• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hevea brasilliensis

2.1.1 Botani

Struktur botani tanaman karet ialah tersusun sebagai berikut :

 Divisi : Spermatophyta

 Sub divisi : Angiospermae

 Kelas : Dicotyledonae

 Ordo : Euphorbiales

 Family : Euphorbiaceae

 Genus : Hevea

 Spesies : Hevea brasilliensis

2.1.2 Morfologi a. Akar

Sesuai dengan sifat dikotilnya akar tanaman karet merupakan akar tunggang dan akar – akar cabang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar (Budiman, 2012).

b. Batang

Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh besar. Tinggi pohon dewas mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas. Dibeberapa kebun karet ada beberapa kecondongan arah tumbuh tanamannya agak miring ke arah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks (Budiman, 2012).

c. Daun

Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang daun tangkai utama 3-20cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10 cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar biasanya ada tiga anak daun yang

(2)

terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk elips, memanjang dengan ujung meruncing dan tepinya rata dan gundul (Budiman, 2012). d. Buah

Karet merupakan tanaman berbuah polong (diselaput kulit yang keras yang sewaktu masih muda buahnya berpaut erat dengan rantingnya. Buah karet dilapisi oleh kulit tipis berwarna hijau dan didalamnya terdapat kulit yang keras dan berkota Tiap kotak berisi sebuah biji yang dilapisi tempurung setelah tua warna kulit buah berubah menjadi keabu-abuan dan kemudian mengering. Pada waktunya pecah dan jatuh bijinya tercampak lepas dari kotaknya. Tiap buah tersusun atas dua sampai 4 kotak biji. Pada umumnya berisi 3 kotak biji dimana setiap kotak terdapat satu biji. Tanaman karet mulai menghasilkan buah pada umur 5 tahun dan akan semakin banyak setiap pertambahan umur tanaman (Budiman, 2012).

e. Biji

Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah jadi jumlah bijinya biasa tiga sampai enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnanya coklat kehitaman dengan bercak bercak berpoint yang khas (Budiman, 2012).

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Karet 2.2.1 Tanah

Penggunaan tanah yang tidakn didasarkan kepada kemampuannya akan lebih mempercepat kemunduran potensi produksinya, disamping dapat kepembentukan tanah kritis dalam jangka panjang akan membahayakan kelestarian alam dan lingkungannya (Pangudijatno, 1983).

Tanaman karet dapat tumbuh pada berbagai jenis tanaman baik pada tanah tanah vulkanis muda maupun vulkanis tua, alluvial bahkan tanah gambut. Tanah tanah vulkanis umumnya memiliki sifat sifat fisika yang cukup baik terutama dari segi struktur, tekstur, solum kedalaman air tanah, aerasi dan

(3)

drainasenya. Akan tetapi sifat – sifat kimianya umumnya kurang baik karena kandungan haranya yang relatif rendah. Tanah tanah alluvial umunya cukup subur tetapi sifat fisisnya terutama drainase dan aerasinya kurang baik. Pembuatan saluran saluran drainase akan menolong keadaan tanah (Budiman, 2012).

Reaksi tanah yang umumnya ditanami karet mempunyai pH antara 3,5-7,0 pH tanah dibawah 3,5 atau di atas 7,5 menyebabkan pertumbuhan tanaman yang terhambat. Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet sebagai berikut:

 Solum cukup dalam,sampai 100 cm atau lebih, tidak terdapat batu-batuan

 Aerasi dan Draenasi baik

 Remah, porus dan dapat menahan air

 Tekstur terdiri atas 35% liat dan 30% pasir

 Tidak bergambut dan jika ada tidak lebih tebal dari 20 cm

 Kandungan unsur hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur mikro

 Keniringan tidak lebih dari 16%

 Permukaan air tanah tidak kurang dari 100 cm (Budiman, 2012) 2.2.2 Iklim

Secara garis besar tanaman karet dapat tumbuh baik pada kondisi iklim sebagai berikut : suhu rata-rata harian 28º C ( dengan kisaran 25-35º C) dan curah hujan tahunan rata-rata antar 2.500-4.000 mm dengan hari hujan mencapai 150 hari per tahun (Budiman, 2012)

Karet tumbuh baik antar 0 – 600 meter diatas permukaan laut, lebih dari 600 meter tidak dianjurkan, paling baik antara 0 -200 meter, setiap naik 100 meter, matang sadap akan terlambat enam bulan. Tinggi tempat berhubungan erat dengan suhu. Di dataran rendah (0 – 200 meter ) suhu rata-rata 28º C, setiap naik 100 meter temperatur akan turun 0,5º C. Kecepatan angin maksimum kurang atau sama dengan 30 km/jam (Budiman, 2012)

