• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

SEKTOR KONTRUKSI

TUKANG PASANG WATERPROOFING

PERSIAPAN PEKERJAAN

WATERPROOFING

KODE UNIT KOMPETENSI:

F 45 PW 02 001 01

BUKU INFORMASI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

B AD AN P E MB I N AAN K O N S T R U KS I

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

Jalan Sapta Taruna Raya, Komplek PU Pasar Jumat - Jakarta Selatan

(2)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 1 dari 46

KATA PENGANTAR

Pengembangan sumber daya manusia di bidang jasa konstruksi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sesuai standar kompetensi yang dipersyaratkan dengan bidang kerjanya. Berbagai upaya ditempuh, baik melalui pendidikan formal, pelatihan secara berjenjang sampai pada tingkat pemagangan di lokasi proyek atau kombinasi antara pelatihan dan pemagangan, sehingga tenaga kerja mampu mewujudkan standar kinerja yang dipersyaratkan di tempat kerja.

Untuk meningkatkan kompetensi tersebut, Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum yang merupakan salah satu institusi pemerintah yang ditugasi untuk melakukan pembinaan kompetensi, secara bertahap menyusun standar-standar kompetensi kerja yang diperlukan oleh masyarakat jasa konstruksi. Kegiatan penyediaan kompetensi kerja tersebut dimulai dengan analisa kompetensi dalam rangka menyusun suatu standar kompetensi kerja yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi tenaga kerja di bidang jasa konstruksi yang bertugas sesuai jabatan kerjanya sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi dan peraturan pelaksanaannya.

Penyusunan Modul Pelatihan (Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi) untuk jabatan kerja Tukang Pasang Waterproofing mengacu kepada SKKNI Tukang Pasang

Waterproofing

,

yang dalam penjabarannya kepada program pelatihan tertuang pada

Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi (KPBK). Penyusunan KPBK dilakukan dengan mengindentifikasi Unit-unit Kompetensi melalui analisis terhadap Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang merupakan dasar rumusan penyusunan kurikulum dan silabus pelatihan. Modul ini merupakan salah satu sarana dasar yang digunakan dalam pelatihan sebagai upaya memenuhi kompetensi standar seorang pemangku jabatan kerja seperti tersebut diatas, sehingga dimungkinkan adanya tambahan materi-materi lainnya untuk lebih meningkatkan kompetensi dari standar yang dipersyaratkan setiap jabatan kerja

Penyusunan modul ini melalui beberapa tahapan diantaranya Focus Group Discusion serta Workshop yang melibatkan para nara sumber, praktisi, pemangku jabatan serta stakeholder. Dengan keterbatasan pelibatan stakeholder terkait dalam proses penyusunan modul ini, dan seiring dengan perkembangan dan dinamika teknologi konstruksi kedepan, maka tetap diupayakan penyesuaian dan perbaikan

secara berkelanjutan sejalan dengan dilaksanakannya pelatihan dengan

menggunakan modul ini dilapangan melalui respon peserta pelatihan, instruktur , asesor serta semua pihak.

Pada kesempatan ini disampaikan banyak terimakasih kepada tim penyusun yang telah mencurahkan segala kemampuannya sehingga dapat menyelesaikan modul ini, serta semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan modul pelatihan ini.

Jakarta Nopember 2012

KEPALA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN

(3)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 2 dari 46

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……….

1

Daftar Isi ... 2

BAB I PENGANTAR ... 3

1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) ... 3

1.2 Penjelasan Materi Pelatihan ... 3

1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini ... 4

1.4 Pengertian-pengertian / Istilah ... 5

BAB II STANDAR KOMPETENSI ... 7

2.1 Peta Paket Pelatihan ... 7

2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi ... 7

2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari ... 8

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 12

3.1 Strategi Pelatihan ... 12

3.2 Metode Pelatihan ... 13

3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan ... 13

BAB IV PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING ... 21

4.1 Umum ... 21

4.2 Penginterpretasian Gambar Kerja an Instruksi Kerja ... 22

4.3 Penyiapan Peralatan dan Bahan yang Akan Digunakan di Lokasi/ Tempat Kerja ... 33

4.4 Pembersihan Permukaan dan Bahan yang Akan Dilapisi Waterproofing ... 39

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 45

5.1 Sumber Daya Manusia ... 45

(4)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 3 dari 46

BAB I

PENGANTAR

1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)

1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi.

Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang

menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.

1.1.2 Kompeten ditempat kerja.

Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1.2 Penjelasan Materi Pelatihan 1.2.1 Desain materi pelatihan

Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri.

1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur.

2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari instruktur.

1.2.2 Isi Materi pelatihan 1) Buku Informasi

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun peserta pelatihan.

2) Buku Kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri.

Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:

a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.

b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja.

(5)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 4 dari 46

3) Buku Penilaian

Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan

sebagai pernyataan keterampilan.

b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.

d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.

e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktek.

f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.3 Penerapan materi pelatihan

1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah:

a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.

c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.

d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja.

2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah:

a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja.

d. Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja.

e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur.

1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini

1.3.1 Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC)

Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan.

(6)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 5 dari 46

Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh melalui:

1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu

pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau

2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau

3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama.

1.4 Pengertian-pengertian / Istilah

1.4.1 Profesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

1.4.2 Standarisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi

Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

1.4.4 Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

1.4.5 Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.

1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

(7)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 6 dari 46

1.4.7 Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.4.9 Sertifikat Kompetensi

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

1.4.10 Sertifikasi Kompetensi

Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional.

(8)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 7 dari 46

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1 Peta Paket Pelatihan

Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja

Tukang Pasang Waterproofing yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi

Persiapan Pekerjaan Waterproofing - Kode Unit

F 45 PW 02 001 01

sehingga

untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu:

 Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)

 Melakukan Komunikasi Timbal Balik di Tempat Kerja

 Pekerjaan Awal Pemasangan Waterproofing

 Pemasangan Waterproofing

 Test Kebocoran

 Pekerjaan Waterproofing dengan Metode Penjenuhan Pori-pori Beton.

2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi

2.2.1 Unit Kompetensi

Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu.

2.2.2 Unit kompetensi yang akan dipelajari

Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah “Menerapkan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan hidup di tempat kerja”.

