• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTISIPASI PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENETRALISIR ISU-ISU GLOBAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PARTISIPASI PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENETRALISIR ISU-ISU GLOBAL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

36 | Vol 04 No 01 Pebruari 2016 PARTISIPASI PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENETRALISIR ISU-ISU

GLOBAL

Oleh : Galuh Dwi Purwasih

Email : galuhdewipurwasih@gmail.com

Abstract

Abstract Globalization presents a paradox. On the one aspect shows the progress of science technology, but on the other aspect there are the threats of a nation‟s morale. Main ideas in the field of Islamic education in the era of globalization is the active participation in organizing human needs in a comprehensive manner. In this context, dealing with competition Islamic education are locally, nationally, and internationally. Islamic education must still exist in yeast to give color and trend of globalization. Therefore, Islamic education must be developed both theories, ideas and concrete action in the arena of globalization. Global world may not be denied, even just to be faced with evidence of real performance. One of which is being used as Indonesian republican government policy is the implementation of the curriculum in 2014. The curriculum is known as thematic integrative curriculum. However, among the thinkers and practitioners in education curriculum concept store is still a big question whether the issue will be resolved through the Indonesian national curriculum in 2014? Answering this question needs a comprehensive review of the entire sub-system of education in Indonesia. Islamic education is an important part of a real existence in Indonesia from age to age. The existence of a real Islamic education is a real need to provide effect and active coloring toward the advancement of science and technology, as urged in the era of globalization.

Kata Kunci : Partisipasi, Pendidikan Islam, Globalisasi.

A. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah proses ganda, bagian pertamanya adalah melibatkan masuknya unit-unit makna suatu objek pengetahuan ke dalam jiwa seseorang dan yang kedua melibatkan sampainya jiwa pada unit-unit makna tersebut. Untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan dalam pendidikan, jelas diperlukan adanya jalan atau sarana yang dapat mengantarkan pada tujuan tersebut. Adapun sarana atau jalan dalam istilah pendidikan sering disebut dengan kurukulum. Nasution menyatakan bahwa kurikulum dalam pendidikan merupakan desain, blue print, atau a plan for learning

(2)

Vol 04 No 01 Pebruari 2016 | 37 pendidikan. Jauh di balik itu, pendidikan kita saat ini masih saja disibukkan dengan pencarian konsep kurikulum yang seperti apa yang sesuai dengan dan relevan dengan kondisi pendidikan kita saat ini. Hampir dalam setiap jangka 10 tahun sekali kurikulum mengalami perubahan, akan tetapi outcome-nya masih jauh dari harapan, bahkan sebagian ahli pendidikan mengatakan bahwa pendidikan kita dianggap gagal. Memang perubahan atau pengembangan perlu dilakukan, namun konsep perubahan itu jangan mengesampingkan kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa. Begitu juga dengan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) yang ikut menjadi korban perubahan dalam pelaksanaannya. Padahal pendidikan Agama Islam mempunyai tempat yang sangat strategis pada semua jalur dari jenjang pendidikan persekolahan. Pendidikan Agama merupakan bidang ajaran kajian yang sangat penting dan fundamental dalam pembentukan manusia secara utuh, yaitu manusia yang berkembang akalnya, berwawasan ilmu pengetahuan tinggi, cerdas dan terampil, berakhlak mulia berkepribadian, memiliki semangat kebangsaan dan kegotong royongan. Pendidikan Agama memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai tata nilai, pedoman, pembimbing dan pendorong atau penggerak untuk mencapai kualitas hidup yang lebih layak. Berangkat dari uraian di atas, agama wajib diketahui, dipahami, diyakini, dan diamalkan, sehingga menjadi dasar kepribadian bangsa Indonesia. (Amir Faisal, ( hal : 277) : 1995), berpendapat bahwa "Pendidikan Agama Islam memberikan motivasi hidup dan kehidupan serta merupakan sarana pengembangan dan pengendalian diri yang sangat penting". Ajaran Agama Islam mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam atau makhluk lainnya yang menjamin keserasian dan keseimbangan dalam hidup manusia, baik sebagai anggota masyarakat dalam mencapai kualitas kehidupan lahir dan batin. Pemerintah menempatkan pendidikan agama sebagai khasanah bangsa yang harus dilestarikan dan ditumbuh kembangkan dikalangan generasi muda. Dalam setiap jenjang pendidikan, agama menjadi mata pelajaran yang wajib di ajarkan pada setiap jenjang pendidikan persekolahan, tanpa kecuali. Tuntunan kearah itu cukup alasan untuk mengiring proses pendidikan Agama agar mampu menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan kepribadian siswa sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Berangkat dari permasalahan ini, maka dalam penyusunan paper ini penulis lebih lanjut akan membahas tentang Analisis Filosofis Tentang Desain Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam Model Makro Romizowsky.