Angin merupakan faktor cuaca yang sulit dikendalikaan. Pada kecepatan tinggi, angin seringkali merusak perkebunan karet, karena dapat mematahkan dan merebahkan tanaman. Hal ini dapat menurunkan populasi tanaman secara drastis yang berakibat terhadap penurunan produksi tanaman. Kerusakan tanaman karet akibat angin dapat dikelompokkan dalam dua macam yaitu : 1)

(4)

Patah batang ( di bagian batang atau dahan) dan 2) Tumbang (tercabut kar sebagian). Untuk tanaman karet yang sudah menghasilkan kasus patah batang sering terjadi karena adanya bagian batang yang dilukai dalam proses penyadapan (Karyudi,2000)

Terdapat tiga jenis kerusakan angin pada pohon karet yakni kepatahan cabang, kepatahan batang dan tumbang (terbongkar akar). Kepatahan cabang kurang berbahaya bila dibandingkan dengan kepatahan batang dan tumbang (Basuki, 1983)

 Kepatahan Cabang

Kepatahan cabang pada umunnya terjadi pada cabang cabang berat yang membentuk sudut sempit dengan batang. Cabang lateral yang berat terutama yang bersudut sempit dengan batang mudah patah karena angin. Bentuk percabangan merupakan sifat dari klon (Basuki, 1983)

 Kepatahan batang

Apabila batang tidak dapat menanhan kekuatan Angin pada tajuk maka batang tersebut akan patah. Perkembangan batang yang terhambat sehingga tidak seimbang lagi dengan perkembangan tajuk yang lebih pesat mengakibatkan pohon mudah mengalami kepatahan batang. Pohon karet umumnya banyak mengalami kepatahan batang setelah mengalami 2 – 3 tahun penyadapan. Hal ini disebabkan karena penyadapan menghambat perkembangan batang dan kurang menghalangi perkembangan tajuk, akibat ketidak seimbangan ini pohon mudah sekali patah (Basuki, 1983)

 Tumbang (Terbongkar akar)

Peristiwa tumbangnya pohon ini terjadi di tempat tempat dimana pertumbuhan akar tunggang terhambat. Pertumbuhan akar tunggang akan terhambat bila didalam tanah terdapat lapisan padas yang sukar ditembus atau permukaan airnya tinggi sehingga akar tunggang pohon tidak cukup dalam. Adakalanya pertumbuhan akar tunggang yang tidak sempurna merupakan Akibat dari cara bertanam yang salah atau sifat klon. Untuk menjamin pertumbuhan akar tunggang yang sempurna maka pada lahan

(5)

pertanaman karet hendaknya tidak terdapat lapisan padas atau air tanah pada kedalaman kurang dari 1 meter (Basuki, 1983)

2.3 Kandungan lateks

Lateks merupakan cairan putih susu yang kental yang di dapat dari hasil penyadapan pohon karet (Havea brasilliensi). Lateks diperoleh dengan melukai kulit batangnya yaitu dengan cara menyadap antara kambium dan kulit pohon sehingga keluar cairan kental yang kemudian ditampung. Cairan ini keluar akibat tekanan turgor dalam sel yang terbebaskan akibat pelukaan. Aliran berhenti apabila semua isi sel telah habis dan luka tertutup oleh lateks yang membeku. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Komposisi Lateks Segar

No Kandungan Kadar %

1 Karet 25-40

2 Karbohidrat 1,0-2,0

3 Protein dan senyawa Nitrogen 1,0-1,5

4 Lipid 1,0-1,5

5 Senyawa Organik 0,1-1,5

6 Air 60-75

(sumber: Mili Purbaya:2011)

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa di dalam lateks terkandung 25-40% karet mentah (crude rubber) dan 60-70% cairan bening yg terdiri dari air dan zat zat terlarut. Didalam karet mentah (crude rubber) terkandung 90-95% karet murni dan sisanya zat zat lain seperti 2-3% protein, 1-2% asam lemak, 0,2% gula, 0,5% jenis garam seperti jenis garam Na, K, Mg, Cn, Cu, Mn, Fe. Parikel karet menyebar secara merata dalam cairan bening lateks dengan ukurn 0,04-3,00 mikron. Partikel ini tersebar dalam bentuk bulat sampai lonjong. (Sumber: Tanto Pratondo Utama,dkk.2012).

2.4 Fisiologis Pengaliran Lateks

Penyadapan pertama kali dilakukan setelah tanaman berumur 5-6 tahun. Tinggi bukaan sadap pertama 130 cm dan bukaan sadap kedua 280 cm diatas pertautan okulasi (Anonim, 2009).

