• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan kategori SKU Berdasarkan Penggunaan Pallet 31% 69%

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan kategori SKU Berdasarkan Penggunaan Pallet 31% 69%"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang Logistic Service, adapun usaha yang dijalani yaitu Container Depot, Forwardinng Service, Port Management,

Stevedoring, Wood Log Handling, Contract Logistics & Warehousing. Pada Penelitian

kali ini, peneliti melakukan penelitian pada sektor Contract Logistics & Warehousing. Pengertian dari gudang adalah sebagai tempat sementara untuk menyimpan persediaan dan sebagai penyangga rantai pasok serta berfungsi untuk memfasilitasi pergerakan barang dari pemasok kepada konsumen agar dapat memenuhi permintaan pada waktu yang tepat dan hemat biaya (Richards, 2014). Perusahaan memiliki lokasi gudang yang terletak di daerah Cakung. Gudang ini menangani finished good warehouse. Finished

good warehouse adalah gudang yang berfungsi untuk menyimpan produk jadi atau

produk yang sudah melalui proses hingga selesai (Frazelle, 2002). PT XYZ hanya menangani satu costumer yaitu produk dari PT. ABC. Produk yang ditangani oleh PT XYZ berupa produk Fast Moving Consumer Good (FMCG), produk FMCG merupakan produk-produk konsumsi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dan pergerakannya sangatlah cepat (Icun & Getty, 2006).

Terdapat 2 kategori produk yang ditangani PT XYZ yaitu food dan non-food, sehingga diperoleh perbandingan kedua produk tersebut sebagai berikut:

Gambar I. 1 Pebandingan Kategori Penggunaan Finished Good Warehouse Sumber : (PT XYZ, 2014)

31% 69%

Perbandingan kategori SKU Berdasarkan Penggunaan Pallet

(2)

2

Perbandingan di atas menunjukkan bahwa dari keseluruhan penggunaan warehouse, 69 % ditempati oleh kelompok non-food, dan 31 % ditempati oleh kelompok food. Presentase tersebut diperoleh dengan membandingkan jumlah Stock Keeping Unit (SKU) yang ada di dalam gudang yaitu sebesar 73 SKU’s.

Gudang PT XYZ memiliki luas 5000 m², sehingga dapat menampung 4100 pallet

position. Berdasarkan stock yang ada, menunjukkan kebutuhan pallet position setiap

bulannya lebih dari daya tampung dari jumlah pallet position yang tersedia. Berikut merupakan data kebutuhan pallet setiap bulannya pada PT XYZ.

Gambar I. 2 Data Kebutuhan Pallet Setiap Bulannya Pada PT XYZ

Data di atas menunjukkan bahwa terjadinya over capacity pada bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, dan Juli. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-data kebutuhan pallet yang dibutuhkan sebanyak 4955 pallet position, sedangkan jumlah

pallet position yang dapat ditampung sebanyak 4100 pallet position.

Namun, setelah menghitung utilisasi penggunaan gudang menunjukkan bahwa gudang PT XYZ memiliki utilisasi sebesar 53 %. Menurut Tompkins (2010), teori lama mengatakan bahwa ketika gudang sudah terisi 80% maka dibutuhkan ruangan tambahan. Sehingga utilisasi pada gudang ini dapat dinaikkan hingga mencapai angka 80%. Tabel I.1 dibawah merupakan utilisasi gudang yang digunakan :

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000

Data Kebutuhan Pallet Setiap Bulannya Pada PT XYZ

(3)

