• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan

Cimory adalah perusahaan pengolaan susu segar yang memiliki prospek yang potensial di dalam menyediakan aneka hidangan makanan dan minuman berbahan dasar susu. Selain memproduksi, Cimory memiliki peternakan dan sebuah resto yang berfungsi sebagai tempat untuk memasarkan produk hasil olahannya. PT. Cimory adalah salah satu anak perusahaan dari Macro Group yang menyediakan berbagai macam aneka pangan berbasis protein. berdirinya pada tahun 2004 di Jl Raya Puncak KM 77. Melihat respon masyarakat yang positif, maka Cimory memutuskan untuk membuka sebuah resto pada tahun 2006 untuk menyediakan produk-produk olahan yang berbahan dasar susu segar. Sampai saat ini Cimory memiliki beberapa jenis produk olahan yang diproduksi (Tabel 5).

Tabel 5. Produk olahan PT. Cimory Cisarua Bogor

No. Produk Rasa Kemasan

1. Keju

2. Susu Pasteurisasi Original 3. Susu Yoghurt

4. Yoghurt Drink Original (asam) Botol (250 ml) Stirred Yoghurt Bluebarry,

mangga,

strawberry dan jeruk

Cup (100 ml)

(2)

Gambar 3. Yoghurt Drink 250 ml Gambar 4. Stirred Yoghurt 400 ml Peternakan sapi yang menjadi sumber utama penghasil susu segar Cimory adalah KUD Giri Tani Cibereum Sukabumi , KUD Cipanas dan KUD mega mendung. Adapun standar-standar yang diberlakukan Cimory untuk semua peternaknya yaitu sesuai dengan yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI), diantaranya bakteri < 1.000.000, lemak 3,8 % dan solid 17-18%.

Pengiriman susu dilakukan sebanyak dua (2) kali sehari, yaitu pada pagi dan sore. susu dari KUD diantar ketempat produksi Cimory menggunakan mobil bermuatan kapasitas 1.000 liter, yang kemudian susu langsung diproses untuk dijadikan susu olahan berupa yoghurt. 4.1.2 Struktur Organisasi

Cimory adalah salah satu anak perusahaan dari Makro Group yang memproduksi produk dari bahan dasar susu. Makro Group memiliki Empat (4) anak perusahaan yang mengelola berbagai produk pangan berbasis protein, yaitu:

Tabel 6. Anak perusahaan Makro Group

No. Perusahaan Produk olahan

1. PT. Makroprima Panganutama Daging

2. PT. Cisarua Mountain Dairy Susu

3. PT. Java egg Specialities Telur

(3)

Struktur organisasi PT. Cimory dapat dilihat pada Lampiran 2. Tugas dan tangggungjawab dari masing-masing bagian dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pemilik saham (Owner)

Pimpinan tertinggi PT. Cimory adalah pemilik saham (Owner) yang bertanggung jawab merancang dan merencanakan sebuah produk dan sistem proses produksi yang terbaik.

2. Manajemen Bisnis

Tanggung jawab dari bagian ini adalah sebagai penerima laporan penuh dari Manajer umum, dapat dikatakan manajemen bisnis ini sebagai wakil dari pemegang saham yang berhubungan secara langsung dengan pihak-pihak manajemen atau bagian-bagian di dalam perusahaan. Selain itu, manajemen bisnis bertanggungjawab menerjemahkan tujuan umum yang ditetapkan owner kepada manajemen tingkat menengah secara lebih khusus agar semua tujuan dapat berjalan dan tercapai dengan baik.

3. Manajer Umum

Manajemen umum bertanggung jawab menerjemahkan tujuan khusus menjadi Standart Opration Prosedur (SOP) bersama dengan manajemen bisnis kepada semua manajer bagian yang ada di bawahnya, yaitu Manajer Researh Inovation Quality Asurance (RIQA), Manajer keuangan, Manajer gudang, Manajer produksi, Manajer pemeliharaan (Maintenance). Selain itu, bertanggungjawab mengenai keseimbangan sistem dimasing-masing bagian secara menyeluruh dengan cara menganalisis laporan-laporan yang diberikan oleh semua manajer bagian.

(4)

Bertanggung jawab pada inovasi dan mutu dari sebuah produk yang dihasilkan PT. Cimory melalui penelitian yang dilakukan setiap harinya. RIQA memiliki bawahan langsung, yaitu kepala bagian yang memimpin beberapa supervisor, diantaranya :

a. Supervisor Quality Control (QC), berfungsi mengawasi proses produksi dititik-titik kritis seperti memeriksa keadaan susu, saat susu sampai di tabung penerimaan susu, pada saat proses pengolahan dan disaat susu akan dipasarkan.

b. Supervisor Quality Asurance (QA), bertanggung jawab apabila terjadi masalah pada produk yang dihasilkan seperti masalah mutu susu, biasanya susu yang dihasilkan pada hari tertentu QA menyimpan sampelnya sampai produk yang dihasilkan semua habis terjual atau sampai habis batas waktu kadaluarsanya. QA ikut bertanggung jawab menjaga citra baik perusahaan dengan memeriksa semua bahan baku produk yang dikirim oleh semua pemasok seperti cup, botol dan lain sebagainya.

c. R&D (Research and Development), R&D adalah bagian dari RIQA yang bertanggungjawab mengembangkan produk yang dihasilkan agar produk yang dihasilkan tersebut diminati dan disukai oleh semua konsumen biasanya melalui sebuah penelitian, seperti pengembangan, atau penambahan rasa dari yoghurt dan lain sebagainya.

5. Manajer Keuangan

Bertanggungjawab mengawasi dan mengelola keuangan perusahaan secara menyeluruh

6. Manajer Gudang

Bertanggungjawab merencanakan dan mengendalikan bahan baku dari hilir hingga hulu atau dari barang dipesan/pengiriman purchase order (PO) hingga barang siap dikirim kepada konsumen.

(5)

7. Manajer pemeliharaan (Maintenance)

Bertanggungjawab pada mesin yang beroperasi, baik merawat, memperbaiki maupun mengganti perangkat yang rusak pada mesin. 8. Manajer Produksi

Bertanggungjawab pada proses produksi, dari bahan baku (input) tiba di mesin produksi hingga produk berubah menjadi output, misal mengatur produksi yoghurt dengan rasa yang beraneka dalam 1 (satu) hari dan mampu memastikan input dapat berubah menjadi output dengan proses yang sesuai dengan SOP. Di setiap lini produksi terdapat masing–masing foreman yang bertanggungjawab atas jenis produk yang dihasilkan yaitu : foreman produksi keju, foreman produksi kue-kue, foreman susu pasteurisasi dan foreman susu yoghurt.

