor 2 dengan nilai 63,33%, siswa bernomor 6 dengan

(3)

nilai 60%, siswa bernomor 7 dengan nilai 56,66%, siswa bernomor 10 dengan 56,66%, siswa bernomor 12 dengan nilai 66,66%, siswa bernomor 13 dengan nilai 53,33%, siswa dengan nomor 14 dengan nilai 66,66%, siswa dengan nomor 15 dengan nilai 53,33%, siswa dengan nomor 17 dengan nilai 63,33%, siswa dengan nomor 23 dengan nilai 63,33%, siswa dengan nomor 25 dengan nilai 63,33%, siswa dengan nomor 29 dengan nilai 50%, siswa dengan nomor 31 dengan nilai 56,66% dan siswa dengan nomor 33% dengan nilai 56,6.

b. Ketuntasaan TPK

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) dikatakan tuntas bila siswa yang mencapai TPK tersebut ≥ 65%. Apabila dalam 1 TPK terdapat soal lebih dari 1 soal maka nilai tersebut harus dicari nilai rata-rata terlebih dahulu baru dipersentasekan. Hasil analisis data ketuntasan TPK dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:

Tabel 4.2

Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

No Jumlah TPK TPK Tuntas TPK Tidak tuntas

1. 15 10 5

Untuk menegetahui penguasaan konsep sebelum dan sesudah guru memberikan pembelajaran guru melakukan pengujian dengan gain ternormalisasi.

2. Gain Ternormalisasi

Gain ternomalisasi digunakan untuk mengetahui kualitas peningkatan penguasaan konsep zat dan wujudnya didalam pembelajaran. Sebelum pembelajaran berlangsung siswa diberi soal pre test, tujuanya untuk

(4)

mengetahui sejauh mana siswa menguasai konsep zat wujudnya sebelum sub bab diajarkan. Setelah pembelajaran berakahir, siswa diberi kembali soal post

test untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menguasai

konsep pembelajaran. Soal pre test yang diberikan kepada siswa sama dengan soal post test, instrument yang digunakan dalam penelitanya berjumlah 30 soal yang telah diuji keabsahanya.

Berdasarkan tabel 4.1 terlampir pada halaman 148 menunjukan bahwa setelah siswa diberikan dan post test didapatkan 1 orang mendapatkan katagori Ngain tinggi karena nilai g> 0,7, siswa yang mendapatkan katagori sedang didapatkan 9 orang karena nilai g 0,3 < g < 0,7 dan katagori rendah 23 orang karena nilai g < 0,3, dengan katagori keseluruhan nilai pre test dan post test yang diberikan dikatakan rendah.

Jika dirata-ratakan hasil belajar siswa kelas VII-6 dapat dilihat pada tabel dibah ini:

Tabel 4.3

Hasil Belajar Siswa Kelas VII-6 MTsN I Model Palangka Raya

Kelas pre test Post test

VII-6 63,93 69,99

(Sumber: Penelitian 2013)

Tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa nilai pre test hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran oleh peneliti pada kelas VII-6 (63,93) tidak jauh beda dengan post test (69,99) hasil belajar setelah dilaksanakan pembelajaran oleh peneliti.

(5)

3. Pengelolaan Pembelajaran Pokok Bahasan Zat Wujudnya Dengan Mengunakan Model Pembelajaran Berpikir Induktif

Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran berpikir induktif pada kelas sampel. Peneliti mengunakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran berpikir induktif. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 2 bulan dimulai pada tanggal 15 Pebuari sampai 15 April 2013. Pembelajaran dilaksanakan di laboratorium IPA di MTsN 1 Model Palangka Raya. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, setiap kelompok melaksanakan kegiatan percobaan dengan mengunakan alat yang telah disediakan peneliti yaitu, pada percobaan ke 1 tentang macam-macam wujud zat, percobaan ke 2 tentang gerak partikel, percobaan ke 3 tentang kohesi dan adhesi dan percobaan ke 4 tentang kapilaritas dengan panduan lembar kerja peserta didik (LKPD) dan bimbingan guru.

Pengelolaan pembelajaran fisika dengan mengunakan model pembelajaran berpikir induktif ini dinilai dengan mengunakan lembar pengelolan pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran berpikir induktif. Pengamatan dilakukan oleh dua orang pengamat yang terdiri dari dari seorang dosen STAIN Palangka Raya dan seorang alumni program studi tadris fisika STAIN Palangka Raya yang sudah dilatih untuk mengisi lembar pengamatan pengelolaan secara benar. Adapun aktivitas yang diamati pada kegiatan pengelolaan kelas ini meliputi:

(6)

I. Fase 1: tahap pengumpulan dan penyajian data a. Mempersiapkan alat dan bahan

b. Mengelompokan benda-benda

II. Fase 2: tahap pengujian dan penghitungan data Melakukan percobaan

III. Fase 3: tahap klasifikasi pertama Membedakan benda-benda IV. Fase 4: tahap klasifikasi lanjutan

Menuliskan hasil percobaan

V. Fase 5: tahap membangun hipotesis dan meningkatkan keterampilan a. Membuat dugaan sementara

b. Mempresentasikan hasil percobaan

Skor rata-rata pengelolaan pembelajaran untuk setiap kegiatan pada setiap RPP dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4

Rekapitulasi Pengelolaan Pembelajaran RPP pada Tiap Pertemuan

No Aspek yang diobservasi

Skor Pengelolaan Pembelajaran Skor

rata-rata

Katagori RPP 1 RPP 2 RPP 3 RPP 4

1. Kegiatan Awal 3,63 3,63 3,63 3,5 3,59 Sangat baik 2. Kegiatan Inti 3,47 3,31 3,38 3,36 3,38 Baik 3. Kegiatan Penutup 3,5 3,67 3,67 3,83 3,67 Sangat baik

RATA-RATA 3,53 3,54 3,53 3,53 3,55

Sangat baik Sumber: Hasil penelitian, 2013.

(7)

Keterangan:

1.00 - 1.49 = Tidak baik

1,50 - 2,49 = Kurang baik

2.50 - 3.49 = Baik

3,50 - 4,00 = Sangat baik.68

Berdasrkan tabel 4.4 di atas, penilaian pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran berpikir induktif menunjukkan pada tahap pendahuluan guru memperoleh penilaian rata-rata dengan kategori baik, pada tahap inti guru memperoleh penilaian rata-rata dengan katagori cukup baik, dan pada kegiatan penutup guru memperoleh penilaian rata-rata dengan kategori baik. Penilaian pengelolaan pembelajaran fisika secara keseluruhan didapat rata-rata penilaian sebesar 3,55 dengan kategori sangat baik.

