• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PROYEK PERUBAHAN"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN KEPEMIMPINAN TK. II ANGKATAN I BALAI DIKLAT PUPR WILAYAH BANDUNG BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PEMBENAHAN STRUKTUR ORGANISASI & TATA KERJA RUMAH SAKIT (RUMKIT) BHAYANGKARA POLRI DALAM RANGKA MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI

DISUSUN OLEH:

NAMA : NURUL AZIZAH

NDH : 28

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH IV BANDUNG PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA

MANUSIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017

(2)

Executive Summary

Tuntutan masyarakat akan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum serta kesejahteraan menjadi keniscayaan yang harus diwujudkan oleh penyelenggara negara. Apabila tuntutan tersebut tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa ketidakpuasan yang berpotensi memunculkan ketidakseimbangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Polri sebagai aparat negara, memiliki tugas pokok sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan,pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang semakin berkembang, maka diperlukan penataan organisasi dan tata kerja Polri. Hal tersebut dimaksudkan untuk akselerasi dan optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi kepolisian, yang tertuang di dalam Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK), baik tingkat daerah dan tingkat pusat.

Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan, kegiatan yang dilaksanakan oleh para petugas Rumkit, mempunyai peranan penting

dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan secara

keseluruhan. Petugas Rumkit tersebut merupakan sumber daya manusia yang paling banyak melakukan kegiatan kontak dengan pasien di Rumkit, terutama dokter dan paramedis dapat dianggap sebagai jantungnya Rumkit dan bagian integral dari pelayanan kesehatan di Rumkit. Keberhasilan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh mereka merupakan indikator keberhasilan pelayanan kesehatan di Rumkit.

Melihat perkembangan yang terjadi di lingkungan Rumkit Polri yang tidak memiliki garis koordinasi dengan Biddokkes Polda, maka terdapat kesulitan dalam pembinaan fungsi, operasional organisasi, dan personelnya, yang disebabkan karena SOTK Rumkit Polri sebagaimana dalam Perkap No. 11 tahun 2011 tentang SOTK Rumkit Bhayangkara Polri tidak ada pada Perkap 22 Tahun SOTK 2010 tentang SOTK Tingkat Polda, sehingga dalam melaksanakan tugasnya kurang efektif.

Dengan pembenahan SOTK dapat dipastikan kinerja organisasi akan meningkat karena jelas hubungan tata cara kerja yang akan termuat dalam Revisi Perkap No. 22 Tahun 2010 tentang SOTK Tingkat Polda dan struktur organisasinya di bawah Biddokkes Polda. Sehingga akan memberikan kemudahan koordinasi dalam hal administrasi dan operasional antara Rumkit dengan organisasi induknya termasuk memperlancar perkembangan karir, pemenuhan kebutuhan personel, dan pemenuhan hak-hak pegawai yang pada akhirnya dapat mewujudkan suatu organisasi yang memiliki kinerja tinggi yang dapat memberikan pelayanan masyarakat di bidang kesehatan secara maksimal.

(3)

Lesson Learn

Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyakat. Dalam menjalankan fungsinya tersebut kapolri sebagai unsur pimpinan dibantu oleh unsur-unsur yang ada di bawahnya. Unsur-unsur tersebut terdiri dari unsur pengawas dan pembantu pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok, dan unsur pendukung.

Unsur-unsur tersebut tertuang dalam struktur organisasi dan tata kerja, yang mana struktur organisasi merupakan bagian dari desain rganisasi yang merupakan komponen yang utama, untuk menjadi organisasi yang efektif dan efisien dalam mencapi tujuan organisasi.

Berdasarkan fungsi Polri tersebut di atas, maka melaksanakan tugasnya harus didukung dengan struktur organisasi yang tepat. Dengan fakta tersebut, Kapolri dalam program prioritasnya menyebutkan bahwa salah satu program untuk mewujudkan Polri yang professional, modern, dan terpercaya (Promoter) adalah Tata kelembagaan, pemenuhan proporsionalitas anggaran, dan kebutuhan minimal sarpras.

Unsur pelaksana daripada tata kelembagaan tersebut adalah Srena Polri Biro kelembagaan dan tata laksana bagian kelembagaan, yang merupakan unsur pelaksana utama yang berada di bawah Asrena Kapolri, bertugas membina dan mengembangkan sistem organisasi dan manajemen umum Polri termasuk sistem, metode, manajemen program dan anggaran dan petunjuk pelaksanaan sebagai pedoman bagi seluruh jajaran Polri, serta pengawasan dan pemantauan atas pelaksanaannya.

Dengan tugas yang melekat pada Baglem Rolemtala Srena Polri,

maka menjadi kewajiban bagi birolemtala untuk melakukan

penyempurnaan dan pembinaan struktur organisasi dan tata laksana sehingga unsur-unsur yang membantu tugas-tugas Kapolri dapat berjalan secara efektif.

(4)

PELATIHAN KEPEMIMPINAN TK. II ANGKATAN I BALAI DIKLAT PUPR WILAYAH BANDUNG BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PEMBENAHAN STRUKTUR ORGANISASI & TATA KERJA RUMAH SAKIT (RUMKIT) BHAYANGKARA POLRI DALAM RANGKA MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI

DIsusun oleh :

NAMA : NURUL AZIZAH

NDH : 28 DISEMINARKAN PADA : HARI : SELASA TANGGAL : 5 DESEMBER 2017 KATA PENGANTAR COACH Drs. ERIS YUSTIONO, M.Sc NIP. 19670407994011001 MENTOR

Drs. YASDAN RIVAI, M.Hum__ KOMBES POL NRP. 65020512

PENYELENGGARA BALAI DIKLAT PUPR WIL. IV

BANDUNG

HADI WIDOTO, S.T., M.Si NIP. 19701104200112001 SEKRETARIS BADAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN PUPR _ Dr. A. HASANUDIN, M.E. NIP. 195905291985031004

(5)

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah dan ridha-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Proyek Perubahan ini. Penulisan laporan ini dilakukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam kelulusan Diklatpim tingkat II Angkatan I di Balai Diklat PUPR Wilayah IV Bandung yang telah diberikan kewenangan oleh Lembaga Administrasi Negara untuk menyeleggarakan Diklatpim II secara mandiri.

Saya menyadari, bahwa tanpa dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari mulai Diklat sampai pada penyusunan laporan ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Bpk Belanto, selaku Kepala Balai Diklat PUPR wilayah IV Bandung

yang telah menyiapkan akomodasi, memberikan motivasi dan perhatian sejak dimulai Diklat sampai dengan selesainya penulisan laporan ini.

2. Bpk Eris Yustiono, selaku coach yang telah memberikan motivasi

dan ide-ide serta wawasan yang sangat membantu dalam penulisan dan penyusunan laporan ini. Dalam memberikan bimbingan tersebut, banyak hal yang telah diberikan beliau dengan tulus dan ikhlas serta penuh kesungguhan agar penulis dapat mengerti, memahami serta menyerap ilmu-ilmu yang diberikan di sela-sela waktu dan padatnya kegiatan beliau.

3. Kombes Pol. Drs. Yasdan Rivai, M.Hum, selaku Mentor sekaligus

atasan langsung yaitu sebagai Kabaglem Rolemtala Srena Polri yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing penulisan laporan ini, menyangkut masukan dan saran secara teknis maupun materi bahasan. Jasa bapak tidak akan pernah saya lupakan.

4. Brigjen Pol. Drs. Sudarsono, selaku Karodalpers SSDM Polri yang

telah berkenan memberikan kesempatan terhadap saya untuk dapat mengikuti Diklatpim Tk. II Angkatan I di PUPR.

5. Kombes Pol. Dr. dr. Purwadi, yang telah bersedia menjadi

narasumber dan memberikan saran-saran untuk perbaikan pada Laporan ini.

6. Staf Baglem Rolemtala Srena Polri sekaligus sebagai tim efektif

yang telah bersedia dan meluangkan waktu untuk berperan aktif dalam pelaksanaan proyek perubahan dari mulai Diklat sampai dengan selesainya Laporan ini.

7. Pimpinan dan Staf Pusdokkes Polri sebagai Satker yang menjadi

area perubahan yang mendukung dan memberikan arahan-arahan

serta penjelasan-penjelasan dan sangat antusias dalam

(6)

8. Staf Divkum Polri selaku Legal Drafter, yang sangat mendukung dalam menyelesaikan produk Revisi Perkap tentang SOTK tingkat Polda, yang didalamnya memuat SOTK Rumkit Bhayangkara Polri dari sisi legal drafter sesuai dengan penulisan peraturan.

9. Rekan-rekan peserta Diklatpim tingkat II angkatan I PUPR yang

bersama-sama saling memberikan dorongan motivasi dalam menyelesaikan Diklat ini.

10. Para Staf Balai Diklat PUPR wilayah IV Bandung dalam memberikan

dukungan selama menjalani Diklat sampai dengan selesainya Laporan ini.

11. Drs. Eko Nugrohadi, M.Si, sebagai suami yang senantiasa

memberikan kesempatan dan dukungan selama menempuh Diklatpim tingkat II hingga selesai penulisan Laporan ini. Terimakasih anak-anakku tercinta, Alya Fatikha Sari, Daffa Adila Barlianto, dan Ivan Asshidiqqi Barlianto, tidak bisa terucapkan pengaruh, kecintaan, perhatian, dan pengorbanan kalian yang sangat luar biasa pada mama. Tulisan ini mama persembahkan kepada ananda sekalian semoga kelak ananda menjadi anak-anak yang berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan berbakti kepada orang tua.

