• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH_STABILISASI_TANAH_STABILISASI_TA.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH_STABILISASI_TANAH_STABILISASI_TA.doc"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

STABILISASI TANAH

OLEH :

GAUDENSIUS NOVEMBRIS PAIT

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

2013/2014

KATA PENGANTAR

Puji dan sykur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena saya

percaya berkat kuasa dan anuhgerah-Nya kami dapat menyusun dan

menyelesaikan tugas Mekanika Tanah I dalam bentuk karya tulis seperti ini.

Dan terimakasih berlimpah kepada dosen ibu Utari Wessy, ST,MT yang

telah mendamping dan membimbing kami dalam menyelasaikan tugas ini.

Pada dasarnya karya tulis ini dibuat sebagai konsep awal dalam perbekalan

ilmu untuk mahasiswa/I terhadap mata kuliah Mekanika Tanah I di

semester III. selain itu karya tulis ini dibuat untuk menambah wawasan dan

setidaknya memberi sedikit bayangan mengenai materi kuliah yang diangkat

dalam karya tulis ini. Dan secara konseptual karya tulis ini berisi mengenai

penjelasan-penjelasan singkat mengenai materi yang diangkat.

Saya sadari bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan dan harapan

pembaca Nan budiman, untuk itu saran dan dan kritik demi kesempurnaan

buku ini sangat diharapkan.

(3)

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan

pembaca pada umumya.

Penulis,

Malang, November 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Stabilitas tanah adalah pengubahan atau perawatan terhadap satu atau beberapa properti tanah untuk meningkatkan kondisi material tanah/butiran tanah, dan pertama dikembangkan di jaman Romawi.Jaman dahulu, bangsa Romawi menyadari bahwa kondisi jalan yang buruk mempersulit mereka untuk memindahkan pasukan dan barang-barang melewati jalan antara desa dan kota. Hal tersebut memaksa mereka untuk menemukan cara baru memperbaiki jalan. Mereka melakukannya dengan mencampurkan tanah yang lemah dengan zat stabilitas seperti lumatan batu kapur atau kalsium. Itulah metode kimia stabilitas tanah pertama yang dilahirkan.Kemajuan pesat berikutnya di bidang stabilitas tanah terjadi di era 1960an ketika militer Amerika membutuhkan stabilisasi dengan cepat untuk tanah tropik yang lemah di Vietnam untuk mendukung operasi militer mereka disana. Militer sangat membutuhkan stabilitas tanah yang bisa meningkatkan kekuatan tanah liat di Vietnam agar bisa menggunakan pesawat C-17 dan C-130 pada bandara darurat mereka.

Amerika bereksperimen dengan bahan plastik sebagai tambahan semen untuk menciptakan campuran yang dapat menyesuaikan diri dengan berbagai level kelembaban dan cuaca yang ekstrem. Tes laboratorium menemukan campuran dasar yang dapat meningkatkan kekuatan dan ketangguhan lapisan jalan sampai 100% dengan tetap memberikan fleksibilitas lapisan yang dicari oleh militer. Lahirlah solusi stabilitas tanah yang modern.

(4)

Dalam beberapa tahun terakhir, ada beberapa terobosan baru dalam perkembangan metode stabilizer tanah – menggunakan bentuk cair. Untuk menghemat ongkos transportasi dan kemudahan penerapannya, para peneliti telah berusaha untuk mengembangkan stabilizer tanah berbahan dasar cair.

Namun, ternyata bahan dasar cair kurang efektif apabila dibandingkan stabilizer yang lama. Bentuk cair tidak dapat menyatu benar dengan tanah karena sebuah tanah bisa terlalu keropos atau malah terlalu kuat untuk bahan cair bisa menembusnya. Bahan dasar cair juga hanya bisa dipakai di lapisan jalan paling atas sehingga tidak bisa menstabilkan lapisan bawah, sehingga tidak sanggup menahan beban yang terlalu besar.

