• Tidak ada hasil yang ditemukan

fmea

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "fmea"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

FMEA

(KONSEP & CONTOH KASUS)

(2)

SEJARAH FMEA

Pertama kali dikembangkan pada tahun 60’ an oleh NASA untuk

proyek pendaratan manusia ke bulan.

Diadopsi & dikembangkan pada industri otomotif di tahun 70’an oleh

FORD sebagai suatu reaksi terhadap menurunnya mutu &

kehandalan produk otomotif Amerika.

Pada tahun 80’ diadopsi oleh banyak industri yang menekankan pada

keselamatan, kehandalan dan mutu seperti: otomotif, electronic,

penerbangan, Komputer.

AIAG ( Automotive Industry Action Group ) dan American Society for

Quality Control (ASQC) menetapkannya sebagai standar pada tahun

1993. Saat ini FMEA merupakan salah satu core tools dalam ISO/TS

16949:2002 ( Techical Specification for Automotive Industry ).

(3)

DEFINISI FMEA

Secara Etimologi, FMEA tersusun dari kata Failure

(Kegagalan) Mode (Bentuk) Effect (Akibat) and

Analysis (Analisa).

Sedang secara epistimologi, definisi FMEA

sebagaimana disebutkan dalam QS : 9000 ialah

merupakan suatu pendekatan sistematis untuk :

Mengenal dan mengevaluasi potensi-potensi kegagalan dari

suatu produk (proses) dan akibat dari kegagalan yang

ditimbulkannya.

Mengidentifikasi tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk

mengeliminasi (menghilangkan) atau mengurangi peluang dari

potensi kegagalan yang terjadi.

Mendokumentasikan proses secara keseluruhan.

(4)

DEFINISI (Lanjutan)

Secara umum, FMEA (Failure Modes and Effect Analysis)

didefinisikan sebagai sebuah teknik yang

mengidentifi-kasi tiga hal, yaitu :

1.

Penyebab kegagalan yang potensial dari sistem,

desain produk, dan proses selama siklus hidupnya,

2.

Efek dari kegagalan tersebut,

3.

Tingkat kekritisan efek kegagalan terhadap fungsi

sistem, desain produk, dan proses.

FMEA

merupakan

alat

yang

digunakan

untuk

menganalisa keandalan suatu sistem dan penyebab

kegagalannya untuk mencapai persyaratan keandalan

dan keamanan sistem, desain dan proses dengan

memberikan

informasi

dasar

mengenai

prediksi

(5)

DEFINISI (Lanjutan)

Apakah sebabnya FMEA begitu banyak perhatian

pada saat ini ?

Pertama, analisa ini tidak memerlukan persamaan

matematik atau statistik dan dapat diterapkan hanya

kepada pengalaman & pengetahuan yang

konvensional. Ini berarti setiap orang dapat dengan

mudah meramal keandalan.

Kedua, walaupun pada awalnya dimaksudkan untuk

peningkatan produk dalam fase rancangan / desain,

namun diperluas untuk peningkatan proses saat fase

pembuatan produk.

(6)

TIPE - TIPE FMEA

Terdapat lima tipe FMEA yang bisa diterapkan

dalam sebuah industri manufaktur, yaitu :

1.

System, berfokus pada fungsi sistem secara

global Efek dari kegagalan tersebut,

2.

Design, berfokus pada desain produk

3.

Process, berfokus pada proses produksi, dan

perakitan

4.

Service, berfokus pada fungsi jasa

(7)

JENIS - JENIS FMEA

Suatu produk industri (misalnya : Thumb Drive atau Flash Disc,

Lemari ES, Hand Phone, dll) tidak akan mungkin langsung diproduksi

secara massal (Mass Production) tanpa melalui sebuah proses

perancangan (Design) terlebih dahulu.

Dari logika sederhana ini dapat disimpulkan bahwa FMEA itu

perlu dilakukan di tahapan-tahapan :

1.

