• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Tahunan Kusta 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Tahunan Kusta 2017"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TAHUNAN KUSTA 2017 1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Penyakit kusta adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) dan menyerang syaraf tepi, kulit serta jaringan tubuh lainnya. Menyembuhkan penderita kusta dan mencegah timbulnya cacat merupakan tujuan dari pengobatan penyakit kusta. Penderita kusta yang berobat dini dan teratur akan cepat sembuh tanpa menimbulkan cacat, akan tetapi bagi penderita yang sudah dalam keadaan cacat permanen pengobatan hanya dapat mencegah cacat yang lebih lanjut. (Depkes RI, 2006)

Latar Belakang Kusta (lepra) atau Morbus Hansen merupakan penyakit menular yang menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium Leprae) yang menyerang syaraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya. Penyakit ini sering kali menimbulkan permasalahan yang kompleks, masalah yang ditimbulkan bukan hanya dari segi medis tetapi sampai pada masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional.

UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh merupakan salah satu puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan pemberantasan penyakit Kusta. UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh memiliki wilayah kerja sebanyak 13 Desa dengan jumlah penduduk sebanyak 42.361, terdiri dari laki – laki sekitar 21.168 orang dan jumlah penduduk perempuan 21.193 orang.

1.2. Visi dan Misi UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh A. Visi UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh

Terwujudnya masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat menuju kecamatan yang MAKMUR ( Maju, Aman, Kondusif, Mandiri, Unggul, dan Religius ).

B. Misi Kabupaten Majalengka

Sebagai penjabaran visi tersebut telah ditetapkan 5 misi, yaitu :

1. Menurunkan angka kematian bayi dan angka kematian ibu 2. Menyelenggarakan pemberian imunisasi lengkap

3. Menyelenggarakan upaya P2M yang optimal 4. Meningkatkan upaya kwalitas pelayanan

(2)

LAPORAN TAHUNAN KUSTA 2017 2 1.3.Nilai Organisasi UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh

Dalam melaksanakan visi dan misi UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh kegiatan program pengendalian penyakit kusta bersinergi dengan Nilai Organisasi UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh yaitu “ GALUH “ adapun penjabarannya tersebut sebagai berikut :

a. Gemilang, artinya keberhasilan dan prestasi yang dicapai yang paling penting adalah kepuasan pelayanan bagi pasien dan masyarakat.

b. Aman, artinya bahwa dalam melaksanakan pekerjaan keamanan bagi petugas, pasien dan masyarakat menjadi bagian penting.

c. Loyal artinya setia, dalam bekerja kita tetap memegang teguh kesetiaan baik kepada puskesmas, atasan, rekan kerja juga pasien dan masyarakat.

d. Ulet artinya tahan uji, tidak mudah putus asa dan menyerah jika menemui rintangan dan hambatan dalam bekerja yang disertai kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan dan cita – cita.

e. Harmonis artinya seiya sekata diantara pegawai dengan adanya sikap saling menghargai dan menyayangi ddalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien / masyarakat.

1.4.Program Pemberantasan Penyakit Kusta

Pemberantasan penyakit kusta di UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh dilakukan dengan berbagai startegi dan kebijakan berdasarkan situasional yang ada, ketenagaan serta pendanaanpun sudah berjalan dengan baik. Tingkat keberhasian suatu kegiatan sangat dipengaruhi oleh sumberdaya manusia seperti tenaga ahli atau programmer kusta. Sumberdaya manusia dapat dilihat dalam table berikut ini :

Tenaga / Petugas Jumlah total

Jumlah petugas terlatih yg masih

bekerja

Jumlah petugas belum terlatih yg masih bekerja Dokter 3 1 2 Petugas pengelola program kusta 2 1 1

(3)

LAPORAN TAHUNAN KUSTA 2017 3 1.5.Visi dan Misi Program P2 Kusta

A.Visi Program P2 Kusta

Membebaskan masyarakat Majalengka dari masalah sosial ekonomi akibat penyakit kusta

B.Misi Program P2 Kusta

1. Menumbuhkan dan meningkatkan kualitas hidup penderita kusta dengan memberikan pengobatan yang akurat dan rehabiltasi sosial ekonomi

2. Mengintegrasikan pelayanan penderita kusta dengan pelayanan kesehatan dasar 3. Menghilangkan stigma sosial dalam masyarakat dengan mengubah paham

(4)

LAPORAN TAHUNAN KUSTA 2017 4 BAB II

PENGENDALIAN KUSTA

2.1. Pengendalian Kusta

Strategi pengendalian terpadu perlu kita wujudkan mengingat kompleknya masalah - masalah penyakit kusta serta kecacatannya yang harus diperhatikan. prevalence rate dan deformity propotion masih tinggi maka kesinambungan program P2 Kusta sangat di perlukan, untuk itu perlu peranan masyarakat yang dapat meningkatkan partisipasinya dalam program P2 kusta ini dan juga perhatian baik dari pemerintah maupun donatur masih diperlukan.