Maka pada kesempatan yang berbahagia ini kami sedikit mengupas tentang Stabilisasi tanah dengan materi seadanya sesuai dengan referensi yang kami peroleh dan ketahui, sekiranya bisa memuaskan pembaca.

2. Tujuaan penulisan

a. Tujuan Umum

Sebagai Tugas untuk memperoleh nilai dari mata kuliah Mekanika Tanah I b. Tujuan Khusus

Ø Menambah wawasan penulis

Ø Sebagai proses pembelajaran

Ø Memberi informasi dan menambah wawasan pembaca 3. Rumusan masalah

Apa itu Stabilisasi tanah? 4. Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

b. Tujuan khusus 2. Rumusan Masalah

(5)

3. Sistematika Penulisan BAB II

Pembahasan STABILISASI BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan 2. Saran

BAB II

STABILISASI TANAH

1. PRAKATA

Tanahmerupakan salah satu bahan konstruksi yang langsung tersedia di lapangan. Apabila suatu tanah yang akan digunakan tidak memiliki sifat-sifat yang disyaratkan untuk suatu tujuan tertentu maka tanah tersebut harus diperbaiki sifat-sifatnya. karena sifat – sifat tanah dilapangan tidak selalu memenuhi kriteria dalam merencanakan suatu konstruksi, maka apabila dijumpai tanah yang sifat – sifatnya sangat jelek, maka tanah tersebut harus distabilkan sehingga dapat memenuhi syarat – syarat teknis yang diperlukan. Stabilisasi tanah merupakan salah satu cara memperbaiki kondisi tanah. Sifat tanah yang

paling sering diubah dengan stabilisasi adalah kekuatan, volume stabilitas, daya tahan, dan permeabilitas.

(6)

n Untuk memperbaiki kondisi tanah tersebut, kemudian mengambil tindakan yang tepat terhadap masalah – masalah yang ada

n

untuk meningkatkan kerapatan tanah, menambah material

yang tidak aktif sehingga meningkatkan kohesi dan atau

tahanan gesek yang timbul, menambah bahan untuk

merubah sifat fisik atau kimia pada tanah, menurunkan

muka air tanah, dan mengganti tanah yang buruk.

n Stabilisasi dapat berupa tindakan – tindakan sbb :

- menambah kepadatan tanah

- menambah material yang tidak aktif, sehingga mempertinggi kohesi dan / atau tahanan geser - menambah material agar dapat mengadakan perubahan – perubahanalami dan kimiawi

material tanah

- merendahkan permukaan air tanah (drainase)

- mengganti tanah yang buruk

3. FAKTOR PENENTU

‡1. Karakteristik alat pemadat

Ø Berat dan Ukuran

Ø Aksi yang dihasilkan

Ø Frekuensi Operasi 2. Karakteristik tanah

v Kepadatan awal (initial density)

v Jenis tanah

v Ukuran dan bentuk butiran

v Kadar air

(7)

1.Jumlah gilasan

2. Tebal lapisan

3.Towing speed

4. TEORI DASAR

Pertama kali dikembangkan oleh R.R. Proctor tahun 1920-an dengan 4 variabel :

1. Usaha Pemadatan (Energi Pemadatan) 2. Jenis tanah

3. Kadar air 4. Berat isi kering

Stabilisasi tanah dapat terdiri dari salah satu atau gabungan pekerjaan – pekerjaan berikut : 1. Mekanis :

yaitu pemadatan untuk mempertinggi kerapatan tanah dengan memakai energi mekanis, seperti mesin gils, ledakan, tekanan statis dan sebagainya.

stabilisasi dengan berbagai macam peralatan mekanis seperti :

- mesin gilas ( roller)

- benda – benda berat yang dijatuhkan (pounder)

- peledakan dengan alat peledak (eksplosif)

- tekanan statis

(8)

- pemanasan

- dll

2. Bahan pencampur / tambahan (additive)

yaitu penambahan gamping, abu batubara dan

kadang-kadang semen diterapkan pada deposit lempung

terutama pada lempung yang mengalami perubahan

volume yang besar yang mengakibatkan perubahan

ion-ion Ca2+ untuk mengurangi kegiatan-kegiatan mineral

lempung.