Setiap foreman memiliki leader-leader disetiap jenis produk yang diproduk. Seperti leader pada lini susu yoghurt terdapat leader yoghurt drink, leader yoghurt stirred dan leader yoghurt seat. Leader ini bertanggungjawab secara langsung dengan produk yang diproduksi dan harus dapat berproduksi sesuai dengan SOP yang telah ditentukan.

4.1.3 Ketenagakerjaan

Jumlah tenaga kerja PT. Cimory Cisarua Bogor berjumlah 150 orang yang terbagi dalam 3 (tiga) shift.

Tabel 7. Jam kerja karyawan Jumlah tenaga kerja Shift Jam 50 1 (satu) 07.00-15.00 50 2 (dua) 15.00-23.00 50 3 (tiga) 23.00-07.00

(6)

Karyawan yang tersedia berjumlah 50 orang di setiap shifnya, diantaranya pekerja bagian yoghurt berjumlah 13 orang. Cimory memiliki beberapa reward untuk karyawan berprestasi seperti kenaikan gaji, ataupun pemberian bonus. Selain itu, Cimory memberikan fasilitas berlibur setiap tahunnya untuk semua karyawannya dan memiliki mobil antar jemput untuk karyawan yang bertempat tinggal jauh dari lokasi pabrik.

4.2. Supply Chain Management (SCM)

Keberhasilan Cimory dalam mengelola produknya dapat dilihat dari bagaimana Cimory mengelola rantai pasoknya dari hulu hingga hilir, yaitu dari peternak penghasil susu segar hingga pemasar tahap akhir (Gambar 5).

4.2.1 Aliran Produk

PT. Cimory memiliki beberapa pemasok susu utama yang berperan penting dalam pembuatan produk susu yoghurt. Ada 3 (tiga) pemasok yang dipercaya oleh Cimory untuk mengirimkan susu segarnya setiap hari, yaitu Usha Kecil Menengah (UKM) Giri Tani 14 ton, UKM Mega Mendung 2 ton dan Cipanas 2-2,5 ton. Pengiriman susu dilakukan sebanyak 2 (dua) kali sehari (Senin hingga hari Sabtu). Ada beberapaa kriteria yang harus dipenuhi oleh pemasok (UKM) diantaranya kadar mikroba yang memenuhi standar (< 1.000.000 CFU/ml), total solid 17-18% dan kadar lemak 3,8 %.

Pada saat susu tiba ditangki penerimaan Cimory, susu diperiksa kembali dengan uji alkohol 70% untuk mengetahui tingkat asam laktat pada susu. Selain itu, dilakukan pula uji karbonat untuk mengetahui, ada atau tidak pengawet dalam susu segar yang dikirim oleh pemasok. Setelah melewati beberapa tes susu siap untuk diproduksi dan dijadikan beberapa macam jenis produk yoghurt. Setelah menjadi susu yoghurt, produk siap untuk dipasarkan seperti Cimory Milk Plus, Cimory Daily Shop, Resto

(7)

Cimory, Indomaret, Alfa mart, Giant, Hypermart dan tempat belanja lainnya.

Keterangan

4.2.2 Aliran Informasi dan Uang

Untuk pusat informasi semua ditangani oleh kantor pusat Cimory. Mulai dari permintaan produk kepemasok selama 1 minggu, kebutuhan produk dari semua distributor dan kantor pusat harus secara berkesinambungan berhubungan dengan manajemen pabrik Cimory untuk bertukar informasi. Untuk pemesanan produk Cimory, seperti yoghurt diatur oleh manajemen kantor pusat dan dengan pembayaran susu kepada pemasok semua ditangani oleh kantor pusat.

Untuk harga optimal dari setiap liter susu yang dibeli dilihat dari seberapa baik susu yang diterima Cimory, 2 (dua) faktor yang menjadi acuan nilai dari 1 (satu) liter susu adalah kandungan mikroba dan total solid. Semakin banyak mikroba yang terkandung di dalam susu semakin murah harga susu yang dapat diterima peternak dan semakin tinggi kadar solid yang ada dalam susu semakin tinggi harga untuk 1 (satu) liter susu. Pengecekan kandungan ini dilakukan oleh pihak pabrik (bagian RIQA)

Aliran Produk Aliran Uang dan Informasi KUD Giri Tani KUD Mega Mendung KUD Cipanas Pabrik Cimory Resto Cimory Kedai Cimory, Supermarket Cimory Milk Plus Cimory Dairy Shop Konsumen Konsumen Konsumen Konsumen Kantor Pusat Gambar 5. SCM PT. Cimory

(8)

dan informasi seberapa besar harga setiap liternya langsung diinformasikan kepada kantor pusat.

4.3. Proses produksi Susu Yoghurt

Setelah kandungan nutrisi dan mikroba susu segar diperiksa yaitu dari bakteri colicom, total bakteri serta bakteri asam laktat kemudian susu mengalami proses penghilangan bau dan kemudian disimpan dalam suhu mininal 4oC atau maksimal 80C. setelah itu, susu mengalami proses pasteurisasi selama 30 detik dalam suhu 85-900 C.

Gambar 6. Proses produksi Susu Yoghurt

Pemasok susu

Tangki Penyimpanan

Proses Pasteurisasi

Yoghurt Drink Yoghurt Stirred

Proses Inkubasi Mixing Pengemasan Mixing Proses Inkubasi Penyimpanan Pengemasan Tangki awal Proses Homogenisasi

(9)

Setelah proses pasteurisasi selesai, susu dibagi ke dalam dua (2) jenis yoghurt, yaitu :

1. Yoghurt drink adalah jenis yoghurt cair seperti susu segar yang dikemas dalam botol plastik, setelah lulus tes uji ditangki penyimpanan, maka susu melewati proses pasteurisasi pada sebuah saluran mesin untuk menuju ke proses inkubasi selama 7-8 jam. Pada proses inkubasi susu harus bertahan pada suhu 38-430 C. Cimory mempunyai tiga (3) mesin inkubasi untuk yoghurt drink. Setelah melewati proses inkubasi selesai, proses selanjutnya adalah proses homogenisasi untuk penyamaan globula-globula lemak susu. Setelah proses homogenisasi selesai susu masuk kedalam tangki penyimpanan susu untuk dicanpur dengan perasa dan pewarna alami yang telah diracik oleh bagian QC. Cimory memiliki empat (4) tangki penyimpanan kapasitas 850 kg untuk yoghurt drink. Setelah pencampuran selesai, susu akan dimasukan kedalam botol kemasan secara otomatis oleh mesin. Kapasitas mesin filling adalah 35.000/7 jam. Susu yang telah dikemas susu akan dimasukan ke dalam storage room (ruang pendingin). 2. Yoghurt stirred adalah yoghurt berbentuk cream seperti es krim yang

ditempatkan dalam cup ukuran sedang 100 ml. Setelah susu melewati proses pasteurisasi susu akan masuk ke dalam tangki inkubasi selama Tujuh (7) jam pemanasan pada suhu 43-480 C. Setelah proses ini selesai susu dimasukan ke dalam tanki mixing untuk dicampur dengan bahan lain seperti pewarna, selai, perasa. Kemudian susu dikemas kedalam cup secara manual dengan tenaga manusia. Cimory memiliki satu (1) mesin inkubator untuk yoghurt Stirred. Setelah semua proses selesai susu disimpan dalam storage room dengan suhu penyimpanan untuk semua jenis yoghurt adalah 50C (Lampiran 3).

