• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 1 dari 48

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………..……….. i

Daftar Isi ... 1

BAB I PENGANTAR ... 2

1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) ... 2

1.2 Penjelasan Materi Pelatihan ... 2

1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini ... 3

1.4 Pengertian-pengertian / Istilah ... 4

BAB II STANDAR KOMPETENSI ... 6

2.1 Peta Paket Pelatihan ... 6

2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi ... 6

2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari ... 7

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 12

3.1 Strategi Pelatihan ... 12

3.2 Metode Pelatihan ... 13

3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan ... 13

BAB IV PELAKSANAAN KOMUNIKASI DENGAN PIHAK TERKAIT ... 19

4.1 Umum ... 19

4.2 Interpretasi informasi dan instruksi kerja yang diterima terkait dengan pelaksanaan pekerjaan ... 27

4.3 Komunikasi instruksi kerja kepada bawahan ... 33

4.4

Pelaksanaan koordinasi dengan unit-unit terkait

... 38

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 46

5.1 Sumber Daya Manusia ... 46

5.2 Sumber-sumber Perpustakaan ... 46

(2)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 2 dari 48

BAB I PENGANTAR

1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi.

Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang

menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.

1.1.2 Kompeten ditempat kerja.

Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1.2 Penjelasan Materi Pelatihan 1.2.1 Desain materi pelatihan

Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri.

1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur.

2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari instruktur.

1.2.2 Isi Materi pelatihan 1) Buku Informasi

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun peserta pelatihan.

2) Buku Kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri.

Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:

a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.

b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja.

(3)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 3 dari 48

3) Buku Penilaian

Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :

a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.

b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.

d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.

e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktek. f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.3 Penerapan materi pelatihan

1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah:

a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam

penyelenggaraan pelatihan.

d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja.

2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah:

a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja.

d. Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja.

e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur.

1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini

1.3.1 Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC)

Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan.

1.3.2. Persyaratan

Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh melalui:

(4)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 4 dari 48

1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau

2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau

3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama.

1.4 Pengertian-pengertian / Istilah 1.4.1 Profesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

1.4.2 Standarisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta

menerapkan suatu standar tertentu.

1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi

Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

1.4.4 Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

1.4.5 Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.

1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

(5)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 5 dari 48

1.4.7 Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.4.9 Sertifikat Kompetensi

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

1.4.10 Sertifikasi Kompetensi

Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional.

(6)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 6 dari 48

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1 Peta Paket Pelatihan

Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Quality

Assurance Enginer yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi

Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak Terkait - Kode Unit

F45.500.2.2.20.II.01.001.01, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu:

 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

dan Lingkungan Tempat Kerja

 Penyusunan Rencana Mutu Kegiatan sesuai Kontrak (Quality Plan)

 Sosialisasi Manual Mutu, Prosedur dan Instruksi Kerja

 Pengendalian Mutu Material dan Hasil Pekerjaan sesuai Spesifikasi Teknik

 Kaji Ulang Pelaksanaan Jaminan Mutu

 Penyusunan Laporan

2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi

2.2.1 Unit Kompetensi

Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu.

2.2.2 Unit kompetensi yang akan dipelajari

Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah “Menerapkan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan hidup di tempat kerja”.

2.2.3 Durasi / waktu pelatihan

Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu.

2.2.4 Kesempatan untuk menjadi kompeten

Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Instruktur akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan.

(7)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 7 dari 48

Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

 mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.  mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.  memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja

telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 Judul Unit

Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak Terkait

2.3.2 Kode Unit

F45.QAE.01.002.01 2.3.3 Deskripsi Unit

Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan pihak terkait dalam pekerjaan Quality Assurance Engineer.

2.3.4 Kemampuan Awal

Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal SOP perusahaan, komunikasi dan struktur organisasi perusahaan

.

2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

ELEMEN KOMPETENSI

KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menginterpretasikan informasi dan instruksi kerja yang diterima terkait dengan pelaksanaan pekerjaan

1.1 Informasi dan instruksi kerja

diidentifikasi dengan benar.

1.2 Informasi dan instruksi kerja

dijabarkan dalam bentuk daftar simak (check list).

1.3 Daftar simak informasi dan instruksi kerja diperiksa kesesuaiannya

dengan kondisi lapangan untuk

(8)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 8 dari 48

2.3.6 Batasan Variabel 1. Konteks variabel

1.1 Kompetensi ini diterapkan sebagai landasan dalam melakukan komunikasi, baik dalam menerima informasi dari atasan maupun menyampaikannya kepada para pihak yang terkait dengan prosedur pekerjaan.

1.2 Kompetensi ini diterapkan kepada quality assurance engineer agar mampu bekerja sama dengan pihak terkait

2. Perlengkapan yang dibutuhkan

2.1 Alat pendukung: komputer/laptop, printer, ATK, alat komunikasi 2.2 Bahan: Ketentuan hubungan kerja dengan pihak terkait sesuai

dengan aturan yang berlaku, seperti : struktur organisasi tim tender, informasi jadwal kerja pihak terkait, data-data detail pihak terkait (nama, alamat, email).

3. Tugas-tugas yang harus dilakukan

3.1 Menginterpretasikan informasi dan instruksi kerjayang diterima terkait dengan pekerjaanquality assurance engineer.

2. Mengomunikasikan instruksi kerja kepada bawahan

2.1 Daftar simak Informasi dan instruksi kerja dijelaskan kepada bawahan. 2.2 Masukan tentang pelaksanaan dan

instruksi kerja dievaluasi untuk

mendapatkan pemecahannya.

2.3 Pelaksanaan instruksi kerja

dikendalikan.

3. Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit terkait

3.1 Rencana koordinasi pelaksanaan

pekerjaan dengan pihak terkait

disusun.

3.2 Koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan pihak terkait dilakukan sesuai jadwal.

3.3 Hasil koordinasi pelaksanaan

pekerjaan dievaluasi kesesuaiannya dengan rencana semula.

