I. Konsep Dasar Plasenta Previa 1. Pengertian
Plasenta merupakan bagian dari kehamilan yang penting, mempunyai bentuk bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500 gram. Plasenta merupakan organ yang sangat aktif dan memiliki mekanisme khusus untuk menunjang pertumbuhan dan ketahanan hidup janin. Hal ini termasuk pertukaran gas yang efisien, transport aktif zat-zat energi, toleransi imunologis terhadap imunitas ibu pada alograft dan akuisisi janin. Melihat pentingnya peranan dari plasenta maka bila terjadi kelainan pada plasenta akan menyebabkan kelainan pada janin ataupun mengganggu proses persalinan. Salah satu kelainan pada plasenta adalah kelainan implantasi atau disebut dengan plasenta previa (Manuaba, 2005).
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir (prae = di depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa ialah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal) dan oleh karenanya bagian terendah sering kali terkendala memasuki Pintu Atas Panggul (PAP) atau menimbulkan kelainan janin dalam rahim. Pada keadaan normal plasenta umumnya terletak di korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri (Prawirohardjo, 2008).
2. Etiologi
Penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya plasenta previa, antara lain :
Umur
Banyaknya jumlah kehamilan dan persalinan (paritas) Hipoplasia endometrium
Korpus luteum bereaksi lambat
Endometrium cacat, seksio cesarea, kuretase, dan manual plasenta Kehamilan kembar
Riwayat plasenta previa sebelumnya (Mochtar, 2002). 3. Klasifikasi
a. Menurut De Snoo
Klasifikasi plasenta previa menurut De Snoo dalam Mochtar (2002), berdasarkan pembukaan 4-5 cm dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta menutupi seluruh ostium.
2) Plasenta previa lateralis, bila pada pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi oleh plasenta, dapat dibagi menjadi:
Plasenta previa lateralis posterior, bila sebagian menutupi ostium bagian belakang.
Plasenta previa lateralis anterior, bila sebagian menutupi ostium bagian depan
Plasenta previa lateralis marginalis, bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostium yang ditutupi plasenta.
b. Menurut Browne
Klasifikasi plasenta previa menurut Browne dalam Mochtar (2002) yaitu: 1) Tingkat 1 = Lateral plasenta previa
Pinggir bawah plasenta berinsersi sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak sampai ke pinggir pembukaan.
2) Tingkat 2 = Marginal plasenta previa. Plasenta mencapai pinggir pembukaan 3. 3) Tingkat 3 = Complete plasenta previa
Plasenta menutupi ostium waktu tertutup, dan tidak menutupi bila pembukaan hampir lengkap.
4) Tingkat 4 = Central plasenta previa
Plasenta menutupi seluruhnya pada pembukaan hampir lengkap
Secara umum plasenta previa dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
1) Plasenta previa totalis, yaitu apabila jaringan plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum.
2) Plasenta previa parsialis, yaitu apabila jaringan plasenta menutupi sebagian ostium uteri internum.
3) Plasenta previa marginalis, yaitu plasenta yang tepinya terletak pada pinggir ostium uteri internum.
4) Plasenta previa letak rendah, yaitu apabila jaringan plasenta berada kira-kira 3-4 cm di atas ostium uteri internum, pada pemeriksaan dalam tidak teraba (Prawirohardjo, 2008).
Gambar 2.1 Implantasi plasenta normal Gambar 2.2 Plasenta previa letak rendah
Gambar 2.3 Plasenta previa parsialis Gambar 2.4 Plasenta previa totalis
4. Tanda dan Gejala
Gambaran klinik plasenta previa adalah sebagai berikut : Perdarahan pervaginam
Darah berwarna merah terang pada umur kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta previa. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak sehingga tidak akan berakibat fatal, tetapi perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari perdarahan sebelumnya.
Tanpa alasan dan tanpa nyeri
Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa nyeri yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati akhir trimester kedua atau sesudahnya.