Dengan mengembangkan ilmu keperawatan dan deteksi dini dengan berolah raga untuk meningkatkan kualitas hidup eks dan penderita kusta maka berupaya membentuk Kelompok Perawatan Diri (KPD) dan acuan buku Deteksi Dini Cacat Kusta (DDCK) guna mewujudkan kemandiriaan cara merawat diri bagi eks dan penderita kusta.

2.2. Tujuan Program Pemberantasan Penyakit Kusta

Mengetahui gambaran penderita kusta di wilayah kerja Puskesmas Rajagaluh tahun 2017 serta dapat menentukan arah kebijakan pada tahun berikutnya.

a) Tujuan jangka panjang

1) Menurunkan transmisi penyakit kusta pada tingkat tertentu sehingga kusta tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat.

2) Mencegah kecacatan pada semua penderita baru yang ditemukan melalui pengobatan dan perawatan yang benar.

3) Memberikan perawatan dan pelayanan rehabilitasi yang tepat kepada penyandang cacat kusta.

 Tujuan jangka pendek

1) Mengintensifkan penemuan dan diagnosis penderita kusta di daerah endemik tinggi dan kantong-kantong kusta di daerah endemik rendah.

2) Mengembangkan puskesmas dengan perawatan cacat yang adekut.

3) Melaksanakan pengelolaan program pengendalian kusta dengan strategi pengendalian kusta sesuai endemisitas daerah dan didukung dengan kegiatan-kegiatan penunjang.

4) Menurunkan proporsi anak dan kecacatan tingkat 2 diantara penderita baru menjadi kurang dari 5 %.

5) Memberikan pengobatan yang adekuat sehingga tercapai angka kesembuhan (RFT Rate) lebih dari 90 %.

6) Menurunkan proporsi penderita yang cacat pada mata tangan dan kaki setelah RFT kurang dari 5 %.

(5)

LAPORAN TAHUNAN KUSTA 2017 5 2.3. Strategi

a) Untuk daerah dengan CDR > 5 per 100.000 penduduk, pelayanan penderita kusta merupakan bagian pelayanan rutin disetiap unit pelayanan kesehatan.

b) Untuk daerah dengan CDR < 5 per 100.000 penduduk, pelayanan penderita kusta diberikan di unit pelayanan rujukan, diikuti dengan pendekatan didaerah fokus.

( Sumber : Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta Depkes RI, 2006 )

2.4. Kebijakan

Pelaksanaan program pengendalian kusta diintegrasikan dalam kegiatan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas.

1. Pengobatan penderita kusta dengan MDT sesuai dengan rekomendasi WHO diberikan cuma-cuma.

2. Penderita kusta tidak boleh diisolasi. 3. Memperkuat sistem rujukan.

(6)

LAPORAN TAHUNAN KUSTA 2017 6 BAB III

HASIL KEGIATAN

3.1. Hasil Kegiatan

A. Jumlah penderita Kusta di wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh dari tahun 2015 sampai dengan 2017 dapat dilihat pada table berikut ini :

No Tahun Jumlah penduduk Jumlah kasus Prevalensi Rate

1 2015 41.949 orang 5 Kasus 0,011 %

2 2016 42.158 orang 1 Kasus 0,002 %

3 2017 42.361 orang 3 Kasus 0,007 %

Berdasarkan table diatas menunjukan bahwa Prevalensi Rate (PR) Kusta di UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh masih dapat dipertahankan dibawah 1 per 10.000 penduduk atau sekitar 0,01 % dari jumlah penduduk.