Design (Perancangan)

FMEA pada tahapan ini akan difokuskan pada rancangan produk

dan pengembangannya sebelum diproduksi secara massal

sehingga lebih dikenal dengan Design FMEA (DFMEA).

2.

Process (Proses)

FMEA pada tahapan ini akan berorientasi pada rancangan proses

dan pengembangannya dimana sudah berlangsung produksi

secara massal yang didalamnya terdapat bebeapa potensi

kegagalan. FMEA pada tahapan ini dikenal dengan Process FMEA

(PFMEA).

(8)

TUJUAN PENERAPAN FMEA

Tujuan yang dapat dicapai oleh perusahaan dengan

penerapan FMEA:

1.

Untuk mengidentifikasi mode kegagalan dan

tingkat keparahan efeknya

2.

Untuk mengidentifikasi karakteristik kritis dan

karakteristik signifikan

3.

Untuk mengurutkan pesanan desain potensial

dan defisiensi proses

4.

Untuk membantu fokus engineer dalam

mengurangi perhatian terhadap produk dan

proses, dan membantu mencegah timbulnya

permasalahan.

(9)

KEUNTUNGAN PENERAPAN FMEA

Dari penerapan FMEA pada perusahaan, maka akan

dapat diperoleh keuntungan – keuntungan yang sangat

bermanfaat untuk perusahaan, (Ford Motor Company,

1992) antara lain:

1.

Meningkatkan kualitas, keandalan, dan keamanan

produk

2.

Membantu meningkatkan kepuasan pelanggan

3.

Meningkatkan citra baik dan daya saing perusahaan

4.

Mengurangi waktu dan biaya pengembangan produk

5.

Memperkirakan tindakan dan dokumen yang dapat

(10)

KEUNTUNGAN PENERAPAN FMEA (Lanjutan)

Manfaat khusus dari Proses FMEA bagi perusahaan adalah:

1.

Membantu menganalisis proses manufaktur baru.

2.

Meningkatkan pemahaman bahwa kegagalan potensial

pada proses manufaktur harus dipertimbangkan.

3.

Mengidentifikasi defisiensi proses, sehingga para engineer

dapat berfokus pada pengendalian untuk mengurangi

munculnya produksi yang menghasilkan produk yang

tidak sesuai dengan yang diinginkan atau pada metode

untuk meningkatkan deteksi

pada produk yang tidak sesuai tersebut.

4.

Menetapkan prioritas untuk tindakan perbaikan pada

proses.

5.

Menyediakan dokumen yang lengkap tentang perubahan

proses untuk memandu pengembangan proses

(11)

OUTPUT PROSES FMEA

Output dari Proses FMEA adalah:

1. Daftar mode kegagalan yang potensial pada proses.

2. Daftar critical characteristic dan significant characteristic.

3. Daftar tindakan yang direkomendasikan untuk menghilangkan penyebab munculnya mode kegagalan atau untuk mengurangi tingkat kejadiannya dan untuk meningkatkan deteksi terhadap produk cacat bila kapabilitas proses tidak dapat ditingkatkan.

FMEA merupakan dokumen yang berkembang terus. Semua pembaharuan dan

perubahan siklus pengembangan produk dibuat untuk produk atau proses. Perubahan ini dapat dan sering digunakan untuk mengenal mode kegagalan baru. Mengulas dan

memperbaharui FMEA adalah penting terutama ketika:

1. Produk atau proses baru diperkenalkan.

2. Perubahan dibuat pada kondisi operasi produk atau proses diharapkan berfungsi.

3. Perubahan dibuat pada produk atau proses (dimana produk atau proses berhubungan). Jika desain produk diubah, maka proses terpengaruh begitu juga sebaliknya.

(12)

PERSYARATAN FMEA

1.

Memahami karakteristik produk, proses produksi

ataupun jasa dengan melihat masalah secara

menyeluruh dengan baik. Dalam hal ini diperlukan

Drawing, Purchase Specifications, Flow Chart (aliran

proses), Standard Operasional Procedure, dll.

2.

Mengetahui keinginan, persyaratan dan kebutuhan

customer (Voice of customers).

