invest in
remarkable indonesia indonesiaInvest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia
Invest in remarkable indonesia indonesia
Invest in
Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia
Invest in remarkable indonesia indonesia
Invest in Invest in
Invest in able indonesia Invest
KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL
INDONESIA
Yogyakarta, Februari 2014
Direktur Wilayah IV
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
2
DAFTAR ISI
I. Daya Tarik Investasi Indonesia dan Capaiaan Realisasi Investasi sd Tahun 2013 II. Pengendalian pelaksanaan Penanaman Modal
III Sasaran Perbaikan Untuk Meningkatkan Kemudahan Berusaha IV. Kualifikasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
3
Daya Tarik Investasi Indonesia dan
Capaiaan Realisasi Investasi sd Tahun 2013
PDB nominal : ˜US$ 26.679 B PDB nominal/kapital: $ 78.478 Kekuatan ekonomi 6 besar dunia
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
4
*) Renstra BKPM 2010 – 2014
Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Triwulan IV Tahun 2013
Nilai investasi Triwulan IV 2013 merupakan realisasi investasi yang dilakukan selama 3 bulan periode laporan (Oktober – Desember 2013) berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang diterima BKPM dari perusahaan PMA dan PMDN
Di luar investasi Migas, Perbankan, Lembaga Keuangan Non Bank, Asuransi, Sewa Guna Usaha, dan Industri Rumah Tangga Nilai investasi dalam Rp Triliun (T) dan Kurs US$ 1 = Rp 9.300,- untuk TW I dan TW II (sesuai dengan APBN 2013) serta Kurs
US$1 = Rp 9.600,- untuk TW III dan TW IV (sesuai dengan APBNP 2013)
Realisasi investasi pada Triwulan IV 2013: Rp 105,3 T, meningkat 4,8% dari Triwulan III 2013 (Rp 100,5 T) atau meningkat 26,4% dari Triwulan IV 2012 (Rp 83,3 T)
Realisasi investasi pada Januari–Desember 2013: Rp 398,6 T, meningkat 27,3% dari tahun sebelumnya yaitu Januari– Desember 2012 (Rp 313,2 T)
PMDN : penanaman modal dalam negeri PMA : penanaman modal asing
Triwulan IV dan Januari – Desember 2013 :
Dibanding Tahun 2012TW I TW II TW III TW IV Jan-Des Target 2013*)
TOTAL 93.0 99.8 100.5 105.3 398.6 390.3 PMDN 27.5 33.1 33.5 34.1 128.2 117.7 PMA 65.5 66.7 67.0 71.2 270.4 272.6 0 50 100 150 200 250 300 Rp T ril iu n
PMDN
PMA PMDN dan PMA
Berdasarkan Koridor Ekonomi pada periode Januari– Desember 2013, realisasi PMDN dan PMA tertinggi ada di Koridor Jawa. Realisasi PMDN terbesar berikutnya berada di Koridor Kalimantan, Sumatera, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi, serta Maluku dan Papua. Sedangkan PMA terbesar berikutnya berada di Koridor Sumatera, Kalimantan, Maluku dan Papua, Sulawesi serta Bali dan Nusa Tenggara.