(6)

Pada waktu penyadapan, keutuhan cambium harus dipertahankan. Sebagian kulit anak harus tinggal agar kambium dapat mempertahankan aktifitasnya dan tidak mempengaruhi faktor buruk dari luar. Mempertahankan aktifitas kambium merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Artinya bahwa pada waktu penyadapan diusahakan agar kambium tidak rusak sehingga pemulihan kulit lebih baik.

Menurut Siagian, 1987 jumlah dan penyebaran berkas pembuluh lateks di dalam kulit karet dipengaruhi oleh bahan tanam (klon),umur pohon, kedudukan kulit atau tinggi letak kulit dari permukaan tanah serta tebal kulit.

Jumlah pembuluh lateks dalam kulit bersifat kolonal (genetik). Artinya bahwa padaa klon yang berbeda ada variasi jumlah berkas pembuluh lateks yang terdapat didalam kulitnya. Pada klon yang sama dan yang berbeda, jumlah berkas pembuluh lateks berkolerasi positif dengan produksi. Artinya bahwa semakin banyak jumlah berkas pembuluh lateks didalam kulit lunak, maka produksinya semakin tinggi. Besarnya nilai korelasi dipengaruhi oleh umur tanaman.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyadapan antara lain :

- Pembukaan bidang sadap dimulai dari kiri atas kekanan bawah, membentuk sudut 30°.

- Tebal irisan sadap dianjurkan 1,5 – 2 mm - Dalamnya irisan sadap 1 – 1,5 mm

- Waktu penyadapan yang baik adalah jam 05.00 – 7.30 WIB

Karet alam dihasilkan dari tanaman karet Hevea brasiliensis. Tanaman karet termasuk tanaman tahunan yang tergolong dalam famili Euphorbiaceae, tumbuh baik di dataran rendah hingga menengah (0-400 dpl) dengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun dan mampu hidup di lahan dengan keasaman tinggi (pH 4,0-4,5) pada tanah bersolum dalam dan miskin hara. Untuk mendapatkan karet alam, dilakukan penyadapan terhadap batang pohon tanaman karet hingga dihasilkan getah kekuning-kuningan yang disebut dengan lateks. Lateks merupakan cairan atau sitoplasma yang berisi ±30% partikel karet. Pada tanaman karet, lateks dibentuk dan terakumulasi dalam sel-sel pembuluh lateks yang tersusun pada setiap jaringan bagian tanaman, seperti pada bagian batang dan daun. Penyadapan lateks dapat dilakukan dengan mengiris sebagian dari kulit batang. Penyadapan ini harus dilakukan secara hati-hati karena kesalahan dalam penyadapan dapat membahayakan bahkan mematikan pohon karet.

(7)

Faktor – faktor yang mempengaruhi produksi lateks dalam penyadapan antara lain arah dan sudut kemiringan, panjang irisan sadap, letak bidang sadap, kedalaman irisan sadap, ketebalan irisan sadap, frekuensi penyadapan dan waktu penyadapan. Waktu penyadapan yang baik adalah dilakukan se pagi mungkin sekitar pukul 05.00 – 07.30 WIB.

Adapun menurut Tangpakdee (1998) lateks jika disentrifugasi pada 54000 g (gravitasi) selama 1 jam akan terpisahkan menjadi beberapa komponennya yaitu fraksi karet, frey wyssling, serum C (sitosol) dan fraksi bawah yang terdiri atas partikel lutoid.

Fraksi karet sebanyak 37% mengandung protein, fosfolipid, sterol ester, lemak dan resin, sedangkan frey wyssling mengandung karotenoid, plastokromanol dan lipid. Fraksi frey wyssling ini berwarna kuning mengandung partikel – partikel berbentuk spiral dengan diameter 3-6µm. Serum C adalah cairan bening yang merupakan sitosol dari sel pembuluh lateks, mengandung berbagai persenyawaan antara lain sukrosa, protein dan asam – asam organik. Fraksi bawah terdiri atas protein, fosfolipid, sterol, trigonolein, labikuinon dan argothionin. Fraksi ini banyak mengandung lutoid yang mengandung protein karet, lipid, ion Ca dan ion Mg.

Lateks kebung merupakan cairan getah yang dihasilkan dari proses penyadapan pohon karet dan belum mengalami pengolahan sama sekali. Lateks kebun yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

- Disaring dengan saringan berukuran 40 mesh

- Tidak terdapat kotoran atau benda – benda lain seperti daun atau kayu - Tidak bercampur dengan bubur lateks, air ataupun serum lateks

- Warna putih dan berbau karet segar

Lateks kebun mutu 1 mempunyai kadar lates 28% dan lateks kebun mutu 2 mempunyai kadar karet kering 20% (Elka, 2009).