3.

Pemahaman yang jelas dan memadahi terhadap tugas

dan tanggung jawab dari tim FMEA mulai dari proses

analisa, rekomendasi dan implementasi tindakan

perbaikan.

4.

Peran dan tanggung jawab yang tergambar dengan

(13)

PENDEKATAN TIM FMEA

1.

Kerja sama antar anggota tim yang

senantiasa perlu ditingkatkan dan dipelihara

dengan baik.

2.

Ketrampilan dalam pengelolalan Project

yang perlu selalu dikembangkan.

3.

Dukungan positip dan komitmen dari jajaran

Management.

4.

Ketersediaan tenaga ahli yang dapat

memberikan masukan dan kontribusi dalam

(14)

10 TAHAPAN PROSES FMEA

1.

Identifikasi mode-mode kegagalan potensial selama

proses/ failure mode.

2.

Identifikasi akibat kegagalan yang dialami pelanggan/

failure effect.

3.

Tentukan nilai ‘severity’.

4.

Identifikasi penyebab-penyebab kegagalan/causes

5.

Tentukan nilai ‘occurance’

6.

Identifikasi pengendalian proses ‘detection’ dan

‘prevention’/ current process control

7.

Tentukan nilai ‘detection’

8.

Hitung nilai RPN untuk menentukan prioritas tindakan

yang harus diambil

9.

Tentukan ‘action’ yang harus diambil

(15)

TAHAPAN – TAHAPAN PROSES FMEA

Tahapan 1 : Identifikasi Failure Mode

• Fokus pada:

KEGAGALAN SELAMA PROSES

TERKAIT DENGAN PRODUK

• Anggap material/part input = ‘OK’

• Dengarkan apa kata pelanggan anda

• Gunakan pengalaman

• Gunakan data

• Gunakan logika

(16)

TAHAPAN – TAHAPAN PROSES FMEA

Tahapan 2 : Identifikasi Failure effect

Akibat dari kegagalan, harus mempertimbangkan:

Akibat di proses-proses berikutnya

Akibat di pelanggan akhir, akan mempengaruhi angka severity

Anggap tidak ada inspeksi dan pengujian:

Gambarkan performa buruk kendaraan yang dialami pengguna;

Kendaraan tidak stabil

Tampak visual buruk

Kendaraan sulit dikendalikan

Gambarkan apa yang terjadi pada proses berikutnya;

Tidak dapat dikunci (fasten)

Tidak dapat disambung dengan baik

Tidak dapat dibor

(17)

TAHAPAN – TAHAPAN PROSES FMEA

Tahapan 3 : Tentukan nilai ‘severity’

Penilaian berat ringannya kerugian karena ‘ Failure effect’

Severity terbesar dari:

Failure effect pelanggan akhir

Failure effect proses berikutnya

CONTOH PENILAIAN SEVERITY (TINGKAT BAHAYA)

AKIBAT

KRITERIA: TINGKAT BAHAYA AKIBAT KEGAGALAN

NILAI

Akibat di pelanggan akhir Akibat di operasi berikutnya

Berbahaya tanpa ada peringatan / tanda-tanda sebelumnya

Nilai severity sangat tinggi bila kegagalan mempengaruhi keselamatan pengoperasian dan/atau melanggar peraturan pemerintah. Kegagalan terjadi tanpa peringatan.

Atau dapat membahayakan operator (mesin atau assembly) tanpa

peringatan.

10

Berbahaya tetapi ada peringatan atau tanda-tanda sebelumnya

Nilai severity sangat tinggi bila kegagalan mempengaruhi keselamatan pengoperasian dan/atau melanggar peraturan pemerintah. Kegagalan terjadi dengan peringatan

Atau dapat membahayakan operator (mesin atau operator) assembly meskipun ada peringatan

9

Sangat tinggi Kendaraan/item tidak dapat dioperasikan (kehilangan fungsi utama)

Atau 100% produk mungkin harus di buang, atau kendaraan/item di perbaiki di bagian perbaikan selama lebih dari 1 jam

(18)

TAHAPAN – TAHAPAN PROSES FMEA

CONTOH PENILAIAN SEVERITY (TINGKAT BAHAYA), Lanjutan

AKIBAT

KRITERIA: TINGKAT BAHAYA AKIBAT KEGAGALAN

NILAI

Akibat di pelanggan akhir Akibat di operasi berikutnya

Tinggi Kendaraan/item dapat beroperasi tetapi pada performa yang tidak maksimal. Pelanggan sangat tidak puas.