2.2.3 Durasi / waktu pelatihan

Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu.

2.2.4 Kesempatan untuk menjadi kompeten

Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Instruktur akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan.

(9)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 8 dari 46

Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

 mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.

 mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.

 memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk

kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 Judul Unit

Persiapan Pekerjaan Waterproofing

2.3.2 Kode Unit

F 45 PW 02 001 01

2.3.3 Deskripsi Unit

Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keahlian dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan persiapan pekerjaan waterproofing,

sebelum pemasangan bahan/ material waterproofing.

2.3.4 Kemampuan Awal

Peserta pelatihan harus mempunyai pengalaman minimum 2 (dua) tahun kerja di bidang Waterproofing.

Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi:

Modul F45 PW 01 001 01 Melaksanakan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3)

Modul F45 PW 01 002 01 Melakukan komunikasi timbal balik di

tempat kerja.

2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menginterpretasikan gambar kerja dan instruksi kerja.

1.1 Gambar kerja/detil yang telah disetujui

oleh pemberi tugas, diidentifikasi dengan benar.

1.2 Instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan

dari atasan langsung, diidentifikasi dengan benar.

1.3 Informasi yang diperoleh dari gambar kerja

dan instruksi kerja dikelompokkan sesuai kebutuhan.

1.4 Kesesuaian gambar kerja dan instruksi

kerja dicocokkan dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja.

(10)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 9 dari 46

kerja dan instruksi kerja yang telah

dicocokkan dengan informasi yang

diperoleh sebelumnya. 2. Menyiapkan peralatan

dan bahan yang akan digunakan dilokasi/ tempat kerja.

2.1 Jenis peralatan dan bahan yang akan

digunakan, diidentifikasi.

2.2 Jumlah peralatan dan bahan yang akan

digunakan, dihitung.

2.3 Peralatan dan bahan diajukan pada

bagian terkait sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan.

3. Melakukan pembersihan

permukaan yang akan dilapisi waterproofing.

3.1 Peralatan dan bahan yang dibutuhkan

dalam pekerjaan pembersihan permukaan, disiapkan.

3.2 Lokasi kerja yang akan dilapisi

waterproofing diperiksa berdasarkan

gambar kerja dan atau instruksi kerja.

3.3 Pembersihan permukaan dilakukan

dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan.

2.3.6 BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel

1.1 Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau

berkelompok, pada lingkup pekerjaan sektor konstruksi utamanya pada

pelaksanaan pekerjaan waterproofing.

1.2 Unit kompetensi ini berlaku dalam melakukan persiapan pekerjaan

waterproofing.

1.3 Konteks variabel yang dapat mendukung atau menambah kejelasan

tentang isi sejumlah elemen kompetensi pada unit kompetensi yang diperlukan dalam melaksanakan tugas, meliputi:

1.3.1 Memahami area kerja sesuai dengan gambar kerja dan instruksi kerja yang diterima.

1.3.2 Melakukan survey lokasi serta memastikan area yang akan

dipasang lapisan waterproofing sudah siap, dengan

memperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang terkait sebelum

pekerjaan pemasangan waterproofing telah selesai

dilaksanakan.

1.3.3 Memeriksa ketersediaan sumber bahan pembantu (misalnya air) untuk melakukan pembersihan permukaan.

1.3.4 Menyiapkan peralatan dan bahan pembersih dan perataan permukaan.

1.3.5 Melakukan pembersihan permukaan yang akan di

waterproofing.

2. Perlengkapan yang diperlukan

2.1 Peralatan

2.1.1 Alat pembersih permukaan 2.1.2 Alat bantu pembersih permukaan

(11)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 10 dari 46

2.2.1 Gamba kerja

2.2.2 Instruksi kerja (lisan maupun tulisan)

3. Tugas yang harus dilakukan

3.1 Menginterpretasikan gambar kerja dan instruksi kerja

3.2 Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dilokasi/

tempat kerja

3.3 Melakukan pembersihan permukaan yang akan dilapisi waterproofing.

4. Peraturan-peraturan yang diperlukan

4.1 Peraturan perundang-undangan terkait Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3)

4.2 Panduan yang terkait dengan penggunaan material waterproofing,

yang diterbitkan oleh produsen material/ bahan waterproofing yang akan digunakan

4.3 Standard Operating Procedure (SOP), yang diterbitkan perusahaan.

2.3.7 PANDUAN PENILAIAN

1. Penjelasan prosedur penilaian

Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait

1.1 Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi:

1.1.1 F45 PW 01 001 01 Melaksanakan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja(K3)

1.1.2 F45 PW 01 002 01 Melakukan komunikasi timbal balik di tempat kerja.

1.2 Unit kompetensi yang terkait, meliputi:

1.2.1 F45 PW 02 002 01 Melakukan pekerjaan awal pemasangan

waterproofing.

1.2.2 F45 PW 02 003 01 Pemasangan waterproofing

1.2.3 F45 PW 02 004 01 Melakukan test kebocoran

1.2.4 F45 PW 03 001 01 Melakukan pekerjaan waterproofing

dengan metode penjenuhan pori-pori beton.

2. Kondisi Pengujian

Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntuan standar.

Metode uji antara lain:

2.1 Tes tertulis

2.2 Tes lisan/tulisan

2.3 Praktek menggunakan alat peraga/simulasi

(12)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 11 dari 46

2.5 Portofolio atau metode lain yang relevan

3. Pengetahuan yang diperlukan

3.1 Gambar kerja

3.2 Perhitungan kebutuhan waterproofing

3.3 Peralatan kerja waterproofing

4. Keterampilan yang dibutuhkan

4.1 Melakukan identifikasi kesiapan lokasi kerja, dikaitkan dengan

pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya selesai dilakukan, sebelum

dimulainya pekerjaan pemasangan waterproofing.

4.2 Melaporkan kepada atasan, jika masih terdapat pekerjaan-pekerjaan

lain yang harus diselesaikan pihak lain sebelum pekerjaan pemasangan waterproofing dimulai

4.3 Menyesuaikan lokasi kerja dengan tata letak dan sirkulasi peralatan

dari bahan yang dapat dimobilisasi dan digunakan.

