LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN EPILEPSI DI RUANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN EPILEPSI DI RUANG
ASTER RSD. dr SOEBANDI KABUPATEN JEMBER ASTER RSD. dr SOEBANDI KABUPATEN JEMBER
disusun guna memenuhi tugas pada Program Pendidikan Profesi Ners (P3N) disusun guna memenuhi tugas pada Program Pendidikan Profesi Ners (P3N)
Stase Maternitas Anak Stase Maternitas Anak
Oleh Oleh Irma Ya
Irma Yanti Hnti Hidayahidayah NIM !"#$!% NIM !"#$!%
PROGRAM PENDIDIKAN PRO&ESI NERS PROGRAM PENDIDIKAN PRO&ESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNI'ERSITAS JEMBER UNI'ERSITAS JEMBER
"$( "$(
.
. PP))n*n*))rrttiaiann
Epilepsi merupakan akibat dari gangguan otak kronis dengan serangan Epilepsi merupakan akibat dari gangguan otak kronis dengan serangan kejang spontan yang
kejang spontan yang berulberulang (Satyanegang (Satyanegara ara dalam Nurarif !"#$)% Epilepsidalam Nurarif !"#$)% Epilepsi adalah gejala kompleks dari gangguan fungsi otak berat yang di&irikan dengan adalah gejala kompleks dari gangguan fungsi otak berat yang di&irikan dengan kejang berulang
kejang berulang% % SehinSehingga epilepsi gga epilepsi bukan merupakbukan merupakan an suatu penyakit tetapisuatu penyakit tetapi merupakan suatu gejala (Smelt'er dalam Nurarif !"#$)%
merupakan suatu gejala (Smelt'er dalam Nurarif !"#$)% Menur
Menurut ut mansjomansjoer er (!""(!"") ) epilepepilepsi si merupmerupakan akan gangggangguan uan kronikronik k otak otak den
dengan gan di di timtimbubulnylnya a gejgejalaalagejgejala ala yayang ng datdatang ang daldalam am seraserangangansnseranerangangan berulang
berulang yang yang disebabkan disebabkan oleh oleh lepasnya lepasnya muatan muatan listrik listrik abnormal abnormal selsel selsel saraf saraf otak yang bersifat re*ersibel dengan berbagai etiologi%
otak yang bersifat re*ersibel dengan berbagai etiologi% Sehin
Sehingga dapat gga dapat disimdisimpulkapulkan n bah+a epilepsi merupakan suatu bah+a epilepsi merupakan suatu gejalagejala bukan
bukan merupakan merupakan suatu suatu penyakit penyakit yang diakibatkan yang diakibatkan oleh oleh gangguan otak gangguan otak kroniskronis kar
karena ena adaadanynya a pelpelepaepasan san mumuatan atan lislistritrik k abnabnormormal al dardari i sel sel sarasaraf f otaotak k yayangng di&irikan dengan kejang berulang%
di&irikan dengan kejang berulang%
"
".. EEttii++,,++**ii
Penyebab epileps pada berbagai kelompok usia (Nurarif !"#$) , Penyebab epileps pada berbagai kelompok usia (Nurarif !"#$) ,
Masalah dasa rnya diperkirakan dari gangguan listrik disritmia pada sel Masalah dasa rnya diperkirakan dari gangguan listrik disritmia pada sel saraf
saraf pada salah satu bagipada salah satu bagian otak yanan otak yang menyebg menyebabkan sel ini mengabkan sel ini mengeluarkeluarkanan mu
muataatan n liliststririk k ababnonormrmalal beberurulalang ng dadan n titidadak k teterkrkonontrtrolol% % -e-erikrikut ut adadalalahah beberapa hal yang dapat menjadi faktor penyebab terjadiny
beberapa hal yang dapat menjadi faktor penyebab terjadinya epilepsi%a epilepsi% #%
#% .d.dioiopapatitik k
Sebagian besar epilepsi pada anak adalah epilepsi pada anak adalah Sebagian besar epilepsi pada anak adalah epilepsi pada anak adalah epilepsi idiopatik%
epilepsi idiopatik% !