Atau produk mungkin harus di sortir dan sebagian dibuang, atau kendaraan/item diperbaiki di bagian perbaikan selama setengan sampai 1 jam.

7

Sedang Kendaraan/item dapat beroperasi, tapi beberapa fungsi kenyamanan tidak dapat beroperasi. Pelanggan merasa tidak puas.

Atau sebagian produk mungkin harus dibuang tanpa penyortiran, atau

kendaraan/item harus diperbaiki di bagian perbaikan selama kurang dari setengah jam

6

Rendah Kendaraan/item dapat beroperasi, tapi beberapa fungsi kenyamanan tidak dapat beroperasi.

Atau 100% produk mungkin harus dirework, atau kendaraan/item diperbaiki off-line tetapi tidak di bagian perbaikan.

5 Sangat rendah Ada gangguan kecil pada komponen

(masalah ke-pas-an dan bnyi kecil). Gangguan dirasakan oleh sebagain besar pelanggan (lebih dari 75%)

Atau produk mungkin harus di sortir, tanpa ada yang dibuang, dan kurang dari 100% produk harus di rework.

4

Minor Ada gangguan kecil pada komponen (masalah ke-pas-an dan bunyi kecil). Gangguan dirasakan oleh 25%-75% pelanggan.

Atau sebagian produk mungkin harus dirework on-line (tetapi diluar stasion kerja), tanpa ada yang dibuang,

3

Sangat minor Ada gangguan kecil pada komponen (masalah ke-pas-an dan bnyi kecil). Gangguan dirasakan oleh kurang dari 25% pelanggan

Atau sebagian produk mungkin harus dirework langsung di stasion kerja tanpa ada yang dibuang

2

(19)

TAHAPAN – TAHAPAN PROSES FMEA

Tahapan 4 : Identifikasi penyebab-penyebab

kegagalan/causes

Classification

Diisi dengan simbol, hanya untuk karakteristik yang termasuk karakteristik khusus

Contoh simbol:

◊ yang mempengaruhi fit and function

O yang mempengaruhi keselamatan dan regulasi

Causes

Anggap input = ‘OK’

Nyatakan secara spesifik dan sejelas mungkin Jangan nyatakan:

Operator lalai Tetapi nyatakan:

Operator salah mengumpan benda kerja Gunakan metoda problem solving

(20)

TAHAPAN – TAHAPAN PROSES FMEA

Tahapan 4 : Identifikasi penyebab-penyebab

kegagalan/causes

Causes, contoh-contoh

Kesalahan dalam penyetingan

Kesalahan operator dalam mengambil part

Kesalahan dalam penyetingan tool

Prosedur yang tidak layak

Pemeliharaan mesin yang tidak layak

Mencari ‘cause’

Metoda problem solving:

Brainstroming

Multi-voting

Fish bone

Jangan terburu-buru,

(21)

TAHAPAN – TAHAPAN PROSES FMEA

Tahapan 5 : Tentukan nilai ‘occurance’

Menilai seberapa sering suatu penyebab kegagalan akan terjadi

Gunakan data historis produk similar (bila ada)

Bila ada banyak penyebab dari suatu failure: beri bobot untuk setiap

penyebab untuk mencari perkiraan nilai occurance

CONTOH PENILAIAN OCCURRENCE (TINGKAT KEJADIAN)