4. Aktivitas Siswa Saat Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Zat Dan Wujudnya Dengan Mengunakan Model Pembelajaran Berpikir Induktif Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung diamati oleh lima orang pengamat yaitu mahasiswa STAIN Palangka Raya. Kelima pengamat ini telah mengamati aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran berpikir induktif untuk empat kali pertemuan. Kelima pengamat memberikan tanda cek list (√) pada lembar pengamatan sesuai dengan

68

M. Taufik Widiyoko, Pengembangan Model Pembelajaran., t.tp., t.np., 2005., h. 53. (dikutip darai Borich, G. D. 1994. Observasi Skills For Efectivitas Teaching. New York: Macmillan Publising Company)

(8)

kriteria penilaian yang ditetapkan. Kriteria penilaian dengan skala 1- 4 dengan skor 1 menyatakan aktifitas siswa kurang baik, skor 2 menyatakan aktivitas siswa cukup baik, skor 3 menyatakan akktifitas siswa baik dan skor 4 menyatakan aktivitas siswa sangat baik.

Hasil aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berpikir induktif dapat dilihat dalam tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Aktivitas Siswa RPP I

No Aspek yang diamati RPP 1

Na

I. Kegiatan Awal

1. Menjawab salam pembuka dari guru 132 4,0 100

2. Menyiapkan situasi kelas 129 3,9 96,97

3. Memulai pembelajaran dengan sama-sama mengucap

“Basmalah” 128 3,9 96,97

4. Memjawab pertanyaan motifasi dari guru 125 3,8 94,70

II. Kegiatan Inti 119 3,6 90,15

6. Membentuk kelompok belajar 127 3,8 96,21

7. Menerima LKPD 132 4,0 100

8. Mengelompokan benda-benda yang ada disekitar

yang masuk kedalam zat padat, cair dan gas 115 3,5 87,12 9. Mengelompokan benda-benda yang ada disekitar

yang termasuk kedalam perubahan kimia dan fisika. 124 3,8 93,94 10. Melakukan percobaan untuk membuktikan zat padat,

cair dan gas sesuai dengan LKPD 105 3,2 79,55 11. Melakukan percobaan perubahan kimia dan fisika

sesuai dengan LKPD 120 3,6 90,91

12. Membedakan antara zat padat, cair dan gas 115 3,5 87,12 13. Membedakan zat menurut perubahanya 116 3,5 87,88 14. Membedakan perubahan kimia dan fisika melaluai

perubahan wujud zat 124 3,8 93,94

15. Menuliskan hasil percobaan perubahan zat 125 3,8 94,70 16. Menuliskan hasil percobaan perubahan wujud zat 127 3,8 96,21 17. Menuliskan hasil percobaan perubahan kimia dan

fisika 99 3,0 75,00

18. Membuat dugaan sementara sesuai dengan hasil

(9)

19. Perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil

percobaan yang telah dilakukandidepan kelas 119 3,6 90,15

III. Kegiatan Akhir 125 3,8 94,70

20. Membuat kesimpulan hasil bealajar secara

keseluruhan 132 4,0 100

21. Memjawab evaluasi seputar tujuan pembelajaran,

terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman 132 4,0 100 22. Memnjawaab salam penutup.

Jumlah 2686

Sumber: Hasil Penelitan, 2013

Pada RPP I ini terdapat 22 aspek yang diamati oleh pengamat, pada kegiatan awal terdapat 4 aspek yang harus diamati yaitu: menjawab salam pembuka dari guru, pengamat memberi nilai rata-rat 4, menyiapkan situasi kelas, pengamat member nilai rata-rata 3,9, memulai pembelajaran dengan sama-sama mengucap “Basmalah”, pengamat memberi nilai rata-rata 3,9 dan menjawab pertanyaan pertanyaan motivasi dari guru, pengamat memberi nilai rata-rata 3,8. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan awal ini aktvitas siwa termasuk dalam katagori sangat baik, hal tersebut dikarenakan pada aspek tersebut fase pembelajaran berpikir induktif belum dmulai.

Pada kegiatan inti ini terdapat 15 aspek yang harus diamati oleh pengamat yaitu: membentuk kelompok belajar, pengamat memberi nilai rata-rata 3,6, menerima LKPD, pengamat memberi nilai rata-rata-rata-rata 3,8, mengelompokan benda-benda yang ada disekitar yang termasuk kedalam zat padat, cair dan gas, mendapatkan nilai 4,0, mengelompokan benda-benda yang ada disekitar yang termasuk kedalam perubahan kimia dan fisika, pengamat memberi nilai rata-rata 3,5, melakukan percobaan untuk

(10)

membuktikan zat padat, cair dan gas sesuai LKPD, pengamat memberi nilai rata-rata 3,8, melakukan percobaan perubahan kimia dan fisika sesuai LKPD, pengamat memberi nilai rata-rata 3,2, membedakan antara zat padat, cair dan gas, pengamat memberi nilai rata-rata 3,6, membedakan zat menurut perubahanya, mendapatkan nilai rata-rata 3,5, membedakan perubahan kimia dan fisika melalui perubahan wujud zat, pengamat memberi nilai rata-rata 3,5, menuliskan hasil percobaan perubahan zat, pengamat memberi nilai rata-rata 3,8, menuliskan hasil percobaan zat, pengamat memberi nilai rata-rata 3,8, menuliskan hasil percobaan perubahan kimia dan fisika, pengamat memberikan nilai rata-rata 3,8, membuat dugaan sementara sesuai hasil percobaan yang telah dilakukan, pengamat memberi nilai rata-rata 3,0 dan perwakilan kelompok mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan di depan kelas, pengamat memberi nilai rata-rata 3,5.

Dari uraian di atas dapat disimpulakan bahwa, dari 15 aspek yang diamati dalam kegiatatan inti ini terdapat 13 mendapatkan nilai rata-rata 3,5 – 4 atau katagori sangat baik dan 2 aspek mendapatkan nilai rata-rata 3,0 – 3,2 atau termasuk katagori baik. Hal tersebut dikarenakan siswa masih kurang memahami tentang benda-bennda yang termasuk kedalam perubahan kimia dan fisika sehingga berakibat pada saat membuat dugaan sementara sesuai hasil percobaan siswa siswa masih belum mendapatkan hasil yang maksimal.

