• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL HIPERTENSI.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL HIPERTENSI.pdf"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER DALAM UPAYA PENCEGAHAN

KOMPLIKASI HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEKIP

PALEMBANG TAHUN 2013

Oleh:

Sutrisari Sabrina Nainggolan

Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang ABSTRAK

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Hipertensi terjadi pada keadaan peningkatan tekanan darah yang melebihi 140 mmHg untu tekanan sistolik dan 90 mmHg untuk tekanan diastolik. Hipertensi sangat dipengaruhi oleh tekanan darah. Adapun faktor resiko hipertensi dipengaruhi oleh faktor demografi dan faktor status kesehatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perilaku penderita hipertensi dalam upaya pencegahan komplikasi hipertensi. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sekip Palembang. Waktu Penelitian dilakukan pada tanggal 07 Oktober sampai dengan 07 November 2013. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi deskriptif. Informasi diperoleh melalui wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD). Informan dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi kontrol ulang dan kepala ruangan balai pengobatan.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan informan hanya sebatas tahu mengenai pengertian, gejala, penyebab, serta bahaya dari hipertensi. Sikap informan terhadap upaya pencegahan stress, dan olahraga secara rutin mengatakan sangat perlu dilakukan upaya pencegahan tersebut agar terhindar dari komplikasi hipertensi. Tindakan yang informan lakukan terhadap perawatan hipertensi, dan tindakan terhadap pola makan untuk mencegah komplikasi sudah benar dilakukan oleh informan, akan tetapi pada tindakan informan terhadap pemerikasaan kontrol ulang, tindakan informan masih kurang karena informan hanya kadang-kadang untuk periksa kontrol ulang dengan alasan informan sibuk, karena tidak sakit, dan faktor ekonomi. Untuk pihak Puskesmas Sekip Palembang disarankan untuk dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluhan secara merata dan berkesinambungan sehingga sehingga dapat memotivasi informan untuk melakukan kontrol ulang setiap bulan agar terhindar dari komplikasi dengan diadakan penyuluhan-penyuluhan yang berupa pamflet, poster, dan spanduk yang berhubungan dengan komplikasi hipertensi.

Kata Kunci : Perilaku, Hipertensi Primer, Komplikasi Hipertensi

ABSTRACT

Hypertension is an increase in blood pressure which gives the symptoms continue for a targeted organ, such as brain stroke, coronary heart disease to heart and blood vessels to the heart muscle. This disease has become a major public health problem in Indonesia as well as in several countries in the world. Hypertension occurs in a state of elevated blood pressure exceeding 140 mmHg untu systolic pressure and 90 mmHg for diastolic pressure. Hypertension is strongly influenced by blood pressure. As for the risk factors of hypertension are influenced by demographic factors and health status factors.

This study aims to explore the behavior of people with hypertension in the prevention of complications of hypertension. This research was conducted in Puskesmas Sekip Palembang. Time study was conducted on 07 October up to November 7, 2013. This study used qualitative research methods with descriptive study approach. Information was obtained through in-depth interviews and Focus Group Discussion (FGD). Informants in this study are patients with hypertension control room again and head room medical center.

The result showed that only limited knowledge of the informant know about the definition, symptoms, causes, as well as the dangers of hypertension. Attitude towards prevention informants stress, and exercising regularly, said prevention efforts are needed in order to avoid the complications of hypertension. Actions that informants did to the treatment of hypertension, and action on diet to prevent complications have completely done by the informant, but the action of informants against examination of control over, the action of informants is still lacking because the informant only occasionally to check the control back to the reason informant busy , because it does not hurt, and economic factors. To the health center Sekip Palembang is advisable to increase the quality and quantity of illumination evenly and continuously so as to be able to motivate informants to exercise control over every month in order to avoid complications with organized counseling in the form of pamphlets, posters, and banners related to complications of hypertension.

(2)

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah besar di seluruh dunia karena prevalensinya yang masih tinggi dan terus meningkat (Wahdah, 2011). Menurut World Health Organization (WHO) (2013), pada tahun 2008, di seluruh dunia sekitar 40% dari total orang dewasa ya ng berusia 25 tahun ke atas telah didiagnosis hipertensi, dan diperkirakan jumlah tersebut akan meningkat menjadi 60% atau sekitar 1,56 miliar orang pada tahun 2025.

Kasus hipertensi terus meningkat salah satunya disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Gaya hidup yang gemar makan makanan fast food yang kaya lemak, asin, dan malas berolahraga ikut berperan dalam menambah jumlah pasien hipertensi (Wahdah, 2011). Selain itu masih banyak lagi penyebab lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi seperti kegemukan (obesitas), stres, merokok, dan mengkonsumsi alkohol juga dapat memicu terjadinya hipertensi (World Health Organization (WHO) (2013)).

Hipertensi yang tidak ditangani dengan baik, mempunyai resiko tinggi untuk mengalami komplikasi. Komplikasi yang dapat terjadi akibat tekanan darah yang tinggi antara lain stroke, gagal jantung, gagal ginjal, edema paru, kebutaan, dan pendengaran menurun (Marliani, 2007). Jika komplikasi terus berlanjut, hal ini dapat menyebabkan kematian.

Penelitian yang dilakukan oleh Sumarman (2010) yang bertujuan untuk mengevaluasi pengetahuan penderita hipertensi tentang diet rendah garam menunjukkan bahwa pengetahuan penderita hipertensi tentang diet rendah garam dan pengaruhnya terhadap kepatuhan melaksanakan diet rendah garam sangat dipengaruhi oleh perilaku penderita itu sendiri terhadap kepatuhan melaksanakan diet rendah garam, karena faktor yang menjadi kendala penderita hipertensi dalam melaksanakan kepatuhan diet rendah garam adalah penyakit kronis, kejenuhan, dukungan sosial dan kurangnya motivasi perilaku hidup sehat.

Selain itu juga, penelitian yang dilakukan Nova S, et all (2012) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan stroke pada pasien hipertensi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan stroke pada pasien hipertensi.