2.5 Tekanan Turgor

Air di dalam jaringan tanaman selain berfungsi sebagai penyusunan utama jaringanyang aktif mengadakan kegiatan fisiologis, juga berperan penting dalam memelihara turgiditas yang diperlukan untuk pembesaran dan pertumbuhan sel (Kramer, 1963 dalam Lestari E.G, 2006). Peranan yang penting ini menimbulkan konsekuensi bahwa secara langsung atau tidak

(8)

langsung defesit air tanaman akan mempengaruhi semua proses metabolisme dalam tanaman yang mengakibatkan terganggunya prosesnya pertumbuhan (Pugnaire dan Pardos, 1999). Menurut Kramer (1963) kekurangan air di dalam jaringan tanaman dapat disebabkan oleh kehilangan air yang berlebihan pada saat transpirasi melalui stomata dan sel lain seperti kutikula atau disebabkan oleh keduanya. Namun lebih dari 90% transpirasi terjadi melalui stomata di daun. Selain itu berperan sebagai alat untuk penguapan, stomata juga berperan sebagai alat untuk pertukaran CO2 dalam proses fisiologi yang berhubungan dengan produksi.

Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga (Fahn, 1982). Mekanisme menutup dan membukanya stomata tergantung dari tekanan turgor sel tanaman atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida , berkurangnya cahaya dan hormon asam absitat (Lakitan, 1996). Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat (ABA). ABA merupakan senyawa yang berperan sebagai sinyal adanya cekaman kekeringan sehingga stomata segera menutup (Pugnaire dan Pardos, 1999). Beberapa tanaman beradaptasi terhadap cekaman kekeringan dengan cara mengurangi ukuran stomata dan jumlah stomata (Price dan Courtois, 1991). Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui penguapan (Price dan Courtois, 1991; Pugnaire dan Pardos, 1999).

Mekanisme toleransi pada tanaman sebagai respon adanya cekaman kekeringan meliputi : - Kemampuan tanaman tetap tumbuh pada kondisi kekurangan air yaitu dengan

menurunkan luas daun dan memperpendek siklus tumbuh.

- Kemampuan akar untuk menyerap air di lapisan tanah paling dalam.

- Kemampuan untuk melindungi meristem akar dari kekeringan dengan meningkatkan akumulasi senyawa tertentu seperti glisin, betain, gula alkohol atau prolin untuk osmoticadjusment

- Mengoptimalkan peranan stomata untuk mencegah hilangnya air melalui daun (Nguyen et al,1997).

(9)

Dengan adanya osmoticadjusmenttersebut memungkinkan pertumbuhan tetap berlangsung dan stomata tetap membuka. Kerapatan stomata pada suatu tanaman berhubungan dengan ketahanan tanaman terhadap kekeringan, demikian pernyataan Mc Cree dan Davis (1994) dan sesuai dengan hasil penelitian Sulistyaningsih et al(1994) bahwa ukuran stomata dan kerapatan stomata berkaitan dengan ketahanan terhadap cekaman air.

(Pugnaire dan Pardos, 1999) menyatakan bahwa adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan antara lain dengan modifikasi daun yaitu mengurangi luas daun. Selain itu anatomi daun seperti ukuran paliside, klorofil dan stomata sangat menentukan efesiensi fotosintesis (Sahardi, 2000).

Penelitian Miskin et al (1992) menunjukkan kerapatan stomata yang tidak berbeda pada tanaman yang tumbuh di dalam lingkungan yang berbeda. Kerapatan stomata dapat mempengaruhi dua proses pada tanaman yaitu fotosintesis dan transpirasi. Menurut Miskin et al (1992) tanaman “barley” yang mempunyai kerapatan stomata yang tinggi akan memiliki laju transpirasi yang lebih tinggi daripada tanaman dengan kerapatan stomata yang rendah. 2.6 Penyadapan Tanaman Karet

Penyadapan merupakan suatu tindakan pembukaan pembuluh lateks, agar lateks yang terdapat di dalam tanaman karet luar. Cara penyadapan yang telah dikenal luas adalah dengan mengiris sebagian dari kulit batang. Sistem penyadapan diharapkan mampu menghasilkan lateks yang banyak, biayanya rendah dan tidak mengganggu keseimbangan produksi tanaman. Oleh karena itu pelaksanaan penyadapan harus mengikuti aturan atau norma yang benar.

2.6.1 Tahapan Penentuan Matang Sadap 1. Penotolan :

a. Totol 1 = 35-39 b. Totol 2 = 40-44 c. Totol 3 = > 45

2. Pengukuran dan buka sadap

(10)

Ancak sadap adalah jumlah pohon yang dapat disadap secara baik oleh sebab satu orang penyadap dalam 1 hari sadap. Besar ancak sangat tergantung oleh ukuran pohon, kerapatan pohon/ha, letak ketinggian alur sadap dan topografi lahan.