12. Bapak Basyuni dan Ibunda Siti Khotijah, sebagi orang tua yang

senantiasa memberikan motivasi dan doa sehingga ananda bisa menyelesaikan Diklat dan menyelesaikan Disertasi ini. Kasih sayang bapak ibu tak pernah lekang oleh waktu dan doa beliau senantiasa mengiringi langkah ananda. Ucapan syukur tidak pernah berhenti karena ananda memiliki bapak ibu dan jasa-jasa beliau tidak pernah dapat terbalaskan oleh apapun.

Akhir kata, semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat bagi Polri pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Sehingga dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Polri secara maksimal kepada masyarakat maka akan semakin menguatkan bahwa Polri adalah penjaga kehidupan dan dekat dengan masyarakatnya. Tidak hanya menjadi polisi sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan hidayah kepada kita sekalian. Amin.

Bandung, Desember 2017 Nurul Azizah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

(7)

LESSON LEARN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG ... 1 B. GAGASAN PERUBAHAN ... 4

1. Tugas Pokok dan Fungsi... 4

2. Struktur Organisasi mabes Polri ... 6

3. Struktur Organisasi Polda ... 7

4. Struktur Organisasi Biddokkes Polda ... 7

5. Kondisi Saat Ini ... 8 6. Kondisi Yang Diharapkan... 8

7. Gap Yang Terjadi ... 9

8. Area Perubahan ... 9

C. TUJUAN PROYEK PERUBAHAN ...10

1. Tujuan Jangka Pendek ………...10

2. Tujuan Jangka Menengah ……...10

3. Tujuan Jangka Panjang ………...11

D. OUTPUT PROYEK PERUBAHAN ...11

1. Output Jangka Pendek ………...11

2. Output Jangka Menengah ……...11

3. Output Jangka Panjang ………...11

E. MANFAAT PROYEK PERUBAHAN ...12

1. Manfaat Eksternal ...………...12

(8)

F. TATA KELOLA PROYEK

...12

BAB II DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN ... 15

A. PENTAHAPAN (MILESTONES) ... 15

B. STAKEHOLDER ...18

1. Identifikasi Stakeholder ………...18

2. Analisis Stakeholder ...……...19

C. STRATEGI KOMUNIKASI DENGAN STAKEHOLDER ……... 21

1. Strategi Komunikasi ………... 21

2. Posisi dan besaran Influence Stakeholder …... 24

3. Net Map …... 25

D. CAPAIAN PROYEK PERUBAHAN …... 26

1. Pelaksanaan rapat awal dengan Stakeholder ... 26

2. Rapat Pembahasan …... 27

3. Rapat Harmonisasi ... 29

4. Pengiriman naskah hasil Harmonisasi ke Divkum Polri .... 29

5. Rapat Finaslisasi ... 29

6. Persetujuan proyek perubahan ... 30

7. Jawaban jadwal konsinyir ... 30

8. Laporan kepada Coach dan Mentor ...30

E. TARGET DAN REALISASI …………... 31

F. KENDALA DAN UPAYA MENGATASI KENDALA ... 33

G. PENGGUNAAN ANGGARAN ……….………. 34

BAB III PENUTUP ……….. 36

A. KESIMPULAN .……….. ……….……..………. 36

B. STRATEGI PELAKSANAAN JANGKA MENENGAH DAN JANGKA PANJANG ... 37

C. PENUTUP ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39 DAFTAR TABEL

(9)

Tabel 1 : Pentahapan/Milestones ... 15

Tabel 2 : Posisi dan Besaran Influenze Stakeholder ... 24

Tabel 3 : Target dan Realisasi ... 31

Tabel 4 : Kendala dan Upaya Mengatasinya Kendala ... 33

Tabel 5 : Rincian Anggaran ... 34

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Struktur Organisasi Mabes Polri ... 6

Gambar 2 : Struktur Organisasi Polda ... 7

Gambar 3 : Struktur Organisasi Biddokkes Polda ... 7

Gambar 4 : Struktur Tata Kelola Proyek Perubah... 14

Gambar 5 : Analisis Stakeholder ... 20

Gambar 6 : Strategi Komunikasi ... 23

Gambar 7 : Hubungan Antar Stakeholder/Net Map ... 25

Gambar 8 : Struktur Organisasi Biddokkes (Revisi) ... 30

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01 : Persetujuan Mentor Terhadap Gagasan Perubahan Lampiran 02 : Komentar Coach & Mentor terhadap gagasan 3erubahan Lampiran 03 : Surat Perintah Tim Efektif

Lampiran 04 : Rapat persiapan tanggal 25 Agustus 2017

Lampiran 05 : Rapat Awal Tgl 20 September 2017 Di Pusdokkes Polri Lampiran 06 :Rapat Pembahasan Awal Tgl 25 – 28 September 2017 di

PKBI Jakarta

Lampiran 07 :Komentar Stakeholder Pusdokkes Ttg Persetujuan Proyek Perubahan

Lampiran 08 : Rapat internal Pusdokkes Polri 27 September 2017

Lampiran 09: Koordinasi Informal & Persetujuan Proyek Perubahan dengan

(10)

Lampiran 10 : Diskusi internal Tim Efektif

Lampiran 11 : Rapat Pembahasan di Hotel Diraja Jakarta

Lampiran 12 : Perbaikan Naskah Hasil Rapat Diraja Oleh Pusdokkes Polri Lampiran 13 : Rapat Final Internal Pusdokkes Polri

Lampiran 14 : Diskusi internal tim efektif dengan Legal Drafter

Lampiran 15 : Koordinasi dan Dukungan Asdep Kelembagaan Kemenpan & RB

Lampiran 16 : Rapat harmonisasi

Lampiran 17 : Surat Permintaan Harmonisasi & Sinkronisasi/Konsinyir Lampiran 18 : Rapat Harmonisasi dan Finalisasi

Lampiran 19 : Persetujuan Tentang Proyek Perubahan oleh Kabiddokkes, Karumkit, Dan Karorena Polda

Lampiran 20 : Jawaban tentang Jadwal Pelaksanaan Konsinyir oleh Divkum Polri

Lampiran 21 : Komentar Mentor & Coach terhadap Laporan Laboratorium Kepemimpinan

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada saat ini, tuntutan masyarakat akan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum serta kesejahteraan menjadi keniscayaan yang harus diwujudkan oleh penyelenggara negara. Apabila tuntutan tersebut tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa ketidakpuasan yang berpotensi memunculkan ketidakseimbangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), sebagai salah satu penyelenggara negara yang mengemban fungsi di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, memilki kewajiban untuk ikut serta dalam mewujudkan tuntutan masyarakat tersebut.

Selain sebagai pengemban fungsi sebagaimana tersebut di atas, Polri juga memiliki tugas dan tanggung jawab, yang diamanatkan dalam pasal 13 undang-undang nomor 2 tahun 2002 tentang Polri, yang menyatakan bahwa tugas pokok Polri adalah, memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman, pelayanan masyarakat.

Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang semakin berkembang, maka diperlukan penataan organisasi dan tata kerja Polri. Hal tersebut dimaksudkan untuk akselerasi dan optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi kepolisian, yang tertuang di dalam Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK), baik tingkat daerah dan tingkat pusat.

(12)

Daerah yang berlaku saat ini tertuang dalam Peraturan Kapolri (Perkap) No. 22 Tahun 2010 tentang SOTK Tingkat Kepolisian Daerah (Polda). Untuk mewujudkan akselerasi dan optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi Kepolisian, maka telah dilakukan penyesuaian terhadap Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 52 Tahun 2010 tentang SOTK Polri.

Dengan penyesuaian Perpres No. 52 Tahun 2010 tentang SOTK Polri menjadi Perpres No. 5 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Perpres No. 52 Tahun 2010 tentang SOTK Polri, maka Perkap No. 22 Tahun 2010 tentang SOTK Tingkat Polda juga harus dilakukan revisi untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Polri, sehingga dapat meningkatkan kinerja organisasi Polri.

Rumah Sakit Bhayangkara yang selanjutnya disebut Rumkit

Bhayangkara adalah Rumkit di lingkungan Polri yang

menyelenggarakan kedokteran kepolisian dan kesehatan kepolisian bagi pegawai negeri pada Polri, keluarganya dan masyarakat umum. Rumah sakit sebagai salah satu bentuk organisasi pelayanan

kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan yang

komprehensif mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat.

Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan, kegiatan yang dilaksanakan oleh para petugas Rumkit, mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Petugas Rumkit tersebut merupakan sumber daya manusia yang paling banyak melakukan kegiatan kontak dengan pasien di Rumkit, terutama dokter dan paramedis dapat dianggap sebagai jantungnya Rumkit dan bagian integral dari pelayanan kesehatan di Rumkit. Keberhasilan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh mereka merupakan indikator keberhasilan pelayanan kesehatan di Rumkit.

Tugas mereka di Rumkit, diantaranya harus mendampingi pasien selama 24 jam, dalam hal ini tentunya dibutuhkan komitmen

(13)

yang kuat oleh seorang pegawai terhadap organisasinya. Dengan komitmen yang kuat maka akan menghasilkan capaian kinerja yang baik dari sisi kepegawaian dan kinerja organisasi.

Melihat perkembangan yang terjadi di lingkungan Rumkit Polri yang tidak memiliki garis koordinasi dengan Biddokkes Polda, maka terdapat kesulitan dalam pembinaan fungsi, operasional organisasi, dan personelnya, yang disebabkan karena SOTK Rumkit Polri sebagaimana dalam Perkap No. 11 tahun 2011 tentang SOTK Rumkit Bhayangkara Polri tidak ada pada Perkap 22 Tahun SOTK 2010 tentang SOTK Tingkat Polda.