Koridor Ekonomi
T= Triliun
Januari–Desember 2013 :
Sektor , Lokasi, Negara Asal, dan Koridor EkonomiBali dan Nusa Tenggara Rp 12, 8 T (3,2%) Jawa Rp 230, 3 T (57,8%) Kalimantan Rp 55,0 T (13,8%) Maluku dan Papua Rp 27,8 T (7,0%) Sulawesi Rp 17,7 T (4,4%) Sumatera Rp 55,0 T (13,8%) 3,395.3 17,325.1 2,773.4 1,498.1 888.9 2,735.4 -3,000.0 6,000.0 9,000.0 12,000.0 15,000.0 18,000.0 21,000.0
Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali dan Nusa Tenggara Maluku dan Papua US $ Ju ta 22,913.8 66,507.7 28,713.6 3,624.2 4,400.2 2,003.1 0.0 10,000.0 20,000.0 30,000.0 40,000.0 50,000.0 60,000.0 70,000.0
Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali dan Nusa Tenggara Maluku dan Papua Rp M ilia r
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
6
Source: Japan Bank for International Cooperation (JBIC)
Rank 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 China China China China China China China China Indonesia
2 India India India India India India India India India
3 Thailand Vietnam Vietnam Vietnam Vietnam Vietnam Thailand Indonesia Thailand
4 Vietnam Thailand Thailand Russia Thailand Thailand Vietnam Thailand China
5 USA USA Russia Thailand Rusia Brazil Indonesia
& Brazil Viet Nam Vietnam
6 Russia Russia USA Brazil Brazil Indonesia - Brazil Brazil
7 Korea Brazil Brazil USA USA Russia Russia Mexico Mexico
8 Indonesia Korea Indonesia Indonesia Indonesia USA USA Rusia Myanmar
9 Brazil Indonesia Korea Korea Korea Korea Malaysia USA Rusia
10 Taiwan Taiwan Taiwan Taiwan Malaysia Malaysia/
Taiwan Taiwan Myanmar USA
JBIC telah mempublikasikan "Survey Report on Overseas Business Operations by Japanese
Manufacturing Companies 2013" pada tanggal 29 November 2013
Berdasarkan survey tersebut, Indonesia menduduki peringkat nomor satu, meningkat dua
tingkat sejak tahun 2012 (Indonesia peringkat ketiga).
Peringkat Sepuluh Besar survey tahun 2013 diantaranya: (1) Indonesia, (2) India, (3)
Thailand, (4) China, (5) Vietnam, (6) Brazil, (7) Mexico, (8) Myanmar, (9) Russia, (10) United
States.
Menurut suryey, alasan utama (positive factors) yang mempengaruhi peringkat Indonesia :
1. Potensi perkembangan pasar lokal dimasa mendatang
2. Biaya tenaga kerja yang tidak terlalu mahal
3. Tingkat pasar domestik
4. Pasokan bahan baku
5. Perkembangan klaster industri
Walaupun demikian, terdapat negative issues yang menjadi perhatian oleh investor asal Jepang
terhadap Iklim Investasi di Indonesia :
1. Peningkatan biaya tenaga kerja
2. Infrastruktur yang masih buruk
3. Sistem perizinan yang masih belum jelas
4. Persaingan yang ketat antar perusahaan
5. Sulit untuk mengontrol manajemen tingkat staf
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
8
Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal
PEMANTAUAN PENANAMAN MODAL PEMBINAAN PENANAMAN MODAL PENGAWASAN PENANAMAN MODAL
Konsentrasi Pembinaan Penanaman Modal 2014
Jawa Timur – Bali – NTB – NTT – Maluku – Maluku Utara – Papua – Papua Barat
P
P
P
Percepatan Pemanfaatan Interkoneksi LKPM Online
Pelaksanaan wokshop diutamakan kepada aparatur yang telah mendapatkan sarana pendukung (komputer set) dan perusahaan yang telah mendapatkan hak akses SPIPISE (sekitar 4000 perusahaan)
Asistensi terhadap perusahaan yang siap produksi atau komersial
Fasilitasi percepatan realisasi investasi secara terkoordinatif (terkait percepatan perizinan IU dan lainnya)
Daftar perusahaan investasi besar yang menghadapi masalah
Fasilitasi masalah secara berjenjenjang dan terkoordinatif (dilengkapi dengan kronologis masalah) sesuai dengan kewenangan masing-masing
