• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Kulit Buah Carica (Carica Pubescens) Terhadap Bakteri Salmonella Typhi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Kulit Buah Carica (Carica Pubescens) Terhadap Bakteri Salmonella Typhi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BUAH CARICA (Carica pubescens)TERHADAP

BAKTERI Salmonella typhi

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Oleh:

GALUH IMELIANA PUTRI J 50014 0116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BUAH CARICA (Carica pubescens)TERHADAP

BAKTERI Salmonella typhi

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

GALUH IMELIANA PUTRI J50014 0116

Telah diperiksa dan disetujui dan diuji oleh :

Dosen Pembimbing

Dr. Nurhayani, M.Sc. NIK. 998

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BUAH CARICA (Carica pubescens)TERHADAP

BAKTERI Salmonella typhi OLEH :

GALUH IMELIANA PUTRI J500140116

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pada hari Senin , 15 Januari 2018 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan penguji

Nama : Dr. Safari Wahyu Jatmiko, M.Si.Med. (...)

NIK : 1362

(Ketua Penguji)

Nama : Riandini Aisyah, S.Si, M.Sc. (...)

NIK : 1011

(Anggota I Dewan Penguji)

Nama : Dr. Nurhayani, M.Sc. (...)

NIK : 998

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan

Prof. DR. Dr. E.M. Sutrisna, M.Kes NIK: 919

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain kecuali dalam naskah ini disebutkan dalam pustaka.

Surakarta, 15 Januari 2018 Penulis

GALUH IMELIANA PUTRI J500140116

(5)

1

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BUAH CARICA (Carica pubescens)TERHADAP

BAKTERI Salmonella typhi

ABSTRAK

Latar Belakang : Kulit buah carica (Carica pubescens) mengandung senyawa aktif diantaranya flavonoid, alkaloid, dan fenol yang diduga mempuyai efek sebagai antibakteri yang mampu membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) terhadap bakteri Salmonella typhi.

Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan metode

posttest only controlled group design. Bakteri yang digunakan adalah Salmonella typhi,

sedangkan ekstraknya adalah kulit buah carica (Carica pubescens) dengan metode maserasi

Hasil Penelitian : Ekstrak etanol 70% kulit buah menggunakan penyari etanol 70%. Metode yang digunakan adalah difusi dengan sumuran. Akuabides sebagai kontrol negatif, antibiotik kloramfenikol sebagai kontrol positif, dan ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) dengan konsentrasi 12,55, 25%, dan 50% diletakkan pada sumuran media Mueller Hilton. Diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37°C, kemudian zona hambat diukur menggunakan jangka sorong.carica (Carica pubescens) dalam konsentrasi berapapun tidak menunjukkan adanya zona hambat pada biakan bakteri

Salmonella typhi. Pada kontrol negatif hasilnya tidak berbeda, sedangkan pada kontrol positif menunjukkan zona hambat rata-rata 7,3 mm.

Kesimpulan : Ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) pada konsentrasi 12,5%, 25%, dan 50% tidak mempunyai efek antibakteri terhadap bakteri Salmonella typhi.

Kata kunci : Salmonella typhi, Kulit buah carica, Carica pubescens

ABSTRACT

Background : Carica rind (Carica pubescens) contains active compounds such as flavonoids, alkaloids, and phenols that are thought to have an antibacterial effect which can kill bacteria or inhibit bacterial growth.

Objective : To study the antibacterial effect of ethanolic extract 70% of carica rind (Carica pubescens) on Salmonella typhi bacteria.

Methods : This research is an experimental laboratory with post test only controlled group design. The bacteria used was Salmonella typhi, while the extract was the rind of carica fruit (Carica pubescens) with maseration method using ethanol 70%. The method used was well diffusion. Aquabidest was the negative control group, chloramphenicol was the positive control group, and the treatment groups were 70% ethanolic extract of Carica pubescens with concentrations of 12.55, 25%, and 50% placed on Mueller Hilton broth, incubated for 24 hours at 37° C. The inhibitory zone was then measured using a caliper.

Results : The 70% ethanolic extract of carica rind (Carica pubescens) did not show any inhibitory zone in bacterial cultures of Salmonella typhi in any concentration. The result

(6)

2

on the negative control group were not different, whereas the positive control group showed an average inhibitory zone of 7.3 mm.