Pada kegiatan akhir ini terdapat 3 aspek yang harus diamati oleh pengamat yaitu: membuat kesimpulan hasil belajar secara keseluruhan, pengamat memberikan nilai rata-rata 3,8, menjawab evaluasi seputar tujuan

(11)

pembelajaran, terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman, pengamat mendapatkan nilai rata-rata 4,0 dan menjawab salam penutup, pengamat memberi nilai rata-rata 4,0. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, aktivitas siswa pada kegiatan penutup ini berjalan dengan lancar.

Tabel 4.6 Aktivitas Siswa RPP II

No Aspek yang diamati

RPP 2

Na

I. Kegiatan Awal

1. Membalas salam pembuka dari guru 132 4,0 100 2. Menyiapkan diri untuk menerima pelajran dari guru 130 3,9 98 3. Membuka pelajaran dengan sama-sama mengucap

“Basmalah” 129 3,9 98

4 Mendengarkan motivasi guru 129 3,9 98

II. Kegiatan Inti 132 4,0 100

5. Membentuk kelompok 120 3,6 91

6. Menerima LKPD 115 3,5 87

7. Mengelompokan benda untuk melakukan percobaan

gerak partikel 99 3,0 75

8. Mempersiapkan alat untuk melakukan percobaan 117 3,5 89 9. Melakukan percobaan perubahan wujud zat sesuai

dengan LKPD 108 3,3 82

10. Menentukan gerak partikel zat padat 103 3,1 78 11. Menentukan gerak partikel zat cair 103 3,1 78 12. Menentukan gerak partikel zat gas 117 3,5 89 13. Menuliskan hasil percobaan menentukan gerak

partikel zat padat 123 3,7 93

14. Menuliskan hasil percobaan menentukan gerak

partikel zat cair 125 3,8 95

15. Menuliskan hasil percobaan menentukan gerak

partikel zat gas 99 3,0 75

16. Membuat dugaan sementara sesuai dengan hasil

percobaan yang telah dilakukan 127 3,8 96 17. Perwakilan tiap kelaompok mempresentasikan

hasil percobaan yang telah dilakukandidepan kelas

126 3,8 95

III. Kegiatan Akhir 125 4,0 100

18. Membuat kesimpulan hasil bealajar secara

(12)

19. Mengerjakan seputar tujuan pembelajaran, terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman 20. Menjawab salam penutup dari guru.

Jumlah 2384

Sumber: Hasil Penelitian, 2013

Pada RPP II ini terdapat 20 aspek yang harus diamati oleh pengmatat. Pada kegiatan awal ini terdapat 4 aspek yang harus diamati oleh pengamat yaitu: membalas salam pembuka dari guru, pengamat memberi nilai rata-rata 4, menyiapkan diri untuk menerima pelajaran dari guru, penagamat memberi nilai rata-rata 3,9, membuka pelajaran dengan sama-sama mengucap “Basmalah”, pengamat memberi nilai rata-rata 3,9 dan mendengarkan motivasi dari guru, mendapatkan nilai rata-rata 3,9. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, kegiatan awal dapat berjalan dengan lancar.

Pada kegiatan inti ini secara keseluruhan terdapat 13 aspek yang harus diamati oleh pengamat yaitu: membentuk kelompok, pengamat memberi nilai rata-rata 4, menerima LKPD, pengamat memberi nilai rata-rata 3,6, mengelompokan benda untuk melakukan percobaan gerak partikel, mendapatkan nilai rata-rata 3,5, mempersiapkan alat untuk melakukan percoabaan, mendapatkan nilai 3,0, melakuakan percobaan perubahan wujud zat sesuai dengan LKPD, mendapatkan nilai rata-rata 3,5,menentukan gerak partikel zat padat, mendapatkan nilai rata-rata 3,3, menentukan gerak partikel zat cair, mendapatkan nilai rata-rata 3,1, menentukan gerak partikel zat gas, mendapatkan nilai rata-rata 3,1, menuliskan hasil percobaan menentukan gerak partikel zat padat, mendapatkan nilai rata-rata 3,5, menuliskan hasil percobaan menentukan gerak partikel cair, mendapatkan nilai rata-rata 3,7,

(13)

menuliskan hasil percobaan menentukan gerak partikel gas, mendapatkan nilai rata-rata 3,8, membuat dugaan semantara sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan, mendapatkan nilai rata-rata 3,0, perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan di depan kelas, mendapatkan nilai rata-rata 3,8.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari 13 kegiatan pada kegiatan inti tersebut terdapat 8 aspek mendapatkan nilai rata-rata 3,5 – 4 atau katagori sangat baik dan 5 aspek mendapatkan nilai rata-rata 2,5 – 3,4 atau masuk dalam katagori baik. Hal tersebut dikarenakan masih terdapat siswa dalam kelompok yang masih main-main saat pembelajaran berlangsung.

Kegiatan akhir terdapat 3 aspek yang harus diamati oleh pengamat yaitu: membuat kesimpulan hasil belajar secara keseluruhan, mendaptkan nilai rata-rata 3,8, mengerjakan seputar tujuan pembelajran, terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman, menadapatkan nilai rata-rata 4 dan menjawab salam penutup dari guru mendapatkan nilai rata-rata 4. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada kegiatan akhir ini aktivitas siswa sangat antusias pada kegiatan akhir ini.

Tabel 4.7

Aktivitas Siswa RPP III

No Aspek yang diamati

RPP 3

Na

I. Kegiatan Awal

1. Membalas salam pembuka dari guru 132 4,0 100 2. Menyiapkan diri untuk menerima pelajran dari guru 130 3,9 98

(14)

3. Membuka pelajaran dengan sama-sama mengucap

“Basmalah” 132 4,0 100

4. Memjawab pertanyan guru seputar motivasi 125 3,8 95

II. Kegiatan Inti 129 3,9 98

5. Membentuk kelomok 119 3,6 90

6. Menerima LKPD 150 3,2 80

7. Mengelompokan benda yang ada disekitar yang

temasuk kedalam kohesi 107 3,2 81

8. Mengelompokan benda yang ada disekitar yang

temasuk kedalam adhesi 115 3,5 87

9. Melakukan percobaan peristiwa kohesi sesuai dengan

LKPD 117 3,5 89

10. Melakukan percobaan peristiwa adhesi sesuai dengan

LKPD 122 3,7 92

11. Membedakan benda-benda yang termasuk kedalam

kohesi 121 3,7 92

12. Membedakan benda-benda yang termasuk kedalam

adhesi 129 3,9 98

13. Menuliskan hasil percobaan kosesi 129 3,9 98 14. Menuliskan hasil percoabaan adhesi 92 2,8 70 15. Membuat dugaan sementara sesuai dengan hasil

percobaan yang telah dilakukan 122 3,7 92 16. Perwakilan tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukandidepan kelas