Data Provinsi Oleh Kabid Dalak Data BKPM Oleh Kasubdit Dalak
Pembahasan Teknis
Pembahasan lebih lanjut secara rinci antar penggung jawab wilayah
Info Tambahan per Jan 2014
Berdasarkan ketentuan sektoral
Penyelesaiaan Legalitas Izin Usaha perkebunan
Berdasarkan Permentan Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 penyelesaiaan legalitas IUP bagi yang telah memiliki HGU hanya selama 1 tahun sejak diterbitkan peraturan ini (sd Sep 2014) setelah itu dikenakan pidana berdasarkan Pasal 46 UU No 18/2004
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
10
Konsentrasi Utama Pengawasan Penanaman Modal 2014
Jawa Timur – Bali – NTB – NTT – Maluku – Maluku Utara – Papua – Papua Barat
P
P
P
Kegiatan pengawasan fasilitas bea masuk
Terutama Izin Pabean yang Terbit mulai pada Tahun 2011 sampai dengan 2013
Kegiatan pengawasan Kewajiban Bermitra
Kewajiban bermitra dilihat berdasarkan data informasi sebagaimana tertera pada IU yang telah diterbitkan (adanya perjanjian atau kesepakatan dengan Perusahaan/peroranganbe serta jenis kemitraannya)
Kegiatan pengawasan Kewajiban Divestasi
Kewajiban divestasi khususnya terhadap perusahaan tambang
Kegiatan pengawasan hilirisasi agro dan hasil tambang
Untuk peningkatan nilai tambah dan memberdayakan produksi dalam negeri (khusus perusahaan tambang untuk melihat pemenuhan kewajiban pengolahan bahan hasil tambang di dalam negeri)
Kegiatan pengawasan peningkatan infrastruktur
Untuk melihat perkembangan daya dukung penanaman modal di daerah timur Indonesia
Data Provinsi Oleh Kabid Dalak Data BKPM Oleh Kasubdit Dalak
Pembahasan Teknis
Pembahasan lebih lanjut secara rinci antar penggung jawab wilayah
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
12
Sasaran Perbaikan Untuk Meningkatkan Kemudahan Berusaha :
Terutama bagi UKM di Indonesia
1. Memulai Usaha (Starting a Business)
2. Penyambungan Tenaga Listrik (Getting Electricity)
3. Pembayaran Pajak dan Premi Asuransi (Paying Taxes and Insurance Premium) 4. Penyelesaian Perkara Perdata Perjanjian (Enforcing Contract)
5. Penyelesaian Perkara Kepailitan (Resolving Insolvency)
6. Pencatatan Kepemilikan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Registering Property) 7. Perizinan Terkait Pendirian Bangunan (Dealing with Construction Permits) 8. Perolehan Kredit (Getting Credit)
Penyederhanaan pada Prosedur, Waktu, dan
Biaya Kemudahaan Berusaha
Rencana Aksi Peningkatan Kemudahan Berusaha
1. Memulai Usaha (Starting a Business)
Penerbitan PP dan Perpres mengenai pendaftaran tenaga kerja dan program jaminan sosial yang memuat penyederhanaan proses menjadi secara simultan 1 hari kerja, dari semula pendaftaran tenaga kerja selama 14 hari dan pendaftaran kepesertaan Jamsostek selama 7 hari.
Penerbitan Permendag yang mengatur penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) di PTSP dapat dilakukan 3 hari secara simultan, dari semula selama 15 hari.
Penerbitan Perda tentang PTSP dan pelimpahan kewenangan dari Gubernur DKI Jakarta kepada Kepala PTSP. Revisi UU Perseroan Terbatas dalam rangka peniadaan persyaratan modal dasar dan modal disetor.
RUU Badan Usaha di luar PT dan Koperasi.
2. Penyambungan Tenaga Listrik (Getting Electricity)
Penerbitan Ketentuan Menteri ESDM yang mengatur tata cara penyambungan tenaga listrik sebagai turunan PP Nomor 14 Tahun 2012 dan PP Nomor 62 Tahun 2012 yang mencakup simplifikasi prosedur penyambungan tenaga listrik.
Penerbitan Perdirut PT. PLN (Persero) mengenai tata cara penyambungan listrik dengan waktu 5, 15, atau 40 hari*)dari semula selama 88 hari, dengan biaya sambungan Rp. 775/VA dan Uang Jaminan Langganan (UJL) Rp.