!%% /a/aktktoorr hehererediditeter r A
Addaa bbeebbeerraappaa ppeennyyaakkiitt yaany ngg bbeerrssiiffaat t hheerreeddiitteer r yyaanngg disertai bangkitan kejang seperti sklerosis tuberosa neurofibriomatosis disertai bangkitan kejang seperti sklerosis tuberosa neurofibriomatosis angio
angiomatosimatosis s ensepalensepalotrigeotrigeminal minal fenilkfenilketonuetonuria ria hipophipoparatiroaratiroidismeidisme hipoglikemia%
hipoglikemia% 3%
3% /a/aktktor gor genenetetik ik
Pada kejang demam dan
0% 1elainan kongenital otak
Atropi forensepali agenesis korfus kalosum% 2% angguan metabolik
4ipoglikemia hipokalsimia hiponatremia hipernatremia%
$% .nfeksi, radang yang disebabkan bakteri atau *irus pada otak dan selaputnya toksoplasmosis%
% 5rauma, 1ontusio serebri hematoma subaraknoid hematoma subdural% 6% Neoplasma7tumor otak dan selaputnya%
8% 1elainan pembuluh darah malformasi penyakit kolagen% #"% 1era&unan, timbal (Pb) kamper (kapur barus)%
##% 9ainlain, penyakit darah gangguan keseimbangan hormon degenerasi serebral%
#. Tanda dan *)-a,a
Menurut manifestasi klinisnya kejang dibagi menjadi kejang parsial yang berasal dari salah satu bagian hemisfer serebri dan kejang umum dimana kedua hemisfer otak terlibat se&ara bersamaan
-erdasarkan tanda klinik dan data EE kejang pada epilepsi dibagi menjadi (Nurarif !"#$) ,
#% 1ejang umum (generalized seizure) : jika akti*asi terjadi pada kedua hemisfer otak se&ara bersamasama% Pasien tidak sadar dan tidak mengetahui keadaan sekelilingnya saat mengalami kejang% 1ejang biasanya tidak didahului adanya a+itan7peringatan (Pri&e dan ;ilson !""$)% 1ejang umum dibagi atas,
a. Tonic-clonic convulsion (grand mal)
Merupakan kejang epilepsi yang klasik% -iasanya akan dia+ali dengan hilangnya kesadaran dengan &epat% Pasien akan kehilangan posisi berdirinya tibatiba jatuh kejang napas terengahengah keluar airliur bisa terjadi sianosis mengompol7inkontinensia urin lidah tergigit terjadi beberapa menit% 1eseluruhan kejang bisa berlangsung selama 3 2 menit dan diikuti oleh periode tidak sadar yang mungkin berlangsung
selama beberapa menit hingga 3" menit% Setelah sadar pasien mungkin tampak kebingungan agak stupor atau bengong% 5ahap ini disebut sebagai periode pascaiktus. <mumnya pasien tidak dapat mengingat kejadian kejangnya (Pri&e dan ;ilson !""$)%
b. Abscence attacks/lena (petit mal)
=enis kejang yang jarang terjadi umumnya hanya terjadi pada masa anakanak atau a+al remaja (Nurarif !"#$)% 1ejang ini biasanya berlangsung dalam +aktu yang singkat jarang berlangsung lebih dari beberapa detik% Sebagai &ontoh mungkin pasientibatiba menghentikan pembi&araan menatap kosong atau berkedipkedip dengan &epat% Pasien mungkin mengalami kejang satu atau dua kali kejang sebulan atau beberapa kali dalam sehari (Pri&e dan ;ilson !""$)%
c. Myoclonic seizure
-iasanya terjadi pada pagi hari setelah bangun tidur pasien mengalami sentakan yang tibatiba%
d. Atonic seizure
=enis kejang ini jarang terjadi% -iasanya pasien tibatiba kehilangan ktekuatan otot disertai lenyapnya postur tubuh (drop attacks).
!% 1ejang parsial7fo&al jika dimulai dari daerah tertentu dari otak dan biasanya berkaitan dengan kelainan struktural otak (Pri&e dan ;ilson !""$)% 1ejang parsial terbagi menjadi ,
a. Simple partial seizure
Pasien tidak kehilangan kesadaran terjadi sentakansentakan pada bagian tertentu dari tubuh% -iasanya berlangsung kurang dari # menit% b. omple! partial seizure
Pasien melakukan gerakangerakan yang tidak terkendali dan tidak bertujuan , gerakan mengunyah meringis menge&apnge&apkan bibir
dan gejala lain yang tidak terkendali dan tidak bertujuan% -iasanya berlangsung selam #3 menit pasien sadar namun tidak dapat mengingat tindakan saat kejang berlangsung% /okus kejang jenis ini umumnya terletak di lobus temporalis medial atau frontalis inferior%
!.Pat+i/i+,+*i