Holtz dan Kovacs (1981), mengemukakan bahwa penggunaan

bahan kimia untuk stabilisasi tanah atau meningkatkan

kekuatan tanah sangat mungkin dilakukan karena adanya

peristiwa pertukaran ion (ion exchange). Pertukaran ion

tersebut adalah antara ion-ion negatif (anion) yang

berada pada permukaan lempung dengan ion-ion positif

(kation) yang ada disekitarnya. Selain karena

mengandung exchange cation, efektifitas fly ash sebagai

bahan tambah kimia dikarenakan mengandung senyawa

silikat dan aluminat sehingga dikategorikan sebagai

bahan pozzolan. Sebagai bahan pozzolan fly ash memiliki

kemampuan untuk terhidrasi seperti potland cement dan

melakukan sementasi pada tanah.

(9)

Penggunaan fly ash disarankan antara 10 - 20 % karena

penambahan fly ash lebih dari 20 % tidak memberikan

pengaruh yang signifikan bahkan cenderung

menimbulkan pengurangan pada kekuatan tanahnya.

Penambahan fly ash sebesar 15 % akan memiliki

kekuatan mengembang lebih kecil dibanding dengan

tanah lempung campuran atau penambahan 5 % fly ash.

Hal ini disebabkan karena struktur partikelnya lebih rapat

sehingga struktur partikel lempung yang dicampur fly ash

15 % lebih berdekatan dan menghasilkan kepadatan

kering lebih tinggi serta struktur atau fibrikasi partikel

yang lebih kuat. Penambahan fly ash 15 % merupakan

persen optimum fly ash sebagai bahan stabilisasi.

Fenomena ini terjadi akibat hidrasi CaO akibat reaksi

penambahan fly ash dengan menghasilkan struktur

kepadatan yang lebih tinggi dan harga kepadatan kering

yang lebih besar.

stabilisasi dengan berbagai macam peralatan mekanis seperti :

a. Kerikil untuk kohesif (lempung)

b. Lempung untuk tanah berbutir kasar

c. Pencampur kimiawi seperti :

- semen portland (pc)

- gamping / kapur

- abu batu bara

- dll

5.MACAM-MACAM STABILISASI LAPISAN TANAH DASAR

(10)

pada umumnya lapisan tanah lunak adalah lempung atau lanau yang mempunyai nilai percobaan penetrasi stadar (standart penetrasi test = spt) n = 4 atau tanah organis seperti gambut (peat) yang mempunyai kadar air alami (natural water content) yang sangat tinggi dan juga tanah pasir lepas yang mempunyai nilai n = 10

metoda stabilisasi lapisan tanah dasar yang lunak :

n Perbaikan karakteristik geseran :

tujuan untuk mnghindari kerusakan tanah , deformasi geseran dan pengurangan tekanan tanah

n Perbaikan kemampatan :

tujuan untuk memperpendek waktu penurunan, karena konsolidasi dan menghindarkan penurunan residual

n Pengurangan permeabilitas :

bertujuan untuk menghindari bocoran dan sebagainya

n Perbaikan karakterristik :

bertujuan untuk mengurangi getaran (vibrasi) dan menghindarkan pencairan (liquefaction) tegangan air pori meningkat dan tegangan efektif berkurang sewaktu terjadi gempa bumi.