PROBABILITY KEGAGALAN TINGKAT KEGAGALAN NILAI

Sangat tinggi: Kegagalan selalu terjadi 100/1000 produk 10

50/1000 produk 9 Tinggi: Kegagalan sering terjadi 20/1000 produk 8 10/1000 produk 7 Sedang: Kegagalan jarang terjadi

5/1000 produk 6 2/1000 produk 5 1/1000 produk 4 Rendah: Kegagalan Sangat jarang 0.5/1000 produk 3 0.1/1000 produk 2 Hampir tidak ada 0.01 produk 1

(22)

TAHAPAN – TAHAPAN PROSES FMEA

Tahapan 6 : current process control

Gambaran cara pengendalian yang ada:

 Pengendalian bersifat preventive

Mencegah terjadinya penyebab Preventive maintenance

 Program penggantian tool

Tinjau apakah angka Occurance terpengaruh?

 Pengendalian bersifat detective

Mendeteksi terjadinya penyebab Sensor

pemeriksaan parameter set-up Pokayoke

SPC

Mendeteksi terjadinya kegagalan Sensor

Pokayoke

Fixture and jig

 Inspeksi dan pengujian

(23)

TAHAPAN – TAHAPAN PROSES FMEA

Tahapan 7 : Tentukan nilai ‘detection’

Penilaian dari ‘current process control’ untuk mendeteksi adanya

kegagalan dan mencegah terkirimnya part yang gagal

Pemeriksaan sampling secara random tidak diperhitungkan,

kecuali menggunakan metoda statistik

CONTOH PENILAIAN DETECTION (TINGKAT DETEKSI)

DETEKSI Kriteria Tipe Inspeksi Perkiraan metoda deteksi NILAI

A B C

Hampir mustahil Kontrol pasti tidak mendeteksi

X Tidak dapat mendeteksi atau tidak dicheck 10

Sangat kecil Kontrol mungkin tidak mendeteksi

X Kontrol dilakukan dengan pengecekan tak langsung atau secara random

9

Kecil Kontrol mempunyai peluang yang kecil untuk mendeteksi

X Kontrol dilakukan dengan hanya inspeksi visual

8

Sangat rendah Kontrol mempunyai peluang yang kecil untuk mendeteksi

X Kontrol dilakukan dengan inspeksi visual ganda

7

Rendah Kontrol mungkin mendeteksi X X Kontrol dilakukan dengan metoda charting, seperti SPC

(24)

TAHAPAN – TAHAPAN PROSES FMEA

Tahapan 7 : Tentukan nilai ‘detection’ (Lanjutan)

CONTOH PENILAIAN DETECTION (TINGKAT DETEKSI)

DETEKSI Kriteria Tipe Inspeksi Perkiraan metoda deteksi NILAI

A B C

Sedang Kontrol mungkin mendeteksi

X Kontrol dilakukan dengan menggunakan ‘Go/No Go Gage’ untuk 100% part setelah part meninggalkan stasion kerja

5

Agak tinggi Kontrol mungkin mendeteksi

X X Deteksi error pada operasi berikutnya, atau dilakukan pengukuran waktu setup dan pengecekan part pertama.

4

Tinggi Kontrol mempunyai peluang yang besar untuk mendeteksi

X X Deteksi error di stasion kerja, atau di proses berikutnya dengan menggunakan beberapa lapisan pemeriksaan. Tidak dapat menerima produk yang gagal

3

Sangat tinggi Kontrol hampir pasti mendeteksi

X X Deteksi error di stasion kerja. Tidak dapat meluluskan produk yang gagal

2

Hampir pasti Kontrol pasti mendeteksi

X Part yang gagal tidak mungkin terjadi karena item telah dibuat ‘anti salah’ pada perancangan proses.