Conclusion : The 70% ethanolic extract of carica rind (Carica pubescens) at 12.5%, 25%, and 50% concentrations had no antibacterial effect on Salmonella typhi bacteria. Keywords : Salmonella typhi, Carica rind, Carica pubescens

1. PENDAHULUAN

Salmonella typhi merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit infeksi akut usus halus, yaitu demam tifoid (selanjutnya disebut tifoid). Penyakit menular ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan jumlah kasus sebanyak 22 juta per tahun di dunia dan menyebabkan 216.000-600.000 kematian (Purba, Wandra, Nugrahini, Nawawi, & Kandun, 2016).

Infeksi di Indonesia merupakan penyumbang nomor satu angka morbiditas dan mortalitas karena Indonesia merupakan negara tropis. Penggunaan antibakteri merupakan hal dominan dalam pelayanan kesehatan (Priyanto, 2008). Masalah resistensi mikroorganisme terhadap antimikroba merupakan masalah global akibat berkurangnya penemuan-penemuan antimikroba baru, khususnya di rumah sakit negara-negara Asia-Pasifik (Rizal, 2009). Studi yang dilakukan pada tahun 2010 di lima negara di Asia (Cina, India, Indonesia, Pakistan, dan Vietnam) yang merupakan endemik demam tifoid melaporkan prevalensi multidrug-resistant typhoid fever mulai dari 7% hungga 65% (Zaki & Karande, 2011).

Resistensi mikroorganisme terhadap antimikroba membuat masyarakat mulai menggunakan obat dari bahan alami dan melakukan pengobatan secara tradisional seperti yang dilakukan pada zaman dahulu, diantaranya dengan menggunakan kulit buah carica (Carica pubescens). Beberapa penelitian mengenai manfaat buah carica yang sering dijumpai masyarakat dalam kehidupan sehari-hari telah banyak dilakukan. Seperti yang telah dilakukan oleh Dhiah Novalina (2013) mengenai “Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Carica pubescens dari Dataran Tinggi Dieng terhadap Bakteri Penyebab Penyakit Diare”. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa senyawa fitokimia dalam Carica pubescens memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri

(7)

3

penyebab diare dengan kandungan fitokimianya yaitu flavonoid, alkaloid, dan fenol.

Allah Subhanahu Wa Taala telah menjelaskan di dalam Al Quran tentang tentang keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sumber dari pembuat obat. Sebagaimana tertera di dalam Al Quran Surah An-Nahl ayat 11 yang artinya: “Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir.”

Ekstrak dari daun, batang, kulit, dan biji buah carica (Carica pubescens) yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya menunjukkan adanya aktivitas terhadap bakteri penyebab diare, yaitu Shigella flexneri, Eschericia coli, Staphyllococcus aureus, dan Bacillus cereus. Aktivitas antibakteri karena adanya kandungan flavonoid, alkaloid, dan fenol yang terdapat di dalam daun, batang, kulit, dan biji buah carica (Carica pubescens) (Novalina, Sugiyarto, & Susilowati, 2013). Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ekstrak kulit buah carica (Carica pubescens) yang diekstraksi dengan pelarut etanol 70% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) sebagai antibakteri terhadap bakteri Salmonella typhi.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental laboratorium dengan melakukan pemberian ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) pada biakan bakteri Salmonella typhi dengan metode post test only controlled group design. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi dan Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini akan mulai dilaksanakan pada bulan Desember 2017. Pada penelitian ini sampel homogen beruba koloni bakteri Salmonella typhi yang

(8)

4

didapatkan dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta dan memenuhi kriteria inklusi serta eksklusi sehingga teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah non random sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 biakan. Masing-masing bakteri dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu ekstrak etanol 70% kulit buah carica dengan konsentrasi 12,5%, 25%, 50%, kontrol positif, dan kontrol negatif. Uji antibakteri menggunakan metode difusi dengan sumuran

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 HASIL

Tabel 1. Diameter zona hambat pertumbuhan Salmonella typhi (mm)

Replikasi Kontrol

Positif

Kontrol Negatif

Ektrak Kulit Buah Carica 12,5% 25% 50% 1 13 0 0 0 0 2 8 0 0 0 0 3 4 0 0 0 0 4 8 0 0 0 0 5 5 0 0 0 0 6 6 0 0 0 0 Rata-rata 7,3 0 0 0 0

