• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MUSIM TERHADAP KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR KOMUNITAS IKAN DI PERAIRAN BATANG BUNGO KABUPATEN BUNGO, PROPINSI JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MUSIM TERHADAP KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR KOMUNITAS IKAN DI PERAIRAN BATANG BUNGO KABUPATEN BUNGO, PROPINSI JAMBI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1. Pendahuluann

Batang Bungo adalah perairan satu diantara sungai utama di Kabupaten Bungo, dan perairan terbuka yang memiliki panjang sungai mencapai kurang lebih 50 km. Sebagai perairan terbuka, banyak pemanfaatan perairan tersebut sebagai usaha penangkapan ikan oleh masyarakat dan budidaya perikanan serta jasa transportasi. Disamping itu, masyarakat di sepanjang pinggiran Sungai Batang Bungo juga dimanfaatkan untuk kegiatan mencuci, mandi dan jamban ( MCK ) (Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, 2009). Sungai mampu mengambarkan perubahan keberadaan biota diperairan dan fungsi komunitas sepanjang sungai, hingga perbedaan gradient dari hulu sampai ke hilir.

Sungai dipandang sebagai satu kesatuan ekosistem dengan seluruh komponenennya yang merupakan kesatuan yang terintegral hulu-hilir dan harus dipandang sebagai ekosisitem yang terbuka (open ecosystem), yang memberikan dampak kehilir dari semua kejadian dihulu (Syandri, 2007).

Komponen tersebut antara lain berupa morfologi sungai, arus air, tekstur substrat. Bahan pencemar merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan kualitas air sungai. Perubahan kedalaman air akibat musim hujan dan kemarau tentu mempengaruhi kondisi kualitas air (Hartoto, 2000), dan komposisi dan keragaman ikan diperairan sungai (Sulistiyarto dkk, 2007). keberadaan struktur komunitas ikan merupakan ABSTRAK

Sungai Batang Bungo merupakan perairan terbuka dengan tingkat pemanfaaatan relative tinggi. Kondisi ini di duga juga akan menyebabkan keanekaragaman ikan dan kualitas perairan akan terdegradasi. Keberlanjutan sumber perikanan dari ancaman turunnya komposisi jenis dan keanekaragaman ikan sangat perlu diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh musim terhadap terhadap komposisi jenis, struktur komunitas dan faktor lingkungan perairan yang pengaruhi keanekaragaman ikan pada sungai Batang Bungo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Musim berpengaruh pada komposisi ikan dengan nilai keanekaraman dan keseragaman ikan sungai Batang Bungo berkategori rendah dan mengindikasikan ada tekanan lingkungan. Faktor lingkungan kuat pengaruhi keanekaragaman ikan adalah TSS, DO bernilai negatif sedangkan kecerahan dan pH bernilai positip terhadap keanekaragaman ikan di sungai Batang Bungo.

Kata kunci. Komposisi jenis, Keaneka ragaman ikan, musim sungai Batangn Bungo. PENGARUH MUSIM TERHADAP KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR KOMUNITAS IKAN DI PERAIRAN BATANG BUNGO KABUPATEN BUNGO,

PROPINSI JAMBI

SYAFRIALDI , RINI HERTATI , BUDIYONO Fakultas Perikanan, Universitas Muara Bungo , Jambi

Dinas Perikanan Kabupaten Bungo, Jambi. Syafrialdi_umb@ymail.com

(2)

interprestasi kondisi fisika dan kimia di perairan (Mendonca et al., 2005; Kouame et al., 2008). Oleh Karen itu Kajian mengenai komposisi dan keanekaragaman ikan disungai Batang Bungo sangat perlu dilakukan untuk kegiatan konservasi.

Beberapa penelitian telah melaporkan keragaman dan distribusi ikan disungai dipengaruhi oleh perbedaan microhabitat (Shervette et al., 2007), komposisi dan distribusi ikan diperairan ditentukan oleh kedalaman air dan aktifitas di pinggiran maupun dibadang sungi (Eikaas & McIntosh, 2006; Jenkins et al., 2010) Selanjutunya Lipsey and Cullen (2007) melaporkan bahwa kesesuaian habitat merupakan faktor penentu kehadiran suatu spesies. Namuan belum ketahuinya pengaruh musim terhadap komposisi jenis dan struktur komunitas ikan di sungai sungai Batang Bungo. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh musim terhadap terhadap komposisi jenis, struktur komunitas dan faktor lingkungan perairan pengaruhi keanekaragaman ikan pada sungai batang Bungo .

