• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Konsep Perancangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab V Konsep Perancangan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

A.

Konsep Makro

Konsep makro adalah konsep dasar perancangan kawasan secara makro yang di tujukan untuk mendefinisikan wujud sebuah Rest Area, Plasa, dan Halte yang akan dirancang. Konsep makro yang ada adalah perpaduan antara Rest Area sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan kendaraan dan pengunjung, Plasa sebagai tempat berkumpul yang menyatu dengan rest area dan Halte sebagai sarana pendukung kegiatan yang ada dikawasan terancang tersebut. Penjelasan dari konsep makro tersbut adalah sebagai berikut

1. Perpaduan Antara Rest Area, Plasa Meeting Point dan Halte

Rest Area, Plasa sebagai Meeting Point, dan Halte sebagai sarana dan fasilitas dikawasan Persimpangan Grogol, Cilegon Barat merupakan kebutuhan yang perlu diselesaikan dikawasan tersebut. Fungsi dari masing-masing sarana fasilitas yang berbeda sebenarnya memiliki potensi untuk dipadukan karena dilihat dari beberapa kebutuhan ruang terdapat kesamaan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya. Menanggapi hal tersebut maka diperlukan adanya wadah yang dapat mempadukan ketiga fungsi tersebut sesuai dengan kebutuhannya di kawasan persimpangan tersbut.

(2)

B. Konsep Tata Ruang Luar

Konsep tata ruang luar perancangan kawasan adalah konsep dasar yang mempengaruhi aspek lingkungan dan beberapa faktor, yaitu pencapaian kawasan, penataan lansekap penataan area parkir, dan zonasi fungsional. Berikut penjelasan konsep tata ruang luar tersebut.

1. Pencapaian Menuju Bangunan

Konsep pencapaian menuju bangunan dari luar kawasan yang digunakan adalah pencapaian secara langsung. Keonsep ini menghasilkan pencapaian dan sirkulasi yang efesien. Keamanan akses didalam kawasan karena tingkat kepadatan sirkulasi yang cukup tinggi berhubungan denga perpaduan ketiga kebutuhan yang disediakan. Selain itu juga terdapat beberapa akses yang disamarkan seperti daerah servis sehingga tidak menggangu sirkulasi pengunjung tetapi juga tidak sulit untuk diakses,

Gambar 5.1 Diagram Perpaduan Fungsi Rest Area, Plasa, dan Halte Sumber : Analisis Penulis, 2015

(3)

2. Penataan Lansekap

Konsep penataan lasekap yang digunakan adalah konsep tersebar. Konsep ini menghasilkan perhatian dan potensi kebutuhan ruang yang ada dengan adanya 3 fungsi yang ada yaitu resta area, plasan dan halte. Konsep ini memungkinkan

Gambar 5.2 Konsep Pencapaian Menuju Bangunan Sumber : Analisis Penulis, 2015

(4)

pengunjung untuk memiliki orientasi lebih bebas sesuai dengan waktu berkunjungnya dan kebutuhannya.

Gambar 5.2 Konsep Penataan Lansekap Sumber : Analisis Penulis, 2015

(5)

3. Penataan Area Parkir

Konsep penataan parkir menggunakan pola parkir miring dengan akses searah yang memberikan kemudahan dan keefektifan pengunjung dalam maneuver kendaraannya saat parkir. Kemudahan akses dari pola parkir Miring dengan akses searah memang berdampak pada kurang efektifnya penggunaan luas lahan yang ada tetapi karena untuk memudahkan akses pengunjung yang datang dan parkir maka dipilihlah konsep penataan parkir yang seperti itu. Konsep ini juga memudahkan perancangan untuk akomodasi kendaraan dalam jumlah banyak.

4. Zonasi Fungsional

Konsep penataan zona fungsional menggunakan konsep pada alternatif 1 dengan akses bebas yang melalui site dan kebutuhan akan fungsi dari area dipisahkan secara baik dan saling mengisi.

Gambar 5.3 Konsep Penataan Parkir Sumber : Analisis Penulis, 2015

(6)

C. Konsep Tata Ruang Dalam

Konsep tata ruang dalam adalah konsep dasar yang mempengaruhi aspek mikro kawasan, yaitu ruang yang mewadahi aktivitas pengunjung. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja ruang tersebut yang kemudian diangkat menjadi konsep tertentu dalam pengolahan ruang, yaitu zonasi ruang, hubungan antar ruang, dan sirkulasi di dalam bangunan.. Berikut ini adalah penjelasan konsep tata ruang dalam tersebut.

1. Zonasi Ruang

Zonasi ruang di tentukan berdasarkan tingkat privasi keberadaan yang diwadahi. Zona yang bersifat publik seperti area rest area dan halte baik yang mewadahi kendaraan maupun pengunjung diletakan berdekatan dengan ruas jalan utama didalam kawasan agar mudah dicapai. Zona yang bersifat semi privat diletakan berserbangan dengan area publik tersebut, dipisahkan agar dapat menjaga privasi. Zona privat diletakan dekat ruas jalan keluar kawasan yang cenderung sulit untuk diakses.