Sumber: Data Primer Hasil Penelitian

3.2 PEMBAHASAN

Telah dilakukan penelitian mengenai efek antibakteri ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) pada biakan bakteri Salmonella typhi. Penelitian ini menggunakan metode sumuran. Metode ini digunakan karena relatif mudah, selain itu metode ini membuat ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescen) dapat berdifusi langsung dengan media pertumbuhannya bukan hanya pada permukaan media pertumbuhan saja. Penelitian uji aktivitas antibakteri ini dilihat dari zona hambat yang terbentuk dengan melihat ada atau tidak zona bening pada media pertumbuhan. Pada tabel 1, hasil penelitian dapat

(9)

5

dilihat ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) dalam berbagai konsentrasi tidak memiliki daya hambat terhadap bakteri Salmonella typhi.

Kontrol positif menggunakan kloramfenikol memberikan efek antibakteri dengan menghambat sintesis protein pada bakteri. Obat ini menghalangi perlekatan asam amino pada rantai peptida yang baru timbul pada unit 50S pada ribosom dengan mengganggu daya kerja enzim peptida transferase. Enzim ini berfungsi membentuk ikatan peptida antara asam amino terakhir yang sedang berkembang. Sintesis protein akibatnya akan terhenti (Pratiwi, 2008).

Kontrol negatif menggunakan akuabides tidak memiliki daya antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi karena tidak terbentuknya zona hambat. Akuabides dalam penelitian ini digunakan sebagai kontrol negatif dan pelarut ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens).

Salmonella typhi sebagai bakteri gram negatif memiliki komponen pada dinding sel yang lebih kompleks dan berlapis-lapis yaitu fosfolipid, protein, lipoprotein, dan lipopolisakarida. Lapisan tersebut bersifat hidrofobik sekaligus hidrofilik dan memiliki saluran yang mengandung molekul protein yang disebut porin. Saluran tersebut memudahkan difusi pasif senyawa hidrofilik dengan berat molekul rendah seperti asam amino (Jawetz, 2001). Senyawa besar seperti zat aktif yang terdapat dalam ekstrak etanol 70% kulit buah carica akan mengalami kesulitan bahkan gagal untuk menembus dinding bakteri Salmonella typhi.

Senyawa yang terdapat dalam ekstrak etanol 70% kulit buah carica adalah flavonoid, alkaloid, dan fenol (Novalina, et al., 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Minarno (2015) dengan judul Skrining Fitokimia dan Kandungan Total Flavanoid pada Buah Carica Pubescens Lenne & K. Koch di Kawasan Bromo, Cangar, dan Dataran Tinggi Dieng menjelaskan skrining fitokimia buah carica, diantaranya cara mengklasifikasikan alkaloid, flavonoid, dan fenol.

(10)

6 (1) Alkaloid

Cara mengklasifikasi alkaloid adalah didasarkan pada jenis cincin heterosiklik nitrogen yang terikat. Menurut klasifikasi ini alkaloid dibedakan menjadi ; pirolidin, piperidin, isoquinolin, quinolin dan indol. Alkaloid pada umumnya berbentuk kristal yang tidak berwarna, ada juga yang berbentuk cair seperti koniina dan nikotin. Alkaloid yang berwarna sangat jarang ditemukan misalnya berberina berwarna kuning. Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa ini mudah terdekomposisi terutama oleh panas, sinar dan oksigen membentuk N-oksida. Pada uji positif alkaloid dengan pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat (II) membentuk kompleks kalium-alkaloid yang mengendap. Hasil positif alkaloid pada uji Dragendorff juga ditandai dengan terbentuknya endapan coklat muda sampai kuning, yaitu kalium alkaloid.

(2) Flavonoid

Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa buah carica memiliki kandungan senyawa flavonoid. Dilakukan dua uji untuk mengidentifikasi senyawa flavanoid, yaitu uji Wilstatter dan uji Bate-Smite. Reaksi positif pada uji Wilstatter ditunjukkan dengan adanya warna jingga sedangkan reaksi positif pada uji Bate-Smite ditunjukkan dengan adanya warna merah. Warna merah pada uji flavonoid dikarenakan terbentuknya garam flavilium.

(3) Fenol

Berdasarkan hasil skrining fitokimia, diketahui bahwa sampel buah carica positif mengandung senyawa fenol. Hal ini dapat dilihat dari perubahan warna yang terjadi pada saat penambahan larutan FeCl3 1% yaitu warna hijau kehitaman. Pada penambahan larutan FeCl3 1% diperkirakan larutan ini bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil yang ada pada senyawa fenol.