Bila besar 1 ancak 400 pohon maka penyadapan pada ancak ini akan selesai lebih pagi sehingga produksi yang dihasilkan per pohon atau per Ha lebih tinggi. Bila ancak terlalu besar maka tanaman dalam ancak akan lebih selesai disadap lebih siang maka produksi per pohon per Ha lebih rendah.

Besar ancak ideal untuk areal datar adalah 400-500 pohon/ancak. Untuk areal yang bergelombang besar ancak yang ideal adalah 350-375 pohon/ancak.

2.6.3 Penentuan Matang Sadap

Matang sadap tanaman karet akan siap apabila sudah matang sadap pohon, artinya tanaman karet telah sanggup disadap u tuk dapat diambil lateknya tanpa menyebabkan gangguan yang berarti terhadap pertumbuhan dan kesehatannya. Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat ditentukan berdasarkan lilit batang pada umur tanaman.

1. Umur Tanaman

Dalam keadaan pertumbuhan normal, tanaman karet akan siap disadap pada umur 5-6 tahun. Namun demikian seringkali dijumpai tanaman belum siap disadap walau umurnya sudah lebih dari 6 tahun. Hal ini terjadi akibat kondisi lingkungan dan pemeliharaan yang kurang mendukung pertumbuhan tanaman. Sebenarnya penyadapan karet dapat dilakukan pada usia kurang dari 5 tahun dengan syarat kondisi lingkungan dan pemeliharaan dilakukan dengan sangat baik sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih cepat. Artinya umur tanaman karet tidak dapat digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan matang sadap dan hanya dapat digunakan sebagai pedoman untuk pengukuran lilit batang.

2. Pengukuran Lilit Batang

Lilit batang disepakati sebagai pedoman untuk mengetahui pertumbuhan tanaman karet, karena hasil tanaman karet berupa lateks diperoleh dari batangnya (kulit batang). Tanaman karet dikatakan matang sadap apapbila lilit batang sudah mencapai 45 cm atau lebih. Pengukuran lilit batang untuk menentukan matang sadap mulai dilakukan pada aktu tanaman berumur 4 tahun. Lilit batang diukur pada ketinggian batang 100 cm dari pertautan mata okulasi.

(11)

3. Matang Sadap Kebun

Penyadapan dapat dimulai setelah kebun karet kriteria matang sadap kebun. Kebun dikatakan matang sadap kebun apabila jumlah tanaman yang sudah matang sadap pohon sudah mencapai 60% atau lebih. Pada kebun yang terpelihara dengan baik, jumlah tanaman yang matang sadap pohon biasanya telah mencapai 60-70% pada umur 4-5 tahun.

2.6.4 Persiapan Pembukaan Bidang Sadap

Sebelum melakukan pembukaan bidang sadap dilakukan penggambaran bidang sadap pada kebun yang sudah mencaapai matang sadap. Krietria yang ditetapkan dalam penggambaran bidang sadap terdiri dari tinggi bukaan sadap, arah dan sudut kemiringan irisan sadap, panjag irisan sadap dan letak bidang sadap.

1. Tinggi bukaan sadap 130 cm diatas pertautan okulasi. Ketinggian ini berbeda dengan ketinggian lilit batang untuk penentuan matang sadap

2. Arah dan sudut kemiringan irisan sadap diharapkan dapat memotong pembuluh lateks sebanyak mungkin agar lateks keluar maksimal. Posisi pembuluh lateks pada umumnya tidak sejajar dengan bidang tanaman akan tetapi agak miring dari kanan atas kekiri bawah membentuk sudut 40° dengan bidang tegak. Agar pembiluh dapat terpotong maksimal jumlahnya, arah irisan sadap harus dari kiri atas ke kanan bawah tegak lurus terhadap pembuluh lateks. Sudut kemiringan irisan sadap berpengaruh terhadap produksi. Sudut kemiringan yang paling baik berkisar anatara 30 derajat terhadap bidang datar untuk bidang sadap bawah dan 45 derajat pada bidang sadap atas. Sudut kemiringan yang terlalu datar dapat menyimpang dari aliran lateks. Selain itu dapat menyebabkan aliran lateks menjadi lambat dan membeku sebelum sampai kemangkuk

3. Panjang irisan sadap sangat berpengaruh terhadap produksi dan pertumbuhan tanaman. Panjang irisan sadap dianjurkan untuk karet rakyat adalah ½ S (irisan sepanjang ½ spiral)

4. Penentuan letak bidang sadap perlu dilakukan agar pelaksanaan penyadapan cepat dan mudah terkontrol. Oleh karena itu bidang sadap harus diletakkan pada arah yang sama arah dengan pergerakan penyadap waktu penyadap. Jadi bidang sadap diletakkan pada arah timut-barat (pada jarak tanaman yang pendek).