129 3,9 98

III. Kegiatan Akhir 132 4,0 100

17. Membuat membuat kesimpulan hasil bealajar

secara keseluruhan 132 4,0 100

18. Mengerjakan evaluasi seputar tujuan pembelajaran, terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman siswa

19. Menjawab salam penutup dari guru

Jumlah 2364

Sumber: Hasil Penelitian, 2013

Pada RPP ke III ini terdapat 19 aspek yang harus diamati oleh pengamat. Pada kegiatan awal ini terdapat 4 aspek yang harus diamati yaitu: membalas salam pembuka dari guru, mendapatkan nilai rata-rata 4, menyiapkan diri untuk menerima pelajaran dari guru, mendapatkan nilai rata-rata 3,9, membuka pelajaran dengan mengucap “Basmalah”, mendapatkan

(15)

nilai 4 dan menjawab pertanyaan seputar motivasi, mendapatkan nilai 3,8. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan awal ini ssiwa sangat antusias dalam melaksanakan kegiatan tersebut.

Pada kegiatan inti ini terdapat 12aspek yang harus diamati oleh pengamat dan terdiri dari 5 fase pembelajaran yaitu: membentuk kelompok, mendapatkan nilai rata-rata 3,8, menerima LKPD, mendapatkan nilai rata-rata 3,9, mengelompokkan benda yang ada disekitar yang termasuk kedalam kohesi, mendapatkan nilai rata-rata 3,6, mengelompokkan benda yang ada disekitar yang termasuk kedalam adhesi, mendapatkan nilai rata-rata 3,2, melakukan paercobaan peristiwa kohesi sesuai dengan LKPD, mendapatkan nilai rata-rata 3,5, melakukan paercobaan peristiwa adhesi sesuai dengan LKPD, mendapatkan nilai rata-rata 3,5, membedakan benda-benda yang termasuk kedalam kohesi, mendapatkan nilai 3,7, membedakan benda-benda yang termasuk kedalam adhesi, mendapatkan nilai 3,7, menuliskan hasil percobaan kohesi, mendapatkan nilai rata-rata 3,9, menuliskan hasil percobaan adhesi, mendapatkan nilai rata-rata 3,9, membuat dugaan sementara sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan, mendapatkan nilai rata-rata 2,8 dan perwakilan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan di depan kelas, mendapatkan nilai rata-rata3,7.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari 12 aspek yang diamati didapatkan 9 aspek yang mendapatkan nilai rata-rata 3,5 – 4 atau masuk dalam katagori sangat baik dan 3 aspek yang mendapatkan nilai

(16)

rata-rata 2,5 – 3,4 atau masuk dalam katagori baik. Hal tersebut dikarenakan masih ada beberapa siswa yang kurang berinteraksi baik denagan guru maupun dengan sesama siswa.

Pada kegiatan akhir ini terdapat 3 apek yang harus diamati oleh pengamat yaitu: membuat kesimpulan hasil belajar secara keseluruhan, mendapatkan nilai 3,9, mengerjakan evaluasi seputar pembelajaran, mendapatkan nilai rata-rata 4 dan menjawab salam penutup dari guru, mendapatkan nilai 4. Dari uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan penutup ini siswa sangat antusias.

Tabel 4.8 Aktitas Siswa RPP IV

No Aspek yang diamati

RPP 4

Na

I. Kegiatan Awal

1. Membalas salam pembuka dari guru 132 4,0 100 2. Menyiapkan diri untuk menerima pelajran dari guru 132 4,0 100 3. Membuka pelajaran dengan sama-sama mengucap

“Basmalah” 132 4,0 100

4. Memjawab pertanyan guru seputar motivasi 124 3,8 94

II. Kegiatan Inti 125 3,8 95

5. Memebentuk kelompok 127 3,8 96

6. Menerima LKPD 122 3,7 92

7. Mengelompokan benda -benda yang ada disekitar

yang masuk kedalam kapilaritaas 122 3,7 92 8. Menyiapakan alat dan bahan percobaan 113 3,4 86 9. Melakuakan percobaan kapilaritas sesuai dengan

LKPD 111 3,4 84

10. Mengamati lebih lanjut tetang peristiwa dalam

percobaan, 128 3,9 97

11. Menentukan peristiwa dalam percobaan dalam

peristiwa kapilaritas, 106 3,2 80

12. Menentukan peristiwa sehari-hari yang termasuk

(17)

13. Menuliskan hasil percobaan kapilaritas 121 3,7 92 14. Membuat dugaan sementara sementara sesuai

dengan hasil percobaan yang telah dilakukan 114 3,5 86 15. Perwakialan tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan didepan kelas

129 3,9 98

III. Kegiatan Akhir 132 4,0 100

16. Membuat kesimpulan hasil bealajar secara

keseluruhan 132 4,0 100

17. Mengerjakan evaluasi seputar tujuan pembelajaran, terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman siswa 18. Menjawab salam penutup guru.

Jumlah 2214

Sumber: Hasil Penelitian, 2013

Pada RPP IV ini secara keseluruhan ada 18 aspek yang diamati oleh pengamat. Dalam kegiatan pendahuluan terdapat 4 aspek yang harus diamati yaitu: membalas salam pembuka dari guru, mendapatkan nilai rata-rata 4, menyiapkan diri untuk menerima pembelajaran dari guru, mendapatkan nilai rata-rata 4, membuka pembelajaran dengan mengucap “Basmalah”, mendapatkan nilai rata-rata 4, dan menjawab penyataan guru seputar motivasi, mendapatkan nilai rata-rata 4. Dari uraian yang tersebut dapat disimpulkan bahawa, pada kegiatan awal ini antusias siawa begitu besar.

