DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING
WPK 1113
Psikologi Kognitif
Pembelajaran Secara Saintifik Berkaitan Dengan Minda Manusia
(Minggu 1)
Pensyarah:
Objektif Pembelajaran
Di akhir modul para peserta:
1. Memahami apakah yang dimaksudkan dengan teori Psikologi kognitif dan bagaimana ianya dapat memberi kesan terhadap proses kaunseling.
2. Memahami hubungkait konsep psikologi kognitif dalam menangani permasalahan klien.
3. Mengetahui sejarah psikologi kognitif dari perspektif Barat dan Islam dan bagaimana ianya dapat diintergrasikan di dalam proses kaunseling.
PENGENALAN PSIKOLOGI KOGNITIF
Teori fokus
pada dunia
persepsi
pemikiran ingatan
manusia
Menggambarkan individu sebagai proses maklumat ygaktif Menyerupai metafora dunia computer.
Sering digunakan untuk menjelaskan proses-proses kognitif
Pandangan psikologi kognitif cara individu menambahkan
maklumat menentukan
pencapaian tahap kefahaman mereka
Sejarah Psikologi Kognitif
Aristoteles Plato
Awal Sejarah Psikologi Kognitif
Perspektif Empiris
John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori
“Tabula Rasa”
Perspektif Nativis
Ditentukan oleh pembawaan sejak lahir dan genetik dari kedua orang
tua. Schopenhauer (1788-1860) berpendapat bahwa bayi itu lahir
sudah lengkap dengan
pembawaan baik atau pun buruk
Pengetahuan diperoleh
dari pengalaman
sepanjang hidup.
Manusia dilahirkan
dengan pengetahuan
yang tersimpan di otaknya.
Awal Sejarah Psikologi Kognitif
Abad 18
• Penganut Empirisme (George Berkeley, David Hume, James Mill, &
John Stuart Mill) representasi internal terdiri dari 3 jenis: peristiwa sensorik langsung, peristiwa yang disimpan dalam memori,
transformasi dari peristiwa-peristiwa ini dalam proses berfikir.
• David Hume (1860-an) representasi internal dibentuk berdasarkan
peraturan dapat didefinisikan dan formasi serta transformasi tersebut memerlukan waktu dan usaha. Asumsi Hume ini berlandaskan
Awal Sejarah Psikologi Kognitif
Abad 19
•
Wundt (Jerman) & Titchener (Amerika) menekankan struktur
representasi mental melalui penelitian mereka dengan
peninjauan/muhasabah diri)
•
Brentano (Austria) menekankan proses atau tindakan dari
representasi mental.
•
F.C Donders & James Cattell mengadakan eksperimen
berkaitan dengan persepsi terhadap tampilan visual
menerbitkan laporan eksperimen awal munculnya disiplin ilmu
formal baru (psikologi kognitif)
Awal Sejarah Psikologi Kognitif
Abad 19
William James
mendirikan laboratorium psikologi pertama di
Universitas Harvard, Amerika.
Abad 20
Edward C. Tolman (1932)
mengembangkan konsep peta
kognitif berdasarkan eksperimen tikus untuk menemukan
makanan.
Awal Sejarah Psikologi Kognitif
Abad 20
•
Sir Frederick Bartlett (1932)
Menulis Remembering
•
Meneliti memori manusia Apa yang diingat terkait dengan
kesan keseluruhan yang didapat dari sebuah cerita atau
pengalaman.
•
1956 Lahir gelombang revolusi kognitif
•
George miller (1956) pionir evaluasi empiris terhadap kognisi.
•
Ulrich Neisser (1960-an) menulis buku teks psikologi kognitif yang
pertama.
Psikologi Kognitif Dalam
Perspektif Islam
• Bermula dari Akal yg merupakan kurniaan Allah s.w.t. yang paling besar bagi manusia.
• Manusia yg berakal dan berilmu saja yang dapat mengambil pelajaran dari penciptaan langit dan bumi sebagaiman di dalam surah al-Ankabut ayat 49:
Al-Quran tetap datangnya dari Allah dengan tidak syak lagi) bahkan ia ayat-ayat keterangan yang jelas nyata, yang terpelihara di dalam dada orang-orang yang berilmu; dan tiadalah yang mengingkari
Psikologi Kognitif Dalam Perspektif Islam
• Walaupun ahli psikologi mempercayai bahawa kejiwaan dan tingkahlaku manusia banyak dipengaruhi oleh faktor kognitif yang merupakan pusat berfikir (akal) dan menjadi penggerak jiwa dan tingkah laku manusia.