(9)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 9 dari 48

3.2 Mengomunikasikan instruksi kerja kepada bawahan 3.3 Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit terkait

4. Peraturan-peraturan yang diperlukan

4.1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999, Tentang Jasa Konstruksi 4.2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup

4.3 Standar Operating Procedure (SOP) pengguna jasa/pemberi kerja maupun dalam perusahaan.

4.4 Work Instruction (WI) pengendalian dokumen 4.5 Manual Perusahaan

2.3.7 Panduan Penilaian

1. Penjelasan prosedur penilaian

Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait:

1.1 Penguasaan unit kompetensi sebelumnya :

1.1.1 F45.QAE.01.001.01 Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3-L) dan Lingkungan di Tempat Kerja

1.2 Keterkaitan dengan unit kompetensi lain:

1.2.1 F45.QAE.02.001.01 Menyusun Rencana Mutu Kegiatan sesuai Kontrak (Quality Plan)

1.2.2 F45. QAE.02.002.01 Menyosialisasikan Manual Mutu, Prosedur dan Instruksi kerja

1.2.3 F45. QAE.02.003.01 Melakukan Pengendalian Mutu

Material dan Hasil Pekerjaan

sesuai Spesifikasi Teknik

1.2.4 F45. QAE.02.004.01 Melakukan Kaji Ulang Pelaksanaan

(10)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 10 dari 48

1.2.5 F45. QAE.02.005.01 Menyusun Laporan

2. Kondisi Pengujian

Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.

Metode Uji yang digunakan : a. Test tertulis;

b. Test lisan (Wawancara)

3. Pengetahuan yang dibutuhkan

3.1. Manual Perusahaan 3.2. Spesifikasi Teknis 3.3. Metoda Komunikasi

3.4. Metoda Pengendalian Dokumen

4. Keterampilan yang dibutuhkan

1.1 Mampu berkoordinasi/berkomunikasi dengan sikap kerja yang profesionaldalam tim kerja dan pihak-pihak terkait

1.2 Mampu mengidentifikasi ruang lingkup pekerjaan, spesifikasi teknis dan metoda pelaksanaan konstruksi

1.3 Mampu melakukan kerja sama, baik di dalam maupun di luar lingkungan proyek

2. Aspek kritis

2.1 Kecakapan dalam berkoordinasi/berkomunikasi dan sikap kerja yang profesionaldengan tim kerja dan pihak-pihak terkait

2.2 Ketelitian dalam mengidentifikasi ruang lingkup pekerjaan, spesifikasi teknis dan metoda estimasi biaya jalan

2.3 Kecakapan dalam melakukan kerja sama, baik sesama tim kerja maupun dengan pihak terkait lainnya

(11)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 11 dari 48

2.3.8 Kompetensi kunci

NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT

1. Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis informasi 2

2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2

3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2

4. Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 2

5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2

6. Memecahkan masalah 2

(12)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 12 dari 48

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1 Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh instruktur. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

3.1.1 Persiapan / perencanaan

1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti.

2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh

berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan.

3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran

1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar.

2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki.

3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktek

1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh

instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

2) Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan.

3.1.4 Implementasi

1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktek.

3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

3.1.5 Penilaian

Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan

(13)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 13 dari 48

3.2 Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

3.2.1 Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan

disarankan untuk menemui instruktur setiap saat untuk

mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

3.2.2 Belajar berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja.

3.2.3 Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan

Rancangan pembelajaran materi pelatihan bertujuan untuk melengkapi hasil analisis kebutuhan meteri pelatihan. Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi yang merupakan tugasnya sebagai instruktur.

Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan sebagai berikut: Unit Kompetensi : Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak Terkait

Elemen Kompetensi 1 : Menginterpretasikan informasi dan instruksi kerja yang diterima terkait dengan pelaksanaan pekerjaan

No Kerja/Indikator Kriteria Unjuk Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif 1.1 Informasi dan instruksi kerja diidentifikasi dengan benar. 1) Dapat menjelaskan maksud dan tujuan identifikasi Informasi dan instruksi kerja 2)Mampu mengidentifikasi Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengidentifikasi Informasi dan instruksi kerja dengan benar. 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan maksud dan tujuan identifikasi Informasi dan instruksi kerja 2. Mengidentifikasi Informasi dan instruksi kerja 3. Mampu menyusun identifikasi Informasi dan 1. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2. Pengantar Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks 10 menit

(14)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 14 dari 48

No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Informasi dan instruksi kerja 3)Harus mampu menyusun identifikasi Informasi dan instruksi kerja dengan benar instruksi kerja dengan benar 1.2 Informasi dan instruksi kerja dijabarkan dalam bentuk daftar simak (check list).

1)Dapat menjelaskan maksud dan tujuan daftar simak (check list) informasi dan instruksi kerja. 2)Mampu mengidentifikasi daftar simak (check list) informasi dan instruksi kerja. 3)Harus mampu menjabarkan informasi dan instruksi kerja dalam bentuk daftar simak dengan benar. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu menjabarkan Informasi dan instruksi kerja dalam bentuk daftar simak (check list). 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan maksud dan tujuan daftar simak (check list) informasi dan instruksi kerja. 2.Mengidentifikasi daftar simak (check list) informasi dan instruksi kerja. 3.Menjabarkan Informasi dan instruksi kerja dalam bentuk daftar simak 1. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2. Pengantar Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks 10 menit 1.3 Daftar simak informasi dan instruksi kerja diperiksa kesesuaiannya dengan kondisi lapangan untuk menghindari kesalahan pekerjaan 1)Dapat menjelaskan pengertian kesesuaian daftar simak informasi dan instruksi kerja dengan kondisi lapangan untuk menghindari kesalahan pekerjaan. 2)Mampu mengidentifikasi kriteria kesesuaian Daftar simak Pada akhir pembelajaran sesi ini, peser-ta mampu memeriksa Daftar simak informasi dan instruksi kerja kesesuaiannya dengan kondisi lapangan untuk menghindari kesalahan pekerjaan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan pengertian kesesuaian daftar simak informasi dan instruksi kerja dengan kondisi lapangan untuk menghindari kesalahan pekerjaan. 2. Mengidentifikas i kriteria kesesuaian Daftar simak informasi dan instruksi kerja terhadap kondisi lapangan 3. Memeriksa kesesuaian daftar simak informasi dan instruksi kerja 1. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2. Pengantar Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks 10 menit

(15)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 15 dari 48

No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif informasi dan instruksi kerja terhadap kondisi lapangan 3)Harus mampu memeriksa kesesuaian daftar simak informasi dan instruksi kerja sesuai dengan kondisi lapangan dengan benar sesuai dengan kondisi lapangan dengan benar Diskusi kelompok:

Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi elemen kompetensi “ Menginterpretasikan informasi dan instruksi kerja yang diterima terkait dengan pelaksanaan pekerjaan”

Unit Kompetensi : Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak Terkait Elemen Kompetensi 2 : Mengomunikasikan instruksi kerja kepada bawahan

No Kerja/Indikator Kriteria Unjuk Unjuk Kerja

Tujuan

Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Pembelajaran Tahapan

Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif 2.1 Daftar simak Informasi dan instruksi kerja dijelaskan kepada bawahan 1) Dapat menjelaskan maksud dan tujuan pemakaian Daftar simak Informasi dan instruksi kerja 2) Mampu mengidentifika si pemahaman bawahan terhadap instruksi kerja yang telah dijelaskan 3) Harus mampu menjelaskan daftar simak informasi dan instruksi kerja kepada bawahan dengan jelas dan teliti Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menjelaskan Daftar simak Informasi dan instruksi kerja kepada bawahan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan maksud dan tujuan pemakaian Daftar simak Informasi dan instruksi kerja 2. Mengidentifikasi pemahaman bawahan terhadap instruksi kerja yang telah dijelaskan 3. Menjelaskan daftar simak informasi dan instruksi kerja kepada bawahan dengan jelas dan teliti 1. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2. Pengantar Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Komunikasi : Perspektif, Proses, dan Konteks 10 menit 2.2 Masukan tentang pelaksanaan dan instruksi kerja dievaluasi untuk mendapatkan Mampu mengevaluasi Masukan tentang pelaksanaan dan instruksi kerja 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan metode evaluasi masukan tentang pelaksanaan dan instruksi kerja 1. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2. Pengantar 10 menit

(16)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 16 dari 48

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja

Tujuan

Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Pembelajaran Tahapan

Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif pemecahannya 1)Dapat menjelaskan metode evaluasi masukan tentang pelaksanaan dan instruksi kerja 2)Mampu mengidentifikasi metode evaluasi masukan tentang pelaksanaan dan instruksi kerja. 3)Harus mampu mengevaluasi dengan lengkap dan teliti semua masukan tentang pelaksanaan dan instruksi kerja untuk mendapatkan pemecahannya 2. Mengidentifikasi metode evaluasi masukan tentang pelaksanaan dan instruksi kerja. 3. Mengevaluasi dengan lengkap dan teliti semua masukan tentang pelaksanaan dan instruksi kerja Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Komunikasi : Perspektif, Proses, dan Konteks 2.3 Pelaksanaan instruksi kerja dikendalikan 1) Dapat menjelaskan maksud dan tujuan pengendalian pelaksanaan instruksi kerja. 2) Mampu mengidentifikasi prosedur pengendalian pelaksanaan instruksi kerja 3) Harus mampu mengendalikan pelaksanaan instruksi kerja dengan benar Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat meng- endalikan Pelaksanaan instruksi kerja 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan maksud dan tujuan pengendalian pelaksanaan instruksi kerja 2. Mengidentifikasi prosedur pengendalian pelaksanaan instruksi kerja 3. Mengendalikan pelaksanaan instruksi kerja dengan benar 1. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2. Pengantar Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Komunikasi : Perspektif, Proses, dan Konteks 10 menit Diskusi kelompok:

Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi elemen kompetensi “ Mengomunikasikan instruksi kerja kepada bawahan”

(17)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 17 dari 48

Unit Kompetensi : Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak Terkait Elemen Kompetensi 3

: Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit terkait

No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif 3.1 Rencana koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan pihak terkait disusun 1)Dapat menjelaskan maksud dan tujuan kebutuhan data untuk menyusun rencana koordinasi pelaksanaan 2)Mampu mengidentifikasi urut-urutan penyusunan Rencana koordinasi pelaksanaan 3)Harus mampu menyusun Rencana koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan pihak terkait dengan tepat. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peser-ta mampu menyusun Rencana koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan pihak terkait 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan maksud dan tujuan kebutuhan data untuk menyusun rencana koordinasi pelaksanaan 2.Mengidentifikasi urut-urutan penyusunan Rencana koordinasi pelaksanaan 3. Menyusun Rencana koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan pihak terkait dengan tepat. 1. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2. Pengantar Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks 10 menit 3.2 Koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan pihak terkait dilakukan sesuai jadwal 1) Dapat menjelaskan fungsi Koordinasi pelaksanaan pekerjaan 2)Mampu mengidentifikasi Koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan pihak terkait sesuai jadwal. 3)Harus mampu melaksanakan Koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan pihak terkait dengan benar Pada akhir pembelajaran sesi ini, peser-ta mampu melakukan Koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan pihak terkait sesuai jadwal 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan fungsi Koordinasi pelaksanaan pekerjaan 2.Mengidentifikasi Koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan pihak terkait sesuai jadwal 3. Melaksanakan Koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan pihak terkait dengan benar 1. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2. Pengantar Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks 10 menit 3.3 Hasil koordinasi pelaksanaan pekerjaan dievaluasi kesesuaiannya dengan rencana Pada akhir pembelajaran sesi ini, peser-ta mampu mengevaluasi 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menjelaskan maksud dan tujuan evaluasi Hasil koordinasi 1. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2. Pengantar Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Komunikasi: 10 menit

(18)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 18 dari 48

No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif semula. 1)Dapat menjelaskan maksud dan tujuan evaluasi Hasil koordinasi pelaksanaan pekerjaan 2)Mampu mengidentifikasi evaluasi hasil koordinasi pelaksanaan pekerjaan dikesesuaiannya dengan rencana semula 3)Harus mampu mengevaluasi Hasil koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan teliti sesuai rencana semula Hasil koordinasi pelaksanaan pekerjaan kesesuaiannya dengan rencana semula pelaksanaan pekerjaan 2.Mengidentifikasi evaluasi hasil koordinasi pelaksanaan pekerjaan dikesesuaiann ya dengan rencana semula 3. Mengevaluasi Hasil koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan teliti sesuai rencana semula Perspektif, Proses, dan Konteks Diskusi kelompok:

Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi elemen kompetensi “Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit terkait ”

(19)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 19 dari 48

BAB IV

PELAKSANAAN KOMUNIKASI DENGAN PIHAK TERKAIT

4.1 Umum

4.1.1 Proses Komunikasi

Komunikasi dapat didefinisikan sebagai transmisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol biasa atau umum. Proses

komunikasi merupakan tahap-tahap antara komunikator dengan

komunikan yang menghasilkan pentransferan dan pemahaman makna. Menurut Stephen P. Robbins proses komunikasi meliputi 7 (tujuh) bagian, yakni: 1. Sumber komunikasi; 2. Pengkodean; 3. Pesan; 4. Saluran; 5. Pendekodean; 6. Penerima; 7. Umpan balik.