2. Lapisan tanah dasar yang lunak dan kohesif :

Mengingat lapisan tanah dasar yang lunak dan kohesif itu rumit beserta karakteristik mekanisnya yang sulit, kadang – kadang penggalian untuk pondasi bangunan itu sulit dilakasanakan . Meskipun sudah diadakan tindakan pengamanan. Jadi dalam menghadapi pelaksanaan diatas tanah yang lunak dan kohesif diperlukan suatu persiapan yang lengkap

Metoda – metoda yang digunakan a. Metoda perbaikan permukaan

a. Metoda drainase permukaan (surface drainage methode)

b. Metoda alas pasir (sand maat method)

(11)

b. Metoda perpindahan (displacement method)

metoda ini dapat dibagi dalam dua macam :

a. Sesudah penggalian lapisan yang lunak dengan alat berat, bahan tanah yang baik dimasukkan dan dipadatkan

b. Tanah yang lunak itu didesak dengan beban timbunan tanah yang baik atau didesak dengan ledakan

C. Metoda timbunan imbangan berat (counter – weight fill mrthod)

metoda ini terutama mengimbangi sisi tanggul supaya stabil, bilamana tidak diperoleh faktor keamanan yang diperlukan terhadap longsoran selama penimbunan dilaksanakan

D. Metoda pembebanan perlahan – lahan

Metoda ini diterapkan bila kekuatan geser tanah tidak begitu besar dan cenderung akan runtuh jika timbunan dilaksanakan dengan cepat. untuk menghindari keruntuhan, maka pelakasanaan penimbunan harus diperlambat.

ada dua metoda untuk memperlambat kecepatan pelaksanaan, yaitu :

a. Metoda peningkatan tinggi timbunan secara bertahap.

b. Metoda peningkatan tinggi timbunan secara kontinyu dan berangsur – angsur E. Metoda pembebanan

untuk mengusahakan konsolidasi lapisan yang lunak dan memperbesar gaya geser

ada 4 metoda yang perlu diketahui :

a. Metoda pra pembebanan (pre loaading method)

b. Metoda beban tambahan (surchage method)

c. Metoda penurunan air tanah

d. Metoda pembebanan tekanan atmosfir F. Metoda drainase vertikal.

Metoda ini sering diterapkan bersama – sama dengan metoda pembebanan perlahan – lahan atau pembebanan.

(12)

beberapa macam metoda ini sering disebut sesuai dengan bahan yang dipakai, yaitu:

a. Metoda drainase pasir ( sand drain method)

b. Metoda drainase sumbu kertas karton (card board wick drain method)

c. Metoda drainase kertas plastik (plastik board drain method) G. Metoda tiang pasir padat

Dalam metoda ini, pasir ditekan kedalam lapisan lunak dengan pemadatan atau getaran, sehingga terbentuk tiang pasir padat

H. Metoda tiang kapur

kapur ditempatkan dalam bentuk tiang didalam tanah kohesif sama seperti pembuatan tiang pasir

I. Metoda pencampuran lapisan dalam. (deep layer mixing treatment method)

pada metoda ini, kapur atau stabilisator semen dikocok – kocok dan dicampur dengan tanah kohesif pada kedalaman tanah tersebut untuk mengkonsolidasikan tanah yang bersangkutan. Metoda ini belum lama dikembangkan

3.Lapisan tanah dasar berpasir lepas

n Bilamana suatu gaya gempa bekerja pada tanah berpasir, maka sering tanah pasir tersebut mengalami peristiwa pencairan (liquifaksi / liquefaction) yang dapat mengakibatkan kerusakan yang berat.

n Karakteristik liquifaksi yang terdiri dari tanah berpasir lepas dipengaruhi oleh faktor – faktorsebagai berikut :

- intensitas gempa bumi dan lamanya gempa bumi

- kerapatan pasir

- diatribusi gradasi pasir

- beban pada pasir atau tekanan bebas (confined pressure) pasir Metoda – metoda yang digunakan

(13)

n Metoda vibroflotasi (vibro floation method).

- pada metoda vibroflotasi , air disemprotkan kedalam lapisan tanah dengan bantuan suatu vibrator silinder.