Adapun fokus pembahasannya adalah:

1. Bagaimana konsep dasar kurikulum pendidikan islam secara umum? 2. Bagaimana desain pengembangan kurikulum model makro?

3. Bagaimana desain model romizowsky jika dikaitkan dengan kurikulum pendidikan islam?

(3)

38 | Vol 04 No 01 Pebruari 2016 B. PEMBAHASAN

1. Konsep Dasar Kurikulum

a. pengertian kurikulum pendidikan islam

Istilah kurikulum ysng berasal dari bahasa latin "currculum" semula berarti a running course, or race course, especialy a chariot race course dan terdapat pula dalam bahasa Prancis "courier" artinya to run yaitu berlari. Kemudian istilah itu digunakan untuk sejumlah courses atau mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah. Sedangkan dalam bahasa Arab, istilah kurikulum sering disebut al-manhaj. Dalam hubungan ini, Mohammad al-Toumy al-Syaibani mengemukakan sebagai berikut. Adapun tentang pengertian kurikulum dalam pendidikan, maka bila kita kembali kepada kamus-kamus bahasa Arab, maka kita dapati kata-kata "manhaj" (kurikulum) yang bermakna jalan yang terang, atau jalan terang yang dilalui manusia dalam berbagai kehidupan. Sekian banyak pengertian kosa kata tentang kurikulum, dari segi bahasa ini dapat diartikan bahwa kurikulum adalah rencana atau bahasan pengajaran sehingga arah kegiatan pendidikan menjadi jelas dan terang. Pengertian ini terkait dengan hal yang paling menonjol dari isi kurikulum, yaitu susunan bahan atau mata pelajaran yang akan digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pendidikan. Kurikulum dari segi bahasa ini, digunakan bukan hanya untuk kegiatan pendidikan, melainkan untuk kegiatan lainnya. Dengan kata lain, bahwa setiap kegiatan dalam kehidupan ada kurikulumnya.34

Adanya hal-hal yang sudah diajarkan Tuhan kepada manusia, dalam hubungannya dengan kurikulum sebagaimana tersebut di atas, dapat dipahami dari ayat-ayat al-Qur‗an di bawah ini:

ُخٌُْك ْىِإ ِءلاُؤَه ِءبَوْسَأِب ًًِىُئِبًَْأ َلبَقَف ِتَكِئلاَوْلا ىَلَع ْنُهَضَشَع َّنُث بَهَّلُك َءبَوْسلأا َمَدآ َنَّلَعَو َيٍِِِدبََ ْن

artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!". (QS.al-Baqarah: 31)

ْنَلْعٌَ ْنَل بَه َىبَسًْلإا َنَّلَع

artinya: Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. al-Alaq: 5)

34

http://romiszowsky.blogspot.com/2012/11/analisis-evaluatif-pelaksanaan.html. diakses 06/07/2014

(4)

Vol 04 No 01 Pebruari 2016 | 39 ِئَف َشَفَك ْيَهَو ِهِسْفٌَِل ُشُكْشٌَ بَوًَِّئَف ْشُكْشٌَ ْيَهَو ِ َّ ِلِلَ ْشُكْشا ِىَأ َتَوْكِحْلا َىبَوْقُل بٌٍََْحآ ْذَقَلَو ذٍِوََ ًٌََِ َ َّللَّ َّى

artinya: Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. Luqman: 12). Selanjutnya di dalam hadits Rasulullah, dijumpai keterangan sebagai berikut:

"Ajarilah anakmu sekalian tentang tiga perkara, yaitu mencintai Nabi-Nya, mencintai keluarganya, dan membaca al-Qur„an, karena sesungguhnya orang-orang yang membaca (hafal) al-Qur„an akan berada di bawah perlindungan Allah SWT pada hari yang tidak ada perlindungan lain kecuali perlindungan-Nya bersama para Nabi dan orang-orang yang dicintai-Nya," (HR. al-Dailami dari Ali).