(25)

TAHAPAN – TAHAPAN PROSES FMEA

Tahapan 8 : Hitung nilai RPN (Risk Priority Number)

Perlu diketahui bahwa pada dasarnya FMEA merupakan suatu

analisa potensi-potensi kegagalan yang diwujudkan dalam bentuk

angka-angka penilaian (Score) dimana score tersebut ditentukan

berdasarkan kesepakatan seluruh anggota tim FMEA. Dalam hal

ini tidak ada sebuah ketentuan baku yang mengatur tentang

standar penilaian karena masing-masing perusahaan mempunyai

kewenangan dalam membuat penilain (score) tetapi prinsip

penilaiannya adalah sama. Dan inti dari proses penilaian ini

(scoring) adalah untuk menentukan angka Risk Priority Number

(RPN) dimana RPN merupakan hasil kali dari Severity of effect

(S), Possible failure (O) dan likelihood detection (D).

RPN = S x O x D

dimana;

Makin tinggi nilai RPN, makin tinggi kebutuhan untuk mengambil

suatu tindakan.

(26)

TAHAPAN – TAHAPAN PROSES FMEA

Tahapan 9 : Tentukan ‘action’ yang harus diambil

Jika RPN > 100 = action?

Merekomendasikan Corrective Action (Tindakan Perbaikan) yang

mencakup penanggung jawab (Person In Charge), Batas waktu

(Target completion Date) dan Tindakan yang telah diambil tersebut

harus dicatat.

Tahapan 10 : Hitung nilai ‘occurance’, ‘detection’ dan

RPN yang baru

(27)

IMPLEMENTASI FMEA

Bila FMEA tidak diimplementasikan dengan baik, maka tidak akan

ada perbaikan yang terjadi. Berikut case-case bila FMEA tidak

diimplementasikan dengan baik berikut implementasi yang

seharusnya dilakukan :

Kesalahan umum Implementasi FMEA yang benar

FMEA diperlakukan sebagai dokumen saja

Approach : menghindari nilai RPN yang tinggi supaya tidak menjadi pertanyaan oleh customer.

FMEA adalah alat analisa, mengurangi atau menghilangkan potensi masalah dan/atau mengurangi resiko dari kegagalan

Approach : tidak menghindari nilai RPN yang tinggi , tetapi melakukan tindakan perbaikan untuk mengurangi nilai resiko total (nilai RPN)

FMEA diperlakukan sebagai sistem tunggal yang tidak berhubungan dengan sistem yang lain, misalnya control plan, preventive

maintenance, pembuatan tooling, sistem packaging system, dll

FMEA harus berhubungan dengan sistem yang lain. Potensi penyebab kegagalan yang telah terindentifikasi selama FMEA, harus dikontrol oleh sistem/program yang lain, misalnya penerapan error-proof di tooling, pengontrolan potensi penyebab melalui program preventive maintenance, mengontrol karakteristik penting pada proses dengan control plan

Untuk produk baru, FMEA dibuat dengan hanya mencopy dari FMEA sebelumnya (copy-paste model), tidak benar-benar

digunakan sebagai alat analisa terhadap potensi kegagalan di proses

Untuk produk baru, walaupun produknya similar dengan produk sebelumnya, FMEA tetap digunakan, untuk mengidentifikasi segala potensi kegagalan dan direview ulang FMEA dibuat setelah tooling selesai dan/atau setelah proses

produksi sudah berjalan

Salah satu bagian terpenting dari penerapan FMEA adalah waktu yang tepat (sebelum kejadian)

– DFMEA secara fundamental harus sudah selesai sebelum drawing diterbitkan untuk keperluan pembuatan tooling

– PFMEA secara fundamental harus sudah selesai sebelum pembuatan tooling untuk produksi

FMEA is digunakan sebagai dokumen yang mati, tidak terkait/ berhubungan dengan claim dari customer dan/atau reject internal

FMEA harus diperlakukan sebagai dokumen yang hidup, dievaluasi/ diupdate ketika terjadi claim dari customer atau terjadi defect internal.