2. Metode Penelitian

Sampel ikan dikoleksi dari tiga lokasi yang telah ditetapkan berdasarkan purposive sampling berdasarkan tujuan dengan memperhatikan kondisi perairan. Penelitian ini dilakukan pada tiga stasiun, stasiun Tebat, stasiun Sungai Pinang dan stasiun Tanjung Gedang. Lokasi Tebat terletak Desa Tebat terletak pada koordinat 01O32’260” LS dan 102O01’862”BT dengan ketinggian 70 dpl. Lokasi Desa Sungai Pinang Desa Sungai Pinang terletak pada koordinat 01O28’964”LS dan 102O05’924”BT dengan ketinggian lokasi stasiun 58 dpl. Lokasi Desa

Tanjung Gedang terletak pada koordinat 01O28’484”LS dan 102O07’254”BT dengan ketinggian lokasi stasiun 54 dpl (Gambar 1).

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Sampel Ikan dikoleksi mengacu pada Appelberg, (2000) dan Montanaet al., (2011). Menggunakan jaring dan Jaring insang berukuran panjang 50 meter, lebar 1 meter dengan ukuran mata jaring ¾, 1 dan 3 inchi. Pemasangan jaring dilakukan selama 1 malam pada setiap stasiun (18.00.-07.30) dengan tiga kali ulangan setiap stasiun. Alat tangkap jala yang digunakan berukuran 1,75 inchi, panjang 3 m dengan cara menebarkan pada setiap stasiun selama 3 jam, penangkapan ini dilakukan dari bulan Oktober dan bulan Desember 2015 pada musim hujan dan musim kemarau. Ikan yang tertangkap dikelompokkan berdasarkan stasiunnya dan di identifikasi menggunakan weber & Beauford (1916), Saanin (1986) dan Kotellat et al, (1993). Parameter fisika dan kimia air. fisika air (suhu, kecerahan, kedalaman, kecepatan arus, TSS, TDS) Kimia air (pH, DO, BOD5,

COD, Amonia (NH3),Fosfat,

Kesadahan ), Di bersamaan dengan lokasi pengambilan sampel ikan. Air diambil pada titik (satu dititik tengah

(3)

No Parameter Mewakili musim Hujan

Mewakili musim kemarau Fisika dan Kimia air Tebat Sei.

Pinang Tj. Gedang Tebat Sei. pinang Tj. Gedang 1. Suhu air (oC) 290 290 28.50 29.50 300 29.50 2. Kecerahan (Cm) 26 26 14 35 35 14 3. Kec. Arus 0.66 0.68 0.46 0.31 0.42 0.35 4 . TDS (mg/l) 33.1 27.3 26.2 31.2 26.7 26.3 5. TSS (mg/l) 14 10 22 2 8 60 6. Kedalaman (m) 1.2 3.2 2.5 1.07 2.7 2.2. 7. pH air 6.6 6.4 5.8 6.5 6.4 5.8 8. DO (mg/l) 7.64 8.23 7.6 6.02 7.49 7.05 9. BOD5 (mg/l) 5.0 4.0 15 8.71 9.16 6.39 10. COD (mg/l) 17.60 15.20 43.20 40.30 43.20 37.40 11. NH3-N (mg/l) 0.20 0.29 0.53 0.41 0.60 3.08 12. PO4P (mg/l) 0.99 0.19 0.17 0.64 0.65 1.09 13. Kesadahan (mg/l) <2 <2 <2 <2 <2 120.4 dan kanan kiri sungai) permusim

dengan kedalaman 1 meter dari permukaan air (APHA, 1989; Paller et al., 2013).

Analisis keanekaragaman ikan Shannon-Wiener (Bengen, 2000; Fachrul ,2008), dan keanekaragman serta keseragaman ikan (Bengen, 2000) dan dilanjutkan Uji korelasi kualitas air terhadap Keanekaragaman ikan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui parameter air yang mempengaruhi keanekaragaman ikan dan musim pada komposisi ikan.

3. Hasil dan Pembahasan

Kualitas fisika dan kimia air pada masing- masing stasiun, dapat dilihat pada Tabel 1.

Kondisi kualitas air antara musim hujan dan musim kemarau cendrung berbeda, namun hasil pengukuran semua parameter pada tiga

stasiun menunjukkan kriteria layak untuk kehidupan ikan (PP NO. 82 thn 2001). Perbedaan terjadi pada nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand ) tiga staisiun di musim kemarau lebih tinggi dibandingkan musim hujan, hal ini karena banyak bahan organic yang berasal dari pembusukkan tumbuhan dan hewan yang telah mati dan ditambah limbah rumah tangga. Makin besar BOD suatu perairan menunjukkan konsentrasi bahan organic di air semaikin tinggi (Yudo, 2010). Tingginya Nilai NH3 (amoniak) disebabkan dari aktifitas pertanian dan peternakkan dan biota perairan, ditambah limbah domestik, tingginya amonia menandakan terjadi pencemaran bahan organik yang masuk melalui limpasan air tanah (run-off).