Data awal penelitian pada tiga penderita hipertensi primer yang datang untuk kontrol ulang ke ruang BP menyatakan bahwa upaya yang mereka lakukan untuk pencegahan komplikasi akibat hipertensi adalah satu penderita menyatakan mengatur pola makan, istirahat, dan dua penderita lainnya menyatakan menghindari stress dan berolahraga. Menurut Bloom dalam Notoadmodjo (2010) upaya penanganan hipertensi merupakan suatu bentuk perilaku yang meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan penderita hipertensi primer dalam upaya pencegahan komplikasi hipertensi.

Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk mendapatkan informasi mengenai perilaku penderita hipertensi primer terhadap pencegahan komplikasi hipertensi.

1.2 Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perilaku penderita hipertensi primer terhadap upaya pencegahan komplikasi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sekip tahun 2013.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Diperolehnya informasi secara mendalam mengenai pengetahuan penderita hipertensi primer tentang upaya pencegahan komplikasi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sekip tahun 2013.

2. Diperolehnya informasi mendalam mengenai sikap penderita hipertensi primer terhadap upaya pencegahan komplikasi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sekip tahun 2013. 3. Diperolehnya informasi mendalam mengenai

tindakan penderita hipertensi primer terhadap upaya pencegahan komplikasi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sekip tahun 2013. 1.3 Manfaat Penelitian

1.3.1 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk memperluas wawasan dan pengalaman penelitian.

1.3.2 Bagi STIK Bina Husada

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bacaan maupun majalah kesehatan ataupun literatur yang dapat digunakan sebagai media untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta memperlengkap kepustakaan sehingga dapat menunjang mahasiswa dalam melakukan penelitian berikutnya.

1.3.3 Bagi Puskesmas Sekip

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pihak puskesmas dalam mendukung upaya peningkatan kesehatan, yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas tersebut terutama dalam upaya mencegah kanker leher rahim.

2. Metodelogi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatid dengan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini adalah kepala ruangan BP dan 9 penderita hipertensi primer dengan karakteristik atau ciri-ciri yang sesuai dengan yang diinginkan peneliti, yaitu :

1. Penderita hipertensi primer dalam klasifikasi hipertensi ringan yang belum mengalami komplikasi akibat hipertensi.

(3)

2. Penderita bersedia menjadi informan dan mampu berpartisipasi dan berkomunikasi dengan baik selama penelitian.

Untuk mendapat keabsahan data, peneliti juga melakukan wawancara dengan kepala ruangan BP dengan karakteristik atau ciri-ciri yaitu pengelola program pengendalian penyakit tidak menular (P2TM), bersedia menjadi informan, dan mampu berkomunikasi dengan baik.

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sekip Palembang. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 07 Oktober sampai 07 November 2013.

Proses analisa data dilakukan secara simultan dengan proses pengumpulan data, adapun tahap analisa data menggunakan langkah-langkah dari Colaizzi (1978), dalam Streubert & Carpenter (1999) adalah sebagai berikut:

1. Memiliki gambaran yang jelas tentang fenomena yang diteliti, yaitu perilaku penderita hipertensi primer terhadap pencegahan komplikasi hipertensi. 2. Mencatat data yang diperoleh yaitu hasil wawancara dengan partisipan mengenai perilaku penderita hipertensi primer terhadap pencegahan komplikasi hipertensi, transkrip dilakukan dengan cara merubah dari rekaman suara menjadi bentuk tertulis secara verbatim dan hasil catatan lapangan yang dibuat selama proses wawancara terhadap partisipan sebagai tambahan untuk analisa selanjutnya. Proses transkrip dibuat setiap selesai melakukan wawancara dengan satu partisipan dan sebelum wawancara dengan partisipan yang lain. 3. Membaca hasil transkrip secara berulang-ulang

sebanyak 4-5 kali dari semua partisipan agar peneliti lebih memahami pernyataan-pernyataan partisipan tentang perilaku penderita hipertensi primer terhadap pencegahan komplikasi hipertensi. 4. Membaca transkrip untuk memperoleh ide yang dimaksud partisipan yaitu berupa kata kunci dari setiap pernyataan partisipan, yang kemudian diberi garis bawah pada pernyataan yang penting agar bisa dikelompokkan.

5. Menentukan arti setiap pernyataan yang penting dari semua partisipan dan pernyataan yang berhubungan dengan perilaku penderita hipertensi primer terhadap pencegahan komplikasi hipertensi. 6. Melakukan pengelompokkan data ke dalam berbagai kategori untuk selanjutnya dipahami secara utuh dan menentukan tema-tema utama yang muncul.

7. Peneliti mengintegrasikan hasil secara keseluruhan ke dalam bentuk deskripsi naratif mendalam tentang perilaku penderita hipertensi primer terhadap pencegahan komplikasi hipertensi. 8. Peneliti kembali ke partisipan untuk klarifikasi

data hasil wawancara berupa transkrip yang telah dibuat kepada partisipan, untuk memberikan kesempatan kepada partisipan menambahkan informasi yang belum diberikan pada saat wawancara pertama atau ada informasi yang tidak ingin dipublikasikan dalam penelitian.

9. Data baru yang diperoleh saat dilakukan validasi kepada partisipan digabungkan ke dalam transkrip yang telah disusun peneliti berdasarkan persepsi partisipan, pada langkah ini peneliti mendapatkan data baru yang digabungkan pada data hasil wawancara yang pertama (Saryono & Anggraeni, 2011).

3. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini disajikan sesuai dengan tujuan penelitian yang selanjutnya diperjelas dengan hasil wawancara mendalam dan FGD.

3.1 Pengetahuan Penderita Hipertensi Primer Dalam Upaya Pencegahan Komplikasi Hipertensi Dalam penelitian ini, pengetahuan penderita hipertensi dalam upaya pencegahan komplikasi hipertensi didapatkan lima tema, yaitu pengertian hipertensi, gejala hipertensi, penyebab hipertensi, bahaya hipertensi, dan penyuluhan kesehatan.

1) Tema Pertama : Pengertian Hipertensi

Hasil wawancara mendalam dengan informan mengenai pengertian hipertensi dari tiga orang informan, 2 orang mengatakan hipertensi itu adalah tekanan darah tingginya sekitar 140 ke atas dan satu orang informan mengatakan setelah diperiksa dokter baru tahu kalau tekanan darahnya tinggi. Beberapa pernyataan informan sebagai berikut :

”...pas aku perikso kato dokter tekanan darah aku tinggi” (IS).