• Namun psikologi Islam berkaitan dengan kognitif tidak memusatkan otak sebagai sebab dalam proses berfikir. Menurut Al-Ghazali banyak elemen yang ada disamping otak iaitu nafsu dan hati nurani atau qalb.
• Di dalam al-Quran sendiri perkataan Aql tidak disebut dalam kata benda tetapi sebagi kata kerja seperti ‘afala ta’kiluun’,afala tatafakarunn’, afala tatadabbaruun’. Ini menunjukkan bahwa berfikir itu merupakan sebuah proses kerja dan pusatnya adalah di hati dan hati itu adanya didalam dada. Sebagaimana
dalam al-Qur’an surah al-Hajj ayat 46.
Oleh itu, bukankah ada baiknya mereka mengembara di muka bumi supaya dengan melihat kesankesan yang tersebut -mereka menjadi orang-orang yang ada hati yang dengannya -mereka dapat memahami, atau ada telinga yang dengannya mereka dapat mendengar? (Tetapi kalaulah mereka mengembara pun tidak juga berguna) kerana keadaan yang sebenarnya
Perkembangan Psikologi kognitif
sabagai ilmu mengenai pemprosesan
informasi
Psikologi kognitif meliputi:
• cara memperoleh & memproses informasi mengenai
dunia,
• cara informasi itu disimpan & di proses oleh otak,
• cara menyelesaikan masalah,
• berfikir & menyusun bahasa, dan
• bagaimana proses-proses ini ditampilkan dalam
perilaku yang dapat diamati.
Psikologi kognitif adalah
ilmu mengenai pemprosesan
Konsep Psikologi Kognitif
Skemata – iaitu idea yg menggambarkan rangka
kerja mental
Tujuannya adalah untuk pemahaman, pembetukan
ingatan
Pandangan & pengetahuan direka apabila
seseorang itu menghadapi situasi baru
Konsep Kognitif berlandaskan sifat
Fathonah Rasulullah s.a.w
1. The man of wisdom.
Mereka tidak hanya menguasai dan terampil melaksanakan tugas, tetapi juga sangat berdedikasi dan dibekali dengan hikmah kebijakan (al-Baqarah ; 269)
Allah memberikan Hikmat kebijaksanaan (ilmu yang berguna) kepada sesiapa yang dikehendakiNya (menurut aturan yang ditentukanNya). Dan sesiapa yang diberikan hikmat itu maka sesungguhnya ia telah diberikan kebaikan yang banyak. Dan tiadalah yang dapat mengambil pengajaran (dan peringatan)
Konsep Kognitif berlandaskan sifat
Fathonah Rasulullah s.a.w
2. High in integrity.
Mereka sangat bersungguh-sungguh dalam segala hal, khususnya dalam meningkatkan kualiti keilmuan dirinya. Mereka tidak hanya memikirkan apa yang dilihat sahaja, tetapi mampu melihat apa di sebaliknya yang melalui proses perenungan atau tafakur (Al-Imran ;190)
Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi, dan pada pertukaran malam dan siang, ada tanda-tanda (kekuasaan, kebijaksanaan, dan keluasan rahmat Allah) bagi
Konsep Kognitif berlandaskan sifat
Fathonah Rasulullah s.a.w
3. Willingness to learn.
Mereka memilki motivasi yang sangat kuat untuk terus belajar dan
mampu mengambil pelajaran dari setiap peristiwa yang dihadapinya. (Yusuf ; 111)
Demi sesungguhnya, kisah Nabi-nabi itu mengandungi pelajaran yang mendatangkan iktibar bagi orang-orang yang mempunyai akal fikiran. (Kisah Nabi-nabi yang terkandung dalam Al-Quran) bukanlah ia cerita-cerita yang diada-adakan, tetapi ia mengesahkan apa yang tersebut di dalam Kitab-kitab ugama yang terdahulu daripadanya, dan ia sebagai keterangan yang menjelaskan tiap-tiap sesuatu, serta menjadi hidayah petunjuk dan rahmat bagi kaum yang (mahu) beriman (Yusuf:111)