Effendi (2003) menyatakan bahwa sumber nitrogen organik berupa protein, asam amino dan urea. Kesadahan yang Tabel 1. Kualitas fisika air pada musim hujan dan kemarau

(4)

sangat tinggi pada stasiun Tanjung Gedang diduga lokasi tersebut banyaknya aktifitas cuci dari sabun dan detergen.

Kesadahan adalah bentuk reaksi kation-kation yang bereaksi dengan sabun (soap) (Effendi, 2003).

Ikan Hasil tangkapan selama penelitian berjumlah 332 ekor yang terdiri dari 21 spesies (Tabel 2). family Cyrinidae, Bagridae, mastemcelimbae, Pangasidae, siluridae, nandidae, channidae. Jumlah individu 194 musim kemarau dan 138 ekor musim hujan. Perbedaan musim berpengaruh pada kualitas air dan mengakibatkan ikan yang tidak mampu mentoleransi kondisi tersebut saat akan melakukan migrasi.

Hasil Tangkapan ikan selama penelitian didominasi dari famili Cyprinidae dan Bagridae. Kottleat et al. (1993) melaporkan bahwa Cyprinidae adalah famili ikan air yang

banyak dibelahan dunia. Zakaria (1994) dan Nurdawati (2007 ) juga melaporkan bahwa Cyprinidae kelompok ikan air tawar terbesar di Asia Tenggara termasuk diperairan Batang hari Jambi family Cyprinidae mendominasi dan diikuti family Bagridae. Perbedaan komposisi jenis ikan tidak terlepas dari kondisi habitat dan kualitas perairan. Menurut Tejerina-Garro et al.,(2005), kualitas air dan karakteristik habitat menentukan komposisi jenis ikan di suatu perairan. Di samping Kompleknya Tabel 2. Jenis ikan yang tertangkap di musim hujan dan kemarau

Musim hujan Jumlah ekor

Musim kemarau Jumlah ekor

No. Nama spesies

Tebat Sei. Pinang Tj. Gedang Tebat Sei Pinang Tj. Gedang 1. Hemibagrus nemurus/baung 1 1 8 3 1 4

2. Mystus wyckii/baung murai 1 - - - - -

3. Puntius tawarensis/kepang 3 1 - 5 3 - 4. Kriptopterus macrocephalus/lais 2 - 4 1 - 5 5. Puntius schwanefeldi/lampam 8 6 2 21 10 4 6 Cynnoglossus sp/lidah-lidah - 1 - - - - 7. Dangila ocellata/malis 8 24 1 10 21 3 8. Rasbora argyrotaenia/masai 4 5 3 7 8 4 9. Osteochillus hasselti/palau 3 2 4 7 6 5 10. Barbictys laevis/mentulu - 1 1 - 2 2 11. Rasbora pauciperforata/seluang - - - 8 - 4 12. Chela oxygastroides/pimping 14 1 3 18 5 3 13. Chela laubuca/perut-perut - - 4 - - 3 14. Chrossochheilus gnathopogon/semuruk 4 - - 3 - - 15. Bagrichthys hypselopterus/ sengingih 2 - - 5 - -

16. Mystus nigriceps/sengiring 4 7 8 9

17. Mastacembelus sp/tampang ayam 3 - - 2 - -

18. Nandus nandus/beterung - - 1 - 19. Channa striata/gabus - - - - 20. Pangsius poliuranondon/juaro - - - 2 - - 21. Mastecembelus erythotaenia/tilan - 1 - - - - JUMLAH SPESIES 13 10 10 14 9 10 Jumlah Individu 57 50 31 92 65 37

(5)

struktur karakteristik habitat dapat mempertahankan kekayaan jenis ikan yang tinggi, karena memiliki heterogenitas habitat yang lebih besar( Arrington and Winemiller, 2003).

Nilai indeks keanekaragaman, keseragaman, adalah merupakan nilai indeks kajian yang umum digunakan guna menduga kondisi lingkungan perairan dan keberadaan komunitas berdasarkan indikator biologi, stabil atau baiknya kondisi suatu lingkungan (Tabel 3).