4.4. Perencanaan Aggregat

Perencanaan bahan baku pada PT. Cimory berawal dari sebuah informasi marketing, yaitu berbentuk sales forecast. Sales forecast ini merupakan

(10)

perkiraan penjualan selama satu (1) minggu berdasarkan permintaan pasar. Dalam sales forecast, Untuk mengetahui kemampuan produksi, pihak marketing berkoordinasi dengan production planning untuk menentukan production forecast selama satu (1) minggu. Production planning harus melihat kemampuan atau kapasitas produksi terpasang pada bulan tertentu, hari kerja (regular dan over time), dan jadwal maintenance pada mesin dalam menentukan rencana produksi mingguan untuk produksi yoghurt drink dan yoghurt stirred. Dalam menentukan kapasitas ada beberapa hal yang harus di pertimbangkan, dalam hal ini adalah kapasitas inplant yaitu :

1. Kapasitas Desain dalam satu (1) Bulan

Kapasitas desain diukur dari berapa lama mesin inkubator berproduksi, karena mesin ini adalah mesin yang memiliki rentang waktu terlama di dalam proses produksi, yaitu tujuh (7) jam/satu kali proses. Kemampuan mesin dalam memproduksi produk dapat diukur dengan cara perhitungan seperti persamaan berikut:

a. Simulasi perhitungan kapasitas desain untuk pembuatan yoghurt drink dan yoghurt stirred

Keterangan:

Jumlah waktu kerja = 16 jam X 25 hari kerja = 400 jam/bulan Total Istirahat 1 jam

Cycle time mesin inkubator = 7 jam/satu kali proses

Dari perhitungan diatas dapat dijelaskan bahwa kapasitas desain untuk pembuatan yoghurt drink dan yoghurt stirred adalah 58 X 5.400 liter = 313.200

Kapasitas Desain/ bulan X Efisiensi….(2)

Cycle time/ bulan/jam

Jumlah waktu kerja /bulan/jam

=

Kapasitas desain

7 jam/sekali proses 400 jam/bulan

(11)

liter susu segar, atau 1.648.422 botol yoghurt drink dan 3.480.000 cup yoghurt stirred.

b. Simulasi perhitungan kapasitas efektif untuk pembuatan yoghurt drink

dan stirred

Dari perhitungan diatas dapat dijelaskan bahwa kapasitas efektif untuk pembuatan yoghurt drink dan yoghurt stirred adalah 50 X 5.400 liter = 270.000 liter susu segar, atau 270.000 X 0.19 = 1.421.053 botol yoghurt drink dan 270.000 X 0.09 = 3.000.000 cup yoghurt stirred.

Dari perhitungan kapasitas desain dan aktual, dapat dihitung utilisasi dan efisiensi mesin.

Tabel 8. Kapasitas produksi aktual

Nilai utilitas didapat dari nilai kapasitas aktual dibagi dengan nilai kapasitas desain setiap disetiap bulannya. efisiensi didapatkan dari nilai aktual dibagi dengan nilai kapasitas efektif. Hasil dari nilai utilitas dan efisiensi dapat dilihat pada lampiran 4.

4.5. Pemasaran

Membuat produk yang bermutu adalah motto dari Cimory. Dengan aneka jenis rasa dan produksi kontinu setiap hari Cimory memiliki pemasaran yang

Kemasan / bulan yoghurt drink (Botol) yoghurt stirred (Cup) 323,864 39,080 337,327 38,506 334,301 32,759 288,083 32,184 263,778 32,759 277,102 36,782 Kapasitas efektif 7 jam/sekali proses 350 jam/bulan = = 50 kali proses/bulan

(12)

cukup diseluruh pulau Jawa. Selain produknya bermutu, Cimory memiliki pemasaran sangat baik untuk produknya, Seperti pada Hypermarket, Giant, Indomaret, Alfamart. Selain itu, Cimory memiliki beberapa tempat penjualan pribadi yang diberi nama Cimory Milk Plus dan Cimory Dairy Shop. Khusus untuk daerah Bogor tempat penjualannya (resto) bersatu dengan pabrik Cimory. Untuk saat ini cimory baru akan merencanakan membuka pabrik baru di daerah Sentul Bogor dan Semarang untuk menambah kapasitas produksi dan media untuk meluaskan jaringan pemasarannya

4.6. Perumusan Model Linear Programming 4.6.1 Penentuan Peubah Keputusan

Analisis optimasi yang dilakukan pada PT. Cimory ini bertujuan memaksimumkan keuntungan perusahaan, peubah keputusan ditentukan dari jumlah keuntungan dari produk yang dijual setiap bulan nya oleh PT.Cimory. Produk yang menjadi peubah penelitian diambil dari data penjualan selama tahun 2010, seperti dimuat pada Tabel 9.

Tabel 9. Peubah jenis yoghurt

Jenis Yoghurt

Tahun Bulan Yoghurt

Drink Yoghurt Stirred 2010 Juli X11 X21 Agustus X12 X22 September X13 X23 Oktober X14 X24 November X15 X25 Desember X16 X26

Berdasarkan data yang diperoleh, besarnya keuntungan perusahaan dari menjual susu yoghurt drink dan stirred jumlahnya berfluktuatif setiap bulannya (Tabel 10).

(13)

Tabel 10. Keuntungan Yoghurt per cup

Keuntungan/ kemasan (Rp)

Tahun Bulan yoghurt drink yoghurt strred

2010 Juli 1.182 1.409 Agustus 1.199 1.377 September 1.196 1.000 Oktober 1.129 955 November 1.084 1.000 Desember 1.110 1.276

Keuntungan ini diperoleh dari hasil pengurangan pendapatan total setiap bulannya dikurangi biaya produksi selama (1) satu bulan. Dapat dilihat bahwa keuntungan yang didapat oleh PT. Cimory setiap bulannya berubah-ubah, dikarenakan penggunaan bahan baku dan bahan pendukung yang berbeda jumlahnya (Lampiran 5).