Pada kegiatan inti secara keseluruhan terdapat 11 aspek yang harus diamati oleh pengamat yaitu: membentuk kelompok, mendapatkan nilai rata-rata 3,8, menerima LKPD, mendapatkan nilai rata-rata-rata-rata 3,8, mengelompokan benda-benda yang ada disekitar yang termasuk dalam kapilaritas, mendapatkan nilai 3,7, menyiapakan alat dan bahan percobaan, mendapatkan nilai rata-rata 3,7, melakukan percobaan kapilaritas sesuai dengan LKPD, mendapatkan nilai rata-rata 3,4, mengamati lebih lanjut tentang peristiwa

(18)

dalam percobaan, mendapatkan nilai rata-rata 3,4, menentukan peristiwa dalam percobaan dalam peristiwa kapilaritas, mendapatkan nilai rata-rata 3,9, menentukan peristiwa sehari-hari yang termasuk kedalam peristiwa kapilaritas, mendapatkan nilai rata-rata 3,2, meniliskan hasil percobaan kapilaritas, mendapatkan nilai rata-rata 3,4, membuat dugaan sementara sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan, mendapatkan nilai rata-rata 3,7 dan perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan di depan kelas, mendapatkan nilai rata-rata3,5.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari 11 aspek yang diamati terdapat, 7 aspek yang mendapatkan nilai rata-rata 3,5 – 4 atau termasuk katagori sangat baik dan 4 aspek mendapat nilai rata-rata 2,5 – 3,4 atau masuk dalam katagori baik. Hal tersebut dikarenakan pada saat pertemuan tersebut di aula sekolah sedang ada latihan rebana sehingga konsentrasi siswa sedikit terganggu.

B. Pembahasan

1. Hasil Belajar Setelah Pembelajaran Mengunakan Model Pembelajaran Berpikir Induktif

a. Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif

Dari analisis tabel 4.1 pada halaman 45, dari 33 siswa yang mengikuti tes belajar kognitif terdapat 18 siswa tuntas (54,5%) dan 15 siswa tidak tuntas (45,5%). Grafik menggambarkan ketuntasan hasil belajar kognitif siswa secara individu dan klasikal dapat dilihat pada lampiran 4. Pada halaman 192.

(19)

Grafik.1 hasil belajar siswa

Dari grafik 2 dapat dilihat bahwa tingkat ketuntasan hasil belajar siswa kelas sampel setelah menggunakan pendekatan model pembelajran berpikir induktif dari 33 orang siswa yang mengikuti tes hasil belajar terdapat 18 orang siswa atau 55,5% dinyatakan tuntas belajarnya dan 15 orang siswa atau 45,5% dinyatakan belum mencapai ketuntasan belajar.

Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan belajar dikarenakan beberapa faktor, antara lain: 1) kemampuan guru menjelaskan materi pelajaran, membimbing dan mengarahkan siswa cukup baik. 2) kemampuan siswa mengikuti proses belajar mengajar, memperhatikan dan memahami penjelasan guru dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir cukup baik. 3) kemampuan siswa memahami dan mengerjakan soal cukup baik. Sejalan dengan pendapat Banyamin S. Bloom, “ tingkat keberhasilan atau penguasaan itu dapat dicapai, kalau pengajaran yang diberikan secara klasikal bermutu baik dan berbagai tindakan korektif terhadap siswa yang mengalami kesulitan dilakukan dengan tepat.69

69

Martinis Yamin, Propesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008, hal.126

55% 45% Persentase Siswa Tuntas Persentase Siswa Tidak Tuntas

(20)

Siswa yang dikatagorikan belum mencapai ketuntasan belajar yaitu siswa yang cenderung kurang interaksi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar terutama saat kegiatan percobaan dalam kelompok Selain itu, tingkat kemampuan siswa kurang untuk memahami penjelasan guru, memahami soal dan permasalahan baik yang terdapat dalam LKPD maupun THB. Siswa dalam satu kelas memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda sehingga tingkat pencapaian materinyapun berbeda-beda. Sejalan dengan pendapat S. Nasution menegaskan bahwa, “anak-anak yang memiliki kemampuan intelegensi baik dalam satu kelas sekitar sepertiga atau seperempat, sepertiga sampai setengah anak sedang, dan seperempat sampai sepertiga termasuk golongan anak yang memiliki intelegensi rendah.70

b. Ketuntasan TPK

Ketuntaasan TPK berdasarkan analisis pada tabel 4.9 menunjukan bahwa dari 13 TPK terdapat 8 TPK tuntas dan 5 TPK tidak tuntas. Grafik 4.9 mengambarkan presentase TPK tuntas dan tidak tuntas.

70 Ibid, hal.111 62% 38%

TPK Tuntas TPK Tidak Tuntas

Grafik.2 ketuntasan belajar siswa secara klasikal

(21)

Hasil analisis dan grafik menunjukan bahwa bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berpikir induktif bisa cukup baik. Selain itu banyaknya TPK yang tuntas ini juga karena didukung oleh percobaan dan LKPD yang dibuat sesuai dengan TPK. S.Nasution mengatakan mengajar dengan sukses tak dapat dilakukan menurut suatu pola tertentu yang diikuti secara rutin. Agar berhasil baik, mengajar itu memerlukan kecakapan, pemahaman, inisiatif dan kreativitas dari pihak guru.71

2. Gain Ternormalisasi

Dari hasil analisis tabel 4.4 dari 33 siswa yang mengikuti pre test dan

post test didapatkan 1 dengan nilai Ngain 0,83, 9 siswa termasuk katagori

tinggi, 9 siswa dengan nilai Ngain anatara 0,33 sampai 0,66 termasuk dalam katagori sedang dan 23 siswa dengan nilai antara -0,09 sampai 0,23 termasuk katagori rendah. Keterangan: g > 0,7 : tinggi 0,3 < g <0,7 : sedang g < 0,3 : rendah72 71

S.Nasution, 1995. Mengajar Dengan Sukses.Jakarta: Bumi Aksara. h,3 72

Ketut Suma, Efektivitas Kegiatan Laboratorium Konstruktivis Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep-Konsep Arus Searah Mahasiswa Calon Guru, Fakultas Pendidikan MIPA : IKIP Negeri Singaraja, hhtp : undiksha.ac.id/images/img_item/661.doc (online 14 Juli 2011)

(22)

Grafik di atas menunjukan dari pre test dan post test yang diberikan oleh guru secara keseluruhan Ngainya rendah. Hal tersebut dikarenakan, soal yang digunakan peneliti adalah soal pilihan ganda. Soal pilihan ganda kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide.

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penerapan model berpikir induktif dalam pemelajan maka nilai pre test dan post test siswa maka peneliti melakukan uji two related samples test mengunakan SPSS seri 17. Two related sampel test adalah uji yang digunakan untuk mengetahui perbedaan antara kelompok hasil pengukuran yang berpasangan.73

Hasil uji two related samples test menunjukkan bahwa pada level signifikan 0,05, diperoleh Asymp. Sig.(2-tailed) < 0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test yang telah diberikan kepada siswa. Secara keseluruahan dapat disimpulkan bahwa penerapan model berpikir induktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-6 pada meteri zat dan wujudnya.