3

Tabel I. 1 Utilisasi Gudang yang digunakan PT XYZ

Deskripsi Kapsitas Satuan Persentase Utilisasi

Luas Rack 2041,2 m2 41%

53%

Luas Staging Area 460 m2 9%

Luas Floor Stake 118,56 m2 2% Luas Lokasi Fork Lift 27,15 m2 1%

Rendahnya utilisasi gudang terjadi akibat banyaknya space yang digunakan untuk

aisle, dengan presentase sebesar 47 %. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan pallet position dapat dilakukan dengan beberapa cara, namun tidak untuk melakukan expansi gudang atau melakukan double stack pada rack. Double stack merupakan

penumpukan pallet yang dilakukan pada rack dengan tujuan untuk menambah kapapasitas pallet position. Maksimal berat pada setiap level pada rack sebesar 2,5 ton, sedangkan jika melakukan double stack beratnya mencapai lebih dari 2,5 ton sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan double stack. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan relayout. Cara pertama yang dilakukan pada relayout yaitu dengan melakukan meminimasi ukuran aisle, sehingga dapat mengurangi presentase aisle. Meminimasi ukuran main aisle pada gudang dengan melakukan perhitungan dan menganalisis berdasarkan teori yang ada. Menurut Tompkins (2010), ukuran standar untuk aisle yang menggunakan Material Handling Equipment (MHE) reachtruck yaitu sebesar 2,438 m untuk pick aisle, dan 3,048 m untuk cross aisle.

Cara kedua yang dapat dilakukan yaitu melakukan pemilihan rack yang sesuai. Pada kondisi eksisting, rack yang digunakan yaitu double deep rack. Double deep rack merupakan media penyimpanan yang memiliki rack ganda, sehingga perlu untuk mengeliminasi aisle. Pallet yang berada di dalam rack dapat diakses dari satu sisi aisle saja (Richard, 2014). Rack yang digunakan memiliki 3 level, dimana terdapat 2 level

rack (all rack 3 level high). Berikut merupakan spesifikasi rack setiap levelnya pada

(4)

4

Tabel I. 2 Spesifikasi Rack Setiap Levelnya Pada Gudang PT XYZ.

Level Coloumn Row Panjang/ Coloumn

Labar/ Coloumn

Tinggi/ Coloumn

1 36 35 2,7 meter 2,1 meter 1,67 meter 2 39 35 2,7 meter 2,1 meter 1,67 meter 3 39 35 2,7 meter 2,1 meter 1,67 meter

Penggunaan jenis rack tersebut tidak sesuai dengan sistem rotasi yang digunakan yaitu sistem rotasi First-Expired-First-Out (FEFO). Karakteristik dari sistem rotasi ini yaitu barang yang memiliki tanggal kadaluarsa paling cepat (sebelum 100 hari didalam gudang), maka barang tersebut akan dikirim terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan biaya yang timbul dari membuang produk yang kadaluarsa. Menurut Richard (2014), menyebutkan pula bahwa double deep racking tidak sesuai mengunakan sistem rotasi FEFO. Sistem rotasi yang sesuai digunakan pada double

deep racking adalah First-In-Last-Out (FILO).

Hal ini berpengaruh pada kondisi eksisting. Pada kondisi eksisting, dalam satu kolom terdapat 4 slot, sehingga diperlukannya kodefikasi untuk peletakkan pallet di dalam

rack. Kodefikasian ini bertujuan untuk memudahkan operator dalam melakukan

aktivitas put away maupun picking. Gambar I.3 menunjukkan kodefikasi peletakkan

pallet pada rack.

Gambar I. 3 Kodefikasi Pallet Position pada Rack Sumber : (PT XYZ, 2014)

C

D

(5)

5

Pada aktivitas picking, ketika akan mengambil pallet C, maka harus mengeluarkan A, setelah itu dapat mengeluarkan pallet C, sesudah pengambilan pallet C tersebut, kemudian harus mengembalikan pallet A keposisi semula. Begitu pula pada aktivitas

put away, ketika akan meletakkan pallet C, harus mengeluarkan pallet A terlebih

dahulu. Kemudian meletakkan pallet C, dan mengembalikan pallet A ke posisi semula. Aktivitas ini merupakan aktivitas double handling. Double handling merupakan aktivitas berulang dalam menangani sebuah produk. Akrtivitas ini termasuk dalam aktivitas yang menyebabkan delay. Setelah melakukan pengamatan time study sebanyak 30 kali diperoleh pebandingan antara waktu standar dan waktu proses sebagai berikut :

Gambar I. 4 Presentase Waktu Siklus Pada Gudang PT XYZ Sumber : (PT XYZ, 2014)

Pad gambar grafik tersebut menunjukkan adanya GAP antara waktu standar dan waktu proses. Aktivitas put away memiliki GAP sebesar 15% dan aktivitas picking memiliki GAP sebesar 16%.