4.4 Menggunakan peralatan dan bahan, sesuai kondisi kerja yang

sesungguhnya

5. Aspek Kritis

5.1 Ketelitian dalam memahami gambar kerja dan instruksi kerja

5.2 Kecermatan dalam melakukan survey lokasi pemasangan

waterproofing

5.3 Kecermatan dalam mobilisasi peralatan dan bahan, sehingga tidak

terjadi penempatan bahan yang menyebabkan terganggunya produktivitas kerja.

2.3.8 KOMPETENSI KUNCI

NO KOMPETENSI KUNCI TINGKAT

1. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis informasi 1

2. Mengomunikasikan ide dan informasi 1

3. Merencanakan dan mngorganisasikan kegiatan 1

4. Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 1

5. Menggunakan ide dan teknik matematika 1

6. Memecahkan masalah 1

(13)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 12 dari 46

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1 Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh instruktur. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

3.1.1 Persiapan / perencanaan

1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti.

2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh

berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan.

3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran

1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar.

2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki.

3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktek

1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

2) Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan.

3.1.4 Implementasi

1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktek.

3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

3.1.5 Penilaian

Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan

3.2 Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

(14)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 13 dari 46

3.2.1 Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan

disarankan untuk menemui instruktur setiap saat untuk

mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

3.2.2 Belajar berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja.

3.2.3 Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan

Rancangan pembelajaran materi pelatihan bertujuan untuk melengkapi hasil analisis kebutuhan meteri pelatihan. Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran

(session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk

membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi yang merupakan tugasnya sebagai instruktur.

Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan sebagai berikut:

Unit Kompetensi : Melakukan Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Elemen Kompetensi 1 : Penginterpretasian gambar kerja dan instruksi kerja

No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif 1.1 Gambar kerja/detail yang telah disetujui oleh pemberi tugas, diidentifikasi dengan benar. 1) Dapat menguraikan dengan benar, gambar kerja/detail yang telah disetujui oleh pemberi Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengidentifi-kasi Gambar kerja/detail yang telah disetujui oleh pemberi tugas, dengan benar. 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menguraikan bagaimana mengidentifikasi dengan benar, gambar kerja/ detail yang telah disetujui oleh pemberi tugas. 2. Langkah identifikasi gambar kerja/detail yang telah disetujui oleh 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des 2010 2. Waterproofing Serial Rumah, Februari 2009 3. Internet. 20 menit

(15)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 14 dari 46

No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif tugas. 2) Mampu mengidentifikasi dengan benar, gambar kerja/detail yang telah disetujui oleh pemberi tugas. 3) Harus mampu mengidentifikasi gambar kerja/detail yang telah disetujui oleh pemberi tugas dengan cermat. pemberi tugas dengan cermat 3.Contoh pelaksanaan identifikasi dengan benar, gambar kerja/ detail yang telah disetujui oleh pemberi tugas.

1.2 Instruksi kerja, baik

lisan maupun tulisan dari atasan langsung, diidentifikasi dengan benar. 1) Dapat menguraikan dengan benar, instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung. 2) Mampu mengidentifikasi dengan benar, instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung. 3) Harus mampu

mengidentifikasi instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung dengan benar dan cermat.

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengidentifi-kasi instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung, dengan benar. 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1 Menguraikan bagaimana mengidentifika si dengan benar, instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung 2.Langkah identifikasi instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung dengan benar dan cermat 3. Contoh pelaksanaan identifikasi dengan benar, instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung. 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des 2010 2. Waterproofing Serial Rumah, Februari 2009 3. Internet 20 menit 1.3 Informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan instruksi kerja dikelompokkan sesuai kebutuhan. 1) Dapat menguraikan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengelompok kan informasi yang diperoleh dari gambar 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menguraikan bagaimana mengelompok an informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan instruksi kerja, sesuai 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des 2010 2. Waterproofing Serial Rumah, Februari 2009 20 menit

(16)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 15 dari 46

No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan instruksi kerja, sesuai kebutuhan. 2) Mampu mengelompokan informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan instruksi kerja, sesuai kebutuhan. 3) Harus mampu mengelompokan informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan instruksi kerja, sesuai kebutuhan dengan benar dan cermat kerja dan instruksi kerja sesuai kebutuhan. kebutuhan. 2. Langkah pengelompokan informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan instruksi kerja, sesuai kebutuhan dengan benar dan cermat. 3. Contoh pelaksanaan pengelompokan informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan instruksi kerja, sesuai kebutuhan. 3. Internet 1.4 Kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dicocokkan dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja. 1) Dapat menguraikan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja. 2) Mampu mencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja. 3) Harus mampu mencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja. 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menguraikan bagaimana mencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja. 2. Langkah mencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja dengan benar dan teliti. 3. Contoh pelaksanaan mencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja. 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des 2010 2. Waterproofing Serial Rumah, Februari 2009 3. Internet 15 menit

(17)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 16 dari 46

No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja dengan benar dan teliti. 1.5 Rencana kerja

dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja yang telah dicocokkan dengan informasi yang diperoleh sebelumnya. 1) Dapat menguraikan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya. 2) Mampu mencocokkan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya. 3) Harus mampu mencocokkan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya dengan benar dan teliti. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mencocokkan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya. 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menguraikan bagaimana mencocokkan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya. 2. Langkah pencocokkan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya dengan benar dan teliti. 3. Contoh pelaksanaan pencocokkan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya. 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des 2010 2. Waterproofing Serial Rumah, Februari 2009 3. Internet 15 menit Diskusi kelompok:

(18)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 17 dari 46

No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif kompetensi “ Menginterpretasikan gambar kerja dan instruksi kerja”

Unit Kompetensi : Melakukan Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Elemen Kompetensi 2 : Penyiapan Peralatan dan bahan yang akan Digunakan di lokasi/ tempat kerja