”hmm... kalo dak salah hipertensi tu biasonyo darahnyo sampe sekitar 140-an ke atas” (WS).

“...kalau menurut saya hipertensi itu suatu keadaan dimana tekanan darahnyo naek diatas 140 ,150-an” (TL).

Hasil wawancara dengan peserta FGD mengenai pengetahuan tentang pengertian hipertensi dari 6 informan hanya 2 informan mengatakan tidak mengetahui pengertian hipertensi itu sendiri sedangkan 4 informan mengatakan pengertian dari hipertensi adalah tekanan darahnya naik dari jumlah normal. Beberapa petikan keterangan dari informan yang diperoleh sebagai berikut:

”pengertiannyo kalo dak salah darahnyo naek dari jumlah normal misalnyo darahnyo 120 biso menjadi 140,150-an” (TG).

”tekanan darahnyo naek” (RV).

”darahnyo biso mencapai 140-an” (YU). ”ehm...apo ye dek aku dak tahu” (NA). ”aku jugo dak tau” (CS).

”tekanan darahnyo tu naek dari biasonyo” (NS). Dari hasil wawancara dengan peserta WM dan FGD mengenai pengertian hipertensi dapat disimpulkan bahwa 6 dari 9 informan mengatakan pengertian dari hipertensi adalah tekanan darah dari jumlah normal atau diatas 140 sedangkan 1 informan mengatakan setelah diperiksa dokter baru tahu kalau tekanan darahnya tinggi dan 2 informan mengatakan tidak mengetahui pengertian dari hipertensi.

Dari keterangan yang diberikan diatas dapat dikatakan bahwa pengetahuan informan tentang pengertian hipertensi hanya sebatas tahu pengertiannya saja, karena peneliti mempunyai

(4)

keterbatasan untuk menanyakan lebih mendalam kepada informan.

2) Tema Kedua : Gejala Hipertensi

Hasil wawancara mendalam dengan informan mengenai gejala dari hipertensi dari dua orang informan mengatakan gejala dari hipertensi itu adalah pusing kepala dan mudah marah dan satu orang informan mengatakan gejala hipertensi adalah leher terasa agak berat. Beberapa pernyataan informan sebagai berikut :

”biasonyo gejala kalo darah tinggi tu pening tu lah kepalanyo” (IS)

”gejala kalo darah aku lah naek tu biasonyo leher di belakang aku tu agak berat”(WS)

”gejalanyo tu biasonyo pusing dan nak marah-marah be” (TL)

Hasil wawancara dengan peserta FGD bahwa Dari 6 informan mengatakan gejala dari hipertensi yaitu sakit kepala, badan terasa panas dingin, leher terasa sakit dan sering marah-marah. Beberapa petikan keterangan dari informan yang diperoleh sebagai berikut:

”badan tu teraso panas dingin” (TG) ”biasonyo sakit kepala” (RV) ” badan teraso panas dingin” (YU) ” sakit kepala teraso kunang-kunang” (NA) ” kalo darah aku naek biasonyo leher teraso sakit, tangan rasonyo cak kesemutan” (CS)

” biasonyo sakit kepala dan sering marah-marah be” (NS)

Dari hasil wawancara dengan peserta WM dan FGD mengenai gejala hipertensi dapat disimpulkan bahwa 9 informan mengatakan gejala hipertensi berupa sakit kepala, badan terasa panas dingin, leher terasa sakit, dan sering mudah marah.

Dari keterangan yang diberikan diatas dapat dikatakan bahwa pengetahuan informan tentang gejala dari hipertensi hanya sebatas tahu mengenai gejala tersebut.

3) Tema Ketiga : Penyebab Hipertensi.

Hasil wawancara mendalam dengan informan mengenai penyebab dari hipertensi dari 3 informan mengatakan bahwa penyebab dari hipertensi tersebut adalah stress, garam yang berlebihan dan terlalu banyak makan daging. Beberapa pernyataan informan sebagai berikut :

”hmm...penyebabnyo tu terlalu banyak makan daging cak makan bakso”(IS).

” iyolah terlalu banyak makan yang asin-asin”(WS).

” penyebabnyo iyo itulah dikarenakan banyak pikiran lalu kecapekan”(TL).

Hasil wawancara dengan peserta FGD bahwa Dari 6 informan mengatakan penyebab dari hipertensi yaitu tidak boleh shok, sering marah, kurang istirahat, dan stress. Beberapa petikan keterangan dari informan yang diperoleh sebagai berikut:

”...idak boleh shock, dan idak boleh sering marah” (TG)

”....kalo dak salah kurang tidur” (RV).

”...kurang istirahat biasonyo biso nyebabke darah tinggi” (YU)

”penyebabnyo dari darahnyo naik” (NA)

”...kalo banyak pikiran darah biso naek dan leher teraso berat nian” (CS)

”...stress itulah penyebabnyo” (NS).

Dari hasil wawancara dengan peserta WM dan FGD mengenai penyebab hipertensi dapat disimpulkan bahwa 8 dari 9 informan mengatakan penyebab hipertensi berupa stress, garam yang berlebihan, terlalu banyak makan daging, dan kurang istirahat sedangkan 1 informan mengatakan penyebab dari hipertensi adalah dari naiknya darah itu sendiri.

Dari keterangan yang diberikan diatas dapat dikatakan bahwa pengetahuan informan mengenai penyebab dari hipertensi hanya sebatas tahu saja karena 1 Informan belum mengetahui penyebab dari hipertensi tersebut.

4) Tema Keempat : Bahaya Hipertensi

Hasil wawancara mendalam dengan informan mengenai bahaya dari hipertensi dari 3 informan mengatakan bahwa bahaya dari hipertensi tersebut bisa menyebabkan stroke. Beberapa pernyataan informan sebagai berikut :

”aku seh galak liat ibu-ibu yang sudah parah berlarinyo ke stoke” (IS)

”biso menyebabkan kematian dan kejang-kejang” (WS)

”menurut saya hipertensi tu sangat berbahaya, kalo kito idak hati-hati, terhadap diri kito biso menyebabke stroke” (TL)

Hasil wawancara dengan peserta FGD bahwa Dari 6 informan, hanya 5 informan mengatakan bahaya dari hipertensi bisa menyebabkan stroke dan lumpuh dan 1 informan tidak mengetahui bahaya dari hipertensi itu sendiri. Beberapa petikan keterangan dari informan yang diperoleh sebagai berikut:

“...biso nyebabke stroke dan mengakibatkan lumpuh” (TG).