Receiving Put Away Picking Shipping

% Waktu Standart 100% 100% 100% 100% % Waktu Proses 98% 85% 84% 103% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

Presentase Waktu Siklus Pada Gudang PT XYZ

(6)

6

Gambar I. 5 Presentase Aktivitas Double Handling

Setelah melakukan analisis terahdap GAP tersebut, maka diperoleh 35,42% dari 15% merupakan aktivitas double handling untuk put away dan 42,23% dari 16% merupakan aktivitas double handling untuk picking.

Pemilihan rack yang sesuai bertujuan untuk mengurangi waktu double handling yang ada pada PT XYZ. Pemilihan tersebut meliputi kesesuaian dengan kebutuhan pallet

position yaitu sebesar 4955 pallet position, sesuai dengan sistem rotasi yang ada serta

pemilhan rack dengan biaya investasi yang rendah. Jika memilih jenis rack yang sesuai berdasarkan sistem rotasi yang ada maka rack yang terpilih yaitu selective rack. Menurut Richard (2014), selective rack adalah rack serbaguna yang sering digunakan pada sebagian gudang diseluruh dunia, hal ini terjadi karena rack ini memiliki sifat akses yang lebih cepat dibanding rack lainnya. Selain itu, rack ini digunakan tanpa perlu mempertimbangkan peralatan dengan penanganan khusus. Namun, penggantian ini akan berdampak pada berkurangnya jumlah pallet position yang ada pada saat ini. Hal ini terjadi akibat, space yang diberikan untuk aisle lebih banyak dibandingkan menggunakan rack sebelumnya. Sehingga jika merubah jenis rack pada gudang menjadi selective rack, maka kebutuhan pallet position akan berkurang. Sehingga perlunya kombinasi untuk beberapa jenis rack yang sesuai dengan kriteria diatas, yaitu sesuai dengan kebutuhan pallet position yaitu sebesar 4955 pallet position, sesuai dengan sistem rotasi yang ada serta pemilhan rack dengan biaya investasi yang rendah.

64,58% 57,77% 35,42% 42,23% 0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% 120,00%

Put Away Picking

Presentase Aktivitas Double Handling

(7)

7

Selain itu, mengurangi aktivitas double handling juga akan mengurangi ongkos

material handling.

I.2 Perumusan Masalah

Pada bagian ini diutarakan rumusan penelitian yang diuraikan ke dalam pertanyaan penelitian. Perumusasn masalahnya adalah sebagai berikut ini:

1. Bagaimana cara memenuhi kebutuhan pallet position untuk pallet requirement lebih besar sama dengan 4955?

2. Bagaimana Mengkombinasi rack dengan investasi, cross aisle dan double

handling yang rendah untuk memenuhi kebutuhan pallet position?

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi kebutuhan pallet position untuk untuk pallet requirement lebih besar sama dengan 4955.

2. Mengkombinasi rack dengan investasi, cross aisle dan double handling yang rendah untuk memenuhi kebutuhan pallet position.

I.4 Batasan Penelitian

Agar penelitian ini dapat fokus pada tujuan utamanya, maka terdapat beberapa batasan pada penelitian ini yaitu :

1. Penelitian ini dilakukan pada finish good warehouse pada perusahaan PT XYZ. 2. Data yang digunakan adalah data histori dari gudang dalam waktu antara 6

bulan sampai 1 tahun.