Selain hal tersebut di atas, terdapat banyak distorsi antara Rumkit dengan Biddokkes, yang pada akhirnya menimbulkan kesulitan karena tidak ada kejelasan dalam pertanggungjawaban secara operasional dan fungsional. Demikian juga terkait dengan efektifitas organisasi, maka dengan terpisahnya Perkap No. 11 Tahun 2011 dari Perkap No. 22 Tahun 2010 menjadi kurang efektif, sehingga harus disederhanakan dan sehingga memiliki kejelasan dalam lapis organisasi.

Dengan pembenahan SOTK dapat dipastikan kinerja organisasi akan meningkat karena jelas hubungan tata cara kerja yang akan termuat dalam Revisi Perkap No. 22 Tahun 2010 tentang SOTK Tingkat Polda dan struktur organisasinya di bawah Biddokkes Polda. Sehingga akan memberikan kemudahan koordinasi dalam hal administrasi dan operasional antara Rumkit dengan organisasi induknya termasuk memperlancar perkembangan karir, pemenuhan kebutuhan personel, dan pemenuhan hak-hak pegawai yang pada akhirnya dapat mewujudkan suatu organisasi yang memiliki kinerja tinggi yang dapat memberikan pelayanan masyarakat di bidang kesehatan secara maksimal.

B. GAGASAN PERUBAHAN

(14)

Tugas Pokok Birolemtala Srena Polri
Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Kapolri No. 6 Tahun 2017 tentang SOTK pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah : “Rolemtala merupakan unsur pelaksana utama yang berada di bawah Asrena Kapolri, bertugas membina dan mengembangkan sistem organisasi dan manajemen umum Polri termasuk sistem, metode,

manajemen program dan anggaran dan petunjuk

pelaksanaan sebagai pedoman bagi seluruh jajaran Polri, serta pengawasan dan pemantauan atas pelaksanaannya. Dalam melaksanakan tugas, Rolemtala menyelenggarakan fungsi:

a. pembinaan struktur organisasi kelembagaan dan

manajemen Polri; 


b. pembinaan dan pengembangan sistem dan metode

berkaitan dengan manajemen program dan anggaran,

petunjuk pelaksanaan, serta ketatalaksanaan

dilingkungan Polri; 


c. pemantauan dan pengevaluasian terhadap

pelaksanaan pembinaan struktur organisasi atau kelembagaan dan manajemen Polri, sistem dan metode, manajemen anggaran, serta ketatalaksanaan di lingkungan Polri; 


Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut, berdasarkan.


(15)

Terwujudnya perencanaan umum dan anggaran Polri yang profesional dan proporsional untuk mendukung pelaksanaan tugas operasional Polri guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Misi Srena Polri:

a. meningkatkan kemampuan sumber daya Polri; 


b. meningkatkan kesejahteraan personel Polri; 


c. menyiapkan dan menyusun kebijakan teknis dan

strategis Polri yang searah dengan visi, misi, tujuan, kebijakan dan strategi pemerintah;

d. menyempurnakan organisasi dan tata laksana Polri; 


e. membangun dan mengembangkan sistem manajemen

operasional Polri; 


f. menyempurnakan sistem dan meningkatkan kualitas

perencanaan umum dan anggaran Polri; 


g. mewujudkan penganggaran Polri menuju postur

anggaran yang sehat dan berimbang antara Belanja Pegawai, Belanja Barang maupun Belanja Modal; 


h. meningkatkan kualitas pelaporan pelaksanaan

program dan anggaran Polri dengan memanfaatkan teknologi informasi; 


i. mendorong peningkatan kualitas pelaksanaan

reformasi birokrasi melalui penerapan indeks tata kelola di lingkungan Polri. 


Untuk lebih jelasnya berikut adalah gambaran tentang kondisi internal dan eksternal Birolemtala Srena Polri adalah sebagai berikut:

(16)

1) Kepala Biro : 1 orang

2) Kepala Bagian : 3 orang

3) Kasubbag
 : 6 orang

4) Kaurmin
 : 3 orang

5) Staf : 15 orang

b. Unit kerja sebagai
obyek proyek perubahan 33 Polda

dengan jumlah Rumkit, 46 Rumkit Bahyangkara Polri.

2. Struktur Organisasi Mabes Polri

Gambar 1

3. Struktur Organisasi Polda

Gambar 2

/

UNSUR PIMPINAN

UNSUR PENGAWAS DAN PEMBANTU PIMPINAN

POLDA BARESKRIM BAINTELKAM SET NCB/INTERPOL ROMISINTER ROSULUHKUM

ROBANKUM ROPENMASROPID ROMULMED ROPAMINAL ROPROVOS ROWABPROF WAKA ESELON 1 a ESELON 1 a ESELON 1 a ESELON 1 b ESELON 1 a ESELON 1 b ESELON 2 a ASRENA ROJAKSTRA ROLEMTALA ROJEMENGAR RO RB POL ROJIANSTRA RODALPERS ROBINKAR ROWATPERS ROPSI ROJIANSTRA ROBEKUM ROPAL ROFASKON ASLOG KAPOLRI WAKAPOLRI AS SDM WAKA ROJIANSTRA ROBINOPS ROKERMA KL RODAL OPS ROTEKOM ROTEKINFO RUMKIT TINGKAT KEWILAYAHAN RORENMIN ROBINOPS ROWASSIDIK ROKORWAS PPNS DITTIPIDUM DITTIPIDEKSUS DITTIPIDKOR DITTIPIDNARKOBA DITTIPIDTER DITTIPIDSIBER DITPOLITIK DITEKONOMI DITSOSBUD DITKAMNEG DITKAMSUS RORENMIN ROANALIS KORBINMAS KORSABHARA KORPOLAIRUD RORENMIN ROBINOPS

UNSUR PELAKSANA TUGAS POKOK

WAIR RO RENMIN ITWIL I ITWIL II ITWIL III ITWIL IV ITWIL V ASOPS ITWASUM

DIVPROPAM DIVKUM DIVHUMAS DIVHUBINTER ESELON 1 b ESELON 2 a ESELON 2 a DIV TIK PUSLITBANG DENSUS 88 AT PASGEGANA PASPELOPOR WAKA STIK SETUKPA AKPOL RORENMIN ROJIANBANG ROBINDIKLAT ROKURLUM

WAGUB DIKLATSUSJATRANS

PROG S-1 PROG PS SESPIMMA DIKLAT RESERSE WAKA SESPIM WAKET (4) PUSDIK SESPIMTI SESPIMMEN LEMDIKLAT UNSUR PENDUKUNG PUSLABFOR PUSIKNAS PUSINAFIS DITBINTIBMAS DITBINPOTMAS DITSAMAPTA DITPAMOBVIT DITPOLSATWA DITPOLAIR DITPOLUDARA KORBRIMOB WADAN SPN KORLANTAS DITKAMSEL DITGAKKUM DITREGIDENT BAHARKAM ESELON 2 b SAHLI SPRIPIM YANMA SETUM

PUSKEU PUSDOKKES PUSJARAH

STRUKTURORGANISASIPOLRI

(17)

4. Struktur Organisasi Biddokkes Polda

Gambar 3

5. Kondisi Saat Ini

Berdasarkan Diagnostic Reading, sebagaimana

diuraikan di atas, maka kondisi saat ini yang diangkat menjadi permasalahan di Rumkit Bahayangkara Polri, adalah sebagai

ITWASDA UNSUR PIMPINAN

UNSUR PENGAWAS DAN PEMBANTU PIMPINAN/ PELAYANAN

UNSUR PENDUKUNG TINGKAT KEWILAYAHAN

STRUKTURORGANISASIPOLDA

ESELON I b ESELON II a ESELON II b ESELON III a ESELON II b ESELON II b KAPOLDA WAKAPOLDA POLRES ESELON II b BID PROPAM BID HUMAS BID KUM BID

TI POLRI ROOPS RORENA ROSDM ROSARPRAS

SPRIPIM SETUM YANMA

SPKT INTELDIT KRIMUMDITRES KRIMSUSDITRES NARKOBADITRES BRIMOBSAT DIT BINMAS DIT SABHARA DIT LANTAS DIT PAMOBVIT DIT POLAIR DIT

TAHTI ESELON III a UNSUR PELAKSANA TUGAS POKOK

SPN KEUBID DOKKESBID

PERKAP22TAHUN2010

UNSUR PELAKSANA TUGAS POKOK SUBBAG RENMIN UR KEU UR MIN URTU UR REN SUBBID KESPOL UR YANKES UR KESMAPTA UR MATFASKES SUBBID DOKPOL UR DVI UR DOKSIK UR KESKTMS POLIKLINIK UNSUR PIMPINAN

UNSUR PEMBANTU PIMPINAN/PELAYANAN

UNSUR PELAKSANA PENDUKUNG

STRUKTUR ORGANISASI BIDDOKKES KABIDDOKKES

(18)

berikut :

a. Rumkit Bhayangkara Polri memiliki SOTK tersendiri,

terpisah dari SOTK Pusdokkes, Biddokkes Polda, sebagaimana tertuang dalam Perkap No. 11 Tahun 2011 tentang SOTK Rumkit Bhayangkara Polri. Sementara itu, pembinaan fungsional dan operasional termasuk dalam hal pengurusan administrasi dan hak-hak personel menginduk pada Polda.

b. Terjadi distorsi di kewilayahan antara Rumkit dengan

Biddokkes, yang pada akhirnya menimbulkan kesulitan dan permasalahan karena tidak ada kejelasan dalam

pertanggungjawaban secara operasional dan

fungsional, misalnya masalah senioritas, hubungan tata kerja, dan permasalahan administrasi.

c. Terjadi kekurangan personel dengan kompetensi

kesehatan, antara lain: dokter, perawat, bidan, dan

tenaga kesehatan lainnya (petugas radiologi,

laboratorium, farmasi, dll), dan personel untuk jabatan ahli dari Pamen dan Pama dengan kompetensi kesehatan, karena hambatan koordinasi dalam layanan hak-hak personel dan karena tidak tercantum dalam lapis organisasi struktur induk.