3. Pengelolaan Pembelajaran

Keterlaksanaan pengelolaan pembelajaran diamati dengan intrumen pengelolaan pembelajaran dan saat pembelajaran berlangsung pengoloaan pembelajaran diamati oleh 2 orang pengamat.

73

Teguh Wahyono, 25 Model analisis Statistik dengan SPSS 17, Jakarta: Gramedia, 2009, h.212.

(23)

Pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berpikir induktif pada materi zat dan wujudnya selama empat kali pertemuan secara singkat dapat di perlihatkan pada diagram berikut.

Gamabar 4.1 menunjukkan pengelolaan pembelajaran dengan mengunakan mpdel pembelajaran berpikir induktif secara keseluruhan terlaksana dengan baik, terdapat peningkatan nilai rata-rata yang diberikan oleh dua orang pengamat untuk tiap pertemuan. Petemuan pertama pengamat memberikan nilai rata-rata adalah 3,53 dengan katagori baik, pertemuan kedua adalah 3,54 dengan kategori sangat baik, pertemuan ketiga pengamat memberi nilai rata-rata 3,53 dengan katagori sangat baik, dan pada pertemuan keempat pengamat memberi nilai rata-rata 3,55 dengan katagori sangat baik. Pengamat memberikan skor yang meningkat dari pertemuan pertama sampai pertmuan keempat, hal ini menunujukkan bahwa kegiatan pembelajaran terlaksana dengan baik, seperti yang diungkapkan Moh. Uzer Usman bahwa

3.53 3.54 3.53 3.55 3.52 3.525 3.53 3.535 3.54 3.545 3.55 3.555 RPP I RPP II RPP III RPP IV Nilai rata-rata

(24)

kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung pada banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi antara siswa di dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas.74

Siswa yang memiliki karakter berbeda-beda membuat guru kesulitan untuk memahami karakter siswa. Pertemuan pertama guru masih belum terbiasa dengan suasana kelas dan karakter siswa sehingga nilai yang diperoleh guru dari pengamat adalah 3,53. Pertemuan kedua guru sudah mulai mengenal dan memahami karakter siswa sehingga guru mulai dapat mengkondisikan suasana kelas dengan baik sehingga skor yang diberikan oleh pengamat meningkat 3,54. Pada pertemuan ketiga pengamat tidak memberi peningkatan skor yang signifikan 3,53, hal tesebut dikarenakan oleh pada pertemuan ketiga hujan deras yang sehingga banyak siswa yang terlambat masuk ke laboratorium dikarenakan jarak ruang kelas dengan laboratorium yang cukup jauh. Selain hal tersebut, pada pertemuan ketiga tersebut disebelah laboratorium sedang diadakan latihan hadrah dan rebana sehingga bunyi alat musik yang nyaring mengakibatkan suara guru tidak dapat terdengar oleh siswa sehingga banyak siswa yang kurang konsentrasi. Pada pertemuan keempat pengamat memberi rata-rata nilai 3,55. Sesuai dengan pendapat Zainal Aqib bahwa di dalam interaksi belajar mengajar, guru memegang kendali utama untuk keberhasilan tercapainya tujuan. Oleh sebab itu guru harus memiliki keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, memanfaatkan metode yang tersedia dan mengalokasikan

74

Moh. Uzer Usman, 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya. h, 10

(25)

waktu75. Sejalan dengan pendapat Kunandar bahwa kemampuan dan keterampilan mengajar merupakan suatu hal yang dapat dipelajari serta diterapkan atau dipraktikkan oleh setiap orang guru. Mutu pengajaran akan meningkat apabila seorang guru dapat mempergunakannya secara tepat.76 4. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dalam pembelajaran pada tiap kali pertemuan dinilai oleh 5 orang pengamat. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah disediakan oleh peneliti yang telah divalidasi oleh salah satu dosen fisika Pemnagmat siswa mengamati aktivitas yang sedang berlangsung dengan skor yang tersedia pada rubrik pengamatan. Skor rata-rata aktivitas siswa selama proses pembelajaran fisika dengan mengunakan model pembelajran berpikir induktif digambarkan dalam grafik 6 berikut.

75

Zainal Aqib, 2007. Membangun Profesionalisme Guru Dan Pengawas Sekola. Bandung: Yrama Widya. h, 61

76

Kunandar, 2007. Guru Profesional implementasi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. h,60-61

3.7 3.62 3.69 3.7 3.58 3.6 3.62 3.64 3.66 3.68 3.7 3.72 RPP 1 RPP 2 RPP 3 RPP 4 skor rata-rata

(26)

Grafik aktivitas secara keseluruhan di atas mengambarkan kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Pada pertemuan I skror total aktivitas siswa selama proses pembelajran yaitu sebesar 3,70, pada pertemuan II 3,62, pada pertemuan III 3,69 dan pada pertemuan IV skor total aktivitas siswa selama proses pembelajran adalah 3,70.

Pada peremuan I ini guru dengan siswa serta proses pembelajran yang dilakukan masih dalam tahap penjajakan. Guru masih melakukan penyesuaian dengan situasi kelas sampel. Guru dan siswa harus saling memperkenalkan diri, pada saat guru membagi siswa dalam berbagai kelompok ada beberapa siswa yang kurang setuju dengan kelompok yang dipilihkan oleh guru sehingga suasana kelas sedikit ribut serta guru dan siswa masih harus menyusun meja dan kursi dalam membentuk kelompok. Sehingga alokasi waktu yang tersedia berkurang. Suryosubroto, mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan hasil proses belajar mengajar, yang efektivitasnya tergantung dari beberapa unsur, salah satunya adalah terlaksana dan tidaknya perencanaan.77

Pada pertemuan II ini skor total aktivitas siswa mengalami penurunan menjadi 3,62, hal ini dikarenakan pada pertemuan ini sekolah libur selama 2 minggu sehingga siswa harus melakukan penyesuaian diri kembali baik dari suasana pembelajaran dan model pembelajaran yang masih baru. Seperti yang diungkapkan Moh. Uzer Usman bahwa kualitas dan kwantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung pada banyak faktor, anatara lain guru, hubungan

77

(27)

pribadi antara siswa di dalam kelas, serta kondisi umun dan suasana di dalam kelasnya.78