Otak merupakan pusat penerima pesan (impuls sensorik) dan sekaligus merupakan pusat pengirim pesan (impuls motorik)% Otak ialah rangkaian berjutajuta neuron% Pada hakekatnya tugas neuron ialah menyalurkan dan mengolah akti*itas listrik saraf yang berhubungan satu dengan yang lain melalui sinaps% >alam sinaps terdapat 'at yang dinamakan neurotransmiter% Asetilkolin dan norepinerprine ialah neurotranmiter eksitatif sedangkan 'at lain yakni A-A (gamaaminobutiri&a&id) bersifat inhibitif terhadap penyaluran akti*itas listrik sarafi dalam sinaps% -angkitan epilepsi di&etuskan oleh suatu sumber gaya listrik di otak yang dinamakan fokus epileptogen% >ari fokus ini akti*itas listrik akan menyebar melalui sinaps dan dendrit ke neron neron di sekitarnya dan demikian seterusnya sehingga seluruh belahan hemisfer otak dapat mengalami muatan listrik berlebih (depolarisasi)% Pada keadaan demikian akan terlihat kejang yang mulamula setempat selanjutnya akan menyebar ke bagian tubuh7anggota gerak yang lain pada satu sisi tanpa disertai hilangnya kesadaran% >ari belahan hemisfer yang mengalami depolarisasi akti*itas listrik dapat merangsang substansia retikularis dan inti pada talamus yang selanjutnya akan menyebarkan impulsimpuls ke belahan otak yang lain dan dengan demikian akan terlihat manifestasi kejang umum yang disertai penurunan kesadaran%
Perubahanperubahan metabolik yang terjadi selama dan segera setelah kejang sebagian disebabkan oleh meningkatkannya kebutuhan energi akibat hiperakti*itas neuron% Selama kejang kebutuhan metabolik se&ara drastis meningkat lepas muatan listrik selsel saraf motorik dapat meningkat menjadi #""" per detik% Aliran darah otak meningkat demikian juga respirasi dan glikolisis jaringan% Asetilkolin mun&ul di &airan serebrospinalis (?SS) selama dan setelah kejang% Asam glutamat mungkin mengalami deplesi (proses berkurangnya &airan atau darah dalam tubuh terutama karena pendarahan: kondisi yang diakibatkan oleh kehilangan &airan tubuh berlebihan) selama akti*itas kejang%
0.P)m)ri1/aan Dia*n+/ti1
Ele&troen&ephalogram (EE) merupakan pemeriksaan penunjang yang informatif yang dapat memastikan dianosis epilepsi jika ditemukan pola EE yang bersifat khas epileptik baik terekam saat serangan maupun di luar serangna berupa gelombang run&ing gelombang paku run&ing lambat paku lambat%
Pemeriksaan tambahan lain yang juga bermanfaat adalah pemeriksaan foto polos kepala (?5 S&an dan M@.) yang berguna untuk mendeteksi adanya fraktur tulang tengkorak hematoma infark tumor hidrosefalus% Pemeriksaan lain yang juga dapat menunjang adalah pemeriksaan laboratorium yang bertujuan untuk memastikan adanya kelainan sistemik seperti hipoglikemia
hiponatremia uremia dan lainlain (Mansjoer Arif !"")%
(.P)nata,a1/anaan
5ujuan utama pengobatan epilepsi adalah ter&apainya kualitas hidup pasien yang optimal% ada beberapa &ara untuk men&apai tujuan tersebut antara lain menghentikan bangkitan mengurangi frekuensi bangkitan tanpa efek samping ataupun dengan efek samping seminimal mungkin serta menurunkan angka kesakitan kematian%
#% Non farmakologi a% Amati faktor pemi&u
b% Menghindari faktor pemi&u (jika ada) misalnya stress konsumsi kopi7alkohol perubahan jad+al tidur terlambat makan dll%
!% /armakologi
>alam farmakoterapi terdapat prinsipprinsip penatalaksanaan untuk epilepsi yaitu ,
a% Obat anti epilepsi (OAE) mulai diberikan apabila diagnosa epilepsi sudah dipatikan terdapat minimum ! kali bangkitan dalam setahun% Selain itu pasien dan keluarganya harus terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai tujuan pengobatan dan efek samping dari pengobatan tersebut% b% 5erapi dimlai dengan monoterapi
&% Pemberian obat dimulai dari dosis rendah dan dinaikkan se&ara bertahap sampai dengan dosis efektif ter&apai atau timbul efek samping obat
d% Apabila dengan penggunaan OAE dosis maksimum tidak dapat tmengontrol bangkitan maka ditambahkan OAE kedua dimana bila sudah men&apai dosis terapi maka OAE pertama dosisnya diturunkan se&ara perlahan
e% Adapun penambahan OAE ketiga baru diberikan setelah terbukti bangkitan tidak terkontrol dengan pemberian OAE pertama dan kedua% Menggunakan obatobat anti epilepsi yaitu ,