154/VA untuk industri dan Rp. 165/VA untuk bisnis.
3. Pembayaran Pajak dan Premi Asuransi (Paying Taxes and Insurance Premium)
Penerbitan Perdirjen Pajak mengenai sistem pelaporan pajak secara online dengan penegasan tidak perlu menyampaikan berkas/laporan hardcopy.
Penyederhanaan prosedur pembayaran program jaminan sosial yang terdiri dari: jaminan hari tua, jaminan kematian, jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kesehatan.
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
14
Rencana Aksi Peningkatan Kemudahan Berusaha
4. Penyelesaian Perkara Perdata Perjanjian (Enforcing Contract)
Kajian mengenai Penyelesaian Perkara Perdata Ringan (Small Claim Court) sebagai bahan penyusunan PERMA.
Naskah Akademis RUU Hukum Acara Perdata.
5. Penyelesaian Perkara Kepailitan (Resolving Insolvency)
Kesesuaian implementasi dalam prosedur, biaya dan waktu untuk proses kepailitan dengan peraturan yang berlaku.
6. Pencatatan Kepemilikan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Registering Property)
Penerbitan Peraturan Kepala BPN mengenai tata cara pencatatan properti/ balik nama kepemilikan tanah (sertifikat) yang memuat penyederhanaan prosedur, waktu dan biaya.
7. Perizinan Terkait Pendirian Bangunan (Dealing with Construction Permits)
Perbaikan prosedur pengurusan, waktu, dan biaya untuk pelimpahan kewenangan penerbitan IMB dari Gubernur DKI Jakarta kepada Kepala PTSP.
Percepatan waktu penyambungan layanan air minum PT. PAM Jaya menjadi 3 hari dari semula selama 8 hari. Percepatan waktu penyambungan layanan telepon
8. Perolehan Kredit (Getting Credit)
Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/I/PBI/2013 tentang Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan.
Sektor-Sektor Prioritas Yang Didorong Bagi Penanaman Modal
1. SEKTOR YANG MEMBERIKAN NILAI TAMBAH (VALUE ADDED) / HILIRISASI UNTUK PRODUK PERTAMBANGAN, PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN
fokus pengembangan: peningkatan nilai tambah
contoh: industri smelter, industri pengolahan lanjutan cpo, pengolahan lanjutan kakao, karet, cpo, rumput laut, dan perikanan
2. SEKTOR SUBSTITUSI IMPOR BARANG MODAL DAN BAHAN BAKU UNTUK INDUSTRI
fokus pengembangan: mengatasi defisit transaksi berjalan dan mengisi kekosongan pohon industri (sektor sektor yang belum ada di indonesia) contoh: industri besi dan baja, industri komponen otomotif, industri kimia dasar dan industri permesinan
3. SEKTOR SUBSTITUSI IMPOR BARANG KONSUMSI
Fokus pengembangan: mengatasi defisit transaksi berjalan dan mengurangi ketergantungan impor terhadap barang yang dikonsumsi tinggi oleh masyarakat Indonesia
Contoh: Industri Makanan dan Minuman (makanan olahan), Industri Peralatan Rumah Tangga, Industri Oil Refinery (BBM, Pelumas)
4. SEKTOR-SEKTOR INDUSTRI YANG TREND KONSUMSI DALAM NEGERI MENINGKAT
Fokus Pengembangan: Mendukung pertumbuhan infrastruktur dan residential di Indonesia Contoh: Industri semen, bahan bangunan
5. SEKTOR-SEKTOR YANG BERORIENTASI EKSPOR DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKU DAN BARANG MODAL IMPOR YANG RELATIF KECIL.