Gambar 4.1.1 Proses Komunikasi

Sumber komunikasi atau komunikator mengawali proses komunikasi dengan pesan yang dikemas dengan pengkodean tertentu berupa simbol-simbol. Pesan adalah sesuatu yang dikomunikasikan. Semuanya itu disampaikan dengan kemasan kode tertentu. Pengemasan suatu pesan melalui proses encoding memberikan kontribusi yang berarti atas keberhasilan suatu komunikasi. Encoding adalah proses untuk memilih simbol-simbol yang digunakan untuk membentuk pesan. Simbol-simbol ini bisa berbentuk verbal dan non verbal. Kemudian pesan tersebut disampaikan melalui berbagai saluran yang disebut media penyaluran

(20)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 20 dari 48

pesan. Penyaluran pesan secara umum dapat dibagi menjadi saluran tatap muka dan melalui media. Saluran tatap muka terjadi saat komunikator dengan komunikan dapat bertemu langsung dan bertatap muka tanpa media perantara.

Sedangkan contoh komunikasi melalui media adalah surat, dokumen, telepon, dan email. Pertemuan jarak jauh menggunakan real-time video atau dikenal dengan teleconference, dapat digolongkan sebagai saluran melalui media.

Sebelum pesan diterima, komunikan harus menerjemahkan simbol-simbol yang diterima ke dalam suatu ragam yang dapat dipahami oleh komunikan. Inilah yang disebut sebagai decoding pesan. Sebagaimana saat encoding, tahap decoding juga dipengaruhi oleh keterampilan, sikap, pengetahuan dan sistem sosial budaya.

Tahapan terakhir dari proses komunikasi adalah umpan balik. Tahap ini merupakan pengecekan atas keberhasilan pentransferan pesan dimaksud. Tahapan ini sangat penting dalam kegiatan organisasi termasuk kegiatan pelaksanaan audit. Peran monitoring dan reviu pelaksanaan audit oleh Ketua Tim atau Pengendali Teknis merupakan salah satu media umpan balik atas penugasan audit.

4.1.2 Jenis Komunikasi

Komunikasi dapat diklasifikasikan menurut berbagai sudut pandang. Di sini kita akan klasifikasikan komunikasi dalam 3 sudut pandang saja, yaitu menurut cara komunikasi, pihak yang terlibat dalam komunikasi, dan kode yang digunakan.

Klasifikasi komunikasi menurut caranya terdiri dari komunikasi lisan dan tulisan. Komunikasi lisan adalah komunikasi dimana komunikatornya yang menyampaikan pesan secara langsung oleh pihak komunikan tanpa media berupa tulisan atau teks. Termasuk dalam komunikasi lisan adalah komunikasi tatap muka, wawancara, komunikasi lewat telepon, presentasi dan teleconference. Sedangkan komunikasi tulisan adalah penyampaian pesan secara tertulis dari komunikator kepada komunikannya. Termasuk dalam komunikasi tulisan adalah surat-menyurat, dokumentasi kegiatan dalam bentuk tertulis, konfirmasi, sms, dan penyampaian laporan tertulis. Komunikasi dapat diklasifikasikan menurut pihak yang terlibat dalam komunikasi, yaitu:

1. Komunikasi intrapersonal. Komunikasi ini melibatkan diri sendiri

sebagai komunikator dan komunikannya. Contohnya, ketika

berintrospeksi diri, maka akan terjadi dialog di dalam pikiran seseorang. Dialog ini adalah bentuk dari komunikasi intrapersonal. 2. Komunikasi interpersonal. Komunikasi ini melibatkan lebih dari satu

(21)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 21 dari 48

ketika seorang anggota tim menyampaikan kesulitannya dalam melaksanakan pengujian kepada ketua tim, maka di sini terlihat bahwa ada 2 orang yang terlibat dalam komunikasi, 1 orang berperan sebagai komunikator, seorang lagi menjadi komunikan. Komunikasi kelompok termasuk dalam jenis komunikasi ini. Contoh komunikasi kelompok adalah rapat tim audit untuk menyepakati hasil audit atau presentasi hasil audit kepada para pimpinan auditan.

3. Komunikasi Massa. Komunikasi ini melibatkan pihak komunikan dalam jumlah besar, kepada masyarakat umum atau biasa kita sebut publik. Contoh komunikasi ini adalah siaran radio, berita koran, acara TV, temu pers, dan sebagainya.

Komunikasi juga dapat diklasifikasikan menurut kode yang digunakan, yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kode-kode bahasa seperti kata-kata dan kalimat. Contoh komunikasi verbal adalah surat dan percakapan. Sedangkan komunikasi non verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kode-kode bahasa. Contoh komunikasi non verbal adalah foto, gerak tubuh, sirine, dan sebagainya.

4.1.3 Fungsi Komunikasi

William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005:5-30) mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu:

a. Sebagai komunikasi sosial

Gambar 4.1.3.a Komunikasi sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama

(22)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 22 dari 48

dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa,negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.

1. Pembentukan konsep diri.

Gambar 4.1.3.a.1 Pembentukan konsep diri

Konsep diri adalah pandangan kita mengenai diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai siapa kita, namun juga bagaimana kita merasakan siapa kita. Anda mencintai diri anda bila anda telah dicintai; anda berpikir anda cerdas bila orang-orang sekitar anda menganggap anda cerdas; anda merasa tampan atau cantik bila orang-orang sekitar anda juga mengatakan demikian.