#% Obatobat yang meningkatkan inakti*asi kanal Na,
.nakti*asi kanal Na menurunkan kemampuan saraf untuk
menghantarkan muatan listrik% ?ontoh , fenitoin karbama'epin lamotrigin okskarba'epin e*alproat%
!% Obatobatan yang meningkatkan transmisi inihibitori A-Aergik ,
a% Agonis reseptor A-A meningkatkan transmisi inhibitori dengan mengaktifkan kerja reseptor A-A&ontoh , ben'odia'epin barbiturat% b% Menghambat A-A transaminase konsentrasi A-A meningkat
&ontoh , *igabatrin% Menghambat A-A trmnasportase memperlambat aksi A-A &ontoh , titagabin%
&% Meningkatkan konsentrasi A-A pada ?SS pasien mungkin dengna menstimulasi pelepasan A-A dari non*esikular pool &ontoh , abapentin%
Setelah bangkitan terkontrol dalam jangka +aktu tertentu OAE dapat dihentikan tanpa kekambuhan% Pada anakanak dengan epilepsipenghentian sebaiknya dilakukan se&ara bertahap setelah ! tahun bebas dari bangkitan kejang% Sedangkan pada orang de+asa penghentian membutuhkan +aktu lebih lama yaitu sekitar 2 tahun% Ada ! syarat yang penting diperhatikan ketika hendak menghentikan OAE yaitu (1elompok Studi Epilepsi PE@>OSS. dalam Nurarif !"#$) ,
#% Syarat umum yang meliputi ,
a% Penghentian OAE yang telah didiskusikan lebih dahulu dengan pasien7keluarga dimana pasien sekurangkurangnya ! tahun bebas bangkitan%
b% ambaran EE normal
&% 4arus dilakukan se&ara bertahap umumnya !2B dari dosis semula setiap bulan dalam jangka +aktu 3$ bulan
d% -ila pasien menggunakan lebih dari # OAE maka penghentian dimulai dari # OAE yang bukan utama%
!% 1emungkinan kekambuhan setelah penghentian OAE
a% <sia semakin tua maka semakin tinggi kemungkinan kekambuhannya b% Epilepsi simtomatik
&% ambaran EE abnormal
d% Semakin lamanya bangkitan belum dapat dikendalikan e% Penggunaan OAE lebih dari #
f% Masih mendapatkan # atau lebih bangkitan setelah memulai terapi g% Mendapat terapi #" tahun atau lebih
h% 1ekambuhan akan semakin ke&il kemungkinannya jika pasien telah bebas bangkitan selama 32 tahun atau lebih dari 2 tahun% =ika bangkitan timbul kembali maka pengobatan menggunakan dosis efektif terakhir kemudian e*aluasi%
-erikut adalah tabel pemilihan OAE berdasarkan jenis bangkitan menurut 1elompok Studi Epilepsi PE@>OSS. dalam Nurarif !"#$)
5abel !%!% >aftar OAE yang umum digunakan dan indikasinya
J)ni/ 2an*1itan OAE Lin) 3)rtama OAE Lin) 1)d4a OAE yan* di3)rtim2an*1an OAE yan* dihindari -angkitan umum 5onik klonik Sodium *alproat 9amotrigine 5opiramate ?arbama'epine ?loba'am 9e*etira&etam OC&arba'epine ?lona'epam Phenobarbital Phenytoin A&eta'olamide -angkitta n lena Sodium *alproat 9amotrigine ?loba'am 5opiramate ?arbama'epine abapentin OC&arba'epine
mioklonik *alproat 5opiramate 5opiramate 9e*etira&etam 9amotrigine Pira&etam abapentin OC&arba'epine -angkitan tonik Sodium *alproat 9amotrigine ?loba'am 9e*etira&etam 5opiramate Phenobarbital Phenytoin ?arbama'epine OC&arba'epine -angkitan atonik Sodium *alproat 9amotrigine ?loba'am 9e*etira&etam 5opiramate Phenobarbital A&eta'olamide ?arbama'epine OC&arba'epine Phenytoin -angkitan fokal dg atau tanpa bangkitan umum ?arbamaepine OC&arba'epine Sodium *alproat 5opiramate 9amotrigine ?loba'am abapentin 9e*etira&etam Phenytoin 5iagabine ?lona'epam Phenobarbital a&eta'olamide
Sumber, 1elompok Studi Epilepsi PE@>OSS. dalam Nurarif ( !"#$)%
5. >is&harge planning
#% Epilepsi mun&ul pada bayi dari ibu yang menggunakan obat antikon*ulsi yang digunakan sepanjang kehamilan
!% @esiko tinggi pada ibuibu tenaga kerja +anita dengan latar belakang sulit melahirkan penggunaan obatobatan >M atau 4ipertensi
3% .nfeksi pada masa anakanak (&ak penyakit gondongan meningitis bakteri) harus dikontrol dengan *aksinasi yang benar
0% Program skrining untuk mengidentifikasi anak gangguan kejang pada usia dini dan usia dini dan program pen&egahan dengan penggunaan obatobat antikon*ulsan sesuai aturan
2% Mengurangi rasa takut terhadap kejang dengan mengetahui penyebab dan &ara penanganan kejang itu sendiri
