LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN
BO
BONE NE DEFDEFECT ECT AKAKIBAIBAT T INFINFAARK RK PAPASCA SCA HAHAEMOEMORAGRAGIKIK
Oleh: Rosdiana Diah Paramita / 120624303 Oleh: Rosdiana Diah Paramita / 120624303
A
A De!De!iniinisisi Bone defect
Bone defect atau defek tulang adalah kondisi serius yang muncul setelah proses patologis yangatau defek tulang adalah kondisi serius yang muncul setelah proses patologis yang telah merusak komponen vital tulang (Smrke, et al. 2013). Kondisi ini digamarkan dengan telah merusak komponen vital tulang (Smrke, et al. 2013). Kondisi ini digamarkan dengan kurangnya !aringan tulang, kerusakan vaskuler dan dikelilingi oleh !aringan firosis. "tiologi kurangnya !aringan tulang, kerusakan vaskuler dan dikelilingi oleh !aringan firosis. "tiologi yang paling sering adalah trauma erleih dan infeksi.
yang paling sering adalah trauma erleih dan infeksi. Bone defect Bone defect !uga !uga dapat dapat diseakan olehdiseakan oleh osteomielitis yang merusak !aringan tulang dan menyisakan komponen non#vital di sisa tulang. osteomielitis yang merusak !aringan tulang dan menyisakan komponen non#vital di sisa tulang. Bone
Bone defectdefect pada pada kranial$tengkorak kranial$tengkorak dapat dapat erdampak erdampak pada pada otak otak dan dan eragai eragai sistem sistem yang yang adaada didalamnya.
didalamnya.
"tro#e Hemora$i# "tro#e Hemora$i#
Stroke hemoragik adalah stroke akiat pecahnya pemuluh darah sereral dengan perdarahan ke Stroke hemoragik adalah stroke akiat pecahnya pemuluh darah sereral dengan perdarahan ke dalam !aringan otak atau ruang sekitar otak yang mengakiatkan penekanan se!umlah volume dalam !aringan otak atau ruang sekitar otak yang mengakiatkan penekanan se!umlah volume darah ke otak yang menyeakan kerusakan pada lous otak yang tertekan dan menurunnya darah ke otak yang menyeakan kerusakan pada lous otak yang tertekan dan menurunnya suplai darah ke !aringan otak (Smelt%er & 'are, 2002).
suplai darah ke !aringan otak (Smelt%er & 'are, 2002).
%
% PatoPato!isio!isiolo$ilo$i
Stroke hemoragik ter!adi karena adanya hematoma di dalam kranial (epidural, sudural, atau Stroke hemoragik ter!adi karena adanya hematoma di dalam kranial (epidural, sudural, atau intrasereral). Stroke hemarogik sering kali ter!adi secara tia#tia, seperti saat ter!adi cedera intrasereral). Stroke hemarogik sering kali ter!adi secara tia#tia, seperti saat ter!adi cedera kepala. "kstravasasi darah ter!adi di daerah otak dan$atau suarakhnoid, sehingga !aringan yang kepala. "kstravasasi darah ter!adi di daerah otak dan$atau suarakhnoid, sehingga !aringan yang terletak di dekatnya akan tergeser dan tertekan. aerah distal dari tempat dinding arteri pecah terletak di dekatnya akan tergeser dan tertekan. aerah distal dari tempat dinding arteri pecah tidak lagi mendapat darah sehingga daerah terseut men!adi iskemik dan kemudian men!adi tidak lagi mendapat darah sehingga daerah terseut men!adi iskemik dan kemudian men!adi infark yang tersiram darah ekstravasal hasil perdarahan. aerah infark itu tidak erfungsi lagi infark yang tersiram darah ekstravasal hasil perdarahan. aerah infark itu tidak erfungsi lagi sehin