Pada ibu, tergantung keadaan umum dan jumlah darah yang hilang, perdarahan yang sedikit demi sedikit atau dalam jumlah banyak dengan waktu yang singkat, dapat menimbulkan anemia sampai syok. Pada janin, turunnya bagian terbawah janin ke dalam Pintu Atas panggul (PAP) akan terhalang, tidak jarang terjadi kelainan letak janin dalam rahim, dan dapat menimbulkan aspiksia sampai kematian janin dalam rahim (Manuaba, 2005).
5. Patofisiologi
Plasenta previa terjadi akibat gangguan implantasi karena vaskularisasi endometrium yang abnormal yang terkait dengan atropi dan scaring akibat trauma atau inflamasi. Hal ini menyebabkan implantasi embrio pada segmen bawah rahim. Perumbuhan plasenta menyebabkan plasenta menutupi cervix. Normalnya plasenta berimplantasi di fundus uteri dan aliran darah di fundus lebih baik dari segmen bawah uterus. Adanya implantasi abnormal dapat diakibatkan jaringan parut / skar pada uterus dan kerusakan pada uterus. Vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atropi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa, dimana plasenta yang letaknya normal akan memperluas permukaannya sehingga mendekati atau menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir.
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan darah : hemoglobin, hematokrit
Pemeriksaan ultra sonografi, dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium
Pemeriksaan inspekkulo secara hati-hati dan benar, dapat menentukansumberperdarahan dari karnalis servisis atau sumber lain (servisitis, polip,keganasan, laserasi/troma)
7. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan tergantung dari jumlah perdarahan uterus abnormal, apakah janin sudah viabel atau belum untuk hidup diluar uterus, besarnya plasenta yang menutupi serviks, posisi janin di dalam rahim, dan paritas.
Pada kehamilan awal, transfusi dapat diberikan untuk menggantikan kehilangan darah ibu. Obat-obatan dapat diberikan untuk mencegah persalinan yang pre term, dan memperpanjang masa kehamilan sampai mencapai 36 minggu.
Tindakan operatif (seksio sesaria) merupakan penatalaksanaan pada kasus plasenta previa ini karena dapat mengurangi risiko kematian ibu dan bayi. Berdasarkan usia kehamilan, ada dua tindakan yang dilakukan yaitu : 1. Tindakan Ekspektatif
Tujuan : agar janin tidak lahir prematur dan upaya diagnosis dilakukan secara non invasif.
a. Syarat terapi ekspektatif :
kehamilan pre term dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
belum ada tanda inpartu
keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal)
janin masih hidup
b. Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotika profilaksis
c. Pemeriksaan USG untuk menentukan implantasi plasenta, usia kehamilan, profil biofisik, letak dan presentasi janin.
d. Perbaiki anemia dengan pemberian Sulfas ferosus atau Ferous fumarat per oral 60 mg selama 1 bulan.
e. Pastikan tesedianya sarana untuk melakukan transfusi
f. Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama, pasien dapat dirawat jalan (kecuali rumah pasien di luar kota atau diperlukan waktu > 2 jam untuk mencapai rumah sakit) dengan pesan segera kembali ke rumah sakit jika terjadi perdarahan.
g. Jika perdarahan berulang, pertimbangkan manfaat dan risiko ibu dan janin untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dibandingkan dengan terminasi kehamilan.
2. Tindakan Aktif
janin matur
janin mati atau menderita anomali atau keadaan yang mengurangi kelangsungan hidupnya (misalnya anensefali) pada perdarahan aktif dan banyak, segera dilakukan terapi
aktif tanpa memandang maturitas janin.
b. Jika terdapat plasenta letak rendah dan perdarahan yang terjadi sangat sedikit, persalinan per vaginam masih mungkin dilaksanakan. Jika tidak, tindakan melahirkan dengan seksio sesaria.