Gambar 5.3 Konsep Penataan Parkir Sumber : Analisis Penulis, 2015

(7)

2. Hubungan Antar Ruang

Zonasi ruang yang didapat kemudian diolah untuk menentukan hubungan antar ruang di dalam tiapzona dan hubungannya dengan zona yang lain. Pada zona publik harus dapat mengakses zona publik lainnya secara langsung dan mengakses zona semiprivat yang dibawahnya. Terdapat pengecualian pada zona privat imana zona ini dapat mengaskses langsung cluster publik lainnya namun dengan embatasan lebih banyak dibanding zona publik ke semiprivat.

Gambar 5.4 Konsep Zonasi Ruang Sumber : Analisis Penulis, 2015

Gambar 5.5 Konsep Hubungan Antar Ruang Sumber : Analisis Penulis, 2015

(8)

3. Sirkulasi Dalam Bangunan

Berdasarkan hubungan antar ruang yang ada kemudian ditentukan sirkulasi dalam bangunan yaitu sirkulasi antar zona dan juga sirkulasi antar ruang. Pintu masuk berhubungan dengan zona kendaraan publik yang kemudian dapat diakses menuju zona publik manusia yang memfasilitasi berbagai kebutuhan utama secara langsung. Dari zona publik kendaraan juga bisa mengakses zona semiprivat manusia dengan akses yang tidak langsung namun berdekatan. Untuk sirkulasi masing masing di dalam cluster menggunakan sirkulasi linier dan bebas yang berguna untuk mengarahkan pengunjung semua ruang yang ada dalam zona tersebut.

Gambar 5.5 Konsep Hubungan Antar Ruang Sumber : Analisis Penulis, 2015

(9)

D. Konsep Sistem Bangunan

Konsep sistem bangunan adalah konsep dasar yang mempengaruhi aspek sistem yang dimiliki oleh bangunan. Aspek ini mengatur tercapainya kenyamanan dan optimalisasi fungsi dalam penggunaan bangunan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi sistem bangunan tersebut, yaitu penekanan pada perpaduan antara Rest Area, Plasa sebagai Meeting Point, dan Halte, sistem sirkulasi, sistem pencahayaan, sistem penghawaan, sistem struktur, dan sistem utilitas bangunan. Berikut ini adalah penjelasan konsep tata ruang dalam tersebut.

1. Konsep Penekanan Perpaduan antara Rest Area, Plasa sebagai Meeting

Point, dan Halte

Konsep penekanan perpaduan antara Rest Area, Plasa sebagai Meeting Point, dan Halte mengarahkan pada hubungan antara ruang dan kebutuhan masing-masing fungsi yang menyatu dan saling mendukung satu sama lain. Didukung dengan sistem yang saling berkaitan satu dengan yang lain dan berfungsi mengoptimalkan kinerja dari perpaduan antara Rest Area, Plasa sebagai Meeting Point, dan Halte.

2. Konsep Sirkulasi

Konsep sirkulasi adalah pembentukan sirkulasi baik itu kendaraan maupun pengunjung yang datang bisa lebih mudah akses masuk kedalam kawasan dan keluar kawasan. Karena letak tapak yang berada di persimpangan menjadikan sirkulasi kendaraan yang masuk dan keluar lebih padat aksesnya. Berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan akses yang jelas dan aman bagi pengunjung yang datang menggunakan kendaraan maupun tidak.

3. Konsep Pencahayaan

Konsep pencahayaan yang dimiliki adalah pemanfaatan pencahayaan alami secara maksimal untuk seluruh ruang yang ada dalam kawasan kecuali ruang yang berfungsi servis. Hal ini berhubungan erat dengan keadaan kawasan yang berada dataran tinggi dimana mudah mendapatkan cahaya alami yang banyak

(10)

serta penataan ruang yang ada. Ruang yang membutuhkan pencahayaan alami diletakkan di sisi tapak dengan membuat bukaan dan juga meletakkan shading-shading yang berguna mengontrol banyaknya cahaya yang masuk sehingga cahaya yang masuk tidak menyilaukan tapi justru meningkatkan kenyamanan. Selain itu pencahayaan buatan juga tetap dibutuhkan karena fasilitas berfungsi selama 24jam sehari. Berdasarkan hal tersebut maka adanya penempatan titik lampu yang efisien juga diperlukan.

4. Konsep Penghawaan

Konsep penghawaan di dalam bangunan di dominasi dengan penggunaan penghawaan alami, hal ini berkaitan dengan lokasi tapak yang masih tergolong daerah hijau dan dataran tinggi dimana penghawaan lingkungan juga cukup untuk mengalirkan udara kedalam ruangan. Penghawaan alami dapat dimasukkan melalui ventilasi di bawah dan diatas ruangan dengan posisi yang berlawanan sehingga terjadi ventilasi silang juga dengan membuat pengaturan bentuk massa ruang yang memiliki perbandingan sisi panjang dan lebar yang besar serta tidak memiliki massa yang solid utuh.

