PERENCANAAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUNAN GEDUNG
BANGUNAN GEDUNG
Dosen: Dosen: Dr. RiDr. Rinini MulyMulyaniani, M.Sc, M.Sc. (Eng. (Eng.).)
Mata kuliah
Mata kuliah
“
KONSEP PERENCANAAN BANGUNAN
KONSEP PERENCANAAN BANGUNAN
TAHAN GEMPA
TAHAN GEMPA
Kekuatan
Kekuatan
Kekakuan
Kekakuan
Stabilitas
Stabilitas
St
Stru
rukt
ktur
ur ba
bang
ngun
unan
an
ta
tah
han
an ge
gem
mp
pa
a
ha
Pada saaPada saat terjadinya gemt terjadinya gempa ringan, pa ringan, tidak ada ktidak ada kerusakanerusakan
baik pada elemen struktural maupun non-struktural
baik pada elemen struktural maupun non-struktural
gedung dan fungsi bangunan harus dapat tetap berjalan
gedung dan fungsi bangunan harus dapat tetap berjalan
(serviceable)
(serviceable)
Pada saPada saat terjadi at terjadi gempa segempa sedang, kedang, kerusakanrusakan
diperbolehka
diperbolehkan terjadi n terjadi pada elemen non-strukturpada elemen non-struktur
gedung, tetapi tidak boleh terjadi pada elemen
gedung, tetapi tidak boleh terjadi pada elemen
strukturalnya.
strukturalnya.
Pada saaPada saat terjadi gempa t terjadi gempa besar, kerubesar, kerusakan dipesakan diperbolehkanrbolehkan
terjadi pada elemen struktural dan
terjadi pada elemen struktural dan non-struktur gedung,non-struktur gedung,
tetapi tidak sampai
tetapi tidak sampai menyebabkmenyebabkan bangunan runtuhan bangunan runtuh
KONSEP PERENCANAAN BANGUNAN
KONSEP PERENCANAAN BANGUNAN
TAHAN GEMPA
DAKTILITAS
Defini daktilitas menurut SNI 03-1726-2002:
“ kemampuan suatu struktur bangunan gedung untuk
mengalami simpangan pasca elastik yang besar secara berulang kali dan siklik akibat beban gempa di atas
beban gempa yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil mempertahankan kekuatan dan
kekakuan yang cukup, sehingga struktur bangunan
gedung tersebut tetap berdiri, walaupun sudah berada dalam kondisi plastik ”
DAKTILITAS
Faktor daktilitas struktur gedung () merupakan rasio antara simpangan maksimum struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana pada saat mencapai kondisi di ambang keruntuhan (m) dan simpangan struktur gedung saat terjadinya pelelehan pertama (y).
=
DAKTILITAS
Mekanisme kerusakan struktur harus didesain
sedemikian rupa pada lokasi-lokasi tertentu, sehingga setelah gempa kuat struktur tersebut masih dapat
diperbaiki
Lokasi kerusakan tersebut didesain pada balok dan kolom lantai dasar yang disebut dengan sendi plastis
Sendi plastis harus mampu berdeformasi secara
inelastik dan maksimum dengan cara memindahkan energy gempa secara baik melalui proses plastisitas
DAKTILITAS
Untuk mendapatkan mekanisme tersebut digunakan konsep perencanaan strong column-weak beam.
Konsep tersebut mengharuskan kapasitas nominal pada kolom lebih besar 1,2 kali kapasitas nominal pada balok.
Perencanaan struktur yang mengatur kemampuan
struktur untuk bertahan pada saat gempa kuat terjadi meskipun terjadi kerusakan pada sendi plastis disebut dengan damage control .
KEKAKUAN STRUKTUR
Kekakuan struktur adalah gaya yang diperlukan struktur bila mengalami deformasi sebesar satu satuan.
Nilai kekakuan struktur tergantung pada material yang
digunakan, dimensi elemen struktur, penulangan, modulus elatisitas dan momen inersia.