c. Pemilihan cara persalinan tergantung dari derajat plasenta previa, paritas, dan banyaknya perdarahan. Persalinan per vaginam dapat dilakukan pada multigravida dengan plasenta letak rendah, plasenta previa marginalis, atau plasenta previa parsialis pada pembukaan lebih dari 5 cm yang dapat ditanggulangi dengan pemecahan selaput ketuban. Persalinan per vaginam bertujuan agar bagian terbawah janin menekan plasenta dan bagian plasenta yang berdarah selama persalinan berlangsung, sehingga perdarahan berhenti. Apabila pemecahan selaput ketuban tidak berhasil, dapat dilakukan cara lain dengan pemasangan cunam Willett dan versi Braxton –Hicks.
d. Jika persalinan dengan seksio sesaria dan terjadi perdarahan dari tempat plasenta :
jahit tempat perdarahan
pasang infus oksitosin 10 IU dalam 500 ml cairan intravena (NaCl atau RL) dengan kecepatan 60 tetes per menit
e. Jika perdarahan terjadi pasca persalinan, segera lakukan penanganan yang sesuai (ligasi arteri atau histerektomi)
II. Konsep Asuhan Keperawatan Plasenta Previa 1. Pengkajian
a. Pengumpulan data 1) Anamnesa
a) Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medicalrecord dll.
b) Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu/trimester III.
Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang
robek; terbentuknya SBR, terbukanya osteum/ manspulasi intravaginal/rectal.
Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan pembuluh darah dan placenta.
c) Inspeksi
Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia. d) Palpasi abdomen
Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah. Sering dijumpai kesalahan letak
Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya kepala masih goyang/floating
2) Riwayat Kesehatan a) Riwayat Obstetri
Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnyaagar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilansekarang. Riwayat obstetri meliputi:
Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan
Jenis anetesi dan kesulitan persalinan
Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan.
Komplikasi pada bayi Rencana menyusui bayi b) Riwayat mensturasi
Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran persalinan(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHt dapat digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
c) Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, ataukeduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut pada kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual pada janin.
Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan sebelumnya harus di dokumentasikan
3) Pemeriksaan fisik a) Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:
(1) Rambut dan kulit
Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
Laju pertumbuhan rambut berkurang. (2) Wajah
(3) Mata : pucat, anemis (4) Hidung
(5) Gigi dan mulut (6) Leher
(7) Buah dada / payudara
Peningkatan pigmentasi areola putting susu Bertambahnya ukuran dan noduler
(8) Jantung dan paru
Volume darah meningkat Peningkatan frekuensi nadi
Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah pulmonal.
Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
Diafragma meningga.
Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
(9) Abdomen
Menentukan letak janin
Menentukan tinggi fundus uteri (10) Vagina
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick)
(11) System musculoskeletal
Persendian tulang pinggul yang mengendur Gaya berjalan yang canggung
Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis rectal
b) Khusus
(1) Tinggi fundus uteri
(2) Posisi dan persentasi janin (3) Panggul dan janin lahir (4) Denyut jantung janin 2. Diagnosa Keperawatan
Penurunan cardiac out put berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah yang besar.
Ansietas yang berhubungan dengan perdarahan kurangnya pengetahuan mengenai efek perdarahan dan menejemennya.
Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah abnormal, kerusakan system imun.
3. Perencanaan No Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional 1 Penurunan kardiak output berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah yang besar Setelah dilakukkanya tindakan keperawatan 2 X 24 jam diharapkan penurunan kardiak output tidak terjadi atau teratasi dengan kriteria hasil : 1. Volume darah intravaskuler dan kardiak output dapat diperbaiki sampai nadi, tekanan darah,
1. Kaji dan catat TTV, TD serta jumlah perdarahan. 2. Bantu pemberian pelayanan kesehatan atau mulai sarankan terapi cairan IV atau terapi transfusi darah sesuai kebutuhan.