Fokus Pengembangan:mengatasi defisit transaksi berjalan, Transfer teknologi, peningkatan ekspor produk final (bukan raw material) dengan kualitas tinggi
Contoh: Industri tekstil dan alas kaki, Elektronik, Permesinan, Poduk kertas dan plastik, Furnitur
6. SEKTOR-SEKTOR INFRASTRUKTUR YANG PEMBANGUNANNYA DIDORONG OLEH PEMERINTAH (TERMASUK MELALUI POLA KPS)
Fokus Pengembangan: Peningkatan konektivitas untuk meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia dan penurunan biaya logistik Indonesia
Contoh: renewable energy (energi baru dan terbarukan), pembangunan jalan tol, pelabuhan udara dan laut, penyediaan air minum, pengolahan sampah dan pembangunan rel kereta api
7. SEKTOR PARIWISATA DAN INDUSTRI KREATIF
Fokus Pengembangan: Pengembangan 16 daerah destinasi utama Indonesia dan meningkatkan kunjungan wisatawan asing dan domestik ke Indonesia (peningkatan devisa negara)
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
16
Kualifikasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Penetapan Kualifikasi PTSP-PM 2013 PTSP-PM KPBPB PTSP-PM Kabupaten PTSP-PM Kota
Pelaksanaan PTSP Penanaman Modal
Jawa Timur – Bali – NTB – NTT – Maluku – Maluku Utara – Papua – Papua Barat
Penerapan SPIPISE baik di Provinsi, Kabupaten dan Kota
Kewajiban pemanfaatan SPIPISE di seluruh penyelenggara PTSP baik yang menyatu dan pisah serta mendorong Penerapan Tracking System yang merupakan bagian dari SPIPISE
Pendataan Status Penyelenggaraan PTSP melalui SA
Pemerintahan Provinsi mendorong pelaksanaan PTSP di Kabupaten dan Kota selaku pembina melalui forum PTSP
Pendataan aparatur pelaksana PTSP yang belum ikut Diklat PTSP
Penyebaran informasi dan pemahaman bidang penanaman modal kepada Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Kota
Penerbitan SIUP dan TDP secara Simultan di PTSP
Berdasarkan Pasal 2 Permendag Nomor 77/M-DAG/PER/12/2013, diterbitkan paling lama 3 hari kerja dan ditembuskan kepada Dinas Perdagangan di daerah masing-masing
Info Tambahan per Des 2013
Berdasarkan ketentuan sektoral
Data Provinsi Oleh Kabid Dalak Data BKPM Oleh Kasubdit Dalak
Pembahasan Teknis
Pembahasan lebih lanjut secara rinci antar penggung jawab wilayah
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
18
• Kinerja, Kewenangan, Integritas, Soliditas,
• Kesinambungan (Sustainability), • Tanggung Gugat (Akuntabilitas), • Tanggung Jawab (Responsibility),
ASPEK
KELEMBAGAAN
• Otomasi Layanan, Komposisi Ruangan, Sarana Kerja, Media InformasiASPEK SARANA
DAN
PRASARANA
• Kompetensi Penanaman Modal, • Kompetensi, Pengeloaan • Pengalaman, Pengelolaan Layanan
ASPEK SUMBER
DAYA MANUSIA
TOLOK UKUR
PTSP DI
BIDANG
PENANAMAN
MODAL
SUMBER DAYA MANUSIA YANG PROFESIONAL DAN MEMILIKI KOMPETENSI YANG HANDAL,
TEMPAT, SARANA DAN PRASARANA KERJA, DAN MEDIA INFORMASI,
MEKANISME KERJA DALAM BENTUK PETUNJUK
PELAKSANAAN PTSP PM YANG JELAS, MUDAH DIPAHAMI DAN MUDAH DIAKSES OLEH PENANAM MODAL
LAYANAN PENGADUAN (HELP DESK) PENANAM MODAL DAN SPIPISE
PEMENUHAN STANDAR KUALIFIKASI PTSP BIDANG PENANAMAN MODAL
Pasal 5 Ayat (2) Perpres 27/2009 Perka BKPM 6/2011
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
19
TERIMA KASIH
International Representatives Office
invest in
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Indonesia Investment Coordinating Board Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 44, Jakarta 12190
P.O. Box 3186, Indonesia
T : +62 21 5292 1334 F : +62 21 5264 211 E :info@bkpm.go.id