Pada RPP III ini menalami peningkatan dari RPP II skor rata-rata menjadi 3,69, hal ini dikarenakan siswa sudah mulai terbiasa dengan mengunakan model yang diterapkan oleh guru. Siswa suadah mampu berinteraksi dengan teman sekelompoknya dalam mengerjakan percobaan sesuai dengan LKPD. Begitu juga pada RPP IV siswa sudah mampu berinteraksi dengan baik, sehingga guru hanya mengarahkan siswa dalam melakukan percobaan. Sejalan dengan pendapat Semiawan, bahwa “sebagai fasilitator, tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi yang menggiring anak untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri.”79

Grafik aktivitas siswa selama pembelajaran fisika dengan mengunakan model pembelajaran berpikir induktif dapat dilihat pada lampiran 4. Halaman.. Grafik keterampilan aktivitas ssiwa menunjukan terdapat 22 aspek yang harus dilaksanakan oleh siswa. Pertemuan I menunjukan bahwa aspek aktivitas ketrampilan ssiwa yang dominan serta mendapatka persentase tinggi (100%) adalah aspek menjawab salam pembuka dari guru, menerima LKPD, membuat kesimpulan secara keseluruhan, dan menjawab penutup dari guru.

78

Moh. Uzer Usman, 2001. Menjadi Guru Profesiaonal. Bandung: Remaja Rosdakarya. h, 10

79

Conny Semiawan, DKK, Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar, Jakarta:Gramedia, 1985, hal.15

(28)

Aktivitas siswa yang mendapatkan nilai tinggi dipengaruhi beberapa aspek diantaranya, aktivitas tersebut sudah sering dilakukan oleh siswa pada setiap pembelajran. Persiapan siswa sebelum melaksanakan proses pembelajaran sangat berpengaruh pada proses dan hasil pembelajaran.

Aktivitas siswa pada pertemuan I yang mendapatkan nilai rendah adalah melakukan percobaan untuk membuktikan zat padat, cair dan gas sesuai percobaan dan membuat dugaan sementara. Pada kegiatan kegiatan tersebut siswa belum terbiasa melakuan percobaan dan membuat dugaan semantara dengan mengunakan model LKPD yang sedikit berdeda denagan LKPD yang biasanaya.

Aktivitas siswa pada pertemuan II yang mendapat persentase (100%) tinggi dari 20 kegiatan adalah membalas salam pembuka dari guru, membentuk kelompok, mengerjakan evaluasi seputar tujuan pembelajran, dan menjawab salam penutup dari guru. Hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa melakukannya dalam setiap pembelajaran.

Aktivitas siswa pada pertemuan II ini yang mendapat persentase rendah adalah mempersiapkan alat untuk melakukan percobaan (75%) hal ini dikarenakan persiapan siswa kurang karena sebagian ada beberapa ssiwa yang masih berada di ruang kelas karena hujan sehingga siswa kesulitan meuju laboratorium, menentukan gerak partikel zat cair (78%), menentukan gerak partikel zat cair (78%) hal ini dikarenakan siswa kurang kurang memahami percobaan yang dilakuakan, dan membuat dugaan semantara (75%) siswa

(29)

belum terbiasa dalam membuat dugaan sementara dalam setelah melakukan percobaa.

Aktivitas siswa pada pertemuan III persentase tertinggi dari 19 kegiatan, pada membalas salam pembuka guru, membuka pelajaran dengan sama-sama mengucap “Basmalah”, mengerjakan evaluasi seputar tujuan pembelajran, dan menjawab salam penutup guru. Hal ini dikarenakan siswa telah terbiasa dalam melakukanya dalam setiap pembelajran.

Aktivitas siswa pada pertemuan ketiga ini yang mendapatkan persentase rendah adalah membuat dungaan sementara sesuai hasil percobaan yang telah dilakukan, hal ini dikarenakan siswa masih kebibingungan dalam membuat dugan sementara dengan percobaan yang telah mereka lakuakan.

Aktivitas siswa pada pertemuan ke IV ini yang mendapatkan persentaase tinggi dari 18 kegiatan adalah membalas salam pembuka guru, menyiapkan diri untuk menerima pelajaran dari guru, membuka pelajaran dengan sama-sama mengucap “Basmalah”, mengerjakan evaluasi seputar tujuan pembelajran, dan menjawab menjawab salam penutup dari guru. Hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa melakukan kegiatan tersebut dalam setiap pembelajaran.

Pada pertemuan IV ini aktivitas terendah terdapat pada kegiatan membuat dugaan sementara sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan dan menentukan peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari. Hali ini dikarenakan siswa belum terbiasa dalam dan masih kebingungan

(30)

dalam menentukan dugaan sementara dan menentukan peristiwa kapilaritas yang lain dalam kehidupan sehari-hari.

Secara keseluruhan aktivitas siswa fase dalam pemmbelajran mengunakan model pembelajran berpikir induktif digambarkan dalam grafik di bawah ini.

Fase 1: tahap pengumpulan dan penyajian data untuk RPP I dengan nilai 3,75, RPP II dengan nilai 3,5, RPP III 3,5 dan untuk RPP IV dengan nilai 3,7. Hal tersebut dikaranakan pada RPP I mendapat nilai 3,75, dengan materi perubahan wujud zat, siswa masih masih mudah dalam mengelompokan zat-zat sesuai dengan LKPD yang diberikan oleh guru. Pada RPP II aktivitas siswa pada fase ini turun menjadi 3,5 dikarenakan siswa selain meteri yang lumayan sulit yaitu gerak partikel, pada pertemuan ini siswa libur selama 2 minggu sehingga siswa perlu menyesesuaikan kembali

3.75 3.5 3.2 3.7 3.53 3.253.53.55 3.6 3.17 3.7 3.5 3.83.67 3.9 3.4 3.75 3.43.253.6 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 Fa se 1 R P P I R P P II R P P II I R P P IV Fa se 2 R P P I R P P II R P P II I R P P IV Fa se 3 R P P I R P P II R P P II I R P P IV Fa se 4 R P P I R P P II R P P II I R P P IV Fa se 5 R P P I R P P II R P P II I R P P IV Fase

(31)

dengan gaya LKPD yang sedikit berbeda. Pada RPP III aktivitas siswa pada fase ini juga tidak terjadi peningkatan bahkan nilai rata-rata turun menjadi 3,2 hal ini disebabkan pada materi adhesi dan kohesi yang cukup sulit oleh siswa dan pada pertemuan ketiga tersebut saat pembelajaran hujan sangat lebat sehingga siswa sedikit lambat untuk masuk kedalam laboratorium, karena jarak ruang kelas dan laboratorium yang cukup jauh. Sehingga saat pembalajaran siswa konsenrtasi siwa berkurang. Sedangkan pada RPP IV aktivitas siswa pada fase ini siswa meningkat menjadi 3,7 hal ini dikarenakan materi kapilaritas yang cukup mudah, sehingga siswa dengan mudah mengelompokan benda-benda yang telah disiapkan oleh guru.