- air yang disemprotkan dan bergetar itu dapat memadatkan tanah berpasir

- bersamaan dengan penyemprotan air juga dimasukkan kerikil yang akan mengisi rongga – rongga yang terjadikarena penyemprotan air.

4. Lapisan dangkal

n Ada tiga metoda utama yang digunakan untuk mengadakan peningkatan stabilitas lapisan dangkal yaitu :

- metoda fisik : contohnya pemadatan

- metoda kimia : contohnya pencampuran atau penyuntikan (grouting) dengansemen , kapur dll

- metoda pembekuan

6. MACAM-MACAM STABILISASI LAPISAN DANGKAL A. Dengan pemadatan

pemadatan adalah merupakan metoda dasar untuk stabilisasi tanah.

penerapan dengan metoda – metoda lainpun tanpa terkecuali selalu diikuti dengan metoda pemadatan

tujuan pemadatan tanah pada umumnya untuk :

- menaikkan kekuatan daya dukung tanah

- mepertkecil pemampatan (compressibility)

- memperkecil daya rembes air

n ada dua cara untuk melakukan percobaan pemadatan yaitu :

(14)

- percobaan dilapangan

n Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemadatan tanah ialah :

- menghamparkan bahan secara merata dan tipis

- mengatur kadar air bahan timbunan secara tepat

- memilih mesin pemadat yang sesuai untuk memadatkan hasil yang baik

- menghindarkan lapangan pekerjaan dari penggenangan air atau infiltrasi air hujan

B. Dengan penyesuaian gradasi

n Tujuan stabilisasi dengan metoda ini adalah untuk memperoleh stabilitas jangka panjang

n Stabilisasi dengan metoda penyesuaian gradasi telah dikembangkan terutama untuk menaikkan daya dukung lapisan dasar badan jalan atau landasan

C. Stabilisasi dengan kapur atau semen

n Kapur yang digunakan untuk stabilisasi lapisan yang dangkal, mempunyai efek terutama pada tanah kohesif

n Sedangkan semen mempunyai efek pada tanah berpasir atau kerikil yang mengandung sedikit tanah berbutir halus

n Metoda pencampuran untuk stabilisasi dengan kapur atau semen ada 3 macam :

- metoda campuran terpusat :

tanah dicampur dengan bahan stabilisasi pada suatu tempat, kemudian diangkut ke tempat pekerjaan. Untuk itu diperlukan mesin penvampur

- metoda campuran dalam galian :

bahan stabilisasi dicampur dengan tanah di lubang galian tanah, lalu diangkut ke tempat pekerjaan.

* bahan stabilisasi dapat dipancangkan kedalam tanah dalam bentuk tiang , kemudian digali bersama – sama dan dicampur

(15)

* atau bahan stabilisasi ditaburkan diatas tanah sehingga pada penggalian terjadi pencampuran

- metoda pencampuran di tempat pekerjaan :

tanah dihamparkan di tempat pekerjaan, kemudian ditaburi bahan stabilisasi dan dicampur atau tanah yang akan distabilisasi itu digaruk dan dicampur dengan bahan stabilisasi

D. Stabilisasi dengan grouting

n Tujuan :

- memperkuat daya dukung tanah pondasi

- membendung air rembesan

- mencegah deformasi tanah pondasi disekeliling

- memperkuat bangunan – bangunan yang lama E. Stabilisasi dengan pembekuan

n Metoda ini menggunakan sekolompok pipa baja yang ditanam dalam tanah pondasi yang disebut dengan pipa pembekuan.

n Pipa – pipa diisi dengan cairan bersuhu rendah, sehingga air pori dalam tanah pondasi disekeliling pipa menjadi beku

n Hasil yang diperoleh dari metoda ini sangat baik, sehingga metoda ini dapat diterapkan sebagai tindakan sementara untuk konstruksi terowongan dibawah dasar sungai atau kebocoran pada pipa air minum dan pipa pembuangan kotoran

n Metoda ini dapat diterapkan meskipun berada dalam keadaan lingkungan yang sangat buruk, misalnya aliran air tanah yang besar yang tidak dapat diselesaikan dengan metoda – metoda lain

n Bahan cairan dengan suhu rendah yang dimasukkan kedalam pipa adalah :