$% 1ontrol gaya hidup dan lingkungan karena dapat men&etuskan kejang gangguan emosi stressor lingkungan baru a+itan menstruasi pada +anita atau demam
% .stirahat &ukup dan olahraga se&ara rutin dan terkontrol
6% 4indari minuman beralkohol dan merokok serta konsumsi makanan yang banyak mengandung *itamin
8% 1onsultasi kepada tim medis jika kejang berulang%
-erikut ini adalah pera+atan yang dapat dilakukan saat serangan kejang terjadi dan saat setelah terjadinya kejang
Saat kejang
#% -erikan pri*asi dan perlindungan untuk pasien yang mengalami kejang
!% Melindungi kepala dengan bantalan untuk men&egah terjadinya &edera (dari membentur permukaan keras)
3% 9epas pakaian yang ketat
0% Singkirkan semua perabot yang dapat men&ederai pasien selama kejang
2% =ika pasien di tempat tidur singkirkan bantal dan tinggikan site rail $% =ika aura mendahuluui kejang masukkan spatel lidah yang diberi
bantalan diantara gigigigi untuk mengurangi lidah7pipi tergigit
% =angan berusaha untuk membuka rahang yang terkatup pada keadaan spasme untuk memasukkan sesuatu% igi patah dan &edera pada bibir dan lidah dapat terjadi karena tindakan ini%
6% =angan merestrain7mengikat pasien selama kejang berlangsung karena akan dapat men&ederai pasien
8% =ika mungkin posisikan pasien miring kiri7kanan dengan kepala fleksi ke depan yang memungkinkan lidah jatuh dan memudahkan pengeluaran air liur dan mukosa% =ika disediakan pengisap gunakan jika perlu untuk membersihkan sekret%
Setelah kejang
#% Pertahankan pasien pada salah satu sisi untuk men&egah aspirasi% Dakinkan bah+a jalan napas pasien paten
!% -iasanya terdapat periode konfusi setelah kejang grand mal
3% Periode apnea pendek dapat terjadi selama atau se&ara tibatiba setelah kejang
0% Pasien pada saat bangun harus diorientasikan terhadap lingkungan
2% =ika pasien mengalami serangan berat setelah kejang (postiktal) &oba untuk menangani situasi dengan pendekatan yang lembut dan memasang restrain yang lembut%
Path+ay
Periode pelepasan impuls yang tidak diinginkan
Sel sel memberikan muatan listrik yang abnormal berlebihan se&ara berulang dan tidak terkontrol ( dirsitmia )%
angguan pada system listrik dari sel sel saraf pusat pada suatu bagian otak
Aktifitas kejang umum lama akut tanpa perbaikan kesadaran penuh diantara serangan
1ebutuhan metaboli& besar
1erusakan otak
angguan pernapasan 4ipoksia otak
Edema
Penurunan kesadaran Status Epileptikus
1ejang umum /aktor Predisposisi ,
#% Pas&a trauma kelahiran asfiksia neonatorum pas&a &edera kepala !% @i+ayat bayi dari ibu yang menggunakan obat antikon*ulsan 3% @i+ayat dari ibu yag mempunyai resiko tinggi
0% Adanya ri+ayat penyakit infeksi pada masa kanak kanak 2% Adanya ri+ayat kera&unan
$% @i+ayat gangguan sirkulasi serebral % @i+ayat demam tinggi
6% @i+ayat gangguan metabolisme dan nutrisi atau gi'i 8% @i+ayat intoksikasi obat obatan atau al&ohol
#"% @i+ayat tumor otak abses dan kelainan bentuk ba+aan ##% @i+ayat keturunan epilepsi
B. K+n/)3 A/4han K)3)ra6atan A. P)n*1a-ian
Pengkajian pada pasien dengan epilepsi antara lain, #% keluhan utama
terjadinya kejang berulang !% @i+ayat kesehatan
@i+ayat kesehatan sekarang , faktor ri+ayat penyakit saat ini sangat penting diketahui karena untuk mengetahui pola dari kejang klien%
5anyakan dengan jelas tentang gejala yang timbul seperti kapan mulai serangan stimulus yang menyebabkan respons kejang dan seberapa auh aat kejang dengan respons fisik dan psikologis dari klien%
5anyakan faktorfaktor yang memungkinkan predisposisi dari serangan epilepsi apakah sebelumnya klien pernah mengalami trauma kepala dan infeksi serta kemana saja klien sudah meminta pertolongan setelah mengalami keluhan%
Penting juga ditanyakan tentang pemakaian obat sebelunya seperti pemakaian obatobatan antikon*ulsan antipiretik dll% dan ri+ayat
kesehatan masa lalu ri+ayat kesehatan keluarga% 3% @i+ayat penyakit dahulu
R)/i1+ 7)d)ra 1)-an* 2)r4,an* Peka rangsang 1ejang parsial
@espon pas&a kejang (postikal)
@espon fisik ,
a% konfusi dan sulit bangun