sehingga gga menimmenimulkaulkan n deficit neurologideficit neurologik, k, yang iasanya yang iasanya menimmenimulkaulkan n hemiphemiparalisisaralisis. . anan darahekstravasal yang tertimun intrasereral menyeakan hematom yang cepat menimulkan darahekstravasal yang tertimun intrasereral menyeakan hematom yang cepat menimulkan kompresi terhadap seluruh isi tengkorak erikut agian rostral atang otak. arah erkumpul di kompresi terhadap seluruh isi tengkorak erikut agian rostral atang otak. arah erkumpul di da
dalam lam ruruanang g epepididurural al (ek(ekstrstradadururalal) ) di di anantatara ra tetengngkokorak rak dadan n dudura. ra. KeKeadadaaaan n inini i iiasaasanynyaa diseakan dari fraktur tulang tengkorak yang menyeakan arteri meningeal putus atau rusak diseakan dari fraktur tulang tengkorak yang menyeakan arteri meningeal putus atau rusak (lasera
(laserasi), adanya penekanan pada otak si), adanya penekanan pada otak dari arteri dari arteri ini menyeaini menyeakan hemoragikan hemoragik. k. ada saat ada saat otak otak yang rusak memengkak atau ter!adi penumpukan darah yang cepat, menyeakan peningkatan yang rusak memengkak atau ter!adi penumpukan darah yang cepat, menyeakan peningkatan tek
tekanaanan n intintrkrrkranianial al (*+(*+K). K). kkiaiat t dardari i penpeningingkatkatan an *+K *+K dan dan edeedema ma seresereraral l menmenyeyeaakankan !aringan
!aringan otak otak dan dan struktur struktur internal internal otak otak men!adi men!adi kaku. kaku. eruahan eruahan posisi posisi ke ke a-ah a-ah atau atau laterallateral ((herniasiherniasi) ) teterhrhadadap ap ststruruktktur ur yyanang g kakaku ku memeninimmululkakan n isiskekemmiaia,, in!ar# in!ar# , , kekerurusaksakan an ototak ak
ireversile, dan kematian. *er!adinya de!isit ne&rolo$is menyeakan pasien mengalami anosmia (tidak dapat mencium au#auan), anormalitas gangguan mata, defisit neurologik (afasia, defek memori, ke!ang postraumatik, epilepsi). asien !uga akan mengalami penurunan psikologis dan kadang menun!ukkan sikap mela-an, emosi lail, tidak malu ataupun perilaku
agresif.
' Anatomi dan (isiolo$i
amar 1. natomi /tak ")"*E+ "ARA( PU"A*
,""P-apisan paling luar sererum diseut korteks sereri, tealnya sekitar 2# mm yang tersusun atas sustansia grisea (didominasi oleh adan sel saraf dan dendrit) yang terentuk dalam kelokan#kelokan, atau girus ('lack & a-ks, 201). ekukan dangkal diantara girus (sulkus) memagi korteks sereri men!adi empat lous4 frontalis, parietalis, oksipitalis, dan temporalis. /tak diagi men!adi tiga agian esar sererum, sereelum, dan atang otak yang erada dalam satu agian struktur tulang yang diseut tengkorak.
5etaolisme otak merupakan proses tetap dan kontinu, tanpa ada masa istirahat. 'ila aliran darah terhenti 10 detik sa!a, maka kesadaran dapat hilang, dan penghentian dalam eerapa menit sa!a dapat menimulkan kerusakan permanen. ipoglekimia yang erkepan!angan !uga merusak !aringan otak. (5utta6in, 2007). /ksigen yang di konsumsi oleh manusia rerata adalah sekitar 3, m$100 g otak$mnt (8 m$ mnt untuk keseluruhan otak) pada orang de-asa. ngka ini mencerminkan sekitar 209 dari konsumsi /2 tuuh total pada keadaan istirahat. /tak sangat
peka terhadap hipoksia, dan sumatan terhadap aliran darah -alaupun hanya selama 10 detik dapat menyeakan pingsan. 'ila pasokan darah ke suatu agian otak terganggu, iskemia yang merusak atau mematikan sel#sel di daerah terseut akan ter!adi dan menimulkan ge!ala dan tanda stroke (anong, 2007).