5. Pemasangan talang sadap dilakukan bertujuan supaya tidak mengganggu pelaksanaan penyadapan sehingga lateks dapat mengalir degan baik dan tidak terlalu banyak

(12)

meniinggalkan getah bekuan pada batang. Talang sadap sebaiknya dibuat dari seng dengan lebar 2,5 cm dan panjang ± 8 cm dipasang pada jarak 5-10 cm dari ujung irisan bagian bawah. Pemasangan mangkuk sadap dilakukan pada jarak 15 cm – 20 cm dibawah talang sadap hal ini dilakukan agar lateks dapat mengalir sampai ke mangkuk dengan baik, mangkuk pada umumnya terbuat dari tanah lita, plastik, aluminium atau batak kelapa yang diikat dengan menggunakan kawat. Data dapat dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Norma pemakaian kulit Frekuensi

Sadap

Tebal Irisan/Hari Konsumsi Kulit /Bulan /Tahun D/1 1.50 mm 4.5 cm 54 cm D/2 1.50 mm 2.25 cm 27 cm D/3 1.60 mm 1.6 cm 19.2 cm D/3 1.75 mm 1.75 cm 21.0 cm D/4 1.75 mm 1.23 cm 14.8 cm D/4 2.00 mm 1.40 cm 16.8 cm (Sumber : Santoso B, 2005)

Supaya tanaman karet dapat menghasilkan atau produksi selama 25 – 30 tahun sehingga jangan sampai terjadi kerusakan kambium agar kulit pulihan dapat terbentuk dengan baik maka, kedalaman irisan sadap yang dianjurkan 1 – 1,5 mm dari kambium dengan mempertimbangkan saluran lateks yang terpotong.

2.6.5 Sistem Eksploitas

Kemampuan tanaman dalam menghasilkan lateks berubah yang dipengaruhi oleh umur tanaman. Oleh karena itu aturan penyadapan juga harus disesuaikan dalam suatu sistem sadap yaitu aturan –aturan yang dilakukan pada suatu periode. Beberapa sistem sadap yang dirangkai oleh dilakukan secara berurutan sepanjang siklus produksi tanaman dinamakan sistem eksploitas. Sistem eksploitas yang dianjurkan untuk karet rakyat adalah sistem eksploitas konvensional.

Semakin tinggi penyadapan sampai ketinggian 3 m dari pertautan okulasi semakin kecil jumlah pembuluh lateks. Akibatnya penyadapan kearah atas akan menghasilkan produksi

(13)

karet kering yang makin rendah semakin tinggi posisi alur sadap (Santoso B, 2005). Data dapat dilihat pada Tabel 2.3

Tabel 2.3. Sistem Eksploitas Tanaman Karet

No Sistem Sadap Jangka Waktu

0(I) Kulit Perawan TBM 5 Tahun

1(II) Kulit Perawan 1/2 S d/3 2 Tahun 2(II)Kulit Perawan ½ S d/2 3 Tahun 3(II) Kulit Perawan ½ S d/2 4 Tahun 4(III) Kulit Pulihan Pertama ½ S d/2 4 Tahun 5(III) Kulit Pulihan Pertama ½ S d/2 4 Tahun 6a(IV) Kulit Pulihan Pertama ½ S  d/2 2 Tahun 6b (IV) Kulit Pulihan

Pertama

½ S  d/2 2 Tahun

7-8(V) Kulit Pulihan Kedua Bebas 4 Tahun Ket: 1. TBM ( Tanaman Belum Menghasilkan) 2.  : sadapan atas

Rumus eksploitasi berfungsi untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan menyadap dan waktu untuk istirahat (pohon yang tidak disadap), yang dinyatakan dalam satuan waktu hari (d = day), minggu (w = week), bulan (m = month) dan tahun (y = years). Diantara dua sadapan dinyatakan dengan suatu pecahan atau rangkaian pecahan (Sumarmadji, 2004).

2.6.6 Pelaksanaan Penyadapan a. Kedalam Irisan Sadap

Pembuluh lateks dalam kulit batang tersusun berupa barisan dan terdapat pada bagian luar sampai bagian kulit, semakin kedalam jumlah pembuluh lateks semakin banyak. Penyadapan diharapakan dapat dilakukan selama 25-30 tahun karena itu diusahakan kulit pilihan dapat terbentuk dengan baik oleh karena itu kerusakan saat penyadapan harus dihindari. Kedalaman irisan sadap yang dianjurkan adalah 1 mm- 1.5 mm agar pohon dapat disadap 25- 30 tahun.Jika dalam penyadapan lapisan kambium tersentuh maka, kulit pulihan akan rusak dan nantinya berpengaruh pada produksi lateks pada sadapan berat atau sadapan mati, kedalaman sadapan harus kurang dari 1 mm sisa kulit. Penyadapan yang terlalu dangkal menyebabkan berkurangnya berkas pembuluh lateks yang terpotong terutama bagian dalam yang