(11)

7

Senyawa-senyawa aktif yang terdapat dalam ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) meskipun memiliki efek antibakteri, namun terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efek antibakteri dari senyawa-senyawa tersebut. Efek antibakteri dalam ekstrak etanol 70% kulit buah carica dapat dipengaruhi oleh kualitas simplisia, kandungan bahan aktif dapat berkurang apabila simplisia mengalami kerusakan. Kualitas simplisia dipengaruhi oleh cuaca dan iklim, umur tumbuhan, lokasi tumbuh, sifat tanah, dan pencahayaan (Fatchurrozak, et al., 2013).

Pengambilan sampel buah carica dilakukan di Desa Dieng Wetan RT 02 RW 01, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo dengan ketinggian tempat 2080 meter di atas permukaan laut (m dpl). Dataran Tinggi Dieng memiliki ketinggian 1400 m dpl sampai dengan 2400 m dpl dengan kemiringan lebih dari antara 15 - 40 % dan dibeberapa wilayah >40%. Bentuk tanah di Dataran Tinggi Dieng merupakan wilayah yang bergelombang, berbukit, dan bergunung. Topografi kecaatan kejajar yaitu 30% bentuk wilayahnya bergelombang sampai berbukit dan 70% berbukit sampai bergunung (Widiastuti, 2008). Karamoy (2009) berpendapat bahwa pengaruh ketinggian tempat terutama berkaitan dengan proses metabolisme tanaman, seperti proses biokimia dan sintesis senyawa metabolit sekunder. Muhdi dalam Nurnasari dan Djumali (2010) juga berpendapat bahwa daerah elevasi tinggi memiliki jumlah konsentrasi CO2 relatif lebih kecil bila dibandingkan pada daerah yang

lebih rendah. Hal ini menyebabkan laju fotosintesis menjadi lambat, karbohidrat dalam bentuk gula yang terbentuk menjadi berkurang.

Menurut Badan Pusat Statistik dalam Kurnia, et al. (2016) mengatakan bahwa Curah hujan di Dataran Tinggi Dieng yang masuk wilayah Wonosobo adalah 3.917 mm tahun. Curah hujan di Dataran Tinggi Dieng yang tinggi dapat mengakibatkan tanah mudah mengalami erosi. Kondisi ini akan mempercepat hilangnya tanah lapisan atas yang

(12)

8

subur. Tanah yang kurang subur akibatnya dapat mempengaruhi kandungan senyawa aktif dalam tanaman (Kurnia, et al., 2008).

Kandungan kimia tanah yang relatif besar dibutuhkan tanaman untuk menghasilkan metabolit sekunder diantaranya unsur hara nitrogen (N), oksigen (O), dan hidrogen (H). Kandungan nitrogen di dataran tinggi Dieng rendah yaitu 0,21% (Sipahutar, et al., 2013). Unsur hara N digunakan pada fase vegetatif. Rendahnya kandungan unsur hara N dalam tanah dapat menyebabkan terjadinya klorosis dan menghambat pertumbuhan tanaman (Permatasari, 2014). Rusaknya daun atau gagalnya pembentukan klorofil dapat berpengaruh terhadap proses fotosintesis yang kemudian akan mempengaruhi pula kualitas dari simplisia. Senyawa alkaloid membutuhkan unsur N sebagai salah satu bahan untuk pembentukan senyawa tersebut. Ketersediaan unsur N yang rendah menyebabkan rendahnya senyawa alkaloid yang dihasilkan (Putriantari & Santosa, 2014). Senyawa flavonoid dan fenol mengandung unsur O dan H sehingga apabila kebutuhannya tidak tercukupi maka pembentukan senyawa aktif tersebut dapat berkurang (Masito, et al., 2014).

Menurut climate-data.org (2017) di Dataran Tinggi dieng terdapat curah hujan yang signifikan sepanjang tahun. Bulan terkering bahkan masih memiliki banyak curah hujan. Dalam setahun, curah hujan rata-rata adalah 3572 mm. Iklim ini dianggap menjadi Af menurut klasifikasi iklim Köppen-Geiger.

Iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama, minimal 30 tahun yang sifatnya tetap, sedangkan cuaca adalah keadaan atmosfer pada waktu tertentu yang sifatnya berubah-ubah dari waktu ke waktu, (Kartasapoetra, 2006). Keberagaman iklim di antar wilayah dikendalikan oleh beberapa faktor alam, salah satunya adalah ketinggian tempat dari permukaan laut yang berakibat adanya perbedaan pada suhu, pencahayaan, dan kelembapan. Perbedaan tersebut berpengaruh terhadap fotosintesis, respirasi, dan proses metabolisme lain. Pencahayaan yang optimum dan suhu yang rendah membuat hasil

(13)

9

fotosintesis yang tinggi, tetapi kondisi iklim di Dataran Tinggi Dieng yang intensitas dan kapasitas pencahayaannya rendah dengan kelembapan yang tinggi membuat hasil fotosintesis tidak tinggi (Fitrianingrum, et al., 2013).

Umur merupakan aspek yang erat hubungannya dengan fase pertumbuhan tanaman yang dapat mencerminkan tingkat kematangan fisiologis tanaman dan mempunyai relevansi yang kuat dengan produksi dan kandungan yang ada dalam tanaman (Hariyani, et al., 2015). Fitrianingrum (2013) dalam penelitiannya mengenai kandungan karbohidrat pada berbagai tingkat kematangan buah carica menjelaskan bahwa karbohidrat dan gula reduksinya meningkat lalu menurun dari yang kurang matang menuju semakin matang

Hasil fotosintesis berupa karbohidrat dalam bentuk gula yang tidak tinggi dan tingkat kematangan buah yang semakin matang kadar karbohidratnya menurun dapat berpengaruh terhadap jumlah produksi flavonoid karena karbohidrat yang berbentuk gula dibutuhkan dalam proses produksi flavonoid. Pada pembentukan flavonoid diperlukan gula sebagai fosfoenolpiruvat dan eritrosa-4-fosfat yang menyediakan beberapa atom karbon yang diperlukan bagi cincin –B flavonoid serta sebagai unit asetat untuk cincin-A flavonoid (Minarno, 2015).

Pencahayaan oleh sinar matahari adalah salah satu bentuk pemicu stres yang dapat meningkatkan biosintesis kandungan senyawa fenol pada jaringan tanaman (Reyes & Zevellos, 2003). Intensitas dan kapasitas pencahayaan di Dataran Tinggi Dieng rendah sehingga diduga kandungan senyawa fenol dalam kulit carica sedikit.

Pada penelitian uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi peneliti memiliki keterbatasan, yaitu tidak dilakukan pengujian fitokimia sehingga tidak diketahui kandungan ekstrak yang didapatkan.

(14)

10 4. PENUTUP

Hasil penelitian tentang efek antibakteri ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) pada konsentrasi 12,5%, 25%, dan 50% tidak memiliki efek antibakteri terhadap bakteri Salmonella typhi.

PERSANTUNAN

Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Dr. Nurhayani, M.Sc., Dr. Safari Wahyu Jatmiko, M.Si.Med, dan Bu Riandini Aisyah, S.Si, M.Sc. yang telah membimbing, memberikan saran dan nasihat kepada penulis dalam naskah publikasi ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan maskah publikasi ini semoga dapat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA Bibliography

Anonim. (2017). Climate-data.org. Retrieved January 18, 2018, from https://en.climate-data.org/location/329020/

Fatchurrozak, Suranto, & Sugiyarto. (2013). Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Kandungan Vitamin C Dan Zat Antioksidan Pada Buah Carica Pubescens Di Dataran Tinggi Dieng. EL-VIVO, 1(1), 15-22.

Fitrianingrum, R., Sugiarto, & Susilowati, A. (2013). Analisis kandungan karbohidrat pada berbagai tingkat kematangan buah karika (Carica pubescens) di Kejajar dan Sembungan, Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Bioteknologi, 10(1), 6-14.

Hariyani, Widaryanto, E., & Herlina, N. (2015). Pengaruh Umur Panen Terhadap Rendemen Dan Kualitas Minyak Atsiri Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.). JPT, 3(3), 205-11.

Jawetz, E. (2001). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Kartasapoetra, A. G. (2006). Klimatologi: Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.

(15)

11

Kurnia, U., Suganda, h., erfandi, d., & Kusnadi, H. (2008). Teknologi Konservasi Tanah pada Budidaya Sayuran Dataran Tinggi. Jakarta: Balittanah.