+EDULA "P)NAL)"
5edula spinalis adalah suatu silinder pan!ang !aringan saraf yang er!alan dari atang otak. Struktur ini memiliki pan!ang cm dan garis tengah 2 cm (seukuran !empol). ari medula spinalis keluar pasangan#pasangan nervus spinalis melalui ruang#ruang yang terentuk antara lengkung tulang. :ervus spinalis dieri nama sesuai agian tempat keluarnya, yakni terdapat 7 pasang nervus servikalis (leher), 12 pasang nervus torakalis (dada), pasang nervus lumalis
(perut), pasang nervus sakralis (panggul), dan 1 pasang nervus koksigeus (tuang ekor). :ervus spinalis erhuungan dengan kedua sisi medula spinalis melalui akar dorsal dan akar ventral. Serat aferen yang mema-a sinyal datang dari reseptor perifer masuk ke medula spinalis melalui akar dorsal, sementara adan sel untuk neuron eferen mengirim akson keluar melalui akar ventral. 5edula spinalis memiliki dua fungsi utama, yakni (1) seagai penghuung untuk transmisi informasi antara otak dan agian tuuh lainnya dan (2) mengintegrasikan aktivitas refleks antara masukan aferen dan keluaran eferen tanpa meliatkan otak atau diseut refleks spinal (Sher-ood, 2003).
")"*E+ "ARA( *EP) a- "ara! ".inal
*erdapat 31 pasang saraf spinal. Setiap saraf memiliki agian posterior dan anterior. 'agian posterior mema-a informasi sensori (sensasi) ke tulang elakang (aferen), sedangkan agian anterior mentransmisikan impuls (moilitas) ke otot (eferen).
Nama sara! *em.at sara!
(&n$si
"ara! seri#s ;1 # ;7 5enggerakkan otot leher, kepala, dan toraks, diafragma. "ara! tora#s *1 # *12 5ensuplai lengan atas dan eerapa otot leher dan ahu "ara! l&mal 1 # 5enginervasi kulit, otot dinding adomen, paha, dan genital
eksternal.
"ara! sa#ral S1 # S 5enginervasi anggota gerak a-ah, okokng, dan regia perineal.
"ara! #o#si#s S 5ensuplai regia koksiks. - "ara! ranial
Saraf kranial ++, +++, +<, dan +< penting untuk pengka!ian pada pasien stroke. No Nama sara! enis (&n$si
) /lfaktori Sensori *empat persepsi indra penciuman. )) /ptik Sensori *empat persepsi indra penglihatan
))) /kulomotorik 5otorik enggerak seagian esar otot mata, penggerak ola mata, pemuka kelopak mata, penguah
teal lensa mata, penyempitan pupil
) *roklear 5otorik enggerak eerapa otot mata (oliks superior) *rigeminal aungan Sensori4 menerima rangsang dari -a!ah untuk
diproses di otak seagai sentuhan.
5otorik4 menggerakkan rahang, mengunyah ) dusen 5otorik duksi mata
) )
=asial aungan Sensori4 menerima rangsang dari agian anterior lidah untuk diproses di otak seagai sensasi rasa 5otorik4 mengendalikan otot -a!ah untuk menciptakan ekspresi -a!ah, menangis, meludah )
))
<estiulokokle #aris$ uditori
Sensori 5engendalikan keseimangan, menerima rangsang untuk diproses seagai suara
) losofaringeal aungan Sensori4 menerima rangsang dari agian posterior lidah untuk diproses di otak seagai
sensasi rasa
5otorik4 tekanan darah, icara, menelan
<agus aungan Sensori4 menerima rangsang dari organ dalam (paru#paru, lamung, aorta, laring)
5otorik4 mengendalikan organ#organ dalam hampir semua organ toraks dan adomen (!antung, lamung, usus halus, laring, kerongkongan)
) ksesoriSpinal 5otorik 5engendalikan pergerakkan kepala dan toraks )) ipoglosal 5otorik 5engendalikan pergerakkan lidah
amar 2. Saraf Spinal amar 3. Saraf Kranial +ani!estasi linis
5anifestasi klinis ergantung pada lokasi defek, ukuran area yang tidak mendapat perfusi darah secara adekuat, dan !umlah aliran darah. asien yang sadar umumnya melaporkan sakit kepala erat. 'erikut eerapa tanda dan ge!ala yang dapat muncul (Smelt%er, 'are, inkle, & ;heever,
2010)4
- Keingungan atau peruahan status mental
- 5ati rasa atau kelemahan pada -a!ah, lengan, atau kaki, khususnya pada satu sisi - Kerusakan ericara atau memahami pemicaraan
- angguan penglihatan
- Kesulitan er!alan, pusing, kehilangan keseimangan atau kordinasi - *rias peningkatan *+K4 sakit kepala heat, papiledema, muntah proyektil
Pen$#a5ian
Keluhan utama yang sering dialami klien yaitu kelemahan anggota gerak seelah adan, icara pelo, tidak dapat erkomunikasi, dan penurunan tingkat kesadaran.