(14)

merupakan bagian yang paling banyak mengandung pembuluh lateks dengan berkurangnya pembuluh lateks yang teriris maka, jumlah lateks yang keluar semakin sedikit.

b. Ketebalan Irisan Sadap

Lateks akan mengalir dengan cepat pada awalnya, dan semakin lama akhirnya akan semakin lambat hingga akhirnya terhenti sama sekali. Hal ini disebabkan tersumbatnya ujung pembuluh lateks dengan gumpalan lateks. Sumbatan berupa lapisan yag sangat tipis. Lateks akan mengalir bila sumbatan dibuang dengan cara mengiris kulit pada hari sadap berikutnya dengan ketebalan 1.5 mm – 2 mm setiap penyadapan. Untuk mengalirkan lateks kembali pembuluh lateks harus dibuka dengan cara mengiris kulit pohon karet. Pengirisan kulit tidak perlu tebal, pemborosan dalam pengirisan kulit berarti akan mempercepat habisnya kulit batang karet yang produktif sehingga masa produksinya menjadi singkat.

c. Frekuensi Penyadapan

Jumlah penyadapan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Penentuan frekuensi penyadapan sangat erat kaitannya dengan panjang irisan dan intensitas penyadapan. Dengan panjang irisan ½ spiral (1/2 S), frekuensi penyadapan yang dianjurkan untuk karet rakyat adalah ssatu kali dalam 3 hari (d/3) untuk 2 tahun pertama penyadapan dan kemudian diubah menjadi satu kali dalam 2 hari (d/2) untuk tahun selanjutnya. Menjelang peremajaan tanaman, panjang irisan dan frekuensi penyadapan dapat dilakukan secara bebas. Pada penyadapan berkala atau secara periodik lamanya penyadapan ditandai dengan bilangan yang dibagi sedangkan lamanya putaran atau rotasi sampai kulit disadap kembali ditandai dengan bilangan pembagi.

d. Waktu Penyadapan

Jumlah lateks yang keluar kecepatan alirannya dipengaruhi oleh tekanan turgor sel. Tekanan turgor mencapai maksimum pada saat menjelang fajar dan akan menurun bila hari semakin siang. Oleh karena itu penyadapans ebaiknya dilakukan se pagi mungkin setelah penyadapa dapat melihat tanaman dengan jelas yaitu jam 05.00 – 07.00 WIB.

Waktu penyadapan sangat mempengaruhi hasil lateks yang disadap, berkaitan dengan tekanan turgor, potensial air dan transpirasi yang secara keseluruhan akan mempengaruhi proses pengaliran lateks (Siagian,1987).

(15)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi berada pada tingkat maksimum dan bersifat konstan antara jam 8 malam sampai dengan jam 6 pagi. Selama siang hari produksi menurun secara berangsur-angsur hingga mencapau tingkat minimum pada jam 1 siang. Besar penurunan pada saa tersebut kira-kira mencapai 30% dari produksi yang dapat dicapai.

Penyadapan pada siang hari menghasilkan lateks dengan KKK yang lebih besar bahkan mencapai 4 angka lebih besar dibandingkan dengan KKK lateks yang disadap malam atau pagi hari. Variasi harian produksi mengikuti dan berbanding terbalik dengan defesit kejenuhan udara akan uap air. Produksi meningkat apabila defesit kejenuhan udara akan uap air menurun. Dianjurkan penyadapan dilakukan antara jam 05.30 s.d 06.00 pagi dan selesai 1,5 s.d 2 jam kemudian (Siagian, 1987).

Kriteria matang sadap pada tanaman karet ditentukan oleh dua syarat yaitu :

1. Lilit batang (lingkar batang 1 meter di atas pertautan lebih besar dari 45 cm

2. 60% dari populasi memenuhi syarat nomor 1. Biasanya masa ini akan dicapai setelah tanaman berumur 5 tahun.

Ancak panen atau luas yang dipanen per hari sangat tergantung dari rotasi eksploitas yang digunakan. Pada umumnya tanaman karet disadap 3 hari sekali, sehingga luas panen per hari kurang lebih 1/3 dari total luas tanaman menghasilkan (TM). Untuk lahan yang datar 1 orang penyadap mampu menyadap seluas 1 hektar.

Lamanya rotasi penen tergantung luasan hanca panen. Semakin luas hanca panen, maka rotasi panen semakin lama. Rotasi panen juga tergantung pada berapa kali dalam seminggu dilakukan penyadapan.