George Herbert Mead (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mengistilahkan significant others (orang lain yang sangat penting) untuk orang-orang disekitar kita yang mempunyai peranan penting dalam membentuk konsep diri kita. Ketika kita masih kecil, mereka adalah orang tua kita, saudara-saudara kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard Dewey dan W.J. Humber (1966) menamai affective others, untuk orang lain yang dengan mereka kita mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah, secara perlahan-lahan kita membentuk konsep diri kita. Selain itu, terdapat apa yang disebut dengan reference group (kelompok rujukan) yaitu kelompok yang secara emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Dengan melihat ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya.

(23)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 23 dari 48

Kalau anda memilih kelompok rujukan anda Ikatan Dokter Indonesia, anda menjadikan norma-norma dalam Ikatan ini sebagai ukuran perilaku anda. Anda juga meras diri sebagai bagian dari kelompok ini, lengkap dengan sifat-sifat dokter menurut persepsi anda.

 Pernyataan eksistensi diri.

Gambar 4.1.3.a.2 Pembentukan konsep diri

Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri terlihat jelas misalnya pada penanya dalam sebuah seminar. Meskipun mereka sudah diperingatkan moderator untuk berbicara singkat dan langsung ke pokok masalah, penanya atau komentator itu sering berbicara panjang lebarm mengkuliahi hadirin, dengan argumen-argumen yang terkadang tidak relevan.

 Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh

(24)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 24 dari 48

Gambar 4.1.3.a.2 Memupuk Hubungan

Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan

memnuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan

kebahagiaan. Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita sebagai manusia, dan untuk menjadi manusia yang sehat secara rohaniah, adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah, yang hanya bisa terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain. Abraham Moslow menyebutkan bahwa manusia punya lima kebutuhan dasar: kebutuhan fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan yang lebih dasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebuthan yang lebih tinggi diupayakan. Kita mungkin sudah mampu kebuthan fisiologis dan keamanan untuk bertahan hidup. Kini kita ingin memenuhi kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan ketiga dan keempat khususnya meliputi keinginan untuk memperoleh rasa lewat rasa memiliki dan dimiliki, pergaulan, rasa diterima, memberi dan menerima persahabatan. Komunikasi akan sangat dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif atas masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta hiburan. b. Sebagai komunikasi ekspresif

Gambar 4.1.3.b. Komunikasi non verbal

Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu,

(25)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 25 dari 48

simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau penguasa kampus dengan melakukan demontrasi.

c. Sebagai komunikasi ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik.

Gambar 4.1.3.c. Komunikasi Ritual

Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa. Negara, ideologi, atau agama mereka.

(26)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 26 dari 48

Gambar 4.1.3.d. Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:

menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap,

menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.

Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunika membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakankan pakaian necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan.

Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk

memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan

kekayaan.

Berkenaan dengan fungsi komunikasi ini, terdapat beberapa pendapat dari para ilmuwan yang bila dicermati saling melengkapi. Misal

(27)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 27 dari 48

pendapat Onong Effendy (1994), ia berpendapat fungsi komunikasi

adalah menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, dan

mempengaruhi. Sedangkan Harold D Lasswell (dalam Nurudin, 2004 dan Effendy, 1994:27) memaparkan fungsi komunikasi sebagai berikut:

1. Penjajagan/pengawasan lingkungan (surveillance of the

information) yakni penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat.

2. Menghubungkan bagian-bagian yang terpisahkan dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya .

3. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya.

4.2 Interpretasi informasi dan instruksi kerja yang diterima terkait dengan pelaksanaan pekerjaan

Secara hipotetis atau pendekatan asumsi , dua hal penting untuk berjalannya organisasi secara efektif dan efisien adalah kejelasan pembagian tugas dan mekanisme koordinasi dan komunikasi. Semakin banyak tugas dibagi maka semakin banyak diperlukan alat untuk menggabungkan kembali. Komunikasi dan koordinasi diperlukan untuk diantaranya menyampaikan informasi. Yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan.

4.2.1

Pengidentifikasian Informasi dan instruksi kerja dengan benar.

Informasi maupun instruksi kerja yang akan dikomunikasikan haruslah diidentifikasi dengan benar karena menyangkut efektifitas dan efisiensi berjalannya sistem dalam organisasi. Informasi dan instruksi yang salah tentunya akan menghasilkan kegiatan yang tidak bermanfaat.

a. Maksud dan tujuan identifikasi Informasi dan instruksi kerja Informasi dan instruksi kerja

Maksud dan tujuan identifikasi Informasi dan instruksi kerja Informasi dan instruksi kerja adalah semua tugas dan kegiatan yang harus dilaksanakan haruslah diketahui secara benar.

Sumber komunikasi dalam hal ini adalah atasan , mengawali proses komunikasi dengan pesan yang disampaikan menggunakan sarana tertentu. Pesan atau informasi dan instruksi kerja adalah sesuatu yang dikomunikasikan. Semuanya itu disampaikan dengan metode tertentu. Metode penyampaian memberikan kontribusi yang berarti atas keberhasilan suatu komunikasi. Kemudian pesan tersebut disampaikan melalui berbagai saluran yang disebut media penyaluran pesan. Penyaluran pesan secara umum dapat dibagi menjadi saluran tatap muka dan melalui media. Saluran tatap muka terjadi saat atasan dan

(28)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 28 dari 48

bawahan dapat bertemu langsung dan bertatap muka tanpa media perantara.

Sedangkan contoh komunikasi melalui media adalah surat, dokumen, telepon, dan email. Pertemuan jarak jauh menggunakan real-time video atau dikenal dengan teleconference, dapat digolongkan sebagai saluran melalui media.

b. Tujuan pemeriksaan Informasi dan instruksi kerja adalah untuk bisa memahami dengan jelas dan akurat apa kegiatan yang harus dilaksanakan

Tujuan pemeriksaan Informasi dan instruksi kerja adalah untuk bisa memahami dengan jelas dan akurat apa kegiatan yang harus dilaksanakan.

Sebelum pesan diterima, komunikan harus menerjemahkan format-format yang diterima ke dalam suatu bentuk yang dapat dipahami oleh bawahan. Inilah yang disebut sebagai penguraian pesan. Sebagaimana saat mengemas dalam metode , tahap penguraian atau penjabaran juga dipengaruhi oleh keterampilan, sikap, pengetahuan dan sistem sosial budaya.