6. Kondisi Yang Diharapkan

a. SOTK Rumkit Bhayangkara Polri masuk dalam SOTK

Biddokkes Polda, sehingga Rumkit Bhayangkara Polri memiliki Struktur pada Biddokkes Polda.

b. Meminimalisir permasalahan Rumkit dan Biddokkes

karena telah jelas lapis organisasinya sehingga jelas tata kerja dan pertanggungjawaban baik secara fungsional dan operasional. Pada akhirnya terdapat kejelasan dan kemudahan dalam koordinasi dan

(19)

pengurusan administrasi terkait dengan pembinaan karir, tataran kewenangan, dan pertanggungjawaban secara fungsional serta pembinaan.

c. Terpenuhinya personel yang yang memiliki

kompetensi kesehatan dan terpenuhi jabatan ahli bagi Pamen dan Pama Polri dengan kompetensi kesehatan;

7. Gap yang terjadi

Dari permasalahan tersebut di atas, maka terdapat

gap/kesenjangan, bahwa Rumkit Bhayangkara Polri saat ini

memiliki struktur organisasi tersendiri, terpisah dari pembina fungsinya, yaitu Biddokkes Polda (Rumkit Tk II, III, dan IV). Dengan struktur tersendiri menyebabkan adanya distorsi di kewilayahan, sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut harus dilakukan pembenahan terhadap SOTK, yaitu

dengan memasukkan struktur organisasi Rumkit

Bhayangkara Polri ke dalam SOTK tingkat Polda dan mencantumkan Struktur Organisasi Rumkit di bawah Biddokkes Poda.

8. Area Perubahan

a. Inovasi

Dari seluruh identifikasi masalah yang

ditentukan, maka Proyek Perubahan yang dipilih adalah pembenahan SOTK Rumkit Bhayangkara Polri sebagaimana diatur dalam Perkap No. 11 Tahun 2011, selanjutnya dimasukkan ke dalam revisi Perkap No. 22 Tahun 2010 tentang SOTK Polda dan meletakkan struktur organisasi Rumkit Bhayangkara di bawah Biddokkes Polda.

(20)

1) Melakukan revisi atau pembenahan SOTK Rumkit Bhayangkara Polri ke dalam SOTK tingkat Polda, kemudian Pekap No. 11 Tahun

2011 dinyatakan tidak berlaku lagi

(Pembaharuan);

2) Membentuk struktur organisasi baru di bawah

struktur organisasi Biddokkes Polda (Baru).

C. TUJUAN PROYEK PERUBAHAN

Tujuan proyek perubahan ini secara umum adalah untuk memberikan gambaran tentng hal-hal yang akan dicapai, sehingga dapat menjadi landasan dalam menentukan tindakan selanjutnya. Adapun tujuan proyek perubahan ini dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:

1. Tujuan Jangka Pendek (2 bulan)

Memasukkan SOTK Rumkit Bhayangkara Polri ke dalam SOTK Biddokes Polda, yaitu masuk dalam revisi Perkap No. 22 Tahun 2010 tentang SOTK tingkat Polda, dan meletakkan Struktur Organisasi Rumkit Bhayangkara Polri di bawah struktur organisasi Biddokkes Polda.

2. Tujuan Jangka Menengah (6 bulan – 1 tahun)

a. Revisi Perkap No. 22 Tahun 2010 disetujui oleh

Kapolri, telah dikoordinasikan dengan Menpan & RB, serta diundangkan oleh Kemenkumham;

b. Perkap No. 22 Tahun 2010, telah tersosialisasi ke

seluruh Biddokkes Polda dan Rumkit Bhayangkara Polri tingkat II s.d. IV.

3. Tujuan Jangka Panjang (setelah jangka menengah)

a. Implementasi revisi Perkap No. 22 Tahun 2010 tentang

(21)

Bhayangkara Polri;

b. Unit kerja Rumkit Bhayangkara Polri memiliki lapis

organisasi yang jelas dan memiliki struktur induk sehingga jelas tanggung jawab secara fungsional dan operasional;

c. Menjadi organisasi yang memiliki kinerja tinggi

sehingga menjadi organisasi yang efektif.

D. OUTPUT PROYEK PERUBAHAN

1. Jangka pendek (2 bulan)

Draft hasil finalisasi revisi Perkap No. 22 Tahun 2010

tentang SOTK Tingkat Polda;

2. Jangka Menengah (6 bulan – 1 tahun)

a. Naskah Perkap yang telah disetujui dan ditandatangani

oleh Kapolri

b. Naskah Perkap yang telah diundangkan oleh

Kemenkumham.

3. Jangka panjang (setelah jangka menengah)

Sosialisasi, Implementasi, dan monitoring Perkap;

E. MANFAAT PROYEK PERUBAHAN (OUTCOMES)

1. Manfaat Internal

a. Tertatanya SOTK Polri secara keseluruhan;

b. Pelaksanaan tupoksi dapat tercapai;

c. Tercapainya visi dan misi organisasi.

(22)

a. Rumkit Bhayangkara Polri memiliki kedudukan yang jelas, yaitu di bawah Biddokkes Polda sehingga memiliki lapis organisasi dan garis koordinasi jelas;

b. Mempermudah pengurusan administrasi;

c. Kebutuhan personel berkompetensi kesehatan

terpenuhi;

d. Pembinaan karir personel, terutama Pamen dan Pama

yang memiliki kompetensi kesehatan untuk menduduki jabatan ahli dapat terlaksana;

e. Meningkatkan motivasi, komitmen pegawai, yang pada

akhirnya akan meningkatkan kinerja pegawai, kinerja organisasi, dan efektifitas organisasi.

f. Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat di

bidang kesehatan.

F. TATA KELOLA PROYEK

1. Nama Proyek : Pembenahan SOTK Rumkit Bhayangkara

Polri Rangka Peningkatan Kinerja Organisasi; 2. Project Sponsor/Mentor :

Kombes Polri Drs. Yasdan Rivai, S.H., M.Hum. Kabag Kelembagaan Birolemtala Srena Polri

Memberikan arahan strategis keseluruhan program;

3. Coach:

Drs. Eris Yustiono, M.Sc

Memberikan support dan masukan kepada Project Leader; 4. Project Leader/Pimpinan Proyek :

Dr. Nurul Azizah, SIK, M.Si

Kasubbag Lemwil Birolemtala Srena Polri

a. Ketua Pelaksana Proyek Perubahan dan pembenahan

(23)

b. Merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan proyek perubahan, dan monitoring proyek.

5. Tim Efektif

a. Kasubbag Lempus sebagai sekretaris tim dengan

tugas sebagai koordinator dan evaluator tim efektif Pokja serta membantu ketua pelaksana dalam tugas umum maupun yang spesifik;

b. Staf/Anggota, membantu dan mendukung secara

administratif pelaksanaan pembenahan SOTK Rumkit Bhayangkara Polri.

1) Menyiapkan undangan, daftar hadir, notulen

dan dokumentasi, serta sarana dan prasarana pelaksanaan proyek perubahan;

2) Berkoodinasi dengan tim dan stakeholder

dalam pelaksanaan proyek perubahan;

3) Melakukan penyusunan dan perbaikan draft

Perkap SOTK tingkat Polda;

4) Mengajukan pengesahan kepada Kapolri,

mengkoordinasikan kepada Kemenpan & RB dan mengajukan ke Kemenkum & Ham untuk diundangkan.

Gambar 4

(24)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN

Mentor

Anggota

Anggota

Anggota

Coach

Project Leader

(25)

A. PENTAHAPAN (MILESTONES)

Tabel 1

Pentahapan (Milestones)

Tahapan Kegiatan Waktu Output/Bukti

Jangka Pendek Konsultasi ide inovatif Diskusi dengan Mentor 21 Agustus 2017 Foto Pengolahan hasil Diskusi 21 s.d. 23 agustus 2017 Naskah hasil diskusi Pembentukan tim efektif Konsultasi dengan Mentor 22 Agustus 2017 foto

Diskusi dg calon tim efektif tentang rencana poyek perubahan 22 Agustus 2017 Foto Pembuatan Surat Perintah (Sprint) tim efektif 23 Agustus 2017 Foto/Sprin Konsultasi dengan coach Konsultasi dengan coach 24 agustus 2017 Komentar coach Perbaikan hasil konsultasi dg coach 24 s.d. 30 Agustus 2017 Naskah hasil perbaikan Persetujuan Mentor Penandatanganan lembar persetujuan 31 Agustus 2017 Lembar persetujuan & Komentar Mentor Pelaksanaan

rapat awal dengan stake

holder

Diskusi rencana revisi Perkap No. 22 Thn 2010 ttg SOTK Polda (memasukkan Perkap No. 11 Thn 2011 ttg SOTK Rumkit) di PKBI 25 Agustus 2017 Foto, absensi, Notulen, undangan rapat Diskusi rencana revisi Perkap No. 22 Thn 2010 ttg SOTK Polda (Khusus Rumkit) di Pusdokkes Polri