Kekakuan struktur juga terkait dengan periode struktur tersebut (T). = 1 = 2 = ≈ 1 Dimana, T = periode struktur f = frekuensi struktur
= frekuensi angular stuktur k = kekakuan struktur
PROSEDUR PERENCANAAN STRUKTUR
GEDUNG TERHADAP GEMPA
SNI 03-1726-2002 membagi sistem perencanaan struktur gedung menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Perencanaan struktur gedung beraturan
Struktur gedung beraturan dapat direncanakan terhadap
pembebanan gempa nominal akibat pengaruh gempa rencana dalam arah masing-masing sumbu utama denah struktur
tersebut berupa beban gempa nominal statik ekivalen.
Prosedur perencanaan struktur gedung dengan metode statik ekivalen akan dipelajari lebih lanjut pada mata kuliah ini.
PROSEDUR PERENCANAAN STRUKTUR
GEDUNG TERHADAP GEMPA
2. Perencanaan struktur gedung tidak beraturan
Untuk struktur gedung yang tidak beraturan, pengaruh
gempa rencana harus ditinjau sebagai pengaruh pembebanan gempa dinamik , metode yang digunakan antara lain:
Analisis ragam respons spektrum
Merupakan suatu cara analisis untuk menentukan respons dinamik struktur gedung 3 dimensi yang berperilaku elastik penuh terhadap pengaruh suatu gempa. Respons dinamik total struktur tersebut
didapat sebagai superposisi dari respons dinamik maksimum masing-masing ragamnya yang didapat melalui spektrum respons gempa
PROSEDUR PERENCANAAN STRUKTUR
GEDUNG TERHADAP GEMPA
Analisis respons dinamik riwayat waktu linier dan non-linier (Linear and Non-linear Dynamic Time History
Analysis)
Merupakan suatu cara analisis untuk menentukan riwayat waktu respons dinamik struktur gedung 3 dimensi yang berperilaku elastik penuh terhadap gerakan tanah akibat gempa rencana pada taraf
pembebanan gempa nominal sebagai data maksimum, dimana respons dinamik dalam setiap interval waktu dihitung dengan menggunakan metode integrasi langsung atau dapat juga dilakukan dengan metode analisis ragam.
Perencanaan struktur gedung tak beraturan tidak dibahas pada mata kuliah ini
KETIDAKBERATURAN STRUKTUR
SNI 1726: 2012, pasal 7.3.2 menjelaskan tentang
klasifikasi gedung tidak beraturan sebagai
berikut:
1. Ketidakberaturan Horizontal 2. Ketidakberaturan Vertikal
KETIDAKBERATURAN STRUKTUR
1. Ketidakberaturan Horizontal
Struktur bangunan gedung yang mempunyai satu atau lebih tipe ketidakberaturan seperti yang
terdaftar dalam Tabel 10 harus dianggap mempunyai ketidakberaturan struktur.
Struktur-struktur yang dirancang untuk kategori desain seismik sebagaimana yang terdaftar dalam Tabel 10 harus memenuhi persyaratan dalam pasal-pasal yang dirujuk dalam tabel itu.
K E T I D A K B E R A T U R A N H O R I Z O N T A L Diafragma:
Atap, lantai, membran atau sistem bresing yang berfungsi
menyalurkan gaya-gaya lateral ke elemen penahan vertikal
KETIDAKBERATURAN STRUKTUR
2. Ketidakberaturan Vertikal
Struktur bangunan gedung yang mempunyai satu atau lebih tipe ketidakberaturan seperti yang
terdaftar dalam Tabel 11 harus dianggap mempunyai ketidakberaturan vertikal.
Struktur-struktur yang dirancang untuk kategori desain seismik sebagaimana yang terdaftar dalam Tabel 11 harus memenuhi persyaratan dalam pasal-pasal yang dirujuk dalam tabel itu.
K E T I D A K B E R A T U R A N V E R T I K A L
KOMBINASI PEMBEBANAN
Kombinasi beban untuk metoda ultimit
Struktur, komponen-elemen struktur dan elemen-elemen fondasi harus dirancang sedemikian hingga kuat rencananya sama atau melebihi pengaruh beban-beban terfaktor dengan kombinasi-kombinasi sebagai berikut:.