1. Pengkajian yang akurat mengenai status hemodinamik merupakan dasar untuk perencanaan, intervensi, evaluasi. 2. Memperbaiki volume
vaskuler membutuhkan terapi IV dan intervensi farmakologi. Kehilangan volume darah harus diperbaiki untuk mencegah komplikasi seperti infeksi, gangguan janin dan gangguan vital ibu hamil.
nilai hemodinamik, serta nilai laboratorium menunjukkan tanda normal 2 Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan efek perdarahan dan manejemennya . Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 diharapkan ansietas dapat berkurang dengan kriteria hasil : 1. Pasangan dapat mengungkapk an harapannya dengan kata-kata tentang manajemen yang sudah direncanakan, sehingga dapat mengurangi kecemasan pasangan. 1. Terapi bersama pasangan dan menyatakan perasaan. 2. Menentukan tingkat pemahaman pasangan tentang situasi dan manajemen yang sudah direncanakan. 3. Berikan pasangan informasi tentang manajemen yang sudah direncanakan.
1. Kehadiran perawat dan pemahaman secara empati merupakan alat terapi yang potensial untuk mempersiapkan pasangan untuk menanggulangi situasi yang tidak diharapkan.
2. Hal yang diberikan perawat akan memperkuat penjelasan dokter dan untuk memberitahu dokter jika ada penjelasan yang penting.
3. Pendidikan pasien yang diberikan merupakan cara yang efektif mencegah dan menurunkan rasa cemas. Pengetahuan akan mengurangi ketakutan akan ha-hal yang tidak diketahui. 3 Resiko tinggi cedera (janin) b/d hipoksia jaringan/ organ,profil darah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 diharapkan : 1. Menunjukkan 1. Kaji jumlah darah yang hilang. Pantau tanda/gejala syok 2. Catat suhu,
1. Hemoragi berlebihan dan
menetap dapat
mengancam hidup klien atau mengakibatkan infeksi pascapartum, anemia pascapartum, KID,
abnormal,keru sakan system imun profil darah dengan hitung SDP, Hb, dan pemeriksaan koagulasi DBN normal. hitung SDP, dan bau serta warna rabas vagina, dapatkan kultur bila dibutuhkan. 2. Catat masukan/halua ran urin. Catat berat jenis urin. 3. Berikan heparin, bila diindikasikan 4. Berikan antibiotic secara parenteral
gagal ginjal, atau nekrosis hipofisis yang disebabkan oleh hipoksia jaringan dan malnutrisi.
2. Kehilangan darah berlebihan dengan
penurunan Hb
meningkatkan risiko klien untuk terkena infeksi. 3. Penurunan perfusi ginjal
mengakibatkan penurunan haluaran urin.
2. Heparin dapat digunakan pada KID di kasus kematian janin, atau kematian satu janin pada kehamilan multiple, atau untukmemblok siklus pembekuan dengan melindungi factor-faktor
pembekuan dan
menurunkan hemoragi sampai terjadi perbaikan pembedahan
3. 5. Mungkin diindikasikan untuk mencegah atau meminimalkan infeksi. III. Contoh Asuhan Keperawatan Plasenta Previa
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN PLASENTA PREVIA
DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD PRABUMULIH
I. PENGKAJIAN A. IDENTITAS Nama : Ny. S Umur : 28 Tahun Agama : Islam Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Karang Rajo No 3 Suku/Bangsa : WNI
Tanggal Masuk RS : 28 Oktober 2013 pukul 12.00 WIB Tanggal Pengkajian : 28 oktober 2013 pukul 12.15 WIB Ruangan : IGD Prabumulih
Diagnosa Medis : Plasenta Previa Nama suami : Tn. J
Umur : 30 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Karang Rajo No 3 Suku/Bangsa : WNI
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : Klien mengatatakan keluar darah dari vaginanya
2. Tanda-tanda inpartu