20 Sept. 2017 Foto, absensi, undangan rapat, notulen

Rapat Pembahasan

Membahas draft revisi Perkap No. 22 Thn 2010 ttg SOTK Polda di PKBI Jakarta 25 s.d. 28 September 2017 Undangan, Foto, absensi, notulen

(26)

Tahapan Kegiatan Waktu Output/Bukti Perbaikan hasil rapat

internal Pusdokkes 27 Sept. s.d. 10 Okt. 2017 foto Konsultasi dengan legal drafter 10 & 11 Okt, 2017 foto

Diskusi Internal tim efektif, persiapan rapat pembahasan 10 Okt. 2017 Foto Pembahasan hasil perbaikan di Diraja Jakarta 11 s.d. 13 Okt. 2017 Undangan, Absensi, Foto, notulen

Perbaikan hasil rapat 12 s.d.15 Oktober 2017

Pengiriman Naskah hasil perbaikan oleh Pusdokkes Polri Pembahasan final hasil perbaikan 16 Oktober 2017 Undangan, Foto, notulen, absensi Diskusi persiapan pelaksanaan rapat Harmonisasi dengan tim efektif dan legal drafter 24 & 1 November 2017 Foto Koordinasi dan diskusi dengan Kepanpan & RB (Asdep bidang kelembagaan) 31 Oktober 2017

Foto dan Lembar dukungan

Rapat Harmonisasi (Grand Ussu)

Rapat harmonisasi draft final revisi Perkap revisi Perkap No. 22 Thn 2010 ttg SOTK Polda dan Divkum Polri (Legal

drafter) 6 s.d. 8 Nov. 2017 Undangan, Foto, notulen, absensi Perbaikan hasil harmonisasi dengan legal drafter 6 s.d. 8 Nov 1017 Permintaan harmonisasi dan sinkroniasasi (konsinyir) Pengiriman naskah hasil perbaikan harmonisasi ke Divkum Polri atau

legal drafter

14 Nov 2017 Surat permintaan konsinyir

Menerima Jawal Konsinyir

11-12 Des/17 Surat Jawaban Konsinyir Rapat Harmonisasi dan Finalisasi (Royal Safari a. Rapat finalisasi revisi Perkap No. 22 Thn 2010 ttg SOTK Polda dg

22 s.d. 24 Nov. 2017

Undangan, Foto, absensi dan Draft final revisi Perkap No. 22 Tahun 2010 ttg SOTK

(27)

Tahapan Kegiatan Waktu Output/Bukti Garden) Satfung dan

Divkum Polri (Legal

drafter)

b. Diskusi dg Kemenpan RB

Polda.

Laporan Melaporkan hasil kegiatan kepada coach

dan mentor

25 Nov 2017 Komentar coach dan Mentor

Jangka Menengah

Rapat Konsinyir Rapat konsinyir revisi Perkap No. 22 Thn 2010 ttg SOTK Polda dg Divkum Polri (Legal

drafter)

11 & 12

Desember 2017

Undangan, Foto, absensi, draft revisi Perkap Dilaksanakan oleh Divkum Polri Proses pengesahan Pengiriman Naskah Final Hasil Konsinyir

20 Desember 2017

Bukti kirim ke Setum Polri

Pengajuan naskah revisi Perkap ke Kapolri melalui Setum Polri oleh Divkum Polri

22 Desember 2017

Pengantar Surat pengajuan kepada Kapolri

pengundangan Pengajuan Naskah Revisi Perkap untuk diundangkan oleh Kemenkumham setelah disyahkan oleh Kapolri 27 Desember 2017 Bukti pengiriman Pengundangan oleh Kemenkumham

3 januari 2018 Revisi Perkap yang telah ditandantangani oleh Menkumham

Jangka Panjang

Sosialisasi Sosialisasi ke Polda, atau mengundang Rumkit ke Mabes

9 Januari 2018 Sprinlak tugas, sprinjal, laporan hasil lakgas, dan foto Implementasi Pelaksanaan Perkap

Baru ttg SOTK tingkat Polda

Sejak diundangkan

Monitoring Monitoring/supervisi Nov. 2018 Surat perintah tugas, surat perintah jalan, laporan hasil pelaksanaan tugas, dan foto B. STAKEHOLDER 1. Identifikasi stakeholder a. Stakeholder Internal

(28)

bertanggungjawab terhadap revisi Perkap untuk melaksanakan misi unit organisasi;

2) Karo Lemtala, selaku pejabat yang

bertanggungjawab terhadap pelaksanaan revisi Perkap dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi pada unit kerja yaitu Birolemtala;

3) Kabaglem, selaku Mentor sekaligus pejabat

yang bertanggungjawab melaksanakan

penataan organisasi termasuk di dalamnya pembenahan SOTK Rumkit Bhayangkara Polri;

4) Kassubbag Lempus sebagai koordinator dan

evaluator tim efektif Pokja serta membantu ketua pelaksana proyek perubahan dalam tugas umum maupun yang spesifik;

5) Staf, membantu dan mendukung secara

administratif pelaksanaan pembenahan SOTK Rumkit Bhayangkara Polri.

b. Stakeholder Eksternal

1) Pusdokkes/Biddokkes/Rumkit Bhayangkara

Polri sebagai unit kerja yang akan dijadikan sasaran proyek perubahan;

2) Divkum Polri sebagai legal drafter dalam

pembenahan SOTK Rumkit Bhayangkara Polri dan pengajuan ke Menkumham;

3) Kemenpan & RB dalam hal ini Asdep Asesmen

& Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan

Kelembagaan I a.n. Ibu Nani Murwati S.E., M.A.

4) Karorena Polda, sebagai pengemban fungsi

(29)

2. Analisis Stakeholder a. Promotors.

Kelompok ini adalah orang-orang yang harus benar-benar dilibatkan dan yang membawa pengaruh terbesar. Selain itu, mereka adalah “pemeran kunci” dalam mengelola stakeholder, terdiri dari:

1) Asrena Kapolri;

2) Karo Ortala;

3) Kabaglem;

4) Pusdokkes Polri.

b. Defender, yaitu stakeholder yang orang-orang ini

memiliki ketertarikan yang tinggi, tapi memiliki pengaruh yang kecil. Hal ini karena stakeholder tersebut berkewajiban melaksanakan tugas pokoknya, yaitu:

1) Kasubbag Lempus;

2) Staf;

3) Biddokkes Polda dan Rumkit Bahayangkara

Polri;

4) Divkum Polri;

5) Karorena Polda;

6) Kemenpan & RB.

c. Apathetics, yaitu stakehoders yang masuk katagori ini

(Low Influence / Low Interest), mereka tidak peduli

terhadap proyek perubahan karena menjadi

stakeholder secara kebetulan. Dalam hal ini Nihil atau

tidak ada stakeholder pada aphatetic.

d. Latent, yaitu stakehoder dengan (High Influence /Low Interest), stakeholders ini bisa sangat membantu jika

(30)

dapat diyakinkan akan pentingnya proyek perubahan, bagi kepentingan mereka sendiri atau untuk kebaikan yang lebih besar, mereka perlu didekati dan diberi informasi, setiap kali perlu dilakukan kontak dengan mereka, tunjukkan bagaimana proyek perubahan memiliki efek positif terhadap isu yang menjadi perhatiannya. Setelah proyek perubahan dilaksanakan

stakeholder yang semula berada pada quadrant latent

telah berpindah pada qudrant promotor, yaitu

stakeholder Pusdokkes Polri. Sehingga pada quadrant Latent pada saat Laboratorium Kepemimpinan “Nihil”

Jika dituangkan dalam gambar, analisis stakeholder tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 5

C. STRATEGI KOMUNIKASI DENGAN STAKEHOLDER

1. Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi menurut Onong Effendi adalah panduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan dilakukan

(31)

strategi komunikasi dalam pelaksanaan proyek perubahan untuk memengaruhi stakeholder yang kurang memiliki ketertarikan atau resisten terhadap proyek perubahan. Dengan menerapkan strategi komunikasi yang tepat diharapkan stakeholder yang smula resisten atau kurang tertarik menjadi tertarik dan bersedia membantu atau berkontribusi terhadap proyek perubahan.

Dari uraian di atas, stakeholder yang awalnya kurang tertarik dengan proyek perubahan ini adalah Pusdokkes Polri, namun hanya bersifat individu atau beberapa orang saja, tetapi secara organisasi tidak ada permasalahan. Dan pada akhirnya beberapa individu tersebut dapat mengikuti pelaksanaan proyek perubahan sebagai hasil penerapan strategi komunikasi yang baik dan intensif.

Selain stakeholder yang kurang tertarik

strategikomunikasi juga dilakukan dalam rangka koordinasi, konsultasi dan edukasi sehingga proyek perubahan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana bahkan dapat melebihi target yang telah ditetapkan. Berikut disampaikan strategi komunikasi yang dilakukan oleh leader project terhadap

stakeholder, baik internal dan eksternal.

a. Konsultatif, yaitu meminta saran dan masukan untuk

kelancaran pelaksanaan tugas. Strategi ini diterapkan terhadap Karolemtala dan Kabaglem selaku atasan langsung dan Mentor;

b. Kanalisasi, yaitu melakukan komunikasi secara

mendalam dengan tujuan dapat memengaruhi

stakeholder/komunikan untuk dapat mengikuti kemauan komunikator. Strategi ini diterapkan terhadap beberapa individu di Pusdokkes Polri yang resisten atau kurang berminat terhadap proyek perubahan, yaitu dr. Leny Pintowari Kabidyankes Pusdokkes Polri,

(32)

selaku wakil ketua dalam penyusunan revisi Perkap No. 22 Tahun 2010 khususnya masalah SOTK Rumkit Bhayangkara Polri;

c. Koordinatif, yaitu melakukan komunikasi secara

berkesinambungan untuk meperlancar jalannya

pelaksanaan tugas. Strategi ini diterapkan terhadap:

1) Divkum Polri selaku legal drafter, yaitu AKBP

Elya Susanti, SIK, M.Si dan Pembina Osmanelliati, S.H. (Kasubbag Sun Perkap).