Tahapan terakhir dari proses komunikasi atasan bawahan adalah umpan balik. Tahap ini merupakan pengecekan atas keberhasilan pentransferan pesan dimaksud.

c. Pengidentifikasian Informasi dan instruksi kerja dengan benar haruslah didukung dengan keabsahan dari instruksi kerja yang masih berlaku. Cara mengidentifikasi Informasi dan instruksi kerja dengan benar adalah ; bahwa Informasi dan instruksi kerja yang benar haruslah didukung dengan keabsahan dari instruksi kerja yang masih berlaku. Sebagaimana diuraikan diatas bahwa komunikasi memainkan peranan vital dalam memastikan efektifitas organisasi , maka proses pengidentifikasian informasi dan instruksi kerja menjadi perlu dipastikan juga akurasinya. Informasi yang terlambat diterima akan menghasilkan proses yang benar tetapi tidak tepat waktunya sehingga hasilnyapun tentunya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

4.2.2

Penjabaran Informasi dan instruksi kerja dalam bentuk daftar simak (check list).

Daftar simak penting untuk Proses administrasi yang tertib , sesuai karakter dan kebutuhan operasional. Daftar simak dapat berupa daftar pemeriksaan kualitas pekerjaan , kuantitas pekerjaan .

Kesibukan seringkali menjadikan kita beranggapan bahwa 24 jam dalam sehari adalah kurang. Sayangnya, kenyataan bahwa satu hari sama

(29)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 29 dari 48

dengan 24 jam tidak dapat diubah. Kita hanya bisa menghadapinya dan mengatur kehidupan kita dalam kurun waktu 24 jam tersebut. Dengan memanfaatkan Checklist kita akan mempunyai banyak manfaat terhadap aktivitas kita.

a. Kegunaan daftar simak (check list) adalah untuk memudahkan dalam

pelaksanaan kegiatan dan menguruangi risiko kelalaian

Cara menjelaskan pengertian daftar simak informasi dan instruksi kerja adalah dengan lebih dulu memahami pengertian daftar simak informasi dan instruksi kerja.

Dengan memanfaatkan Checklist, maka kita dapat menjadikan semua

kegiatan lebih terprogram dan terstruktur. Semua yang kita lakukan dalam suatu periode sudah terlebih dulu direncanakan. Checklist

memungkinkan kita untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sudah menjadi prioritas terlebih dulu.

Kemudian, Checklist juga membantu kita dalam membandingkan

antara rencana dan actual, sehingga kita dapat melakukan evaluasi mengenai seberapa efisien dan efektif diri kita sendiri dalam memanfaatkan waktu. Melalui Checklist, maka kita dapat memahami kapan waktu paling efektif dan kapan waktu yang tidak efektif, sehingga di lain waktu kita dapat memprogram waktu paling efektif untuk melakukan pekerjaan yang dianggap tersulit dan butuh konsentrasi tinggi, dan demikian pula sebaliknya.

Checklist dapat membantu kita dalam mencapai kinerja yang optimal. Bagaimana caranya? Salah satunya dengan cara mengukur efisiensi waktu yang kita gunakan. Umumnya, dalam bekerja 8 jam sehari (di luar istirahat), sulit kita gunakan otak/tenaga kita untuk bekerja terus menerus tanpa berhenti. Ada kalanya kita menghirup nafas, beristirahat, dan juga beribadah. Sehingga total waktu bekerja kita sesungguhnya tidaklah 8 jam sehari. Melalui Checklist, maka kita dapat mengukur seberapa jauh rencana vs actual, karena mungkin saja kita terlalu banyak bersantai bukan? Atau mungkin untuk

mengkompensasikannya, Anda dapat menambahkan lembur,

sehingga target pekerjaan Anda tetap tercapai.

Checklist juga diakui sebagai perangkat yang powerful dalam kepemimpinan. John Kotter, seringkali menggunakan Checklist dalam mengelola perubahan organisasi, seperti disebut dalam buku best-sellernya, Leading Change. Demikian ini adalah manfaat dari

Checklist menurutnya, serta outcome yang ditimbulkannya .

 memunculkan perasaan penting/butuh yang bisa menumbuhkan

(30)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 30 dari 48

 menciptakan panduan bersama menimbulkan accountability

 membangun visi & strategi menimbulkan harapan

 mengkomunikasikan perubahan visi & strategi menimbulkan komitmen

 menjelaskan tindakan yang dilakukan bersama menimbulkan

alignment/keselarasan

 menghasilkan & menghargai kemenangan-kemenangan kecil yang

isa menimbulkan momentum

 mengkonsolidasikan kemenangan kecil yang bisa menimbulkan

sukses awal

 memperkenalkan pendekatan baru dalam budaya atau sistem

mendorong sustainable change

b. Pemeriksaan daftar simak (check list) adalah dengan melihat satu persatu isi dari Daftar simak (check list).

Cara menjelaskan fungsi daftar simak informasi dan instruksi kerja yaitu fungsi daftar simak informasi dan instruksi kerja diidentifikasi dan dipahami terlebih dahulu dengan baik sebelum menjelaskan fungsi daftar simak informasi dan instruksi kerja. Uraian informasi atau instruksi kerja yang ada dalam daftar simak tentunya adalah informasi atau instruksi kerja yang sudah dipahami terlebih dahulu agar bisa dijelaskan dengan benar.

CONTOH DAFTAR SIMAK

No.

URAIAN

ADA

TIDAK

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

b. Penjabarkan dengan benar Informasi dan instruksi kerja dalam bentuk daftar simak.

Cara menjabarkan dengan benar Informasi dan instruksi kerja dalam bentuk daftar simak dengan memberi tanda yang menunjukkan bahwa masing-masing item dalam Checklist telah diperiksa

(31)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 31 dari 48

No. URAIAN ADA TIDAK

1. A  2. B  3. C  4. D  5. E  6. F  7. G  8. H  9. I  10. J 

4.2.3

Pemeriksaan kesesuaian Daftar simak informasi dan instruksi kerja dengan kondisi lapangan untuk menghindari kesalahan pekerjaan.