Setiap penyadap baisanya sudah berada di kebun pada pukul 05.00 untuk melakukan persiapan- persiapan seperti : pembagian lokasi sadap, pengecekan peralatan dan pengecekan kehadiran tenaga penyadap. Setiap penyadap akan melakukan penyadapan pada hancanya sendiri (setiap penyadap memiliki lokasi penyadapan masing – masing).

Penyadapan dilakukan dengan memotong kulit karet (setelah melepas lateks yang membeku pada alur sadap) pada alur sadap yang telah ada serta memasang mangkok dan pemeberian anti kougulan (2 tetes) pada mangkok sadap. Anti kougulan ini berfungsi untuk mencegah terjadinya pembekuan lateks sebelum sampai ke pabrik. Setelah seluruh ancak di sadap (selesai pada pukul 07.30) maka lateks ditunggu mengalir hingga pukul 11.00 dan selanjutnya

(16)

lateks dikumpulkan di TPH. Pada setiap penyadap akan dicatat volume lateks yang terkumpul pada hari itu dan akan digunakan sebagai salah satu penentu besarnya upah yang akan diterima.

2.6.7 Persiapan Dan Panen Tanaman Karet

Persiapan panen dimulai dengan pemungutan hasil panen karet disebut penyadapan karet. Biasanya penyadapan dilakukan pada saat pagi hari hingga pukul 07.30. hal tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya kougulasi pada lateks.

Pembuatan tempat penampungan hasil (TPH). TPH dibuat untuk menampung hasil lateks dari kebun sebelum diangkut ke pabrik. Satu TPH biasanya digunakan untuk menampung lateks dari luasan areal sadap 20 sampai 30 hektar.

Pada lokasi TPH disediakan bak/tangki penampung yang diletakkan di atas,sehingga lateks yang ditampung dapat langsung dimasukkan ke truk pengangkut. Pembuatan jalan panen. Pembuatan jalan panen biasanya dibuat pada saat pekerja hendak melakukan penyadapan. Biasanya jalan panen di perkebunan hanya sederhana dan berupa jalan setapak, sehingga yang dibutuhkan hanyalah parang atau sabit untuk memotong rumput atau gulma yang mengganggu jalan yang akan dibuat. Alat – alat panen yang perlu dipersiapkan adalah pisau sadap, mangkok sadap, talang sadap, ember dan pengasah pisau, meteran, tali cincin, Quadri atau sigmat dan penggambaran bidang sadap.

Kulit karet yang disadap harus dibersihkan terlebih dahulu agar pengotoran pada lateks dapat dicegah sedini mungkin. Lateks akan mengalir keluar jika kulit batang diiris aliran lateks ini, semula cepat tetapi lambat laun akan menjadi lambat dan akhirnya berhenti sama sekali lateks berhenti mengalir karena pembuluh tersumbat oleh lateks yang mengering. Jenis klon berpengaruh pada cepat lambatnya penyumbatan pada pembuluh lateks untuk mengalirkan lateks kembali, pembuluh lateks harus dibuka dengan cara mengiris kulit pohon karet tetapi jangan sampai menyentuh kambium. Maka dalam melakukan penyadapan diperlukan ketelitian dan keterampilan khusus agar hasil sadapan dapat menghasilkan produksi yang maksimal.

Gambar

Tabel 2.1 Komposisi Lateks Segar
Tabel 2.2  Norma pemakaian kulit  Frekuensi
Tabel 2.3. Sistem Eksploitas Tanaman Karet

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan pemungutan suara pada Pemilihan Lurah ..….…..Kapanewon ……….Kabupaten Kulon Progo pada hari ……… tanggal………… telah berlangsung dengan aman,

3) KPA Satker memilih submenu Pembukaan Rekening pada Menu Transaksi, dan melakukan approve pada nomor surat yang sebelumnya sudah dibentuk. Kemudian klik Approve.. 4) Staff KPPN

Kecenderungan realisasi belanja modal yang semakin meningkat disebabkan oleh adanya keinginan pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kemajuan

Dapat dilihat bahwa di setiap saat, grafik amplitudo sel[1,1] pada simulasi tanpa anomali (warna merah) selalu lebih tinggi daripada grafik simulasi dengan anomali.

Sementara untuk tujuan makalah ini adalah merancang Sinkronisasi dan CS pada audio watermarking, menganalisis kualitas audio yang sudah disisipkan watermark dibandingkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metoda isothermal furnace dapat digunakan untuk melakukan perhitungan energi aktivasi pembakaran seperti halnya metoda thermogravimetry,

Upacara Uleak dalam bahasa Suku Bangsa Rejang disebut juga dengan alek atau umbung (yang berarti pekerjaan atau kegiatan yang diaturr selama pesta

 Walau pun sedang menjalani pemeriksaan bersama dengan seseorang dari departemen lain, pihak luar atau bahkan presiden sekali pun atau setiap orang yang pada