b% keluhan sakit kepala7 otot
a% nyeri akut
b% defi&it pera+atan diri
a%1etakutan
b%koping indi*idu inefektif @espon psikologis ,
a% ketakutan
b% respon penolakan &% penurunan nafsu makan d% depresi
e% menarik diri
angguan perilaku alam perasaan sensasi dan
Penyakit yang pernah diderita sebelumnya (apakah mengalami keadaan yang sama seperti sekarang seperti mengalami kejang berulang)%
0% @i+ayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang menderita kejang% 2% Pengkajian Psikososiospiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien juga penting untuk menulai respons emosi klien terhadap kondisi pas&akejang%nsetelah mengalami kejang klioen sering mengalami perubahan konsep diri yang maladaptif% 1lien akan lebih banyak
menarik diri ketakutan akan serangan kejang berulang dan depresi akan prognosis dari kondisi yang akan datang%
a% Akti*itas dan istirahat
ejala yaitu keletihan kelemahan umum keterbatasan dalam berakti*itas yang ditimbulkan oleh diri sendiri atau orang lain% 5anda yaitu perubahan tonus kekuatan otot gerakan in*olunter kontraksi otot atau sekumpulan otot%
b% Sirkulasi%
ejala yang terjadi saat kejang, tekanan darah meningkat peningkatan nadi sianosis peningkatan frekuensi pernafasan%
Setelah kejang, tandatanda *ital kembali normal &% Eliminasi%
ejala yaitu inkontinesia ditandai dengan (saat kejang), peningkatan tekanan kandung kemih dan tonus sfingter setelah kejang , otot relaksasi yang mengakibatkan inkontinensia baik urine maupun fekal%
d% Makanan dan &airan%
ejalanya yaitu sensiti*itas terhadap makanan mual dan muntah yang berhubungan dengan akti*itas kejang% >itandai dengan kerusakan jaringan lunak dan gigi (&edera selama kejang)%
ejalanya yaitu ri+ayat sakit kepala kejang berulang pingsan pusing dan memliki ri+ayat trauma kepala anoksia infeksi &erebral adanya aura (rangsangan audio*isiual auditorius area halusinogenik)% >itandai dengan kelemahan otot paralisis kejang umum (kompleks) kejang parsial (sederhana)%
f% Pernafasan%
ejalanya yaitu fase kejang, gigi mengatup sianosis pernafasan &epat dan dangkal peningkatan sekresi mu&us fase setelah kejang kembali normal%
g% 1eamanan
ejalanya yaitu ri+ayat terjatuh fraktur adanya alergi% >itandai dengan trauma pada jaringan lunak ekimosis penurunan kesadaran kekuatan tonus otot se&ara menyeluruh%
h% .nteraksi sosial
ejalanya yaitu terdapat masalah dalam hubungan interpersonal dalam keluarga atau lingkungan sosialnya melakukan pembatasan penghindaran terhadap kontak sosial%
i% Penyuluhan dan pembelajaran%
ejalanya yaitu adanya ri+ayat epilepsi pada keluarga penggunaan obat maupun ketergantungan obat termasuk alkohol%
$% @i+ayat Pertumbuhan dan perkembangan
ejala penting pertumbuhan yang terganggu pada penderita Epilepsi yaitu berat badan tinggi badan dalam batas normal karena kemampuan menelan masih baik%jangka pendek perkembangan anak yaitu anak menjadi apatis mengalami gangguan bi&ara% Sedangkan dampak jangka panjang adalah penurunan skor tes .F penurunan perkembangn kognitif penurunan integrasi sensori gangguan pemusatan perhatian gangguan penurunan rasa per&aya diri%
Pada pengkaian fisik se&ara umum sering didapatkan pada a+al pas&akejang klien mengalami konfusi dan sulit untuk bangun% Pada
kondisi yang lebih berat sering dijumpai adanya penuruna kesadaran% Pengkajian untuk peristi+a kejang perlu dikaji tentang, -agaimana kejang sering terjadi pada klien tipe pergerakan atau aktifitas berapa lama kejang berlangsung diskripsi aura yang menimbulkan peristi+a status poskial lamanya +aktu klien untuk kembali kejang adanya inkontinen selama kejang%
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan $- yaitu, a% -# (-reathing)
Saat kejang, terjadi peningkatan frekuensi pernafasan setelah kejang, frekuensi nafas dalam batas normal%
b% -! (-lood)
Pengkajian pad asitem kardio*askuler terutama dilakukan pada klien epilepsi tahap lanjut apabila klien sudah mengalami syok%
&% -3 (-rain)
Pada pasien epilepsy tidak terjadi penurunan kesadaran% d% -0 (-ladder)