Ketidak jelasan informasi dan instruksi kerja bisa menjadi penyebab kesalahan proses operasional atau produksi. Penggunaaan daftar simak diharapkan bisa mengeliminir berbagai kesalahan informasi dan komunikasi.

a. Pengertian Daftar simak informasi dan instruksi kerja

Cara menjelaskan pengertian daftar simak informasi dan instruksi kerja adalah dengan lebih dulu memahami pengertian daftar simak informasi dan instruksi kerja.

Check List merupakan suatu daftar yang mengandung atau mencakup faktor-faktor yang ingin diselidiki (Bimo Walgito, 1985).

Menurut Sutrisno Hadi (1990) check list adalah suatu daftar yang berisi nama-nama subjek dan faktor-faktor yang akan diselidiki.

Check list merupakan daftar yang berisi unsur-unsur yang mungkin terdapat dalam situasi atau tingkah laku atau kegiatan individu yang diamati (Depdikbud : 1975).

Dengan memungut beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa check list adalah salah satu alat observasi, yang ditujukan untuk memperoleh data, berbentuk daftar berisi faktor-faktor berikut subjek yang ingin diamati oleh observer, di mana observer dalam pelaksanaan observasi di lapangan tinggal memberi tanda check (cek, atau biasanya dicentang) pada list faktor-faktor sesuai perilaku subjek yang muncul, di lembar observasi, sehingga memungkinkan observer dapat melakukan tugasnya secara cepat dan objektif, sebab observer sudah “membatasi diri” pada ada – tidaknya aspek perbuatan subjek, sebagaimana telah dicantumkan didalam list. Namun menurut Sutrisno Hadi (1990), akan lebih baik bagi observer untuk “menyediakan kolom kosong” (di samping atau di bawah pada

(32)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 32 dari 48

lembar observasi itu) yang sengaja disiapkan untuk mencatat komentar yang dipandang observer perlu, guna menambah informasi berkenaan dengan aspek-aspek kelakuan yang mungkin belum termasuk (dimasukkan) dalam perumusan check list tersebut.

Dalam konteks pembicaraan ini yang disebut dengan daftar simak atau checklist adalah daftar simak terkait dengan informasi dan isntruksi kerja yang harus disampaikan kepada bawahan.

Daftar Simak informasi dan instruksi kerja

No. INFORMASI/INSTRUKSI KERJA ADA TIDAK

1. A  2. B  3. C  4. D  5. E  6. F  7. G  8. H  9. I  10. J 

b. Identifikasi kesesuaian Daftar simak informasi dan instruksi kerja terhadap kondisi lapangan.

Cara menjelaskan fungsi daftar simak informasi dan instruksi kerja yaitu fungsi daftar simak informasi dan instruksi kerja diidentifikasi dan dipahami terlebih dahulu dengan baik sebelum menjelaskan fungsi daftar simak informasi dan instruksi kerja.

c. Pemeriksaan Daftar simak informasi dan instruksi kerja sesuai dengan kondisi lapangan dengan teliti dan cermat

.

Daftar simak informasi dan instruksi kerja harus senantiasa dibawa pada waktu pemeriksaan , setiap ada kesesuaian dicatat dengan memberi tanda kesesuaian pada daftar simak apabila sudah sesuai dengan kondisi lapangan.

CONTOH DAFTAR SIMAK

DOKUMEN LELANG YANG HARUS DIMASUKKAN

No. URAIAN ADA TIDAK

2. Surat Penawaran 3. Surat Kuasa

4. Jaminan Penawaran 5. Daftar Kuantitas dan Harga

(33)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 33 dari 48

7. Daftar Upah

8. Daftar Harga Bahan 9. Daftar Harga Peralatan 10. Metoda Pelaksanaan 11. Jadual Waktu Pelaksanaan 12. Daftar Personil Inti

13. Daftar Peralatan Utama

14. Bagian Pekerjaan yang Disubkontrakkan 15. Rekaman Surat Perjanjian Kemitraan

4.3 Komunikasi instruksi kerja kepada bawahan

Komunikasi dan koordinasi atasan bawahan atau teman sekerja memainkan peranan yang tidak kecil dalam upaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi. Tentu saja semua koordinasi yang baik ini harus didukung dengan pembagian tugas yang jelas dari semua unsur atau elemen organisasi.

Mengapa kita mempelajari ilmu komunikasi? Ruben&Steward, (2005:1-8) menyatakan bahwa :

1. Komunikasi adalah fundamental dalam kehidupan kita.

Dalam kehidupan kita sehari-hari komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi.tidak ada aktifitas yang dilakukan tanpa komunikasi, dikarenakan kita dapat membuat beberapa perbedaan yang esensial manakala kita berkomunikasi dengan orang lain.Demikian pula sebaliknya, orang lain akan berkomunikasi dengan kita ,baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Cara kita berhubungan satu dengan lainnya, bagimana suatu hubungan kita bentuk, bagaimana cara kita memberikan kontribusi sebagai anggota keluarga, kelompok, komunitas, organisasi dan masyarakat secara luas membutuhkan suatu komunikasi.Sehingga menjadikan komunikasi tersebut menjadi hal yang sangat fundamental dalam kehidupan kita.

2. Komunikasi adalah merupakan suatu aktifitas komplek.

Komunikasi adalah suatu aktifitas yang komplek dan menantang. Dalam hal ini ternyata aktifitas komunikasi bukanlah suatu aktifitas yang mudah. Untuk mencapai kompetensi komunikasi memerlukan understanding dan suatu ketrampilan sehingga komunikasi yang kita lakukan menjadi efektif. Ellen langer dalam Ruben&Stewat( 2005:3) menyebut konsep mindfulness akan terjadi ketika kita memberikan perhatian pada situasi dan konteks, kita terbuka dengan informasi baru dan kita menyadari bahwa ada banyak perspektif tidak hanya satu persepektif di kehidupan manusia.

(34)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 34 dari 48

Karir dalam bisnis, pemerintah, atau pendidikan memerlukan kemampuan dalam memahami situasi komunikasi, mengembangkan strategi komunikasi efektif, memerlukan kerjasama antara satu dengan yang lain, dan dapat menerima atas kehadiran ide-ide yang efektif melalui saluran saluran komunikasi. Untuk mencapai kesuksesan dari suatu kedudukan/ posisi tertentu dalam mencapai kompetensi komunikasi antara lain melalui kemampuan secara personal dan sikap, kemampuan interpersonal, kemampuan dalam melakukan komunikasi oral dan tulisan dan lain sebagainya.