B. Angka Kejadian Penyakit Kusta Berdasarkan Tempat Kejadian

No Nama Desa Jumlah Kasus Kusta

2015 2016 2017 1 Rajagaluh Lor 0 0 0 2 Rajagaluh 0 0 0 3 Rajagaluh Kidul 1 0 2 4 Cipinang 1 0 0 5 Cisetu 0 0 1 6 Kumbung 0 0 0 7 Sadomas 0 0 0 8 Singawada 0 0 0 9 Babakankareo 2 0 0 10 Sindangpano 0 0 0 11 Payung 0 0 0 12 Teja 1 0 0 13 Pajajar 0 1 0 Jumlah Total 5 1 3

C. Case Detection Rate (CDR)

CDR adalah angka penemuan kasus baru dalam 1 tahun dihitung dengan membandingkan dengan 100.000 jumlah penduduk. Untuk angka CDR kasus kusta pada tahun 2017 di UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh adalah 3 / 100.000 x 42.361 orang jadi CDR Kasus Kusta sebesar 1 Kasus.

(7)

LAPORAN TAHUNAN KUSTA 2017 7 D. Penemuan Kasus Baru Kusta ( New Case Detection Rate )

NCDR adalah Angka penemuan kasus baru dalam kurun waktu 1 tahun dihitung dengan jumlah kasus < 5 per 100.000 penduduk. Jumlah kasus baru kusta pada tahun 2017 sebanyak 3 kasus.

E. Tingkat Kecacatan

Penderita Kusta di UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh pada tahun 2017 yang memiliki kecacatan dapat dilihat pada table berikut ini :

F. Proporsi petugas puskesmas yang mampu mengidentifikasi suspek kusta

Petugas pemeriksa yang ada di UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh terdiri dari berbagai macam profesi diantaranya : Profesi dokter, perawat, bidan, petugas analis laboratorium, serta petugas kesehatan lainnya. Petugas yang sudah terlatih mengidentifikasi penyakit kusta dan memiliki keahlian dalam mengidentifikasi penyakit kusta hanya beberapa orang saja , diantaranya dokter 1 orang, perawat 1 orang.

Definisi suatu daerah dinyatakan sebagai daerah endemik rendah kusta apabila :

a) Program berjalan dengan baik selama 3 tahun berturut – turut , penemuan kasus dilakukan secara aktif dan pasif.

b) Proporsi petugas Puskesmas yang mampu mengidentifikasi suspek kusta minimal 75% c) Angka penemuan kasus baru ( NCDR ) < 5 per 100.000 penduduk.

3.2. Target Dan Analisis 3.2.1.Target

Berdasarkan Panduan Penangangan dan pemberantasan penyakit Kusta di Kabupaten Majalengka maka target angka kesakitan kusta yaitu dibawah 1 per 10.000 penduduk. Jumlah penemuan kasus baru yang harus dicapai di wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh adalah sebagai berikut :

5 --- x Jumlah Penduduk 100.000 5 --- x 42.361 orang = 2 100.000

Target temuan kasus kusta di UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh tahun 2017 sebanyak 2 kasus, sedangkan temuan kasus baru yang ditemukan pada tahun 2017 sebanyak 3 kasus, maka dapat dipastikan bahwa target temuan kasus baru kusta sudah mencapai target.

Untuk jumlah cacat TK II akibat kusta di UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh yaitu harus kurang dari 5% dari jumlah penderita Kusta. Jumlah penderita kusta dengan memiliki tingkat cacat II di UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh tidak ada.

(8)

LAPORAN TAHUNAN KUSTA 2017 8 3.2.2.Analisis

Berdasarkan data tersebut maka kami sebagai programer P2 Kusta menganalisis dan mengevaluasi hasil kegiatan program sebagai berikut :

1) Prevalensi Rate (PR) Jumlah Kasus Kusta Tahun 2017 sebanyak 3 kasus (0,007 %) maka jumlah angka kesakitan kusta di UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh Tahun 2017 masih di bawah 1 %. Hal ini menunjukan bahwa di wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh masih termasuk daerah endemic rendah.

2) Target peneuman kasus baru kusta tahun 2017 yaitu 2 kasus, sedangkan pencapaian atau penemuan kasus kusta tahun 2017 sebanyak 3 kasus. Hal ini menunjukan bahwa penemuan kasus baru kusta mencapai target.

3) Proporsi petugas puskesmas yang dapat mengidentifikasi penyakit kusta masih kurang dari 75% hanya terdiri dari 3 orang petugas, 2 diantaranya sudah melakukan pelatihan sedangkan 1 petugas belum terlatih.