”...apo ye, neh aku dak tau” (RV) ”hhhmmm..stroke ya” (YU) ”... stroke” (NA)

”...nyebabke stroke” (CS) ”...biso nyebabke stroke” (NS)

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara mendalam dengan key informan mengenai bahaya dari hipertensi bila tidak rutin mengontrol ulang dan tidak teratur minum obat maka tekanan darahnya akan tidak stabil dan dapat menyebabkan komplikasi. Beberapa petikan keterangan yang diperoleh dari key informan sebagai berikut :

“bahayanya tekanan darahnya akan tidak stabil dan dapat menyebabkan komplikasi seperti misalnya gagal jantung atau si penderita bisa mengalami stroke” (NV).

Dari hasil wawancara dengan peserta WM dan FGD mengenai bahaya dari hipertensi dapat disimpulkan bahwa 8 dari 9 informan mengatakan bahaya hipertensi yaitu stroke, kematian, kejang-kejang dan mengakibatkan lumpuh sedangkan 1 informan tidak mengetahui bahaya dari hipertensi itu sendiri.

Dari keterangan yang diberikan diatas dapat dikatakan bahwa pengetahuan informan hanya sebatas

(5)

tahu mengenai bahaya dari hipertensi yaitu stroke, kematian, kejang-kejang dan lumpuh.

5) Tema Kelima : Penyuluhan Kesehatan

Hasil wawancara mendalam dengan informan mengenai penyuluhan tentang hipertensi dari 3 informan mengatakan bahwa informan pernah mendapat penyuluhan tentang hipertensi adalah dengan mengurangi konsumsi daging, garam dan banyak makan buah dan sayuran segar. Beberapa pernyataan informan sebagai berikut :

”...pernah dapet penyuluhan dari ibu di puskesmas sini kalo kontrol ulang tentang darah tinggi katonyo dak boleh makan yang mengandung lemak cak daging”(IS)

”...pernah dapet penyuluhan dari dokter sini, yo paling-paling disuruh dokter ngurangi makan yang asin-asin”(WS)

”...pernah dapet penyuluhan dari perawat disini, katonyo banyak-banyak makan banyak-banyak makan buah dan sayuran segar” (TL)

Hasil wawancara dengan peserta FGD bahwa dari 6 informan mengatakan pernah mendapat penyuluhan dari puskesmas pada saat informan kontrol ulang dimana penyuluhannya berupa harus istirahat yang cukup, banyak minum air putih, makan sayur-sayuran segar, dan harus rajin kontrol ulang. Beberapa petikan keterangan dari informan yang diperoleh sebagai berikut :

”...pernah dapet penyuluhan dari dokter waktu berobat di puskesmas, kato dokternyo harus banyak istirahat yang cukup, banyak makan sayur, buahan dan banyak minum air putih” (TG)

“...pernah dikasih penyuluhan samo dokter katonyo banyak makan buah, sayuran, dan minum air putih” (RV)

“...pernah dapet cak saran-saran dari dokter, kato dokternyo harus banyak istirahat dan banyak makan buah” (YU)

”...kalo aku berobat dapet penyuluhan cak saran-saran sedikit dari dokter, kato dokternyo sering istirahat bae, banyak makan buah dan sayur-sayuran segar” (NA)

”...kalo berobat kadang dikasih saran samo dokter cak harus banyak istirahat” (CS)

“...kalo lagi kontrol bae, apo yang dilarang oleh dokter itu harus dilakukan” (NS)

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan key informan mengenai penyuluhan untuk pasien hipertensi dan pelaksanaannya dilapangan key informan didapat bahwa ada penyuluhan untuk pasien hipertensi yang berupa pelaksanaannya pasien biasanya di ukur tekanan darahnya lalu diberi obat kemudian pasien diberi saran yang berupa menganjurkan pasien untuk kontrol ulang secara teratur. Beberapa petikan keterangan yang diperoleh dari key informan sebagai berikut :

“…ada, berupa anamnesa (penyebab, keluhan), ukur tekanan darah pasien beri obat yang diperlukan, saran-saran untuk menghindari faktor penyebab berupa menganjurkan pasien untuk kontrol ulang yang teratur” (NV)

Dari Hasil wawancara dengan peserta WM dan FGD mengenai penyuluhan yang diberikan oleh petugas dapat disimpulkan bahwa 9 informan mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan yang berupa mengurangi konsumsi daging, mengurangi konsumsi garam, istirahat yang cukup, banyak minum air putih, harus rajin kontrol ulang serta banyak makan buah dan sayuran.

Dari keterangan yang diberikan diatas dapat dikatakan bahwa informan pernah mendapatkan penyuluhan dari petugas tetapi hanya sebatas tahu yang berupa mengurangi konsumsi daging, mengurangi konsumsi garam, istirahat yang cukup, banyak minum air putih, kontrol ulang serta banyak makan buah dan sayuran.

3.2 Sikap Penderita Hipertensi Primer Dalam Upaya Pencegahan Komplikasi Hipertensi

Dalam penelitian ini, sikap penderita hipertensi dalam upaya pencegahan komplikasi hipertensi didapatkan tiga tema, yaitu perlu dilakukan upaya pencegahan komplikasi hipertensi, upaya pencegahan stress, dan olahraga sebagai pencegah komplikasi. 1) Tema Pertama : sikap informan terhadap upaya

pencegahan komplikasi hipertensi

Hasil wawancara mendalam dengan informan mengenai sikap terhadap upaya pencegahan komplikasi hipertensi dari 3 informan mengatakan sangat perlu dilakukan pencegahan hipertensi dengan cara rutin kontrol ulang, mengurangi konsumsi garam, istirahat yang cukup serta banyak makan buah dan sayuran. Beberapa pernyataan informan sebagai berikut :

"...perlu jugo dilakuke pencegahan, dengan aku lah lamo darah tinggi kalo biso berobat biar darah tu dak terlalu tinggi” (IS)