1) >i-ayat penyakit
a) >i-ayat penyakit saat ini4 'erfokus pada penggalian data erupa alasan klien masuk rumah sakit, kapan timulnya, dan lamanya serangan.
) >i-ayat penyakit terdahulu4 'erfokus pada penggalian data yang mengarah pada faktor risiko antara lain adanya ri-ayat hipertensi, stroke seelumnya, diaetes melitus, penyakit !antung, anemia, ri-ayat trauma kepala, dan kegemukan. danya ri-ayat
merokok, penggunaan alkohol, dan penggunaan oat kontrasepsi oral.
c) >i-ayat penyakit keluarga4 'iasanya ada ri-ayat keluarga yang menderita hipertensi, diaetes mellitus, atau adanya ri-ayat stroke dari generasi seelumnya.
2) Keiasaan hidup sehari#hari
Keiasaan atau gaya hidup merupakan faktor risiko stroke atau dapat mempercepat proses stroke diantaranya keiasaan merokok, pola makan tinggi lemak dan kurang serat, penggunaan alkohol, dan penggunaan oat kontrasepsi oral.
3) engetahuan klien atau keluarga
engetahuan klien atau keluarga tentang pengertian dan penyea, faktor risiko stroke, tingkat pengetahuan, dan kemauan untuk ela!ar.
Pemeri#saan (isi#
1) '1 ( Breathing )4 +nspeksi didapatkan klien atuk, peningkatan produksi sputum, sesak napas, penggunaan otot antu napas, dan peningkatan frekuensi pernapasan. uskultasi unyi napas tamahan dengan peningkatan produksi sekret dan kemampuan atuk yang
menurun dengan penurunan tingkat kesadaran (koma).
2) '2 ( Blood )4 engka!ian pada sistem kardiovaskular didapatkan syok hipovolemik. * iasanya ter!adi peningkatan dan isa terdapat adanya hipertensi masif * ? 200mmg. 3) '3 ( Brain)4
a) *ingkat kesadaran4 emeriksaan kesadaran penderita stroke dinilai erdasarkan Glasgow Coma Scale (;S). spek penilaian ;S terdiri atas tiga komponen utama, yaitu kesadaran penderita, orientasi penderita terhadap lingkungan sekitar, dan
kemampuan penderita mengikuti perintah dokter. enilaian ;S dilakukan melalui sistem skoring yakni antara 3#1. 5elalui penilaian ;S, penderita dikategorikan ke dalam tiga kelompok, yaitu4 sadar dan orientasi terhadap lingkungan aik serta dapat mengikuti perintah dengan aik merupakan skor tertinggi 1, somnolen (mengantuk hingga koma) ditandai dengan skor antara #1, dan koma (tidak sadarkan diri) ditandai dengan skor 3.
Pen$#a5ian sara! #ranial
No Nama sara! 'ara +emeri#sa
) /lfaktori pe!amkan mata dan minta memedakan au yg dirasakan (kopi, teh, dll). )) /ptik dengan snelend card, klien diminta mengenali enda yang letaknya !auh,
misalnya !am dinding dan ditanyakan pukul erapa, memaca huruf#huruf yang ada di koran atau di uku, dan periksa lapang pandang.
))) /kulomotorik *es putaran ola mata, menggerakan kon!ungtiva, refleks pupil dan inspeksi kelopak mata.
) *roklear Sama seperti nervus +++
*rigeminal 5enggerakan rahang ke semua sisi, klien meme!amkan mata, sentuh dengan kapas pada dahi atau pipi. 5enyentuh permukaan kornea dengan kapas.