(28)

(CONTOH KASUS)

FMEA

(29)

CONTOH KASUS FMEA

PERMASALAHAN:

PT INKA Madiun menerapkan sistem Make to Order dalam menjalankan bisnis perusahaannya dengan duration yang sudah ditentukan. Perusahaan ini

bergerak di bidang manufacturing kereta api, jasa perawatan besar (overhall) kereta api, perdagangan lokal, impor & ekspor barang dan jasa yang

berhubungan dengan perkeretaapian, produk pengembangan selain kereta api (diversifikasi). PT INKA Madiun pada periode 21 September 2006 sampai dengan 28 Februari 2007 sedang melaksanakan proyek manufacturing

carbody kereta penumpang ekonomi (K3) sebanyak 6 gerbong pesanan dari PT KAI. Kondisi yang muncul di fabrikasi ternyata ada keterlambatan delivery carbody kereta penumpang ekonomi (K3) yang berpengaruh di bagian proses finishing yang dikerjakan oleh divisi kereta api. Pengerjaan kereta

penumpang ekonomi (K3) dibedakan menjadi dua tempat yaitu di divisi manufaktur serta di divisi kereta api. Tiap tempat tersebut memberikan

kontribusi sebesar 50% dalam pengerjaan manufacturing kereta penumpang ekonomi (K3).

(30)

CONTOH KASUS FMEA

ANALISA PERMASALAHAN:

Yang menjadi fokus amatan penelitian ini adalah di divisi manufaktur yang memproduksi carbody kereta penumpang ekonomi (K3). Dalam penelitian ini akan dilakukan identifikasi, analisis, evaluasi serta penanganan

risiko terhadap keterlambatan delivery carbody kereta penumpang

ekonomi (K3) pada divisi manufaktur.

Identifikasi risiko dilakukan oleh focus group dengan memperhatikan key

performance indicator divisi manufaktur serta aliran fisik dan informasi proses manufacturing carboy kereta penumpang ekonomi(K3).

Kemudian dilakukan analisis risiko dengan dengan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). Hasil pengukuran ini belum dapat dijadikan acuan dalam menentukan level risiko, oleh karena itu dilakukan evaluasi risiko dengan menggunakan peta level risiko yang didesain secara khusus untuk hasil pengukuran dengan FMEA. Melalui pemetaan ini, didapat level untuk tiap risiko sehingga dapat ditentukan penanganan terhadap risiko

tersebut.Dan dilakukan penanganan risiko dengan pendekatan value management.

Kesimpulan:Dari hasil penelitian didapatkan dua belas risiko yang berpotensi

mempengaruhi keterlambatan delivery carbody kereta penumpang ekonomi (K3). Tiga belas agen risiko pada level BA. Sepuluh agen risiko pada level

(31)

CONTOH KASUS FMEA

Contoh Kegagalan Produk :

1.

Pesawat Ulang Alik Challenger meledak :

Pesawat ulang alik - tidak seperti pesawat luar angkasa lainnya - badan utama ... Pada tanggal 28 januari 1986 pesawat Challenger meledak 73 detik setelah lepas landas education.feedfury.com/content/16689381-pesawat_ulang_alik.html

Analisa Kasus Columbia Meledak :

Roket pendorong inilah yang membuat Challenger meledak pada 28

Januari 1986. Saat itu cincin sambungan tubuh roket pendorong sebelah kanan menjadi getas dan retak karena udara terlalu dingin.

Akibatnya, api roket menyemprot ke samping dan menyambar tangki bahan bakar Challenger di sebelahnya. Malapetaka tak terhindarkan, akhirnya pesawat itu meledak.

http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/02/10/ILT/mbm.20030 210.ILT84969.id.html

(32)

CONTOH KASUS FMEA

Contoh Kegagalan Produk :

2.

Pesawat Ulang alik Columbia meledak :

Pesawat Luar Angkasa Columbia sedang memasuki orbit. Tetapi sesuatu menjadi salah dan Columbia meledak. Semua 7 astronot di dalamnya tewas. ... 1 Februari 2003

id.wikipedia.org/wiki/Seconds_From_Disaster Analisa Kasus Columbia Meledak :

Dari film yang direkam saat peluncuran, diketahui bahwa pada saat-saat awal peluncuran bagian dari insulasi (gabus) tangki bahan bakar utama yang berisi oksigen cair terlepas dan menghantam keping-keping keramik tahan panas sayap bagian bawah sebelah kiri hingga terlepas dan baru berefek saat pendaratan. …

Saat pendaratan… bagian perut pesawat yang bergesekan langsung dengan udara mengalami pemanasan hebat (lebih dari 2000° C). Saat kejadian, kecepatan Columbia 18 kali kecepatan suara (kecepatan suara 330 m/det)……

http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/02/10/ILT/mbm.20030 210.ILT84969.id.html

(33)

CONTOH KASUS FMEA

Contoh Kegagalan Produk :

3.