”...perlu lah,aku kan lah lamo darah tinggi agar idak parah iyo dengan caro semuanyo dikurangi makannyo dari yang asin-asin” (WS)

”...sangat perlu, lah lamo jugo aku darah tinggi maka sikap aku ye makanno harus di jago jangan makan yang asin-asin” (TL)

Hasil wawancara dengan peserta FGD bahwa dari 6 informan mengatakan informan sudah lama mengalami hipertensi dan upaya yang harus dilakukan informan agar tidak terjadi komplikasi hipertensi yaitu dengan sering-sering kontrol ulang, harus banyak makan sayuran dan buah. Beberapa petikan keterangan dari informan yang diperoleh sebagai berikut:

”akulah lamo ngidap darah tinggi jadi sangat perlu upayo pencegahannyo, jadi aku harus hati-hati menjaga tekanan darah aku” (TG)

”...lah lamo darah tinggi jadi perlu pencegahan hipertensi tu, jadi aku harus sering-sering kontrol ulang, banyak makan sayur dan buah-buahan” (RV)

”sangat perlu, aku kan lah lamo darah tinggi jadi harus banyak istirahat, banyak makan buah, sayuran, dan harus sering kontrol dan menjaga darah supayo dak naek” (YU)

”sangat perlu, upayo nyo kalo biso sering-sering kontrol ulang bae” (NA)

(6)

”sangat perlu dek, pencegahan hipertensi, jadi kito harus rajin kontrol ulang dan berobat bae” (CS)

”dengan aku lah lamo darah tinggi jadi perlu jugo pencegahan agar idak terjadi komplikasi, jadi aku galak sering kontrol ulang” (NS)

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara mendalam dengan key informan mengenai upaya yang harus dilakukan untuk pasien hipertensi berupa memberikan saran-saran hidup sehat (pola makan, emosional, olahraga dan konrol ulang ke puskesmas secara rutin. Beberapa petikan keterangan yang diperoleh dari key informan sebagai berikut :

“...memberikan saran-saran hidup sehat ( pola makan, emosional, olahraga, dan kontrol ke puskesmas secara rutin” (NV)

Dari hasil wawancara dengan peserta WM dan FGD mengenai sikap terhadap upaya pencegahan komplikasi hipertensi dapat disimpulkan bahwa 9 informan mengatakan sangat perlu dilakukan upaya pencegahan tersebut dengan cara rutin kontrol ulang, mengurangi konsumsi garam, istirahat yang cukup serta banyak makan buah dan sayuran.

Dari keterangan yang diberikan diatas dapat dikatakan bahwa sikap informan terhadap upaya pencegahan komplikasi hipertensi sangat perlu dengan cara rutin kontrol ulang, mengurangi konsumsi garam, istirahat yang cukup, serta banyak makan buah dan sayuran.

2) Tema Kedua : sikap informan terhadap upaya pencegahan stress

Hasil wawancara mendalam dengan informan terhadap upaya pencegahan stress dalam upaya pencegahan komplikasi hipertensi dari 3 informan mengatakan sangat perlu upaya pencegahan stress, agar tekanan darah tidak terlalu tinggi dengan cara istirahat yang cukup selama setenagah jam. Beberapa pernyataan informan sebagai berikut :

" perlu, supayo tekanan darah idak tinggi, kalo aku stress paling-paling keluar rumah tempat kawan yo...sambil tukar-tukar pikiran dah tu istirahat yang cukup selamo setengah jamlah” (IS)

”sangat perlu, supayo tekanan darah idak tinggi, kalo aku ngilangi stress biasonyo aku galak solat dan istirahat be selamo setengah jam” (WS)

”perlu jugo, kalo saya menghindari stress tu sekali-kali kito rekreasi, menonton tv sambil istirahat cak setengah jam” (TL)

Hasil wawancara dengan peserta FGD bahwa dari 6 informan mengatakan sangat perlu upaya pencegahan stress agar darah tidak tinggi dengan upaya jalan-jalan kerumah teman, butuh hiburan dan salat. Beberapa petikan keterangan dari informan yang diperoleh sebagai berikut :

”perlu lah, supayo darah kito tuh dak tinggi, cari-cari hiburan kurang lebih 1 jam” (TG)

” perlu, aku tu galak stress pas malem hari dak biso tedok jadi paling-paling ngilangke stress tu aku solat” (RV)

”perlu, agar darah dak tinggi, iyo minta pendapat dengan kawan cak setengah jam” (YU)

”perlu jugo, upaya pencegahannyo tuh agar darah dak tinggi, kalo aku stress biasonyo pegi jalan-jalan untuk tenangke pikiran” (NA)

”sangat perlu, aku kalo stress galak pening kepala, jadi agar idak stress aku jalan-jalan kerumah teman selamo sejam” (CS)

”sangat perlu, agar darah dak naek, harus banyak hiburan dan kalo banyak masalah jangan terlalu dipikirke” (NS)

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara mendalam dengan key informan mengenai upaya yang harus dilakukan untuk pasien hipertensi dalam menghilangkan stress dengan cara beraktifitas/olahraga dan membicarakan masalah yang ada dengan anggota keluarga yang lain. Beberapa petikan keterangan yang diperoleh dari key informan sebagai berikut :

“...menghilangkan stress dengan

beraktifitas/olahraga dan membicarakan masalah yang ada dengan anggota keluarga yang lain (orang yang dipercaya)” (NV)

Dari hasil wawancara dengan peserta WM dan FGD mengenai sikap informan terhadap pencegahan stress dapat disimpulkan bahwa 9 informan mengatakan sangat perlu dilakukan pencegahan stress supaya tekanan darah tidak tinggi dengan cara rekreasi, solat, dan istirahat yang cukup selama setengah jam.

Dari keterangan yang diberikan diatas dapat dikatkan bahwa sikap informan terhadap upaya pencegahan stress sangat perlu dilakukan untuk menghindari agar tekanan darah tidak tinggi dengan cara rekreasi, solat, dan istirahat yang cukup selama setengah jam.