Selain dengan merujuk ayat-ayat al-Qur;an dan hadits Nabi yang bersifat normatif sebagaimana telah dituliskan di atas, penyusunan dan pembinaan kurikulum dalam pendidikan Islam, juga dapat merujuk pada pendapat para ulamaIslam tentang ilmu pengetahuan dan hukum mempelajarinya. Berdasarkan uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa pengertian kurikulum dari waktu ke waktu senantiasa mengalami perkembangan, yaitu dari pengertiannya yang lebih luas, canggih dan modern. Dilihat dari rumusannya pendidikan Islam bisa dikatakan tergolong sederhana atau tradisional, karena yang dibicarakan hanya masalah ilmu pengetahuan atau ajaran yang akan diberikan. Namun dilihat dari segi ilmu yang akan diajarkannya serta tempat berlangsungnya pengajaran tersebut, dapat dikatakan amat luas, mendalam dan modern, karena bukan hanya mencakup ilmu agama saja, melainkan juga ilmu yang terkait dengan perkembangan intelektual, keterampilan, emosional, sosial dan lain sebagainya. AL-Qur‗an, as-Sunah, dan para ulama Islam dengan sangat jelas dan teliti telah membahas dan mengembangkan berbagai teori tentang ilmu pengetahuan, tujuan, manfaat, serta kaitannya dengan kegiatan pengajaran.

b. asas dan ciri-ciri kurukulum pendidikan islam

Selain itu secara teoritis filosofis penyusunan sebuah kurikulum harus berdasarkan asas-asas dan orientasi tertentu. Asas-asas tersebut sebagaimana dinyatakan S. Nasution meliputi asa filosofis, sosio;ogis, organisatoris dan psikologis.

1) Asas filosofis

2) Asas sosiologis

3) Asas organisatoris

4) Asas psikologis

(5)

40 | Vol 04 No 01 Pebruari 2016

Salah satu komponen pendidikan sebagai suatu sistem adalah materi. Materi pendidikan ialah semua bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dalam suatu sistem institusional pendidikan. Materi pendidikan ini lebih dikenal dengan istilah kurikulum. Sedangkan kurikulum menunjuk pada materi yang sebelumnya telah disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun prinsip-prinsip kurikulum menurut Hamdani dan Fuad adalah sebagai berikut :

1) Prinsip pertama.

Prinsip pertama adalah pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran dan nilainya.

2) Prinsip kedua.

Prinsip kedua adalah prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan dan kandungan kurukulum. Kalau tujuannya harus meliputi semua aspek pribadi pelajar, maka kandungannyapun harus meliputi semua yang berguna untuk membina pribadi pelajar yang berpadu dan membina akidah, akal dan jasmaninya.

3) Prinsip ketiga

Prinsip ketiga adalah keseimbangan yang relatif antara tujuan dan kandungan kurikulum. Kalau perhatian pada aspek spiritual dan ilmu syariat lebih besar, maka aspek spiritual tidak boleh melampaui aspek penting yang lain dalam kehidupan, juga tidak boleh melampaui ilmu, seni dan kegiatan yang harus diadakan untuk individu dan masyarakat.

d. model pendekatan- pendekatan dalam pengembangan kurikulun pendidikan islam

Di dalam teori kurikulum setidak-tidaknya terdapat 4 pendekatan dalam pengembangan kurikulum di antaranya, yaitu: pendekatan subyek akademik; pendekatan humanistik; pendekatan teknologi; dan pendekatan rekonstruksi sosial.

1) Model Pengembangan Kurikulum melalui Pendekatan Subjek Akademis. Pendekatan ini adalah pendekatan yang tertua, sejak sekolah yang pertama berdiri kurikulumnya mirip dengan tipe ini. Pendekatan subyek akademik dalam menyususn kurikulum atau program pendidikan didasarkan pada sistematisasi disiplin ilmu masing-masing. Setiap ilmu pengetahuan memiliki sistematisasi tertentu yang berbeda dengan sistematisasi ilmu lainnya. Pengembangan kurikulum subyek akademik dilakukan dengan cara menetapkan lebih dulu mata pelajaran/mata kuliah apa yang harus dipelajari peserta didik, yang diperlukan untuk (persiapan) pengembangan disiplin ilmu. Tujuan kurikulum subyek akademis adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses penelititan.

(6)

Vol 04 No 01 Pebruari 2016 | 41 dasar evaluasi dan dasar pengmbangan program pendidikan.