Formulasi persamaan fungsi tujuan yang diperoleh berdasarkan metode penelitian berikut :

Maks Z= ∑ ∑ (TRij – TCij) Xij Z= ∑ ∑ Aij Xij Z= A11X11 + A12 X12 + A13 +………+ Aij Xij …………...(3) Keterangan :

Z = Nilai fungsi tujuan / keuntungan yang ingin Dimaksimumkan (Rp)

TRij = Kontribusi penerimaan dari produk ke-i pada bulan ke-j (Rp) 2 i=1 6 J=1 i=1 2 6 J=1

(14)

TCij = Kontribusi biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk ke-i pada bulan ke-j (Rp)

Aij = Kontribusi keuntungan per satuan yang dihasilkan dari produk ke-i pada bulan ke-j (Rp)

Xij = Jumlah aktivitas produksi dari produk ke-i pada bulan ke-j (m)

i = Jenis produk yang dihasilkan (1 = Susu yoghurt drink ; 2 = yoghurt Stirred)

j = Periode produksi selama enam (6) bulan

Dari perhitungan di atas, dapat dirumuskan fungsi tujuan untuk memaksimumkan keuntungan dari dua (2) jenis yoghurt yang diproduksi : Maks Z = 1182 X11 + 1199 X12 + 1196 X13 + 1129 X14 + 1084 X15 +

1110 X16 + 1409 X21 +1377 X22 + 1000 X23 + 955 X24 +

1000X25 + 1276 X26

4.6.2 Perumusan Fungsi Kendala

Kendala merupakan faktor pembatas dalam pengambilan keputusan yang meliputi sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Untuk menghasikan yoghurt yang beraneka macam jenis dan rasa, banyak bahan baku yang diperlukan dalam proses produksinya seperti susu, gula, perasa, pewarna, penguat rasa, bakteri dan kemasan. Untuk banyaknya pengadaan bahan baku tersebut harus mempertimbangkan beberapa faktor penunjang, agar bahan baku yang diperlukan tersebut mencukupi kapasitas produksi yang diinginkan. Faktor penunjang adalah : rentang waktu susu segar yang baik dan kapasitas mesin per hari. Maka dari itu, manajemen harus mampu menghitung berapa kapasitas optimum per hari dari bahan baku yoghurt yang harus tersedia, agar keefektifan produksi dan keuntungan perusahaan dapat meningkat.

(15)

1. Koefisien bahan baku

Bahan baku adalah produk awal untuk menciptakan output yoghurt. Bahan baku ini dijadikan kendala dalam model program linear, karena semua bahan baku terbatas. Koefisien bahan baku sebagai berikut :

a. Susu segar

Susu segar adalah bahan baku utama dalam pembuatan susu yoghurt. Ketersedian bahan baku susu yang tersedia sangat terbatas dikarenakan Cimory mencari susu yang memiliki mutu yang baik dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan PT. Cimory. Susu segar dikirim setiap hari oleh pemasok sampai ditempat produksi untuk setiap jenis yoghurt memiliki kapasitas isi kemasan yang berbeda (Tabel 11).

Tabel 11. Koefisien susu segar

Bulan Jenis Yoghurt Kebutuhan Susu Segar (liter) Produk yang dihasilkan (kemasan) Koefisien yang dihasilkan RHS Juli Yoghurt Drink 62.506 323.864 0,193 70.000 Agustus 65.104 337.327 0,193 70.000 September 64.520 334.301 0,193 70.000 oktober 55.600 288.083 0,193 60.000 November 50.909 263.778 0,193 60.000 Desember 53.481 277.102 0,193 60.000 Juli Yoghurt Stirred 3.400 39.080 0,087 70.000 Agustus 3.350 38.506 0,087 70.000 September 2.850 32.759 0,087 70.000 oktober 2.800 32.184 0,087 60.000 November 2.850 32.759 0,087 60.000 Desember 3.200 36.782 0,087 60.000

(16)

Untuk kapasitas pengiriman setiap harinya pemasok tidak memiliki batasan yang tetap, dikarenakan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan PT. Cimory (Tabel 11).

Berdasarkan Tabel 11. dapat disusun model ketidaksamaan sebagai fungsi kendala ketersediaan susu segar yaitu :

0,193 X11 + 0,087 X21 <= 70.000 0,193 X12 + 0,087 X22 <= 70.000 0,193 X13 + 0,087 X23 <= 70.000 0,193 X14 + 0,087 X24 <= 60.000 0,193 X15 + 0,087 X25 <= 60.000 0,193 X16 + 0,087 X26 <= 60.000

2. Koefisien Bahan penolong

Untuk membuat susu Yoghurt beraneka rasa, diperlukan beberapa bahan penolong, yaitu :

a. Gula

Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis ke dalam makanan atau minuman. Untuk setiap jenis yoghurt per kemasan memiliki kandungan gula berbeda (Tabel 12).

(17)

Tabel 12. Koefisien bahan penolong gula pasir Bulan Jenis yoghurt Kebutuhan Gula Pasir (liter) Produk yang dihasilkan (kemasan) Koefisien yang dihasilkan RHS Juli Yoghurt Drink 12.955 323.864 0,04 20.000 Agustus 13.493 337.327 0,04 20.000 September 13.372 334.301 0,04 20.000 oktober 11.523 288.083 0,04 20.000 November 10.551 263.778 0,04 20.000 Desember 11.084 277.102 0,04 20.000 Juli yoghurt Stirred 625 39.080 0,016 20.000 Agustus 616 38.506 0,016 20.000 September 524 32.759 0,016 20.000 oktober 515 32.184 0,016 20.000 November 524 32.759 0,016 20.000 Desember 589 36.782 0,016 20.000

Berdasarkan Tabel 12, Model ketidaksamaan untuk fungsi kendala ketersediaan gula pasir disusun berikut :

0,04 X11 + 0,016 X21 <= 20.000 0,04 X12 + 0,016 X22 <= 20.000 0,04 X13 + 0,016 X23 <= 20.000 0,04 X14 + 0,016 X24 <= 20.000 0,04 X15 + 0,016 X24 <= 20.000 0,04 X16 + 0,016 X26 <= 20.000 b. Pemanis alami

Pemanis buatan adalah bahan tambahan berupa senyawa kimia yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, atau

(18)

minuman. Pemanis ini ditambahkan untuk menguatkan rasa manis pada susu yoghurt. Kapasitas pemanis pada setiap Yoghurt berbeda-beda. Untuk melihat berapa banyak pemanis yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Koefisien bahan Penolong pemanis