2) Staf Pusdokkes Polri, yaitu:

(a) KBP dr. Rusdianto Sespusdokkes Polri

selaku Ketua dalam tim Pokja

penyusunan revisi Perkap No. 22 Tahun 2010;

(b) Kombes Pol. Dr. Harcaryatmo, MAR.S,

Kabag Faskespol, selaku anggota tim revisi Perkap;

(c) drg. Sherly Ahli Madya, selaku anggota

tim revisi Perkap;

(d) drg. Indri Kasubbag Binfung Setpus,

selaku anggota tim revisi Perkap;

(e) drg. Anggelika Paur Subbag Binfung

Setpus, selaku anggota tim revisi Perkap

3) Kasubbag lempus;

4) Staf Birolemtala.

d. Informatif, yaitu menginformasikan segala

perkembangan yang terjadi dalam suatu pelaksanaan tugas. Strategi ini diterapkan terhadap:

1) Asrena Kapolri;

(33)

Utara, Kepulauan Riau;

3) Karumkit Bhayangkara Polri Polda Gorontalo,

dan Polda Kepulauan Riau;

4) Karorena Polda.

e. Edukatif, yaitu memberikan pengetahuan tentang

tugas yang akan dilaksanakan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Strategi ini diterapkan terhadap staf Baglem sebagai tim efektif.

Adapun strategi komunikasi tersebut, jika dituangkan dalam bagan adalah sebagai berikut.

Gambar 6

2. Posisi dan besaran influence stakeholder.

Sebagaimana telah disebutkan di atas, telah disampaikan siapa saja yang menjadi stakeholder internal dan internal, analisis stakeholder dari segi pengaruh dan dukungan/kepentingan, serta strategi komunikasi yang harus dilakukan untuk terlaksananya proyek perubahan. Selain itu juga disampaikan posisi dan besaran pengaruh stakeholder,

(34)

pada gambar di bawah ini.

Tabel 2

Posisi dan Besaran Influence Stakeholder

Dari tabel tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa:

a. Asrena, Karolemtala, Kabaglem, sangat mendukung

(+) dengan besaran nilai 7, sebagai pejabat yang mengemban tugas pokok dan fungsi pembinaan

struktur organisasi kelembagaan;

b. Pusdokkes Polri sebagai Satker yang sangat

berpengaruh dalam proyek perubahan ini, namun masih bersikap ragu-ragu (+/-) dalam mengambil keputusan tentang revisi Perkap SOTK tingkat Polda khususnya SOTK Rumkit Bhayangkara Polri dan

penempatan strukturnya organisasinya dengan

besaran pengaruhnya 7;

c. Biddokkes Polda sangat berkepentingan sehingga

memberikan dukungan yang tinggi (+) dengan besaran nilai 7;

d. Rumkit Bhayangkara Polri sangat berkepentingan

sehingga memberikan dukungan yang tinggi (+)

NO STAKEHOLDER NILAI PENGARUH/ SIKAP

1 Asrena Kapolri 7 POSITIF (+)

2 Karo Lemtala 7 POSITIF (+)

3 Kabag Kelembagaan 7 POSITIF (+)

4 Pusdokkes Polri 7 POSITIF (+)

5 Biddokkes Polda 7 POSITIF (+)

6 Rumkit Bhayangkara Polri 7 POSITIF (+)

7 Divkum Polri 6 POSITIF (+)

8 Kemenpan & RB 6 POSITIF (+)

9 Karorena Polda 5 POSITIF (+)

10 Kasubbag Lempus 5 POSITIF (+)

(35)

dengan besaran nilai 7;

e. Divkum Polri berpengaruh dalam hal penyelesaian

proyek perubahan dengan besaran nilai + 6;

f. Kemenpan dan RB berpengaruh dalam persetujuan

penataan organisasi bersikap positif dengan nilai dukungan + 6;

g. Karorena Polda bersikap + dan nilai dukungannya 5.

h. Kasubbag Lempus dan Staf/tim efektif bersikap + dan

nilai dukungannya 5.

3. Net Map

Dari uraian di atas, maka dapat digambarkan dalam

Net Map sebagai berikut.

Gambar 7

D. CAPAIAN PROYEK PERUBAHAN

1. Pelaksanaan rapat awal dengan stakeholder

Setelah gagasan proyek perubahan disetujui oleh Mentor terlihat pada lampiran 01, komentar coach dan komentar Mentor terlihat pada lampiran 02.

Pada tahap membangun komitmen setelah dibentuk tim efektif (surat perintah tim efektif terlihat pada lampiran 03), maka dilakukan rapat persiapan dengan mengundang

ASRENA

Internal

(+) 6

(+/-) 7

HUBUNGAN ANTAR STAKEHOLDER

PUSDOKKES eksternal RUMKIT (46) (+) 7 DIVKUM STAF PROJECT LEADER KSBG LEMPUS (+) 7 (+) 7 (+) 5 (+) 5 (+ ) 7 KAROLEMTALA KABAGLEM Koordinasi Hirarki KEMENPAN & RB KARORENA POLDA (+) 5

(36)

stakeholder khususnya Pusdokkes Polri karena proyek

perubahan yang akan dilaksanakan terkait dengan

Pusdokkes Polri selaku pembina fungsi bagi Rumkit Bhayangkara Polri. Rapat persiapanya sebagai berikut:

a. Pada tanggal 25 Agustus 2017, rapat persiapan

dilaksanakan di PKBI Jakarta, pihak yang

mengundang dari Baglem Birolemtala Srena Polri dan pihak yang diundang adalah Pusdokkes Polri. Dari rapat ini mengasilkan kesepakatan bahwa SOTK Rumkit Bahayangkara Polri akan berada di bawah Polda artinya sejajar dengan Biddokkes Polda atau di bawah Biddokkes Polda. Adapun output yang dihasilkan adalah notulen rapat, dokumentasi foto, undangan dan absensi. Bukti-bukti dapat dilihat pada lampiran 04;

b. Menindaklanjuti rapat awal Pusdokkes Polri

mengundang Baglem Rolemtala Srena Polri dan disepakati bahwa Rumkit Bhayangkara Polri akan berada di bawah Biddokkes Polda. Rapat tersebut dilaksanakan pada tanggal 20 September 2017, dengan output absensi, undangan, notulen, dan dokumentasi berupa foto pelaksanaan rapat. Bukti-bukti dapat dilihat pada lampiran 05;

2. Rapat Pembahasan

Setelah dilakukan rapat persiapan, selanjutya

Pusdokkes Polri menyiapkan draft revisi Perkap No. 22 Tahun 2010 yang terkait dengan Biddokkes Polda dan Rumkit Bhayangkara Polri. Selanjutnya dilakukan beberapa tahapan rapat pembahasan baik internal Baglem selaku tim efektif maupun internal Pusdokkes. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

(37)

a. Pada tanggal 25 s.d. 28 September 2017, dilaksanakan pembahasan draft revisi Perkap No. 22 Thn 2010 tentang SOTK tingkat Polda. Dalam forum ini kembali dibahas apakah struktur Rumkit akan berada di bawah Polda yang artinya sejajar dengan Biddokkes atau berada di bawah Biddokkes Polda. Yang pada akhirnya disepakati oleh seluruh peserta rapat bahwa Rumkit berada di bawah Biddokkes Polda. Dengan alasan apabila akan terjadi kenaikan tipe maka tetap menyesuaikan dengan tipe Polda, kepangkatan Karumkit maksimal sama dengan Kabiddokkes, dan Biddokkes Polda merupakan pembina fungsi bagi Rumkit Bhayangkara Polri. Adapun output yang dihasilkan adalah notulen rapat, absensi, dokumentasi berupa foto, dan undangan rapat. Bukti-bukti tersebut dapat dilihat pada lampiran 06.

Selain itu, pada forum ini Sespusdokkes dr. Rusdianto dan Kabidyankes dr. Leny memberikan komentar terkait dengan proyek perubahan yang

dituangkan dalam pernyataan atau komentar

stakeholder seperti terlihat dalam lampiran 07;

b. Tanggal 27 September 2017 Pusdokkes Polri

mengadakan rapat internal dan selanjutnya

memperbaiki draft naskah yang telah didiskusikan dalam rapat pembahasan tanggal 26 September 2017, dengan bukti foto dapat dilihat pada lampiran 08;

c. Selanjutnya naskah yang telah diperbaiki oleh

Pusdokkes Polri dikonsultasikan secara informal dengan legal drafter Divkum Polri pada tanggal 9-10 Oktober 2017. Pihak legal drafter juga memberikan komentar tentang proyek perubahan pada tanggal 16 Oktober 2017. Sebagaimana terlihat pada lampiran 09;

(38)

d. Diskusi internal tim efektif pada tanggal 10 Oktober

2017, sebagai persiapan pelaksanaan rapat

pembahan hasil perbaikan rapat tanggal 25 s.d. 28 September 2017, dengan output dokumentasi foto, Sebagaimana terlihat pada lampiran 10;

e. Tanggal 11 s.d. 13 Oktober 2017 dilaksanakan rapat

pembahasan dengan Pusdokkes Polri dan legal drafter Divkum Polri serta satker-satker di lingkungan Unit Organisasi Mabes Polri sebagai pembina fungsi Satker

kewilayahan dengan output notulen rapat,

dokumentasi foto, absensi dan undangan. Bukti-bukti dapat dilihat pada lampiran 011;

f. Perbaikan hasil rapat dilaksanakan pada tanggal 12 s.d.