- larutan kalsium chlorida yang didinginkan hingga mencapai suhu – 20oc s/d -30oc

- atau gas cairan bersuhu rendah , misalnya nitrogen cair (untuk pekerjaan berskala kecil

(16)

7. STABILISASI LAPISAN LEMPUNG MENGEMBANG

n Pengembangan lempung terjadi ketika kadar air bertambah dari nilai referensinya, dan penyusutan terjadi ketika kadar air berada dibawah nilai referensinya sampai kepada batas susut

n Termasuk lempung mengembang apabila :

ll > 40 dan ip > 15

n Ada beberapa prosedur untuk menstabilisasi lempung mengembang :

- dicampur dengan kapur biasanya 2 % - 4 %

- dipadatkan pada keadaan yang lebih basah dari optimum (3 % - 4 %). Hal ini menjamin terdapatnya sruktur tanah lempung yang cukup terpencar dan pada saat yang sama menghasilkan kepadatan kering yang rendah. Terlihat bahwa kepadatan kering lempung mengembang merupakan parameter yang penting

- mengontrol perubahan kadar air dari nilai referensinya (kadar air pada saat lempung itu akhirnya digunakan sebagai pendukung pondasi)

8. STABILISASI DENGAN BAHAN BUATAN

n Menambah kekuatan/ daya dukung tanah dengan geotextile

n Tanah dengan perkuatan geotextile disebut tanah yang diperkuat (reinforced earth)

BAB III PENUTUP

(17)

Akhirnya bahwa proses stabilisasi sangatlah dibutuhkan dalam mengatasi keadaan tanah yang kurang baik, terlebih jika di atas tanah tersebut akan dilakukan pembangunan.

Sebagaimana diejaskan bahwa proses stabilisasi sangatlah penting terutama untuk menjaga keseimbangan unsur tanah agar padat dan dapat dimanfaatkan untuk

pembangunan yang baik dan layak. Dan proses stabilisassi ini harus diperkirakan secara matang dan benar agar segala aspek yang terkait dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan sehingga memperoleh hasil yang memuaskan dan harus mengikuti segala tahap-tahap yang telah ditentukan sesuai dengan prosedurnya.

5. Saran

Jika ingin melakukan pembangunan di atas lahan tanah yang kurang baik, sebaiknya sebelum melaksanakan pembangunan harus melakukan stabilisasi tanah terlebih dahulu untuk memperoleh hasil yang baik dari proses pembangunan yang hendak di kerjakan dan tidak merugikan banyak aspek.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memberikan penyadaran bahwa dalam konteks mereka telah ada komunitas basis, maka barulah penulis dapat menggali lebih dalam mengenai bagaimana

Dalam rencana induk nasional bandara, pengadaan bandara harus memperhatikan tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi jalan,

Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Alat Hitung Abakus dapat digunakan untuk

Kegiatan pembelajaran remedial dengan pemanfaatan tutor sebayamelalui belajar kelompok untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru terkait materi kondisi geologi

Pada hipotesis pertama yang berbunyi “ada pengaruh positif orientasi pasar terhadap inovasi produk pada UMKM Jenang di Kudus”, terbukti dengan hasil uji t hitung sebesar

konvensional mempunyai pengertiaan yang sama seperti yang telah disampaikan oleh para ahli. Bank syariah mempunyai pengertian dan tugas yang sama yaitu menghimpun

Berdasarkan Peraturan Bupati Sijunjung Nomor 42 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sijunjung Tahun 2011-2015 serta telahaan dari

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Karena jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian korelasi sebab dalam