Pemeriksaan pada sitem kemih biasanya didapatkan berkurangnya *olume output urine hal ini berhubungan dengan penurunan perfusi dan penurunan &urah jantung keginjal%
e% -2 (-o+el)
Mual sampai muntah dihubungkan dengan peningkatan produksi asam lambung% Pemenuhan nutrisi pada klien epilepsi menurun karena anoreksia dan adanya kejang%
f% -$ (-one)
Pada fase akut setelah kejang sering didapatkan adanya penurunan kekuatan otot dan kelemahan fisik se&ara umum sehingga
mengganggu aktifitas pera+atan diri% 6% pemeriksaan syaraf kranial
• Saraf . (Olfaktorius) , biasanya pada klien epilepsy tidak ada kelainan dan fungsi pen&iuman
• saraf .. (Optikus) , tes ketajaman penglihatan pada kondisi normal% • saraf ... (Okulomotorius) .G (5ro&hlearis)dan G. (Abdusen) , dengan
alas an yang tidak di ketahui klien epilepsy mengalami fotofobia(sensiti*e berlabihan terhadap &ahaya)
• saraf G (5rigeminus) , pada klien epilepsy umumnya tidak didapatkan paralisis pada otot +ajah dan refleC kornea biasanya tidak ada
kelainan
• saraf G.. (/a&ialis) , presepsi penge&apan dalam batas normal +ajah simetris%
• Saraf G... (Auditorius) , tidak di temukan adanya tuli konduktif dan tuli perspsi%
• Saraf .H (losofaringeus) dan H (Gagus) , kemampuan menelan baik • Saraf H. (A&&e&orius) , tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus
dan trape'ius
• Saraf H.. (4ipoglosus) , lidah simetris tidak ada de*iasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi indra penge&apan normal%
B. Dia*n+/a
#% @esiko &edera b%d kejang berulang ketidaktahuan tentang epilepsi dan &ara penanganan saat kejang serta penurunan tingkat kesadaran%
!% @esiko keterlambatan perkembangan b7d gangguan pada syaraf pusat 3% 1e&emasan (pada keluarga) b%d kejang berulang penyakit yang diderita% 0% resiko ketidak efektifan perfusi jaringan &erebral
8. P)r)n7anaan
>C 5ujuan .nter*ensi @asional
@esiko &edera b%d kejang berulang ketidaktahuan tentang epilepsi dan &ara
penanganan saat
kejang
Setelah dilakukan tindakan kepera+atan klien bebas dari &edera yang disebabkan oleh kejang dengan kriteria,
a% 1lien dan keluarga mengetahui &ara mengontrol kejang% b% Menghindari stimulus kejang% &% Melakukan pengobatan teratur untuk menurunkan intensitas kejang%
#% 1aji tingkat pegetahuan klien dan keluarga &ara penanganan kejan
!% Anjurkan keluarga agar mempersiapkan lingkungan yang aman seperti memasang batasan ranjang atau paan pengaman dan alat su&tion untuk selalu berada dekat klien% 3%Anjurkan untuk mempertahankan
tirah baring total selama fase akut%
0% 1olaborasi pemberian terapi anti kejang (dia'epam)
#% #% >ata dasar untuk inter*ensi selanjutnya%
!% !% Melindungi klien apabila kejang terjadi%
3% 3% Mengurangi risiko jatuh atau terluka jika *ertigo sinkope dan ataksia terjadi%
0% 0% 5erapi medikasi untuk menurunkan respons kejang berulang% @esiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan Perkembangan pertumbuhan,
Setelah dilakukan asuhan
Peningkatan Perkembangan anak #) bina hubungan saling per&aya
dengan pasien
#% meningkatkan keper&ayaan dan agar anak mau kontak dengan
gangguan syaraf pusat kepera+atan perkembangan pasien berangsur meningkat
dengan kriteria hasil, a% dapat mempraktikkan
kebiasaan yang baik (gosok gigi minimal !C sehari)
b% bermain dalam kelompok &% menunjukkan kreati*itas
dalam permainan d% mengikuti perintah
!) bantu anak melatih kebutuhan sehari harinya (makan toileting gosok gigi &u&i tangan
mengenakan pakaian)
3) ajak anak mengobrol dan bernyanyi 0) ajak anak menggambar me+arnai 2) mengajak anak bermain dengan
teman teman dalam satu grup
pera+at
!% membantu pemenuhan kemampuan motorik kasar anak
3% melatih kemampuan bahasa anak
0% melatih kemampuan motorik halus pasien
2% melatih kemampuan sosial anak 1e&emasan (pada keluarga) b%d kejang berulang penyakit yang diderita Setelah dilakukan tindakan kepera+atan ke&emasan keluarga hilang atau berkurang dengan kriteria hasil,
a% 1eluarga dapat
mengenal perasaannya
b% 1eluarga dapat