No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif 2.1 Jenis peralatan

dan bahan yang akan digunakan, diidentifikasi. 1) Dapat menguraikani jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan 2) Mampu

mengidentifikasi jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan. 3) Harus mampu mengidentifikasi jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat

mengidentifikasi jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menguraikan bagaimana mengidentifikasi jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan 2. . Langkah identifikasi jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan dengan rinci dan tepat 3. Contoh pelaksanaan identifikasi jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan. 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des 2010 2. Waterproofing Serial Rumah, Februari 2009 3. Internet 20 menit 2.2 Jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan, dihitung. 1) Dapat menguraikan jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan. 2) Mampu menghitung jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan. 3) Harus mampu menghitung Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menghitung jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan, 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1 Menguraikan bagaimana menghitung jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan. 2. Langkah

menghitung jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan dengan benar dan cermat

3. Contoh pelaksanaan menghitung jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan. 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des 2010 2. Waterproofing Serial Rumah, Februari 2009 3. Internet 25 menit

(19)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 18 dari 46

No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan dengan benar dan cermat. 2.3 Peralatan dan bahan diajukan pada bagian terkait sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan. 1) Dapat menguraikan peralatan dan bahan pada bagian terkait sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan. 2) Mampu mengajukan peralatan dan bahan pada bagian terkait sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan. 3) Harus mampu mengajukan peralatan dan bahan pada bagian terkait sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan dengan benar. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengajukan peralatan dan bahan pada bagian terkait sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan. 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menguraikan bagaimana mengajukan peralatan dan bahan pada bagian terkait sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan. 2. Langkah

menghitung jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan dengan benar dan cermat

3. Contoh pelaksanaan menghitung jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan. 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des 2010 2. Waterproofing Serial Rumah, Februari 2009 3. Internet 15 menit Diskusi kelompok:

Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi elemen kompetensi “ Menyiapkan Peralatan dan bahan yang akan Digunakan di lokasi/ tempat kerja”

Unit Kompetensi 3 : Melakukan Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Elemen Kompetensi 3 : Pembersihan Permukaan yang akan Dilapisi Waterproofing No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif 3.1 Peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu menyiapkan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menguraikan bagaimana menyiapkan peralatan dan bahan yang 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des 2010 2. Waterproofing 2 menit

(20)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 19 dari 46

No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif permukaan, disiapkan. 1) Dapat menguraikan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan. 2) Mampu menyiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan. 3) Harus mampu menyiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan dengan benar dan cermat. peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan. dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan 2. .Langkah penyiapan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan dengan benar dan cermat. 3. Contoh pelaksanaan menyiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan . Serial Rumah, Februari 2009 3. Internet 3.2 Lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing diperiksa berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja. 1) Dapat menguraikan bagaimana memeriksa lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja. 2) Mampu memeriksa lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu memeriksa lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja. 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menguraikan bagaimana memeriksa lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja. 2. Langkah pemeriksaan lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja dengan cermat dan teliti 3. Contoh pelaksanaan memeriksa lokasi kerja yang akan dilapisi 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des 2010 2. Waterproofing Serial Rumah, Februari 2009 3. Internet 15 menit

(21)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 20 dari 46

No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif 3) Harus mampu memeriksa lokasi kerja yang akan dilapisi

waterproofing

berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja. dengan cermat dan teliti waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja . 3.3 Pembersihan permukaan dilakukan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. 1) Dapat melakukan pembersihan permukaan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. 2) Mampu melakukan pembersihan permukaan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. 3) Harus mampu melakukan pembersihan permukaan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan dengan cermat dan teliti. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu membersihkan permukaan dengan menggunakan alat yang sesuai dengan kebutuhan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan 1. Menguraikan bagaimana melakukan pembersihan permukaan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan 2 Langkah pembersihan permukaan dengan teliti dan cermat dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan 3. Contoh pelaksanaan melakukan pembersihan permukaan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des 2010 2. Waterproofing Serial Rumah, Februari 2009 3. Internet 20 menit Diskusi Kelompok:

Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi Elemen Kompetensi “ Melakukan Pembersihan Permukaan yang akan Dilapisi Waterproofing”

(22)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 21 dari 46

BAB IV

PERSIAPAN PEKERJAAN

WATERPROOFING

4.1 Umum

Pada musim hujan, kita pasti menghadapi anaman kebocoran rumah. Tak peduli rumah mewah atau biasa saja, besar atau mungil, baru atau lama, air hujan selalu menghadirkan ancaman. Apalagi hujan belakangan ini tak jarang disertai angin ditambah intensitas yang luar biasa hebat.

Rumah adalah tempat kita berlindung dari terpaan panas dan hujan. Sudah pasti kita menginginkan rumah tinggal yang nyaman. Apa jadinya apabila rumah itu sendiri tidak terlindungi? Ketika musim hujan tiba, masalah klasikpun muncul, yaitu rembes dan bocor dimana-mana. Jika kondisinya seperti itu, mau tidak mau, kita harus meluangkan waktu untuk ”berperang” mencegah ataupun mengatasi kebocoran.

Akibat yang ditimbulkannya selain merusak ”pemandangan”, misalnya muncul jamur, flek atau ”ompol” di dinding. Menyadari arti pentingnya rumah sebagai tempat tinggal yang juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi, maka sudah selayaknya kita harus merawatnya dengan baik.

Salah satu caranya adalah melindunginya dengan menggunakan waterproofing.

Hal ini dapat diartikan dalam dua fungsi sesuai kebutuhannya, yaitu 1) melapisi agar air tidak masuk atau sebaliknya,

2) agar air tidak merembes keluar.

Bahan baku waterproofing juga bermacam-macam yang masing-masing berbeda

fungsi dan pengaplikasiannya, yaitu untuk dalam ruang dan luar ruang. Demikian

juga kita mengenal waterproofing yang ramah lingkungan.

Pencegahan terjadinya kebocoran dan rembesan pada rumah tentunya akan lebih baik daripada mengatasinya. Tetapi, kita sering kali baru mencari solusi untuk mengatasinya setelah rumah mengalami kebocoran dan rembesan. Nah, cara instan dan perbaikan cepat inilah yang akhirnya menjadikan biaya menjadi lebih mahal dan hasilnyapun tidak tahan lama.