3) Tema Ketiga : sikap informan terhadap olahraga dalam upaya pencegahan komplikasi hipertensi Hasil wawancara mendalam dengan informan terhadap olahraga dalam upaya pencegahan komplikasi hipertensi dari 3 informan mengatakan sangat perlu dilakukan olahraga secara rutin karena dengan berolahraga secara rutin dapat menurunkan tekanan darah dan menyehatkan badan. Beberapa pernyataan informan sebagai berikut :

“sangat perlu olahraga secara rutin, dengan kito

berolahraga biso menyehatkan badan dan

menurunkan tekanan darah” (IS)

”perlu olahraga secara rutin, iyo itulah dengan kito berolahraga secara rutin untuk meningkatkan kesehatan kito” (WS)

”olahraga secara rutin tu perlu, dengan kito berolahraga badan kito bergerak dan mengeluarkan keringat mungkin disitulah dapat menurunkan tekanan darah tinggi” (TL)

Hasil wawancara dengan peserta FGD bahwa dari 6 informan hanya 5 informan mengatakan sangat perlu olahraga secara rutin karena dengan berolahraga dapat membuat badan sehat, menghilangkan stress dan menurunkan tekanan darah dan ada 1 informan tidak mengetahui upaya olahraga terhadap pencegahan komplikasi hipertensi. Beberapa petikan keterangan dari informan yang diperoleh sebagai berikut :

(7)

”dengan berolahraga dengan teratur biso ngilangke stress, jadi perlu kito berolahraga” (TG)

“ aku dak tau” (RV)

”dengan olahraga dapat ngilangke stress dan biso nurunke tekanan darah, jadi menurut aku perlu kito berolahraga” (YU)

”dengan kito olahraga biso menurunkan tekanan darah, mungkin menurut aku sangat perlu dilakukan olahraga dalam pencegahan komplikasi” (NA)

”dengan kito berolahraga dapat negilangke stress, dan dapat mencegah terjadinya komplikasi jadi bagi aku sangat perlu kito berolahraga secara rutin” (CS)

”kalo kito berolahraga badan kito jadi sehat dan idak terlalu stress igo, jadi bagi aku olahraga tu sangat perlu untuk pencegahan darah tinggi” (NS)

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara mendalam dengan key informan Hasil wawancara dengan key informan mengenai olahraga secara rutin dapat menghilangkan stress dan membuat tubuh kita menjadi sehat. Beberapa petikan keterangan yang diperoleh dari key informan sebagai berikut :

“…bisa menurunkan tekanan darah, saat kita berolahraga stress dapat hilang disamping itu dapat membuat tubuh kita menjadi sehat” (NV)

Dari hasil wawancara dengan peserta WM dan FGD mengenai sikap informan terhadap olahraga dalam upaya pencegahan komplikasi hipertensi dapat disimpulkan bahwa 8 dari 9 informan mengatakan sangat perlu dilakukan olahraga secara rutin untuk menurunkan tekanan darah, menyehatkan badan, dan dapat menghilangkan stress.

Dari keterangan yang diberikan diatas dapat dikatakan bahwa sikap informan mengatakan sangat perlu dilakukan olahraga secara rutin untuk menurunkan tekanan darah, menyehatkan badan, dan dapat menghilangkan stress.

3.3 Tindakan Penderita Hipertensi Primer Dalam Upaya Pencegahan Komplikasi Hipertensi Dalam penelitian ini, tindakan penderita hipertensi dalam upaya pencegahan komplikasi hipertensi didapatkan tiga tema, yaitu perawatan hipertensi, pola makan dan pemeriksaan rutin.

1) Tindakan informan terhadap perawatan hipertensi agar tidak terjadi komplikasi hipertensi

Hasil wawancara mendalam dengan informan terhadap perawatan hipertensi agar tidak terjadi komplikasi hipertensi dari 3 informan mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan informan adalah dengan cara rutin kontrol ulang, istirahat yang cukup dan banyak makan buah dan sayuran. Beberapa pernyataan informan sebagai berikut :

"iyo selalu perikso ke puskesmas lalu istirahat yang cukup cak tidurke selamo setengah jam” (IS)

”selalu kontrol ulang dan istirahat yang cukup cak 5-10 menit bae” (WS)

”harus banyak makan buah-buahan dan sayuran segar lalu kito jugo istirahat contohnyo kalo kito pening kito tidurin be cak 15 menit” (TL)

Hasil wawancara dengan peserta FGD bahwa dari 6 informan mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan informan dengan cara sering kontrol ulang,

minum obat secara teratur, banyak makan buah dan sayur dan istirahat yang cukup. Beberapa petikan keterangan dari informan yang diperoleh sebagai berikut :

”...harus sering kontrol, banyak makan buah, sayuran dan istirahat yang cukup walaupun sebentar selamo setengah jam” (TG)

”...makan obat secara teratur” (RV)

”...makan obat teratur disamping kito makan obat kito pasti ngantuk lalu kito istirahat tidur cak setengah jam lah” (YU)

”...istirahat yang cukup bae selamo 2 jam, dengan kito istirahat jangan sampe darah naek lagi” (NA)

”harus rajin berobat, banyak makan buah, sayuran dan istirahat yang cukup jangan sampe palak pening” (CS)

”...minum obat, jangan banyak mikir dan istirahat cak tidur kiro-kiro selamo setengah jam” (NS)

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara mendalam dengan key informan mengenai tindakan yang dilakukan petugas dalam pencegahan komplikasi dengan cara pemberian obat yang tepat dengan kebutuhan. Beberapa petikan keterangan yang diperoleh dari key informan sebagai berikut :

“…dengan memberikan obat yang tepat sesuai dengan kebutuhan” (NV)

Dari hasil wawancara dengan peserta WM dan FGD mengenai tindakan informan terhadap hipertensi agar terjadi komplikasi hipertensi dimana disimpulkan bahwa 9 informan mengatakan melakukan pemeriksaan rutin dan minum obat secara teratur.

Dari keterangan yang diberikan diatas dapat dikatakan bahwa tindakan yang dilakukan informan sudah benar terhadap perawatan hipertensi dimana informan mengatakan tindakan yang akan dilakukan adalah minum obat secara teratur dan istirahat yang cukup.