#% #% -antu keluarga mengekspresikan rasa takut%
!% 9akukan kerja sama dengan keluarga%
3% 3% Ajarkan keluarga untuk kontrol kejang%
2% 0% -eri lingkungan yang tenang untuk istirahat pasien
$% 2% -erikan penjelasan tentang keadaan klien7penyakit yang
#% #%1etakutan yang berkelanjutan memberikan dampak psikologis yang tidak baik%
!% !% 1erja sama klien dan keluarga sangat penting
3% 3% 1ontrol kejang bergantung pada aspek pemahaman dan kerja sama klien% 1lien dianjurkan untuk mengikuti
gangguan syaraf pusat kepera+atan perkembangan pasien berangsur meningkat
dengan kriteria hasil, a% dapat mempraktikkan
kebiasaan yang baik (gosok gigi minimal !C sehari)
b% bermain dalam kelompok &% menunjukkan kreati*itas
dalam permainan d% mengikuti perintah
!) bantu anak melatih kebutuhan sehari harinya (makan toileting gosok gigi &u&i tangan
mengenakan pakaian)
3) ajak anak mengobrol dan bernyanyi 0) ajak anak menggambar me+arnai 2) mengajak anak bermain dengan
teman teman dalam satu grup
pera+at
!% membantu pemenuhan kemampuan motorik kasar anak
3% melatih kemampuan bahasa anak
0% melatih kemampuan motorik halus pasien
2% melatih kemampuan sosial anak 1e&emasan (pada keluarga) b%d kejang berulang penyakit yang diderita Setelah dilakukan tindakan kepera+atan ke&emasan keluarga hilang atau berkurang dengan kriteria hasil,
a% 1eluarga dapat
mengenal perasaannya
b% 1eluarga dapat
#% #% -antu keluarga mengekspresikan rasa takut%
!% 9akukan kerja sama dengan keluarga%
3% 3% Ajarkan keluarga untuk kontrol kejang%
2% 0% -eri lingkungan yang tenang untuk istirahat pasien
$% 2% -erikan penjelasan tentang keadaan klien7penyakit yang
#% #%1etakutan yang berkelanjutan memberikan dampak psikologis yang tidak baik%
!% !% 1erja sama klien dan keluarga sangat penting
3% 3% 1ontrol kejang bergantung pada aspek pemahaman dan kerja sama klien% 1lien dianjurkan untuk mengikuti
mengidentifikasi penyebab atau faktor
yang mempengaruhi ke&emasan atau
ketakutan yang
dialaminya%
diderita pasien kepada keluarga 6%
gaya hidup rutin reguler dan sedang diet (menghindari stimulan yang berlebuhan) latihan dan istirahat tidur% 0% Akti*itas sedang adalah terapi yang baik karena penggunaan energi yang berlebihan dapat dihindari%
2% Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak perlu% $%
mengidentifikasi penyebab atau faktor
yang mempengaruhi ke&emasan atau
ketakutan yang
dialaminya%
diderita pasien kepada keluarga 6%
gaya hidup rutin reguler dan sedang diet (menghindari stimulan yang berlebuhan) latihan dan istirahat tidur% 0% Akti*itas sedang adalah terapi yang baik karena penggunaan energi yang berlebihan dapat dihindari%
2% Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak perlu% $%
DA&TAR PUSTAKA
loria dkk% !"#$% Nursing .nter*ention ?lassifi&ation (N.?) % $th edition% Else*ier
.n&
=ohnson M dkk% !"#$% Nursing Out&ome ?lassifi&ation (NO?) % $th edition%
Else*ier .n&%
NAN>A% !"#2% "iagnosis #epera$atan. "e%inisi & #lasi%ikasi . '*-'+. ,disi . =akarta , E?%
Nurarif A%4 I 1usuma 4%1% !"#$% Aplikasi Asuhan #epera$atan erdasarkan "iagnosa Medis & A"A -0. 1ilid . Dogyakarta , Media A&tion
Publishing%
Mansjoer Arief% !""% #apita Selekta #edokteran. ,disi ketiga 1ilid '. =akarta , Media Aes&ulaplus%
Pri&e Syl*ia A I ;ilson 9orraine M% !""$% 2ato%isiologi 3 #onsep #linis 2roses-2roses 2enyakit. ,disi 4 5olume '. =akarta , E?%
DA&TAR PUSTAKA
loria dkk% !"#$% Nursing .nter*ention ?lassifi&ation (N.?) % $th edition% Else*ier
.n&
=ohnson M dkk% !"#$% Nursing Out&ome ?lassifi&ation (NO?) % $th edition%
Else*ier .n&%
NAN>A% !"#2% "iagnosis #epera$atan. "e%inisi & #lasi%ikasi . '*-'+. ,disi . =akarta , E?%
Nurarif A%4 I 1usuma 4%1% !"#$% Aplikasi Asuhan #epera$atan erdasarkan "iagnosa Medis & A"A -0. 1ilid . Dogyakarta , Media A&tion
Publishing%
Mansjoer Arief% !""% #apita Selekta #edokteran. ,disi ketiga 1ilid '. =akarta , Media Aes&ulaplus%
Pri&e Syl*ia A I ;ilson 9orraine M% !""$% 2ato%isiologi 3 #onsep #linis 2roses-2roses 2enyakit. ,disi 4 5olume '. =akarta , E?%