(23)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 22 dari 46

4.2 Penginterpretasian gambar kerja dan instruksi kerja

Dalam menginterpretasi gambar kerja dan instruksi kerja, kita perlu mengetahui apa penyebab kebocoran yang menyebabkan air tumpah ke dalam rumah

Perhatikan rancangan atau konstruksi rumah apakah keliru atau tidak.

Biasanya, hal ini terkait erat dengan kemiringan atap yang kurang diperhatikan.

Seharusnya, atap rumah memiliki sudut kemiringan minimal 300 supaya air dapat

mengalir secara lancar. Jika sudut kemiringannya kurang dari 300 maka akan

timbul masalah. Batas toleransi sudut kemiringan yang disarankan, yang paling

aman bagi kemiringan atap rumah sekitar 300-400. Sebab, bila sudut

kemiringannya lebih dari itu maka masalah lainpun akan timbul, yakni genting

gampang melorot. .

4.2.1 Identifikasi dengan benar, gambar kerja/detail yang telah disetujui

oleh pemberi tugas.

Hal lain dalam mengidentifikasi dengan benar, gambar kerja yang telah

disetujui oleh pemberi tugas adalah kondisi alam. Perubahan cuaca panas dan

dingin secara terus menerus akan membuat material penutup rumah menjadi aus ataupun berubah. Retak-retak, sekecil apapun, bila terjadi di atap rumah, pasti akan menyeret air memasuki celah-celahnya. Jika hal ini terus dibiarkan terjadi maka air yang merembes akan merajalela dan membuat retakan membesar.

Kondisi alam lainnya yang menyebabkan kebocoran adalah tumpukan sampah dedaunan, serta segala sesuatu yang diterbangkan oleh angin da hinggap di

(24)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 23 dari 46

atap rumah. Akibat sampah-sampah alamiah ini, aliran airpun menjadi terganggu dan berpotensi menetes ke dalam rumah.

Lumut yang muncul di genting juga bisa menyebabkan terjadinya rembesan air. Retak-retak pada atap rumah akan segera memicu tumbuhnya lumut-lumut yang mengakibatkan aliran air tidak lancar. Nah, lumut ini biasanya menjadi problem pada rumah-rumah yang terletak di daerah lembab atau dingin.

a. Uraian bagaimana mengidentifikasi dengan benar, gambar kerja/ detail

yang telah disetujui oleh pemberi tugas.

Dalam mengidentifikasi dengan benar, gambar kerja/ detail lain yang telah disetujui

oleh pemberi tugas adalah talang air dan nok (ridge) yang menutup sambungan

antar bidang atap. Saat ini, talang air biasanya menggunakan karet vinil atau seng. Bahan tersebut tentu saja tidak elastic, padahal perubahan cuaca akan menyebabkan terjadinya pergeseran-pergeseran.

Pada rumah zaman dulu, talang air dibuat dari timah yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri dngan kondisi cuaca. Artinya, saat cuaca dingin, ia akan menyusut. Sementara itu, ketika cuaca panas, ia akan memuai tanpa kehilangan kemampuannya dalam melindungi rumah dari kebocoran. Namun, sekarang, bahan ini sudah sulit ditemukan karena dianggap terlampau mahal dan kurang ramah lingkungan.

b. Langkah identifikasi gambar kerja/detail yang telah disetujui oleh

pemberi tugas dengan cermat.

Langkah lain dalam identifikasi gambar kerja adalah adanya kebocoran yang disebabkan oleh kesalahan dan kecerobohan pemasangan.

Pemasangan genting yang tidak rapi mengikuti larikan pada reng membuat atap memiliki rongga yang mengundang datangnya air pada musim penghujan.

Pemasangan asbes yang dikunci dengan paku tak berpayung merupakan sumber malapetaka.

Memasang genting wuwungan atau nok dengan semen yang seirit-iritnya pasti membuat sambungan ini memicu rembesan air ke bawah, apalagi bila bagian

tersebut tidak dilapisi dengan material waterproofing.

c. Contoh pelaksanaan identifikasi dengan benar, gambar kerja/ detail

yang telah disetujui oleh pemberi tugas.

Sebagai contoh dalam mengidentifikasi gambar kerja/detail yang telah disetujui

oleh pemberi tugas adalah dalam pemilihan material yang digunakan.

Menggunakan atap lembaran, seperti asbes, semen fiber, ardex, seng anti karat, atau bitumen (aspal) berbeda pemasangannya dengan material, seperti genting tanah liat, genting beton, keramik, atau kayu sirap. Asbes memberikan toleransi

kemiringan hingga kurang dari 300 karena rongga antar bidang yang terbentuk

tidak sebanyak material genting.

Contoh lainnya, apabila genting rumah ada yang retak, tetapi di toko material tidak mudah mencari genting dengan tipe yang sama. Untuk mengatasinya, gunakan

(25)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 24 dari 46

material waterproofing plus serat kassa. Potonglah serat kassa pada bidang genting sesuai ukuran, kemudian olesilah dengan larutan waterproof.

4.2.2 Identifikasi dengan benar, instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan

dari atasan langsung.

Langkah awal dalam mengidentifikasi masalah adalah pencegahan kebocoran dan rembesan karena memerlukan biaya tambahan. Biaya tambahan inilah

yang menyebabkan langkah pencegahan menjadi lebih mahal daripada

quick-fix. Namun , hal ini akan menjadi sepadan tatkala kita bandingkan biayanya

dengan adanya kerusakan parah jika kebocoran dan rembesan sudah tidak dapat diatasi lagi. Apalagi dengan adanya kemungkinan kerugian yang akan terjadi dari akibat kebocoran dan rembesan, seperti rusaknya perabotan rumah, lukisan/foto berharga, dokumen penting, timbulnya rayap akibat kelembaban, bahkan kecelakaan yang mungkin menimpa anggota keluarga.

a. Uraian bagaimana mengidentifikasi dengan benar, instruksi kerja, baik

lisan maupun tulisan dari atasan langsung.

Sebagaimana artinya, waterproofing adalah pelapis kedap air. Yang perlu kita

pahami dalam gambar kerja dan instruksi kerja adalah :

1) Apakah waterproofing akan digunakan di dalam atau diluar ruang ?

2) Apakah waterproofing tersebut berfungsi melapisi agar air tidak masuk

atau sebaliknya, agar air tidak merembes keluar.