15 Oktober 2017. Pengiriman naskah hasil rapat internal Pusdokkes Polri, tanggal 12 Oktober 2017. Bukti surat dan draft naskah dapat dilihat pada lampiran 012;

g. Dilaksanakan pembahasan final internal Pusdokkes

sebagai persiapan rapat harmonisasi yang

dilaksanakan pada taggal 16 Oktober 2017 dengan

output, undangan rapat, absensi dan dokumentasi.

Bukti-bukti dapat dilihat pada lampiran 013;

h. Tanggal 24 Oktober dan 1 November 2017 diskusi

internal Baglem Rolemtala Srena Polri dengan legal

drafter, sebagai persiapan pelaksanaan rapat harmonisasi dengan stakeholder. Output berupa dokumentasi foto, sebagaimana terlihat dalam lampiran 014;

i. Tanggal 31 Oktober 2017 diskusi dengan Asdep

Kelembagaan Kemenpan & RB serta pernyataan dukungan dari beliau. Output dalam bentuk foto dan

(39)

pernyataan persetujuan, seperti terlihat pada lampiran 015.

3. Rapat Harmonisasi

Pelaksanaan rapat harmonisasi selama 3 hari yaitu tanggal 6 s.d. 8 November 2017 di Grand Ussu Bogor. Adapun pembahasan akhir tentang Rumkit dilaksanakan pada tanggal 8 November 2017. Selama proses harmonisasi juga dilakukan diskusi dan perbaikan dari tata naskah oleh

legal drafting dari tim Divkum Polri. Output yang dihasilkan

notulen, absensi, dokumentasi foto dan undangan. Bukti-bukti dapat dilihat pada lampiran 016;

4. Pengiriman permintaan pelaksanaan rapat harmonisasi dan

sinkronisasi (konsinyir) pada tanggal 14 November 2017. Surat permintaan konsinyir dapat terlihat pada lampiran 017;

5. Rapat finalisasi dan diskusi dengan tim efektif yang

dilaksanakan tanggal 22 sampai dengan 24 November 2017 di Royal Safari Garden dan Asdep Kelembagaan Kemenpan & RB sebagai narasumber. Absensi, Foto, undangan rapat, dan draft hasil finalisasi. Bukti-bukti dapat dilihat pada lampiran 018;

Adapun struktur Biddokkes setelah pada revisi Perkap No. 22 Tahun 2010 tentang SOTK tingkat Polda adalah sebagai berikut:

(40)

6. Selain itu, para Kabiddokkes, Karumkit, dan Karorena Polda juga telah memberikan pernyataan persetujuan tentang proyek perubahan, bukti-bukti dapat dilihat pada lampiran 019;

7. Divkum Polri telah menjadwalkan pelaksanaan rapat

sinkronisasi/konsinyir pada tanggal 11 dan 12 Desember 2017, sebagaimana terdapat pada lampiran 020;

8. Laporan kepada Coach dan Mentor, pada tanggal 25

November 2017. Bukti-bukti terlihat pada lampiran 021.

E. TARGET DAN REALISASI

Dari uraian capaian proyek perubahan tersebut di atas, maka dapat tuangkan dalam tabel target dan realisasi pelaksanaan kegiatan di bawah ini.

Tabel 3

Target dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

KABIDDOKKES SUBBAG RENMIN SUBBID KES POL UR YANKES UR KESMAPTA UR MATFASKES SUBBID DOK POL UR DVI UR DOK SIK UR KESKAMTIBMAS UNSUR PIMPINAN

UNSUR PEMBANTU PIMP/PELAYANAN

UNSUR PELAKS TUGAS POKOK

UNSUR PELAKS PENDUKUNG

STRUKTUR ORGANISASI BIDDOKKES

UR KEU UR REN UR MINTU POLIKLINIK RUMKIT

(41)

No. Kegiatan Rencana Realisasi Keterangan 1. Diskusi ttg rencana Perkap No. 11 Thn 2011 ttg SOTK Rumkit yang akan dimasukkan dalam revisi Perkap No. 22 Tahun 2010 ttg SOTK tk Polda 25 Sept. 2017 20 Sept. 2017

Awalnya akan dilaksanakan oleh baglem, tetapi

Pusdokkes antusias untuk segera mendiskusikan tentang revisi Perkap No.22 Thn 2010 khususnya terkait dengan SOTK Rumkit Bhayangkara. Dan mengingat waktu semakin sempit sehingga Pusdokkes memutuskan untuk rapat tanggal 20 Sept. 2017 (lampiran 05)

2. Membahas draft revisi Perkap No. 22 Tahun 2010 ttg SOTK tk Polda

4 Okt. 2017 25-28 Sept. 2017

Karena draft revisi dari Pusdokkes siap lebih awal shg rapat pembahasan dimajukan & dilaksanakan oleh Baglem (lampiran 06) Dukungan dari

Pusdokkes

26 Sept. 2017

Semula tidak direncanakan (lampiran 07) 3. Perbaikan hasil rapat 4 s.d. 11 Okt. 2017 28 Sept. s.d. 10 Okt. 2017

oleh Pusdokkes (lampiran 08) 10 – 11 Oktober 2017 Konsultasi dengan legal drafter

Rencana awal tidak ada tetapi karena waktu memungkinkan dan hubungan informal dan koordinasi dengan legal

drafter berjalan lancar maka

memungkinkan dilakukan konsultsi informal (lampiran 09) 10 Oktober 2017 Diskusi Internal tim efektif.

Tidak direncakan, tetapi karena ada waktu dan untuk kesempurnaan maka diadakan diskusi internal (lampiran 010) 4. Pembahasan hasil perbaikan di Diraja Jakarta 18 Okt. 2017 11 s.d. 13 Okt. 2017

Naskah siap lebih awal sehingga rapat dimajukan untuk mengefektifkan waktu dan kegiatan (lampiran 011) 5. Perbaikan hasil rapat 19 s.d.24 Oktober 2017 12 s.d. 15 Okt. 2017

Sda (pengiriman naskah final Pusdokkes, pada tanggal 12 oktober 2017) lampiran 012 6. Pembahasan final hasil perbaikan 1 Nov. 2017

16 Okt. 2017 Internal Pusdokkes Sda

Lampiran 013 7. Perbaikan hasil 2 s.d. 7 24 Okt. s.d. Diskusi Internal

(42)

No. Kegiatan Rencana Realisasi Keterangan rapat final Nov. 2017 1 Nov. 2017 Baglem

Lampiran 014 31 Okt. 2017 Koordinasi dengan Asdep kelembagaan Kemenpan & RB

Rencana dilaksanakan pada jangka menengah yaitu 6 Februari 2018, tetapi karena naskah siap diharmonisasi maka diawali dg koordinasi dengan Kemenpan RB dan disetujui karena memang harus dilakukan penataan organisasi. Lampiran 015 8. Mengirimkan Draft

Revisi Perkap No. 22 Tahun 2010 khusus Rumkit kepada Divkum Polri 9 Nov. 2017 3 Nov. 2017 Informal 9. Rapat Harmonisasi 11 Desember 2017 6 - 8 Nov. 2017

Rencana jangka menengah, karena penyempurnaan naskah lebih cepat dari perkiraan maka kegiatan yang seharusnya

dilaksanakan pada jangka menengah bisa dipercepat masuk dalam jangka pendek sehingga melebihi target yang telah ditetapkan. (Lampiran 016) Mengirimkan permintaan konsinyir 21 Desember 2017 14 November 2017 Lampiran 017 Rapat Finalisasi 22 s.d. 24 Nov. 2017

Tidak direncanakan tetapi karena masih terdapat sisa anggaran, maka untuk lebih sempurna dilakukan rapat finalisasi yang sekaligus dihadiri oleh Asdep Kelembagaan (lampiran 018) Dukungan dari Karorena, Kabiddokkes dan Karumkit - 22-24 November 2017

Tidak ada dalam rencana (lampiran 019) Jadwal Pelaksanaan Rapat Konsinyir 9 Januari 2018 telah mendapatkan jadwal konsinyir pada tanggal 11 s.d. 12 Desember 2017 Seharusnya dilaksanakan pada jangka menengah (lampiran 020)

(43)

No. Kegiatan Rencana Realisasi Keterangan kegiatan kepada

coach dan mentor

November 2017

waktunya krn ada tambahan giat yg seharusnya jangka menengah dapat dipercepat menjadi jangka pendek sebanyak tiga kegiatan & terdapat beberapa kegiatan diluar perencanaan tetapi untuk kesempurnaan naskah & waktunya memungkinkan maka mjd giat tambahan. (Lampiran 021)

F. KENDALA DAN UPAYA MENGATASI KENDALA

Dalam pelaksanaan proyek perubahan terdapat beberapa kendala, namun dapat diatasi sehingga setiap kegiatan berjalan lancar. Adapun kendala dan cara mengatasi dapat disampaikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4

KENDALA STRATEGI MENGATASINYA

INTERNAL

1. Pengaturan waktu untuk rapat dan diskusi karena jadwal kegiatan lain di kantor sangat padat.

2. Pada saat rapat pimpinan rapat tidak bisa mengikuti acara secara keseluruhan karena bersamaan dengan kegiatan lain yang juga penting.