Titanic :

Pada tanggal 14 April 1912 dalam pelayaran perdananya , Titanic

menabrak sebuah iceberg (gunung es) dan tenggelam 2 jam 40 menit kemudian. ... karodalnet.blogspot.com/2008_08_01_archive.html

Saat itu Titanic membawa lebih dari 2220 penumpang, 1513 di antaranya tenggelam termasuk jutawan asal Amerika John Jacob Astor, Benjamin Guggenheim, ... news4joke.blogspot.com/2008_07_06_archive.html

ANALISIS ahli metalurgi (logam) Amerika Serikat (AS) mengungkapkan, kapal Titanic tenggelam pada satu abad silam akibat dibangun

menggunakan rivet (paku keling) berkualitas rendah.

Karena rivet tersebut berkualitas sangat rendah, rivet-rivet itu pun rontok ketika lambung Titanic menghantam gunung es. Karena rivet-rivet itu

jebol, lempengan-lempengan baja pada lambung Titanic pun menganga dan air laut masuk. Akibatnya, Titanic pun tenggelam dalam waktu kurang dari tiga jam setelah menabrak gunung es. Foecke memaparkan, teori

penyebab tenggelamnya Titanic itu dalam buku berjudul What Really Sank the Titanic.

(34)

CONTOH KASUS FMEA

Contoh Produk Inovation :

Jaringan Komunikasi Antar Mobil Untuk Hindari Kecelakaan

Adalah Thomas Batz, seorang ilmuwan komputer asal Jerman

yang berjasa dalam pengembangan ini, dibantu oleh beberapa

koleganya dari Fraunhofer Institute for Information and Data

Processing IITB di kota Karlsruhe, Jerman

Software inovatif ini disinyalir bisa dikerahkan untuk mengerem

atau membelokkan arah mobil ketika berada dalam situasi darurat

dan susah untuk mengelak karena himpitan macet.

(35)

Referensi

Dokumen terkait

Penanganan wanita hamil dengan epilepsi perlu mendapat perhatian khusus mengingat kemungkinan terjadinya komplikasi baik pada ibu maupun bayi.Memang sebagian besar wanita

International Space Law” mengemukakan tentang pengertian yurisdiksi negara dengan menyatakan sebagai berikut : “Yurisdiksi negara dalam hukum internasional berarti

(Seorang pegawai kantor yang memiliki kedudukan lebih bertanggung jawab daripada seorang stenografer dan tugas-tugas biasanya penyalinan dikte, berurusan dengan masyarakat

Perwujudan kemauan politik semacam ini diharapkan terjadi secepatnya, karena sangat dibutuhkan bukan hanya dalam rangka menghadapi transisi dalam produksi kayu tropika

Saya pribadi, dalam konteks risalah ini menyimbolkan “ Ma’rifat al- Haqq ” sebagai suatu kondisi manusia yang telah melewati berbagai kondisi ruhaniah

Hasil ekstrak dan infusa daun jati (Tectona grandis L.S) yang didapatkan dilakukan pengujian skrining fitokimia yaitu alkaloid, flavanoid, tanin, saponin,

plantarum B123 yang dipurifikasi parsial diproduksi melalui beberapa tahapan mulai dari ekstraksi enzim untuk menghasilkan enzim kasar, pengendapan dengan amonium

Fidel Castro terpaksa turun dari jabatannya sebagai presiden karena mengalami sakit. Dan posisinya pun akhirnya digantikan oleh Raul Castro yaitu adik