2) Tema Kedua : tindakan informan terhadap pola makan untuk mencegah komplikasi hipertensi Hasil wawancara mendalam dengan informan terhadap pola makan untuk mencegah komplikasi hipertensi dari 3 informan mengatakan mengurangi konsumsi daging dan mengurangi konsumsi garam. Beberapa pernyataan informan sebagai berikut :

" pola makan tu dak boleh makan daging kambing dan masalah garam yo tergantung saat kito masak kalo biso sedikit be” (IS)

”iyo caro makan garam kito dikurangi, tergantung dengan apo yang kito masak” (WS)

”kalo kito sudah hipertensi kito dilarang makan banyak daging dan masaknyo jangan yang asin-asin” (TL)

Hasil wawancara dengan peserta FGD bahwa dari 6 informan mengatakan pola makan informan dengan cara mengurangi konsumsi garam dan mengurangi konsumsi lemak. Beberapa petikan keterangan dari informan yang diperoleh sebagai berikut :

”...makannyo cak biaso be cak makan nasi, tahu, tempe dan ikan. nah kalo masaknyo kalo biso dikasih garam jangan banyak paling idak 1 butir garam” (TG)

(8)

”...makan tempe, tahu dan ikan sungai. kalau masaknyo dikasih sedikit garam paling-paling setengah sendok be” (RV)

”kalo masak sayur garamnyo sedikit bae atau secukupnya” (YU)

”...biasolah makan ikan, sayur tapi masaknyo paling-paling sedikit bae garamnyo cak setengah sendok” (NA)

”makan sayur, ikan tapi garamnyo kalo biso sedikit paling-paling setengah sendok makan kecil” (CS)

”jangan terlalu banyak makan garam, makan daging terutamo makan daging kambing, kalo ayam boleh tapi kulitnyo kalo biso dibuang” (NS)

Dari wawancara dengan peserta WM dan FGD mengenai tindakan informan terhadap pola makan untuk mencegah komplikasi hipertensi sehingga dapat disimpulkan bahwa 9 informan mengatakan dengan cara mengurangi konsumsi daging dan mengurangi konsumsi garam.

Dari keterangan yang diberikan diatas dapat dikatakan bahwa informan telah melakukan tindakan hanya sebatas pengetahuan informan saja mengenai pola makan untuk mencegah komplikasi hipertensi. 3) Tema Ketiga : tindakan informan dalam

pemeriksaan rutin

Hasil wawancara mendalam dengan informan mengenai pemerikasaan rutin dan bagaimana cara penanggulangannya dari 3 informan mengatakan bahwa informan melakukan pemeriksaan kontrol ulang secara tidak rutin hanya menunggu informan sakit saja. Beberapa pernyataan informan sebagai berikut :

" iyo kadang-kadang bae aku tu berobat, kalo lagi pening, badan sakit galo baru aku pegi ke puskesmas” (IS)

”aku galak kontrol ulang tunggu sakit bae, aman dak sakit aku dak kontrol” (WS)

”aku kan sibuk gawe, jadi kalo nak rutin seh dak terlalu rutin paling-paling tunggu sakit bae baru aku ke puskesmas” (TL)

Hasil wawancara dengan peserta FGD bahwa dari 6 informan mengatakan bahwa informan rutin memeriksakan tekanan darahnya sebulan sekali atau 2 kali. Beberapa petikan keterangan dari informan yang diperoleh sebagai berikut:

” kadang-kadang rutin kalo lagi sakit bae, paling-paling sebulan sekali” (TG)

”rutin jugo cak sebulan sekali” (RV) ”rutin biso-biso sebulan 2 kali” (YU) ”periksonyo rutin sebulan sekali” (NA) ”rutin cak sebulan sekali” (CS) ”rutin berobat cak sebulan 2 kali” (NS)

Hal ini tidak sesuai dengan hasil wawancara mendalam dengan key informan mengenai kontrol ulang untuk perawatan hipertensi yaitu apabila obat yang diberikan telah habis atau minimal 2 minggu sekali kontrol ulang. Beberapa petikan keterangan yang diperoleh dari key informan sebagai berikut :

“apabila obat yang diberikan telah habis atau minimal 2 minggu sekali” (NV)

Dari hasil wawancara dengan peserta WM dan FGD mengenai tindakan informan terhadap pemerikasaan rutin dapat disimpulkan bahwa informan hanya kadang-kadang melakukan kontrol ulang seperti sebulan 2 kali atau sebulan sekali dan menunggu informan sakit saja mengenai pemeriksaan kontrol ulang.

Dari keterangan yang diberikan diatas dapat dikatakan bahwa tindakan informan terhadap pemeriksaan secara rutin hanya sebatas pengetahuan informan saja mengenai pemeriksaan kontrol ulang. 4. Pembahasan

Adapun pembahasan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

4.1 Pengetahuan Penderita Hipertensi Primer Dalam Upaya Pencegahan Komplikasi Primer

Terkait dengan hasil penelitian dan teori yang ada, maka menurut analisis peneliti pengetahuan mengenai komplikasi hipertensi sangatlah penting untuk diberikan kepada penderita hipertensi primer dimana dengan memberikan pengetahuan mengenai komplikasi hipertensi diharapkan nantinya dapat melakukan upaya pencegahan. Pengetahuan penderita hipertensi akan sangat berpengaruh kepada perilakunya. Jika pengetahuan penderita hipertensi kurang maka tindakan yang dilakukan oleh penderita hipertensi primer dalam melakukan upaya pencegahan komplikasi hipertensi pun kurang. Suatu tindakan sangat tergantung pada pengetahuan dimana pengetahuan ini dibentuk dari pemahaman mereka terhadap suatu masalah kesehatan terutama yang berkaitan dengan pencegahan komplikasi hipertensi, dari pemahaman kemudian berlanjut pada aplikasi atau penerapan dalam kehidupannya sehari, apakah mereka melakukan atau tidak, kemudian kemampuan mereka untuk berpikir apakah tindakan yang dilakukan sudah pas atau masih kurang.

4.2 Sikap Penderita Hipertensi Primer Dalam Upaya Pencegahan Komplikasi Primer

Menurut penderita hipertensi primer, upaya pencegahan komplikasi primer perlu dilakukan dengan alasan untuk mencegah agar tidak terkena komplikasi hipertensi. Terkait dengan hasil penelitian dan teori yang ada, maka menurut analisis peneliti perlu adanya suatu pemahaman bagi seseorang bagaimana caranya untuk bersikap sehingga dapat melakukan tindakan yang benar dengan harapan nantinya penderita hipertensi primer tidak mengalami komplikasi hipertensi.