3.3. Identifikasi Masalah, Prioritas Masalah dan Pemecahan Masalah 3.3.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan dan dianalisi masalah yang ada pada kegiatan program pemberantasan penyakit kusta di UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh dapat dilihat dalam table berikut ini :

Tabel Identifikasi Masalah

Program Pemberantasan Penyakit Kusta Tahun 2017 Di UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh

No UPAYA TARGET PENCAPAIAN MASALAH

1 Penurunan angka kesakitan

Kusta (Prevalensi Rate)

< 4 kasus 3 kasus Tidak ada masalah

2 Penemuan Kasus Baru Kusta 2 Kasus 3 Kasus Tidak ada maslah

3 Pencegahan cacat Tk II akibat

Kusta

< 5 % 0 % Tidak ada masalah

4 Petugas puskesmas dapat

mengidentifikasi penyakit Kusta

> 75 % 15 % Kurangnya petugas

puskesmas yang dapat mengidentifikasi

penyakit Kusta

3.3.2. Prioritas Masalah Program Pemberantasan Penyakit Kusta

Masalah – masalah yang ada di program pemberantasan penyakit kusta dapat dilihat pada table berikut ini :

No Masalah U S G Total

1 Kurangnya petugas

puskesmas yang dapat mengidentifikasi penyakit kusta

(9)

LAPORAN TAHUNAN KUSTA 2017 9 Berdasarkan data diatas dapat dianalisa masalah yang ada pada program P2 Kusta adalah kurangnya petugas yang dapat mengidentifikasi penyakit kusta. Penyebab masalah tersebut dapat dianalisis pada diagram berikut ini :

Manusia Metode Analisa Penyebab Masalah

 Kurangnya wawasan tentang identifikasi Kusta

 Tenaga yang ada memiliki kegiatan lain

 Pelatihan identifikasi kusta tidak dilakukan

Kurangnya Petugas puskesmas yang dapat mengidenfikisasi

penyakit kusta  Biaya pelatihan identifikasi

kusta belum dianggarkan Mechine Material Money

3.3.3. Pemecahan Masalah Program

Dari analisa penyebab masalah yang ada pada program P2 Kusta dapat disimpulkan pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut :

Tabel Pemecahan Masalah Program P2 Kusta

No Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan masalah Pemecahan Masalah terpilih Keterangan 1 Kurangnya Petugas

Puskesmas yang dapat mengidentifikasi kusta Kurangnya wawasan petugas tentang identifikasi kusta  Sosialisai tentang identifikasi kusta kepada petugas  Simulasi identifikasi kusta kepada petugas  sosialisasi tentang identifikasi masalah kusta kepada petugas Jadwal sisoalisasi direncanakan Tenaga yang ada memiliki kegiatan lain  adanya tenaga tambahan untuk program kusta  jadwal kegiatan ditentukam  adanya tenaga tambahan untuk program kusta Agar ketika petugas kusta sedang ada kegiatan lain dapat dilakukan oleh petugas yang lain Tidak dilakukan pelatihan tentang kusta  Usulan ke dinkes untuk pelatihan petugas kusta  Bintek kusta oleh wasor kepada petugas puskesmas

(10)

LAPORAN TAHUNAN KUSTA 2017 10  Bintek kusta oleh wasor kepada petugas puskesmas Biaya pelatihan belum dianggarkan  Usulkan anggaran pelatihan identifikasi kusta dari berbagai sumber anggaran  Rencanakan usulan anggaran kegiatan ke BOK Rencanakan usulan anggaran kegiatan ke BOK

(11)

LAPORAN TAHUNAN KUSTA 2017 11 Rencana Usulan Kegiatan

Program Pemberantasan Penyakit Kusta UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh Tahun 2018

No Upaya Kesehatan Kegiatan Tujuan Sasaran Target sasaran Penanggungjawab Kebutuhan Sumberdaya Mitra Kerja Waktu pelaksanaan

Kebutuhan

Anggaran Indikator Kinerja

Sumber Anggaran 1 Petugas puskesmas dapat mengidentifikasi kusta Sosialisasi tentang identifikasi kusta kepada petugas puskesmas Meningkatkan wawasan petugas puskesmas agar dapat mengidentifikasi kusta Staff Puskesmas

35 orang Programer Kusta  Tenaga terlatih Kusta dari dinkes minimal 1 orang  ATK  Ruang rapat  Mamin pertemuan  Uang saku narasumber Lintas program, Wasor, dan lintas sektor