4. Suatu pendidikan yang tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang baik.

Kadang-kadang kita menganggap bahwa komunikasi itu hanyalah suatu yang bersifat common sense dan setiap orang pasti mengetahui bagaimana berkomunikasi. Padahal sesungguhnya banyak yang tidak memilki ketrampilan berkomunikasi yang baik karena ternyata banyak pesan-pesan dalam komunikasi manusia itu yang disampaikan tidak hanya dalam bentuk verbal tetapi juga nonverbal, ada ketrampilan komunikasi dalam bentuk tulisan dan oral, ada ketrampilan berkomunikasi secara interpersonal, ataupun secara kelompok sehingga kita dapat berkolaborasi sebagai anggota dengan baik, dan lain-lain. Kadang-kadang kita juga mengalami kegagalan dalam berkomunikasi. Banyak yang berpendidikan tinggi tetapi tidak memilki ketrampilan berkomunikasi secara baik dan memadai sehingga mengakibatkan kegagalan dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Sehingga komunikasi itu perlu kita pelajari.

5. Komunikasi adalah populer.

Komunikasi adalah suatu bidang yang dikatakan sebagai populer. Banyak bidang-bidang komunikasi modern sekarang ini yang memfokuskan pada studi tentang pesan, ada juga tentang hubungan antara komunikasi dengan bidang profesional lainnya termasuk hukum, bisnis, informasi, pendidikan, ilmu computer, dan lain-lain. Sehingga sekarang ini komunikasi sebagai ilmu social/perilaku dan suatu seni yang diaplikasikan. Disiplin ini bersifat multidisiplin, yang berkaitan dengan ilmu-ilmu lain seperti psikologi, sosiologi, antroplogi, politik, dan lain sebagainya

4.3.1

Penjelasan Daftar simak Informasi dan instruksi kerja kepada bawahan.

Tidak semua orang suka dengan keteraturan ataupun ketelitian dan kecermatan. Penggunaan daftar simak seolah-olah merupakan pekerjaan tambahan bagi orang tertentu. Oleh karena itu perlu sosialisasi tentang

(35)

Judul Modul: Pelaksanaan Komunikasi Dengan Pihak Terkait

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 35 dari 48

manfaat dan penggunaan daftar simak kepada seluruh jajaran dalam perusahaan.

a. Penjelasan fungsi pemakaian Daftar simak Informasi dan instruksi kerja bisa dipahami dengan baik

Yang harus dilakukan agar penjelasan fungsi pemakaian Daftar simak Informasi dan instruksi kerja bisa dipahami dengan baik adalah dengan melakukan pengulangan penjelasan. Instruksi kerja menurut sistem manajemen mutu ISO 9001 merupakan dokumen mutu level 3 yang merupakan turunan dari prosedur. Instruksi kerja merupakan jenis prosedur yang umumnya cukup dikerjakan cukup oleh satu orang saja , sedangkan prosedur bisa melibatkan banyak orang dan banyak pihak jadi lebih rumit daripada instruksi kerja. Instruksi kerja secara penegrtian umum bisa saja diartikan sebagai suatu instruksi atau perintah yang diberikan kepada bawahan. Dalam konteks ini istilah instruksi kerja lebih banyak diartikan sebagai bentuk prosedur yang lebih sederhana.

b. Pengukuran tingkat pemahaman penjelasan.

Cara mengukur tingkat pemahaman penjelasan adalah dengan melakukan check dan recheck. Dalam artian perintah maka untuk melaksanakan perintah atau instruksi diperlukan kejelasan daripada instruksi itu sendiri. Instruksi kerja yang tidak jelas akan menghasilkan produk yang tidak jelas juga. Apabila kita menggunakan pengertian Sistem manajemen Mutu maka instruksi kerja menjelaskan langkah-langkah yang harus dijalankan untuk melakukan suatu kegiatan atau memproduksi sesuatu. Untuk memastikan efektifitas instruksi kerja maka instruksi kerja dibuat menggunakan form baku atau paling tidak form contoh yang digunakan untuk semua bentuk instruksi kerja.

c. Penjelasan daftar simak informasi dan instruksi kerja kepada bawahan dengan jelas dan teliti.

Cara menjelaskan daftar simak informasi dan instruksi kerja kepada bawahan dengan jelas dan teliti adalah dengan membacakan satu persatu , untuk menghindari adanya informasi dan instruksi kerja yang ketinggalan atau lupa belum dijelaskan dengan lengkap. Untuk penggunaan form yang baku atau contoh sebaiknya dilengkapi dengan petunjuk pengisian atau petunjuk untuk melaksanakan instruksi kerja yang biasanya dibuat dalam bentuk flowchart. Masing-masing elemen dari flowchart harus dijelaskan dalam petunjuk tersebut. Demikian juga dalam menyampaikan informasi maupun

Gambar

Gambar 4.1.1 Proses Komunikasi
Gambar 4.1.3.a Komunikasi sosial
Gambar 4.1.3.a.1 Pembentukan konsep diri
Gambar 4.1.3.a.2 Pembentukan konsep diri
+3

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat RKP Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun merupakan penjabaran dari RPJM Desa yang memuat

Pada saat pedal gas diinjak secara tiba-tiba, katup gas akan membuka secara tiba-tipa pula, sehingga aliran udara akan menjadi lebih cepat. Sementara bahan bakar mengalir lebih lambat

4 Jaga kebersihan mulut dan hidung 5 Jaga patensi jalan napas 6 Humidifikasi yang adekuat 7 Pantau tekanan balon 8 Observasi tanda-tanda vital dan suara paru-paru 9 Lakukan

Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2016 telah ditetapkan Dana

Tujuan Evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja SDM organisasi, dalam penilaian kinerja tidak hanya

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran menggunakan Net Support Manager berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa

Matakuliahinimemberikan pemahaman danmemperkenalkan tentang kewirausahaan ditinjau dari perspektif ilmu psikologi, aspek-aspek psikologis (kepribadian, kognisi, sikap,

selaku ketua Jurusan Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah begitu sabar membimbing, menasehati, memberi pengarahan