Dalam pekembangannya, produk waterproofing ternyata tidak hanya membantu

melindungi bangunan dari penetrasi air. Produk waterproofing juga membantu

memantulkan panas matahari (heat insulation) sehingga turut berperan

membantu menurunkan suhu di dalam bangunan. Langkah ini akan menghemat listrik, karena penggunaan AC menjadi berkurang.

b.

Langkah identifikasi instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari

atasan langsung dengan benar dan cermat.

Dalam mengidentifikasi masalah, misalnya, atap genting rumah terlampau landai kemiringannya sehingga air masuk ke dalam rumah saat hujan deras. Untuk mengatasi hal ini, gunakan pelindung berupa aluminium foil, plastic tebal, ataupun karpet yang dipasang persis di bawah genting di atas reng. Solusi tersebut tetap bersifat sementara karena rembesan air tetap akan masuk ke dalam rumah secara perlahan, dan berpotensi merusak reng kayu dan plafon. Dalam jangka panjang, pertimbangkanlah untuk mengubah sudut kemiringan atap ataupun mengganti material atap dengan yang berbentuk lembaran.

c.

Contoh pelaksanaan identifikasi dengan benar, instruksi kerja, baik

lisan maupun tulisan dari atasan langsung.

Dalam pelaksanaan identifikasi, misalnya, ditemukan nok atap rumah retak sehingga air merembes dari sana. Untuk mengatasinya, kita perlu mencermati komposisi semen. Boleh jadi, komposisi semen untuk memasang nok atau wuwungan kurang baik. Oleh karena itu, cobalah lapisi lagi dengan semen cair

(26)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 25 dari 46

atau semen yang dicampur sedikit kapur untuk menghindari terjadinya retak yang berulang. Jika terjadi retak yang terlalu besar, koreklah retaknya, kemudian tamballah dengan semen. Setelah itu, lapisilah dengan material waterproof.

4.2.3 Pengelompokan informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan

instruksi kerja, sesuai kebutuhan

.

Dalam mengelompokkan informasi, kita perlu lebih dahulu mengetahui bahwa.

Waterproofing biasanya diaplikasikan pada tempat-tempat yang rawan terjadi

bocor dan rembesan air. Sebuah bangunan sejatinya memiliki banyak area yang berpotensi bocor dan rembes, yaitu pada elemen atap, dinding maupun lantai.

a.

Uraian bagaimana mengelompokan informasi yang diperoleh dari

gambar kerja dan instruksi kerja, sesuai kebutuhan.

Area yang berpotensi rembes dapat dibagi menjadi tiga :

a. Area bidang tegak lurus, misalnya dinding samping rumah yang terbuka (tidak bersebelahan dengan dinding tetangga)

b. Area datar atau miring yang dilewati air, tetapi tidak mendapatkan air. Contohnya nok/ karpusan (sambungan atap) dan talang air.

c. Area yang sangat sering tergenang air karena fungsinya, misalnya kamar mandi, area servis dan dapur.

Bagaimana jika bangunan yang kita tinggali bukan bangunan baru?

Mungkin sulit untuk mengetahui “sejarahnya” apakah sudah memakai

waterproofing atau belum. Bisa jadi, bangunan tersebut sudah memakai

waterproofing, tetapi sudah lewat masanya sehingga perlu diulang aplikasinya lagi.

(27)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 26 dari 46

Selanjutnya, dari gambar kerja dan instruksi kerja, dapat dikelompokkan kegiatan sebagai berikut :

1) Mengatasi kebocoran pada atap rumah

2) Mengatasi kerusakan pada dinding rumah

3) Mengatasi kerusakan lantai rumah

4) Mengatasi kerusakan dak beton rumah

5) Mengatasi kerusakan instalasi air

6) Pengecatan

b.

Langkah pengelompokkan informasi yang diperoleh dari gambar

kerja dan instruksi kerja, sesuai kebutuhan dengan benar dan

cermat.

Menguraikan langkah pengelompokkan informasi dari gambar kerja dan instruksi kerja, bertujuan sebagai berikut :

1)

Meningkatkan nilai bangunan properti, karena rumah kita terhindar dari

bocor dan rembesan, yang akan mengganggu estetika rumah kita

.

2) Menjaga kekuatan struktur fondasi bangunan. Sebenarnya pengaruh air dalam jangka panjang juga akan berpengaruh terhadap fondasi bangunan 3) Memperpanjang umur bangunan. Biasanya, bangunan menjadi awet

karena air hujan yang jatuh di atap rumah langsung dapat mengalir dan terbuang dengan baik.

4) Menciptakan kondisi rumah yang tidak lembab dan berjamur serta lebih sehat bagi seluruh anggota keluarga. Pada dasarnya, kondisi lembab akan menimbulkan bau yang tidak sedap, serta mudah menimbulkan penyakit karena jamur akan leluasa berkembang biak di sana.

5) Menjadikan rumah tampak lebih menarik, rapi, dan bersih

6) Menghadirkan kenyamanan suasana rumah lebih hangat. Sesungguhnya kelembaban yang ditimbulkan oleh kebocoran dan rembesan akan bepengaruh terhadap udara di dalam rumah yang cenderung dingin dan tidak nyaman.

7) Memungkinkan pemanfaatan setiap ruang di dalam rumah secara optimal.

c.

Contoh pelaksanaan pengelompokan informasi yang diperoleh

dari gambar kerja dan instruksi kerja, sesuai kebutuhan.

Gambar kerja/ detail yang telah disetujui oleh pemberi kerja tentunya dibuat setelah kita bersama pemilik bangunan melihat kondisi kerusakan di lapangan, misalnya problem yang umum terjadi pada dinding adalah “retak rambut”, selanjutnya air bisa merembes ke dalam dinding dan meninggalkan bercak noda di dinding. Selain mengganggu, rembesan air juga bisa mempengaruhi kekuatan struktur bangunan serta membuat umur pakai bangunan jadi berkurang. Jika kita amati dinding rumah dengan seksama, akan sangat besar

(28)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 27 dari 46

kemungkinan kita menemukan adanya bagian dinding yang retak. Walau hanya sehalus rambut, keretakan tersebut berpotensi membuat air dapat merembes ke dalam bangunan. Jangan abaikan ! Terlebih jika dinding yang mengalami keretakan tersebut adalah dinding luar yang terkena langsung hujan atau berdampingan dengan bak air, kolam ataupun sumber air lainnya.