4.3 Tindakan Penderita Hipertensi Primer Dalam Upaya Pencegahan Komplikasi Primer

Suatu sikap Bloom otomatis terwujud dalam suatu tindakan (Overt behaviour), untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas (Notoatmodjo, 2010).

Terkait dengan hasil penelitian dan teori yang ada menurut analisis peneliti bahwa tindakan yang dilakukan oleh pasien hipertensi cukup baik dalam

(9)

melakukan upaya pencegahan komplikasi dan cara pola makan yang baik untuk pasien hipertensi sedangkan pada pemeriksaan rutin hanya sebulan sekali atau kadang-kadang saja pasien melakukannya. Suatu tindakan sangat tergantung pada pengetahuan dimana pengetahuan ini dibentuk dari pemahaman mereka terhadap suatu masalah kesehatan, dari pemahaman mereka kemudian berlanjut pada aplikasi atau penerapan dalam kehidupannya sehari-hari, apakah mereka melakukan atau tidak, kemudian kemampuan mereka untuk berpikir apakah tindakan yang dilakukan sudah pas atau masih kurang. Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa adapun tingkat tindakan yaitu persepsi yaitu mengenal tersebut denga benar sesuai dengan apa yang mereka ketahui yang disebut dengan respon karena tindakan tersebut telah dilakukan atau dijalankan dalam kehidupannya apalagi selama kesehatan yang dijalaninya dan apa yang dijalaninya itu benar maka akan menjadi suatu kebiasaan yang disebut dengan mekanisme.

5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan

Bagian ini berisi kesimpulan yang diperoleh berdasarkan analisis hasil dan pembahasan sehingga mampu menjawab pertanyaan dan tujuan penelitian. 5.1.1 Pengetahuan

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan informan hanya sebatas tahu mengenai pengertian, gejala, penyebab, serta bahaya dari hipertensi. Sedangkan untuk penyuluhan kesehatan informan mengatakan setiap berobat kontrol ulang sering diberi penyuluhan dari dokter yang memeriksa berupa penyuluhan tentang hipertensi agar tidak terjadi komplikasi hipertensi.

5.1.2 Sikap

Sikap informan terhadap upaya pencegahan komplikasi hipertensi, upaya pencegahan stress, dan olahraga secara rutin mengatakan sangat perlu dilakukan upaya pencegahan tersebut agar terhindar dari komplikasi hipertensi.

5.1.3 Tindakan

Tindakan yang informan lakukan terhadap perawatan hipertensi, dan tindakan terhadap pola makan untuk mencegah komplikasi sudah benar dilakukan oleh informan, akan tetapi pada tindakan informan terhadap pemerikasaan kontrol ulang, tindakan informan masih kurang karena informan hanya kadang-kadang untuk periksa kontrol ulang dengan alasan informan sibuk, karena tidak sakit, dan faktor ekonomi.

6.2 Saran

Guna mengatasi permasalahan, maka perlu saran sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Saran ini dikelompokkan sebagai berikut.

6.2.1 Disarankan bagi Puskesmas Sekip Palembang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluhan secara merata dan berkesinambungan sehingga sehingga dapat memotivasi informan untuk melakukan kontrol

ulang setiap bulan agar terhindar dari komplikasi dengan diadakan penyuluhan-penyuluhan yang berupa pamflet, poster, dan spanduk yang berhubungan dengan komplikasi hipertensi.

6.2.2 Disarankan bagi STIK Bina Husada Palembang meningkatkan mutu pembelajaran dengan membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan serta wawasan yang baik, sehingga nantinya dapat memberikan sumbangsih dalam meningkatkan perilaku penderita hipertensi primer dalam upaya pencegahan komplikasi hipertensi.

6.2.3 Disarankan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian terhadap perilaku penderita hipertensi primer dalam upaya pencegahan komplikasi hipertensi diharapkan dapat meneliti atau melihat secara ilmiah keterkaitan variabel-variabel lain dengan metode yang berbeda seperti misalnya peran keluarga terutama motivasi keluarga dalam melakukan upaya pencegahan komplikasi hipertensi.

Daftar Pustaka

World Health Organization (WHO). (2013). A global brief on hypertension : silent killer, global public health crisis. World Health Organization Wahdah, N. (2011). Menaklukan hipertensi dan

diabetes: mendeteksi, mencegah dan

mengobati dengan cara medis dan herbal. Yogyakarta : Multipress.

Marliani, L dkk. (2007). Hipertensi. Jakarta : PT. Elex Media komputindo.

Sumarman. (2010). Penderita Hipertensi Primer : Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam, Kepatuhan dan Kendalanya di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi. Surakarta : Universita Sebelas Maret.

Nova S, et all. (2012). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Perilaku Pencegahan Stroke Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Umum Daerah Lakipadada Kabupaten Tana Toraja. Makasar : STIKES Nani Hasanuddin.

Notoarmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Saryono & Anggraeni, M. D. 2011.

Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam

Referensi

Dokumen terkait

Pendahuluan merupakan bagian awal tugas akhir yang berisi: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah masyarakat, termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah dan langsung

Dari uji coba kelompok kecil dan kelompok besar terlihat hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup tinggi, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

13.00 - selesai Rapat koordinasi untuk persiapan kegiatan program kerja kelompok donasi alat kesehatan.. Hasil yang

Hal ini membuktikan bahwa Bawang Putih 2% yang mempunyai khasiat anti jamur memiliki efektivitas yang setara dengan Ketokonazol 2% dalam menghambat pertumbuhan Malassezia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kadar air, mutu sensoris, dan aktivitas antioksidan manisan kering pare gajih selama penyimpanan; dan menentukan

Radikal bebas ini ada yang berhasil mencapai ketinggian tempat bersemayamnya lapisan ozon sehingga begitu merasakan keberadaan ozon, langsung saja disambar sehingga molekul O 3

peneliti dapat menyimpulkan bahwa hampir sebagian mahasiswa perhotelan di International Hotel Management School tertarik dengan mata kuliah bahasa China khususnya