Masito, G. A., Respatie, D. W., & Rogomulyo, R. (2014). PENGARUH LIMA MACAM PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN SENYAWA AKTIF DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) .

Vegetalika, 3(3), 97-105.

Minarno, E. B. (2015). Skrining Fitokimia dan Kandungan Total Flavonoid pada Buah Carica Pubescens Lenne & K. Koch di Kawasan Bromo, Cangar, dan Dataran Tinggi dieng. El-Hayah, 5(2), 73-82.

Novalina, D., Sugiyarto, & Susilowati, A. (2013). AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN Carica pubescens DARI DATARAN TINGGI DIENG TERHADAP BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT DIARE. EL-VIVO, 1(1), 1-12.

Nurnasari, E., & Djumali. (2010). Pengaruh Kondisi Ketinggian Tempat Terhadap Produksi dan Mutu Tembakau Temanggung . Balittas, 2(2), 45-59.

Permatasari, A. (2014). Transplantasi Tanaman Carica (Carica pubescens) pada Berbagai Ketinggian di Lereng gunung Lawu dengan Perlakuan Naungan dan Jenis Pupuk Berbeda. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Tesis.

Pratiwi, S. U. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Priyanto. (2008). Farmakologi Dasar untuk Mahasiswa Keperawatan dan Farmasi.

Depok: Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi.

Purba, I. E., Wandra, T., Nugrahini, N., Nawawi, S., & Kandun, N. (2016). Program Pengendalian Demam Tifoid di Indonesia: tantangan dan peluang. Media Litbangkes, 26(2), 99-108.

Purwanto, S. (2015). Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Aktif Ekstrak Daun Senggani (Melastoma malabathricum) terhadap Escherchis coli. JKS, 2(2).

Putriantari, M., & Santosa, E. (2014). Pertumbuhan dan Kadar Alkaloid Tanaman Leunca (Solanum americanum Miller) pada Beberapa Dosis Nitrogen. J. Hort. Indonesia, 5(3), 175-182.

Reyes, L. F., & Zevellos, L. C. (2003). Wounding stress increases the phenolic content and antioxidant capacity of purple-flesh potatoes (Solanum tuberosum L.). Journal of Agricultural and Food Chemistry, 51, 5296-300.

Rizal. (2009). Pola Kuman dan Kepekaannya di Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru Kabupaten Sukoharjo . Jurnal Cermin Dunia Kedokteran, 36(5).

Sipahutar, I., Widowati, L. R., & Agus, F. (2013). Dinamika Hara N, P, K Pada Pola Tanam Sayuran Di Dataran Tinggi Dieng. Jakarta: Balittanah.

(16)

12

Widiastuti, I. (2008). Diversifikasi Tanaman Budidaya Carica Papaya di Dataran Tinggi Dieng untuk Konservasi Lahan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Zaki, S. A., & Karande, S. (2011). Multidrug-Resistant Thyphoid Fever: A Review. J

Gambar

Tabel 1. Diameter zona hambat pertumbuhan Salmonella typhi (mm)  Replikasi  Kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kebijakan dividen, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan struktur aset terhadap struktur modal pada perusahaan

Dilengkapi dengan fungsi untuk mencerahkan / memutihkan dan menyegarkan wajah Anda.. Mencegah dan menghilangkan flek hitam atau

Tabel 4.5 Hubungan Anatara Konsep Diri dengan Keterampilan Sosial Anak Kelompok B Taman Kanak-kanak Kecamatan Sukasari Kota Bandung

Berdasarkan hasil pengukuran, pengujian dalam penelitian yang telah dilakukan, performa layanan internet pada SUKAnet WiFi di fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan

Pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di usia dewasa awal mengalami berbagai masalah akibat kerusakan ginjal dan hemodialisis yangbisa menimbulkan

Korelasi Antara Betalain dan Aktivitas Antioksidan Cookies Tapioka dengan Berbagai Variasi Konsentrasi Pewarna Serbuk Bit Merah Selama Pemanggangan... Korelasi Antara Tekstur

Adapun maksud dan tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat bagi mahasiswa guna memeroleh gelar sarjana sastra pada Program Studi Sastra Indonesia

Perkebunan Nusantara V Pekanbaru terhadap perkembangan ekonomi daerah Sei Galuh adalah untuk menciptakan: Kesejahteraan ekonomi masyarakat Sei Galuh dalam kerangka norma