5. Konsep Sistem Struktur

Konsep sistem struktur yang digunakan pada bangunan adalah sistem modul dan kolom yang fleksibel dalam pembentukan denah bangunan yang dinamis. Perancangan pada lahan hijau yang menjadi tapak kawasan dilakukan dengan meminimalisasi jejak kakit pada lahan hal ini bisa dilakukan dengan adanya lantai panggung. Untuk ruang antar struktur tersebut digunakan dinding pengikat dengan bahan batu bata dan kayu yang mudah didapatkan di daerah sekitar.

6. Konsep Sistem Utilitas

Konsep sistem utilitas adalah konsep dasar untuk perancangan sistem utilitas bangunan sehingga memiliki sitem yang efektif dan efisien. Konsep ini terdiri dari beberapa konsep sistem yaitu sanitasi, jaringan listrik, dan pencegahan kebakaran. Keseluruhan konsep sistem tersebut dijelaskan sebagai berikut.

(11)

a) Sanitasi

Jaringan air bersih menggunakan sistem downfeed dengan sumber dari air tanah yang dipompa menuju bak penampungan di atap bangunan yang kemudian disalurkan ke seluruh bangunan. Letak kawasan yang di dataran tinggi menyebabkan air yang tersedia adalah berasal dari air tanah dan penampungan air hujan yang disaring dalam bak penyaringan untuk keperluan suplai air di ruang toilet dan kamar mandi serta menyiram tanaman. Jaringan air kotor yang terdiri dari air hujan, air lemak, air sabun, dan air tinja memiliki pengolah yang berbedabeda. Air tinja akan dimasukkan ke septictank, air lemak akan dimasukkan ke bak penangkapan lemak sebelum diolah kembali hingga layak dibuang ke lingkungan tanpa merusak lingkungan, air sabun juga akan mendapat pengolahan untuk kemudian dapat digunakan sebagai penyiram tanaman. Air hujan akan ditampung pada bak penampungan hujan yang kemudian disaring dan diolah untuk dapat digunakan memenuhi beberapa kebutuhan.

b) Jaringan Listrik

Untuk suplai listrik utama berasal dari PLN dan suplai listrik cadangan berasal dari generator set yang berada pada area servis. Seluruh suplai listrik tersebut diatur dalam MDP (Main Distribution Panel) yang berada pada ruang yang berdekatan dengan ruang genset. Selanjutnya suplai listrik tersebut diteruskan menuju SDP (Sub Distribution Panel) yang berada di beberapa area pada bangunan yang ada untuk kemudian langsung dapat digunakan melalui stop kontak maupun aliran distribusi langsung seperti untuk lampu dan sebagainya.

c) Pencegahan Kebakaran

Untuk pencegahan kebakaran di dalam bangunan menggunakan adanya fire sprinkler pada jarak tertentu disetiap plafon ruangan untuk mengalirkan air saat terjadi kebakaran, fire extinguisher pada titik tertentu yang bersifat umum dan merupakan tempat berkumpulnya banyak manusia, sirkulasi darurat untuk sirkulasi pembantu saat kebakaran terjadi, dan pendeteksi asap dan panas diletakkan disekitar ruang yang rawan terjadi kebakaran. Untuk area di luar

(12)

bangunan, pencegahan kebakaran dilakukan dnegan menyediakan Hydrant atau sumber air setiap radius 30m.

Gambar

Gambar 5.1 Diagram Perpaduan Fungsi Rest Area, Plasa, dan Halte  Sumber : Analisis Penulis, 2015
Gambar 5.2 Konsep Pencapaian Menuju Bangunan  Sumber : Analisis Penulis, 2015
Gambar 5.2 Konsep Penataan Lansekap  Sumber : Analisis Penulis, 2015
Gambar 5.3 Konsep Penataan Parkir  Sumber : Analisis Penulis, 2015
+4

Referensi

Dokumen terkait

Teks cerita imajinasi irisan dapat dikatakan sebagai cerita imajinasi yang mengungkapkan imajinasi atau khayalan tetapi masih menggunakan nama-nama tempat yang ada dalam

Dan metode yang digunakan untuk melakukan analisa percepatan proyek yaitu crash project yang berhubungan dengan adanya pemberian kerja lembur yang dikhususkan pada

Hasil belajar matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dicapai atau dimiliki siswa yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka atau skor dari hasil

Dengan dilakukannya investigasi kontak dan pelacakan kontak, infeksi TB yang terjadi pada anak dapat ditemukan dan segera diberikan terapi pencegahan agar tidak

Hasil penelitian pada 385 responden yang merupakan sampel penelitian di yayasan pendidikan yang menaungi lembaga pendidikan dari tingkat pendidikan anak usia dini sampai

Minimnya kualitas fasilitas yang ada pada terminal saat ini menjadi alasan serta motivasi saya untuk merencanakan dan merancang terminal tipe-b Sidoarjo

Dukungan dari masyarakat ditunjukkan berupa dukungan dari Pengasuh dan Pengurus Pondok Pesantren serta Kepala Madrasah Pondok Pesantren Misbahul Ulum Sumbergayam

Dari Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa semakin dekat material dengan sensor ultrasonic 2 maksimal jarak 10 cm maka voice recorder akan memutar suara 2 yaitu