Bulan Jenis Yoghurt Kebutuhan Pemanis (liter) Produk yang dihasilkan (kemasan) Koefisien yang dihasilkan RHS Juli Yoghurt Drink 78 323.864 0,00024 120 Agustus 81 337.327 0,00024 120 September 80 334.301 0,00024 120 oktober 69 288.083 0,00024 120 November 63 263.778 0,00024 120 Desember 67 277.102 0,00024 120 Juli Yoghurt Stirred 5 39.080 0,000130 120 Agustus 5 38.506 0,000130 120 September 4 32.759 0,000130 120 oktober 4 32.184 0,000130 120 November 4 32.759 0,000130 120 Desember 5 36.782 0,000130 120

Berdasarkan Tabel 13, Model ketidaksamaan untuk fungsi kendala ketersediaan bahan penolong pemanis dapat disusun berikut : 0,00024 X11 + 0,00013 X21 <= 120 0,00024 X12 + 0,00013 X22 <= 120 0,00024 X13 + 0,00013 X23 <= 120 0,00024 X14 + 0,00013 X24 <= 120 0,00024 X15 + 0,00013 X25 <= 120

(19)

0,00024 X16 + 0,00013 X26 <= 120

c. Pewarna Alami

Pewarna/zat aditif adalah bahan yang ditambahkan kepada makanan atau minuman untuk meningkatkan nilai mutu dari produk yang di produksi. Untuk pewarna sendiri berfungsi untuk meningkatkan warna buah yang ada didalam susu yoghurt. Untuk pewarna sendiri masing-masing yoghurt memiliki kadar berbeda (Tabel 14).

Tabel 14. Koefisien pewarna alami

Bulan Jenis yoghurt Kebutuhan pewarna (liter) Produk yang dihasilkan (kemasan) Koefisien yang dihasilkan RHS Juli Yoghurt Drink 62 323.864 0,00019 100 Agustus 64 337.327 0,00019 100 September 64 334.301 0,00019 100 Oktober 55 288.083 0,00019 100 November 50 263.778 0,00019 100 Desember 53 277.102 0,00019 100 Juli Yoghurt Stirred 3 39.080 0,000075 100 Agustus 3 38.506 0,000075 100 September 2 32.759 0,000075 100 oktober 2 32.184 0,000075 100 November 2 32.759 0,000075 100 Desember 3 36.782 0,000075 100

Berdasarkan Tabel 14. Model ketidaksamaan untuk fungsi kendala ketersediaan pewarna alami dapat disusun berikut : 0,00019 X11 + 0,000075X21 <= 100

0,00019 X12 + 0,000075X22 <= 100

(20)

0,00019 X14 + 0,000075X24 <= 100

0,00019 X15 + 0,000075X25 <= 100

0,00019 X16 + 0,000075X26 <= 100

d. Bakteri

Fungsi dari bakteri ini untuk mengasamkan susu, agar menjadi yoghurt. Bakteri yang digunakan untuk mengasamkan susu adalah bakteri X. Koefisien untuk masing-masing jenis yoghurt dapat dillihat pada Tabel 14. RHS untuk bakteri adalah perjumlahan kebutuhan yoghurt drink dan yoghurt stirred. Karena penggunakan bakteri sangat terbatas jadi kapasitas penggunaan tidak bisa berlebih. Untuk 250 liter sama dengan penggunaan satu (1) botol bakteri.

Tabel 15. Koefisien bakteri

Bulan Jenis yoghurt Kebutuhan Bakteri (Botol) Produk yang dihasilkan (kemasan) Koefisien yang dihasilkan RHS Juli Yoghurt Drink 250 323.864 0,00077 264 Agustus 260 337.327 0,00077 274 September 258 334.301 0,00077 269 Oktober 222 288.083 0,00077 234 November 204 263.778 0,00077 215 Desember 214 277.102 0,00077 227 Juli yoghurt Stirred 14 39.080 0,000348 264 Agustus 13 38.506 0,000348 274 September 11 32.759 0,000348 269 Oktober 11 32.184 0,000348 234 November 11 32.759 0,000348 215 Desember 13 36.782 0,000348 227

(21)

Berdasarkan Tabel 15, Model ketidaksamaan untuk fungsi kendala ketersediaan bakteri dapat disusun berikut :

0,00077 X11 + 0,000348X21 <= 264 0,00076 X12 + 0,000348 X22 <= 274 0,00078 X13 + 0,000348X23 <= 269 0,00077 X14 + 0,000348 X24 <= 234 0,00078 X15 + 0,000348 X25 <= 215 0,00079 X16 + 0,000348 X26 <= 227

3. Kendala ketersediaan jam tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung pada PT. Cimory Cisarua Bogor berjumlah 150 orang (3 shift). Untuk bagian produksi pembuatan yoghurt sendiri, karyawan langsung yang bekerja berjumlah 19 orang terbagi dalam 3 shift dan 2 Shift. Ketersediaan jam tenaga kerja langsung digunakan untuk memproduksi susu yoghurt untuk dijadikan dasar perhitungan kendala. Hal ini dikarenakan adanya hubungan jam kerja kerja dengan tenaga kerja yang berkaitan langsung dengan produksi susu yoghurt. ketersediaan dan nilai koefisien jam tenaga kerja langsung untuk proses produksi susu yoghurt dapat dilihat pada Tabel 16.

(22)

Tabel 16. Koefisien jam Tenaga kerja langsung Tahun Bulan Jam kerja/

bulan (jam) Produksi (kemasan) Koefisien (jam/kemasan) RHS 2010 Juli 85 323.864 0,00026 525 Agustus 88,43 337.327 0,00026 525 September 87,67703704 334.301 0,00026 525 Oktober 76,11407407 288.083 0,00026 525 November 70 263.778 0,00027 525 Desember 73,36692308 277.102 0,00026 525

Bulan Jam kerja/ bulan (jam) Produksi (kemasan) Koefisien (jam/kemasan) Juli 72,5 39.080 0,00186 525 Agustus 71,57 38.506 0,00186 525 September 61,99 32.759 0,00189 350 Oktober 61,04 32.184 0,00190 350 November 62,00 32.759 0,00189 350 Desember 68,70 36.782 0,00187 350

Berdasarkan nilai koefisien dan nilai total ketersediaan jam kerja TKL yang telah diperoleh, maka fungsi kendala jam tenaga kerja langsung dapat disusun berikut :

0,00026 X11 <= 525 0,00026 X12 <= 525 0,00026 X13 <= 525 0,00026 X14 <= 525 0,00027 X15 <= 525 0,00026 X16 <= 525 0,00186 X21 <= 525

(23)