Nilai keanekaragaman tertingi pada stasiun tebat (H’= 1.899) dan terendah di staisun Tj.Gedang (H’ =1.053) pada musim kemarau. Nilai keseragaman tertinggi pada stasiun Tebat (E = 0,433) di musim kemarau sedangkan terendah pada stasiun Sei. Pinang (E = 0,283) di musim hujan. Berdasarkan musim keanekaragman ikan dalam kategori sedang dan keseragaman berkategori rendah baik musim kemarau maupun hujan. Rendahnya nilai keseragaman pada ketiga stasiun menunjukkan bahwa keberadaan setiap jenis ikan di perairan dalam kondisi sebaran tidak merata disebabkan ada individu dengan jumlah dominan. Komunitas dengan keanekaragaman spesies yang tinggi apabila terdapat banyak spesies dengan kelimpahan masing-masing spesies tinggi, sebaliknya keanekaragaman spesies rendah

apabila hanya terdapat beberapa jenis yang melimpah (Fachrul, 2008). nilai keseragaman berkisar antara 0-1.

Kriteria nilai keseragaman, jika E mendekati 0 maka kemerataan antara spesies rendah, dan jika E mendekati 1 maka kemerataan antara spesies relatif merata atau jumlah individu masing-masing spesies relatif sama (Jukri dkk, (2013)

Menurut Sugiyono (2005), berdasarkan analisis korelasi Pearson Nilai TSS -0,803 dan DO -0,562 memiliki hubungan negative sangat kuat dan sedang terhadap nilai keanekaragaman ikan. kecerahan 0,713 dan pH 0,880 berpola positip sangat kuat Angka korelasi diatas 0,5 menunjukkann cukup kuat dan dibawah 0,5 menunjukkan korelasi lemah

4. Kesimpulan

Musim berpengaruh pada komposisi ikan pada stasiun Tebat dan Sei. Pinang. Sementara Tanjung Gedang musim tidak mempengaruhi Komposisi ikan. Nilai keanekaraman dan keseragaman ikan sungai Batang Bungo

berkategori rendah dan

mengindikasikan ada tekanan lingkungan. Faktor lingkungan kuat mempengaruhi keanekaragaman ikan

Tabel 3. Nilai Keanekaragaman ( Hi ) dan Nilai Keseragaman ( E) Sungai Batang Bungo

Nilai Indek Keanekaragaman ( Hi )

Nilai Keseragaman atau Equitabilitas ( E) No Musim

Tebat Sei. Pinang

Tj. Gedang Tebat Sei. Pinang

Tj. Gedang

1. Musim Kemarau 1.899 1.380 1.053 0.433 0.314 0.239 2. Musim Hujan 1.757 1.281 1.326 0.388 0.283 0.293

(6)

adalah TSS, DO bernilai negatif sedangkan kecerahan dengan pH bernilai positip terhadap keanekaragaman ikan diperairan Batang Bungo.

DAFTAR PUSTAKA

(APHA) American Public Health Association. 1989. Standard Methods For The Examination Of Water and Waste Water . Ed ke-17. Washington D.C: APHA Appelberg, M., 2000. Swedish

Standard Methods For Sampling Freshwater Fish With Multimesh Gillnets. Fiskeriverket Inform. 1, 1–32 Arrington, D.A. and K.O. Winemiller.

2003. Organization and maintenance of biological diversity in neotropical floodplain rivers. In: Welcomme, R. and T. Petr. (ed.). Proceedings of the Second International Symposium on the Management of Large Riversfor Fisheries Volume II.FAO Regional Office for Asia and the Pacific, Bangkok, Thailand. Bengen, D. G. 2000. Teknik

Pengambilan Contoh dan Analisis Data Biofisik Sumberdaya Pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. IPB. Bogor.

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, 2009, Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan (Revisi) 2009-2011. Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air

bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Jogjakarta

Eikaas HS & McIntosh AR. 2006. Habitat loss through disruption of constrained dispersal

networks. Ecological

Applications, 16:987–998

Fachrul, M. F. 2008. Metode Sampling Bioekologi. Ed ke-2. Jakarta. Penerbit Bumi Aksara.

Jenkins AP, Jupiter SD, Qauqau I, Atherton J. 2010. The importance of ecosystem-based management for conserving migratory pathways on tropical high islands: a case study from Fiji. Aquatic Conservation, 20:224–238

Jukri, M., Emiyarti dan Syamsul, K. 2013. Keanekaragaman Jenis Ikan di Sungai Lamunde Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Mina Laut Indonesia. 01. (01): 23-37 Kottelat, M., S.N. Kartikasari., A.J.