a. Kontraksi : Tidak Ada b. Frekuensi : -c. Lamanya : -3. Pengeluaran pervaginam a. Darah+lendir : -b. Darah : Ada . Jumlah : Sedikit Warna : Coklat c. Air Ketuban : + 4. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. G=1 P=0 A=0
b. HPHT :16-02-2013 c. Usia Kehamilan : 32 Minggu d. Taksiran partus : 23-11-2013
e. Masalah selama kehamilan sekarang : Klien mengatakan terkadang terdapat sedikit darah di celana dalamnya
f. Pemakaian obatobatan : -5. Pergerakan anak
Usia kehamilan : 20 minggu
6. Frekuensi gerakan anak/24 Jam : <10 kali 7. Diet
Pola makan : 3x/hari
Komposisi makanan : Nasi ,sayur ,lauk pauk
Perubahan makan yang dialami : Selama hamil klian makan sering nambah
8. Eliminasi
Pola eliminasi BAB : 1-2x/hari
Karakteristik : Lunak terkadang keras Pola eliminasi BAK : 6-7x/hari
Karekteristik : Kuning (urin)
9. Aktivitas sehari-hari : Klien adalah seorang ibu rumah tangga ,sehari - hari mengurusi rumah dan suaminya
10.Personal hygiene : Klien tampak cukup bersih 11.Pola istirahat/tidur : Klien tidur 7-8 jam/hari
12.Seksualitas : Akhir –akhir menjelang 8 bulan dan perut semakin membesar aktivitas seksual jarang dilakukan
13.Kontrasepsi : -14.Imunisasi I : April 2013 Imunisasi II : Mei 2013 15.Riwayat Alergi : -16.Riwayat operasi : -C. RIWAYAT MENSTRUASI
1. Menerche : umur 14 Tahun 2. Teratur/tidak teratur : teratur
3. Siklus : 28 hari 4. Lamanya : 6-7 hari
5. Banyaknya : 1-2 pembalut/hari 6. Sifat darah : Amis dan kental
7. Dismenorrhoe : Ada namun tidak mengganggu aktivitas D. RIWAYAT PENYAKIT SISTEMIK YANG PERNAH DIDERITA
1. Hipertensi : Tidak Ada 2. Jantung : Tidak Ada 3. Ginjal : Tidak Ada 4. Hepatitis : Tidak Ada
5. DM : Tidak Ada
6. Epilepsi : Tidak Ada 7. Asma/TB paru : Tidak Ada E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
1. Hipertensi : Tidak Ada 2. Jantung : Tidak Ada 3. Ginjal : Tidak Ada 4. Hepatitis : Tidak Ada 5. Riwayat gemeli : Tidak Ada
6. Asma : Tidak Ada
F. PEMERIKSAAN FISIK Tanda-tanda vital
Denyut nadi : 90x/menit Pernafasan : 28x/menit Suhu : 36,5 C BB sebelum hamil : 52 kg BB setelah hamil : 64 kg TB : 162 cm Wajah Bentuk : Simetris
Oedema : Tidak Ada
Cloasma : Tidak Ada
Gravidarum : -Mata
Bentuk : Bulat;simetris
Oedema : Tidak Ada
Conjungtiva : Non anemis
Sclera : Isokor Hidung
Bentuk : Simetris
Perdarahan : Tidak Ada
Polip : Tidak Ada
Sinusitis : Tidak Ada Mulut
Bentuk : Simetris
Warna : Hitam
Kelembaban : Cukup
Hipersaliva : Tidak
Gigi caries : Ada Leher
Pembesaran kelenjar typoid :
- Peningkatan JVP : -Dada
Bentuk payudara : Simetris Puting susu : menonjol Hiperpigmentasi : +
Kebersihan : cukup Benjolan abnormal : tidak ada Kolostrum :
-Paru-paru
Inspeksi : terdapat pergerakan diafragma Palpasi :
- Perkusi : - Auskultasi : normal Jantung
- Perkusi :
- Auskultasi : terdengar suara jantung 1 dan 2 Abdomen
Besar perut sesuai dengan usia kehamilan : Sesuai Bekas Luka Operasi : Tidak Ada
Striae : Ada
Leopold I : tinggi fundus uteri 22 cm
Leopold II : Punggung janin terletak di uterus posisi dekstra Leopold III : Presentasi plasenta
Leopold IV : bagian terntdah janin /5 Genitalia Varises : - Luka : - Kemerahan : - Nyeri : + Kebersihan : Cukup Perineum Luka Parut : -Pemeriksan Dalam
Posisi Plasenta dibagian bawah Ekstremitas Aksila Pembesaran kelenjar : - Ekstremitas atas Oedema tangan/jari : - Ekstremitas bawah Oedema Kaki : + Varises : -G. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Rasa cemas,tegang : Klien cemas dengan kondisinya sekarang 2. Konsep Diri : Klien menyadari tentang kondisinya yang