INTERNAL

1. Mengkoordinasikan dengan Bagian lain untuk mengatur waktu diskusi dan rapat sehingga semua kegiatan dapat berjalan meskipun waktu yang telah ditentukan ada perubahan.

2. Koordinasi dengan Kepala Bagian lain yang menguasai permasalahan terutama Perkap No. 11 Tahun 2011 untuk memimpin rapat sehingga hasil dan tujuan rapat dapat tercapai.

EKSTERNAL

1. Masih ada stakeholder yang ragu-ragu untuk mendukung proyek perubahan.

2. Kesulitan mendapatkan tempat rapat atau diskusi karena akhir tahun adalah saat yang sangat sibuk karena menjelang penutupan

EKSTERNAL

1. Dengan koordinasi yang intensif secara formal dan informal akhirnya didapatkan kesepakatan bahwa Rumkit Bhayangkara Polri strukturnya diutuskan berada di bawah Biddokkes Polda.

2. Koordinasi intensih antara Kaurmin Baglem dengan pihak hotel sehingga tempat rapat bisa didapatkan.

(44)

buku keuangan.

G. PENGGUNAAN ANGGARAN

Pada bagian ini, disampaikan anggaran yang digunakan untuk membuat proyek perubahan pada jangka pendek (60 hari kerja). Pada dasarnya pelaksanaannya disisipkan dengan kegiatan lain, sehingga biayanya tidak mutlak untuk royek perubahan dimaksud. Selain itu, pelaksanaan rapat dan diskusi juga tidak hanya dilaksanakan oleh Baglem Rolemtala Srena Polri, tetapi juga dilaksanakan oleh Satker-satker Mabes Polri termasuk didalamnya Pusdokkes Polri dan Divkum Polri. Namun demikian anggaran yang dikeluarkan dapat digambarkan sebagai berikut.

Tabel 5

No. Kegiatan Rincian Anggaran Jumlah/Rp

1. Rapat I Internal Pusdokkes

Dilaksanakan oleh Pusdokkes

(45)

2. Rapat II dan III di Luar kantor Snack Rp. 40.000,- X 25 orang X 2 Makan Rp. 65.000,- X 25 orang X 2 Transport Rp. 230.000,- X 25 orang X 2 Sewa Gedung Rp. 2.000.000,- X 2 Jumlah 2.000.000,- 3.250.000,- 11.500.000,- 4.000.000,- 20.750.000,- 3. Rapat IV Internal Pusdokkes

Dilaksanakan oleh Pusdokkes

Polri -

4. Rapat Harmonisasi Di Grand Ussu

Disisipkan pada kegiatan revisi Perkap No. 22 Tahun 2010

-

5. Rapat Finalisasi di Royal Safari Garden

Disisipkan pada kegiatan revisi Perkap No. 22 Tahun 2010 dan Revisi Pekap No.7 Tahun 2014

-

Rencana penggunaan anggaran semula direncanakan Rp. 23. 500.000,- menjadi Rp. 20.750.000, karena untuk jadwal rapat ada yang dilaksanakan oleh Pusdokkes Polri, sehingga tidak menggunakan Dipa Srena Polri. Selain itu, kegiatan dalam proyek perubahan ini tidak dilaksanakan secara mandiri, tetapi masuk ke dalam kegiatan lain, yaitu masuk dalam kegiatan Revisi Perkap No. 22 Tahun 2010 yang juga membahas revisi SOTK tingkat Polda sehingga anggaran yang digunakan dapat diminimalisir.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

(46)

adanya proyek perubahan, yaitu Pusdokkes, Biddokkes, Rumkit Bahayangkara Polri, Kemenpan & RB, Divkum Polri. Dengan adanya proyek perubahan ini, maka diharapkan bermanfaat bagi Rumkit Bahayangkari Polri khususnya dan organisasi Polri pada umumnya, yaitu:

a. Rumkit Bhayangkara Polri memiliki kedudukan yang

jelas, yaitu di bawah Biddokkes Polda;

b. Mempermudah pengurusan administrasi;

c. Personel dengan kompetensi kesehatan terpenuhi;

d. Meningkatkan motivasi, komitmen pegawai, yang pada

akhirnya akan meningkatkan kinerja pegawai, kinerja organisasi, dan efektifitas organisasi;

e. Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat di

bidang kesehatan;

f. Tertatanya SOTK Polri secara keseluruhan;

g. Pelaksanaan tupoksi dapat tercapai;

h. Tercapainya visi dan misi organisasi.

2. Dalam pelaksanaan milestones proyek perubahan telah

melampaui target yang telah ditetapkan, yaitu:

a. Semula pada jangka pendek hanya sampai dengan

draft naskah revisi Perkap No. 22 Tahun 2010. Tetapi

pada pelaksanaannya telah melampaui yaitu telah diharmonisasi dengan Divkum Polri, koordinasi dengan Asdep Kemenpan & RB, serta harmonisasi dan finalisasi dengan divkum Polri dan Kemenpan & RB, pengiriman permintaan konsinyir dan telah mendapatkan jadwal konsinyir (harusnya dilaksanakan pada jangka menengah);

b. Selain tahapan besar tersebut melampaui target juga

ada beberapa kegiatan tambahan yang dilksanakan di luar rencana, yaitu rapat internal Pusdokkes, Diskusi internal Baglem, diskusi informal dengan Divkum Polri,

(47)

komunikasi dan mendapatkan dukungan dengan beberapa Biddokkes Polda, Rumkit Bhayangkara Polri, dan Karorena Polda, serta diskusi dengan kemenpan & RB dalam hal ini dengan Asdep Kelembagaan Ibu Nani.

B. STRATEGI PELAKSANAAN JANGKA MENENGAH DAN

JANGKA PANJANG

1. Strategi jangka menengah dan jangka panjang yang akan

dilaksanakan, yaitu dengan mengikuti setiap proses kegiatan sesuai dengan tahapan milestones yang telah ditetapkan;

2. Selain mengikuti setiap tahapan kegiatan, juga telah

dianggarkan dalam DIPA Srena Polri untuk pelaksanaan kegiatan pada jangka menengah dan jangka panjang;

3. Pelaksanaan jangka panjang bisa dimajukan ke jangka

menengah karena pada jangka pendek proses pelaksanaan kegiatan melampaui target yang telah ditetapkan, yaitu pada jangka pendek telah melakukan harmonisasi dan finalisasi, sehingga tahapan berikutnya hanya konsinyir, proses persetujuan, pengundangan, sosialisasi, dan implementasi;

4. Revisi Perkap No. 22 Tahun 2010 juga telah dimasukkan

dalam salah satu program promoter Kapolri, yang pencapaian targetnya akhir adalah pada akhir Desember 2017.

C. PENUTUP

Demikian laporan proyek perubahan dibuat sebagai hasil pelaksanaan pada laboratorium kepemimpinan sesuai dengan rancangan proyek perubahan yang telah dibuat. Selain itu, laporan ini dibuat untuk memenuhi kewajiban sebagai peserta Diklatpim II sehingga memenuhi persyaratan kelulusan yang telah ditetapkan oleh Lembaga Administrasi Negara.

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Presiden No. 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Dan

Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia

Peraturan Presiden No. 6 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan

Presiden Nomor 52 Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia

Peraturan kapolri No. 22 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Dan Tata

Kerja Pada Tingkat Kepolisian Daerah

Peraturan Kapolri No. 11 Tahun 2011 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Rumah Sakit Bhayangkara Polri

Peraturan Kapolri No. 6 Tahun 2017 tentang Susunan Organisasi Dan Tata

Kerja Pada Tingkat Mabies Polri

Effendi, Onong Uchjana, Dimensi-dimensi Komunikasi, www.google.com, Minggu 1 juni 2008, diunduh 25 Oktober 2017.

Gambar

Foto dan Lembar  dukungan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menjaga kelestarian sumberdaya udang di Estuaria Sungai Sembilang, konsep pengelolaan yang dapat diterapkan adalah: - Perlu pengaturan terhadap jumlah alat tangkap, jenis

Munculnya 1/3 bagian dalam KHI pasala 177 tentang bagian bapak, Berdasarkan ayat al-Qur’an dalam surat an-Nisaa’ (4) ayat 11 yang menjelaskan tentang bagian

Konsep asas pengorakan ini boleh kita fahami dengan jelas jika kita mengambil kita fahami dengan jelas jika kita mengambil satu kotak pembungkusan yang diperbuat daripada kertas

dimasukkan ke dalam sistem. Program 9AA!S menggunakan s$esifikasi untuk menghasilkan suatu $rogram audit. Program terse%ut menggunakan salinan data langsung $erusahaan

Hasil penelitian menghasilkan sistem pengambilan keputusan untuk membantu seleksi penerimaan beasiswa bidikmisi pada Politeknik Negeri Pontianak dengan menggunakan metode

Prediksi menggunakan metode Fuzzy Time Series dengan memproyeksikan data yang sudah ada untuk dibawa kedalam bentuk himpunan fuzzy dengan interval-interval yang

Pemberian insentif yang tepat akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan, karena dengan adanya insentif diharapkan dapat mendorong, merangsang, dan

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dapat dikembangkan rumusan masalah “apakah ekstrak air daun salam (Syzygium polyanthum [Wight] Walp.) mempunyai daya analgetik pada