0,00186 X22 <= 525

0,00189 X23 <= 350

0,00190 X24 <= 350

0,00189 X25 <= 350

0,00187 X26 <= 350

4. Kendala ketersediaan jam kerja mesin

Cimory memiliki beberapa mesin yang berbeda fungsi dan kegunaannya yaitu mesin pasteurisasi, mesin inkubasi, mesin mixing, mesin filling dan mesin homogenisasi. Kapasitas mesin dan waktu operasinya memiliki batasan berbeda untuk setiap jenis yoghurt yang diproduksi. Nilai koefisien pada fungsi kendala jam kerja mesin, merupakan lamanya (jam) penggunaan mesin yang dibutuhkan untuk memproduksi satu satuan produk susu yoghurt. Ketersediaan jam kerja mesin merupakan kemampuan maksimal mesin untuk digunakan dalam proses produksi. Ketersedian ini merupakan hasil perkalian dari lamanya pemakaian maksimum sebuah mesin selama satu hari dengan jumlah hari kerja di PT. Cimory Cisarua Bogor selama 1 (satu) bulan. Rinciannya sebagai berikut :

Untuk mengetahui ketersediaan jam kerja mesin digunakan rumus :

………(4)

Dimana :

Dij = koefisien jam kerja mesin ke-I untuk memproduksi satu satuan Produk j (jam/satu satuan produk) dimana, i=1 untuk mesin

(24)

i=4 mesin Mixing akhir, i=5 untuk mesin filling

Berdasarkan Lampiran 5. Fungsi kendala jam kerja mesin dapat ditentukan sebagai berikut:

a. Kendala Jam Kerja Mesin Pasteurisasi

Mesin pasteurisasi digunakan oleh kedua jenis produk. Prosesnya dilakukan selama 30 detik dengan suhu 70-800 C. kapasitas isi untuk mesin ini adalah 250 liter yang beroperasi 525 jam per bulan Lampiran 6. disusun koefisien untuk jam kerja mesin, yaitu: 0,00003 X11 + 0,00003 X21 <= 525 0,00003 X12 + 0,00003 X22 <= 525 0,00003 X13 + 0,00003 X23 <= 525 0,00003 X14 + 0,00003 X24 <= 525 0,00003 X15 + 0,00003X25 <= 525 0,00003 X16 + 0,00003 X26 <= 525

b. Kendala Jam Kerja Mesin Inkubator

Mesin inkubator adalah mesin pemanas 43-480 C. selain untuk pemanasan susu, mesin ini berguna untuk menjaga suhu agar tetap stabil. mesin inkubator yoghurt drink berjumlah 3 (tiga) mesin dan mesin inkubator yoghurt stirred yang digunakan berjumlah Satu (1) mesin dengan kapasitas 5.400 liter. mesin ini sekali proses seberlangsung selama 7 jam. Kapasitas jam kerja mesin untuk yoghurt drink 525 jam per bulan dan untuk yoghurt stirred 350 per bulannya. Dari Lampiran 6 dapat di susun koefisien untuk mesin inkubator adalah :

0,001296 X11 <= 525

0,001296 X12 <= 525

(25)

0,001296 X14 <= 525 0,001296 X15 <= 525 0,001296 X16 <= 525 0,001296 X21 <= 350 0,001296 X22 <= 350 0,001296 X23<= 350 0,001296 X24 <= 350 0,001296 X25 <= 350 0,001296 X26 <= 350

c. Kendala Mesin Homogenisasi

Mesin homogenisasi digunakan untuk yoghurt drink. Kapasitas isi untuk mesin ini adalah 10 ton dan waktunya proses berlangsung dalam waktu 1 jam. Jam kerja mesin yang tersedia dalam satu (1) bulan berjumlah 525 jam. Dari Lampiran 6 dapat dirumuskan koefisien untuk mesin homogenisasi adalah :

0,0001 X11 <= 525 0,0001 X12 <= 525 0,0001 X13<= 525 0,0001 X14 <= 525 0,0001 X15 <= 525 0,0001 X16 <= 525

d. Kendala Mesin Mixing

Mesin mixing memiliki kapasitas isi sebanyak 850liter/mesin, waktu proses selama 10 menit. ada tiga (3) mesin untuk yoghurt drink dan tiga (3) mesin untuk yoghurt stirred. Dari Lampiran 6 dapat disusun koefisien fungsi kendala berikut :

0,000065 X11 <= 525

0,000065 X12 <= 525

(26)

0,000065 X14 <= 525 0,000065 X15 <= 525 0,000065 X16 <= 525 0,0002 X21 <= 350 0,0002 X22 <= 350 0,0002 X23<= 350 0,0002 X24 <= 350 0,0002 X25 <= 350 0,0002 X26 <= 350

e. Kendala Jam Kerja Mesin Pengemasan

Untuk mesin pengemas (fiiling) digunakan tenaga langsung mesin untuk yoghurt drink berkapasitas isi 5.000 botol per jam. Dan untuk yoghurt stirred pengisian ke dalam cup dilakukan oleh manusia dengan kapasitas per jam 600 cup. RHS 525 adalah jam kerja untuk yoghurt drink (3 shift) selama 1 bulan dan RHS 350 untuk yoghurt stirred (2 shift) selama 1 bulan. Berdasarkan Lampiran 6 dapat disusun koefisien kendala jam kerja mesin pengemasan berikut : 0,0002 X11 <= 525 0,0002 X12 <= 525 0,0002 X13<= 525 0,0002 X14 <= 525 0,0002 X15 <= 525 0,0002 X16 <= 525 0,00167 X21 <= 350 0,00167 X22 <= 350 0,00167 X23 <= 350 0,00167 X24 <= 350 0,00167 X25 <= 350

(27)

0,00167 X26 <= 350

5. Kendala Permintaan

Untuk produk yoghurt stirred selain untuk dipasarkan secara langsung juga ada beberapa konsumen yang memasan secara rutin setiap harinya. Untuk pemesan tetap, Cimori harus menyediakan tidak kurang dari 13.750 cup perbulannnya. Untuk kendala permintaan sebagai berikut :

X21 >= 13.750 X22 >= 13.750 X23 >= 13.750 X24 >= 13.750 X25 >= 13.750 X26 >= 13.750 4.7. Analisis Primal

Analisis primal digunakan untuk melihat kombinasi produksi yang seharusnya diproduksi oleh perusahaan agar perusahaan memperoleh keuntungan yang optimal. Keputusan yang dibentuk pada model Linear Programming terdiri dari 12 peubah dan dibatasi oleh 12 macam kendala. Untuk menghasilkan LP optimum diperlukan 12 langkah (step) iterasi. Hasil lindo untuk optimasi produk yoghurt Cimory dapat dilihat pada Lampiran 7.

Berdasarkan hasil olahan software Lindo output optimal yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 17.