) dusen sama seperti nervus +++.
)) =asial Senyum, ersiul, mengangkat alis mata, menutup kelopak mata dengan tahanan, men!ulurkan lidah
))) <estiulokokl earis$uditori
*es -eer dan rinne, tes keseimangan, minta klien erdiri dengan mata ditutup
) loso# faringeal
5emedakan rasa manis dan asam, meminta klien minum untuk melihat fungsi menelan
<agus 5emakan makanan padat, lunak dan menelan air, klien menelan saliva, diminta mengucap ahh, memuka mulut
) ksesori Spinal
5enggerakan ahu dan lakukan tahanan samil klien mela-an tahanan terseut.
)) ipoglosal 5en!ulurkan lidah dan menggerakan dari sisi ke sisi.
) ' ( Bladder )4 Setelah stroke mungkin mengalami inkontinensi urin sementara, ketidakmampuan mengomunikasikan keutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan kontrol motorik dan postural.
) ' ( Bowel )4 idapatkan keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual dan muntah pada fase akut.
@) '@ ( Bone)4 5engalami hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang erla-anan, hemiparesis (kelemahan salah satu sisi tuuh), kulit tampak pucat karena kekurangan oksigen dan tugor kulit akan uruk karena kekurangan cairan, kesukaran untuk eraktivitas karena lemah, dan ka!i tanda#tanda dekuitus.
Pen$#a5ian Dia$nosti#
1. Angiografi serebral 4 memantu menentukan penyea stroke secara spesifik. Seperti4 perdarahan, atau ostruksi arteri, adanya titik oklusi atau rupture.
2. CT Scan 4 memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia dan adanya infark, ;atatan4 mungkin tidak dengan segera menun!ukkan semua peruahan terseut.
3. Lumbal pungsi4 menun!ukkan adanya tekanan normal dan iasanya ada tromosis, emoli sreral, dan *+. *ekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menun!ukkan adanya hemoragik susrakhnoid atau perdarahan intra cranial. Kadar protein total meningkat pada kasus tromosis sehuungan adanya proses inflamasi.
. MRI 4 menun!ukkan daerah yang mengalami infark, hemoragik, malformasi arteriovena (5<).
. Altrasonografi opler 4 mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah system karotis Baliran darah$ muncul plakC arterioskerotik)
@. G 4 mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelomang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
D. Sinar ! tengkorak 4 menggamarkan peruahan kelen!ar lempeng pineal daerah yang erla-anan dari massa yang meluas 4 kalsifikasi karotis interna terdapat pada tromosis
sereralE kalsifikasi dinding parsial dinding aneurisma pada perdarahan suarakhnoid.
Dia$nosa e.eraatan
a. >isiko ketidakefektifan perfusi !aringan sereral
. risiko cidera
c. angguan moilitas fisik d. angguan komunikasi veral e. angguan menelan
Re!erensi
'lack, F.5 & a-ks, F. . (201). "eperwatan medikal bedah# Fakarta4 Salema 5edia
'runner, S.;., 'are, '.., inkle, F.., & ;heever, K.. (2010). Brunner $ suddarth%s te&tbook of medical surgical nursing# '(th edition# hiladelphia4 ippincott Gilliams & Gilkins
oenges ", 5arilynn, dkk. (2010). Rencana Asuhan "eperawatan) *edoman +ntuk *erencanaan dan *endokumentasian *erawatan *asien (ed. 7). Fakarta4 enerit 'uku Kedokteran ";.
5utta6in, rif. (2007). Buku A,ar Asuhan "eperawatan "lien dengan Gangguan Sistem *ersarafan. Fakarta4 Salema 5edika
Sher-ood, . (2008). =isiologi manusia4 -ari sel ke sistem# disi keenam. Fakarta4 ";
Smrke, ., >oHman, ., <eselko, 5., uina, '. 2013. Treatment of Bone -efects . Allogenic *latelet Gel and Autologous Bone Techni/ue disitasi dari
http4$$---.intechopen.com$ooks$regenerative#medicine#and#tissue#
engineering$treatment#of#one#defects#allogenic#platelet#gel#and#autologous#one# techni6ueIeJportas