3. Tidak melakukan expansi gudang, tetap menggunakan ukuran (dimensi) gudang eksisting

4. Tidak merubah dimensi rack.

5. Tidak menambah Material Handling Equipment (MHE). I.5 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini sebagai berikut:

1. Memenuhi kebutuhan pallet pada gudang PT XYZ dengan cara melakukan kombinasi racking system yang sesuai, sehingga menghasilkan investasi yang

(8)

8

rendah, waktu picking yang rendah, Ongkos Material Handling (OMH) yang rendah.

2. Meningkatkan pemanfaatan (utilisasi) gudang pada PT XYZ.

3. Mengetahui jumlah investasi yang dikeluarkan untuk jenis rack yang dipilih dalam pengkobinasian racking system tersebut.

I.6 Sistematika Penelitian

Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan

Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini berisi literatur yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dan dibahas pula hasil-hasil penelitian terdahulu. Bagian kedua membahas hubungan antar konsep yang menjadi kajian penelitian dan uraian kontribusi penelitian.

Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian secara rinci meliputi: tahap merumuskan masalah penelitian, merumuskan hipotesis, dan mengembangkan model penelitian, mengidentifikasi dan melakukan operasionalisasi variabel penelitian, merancang pengumpulan dan pengolahan data, melakukan uji instrumen, merancang analisis pengolahan data.

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada bab ini menampilkan data-data yang diperoleh dari perusahaan. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai proses, baik melalui pengamatan langsung, wawancara , serta data histori dari perusahaan itu sendiri. Kemudian dilakukan pengujian untuk data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan. Setelah itu dilakukan pengolahan

(9)

9

data berdasarkan metode yang telak dikonsepkan pada bab sebelumnya. Hasil pengolahan data tersebut digunakan sebagai landasan dari usulan perbaikan yang dilakukan.

Bab V Analisis

Pada bab ini dilakukan penganalisisan terhadap data dan usulan yang diusulakn pada sebelumnya. Selain itu, pada bab ini dilakukan perbandingan kondisi eksisting dan usulaaan. Sehingga dapat menunjukkan hasil mana yang terbaik antara eksisting dan usulan. Bab VI Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini merupakan kesipulan terhadap hasil yang telah dihitung dan dianalisis pada penelitian yang dilakukan. Selain itu, pada bab ini juga dilakukan pengajuan saran bagi perusahaan ebagai solusu perbaikan untuk perusahaan itu sendiri dan saran untuk penelitian selanjutnyasebagai masukan di masa yang akan datang.

Gambar

Gambar I.  1 Pebandingan Kategori Penggunaan Finished Good Warehouse  Sumber : (PT XYZ, 2014)
Gambar I.  2 Data Kebutuhan Pallet Setiap Bulannya Pada  PT XYZ
Tabel I.  1 Utilisasi Gudang yang digunakan PT XYZ
Tabel I.  2 Spesifikasi Rack Setiap Levelnya Pada Gudang PT XYZ.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Melatih tidak semua permaslahan kehidupan ditemukan status hukumnya didalam al-Qur‟an dan sunnah atau hadis, dan mengingat banyaknya maslah baru yang muncul yang

dan pertumbuhan bibit tanaman viola ( Viola cornuta L.). 2) Mengetahui media semai yang dapat menghasilkan daya berkecambah benih viola ( Viola. cornuta L.) diatas 80%. 3) Mengetahui

Penetapan indikator kinerja Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi

In this study, the writer used descriptive qualitative method, in which the writer identifies and describes students ability in composing conditional sentence for second year

Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak air herba akar kucing dengan dosis 1,35 g/200 g bb belum dapat menurunkan kadar asam urat plasma secara bermakna, tetapi dosis 2,7 g/200 g bb dan

Alhamdulillan segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

Untuk itu, dalam artikel ini dibuatlah API Odoo pada modul CRM (Customer Relationship Management) agar aplikasi dapat dikembangkan sesuai keinginan pengembang dengan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil evaluasi proses pe- ngantongan semen PPC 50 Kg Semen Indonesia di Tuban 4 dengan