(28)

Tabel 17. Kombinasi optimum produk yoghurt Bulan peubah Kondisi aktual (Kemasan) Kondisi optimal (Kemasan) Perbedaan Selisih Persentase (%) Juli X11 323,864 248,138 75,727 23.38 Agustus X12 337,327 264,561 72,766 21.57 September X13 334,301 262,251 72,050 21.55 Oktober X14 288,083 220,643 67,441 23.41 November X15 263,778 193,020 70,758 26.82 Desember X16 277,102 204,894 72,208 26.06 Juli X21 39,080 209,581 -170,501 -436.29 Agustus X22 38,506 209,581 -171,075 -444.28 September X23 32,759 185,186 -152,427 -465.30 Oktober X24 32,184 184,211 -152,027 -472.37 November X25 32,759 185,186 -152,427 -465.30 Desember X26 36,782 187,166 -150,384 -408.85

Pada Tabel 17, diketahui bahwa untuk produk yoghurt drink pada kondisi aktual lebih besar daripada kondisi optimal. Hal ini tunjukan oleh hasil yang di dapat bernilai positif, yaitu selama periode enam (6) bulan yogurt drink mengalami produksi berlebih. Kondisi berlebih tertinggi terdapat pada bulan Agustus dan Desember 2010, yaitu 72.766 dan 72.208, yang berarti perusahaan harus mengurangi produk berlebih dan menggantinya dengan produk lain, yaitu yoghurt stirred. Untuk produksi yoghurt stirred belum mencapai kondisi optimal ditunjukan oleh tanda negatif dihasilkan. Selisih negatif yang terbesar pada tahun 2010 terjadi pada bulan Agustus (-171,075). Hal ini menunjukan bahwa produksi yoghurt stirred masih jauh dari tingkat optimal yang seharusnya dicapai. Kondisi negatif ini didasarkan pada kebutuhan berlebih pada saat bulan puasa (Ramadhan, 2010) dan perusahaan belum mampu untuk

(29)

memperhitungkan berapa produksi optimum untuk membuat yoghurt stirred pada bulan tersebut.

Bedasarkan analisis primal yang ditunjukan pada Tabel 16 dan penjelasan yang telah dijabarkan produksi yoghurt stirred masih jauh dari tingkat optimal yang seharusnya dicapai. Maka dari itu, perusahaan perlu meningkatkan produksi susu yoghurt stirred dan mengurangi produksi susu yoghurt drink untuk mencapai tingkat optimum produksi.

Total keuntungan aktual yang diperoleh perusahaan untuk memproduksi susu yoghurt drink dan stirred selama periode Enam (6) bulan tahun 2010 sebesar Rp2.356.998.625 sedangkan hasil analisis optimasi berdasarkan software Lindo denan keuntungan optimal Rp2.978.937.000, Selisih Rp621.938.375 didapat perusahaan apabila berproduksi secara optimal.

4.8. Analisis Dual

Jumlah produksi susu yoghurt setiap bulannnya sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya yang dimiliki. Ketersediaan sumber daya dapat dikatakan terbatas, atau tidak terbatas dilihat berdasarkan nilai hasil dual yang didapatkan. Analisis dual merupakan penilaian terhadap sumber daya yang dimiliki dengan menilai hasil slack, atau surplus dan nilai dual. Nilai sumber daya terbatas dilihat dengan nilai slack sama dengan nol. Nilai slack menunjukan sumber daya langka, atau terbatas, sehingga disebut kendala aktif. Kendala aktif dapat diartikan sangat memengaruhi keuntungan optimal perusahaan. Untuk nilai slack atau surplus lebih dari nol dapat diartikan bahwa sumber daya yang tersedia adalah berlebih yang disebut juga dengan kendala tidak aktif (pasif). Kendala pasif ini dapat diartikan bahwa sumber daya tersedia tidak memengaruhi keuntungan optimal perusahaan.

Nilai dual merupakan nilai harga sumber daya yang menunjukkan besarnya pengaruh terhadap nilai fungsi tujuan akibat penambahan, atau pengurangan pada nilai sebelah kanan kendala. Nilai dual positif pada sumber

(30)

daya terbatas menunjukkan bahwa setiap penambahan sumber daya satu satuan, akan meningkatkan nilai fungsi tujuan nilai dual. Nilai dual negatif pada sumber daya terbatas menunjukkan bahwa setiap penambahan sumber daya satu (1) satuan, akan menurunkan nilai fungsi tujuan nilai dual tersebut. Nilai dual sama dengan nol menunjukkan bahwa sumberdaya dinyatakan berlebih dan berstatus kendala tidak aktif (pasif). Nilai dual tersebut menunjukkan penambahan, atau pengurangan pada sumber daya tidak akan mempengaruhi nilai fungsi tujuan.

4.8.1 Status Penggunaan Bahan Baku Susu Segar

Jumlah bahan baku susu segar untuk pembuatan yoghurt drink dan stirred untuk setiap bulannya melebihi kapasitas produksi aktual. Hal ini ditunjukan oleh nilai surplus disetiap bulannya selama periode yang dianalisis oleh LP. Secara rinci hasil analisis dual penggunaan bahan baku susu segar dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Status penggunaan bahan baku Susu Segar Bulan Slack or Surplus

Dual prices (Rp) Juli 3.876 0,00000 Agustus 707 0,00000 September 3.275 0,00000 Oktober 1.390 0,00000 November 6.637 0,00000 Desember 4.173 0,00000

Tabel 18 menunjukkan adanya nilai lebih dari nol pada kolom Slack or Surplus setiap bulannya. Hal ini berarti status penggunaan bahan baku susu segar dalam kondisi berlebih (surplus) dan nilai dualnya sama dengan nol setiap bulan, artinya penggunaan bahan susu segar setiap bulan termasuk kendala tidak aktif yang tidak akan mempengaruhi nilai fungsi tujuan, apabila terjadi penambahan, atau pengurangan pada bahan

(31)

baku susu segar. Nilai surplus terbesar ditunjukkan pada bulan November dan Desember 2010, yaitu 6.637 liter dan 4.173 liter. Hal ini dikarenakan perusahaan terlalu banyak menerima pasokan susu dari peternak yang ada. Bedasarkan kebijakan perusahaan untuk susu yang berlebih dapat disalurkan, atau dijual kembali kepada perusahaan lain, seperti diamond Es krim. Untuk menanggulangi kelebihan susu, maka perusahaan memutuskan untuk memasok susu dari dua (2) peternak, yaitu dari peternak Giri Tani dan Mega Mendung.

4.8.2 Status Penggunaan Bahan Pembantu

Bahan baku pembantu untuk membuat yoghurt terdiri dari beberapa jenis produk, yaitu :

a. Gula

Gula pasir dijadikan kendala di dalam mengoptimalkan jumlah yoghurt yang diproduksi. Selain itu, jumlah persediaan gula pasir untuk setiap bulan masih melebihi kapasitas aktual, dikarenakan manajemen menerapkan sistem level stok pada setiap bahan pembantu. Untuk level stok gula pasir adalah dua (2) ribu liter per sekali kirim. Artinya pemasok gula pasir dapat mengirim kembali kepada Cimory setelah gula digudang mencapai 2.000 liter. Dengan pengiriman gula yang tetap (20 liter per sekali kirim).