Fase II: tahap pengujian dan penghitungan data untuk RPP I siswa mendapatkan nilai rata-rata 3,53 hal ini disebabkan karena materi pada pertemuan I ini mudah yaitu perubahan mujud zat sehingga siswa sengan mudah dalam melakukan percobaan pada fase ini. Pada RPP II nilai rata-rata siswa turun menjadi 3,25 hal ini disebabkan oleh pada pertemuan kedua ini siswa setelah libur selama 2 minggu sehingga siswa perlu menyesuaikan kembali dengan gaya LKPD model berpikr induktif yang cukup berbeda. Pada RPP III aktivitas siswa mengalami kenaikan menjadi 3,5 hal ini dikarenakan siswa sudah mulai menyesuakan diri dengan gaya LKPD guru. Pada RPP IV aktivitas siswa rata-rata siswa sedikit meningkat menjadi 3,55 hal ini dikarenakan siswa sudah dapat menyesuakan diri dengan LKPD guru.

Pada fase 3: tahap klasifikasi pertama untuk RPP I siswa mendaptkan nilai rata-rata 3,6 hal ini dikarenakan pada pertemuan I materinya cukup

(32)

mudah yaitu perubahan wujud zat sehingga siswa dengan mudah menentukan percobaan yang dilakukan. Pada RPP II nilai rata-rata aktivitas siswa mengalami penurunan menjadi 3,17 hal ini dikarenakan materi pada pertemuan II ini cukup sulit, selain itu pada pertemuan kedua ini, sekolah baru saja libur selama 2 minggu sehingga siswa perlu menyesuaikan diri kembali dengan gaya LKPD yang diberikan oleh guru. Pada RPP III rata-rata aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 3,7 hal ini dikarenakan siswa sudah mulai memahami gaya LKPD yang diberikan oleh guru. Pada fase IV rata-rata aktivitas siswa mengalami penurunan yaitu 3,5 hal ini dikarenakan materi lumayan sulit sehingga siswa sedikit kesulitan untuk menentukan peristiwa peristiwa yang telah mereka prakikumkan.

Pada fase 4: tahap klasifikasi lanjutan untuk RPP I siswa mendapatkan nilai 3,8 hal ini dikarenakan pada pertemuana pertama ini materinya cukup mudah. Pada RPP II rata-rata aktivitas siswa mengalimi penurunan menjadi 3,67 hal ini dikarenakan selama 2 minggu sekolah libur sehingga siswa perlu menyesuaikan kembali LKPD yang diberikan oleh guru. Pada RPP III rata-rata siswa mengalami peningkatan menjadi 3,9 hal ini disebabkan karena siswa terbiasa dengan LKPD yang diberiakn oleh guru. Sedangkan pada RPP IV nilai rata-rata aktivitas siswa mengalami penurunan menjadi 3,4 hal ini dikarenakan materi pada pertemuan 4 ini cukup sulit sehingga siswa agak kesusahan dalam melakukan klasifikasi selanjutnya pada percobaaan yang telah dilakukan.

(33)

Pada Fese 5: tahap membangun hepotesis dan meningkatkan keterampilan, untuk RPP I rata-rata siswa mendapatkan nilai 3,75 hal ini dikarenakan materi pada pertemuan I ini cukup mudah sehingga siswa dengan mudah dalam membuat dugaan sementara percobaan yang telah dilakukan. Pada RPP II rata-rata aktivitas siswa mengalami penurunan menjadi 3,4 hal ini dikarenakan seklah libur selama 2 minggu sehingga siswa memerlukan penyesuaian kembali dalam menentukan dugaan sementara parcobaan yang telah dilakukan. Pada RPP III rata-rata aktivitas siswa tidak mengalami peningkatan bahkan mengalami penurunan menjadi 3,25 hal ini dikarenakan percobaan pada pertemuan ketiga ini cukup sulit susah sehingga siswa sedikit kebingungan dalam menentukan dugaan sementara setelah melakukan percobaan. Pada RPP IV rata-rata aktivitas siswa mengalami peningkatan hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan model LKPD yang diberiakan oleh guru.

Dari hasil observasi terlihat dengan jelas bahwa peran siswa sebagai pusat pembelajaran terlihat aktif dan terlibat langsung dalam proses belajar mengajar untuk mencari dan menemukan sendiri konsep yang dipelajari. Hal ini sejalan dengan pendapat piaget, bahwa “perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya”.80 Dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berpikir induktif siswa lebih mudah menguasai konsep

80

(34)

sehingga siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar

Tabel 4.5  Aktivitas Siswa RPP I
Tabel 4.6  Aktivitas Siswa RPP II
Tabel 4.8  Aktitas Siswa RPP IV
Grafik .3 Diagram Pengelolaan Pembelajaran
+2

Referensi

Dokumen terkait

Nilai PDRB yang besar akan menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, ini berlaku sebaliknya, (b) PDRB atas dasar harga konstan (riil) dapat digunakan

Gambar 2.1 Kerangka berpikir Konveksi Lida Jaya Cycle Effectiveness Efektivitas Produksi Processing Effectiveness waktu yang diperlukan bahan baku, produk dalam

Peningkatan penumpang untuk bulan-bulan tertentu di tahun mendatang dengan skema penambahan kecepatan kapal dan penambahan trip untuk masing-masing rute yang mengalami

memberi rahmat bagi mustahiq secara khusus dan umat Islam secara umum, dan tujuan menjadi ‘ amil zakat adalah dalam rangka beribadah kepada Allah, karena kekuasaan/jabatan adalah

Analis menulis dibuku laporan nilai kritis – lapor pada DPJP untuk di approve – analis segera menelpon hasil pasien dengan nilai kritis kepada pasien (pasien

Pasta gigi herbal antibakteri dengan bahan aktif ekstrak etanol daun sirih, biji pinang dan gambir dapat menghambat pertumbuhan salah satu bakteri penyebab plak gigi yaitu

Walaupun informasi ini tidak berpengaruh terhadap kinerja pada kenyataannya akan menyulitkan atau mengalami proses yang panjang dalam melakukan pinjaman pada pihak lain

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) untuk menguji pengaruh antara dukungan atasan, komitmen organisasional dan kepuasan kerja secara parsial