D i m a n a :
D : Beban Mati L : Beban Hidup
Lr : Beban Hidup Atap W : Beban Angin
R : Beban Air Hujan E : Beban Gempa
PENGARUH BEBAN GEMPA
PENGARUH BEBAN GEMPA
PENGARUH BEBAN GEMPA
Kombinasi dan Pengaruh
Beban Seismik:
E = E
h±
E
vPengaruh Beban Seismik E = ρQE ± 0.20 SDS D
Pengaruh Gaya Seismik Horisontal E h = ρQE
Pengaruh Gaya Seismik Vertikal E v = 0.20 SDS D
1.2D + 1.0 E
menjadi:
+ L
dan
0.9D + 1.0 E
menjadi:
(0.9 -0.2 S
DS) D + ρQ
E (Tension Controlled)(1.2 + 0.2 S
DS) D + ρQ
E+ 0.5 L
(Compression Controlled)maka persamaan berubah seperti berikut :
(1.2 + 0.2 S
DS) D + ρQ
Emenjadi:
+ 0.5 L
dan
(0.9 -0.2 S
DS) D
menjadi:
+ ρQ
E(0.9 -0.2 S
DS) D + Ω
0Q
E (Tension Controlled)(1.2 + 0.2 S
DS) D + Ω
0Q
E+ 0.5 L
(Compression Controlled)Dimana:
D
: Pengaruh Beban Mati
L
: Pengaruh Beban Hidup
Q
E: Pengaruh gaya gempa horizontal
S
DS: Parameter percepatan respons spektral
pada periode pendek redaman 5%
SISTEM STRUKTUR
1. Sistem Dinding Penumpu (Bearing Wall Systems)
2. Sistem Rangka Bangunan (Building Frame Systems) 3. Sistem Rangka Pemikul Momen (Moment Resisting
Frame Systems)
4. Sistem Ganda dengan Rangka Pemikul Momen Khusus (Dual Systems with Special Moment Frames Capable of Resisting at Least 25% of Prescribed Seismic Forces) 5. Sistem Ganda dengan Rangka Pemikul Momen
Menengah (Dual Systems with Intermediate Moment Frames Capable of Resisting at Least 25% of
SISTEM STRUKTUR
6. Sistem Interaksi Struktur Beton Bertulang Rangka Pemikul Momen Biasa dan Dinding Geser Beton Biasa (Shear Wall –Frame Interactive System with Ordinary Reinforced Concrete Moment Frames and Ordinary Reinforced Concrete Shear Walls)
7. Sistem Kolom Kantilever (Cantilevered Column Systems)
8. Sistem Struktur Baja yang Tidak Didetail Khusus Untuk Menahan Gempa, Tidak Termasuk Sistem Kolom Kantilever. (Steel Systems Not Specifically Detailed For Seismic Resistance, Excluding
Sistem Dinding Penumpu
(Bearing Wall System )
Sistem Rangka Gedung
(B u i l d i n g F r am e S y s t e m )
Sistem Rangka Pemikul Momen
(M o m e n t R e s i s t i n g F r a m e )
Sistem Ganda
(Dual System )
Sistem Bandul Terbalik
SISTEM STRUKTUR
Sistem Dinding Penumpu (Bearing Wall System)
Sistem struktur yang tidak memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap, yang beban gravitasinya dipikul oleh dinding penumpu dan sistem bresing, sedangkan beban lateral akibat gaya gempa dipikul oleh dinding geser atau rangka bresing Sistem Rangka Pemikul Momen (Moment
Resisting Frame)
sistem struktur yang pada dasarnya memiliki rangka ruang
pemikul beban gravitasi secara lengkap, sedangkan beban lateral yang diakibatkan oleh gempa dipikul oleh rangka pemikul momen melalui mekanisme lentur. sistem ini terbagi menjadi 3, yaitu
SRPMB (Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa), SRPMM (Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah), dan SRPMK (Sistem