Bulan April 2018 Rp. 1.700.000,- Petugas yang dapat mengidentifikasi kusta > 75% BOK/JKN 2 Penemuan Kasus Baru Kusta Penjaringan kusta melalui RVS dan School Survey Menemukan penderita kusta sedini mungkin Desa Endemis Dan Sekolah2  Desa Rajagaluh Kidul  SD Rajagaluh Kidul

Programer Kusta  Dokter PKM  Petugas Kusta  Petugas lain  Materi

 Mamin pertemuan  Uang saku peserta

Pemerintah Desa Rajagaluh Kidul Kepala Sekolah Rajagaluh Kidul

Juli 2018 Rp. 2,697,500,- Penemuan kasus baru dapat ditemukan BOK / JKN 3 Penurunan angka kesakitan Kusta Penyuluhan tentang PHBS dan Personal Hygiene Meningkatkan kesehatan masyarakat Masyarakat dan kader kesehatan diwilayah kerja PKM Rajagaluh 13 desa 13 Kader Kesehatan

Programer Kusta  Dokter PKM  Petugas Kusta  Petugas lain  Materi

 Mamin pertemuan  Uang saku peserta

Lintas program, Wasor, dan lintas sektor

Agustus 2018 Rp. 2.697.500,- Angka Kesakitan < 1% BOK / JKN 4 Pencegahan cacat TK II akibat Kusta Melaksanakan pembinaan perawatan diri pada penderita Kusta Mencegah kecacatan akibat kusta Penderita Kusta yang RFT dan yang sedang pengobatan

10 penderita Programer Kusta  Tenaga terlatih  Dokter PKM  Wasor  Ruang pertemuan  Mamin peserta  Uang saku narasumber

wasor Oktober 2018 Rp. 1.362.500,- Tidak ditemukan cacat akibat Kusta

(12)

LAPORAN TAHUNAN KUSTA 2017 12 BAB IV

PENUTUP

Laporan Evaluasi merupakan bahan koreksi dan informasi mengenai program yang telah dilaksanakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan tindakan selanjutnya agar program yang akan datang bisa lebih baik. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan, untuk itu kami memohon saran dan bimbingannya agar penyusunan laporan bisa lebih baik. Semoga Laporan evaluasi ini dapat dijadikan referensi bagi penyusun khususnya dan bagi UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh pada umumnya.

Kami mengucapan banyak terima kasih atas bantuan dan bimbingannya kepada Kepala UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh, dan Ibu kasubag TU , serta rekan – rekan petugas yang telah mendukung terlaksannya laporan evaluasi program ini. Semoga dapat bermanfaat dan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT.

Mengetahui,

Kepala UPTD Puskesmas DTP Rajagaluh

II HAMBALI, SKM., MM

NIP 19660919 198703 1 002

Rajagaluh, 5 Januari 2018 Programer Pemberantasan Penyakit Kusta

AMIN SUGIRI

(13)

Gambar

Tabel Identifikasi Masalah
Tabel Pemecahan Masalah Program P2 Kusta

Referensi

Dokumen terkait

Kemungkinan besar kendala mahasiswa adalah karena mereka tidak mempunyai komputer yang menggunakan bahasa China sehingga pada waktu mereka akan menjawab pertanyaan dosen yang

Pemahaman mahasiswa dalam materi  penelitian berguna untuk menjelaskan kecenderungan pemilihan jenis penelitian skripsi mahasiswa yang cenderung lebih menggunakan

Di samping itu, komposisi dan karakteristik sampah dari tahun ke tahun bergeser ke arah sampah yang lebih kompleks, termasuk adanya kandungan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Kebanyakan literatur yang ditulis tentang jahe merah tercampur dengan  jahe putih (jahe gajah) dan jahe kuning (jahe yang biasa dipakai untuk masakan), hal tersebut tidak

Dalam penelitian ini akan difokuskan pada tinjauan optimalisasi penggunaan air irigasi di Daerah Irigasi Muara Jalai Kabupaten Kampar, dimana parameter yang

Persiapan pekerjaan Swakelola yang meliputi kesesuaian gambar pelaksanaan dengan gambar rencana kerja serta kebutuhan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku

Untuk menjamin kondisi normal dari alat medis, maka baik pengadaan maupun pemeliharaan alat medis tersebut harus dibuatkan rencana kerjanya sehingga

pilihannya diantara cara-cara tindakan alternatif (Kuperman, 1983). Penekanan utama definisi ini pada faktor eksternal yang mempengaruhi prilaku manusia. Pendekatan yang