4.2.4

Pencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dengan

informasi yang tertuang dalam instruksi kerja.

Copyright of INSERT COMPANY NAME HERE

Up to two lines if required MOST CONFIDENTIAL

Aplikasi Waterproofing

External Walls

Dak beton Atap metal

Dinding

luar Area basah

Dalam mencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja kita perlu mengetahui terlebih dahulu aplikasi Waterproofing.

Aplikasi Waterproofing dapat dilakukan pada Atap metal, Atap dak beton, Dinding luar, Area basah (di kamar mandi atau kolam renang)

Selain itu, sebelum melaksanakan pekerjaan Waterproofing, maka konstruksi beton “suspended” (kolam renang, kolam ikan yang menggantung di lantai 2

keatas) harus dilakukan “test rendam”. Apakah ada kebocoran atau konstruksi

tersebut masih cukup kuat menahan beban rencana.

Jika ada perubahan bentuk di bagian tertentu, seperti melengkungnya bidang atap, maka harus dilakukan pembongkaran dan perbaikan total di bagian tersebut. Pemeliharaan dan perawatan itu sebaiknya dilakukan secara teratur. Mengetahui kualitas genting yang kita pakai tentu akan mempermudah perawatan dan pemeliharaan atap kita. Setiap jenis penutup atap mempunyai umur kerja masing-masing. Sebaiknya, kita bertanya kepada distributor maupun pabriknya, atau, biasanya dinyatakan dalam masa garansinya. Misalnya, bila disebut

(29)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 28 dari 46

bergaransi 15 tahun, berarti kita harus bersiap-siap dengan perbaikan, atau bahkan penggantian atap rumah kita saat selesai masa tersebut.

a

Uraian bagaimana mencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi

kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja.

Sebelum mendapat instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan

langsung, kita perlu mengidentifikasi terjadinya “retak rambut” pada dinding, dak

beton, karpus (sambungan genteng) maupun lantai.

Beberapa faktor pemicu retak rambut tersebut, adalah sebagai berikut : a. Penggunaan material bangunan dibawah standar,

b. Proses pengerjaan bangunan yang tidak cermat, c. Perubahan kondisi geografis permukaan tanah.

d. Proses “curing” (perendaman) beton, tidak berjalan sempurna, sehingga

bagian dalam dan bagian luar beton tidak mengeras bersamaan.

Untuk pertama kalinya, pada kebocoran atap rumah, sebaiknya kita memastikan terlebih dahulu penyebab terjadinya kebocoran pada atap.

Sebenarnya, ada banyak hal yang menjadi penyebab kebocoran atap, namun kita lebih baik menggolongkannya menjadi dua kategori, yakni karena kesalahan

dalam prosedur pembuatan dan kesalahan yang terkait hal-hal diluar dugaan

.

1) Kesalahan dalam prosedur pembuatan

Ada banyak jenis atap yang dipakai pada rumah. Namun, sebagian besar, sebagaimana yang bisa kita amati, menggunakan atap genting. Nah, atap genting inilah yang paling berpeluang mengalami kebocoran dan paling sulit dalam menangani pencegahannya.

Daerah yang paling kebocoran adalah tempat pertemuan bidang-bidang atap. Garis pertemuan ini yang berbentuk cembung ditutup oleh jenis genting yang

disebut nok atau wuwungan (ridge), sedangkan yang berbentuk cekung

dilindungi oleh talang jurai (valley) yang juga berfungsi sebagai saluran air

hujan. Dalam pembuatan atap di daerah itulah, kita harus memberikan perhatian lebih.

Biasanya, penjual genting atau atap jenis lainnya memberikan petunjuk detail cara pemasangan nok atau talang jurai. Pasikanlah petunjuk ini dilaksanakan seperti yang dianjurkan agar pemasangannya bisa leih baik. Akan tetapi, sebelumnya yakinkanlah bahwa atap sudah dirancang dalam sudut di atas minimal. Sebab setiap jenis genting punya ”spesifikasi” kemiringan tersendiri.

Pada umumnya, genting tanah liat dirancang untuk sudut sekitar 27,5-400.

Besar atau kecilnya sudut tergantung pada tujuan estetika rancangan. Namun, sekali-kali janganlah ketentuan sudut minimal dilanggar. Sebab, jatuhnya tetes hujan idak selalu tegak lurus mengikuti gravitasi, tetapi lebih sering serong karena pengaruh angin.

Apabila sudut tidak cukup maka dari celah-celah diantara genting inilah, air hujan akan masuk. Sedangkan celah-celah tersebut sengaja dibiarkan agar mampu mengakomodasi pemuaian dari setiap keping genting sekaligus sebagai bentuk ventilasi.

(30)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 29 dari 46

Sebaliknya, jika sudut atap harus dibuat lebih esar daripada 400, maka dari

setiap kepingan genting tesebut harus dipakukan ke reng yang berada tepat di bawahnya supaya tidak mudah melorot. Genting yang dirancang dan dibuat dengan baik selalu terdapat lubang paku di setiap gentingnya.

2) Kesalahan di luar dugaan.

Kesalahan diluar dugaan adalah kebocoran yang terjadi lama setelah rumah selesai dibangun. Untuk pertama kalinya, kita harus menentukan letak terjadinya kebocoran. Dugaan pertama tentu ada di daerah nok. Kemudian, di daerah lainnya yang kemungkinan besar adalah genting yang pecah atau tergeser dari tempatnya sehingga menyisakan lubang yang cukup besar. Tentunya, hal ini menjadi penyebab terjadinya kebocoran.

Sebenarnya, yang harus kita lakukan hanyalah mengembalikan genting yang tergeser ke posisi semula, atau menggantinya dengan genting baru manakala ada yang pecah. Namun, hal ini akan menjadi rumit jika kerusakan terjadi pada bagian nok, dan yang harus dilakukan disini adalah perbaikan sementara dan permanen.