Konsep Kognitif berlandaskan sifat
Fathonah Rasulullah s.a.w
4. Proactive stance.
Mereka bersikap proaktif, ingin memberikan kontribusi positif bagi
persekitannya. Melalui pengalaman dan kemampuan dirinya,ia telah menjadikannya sebagai role model yang mampu mengambil keputusan yang terbaik dan manjauhi hal-hal yang akan merugikan (al-Ma’idah ; 100)
Katakanlah (wahai Muhammad): "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, walaupun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu. Oleh itu bertaqwalah kepada Allah wahai
5. Faith in God.
Mereka sangat mencintai Allah s.w.t. dan dengan itu selalu mendapatkan
petunjuk dari-Nya. Hidupnya bagaikan telah diatur Allah sehingga tumbuh rasa optimis untuk menjadikan Allah sebagai tempat dirinya bersandar atau
bertawakal (Al Imran :30)
Konsep Kognitif berlandaskan sifat
Fathonah Rasulullah s.a.w
(Ingatlah) hari (kiamat yang padanya) tiap-tiap seorang akan mendapati apa sahaja kebaikan yang telah
dikerjakannya, sedia (dibentangkan kepadanya dalam surat-surat amalnya); dan demikian juga apa sahaja kejahatan yang telah dikerjakannya. (ketika itu tiap-tiap orang yang bersalah) ingin kalau ada jarak yang
jauh di antaranya dengan amalnya yang jahat itu. Dan Allah perintahkan supaya kamu beringat-ingat terhadap kekuasaan diriNya (menyeksa kamu). Dan (ingatlah juga), Allah Amat belas kasihan kepada
Konsep Kognitif berlandaskan sifat
Fathonah Rasulullah s.a.w
6. Creditabel and reputable.
Mereka selalu berusaha untuk menempatkan dirinya sebagai yang dapat dipercayai sehingga tidak pernah mengingkari janji atau
menghianati amanah yang dipertanggungjawabkan kepada dirinya (Ar-Ra’d: 19)
Maka adakah orang yang mengetahui bahawa Al-Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu (wahai Muhammad) perkara yang benar, sama dengan orang yang buta matahatinya? Sesungguhnya orang-orang yang mahu
7. Being the best.
Selalu ingin menjadikan dirinya sebagai tauladan (the excellent exemplary) dan menampilkan yang terbaik (Al Imran:110)
Konsep Kognitif berlandaskan sifat
Fathonah Rasulullah s.a.w
Kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (kerana) kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan melarang daripada
segala perkara yang salah (buruk dan keji), serta kamu pula beriman kepada Allah (dengan sebenar-benar iman). Dan kalaulah Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) itu beriman (sebagaimana yang semestinya), tentulah (iman) itu menjadi baik bagi mereka. (Tetapi) di antara mereka ada
8. Empathy and Compassion.
Mereka menaruh cinta kepada orang lain sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri (at-Taubah ; 128)
Konsep Kognitif berlandaskan sifat
Fathonah Rasulullah s.a.w
Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang Rasul dari golongan kamu sendiri (iaitu Nabi Muhammad s.a.w), yang menjadi sangat berat kepadanya sebarang kesusahan yang ditanggung
oleh kamu, yang sangat tamak (inginkan) kebaikan bagi kamu, (dan) ia pula menumpahkan perasaan belas serta kasih sayangnya kepada orang-orang yang beriman (At-Taubah:128)
Konsep Kognitif berlandaskan sifat
Fathonah Rasulullah s.a.w
9. Emotional maturity.
Mereka memilki kedewasaan emosi, tabah, dan tidak pernah mengenal kata menyerah serta mampu mengendalikan diri dan tidak pernah
terperangkap dalam keputusan yang emosional (Luqman ; 17)
"Wahai anak kesayanganku, dirikanlah sembahyang, dan suruhlah berbuat kebaikan, serta laranglah daripada melakukan perbuatan yang mungkar, dan bersabarlah atas segala bala bencana yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu adalah dari
Konsep Kognitif berlandaskan sifat Fathonah
Rasulullah s.a.w
10. Balance
Mereka memiliki jiwa yang tenang, sebagaimana dalam Al-Qur’an sebagai nafsul muthmainah (al-Fajr: 27 & asy-Syuraa ; 89)
(Setelah menerangkan akibat orang-orang yang tidak menghiraukan akhirat, Tuhan
menyatakan bahawa orang-orang yang beriman dan beramal soleh akan disambut dengan kata-kata): "Wahai orang yang mempunyai jiwa yang sentiasa tenang tetap
dengan kepercayaan dan bawaan baiknya! (al Fajr:27)
"Kecuali (harta benda dan anak-pinak) orang-orang yang datang mengadap Allah dengan hati yang selamat sejahtera (dari syirik dan penyakit munafik) As-Syuraa:89