Whitten dan S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Ed. Dua bahasa. Periplus Editions Limited. Jakarta. 293 hal

Kouame KA, Yao SS, Bi GG, Kouamélan EP, N'Douba V, Kouassi NJ. 2008. Influential environmental gradients and patterns of fish assemblages in a

West African basin.

Hydrobiologia, 603:159–169 Lipsey, M. W., And Cullen, F. T.

(2007). The Effectiveness Of Correctional Rehabilitation: A Review Of Systematic Reviews. Annual Review Of Law And Social Science, 3, 297–320.

Mendonça FP, Magnusson WE, Zuanon J. 2005. Relationships between habitat characteristics

(7)

and fish assemblages in small streams of Central Amazonia. Copeia, 4:751-764

Montana, C.G., Choudhary, A, S, K., & Winemiller, K.O. 2011 . Compositional Trends Of Fisheries In The Riverganges, India. Fisheries Management And Ecology 18, 282–296

Nurdawati. 2007. Keanekaragaman dan Distribusi Ikan di Beberapa Tipe Habitat Sungai Batanghari, Propinsi Jambi. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Volume 13 No. 2 Agustus 2007. Hal 71-86. Jakarta

Paller, V, G., Nell, M.C., Corpuz And Ocampo, P. 2013. Diversity And Distribution Of Freshwater Fish Assemblages In Tayabas River, Quezon (Philippines). Philippine Journal Of Science 142 (1): 55-67

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta: Kantor Sekretaris Negara RI. Saanin, H. 1995. Taksonomi Dan Kunci

Identifikasi Ikan. Jilid I Dan II. Penerbit Bina Cipta, Bogor Shervette, V.R., Aguirre, W. E.,

Blacio.E., Cevallos, R., Gonzalez, M., Pozo, F., Gelwick, F. 2007. Fish communities of a disturbed mangrove wetland and an adjacent Tidal River in Palmar. Ecuador. Estuar Coast Shelf Sci 72: 115—128.

Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Sulistiyarto, B., Soedharma, D.,

Rahardjo, M.F And Sumardjo. 2007. Pengaruh

Musim Terhadap Komposisi Jenis Dan Kemelimpahan Ikan Di Rawa Lebak, Sungai Rungan, Palangkaraya,

Kalimantan Tengah.

Biodiversitas, 8 (4): 270-273 Syandri, H. 2007. Konservasi dan

rehabilitasi Sumber Daya Alam. Bung Hatta University Press, Padang

Tejerina-Garro, F.L., M. Maldonado, C. Ibañez, D. Pont, N. Roset, and T. Oberdorff. 2005. Effects of natural and anthropogenic environmental changes on riverine fish assemblages: a framework for ecological assessment of rivers. Braz Arch Biol Tech 48: 91-108.

Weber, M. G. and L. F. de Beaufort, 1916. Fishes of the Indo-Australian Archipelago. E. J. Brill, Leiden. Vol. III.

Yudo, S. 2010. Kondisi kualitas air sungai Ciliwung di wilayah DKI Jakarta ditinjau dari parameter Organik, Amoniak, Fosfat, Detergen dan bakteri Coli. JAI, 6 (1) 34-42.

Zakaria-Ismail M. 1994.

Zoogeography And

Biodiversity Of The Freshwater Fishes Of

Southeast Asia. Hydrobiologia, 285: 41-48

(8)

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran

Pada tahap awal ini tujuan yang ingin dicapai adalah kesadaran dari masyarakat terhadap ketersediaan air di masa yang akan datang akan mengalami kelangkaan persediaan jika tidak

KISAH yang diselenggarakan oleh Esensi dengan tujuan menyaring bakat menulis dari segala kalangan ini, telah memasuki tahun penyelenggaraan yang kedua, yang mana pada tahun

27 Tahun 2001, telah terbentuk Dinas baru yang bernama Dinas Komunikasi Informatika dan Pengolahan Data Elektronik Provinsi Riau sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008

Tindakan promosi kesehatan pencegahan yang dilakukan oleh petugas, meliputi; penyuluhan sumber penyebab penyakit DBD, perilaku yang mendukung kejadian DBD dan cara

Hasil menunjukkan metode MEZW memiliki nilai PSNR lebih besar (walaupun tidak jauh berbeda) pada Q (2) (threshold 128) untuk setiap citra uji (kecuali lena yang

Menanggapi berbagai orientasi ideologis gerakan-gerakan Islam yang muncul, Muhammad Abduh (dalam Gibb: 1978:33) memperjuangkan pemurnian Islam dengan empat rumusan,