Perbaikan sementara dilakukan saat selesai hujan, dan harus dianggap perbaikan darurat karena harus ditindak lanjuti dengan perbaikan permanen dilakukan pada musim kemarau berikutnya. Perbaikan sementara bisa berupa pelapisan daerah yang bocor dengan pelapis elastis, baik yang berupa lembaran ataupun yang berbentuk cair yang diaplikasikan dengan kuas. Perbaikan permanen dimaksudkan untuk melenyapkan masalah kebocoran selamanya. Perbaikan jenis ini dilakukan pada musim kemarau karena memerlukan keadaan yang betul-betul kering dari genting atau nok, serta bagian-bagian yang bocor lainnya. Dianjurkan pula agar dikerjakan sekaligus dengan kegiatan pemeliharaan menyeluruh dari atap guna efisiensi biaya. Pemeliharaan tersebut berupa pemeriksaan posisi genting maupun pembersihan dari kotoran ataupun daun-daun kering yang tersangkut di lubang-lubang talang.Sebaiknya, pemeriksaan dan pemeliharaan itu dilakukan secara menyeluruh.

b.

Langkah pencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja

dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja dengan benar

dan teliti.

Untuk lebih jelasnya, marilah kita perhatikan beberapa jenis atap dan perkiraan umur pakainya pada uraian berikut :

1) Atap Sirap

Penutup atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin (eusideroxylon

zwageri) ini umur kerjanya tergantung pada keadaan lingkungan, kualitas

kayu besi yang digunakan, dan besarnya sudut atap. Penutup atap jenis ini bisa bertahan sekitar 25 tahun ataupun hingga selamanya.

2) Atap Genting Beton

Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genting tanah tradisional, hanya bahan dasarnya adalah campuran semen PC dan pasir kasar, kemudian diberi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan kedap air.

(31)

Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing

Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 30 dari 46

Sebenarnya, atap ini bisa bertahan hampIr selamanya, tetapi lapisan perlindungan hanya akan bertahan sekitar 30-40 tahun.

3) Atap Seng

Sebenarnya, atap ini dibuat dari lembaran baja tipis yang diberi lapisan zinc

(seng) secara elektrolisis. Gunanya untuk agar menjadi tahan karat. Jadi istilah itu berasal dari bahan pelapisnya, yaitu seng. Jenis tersebut akan bertahan selama lapisan seng belum hilang (selama 30 tahunan). Setelah itu, atap akan mulai bocor apabila ada bagian yang terserang karat.

4) Atap Tanah Liat Tradisional.

Atap (genting) tanah liat tradisional akan bertahan selamanya. Hanya saja, warna dan penampilan genting jenis ini akan berubah seiring dengan bertambahnya jamur yang tumbuh di badan genting. Bagi sebagian orang, genting jenis ini memperindah penampilan atap. Namun, orang yang kurang menyukai jenis tesebut, atau memang tidak sesuai dengan gaya arsitektur rumahnya, ia bisa menggunakan genting berlapis glasur. Selain melindungi dari lumut, lapisan glasur memungkinkan genting diberi warna yang juga bertahan hampir selamanya.

5) Atap Dak Beton

Sebenarnya, jenis atap datar ini jarang menjadi atap utama. Atap tersebut hanya digunakan sebagai penutup bagian rumah yang sulit ditutup oleh jenis atap miring. Atap beton bisa dikatakan sebagai atap yang bebas kebocoran mengingat bentuknya yang solid. Meskipun demikian, sebaiknya atap diperiksa setelah mengalami satu kali musim hujan dan satu ali musim kemarau alias selama setahun setelah selesai dibangun untuk mendeteksi keretakan yang mungkin terjadi dan kerusakan lapisan waterproofingnya. Lapisan waterproofing ini memang harus secara periodik diperbaiki ataupun diganti.

c. Contoh pelaksanaan pencocokkan kesesuaian gambar kerja dan

instruksi kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja.

Contoh pelaksanaan pencocokkan tersebut diatas misalnya dalam penggunaan

aluminium foil, benda tersebut dirancang untuk menahan panas, bukan menahan air. Terkait ini, aluminium memang dikenal mempunyai sifat-sifat penahan panas. Bagaimanapun juga, dalam menghadapi kebocoran benda tersebut memiliki kegunaan, yaitu bisa mencegah terjadinya kebocoran yang ringan. Namun pada saat yang sama, kita akan kesulitan melokalisasi kebocoran itu karena titik bocor akan berbeda denga jatuhnya air di dalam rumah. Makanya, pakailah waterproofing, serta aplikasikan cat waterproofing pada tiap sambungan secara tepat agar tidak terjadi retak rambut.

4.2.5 Pencocokkan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja

dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya.

Dalam mencocokkan rencana kerja dengan gambar kerja perlu kita kuasai dulu bagaimana menanggulangi kebocoran atap rumah.

Referensi

Dokumen terkait

Teks atau imej yang telah digunakan dalam overhed dan edaran boleh digunakan untuk membuat bahan-bahan multimedia.. Multimedia ditakrifkan sebagai gabungan bunyi, gerakan, gambar

4 Jaga kebersihan mulut dan hidung 5 Jaga patensi jalan napas 6 Humidifikasi yang adekuat 7 Pantau tekanan balon 8 Observasi tanda-tanda vital dan suara paru-paru 9 Lakukan

Tujuan Evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja SDM organisasi, dalam penilaian kinerja tidak hanya

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran menggunakan Net Support Manager berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa

- Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/14/PBI/2003 tentang Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan dan Pelatihan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia Bank Perkreditan Rakyat.. -

Untuk menghasilkan rancangan pondok pesantren induk Lirboyo yang didasarkan pada prinsip-prinsip arsitektur Islam dari Nangkula Utaberta yang sesuai syariat Islam

Matakuliahinimemberikan pemahaman danmemperkenalkan tentang kewirausahaan ditinjau dari perspektif ilmu psikologi, aspek-aspek psikologis (kepribadian, kognisi, sikap,

(2005) telah mengembangkan mod el p enu laran penyakit WNV dari tulisan sebe lumnya tetapi d e ngan beberapa perubahan. Perubahan ini dimak s udkan untuk memperoleh