Konsep Kognitif berlandaskan sifat
Fathonah Rasulullah s.a.w
11. Sense of mission.
Mereka memiliki arah tujuan atau misi yang jelas dalam kehidupannya. (at-Taubah ; 33)
Dia lah yang telah mengutus RasulNya (Muhammad) dengan membawa petunjuk dan ugama yang benar (ugama Islam), untuk dimenangkan dan ditinggikannya atas segala
Konsep Kognitif berlandaskan sifat
Fathonah Rasulullah s.a.w
12. Sense of competition.
Mereka memiliki sikap untuk bersaing dengan sehat, kerana mereka sadar bahwa setiap umat perlu memiliki arah (kiblat) dan martabatnya dengan memilki sense of competition (al-Baqarah ; 148).
Dan bagi tiap-tiap umat ada arah (kiblat) yang masing-masing menujunya; oleh itu berlumba-lumbalah kamu mengerjakan kebaikan; kerana di mana sahaja kamu berada maka Allah tetap akan membawa kamu semua (berhimpun pada hari kiamat untuk menerima balasan); sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
Psikologi Kognitif
(Kaitan Dengan Hadis)
• Befirkir adalah hal yang membezakan Allah dengan ciptaan yang lainnya kerana Allah menciptakan manusia dengan akal dan fikiran untuk dapat membezakan hal yang baik dan hal yang buruk
sebagaimana yang terdapat di dalam hadis:
Agama adalah bagi orang yang berakal dan tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal (HR.Bukhari)
Psikologi Kognitif
(Kaitan Dengan Hadis)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya Allah s.w.t. berfirman: “Aku tergantung prasangka hambaKu terhadapKU, dan aku bersamanya jika ia
mengingatiKu, jika ia mengingatKu di dalam hatinya maka aku mengingatinya di dalam hatiKu, dan jika ia mengingatKu dalam suatu kelompok maka Aku mengingatninya dalam
kelompok yang lebih bai dari mereka, dan jika ia mendekat sejengkal maka Aku mendekat padanya sehasta, jika ia mendekati sehasta maka Aku mendekat padanya sedepa, dan jika ia mendekati padaKu dengan berjalan maka Aku mendekat padanya
Penjelasan
Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka lihatlah seberapa tinggi kedudukan Allah dalam hatinya. Demikian pula, siapa yang ingin mengetahui seberapa dekat Allah dengan dirinya, maka lihatlah seberapa dekat Allah dengan hatinya.
Dalam hadis ini tersirat sebuah ajakan dari Rasulullah s.a.w agar kita berusaha selalu dekat dengan Allah SWT, berbaik sangka (husnudzan) dan tidak berburuk sangka
(su’udzhan) kepada-Nya, kerana Allah SWT “berbuat” sesuai prasangka hamba-Nya. Bila seorang hamba berprasangka bahwa Allah itu jauh, maka Allah pun akan
“menjauh”, sebaliknya bila ia berprasangka bahwa Allah itu dekat, maka Allah pun akan “mendekat” kepadanya.
Berlandaskan hadis ini Rasulullah s.a.w mengajarkan umatnya untuk selalu
berfikir positif dalam segala hal, kerana semua kejadian, berada sepenuhnya dalam penentuan Allah SWT dan terjadi kerana izin-Nya. Dengan berfikir positif, seseorang akan mampu menyingkapi setiap kejadian dengan cara terbaik dan berjaya di dalam mencorak kehidupan dan pemikiran yang baik di dunia, alam barzaq dan akhirat.
Daftar Pustaka
Al-Qur’an dan Terjemah, Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2005.
Littlejohn, Stephen W, Karen A. Foss, Teori Komunikasi, Ed. 9, Jakarta: Salemba Humanika, 2008.
Mubarok, Achmad, Psikologi Islam: Kearifan dan Kecerdasan Hidup, Jakarta: The III Indonesia, 2009.