tidak memungkinkan melahirkan normal 3. Mekanisme Koping : Klien selalu berdoa dan shalat ketika
menghadapi masalah dalam hidupnya 4. Support sistem : Suami klien selalu berada disampingnya H. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS :
Klien mengatakan sudah ada darah keluar
Ruptur plasenta Penurunan cardiac out put
kemaluannya DO: Tampak bercak darah di celana dalam klien TD : 140/90 mmHg Nadi : 90x/menit RR : 28x/menit Perdarahan sedang DS:
Klien mengatakan cemas dengan keadaannya DO:
Klien tampak cemas Klien berkeringat TD: 140/90 mmHg
Perdarahan Umur kehamilan belum
mencapai usia partus Ansietas
Ansietas
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan Cardiac output berhubungan dengan perdarahan
2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang keadaannya
III. INTERVENSI KEPERAWATAN No Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional 1 Penurunan kardiak output berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah yang besar Setelah dilakukkanya tindakan keperawatan 2 X 24 jam diharapkan penurunan kardiak output tidak terjadi atau teratasi dengan kriteria hasil :
1. Volume darah
1. Kaji dan catat TTV, TD serta jumlah perdarahan. 2. Bantu pemberian pelayanan kesehatan atau mulai
1. Pengkajian yang akurat mengenai status hemodinamik merupakan dasar untuk perencanaan, intervensi, evaluasi. 2. Memperbaiki volume
vaskuler membutuhkan terapi IV dan intervensi farmakologi. Kehilangan volume darah harus
intravaskuler dan kardiak output dapat diperbaiki sampai nadi, tekanan darah, nilai hemodinamik, serta nilai laboratorium menunjukkan tanda normal sarankan terapi cairan IV atau terapi transfusi darah sesuai kebutuhan. diperbaiki untuk mencegah komplikasi seperti infeksi, gangguan janin dan gangguan vital ibu hamil. 2 Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan efek perdarahan dan manejemennya . Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 diharapkan ansietas dapat berkurang dengan kriteria hasil : 1. Pasangan dapat mengungkapka n harapannya dengan kata-kata tentang manajemen yang sudah direncanakan, sehingga dapat mengurangi kecemasan pasangan. 1. Terapi bersama pasangan dan menyatakan perasaan. 2. Menentukan tingkat pemahaman pasangan tentang situasi dan manajemen yang sudah direncanakan. 3. Berikan pasangan informasi tentang manajemen yang sudah direncanakan.
1. Kehadiran perawat dan pemahaman secara empati merupakan alat terapi yang potensial untuk mempersiapkan pasangan untuk menanggulangi situasi yang tidak diharapkan.
2. Hal yang diberikan perawat akan memperkuat penjelasan dokter dan untuk memberitahu dokter jika ada penjelasan yang penting.
3. Pendidikan pasien yang diberikan merupakan cara yang efektif mencegah dan menurunkan rasa cemas. Pengetahuan akan mengurangi ketakutan akan ha-hal yang tidak
diketahui.
Mansjoer, Arief. 2012. Kapita Selekta Kedokteran , edisi ketiga. Jakarta : Media Aesculapius
Sandra M. Nettina. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC
Sarwono. 1997. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo
Bobak, dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC Doenges M, Dkk, 1999 Rencana Asuhan Keperawatan; Edisi Ke Tiga. Jakarta : EGC
Farer H, 2001 Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC Ayu. Tinjauan Pustaka Plasenta Previa. Online : Available
https://www.academia.edu/8748262/BAB_2_TINJAUAN_PUSTAKA (diakses