2. Desain Pengembangan Kurikulum Model Makro a. Pengertian pengembangan kurikulum

Pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang menentukan bagaimana pembuatan kurikulum akan berjalan. Sedangkan Bondi dan Wiles mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum yang terbaik adalah proses yang meliputi banyak hal yakni :

1. Kemudahan-kemudahan suatu analisis tujuan 2. Rancangan suatu program

3. Penerapan serangkaian pengalaman yang berhubungan, dan peralatan dalam evaluasi proses.

Secara singkat, pengembangan kurikulum adalah suatu perbuatan kompleks yang mencakup berbagai jenis keputusan. Pengembangan kurikulum terbagi dua, ada pengembangan model makro dan ada juga pengembangan model mikro, akan tetapi dalam peuyusunan paper ini, yang akan diuraikan secara singkat adalah pengembangan kurikulum model Makro. Pengembangan kurikulum model makro mempunnyai cakupan yang luas bukan hanya di tingkat guru, analisis kebutuhan masalah pendidikan akan tetapi sampai pada tingkat nasional. Di antaranya model sistematik yang dikembangkan oleh Romizowsky, model transmisi oleh Gagne & Briggs dan model tyler dan Blank tentang kompetensi.35

3. Desain Model Romizowsky

Dalam buku (Oemar Hamalik, (hal : 68) : 2002) model sistematik menerapkan salah satu penerapan pendekatan sistem (system approach). Model sistematik dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum pendidikan islam, desain pembelajaran, dan desain program pelatihan. Pengembangan kurikulum model sistematik yang dikembangkan oleh Romizowsky dikaitkan dengan kurikulum pendidikan islam dilakukan melalui 14 langkah, sebagaimana dalam bagan di bawah ini :

35

(7)

42 | Vol 04 No 01 Pebruari 2016

Sistem menganalisis, mengidentifikasi tugas dan tanggung

jawab pekerjaan

Identifikasi kemampuan Analisi

tugas-Identifikasi pendidikan dan

pelatihan

Monitoring program Perumusan tujuan

kompetensi

Isi dan program

Strategi pembelajaran

Pelaksanaan program Uji coba program dilapangan

Strategi perbaikan

dan penyesuai

Strategi penilaian (tes lapangan)

Spesifikasi cognitive performanc

(8)

Vol 04 No 01 Pebruari 2016 | 43 4. Analisis Desain Model Romizowsky

1. Identifikasi tugas-tugas. Kegiatan merancang suatu program harus dimulai dari identifikasi tugas-tugas yang menjadi tuntunan suatu pekerjaan. Untuk itu perlu dibuat suatu job description secara cermat dan lengkap. Berdasarkan tuntunan pekerjaan itu selanjutnya ditentukan peranan-peranan yang harus dilaksanakan sehubungan dengan job tersebut, yang menjadi titik tolak untuk menentukan tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh lulusan.

2. Analisis tugas. Tugas-tugas yang telah ditetapkan secara dimensional dijabarkan menjadi seperangkat tugas yang lebih rinci, sehingga menjadi dimensi tugas dijabarkan sedemikian rupa yang mencerminkan segala sesuatu yang harus dikerjakan oleh lulusan.

3. Menetapkan kemampuan. Setiap tugas menuntut kemampuan tertentu. Setiap kemampuan hendaknya didasarkan pada kriteria kognitif, afektif dan

performance, serta produktif dan eksploratoris. Kemampuan-kemampuan yang diharapkan itu harus relevan dengan tubntutan kerja yang telah ditentukan.

4. Spesifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Setiap kemampuan yang perlu dimiliki, dirinci menjadi pengetahuan apa, sikap-sikap apa dan keterampilan-keterampilan apa yang perlu dimiliki oleh setiap lulusan.

5. Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan. Langkah ini merupakan analisis kebutuhan pendidikan atau latihan. Artinya jenis-jenis pendidikan yang perlu disediakan dalam rangka mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah ditetapkan seperti kegiatan belajar teoritik dan praktik latihan lapangan.

6. Perumusan tujuan kompetensi. Tujuan-tujuan program ini masih bersifat umum. Karena itu perlu dijabarkan menjadi tujuan kurikulum dan tujuan instruksional umum. Tujuan tersebut harus koheren dengan kompetensi yang hendak dikembangkan.

7. Kriteris keberhasilan program. Kriteria keberhasilan program adalah indikator keberhasilan suatu program. Keberhasilan ditandai dengan ketercapaian tujuan kemampuan yang diharapkan.36

Ketercapaian tujuan program dibuktikan jika lulusan dapat menunjukkan kemampuan melaksanakan tugas yang telah ditentukan.

8. Organisasi sumber-sumber belajar. Langkah ini menekankan pada materi pelajaran yang akan disampaikan sehubungan dengan pencapaian tujuan kemampuan yang tealah ditentukan. Kemampuan ini juga berisikan sumber materi dan objek masyarakat yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi.

9. Pemilihan strategi pembelajaran. Pada langkah ini ditentukan strategi dan metode yang akan digunakan untuk mencapai tujuan kompetensi. Perlu dirancang

36

Amir,Faisal. 1995. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan

(9)

44 | Vol 04 No 01 Pebruari 2016

secara seksamakegiatan-kegiatan belajar dan mengajar yang terpilih dan cocok dengan pencapaian tujuan yang tealah dirumuskan.

10. Uji coba program. Uji coba program yang telah didesain dimaksudkan untuk melihat terlaksananya program-program. Desai uji coba secara sistematik dapat dinilai sejauhmana kemungkinan keberhasilan, jenis kesulitan yang pada gilirannya memberika informasi bailik untuk perbaikan program.

11. Pengukuran rehabilitasi program. Pengukuran sejalan dengan pelaksanaan uji coba program di lapangan. berdasarkan pengukuran itu dapat dicek sejauh mana efektifitas program. validitas dan rehabilitas alat ukur dan efektifitas sistem informasi pengukuran yang digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan dan penyesuaian program.

12. Pelaksanaan program. Pada tingkat ini perlu dirancang dan dianalisis langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam upaya pelasanaan program. Langkah ini berdasarkan asumsi, bahwa rancangan program yang telah didesain secara cermat dan telah mengalami uji serta perbaikan dapat dipublikasikan dan dilaksanakan dalam sampel yang lebih luas.

13. Monitoring program. Sepanjang pelaksanaan program perlu diadakan monitoring secara berkala untuk menghimpun informasi tentang pelaksanaan program. Kegiatan monitoring hendaknya di desai secara cermat. Mungkin selama pelaksanaan masih terdapat aspek-aspek yang perlu diperbaiki dan diadaptasikan. Dengan demikian pada akhirnya diperoleh suatu program yang sinkron sesuai dengan kebutuhan lapangan dan diadaptasikan dengan lingkungan rohani.

14. Perbaikan dan penyesuaian. Langkah ini merupakan tindak lanjut setelah pelaksanaan uji coba dan pengukuran. perbaikan dan penyesuaian perlu dilaksanakan untuk menjamin konsistensi dan koherensi serta monitoring sistem. Selanjunya memberikan umpan balik kepada organisasi sumber-sumber, strategi pengajaran, dan motivasi belajar siswa.

C. PENUTUP

Pengembangan kurikulum pada saat ini senantiasa berjalan dan berkembang sesuai dengan konteks atau sutu teori. Secara singkat, pengembangan kurikulum adalah suatu perbuatan kompleks yang mencakup berbagai jenis keputusan.

(10)

Vol 04 No 01 Pebruari 2016 | 45 DAFTR PUSTAKA

Faisal, Amir. 1995. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi. Malang: Rajawali Press.

Hamalik, Oemar, 2004. Wacana Pengembangan Pendidikan, Surabaya: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Populasi akses (Accesible Population) dalam penelitian ini ada- lah konsumen yang menggunakan merek laptop/notebook asing sebagai alat kerja utama mereka. Merek laptop/notebook

Kategoriler tartışmaya açıldığında toplumsal cinsiyetin gerçek­ liği de krize girer: Gerçeğin nasıl gerçekdışından aynlacağı belir­ sizleşir. İşte bu

Teori permainanan adalah bagian dari ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pembuatan keputusan pada dua pihak atau lebih yang berada dalam kondisi persaingan

Program kerja yang telah dicapai oleh mahasiswa kuliah kerja nyata IAIN Tulungagung di Desa Pulerejo berdasarkan kunjungan sebelumnya adalah (1) telah terbentuk posdaya

Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (hidrofobik) sekaligus, sehingga dapat mempersatukan

Model standar ini dilakukan dengan asumsi bahwa setiap kegagalan komponen dalam sistem dapat dilakukan perbaikan, dimana parameter MDT yang dimasukkan dalam analisis sesuai

Pengembangan daya tarik Desa Wisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) dilaksanakan oleh Pengelola Desa Wisata bersama-sama dengan Pemerintah Daerah

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) membukukan perolehan kontrak baru senilai Rp12.2 triliun per September 2020 atau setara dengan realisasi 45% dari target pada tahun