Tabel 19. Status penggunaan bahan pembantu gula pasir Bulan Slack or Surplus

Dual prices (Rp) Juli 6.722 0,00000 Agustus 9.083 0,00000 September 9.214 0,00000 Oktober 10.880 0,00000 November 9.317 0,00000 Desember 11.505 0,00000

(32)

Tabel 19 menunjukkan gula pasir merupakan kendala tidak aktif, yang ditunjukkan dengan nilai lebih dari nol pada kolom Slack or Surplus setiap bulannya. Status penggunaan gula pasir berada dalam kondisi berlebih (surplus) dan nilai dualnya sama dengan nol setiap bulan, artinya penggunaan gula pasir setiap bulan masih lebih kecil daripada ketersediaannya di gudang. Nilai surplus terbesar ditunjukkan pada bulan Desember 2010 sebesar 11.505 liter. Hal ini dikarenakan perusahaan sengaja melakukan penyimpanan gula untuk mengantisipasi permintaan yang tinggi menjelang tahun baru, khususnya yang datang ke Resto Cisarua Bogor.

b. Pemanis

Tabel 20. Status penggunaan bahan pembantu gula pasir Bulan Slack or Surplus

Dual prices (RP) Juli 33,2 0,00000 agustus 29,2 0,00000 September 32,9 0,00000 Oktober 43 0,00000 November 49,6 0,00000 Desember 46,5 0,00000

Pada Tabel 20, ditunjukan bahwa pemanis merupakan kendala tidak aktif (pasif), dikarenakan nilai surplus lebih dari nol. Untuk nilai surplus tertinggi selama periode analisis ditunjukan pada bulan November dan Desember, karena permintaaan yoghurt cukup tinggi, maka perusahaan harus menyediakan bahan pemanis yang cukup banyak.

(33)

c. Pewarna

Tabel 21. Status penggunaan bahan pembantu pewarna

Bulan Slack or Surplus

Dual prices (Rp) Juli 37,2 0,00000 Agustus 34,1 0,00000 September 36,3 0,00000 Oktober 44,3 0,00000 November 49,5 0,00000 Desember 47,1 0,00000

Dari hasil Tabel 21 dapat dijelaskan bahwa bahan penolong pewarna masih berlebih dan dimasukan ke dalam kendala tidak aktif (pasif). Untuk surplus tertinggi berada pada bulan November dan Desember yaitu 49,1 dan 47,1 liter. Jadi untuk meminimaliskan berlebihnya sumber daya, perusahaan harus mengoptimalkan jumlah produksi agar keuntungan yang didapatkan optimal.

d. Bakteri

Tabel 22. Status penggunaan bahan pembantu bakteri Bulan Slack or Surplus

Dual prices (Rp) Juli 0 1.535.065 Agustus 0 1.577.632 September 0 1.533.334 Oktober 0 1.466.234 November 0 1.389.743 Desember 0 1.405.064

Berdasarkan Tabel 22 untuk bakteri slack or surplus bernilai nol berbeda dengan kendala lain. Untuk dual prices terbesar terdapat pada bulan Agustus (Rp1.577.632) yang berarti apabila perusahaan dapat memproduksi susu dengan menggunakan bakteri sebesar satu

(34)

satuan, maka perusahaan mendapatkan keuntungan dual price (Rp1.533.334).

4.8.3 Status Penggunaan Jam Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung (TKL) pada PT. Cimory merupakan tenaga kerja tetap yang bekerja secara langsung disetiap langkah proses produksi yoghurt, baik untuk jenis Drink, atau stirred. Tenaga kerja yang dimiliki PT. Cimory berjumlah 150 orang untuk tiga (3) shift. Untuk pembuatan yoghurt sendiri karyawan yang ada berjumlah 19 orang untuk 3 shift pekerja yoghurt drink dan 2 shift untuk pekerja yoghurt stirred. Khusus untuk tenaga kerja yoghurt stirred, apabila pekerjaan telah selesai dan waktu masih tersedia, maka karyawan akan menyelesaikan pekerjaaan untuk produk yang lain. Untuk itu, agar tidak terjadi pemborosan tenaga kerja, maka tenaga kerja harus dimanfaatkan seoptimal mungkin.

Analisis dual penggunaan jam tenaga kerja langsung terhadap produksi yoghurt drink dan yoghurt stirrred PT. Cimory dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Status penggunaan jam tenaga kerja langsung Bulan Jenis Slack or Surplus

Dual prices (Rp) Juli Drink 460,50 0,00 Agustus 456,21 0,00 September 456,82 0,00 Oktober 467,64 0,00 November 472,89 0,00 Desember 471,73 0,00 Juli Stirred 135,18 0,00 Agustus 135,18 0,00 September 0,00 246.772,48 Oktober 0,00 234.079,29 November 0,00 273.211,26 Desember 0,00 420.875,90

(35)

Tabel 23 menunjukan bahwa yoghurt drink masih ada pemborosan waktu kerja karyawan, yang ditunjukan hasil slack or surplus yang lebih besar dari nol dan nilai dual prices sama dengan nol. Nilai surplus terbesar untuk yoghurt drink ada pada bulan November dan Desember 2010, yaitu 472,89 jam dan 471,73 jam dikarenakan jumlah produksi tidak optimal. Untuk itu, perusahaan harus memperhitungkan dan memaksimalkan jam kerja karyawan, seperti mengoptimalkan jumlah shift setiap harinya. Dari hasil pengurangan kelebihan jam kerja dengan waktu kerja aktual dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Perbandingan jam kerja aktual dan jam kerja optimal Bulan Jenis Slack or Surplus Jam

aktual Jam kerja optimal Juli Drink 460.50 525.00 64.50 Agustus 456.21 525.00 68.79 September 456.82 525.00 68.18 Oktober 467.64 525.00 57.36 November 472.89 525.00 52.11 Desember 471.73 525.00 53.27

Untuk mengoptimalkan jam kerja karyawan, maka pengurangann shift kerja untuk yoghurt drink baiknya dilakukan. Untuk jam kerja karyawan yoghurt stirred termasuk kendala berstatus aktif karena nilai slack or surplus bernilai nol dan nilai dual lebih dari nol. Untuk nilai dual terbesar ada pada bulan desember yaitu 420.875,90. artinya bahwa apabila perusahaan menaikan tenaga kerja satu (1) satuan, maka perusahaan mendapat keuntungan Rp. 420.875. Hal ini dikarenakan pada bulan Desember terjadi peningkatan permintaan susu yoghurt stirred. 4.8.4 Status Penggunaan Jam kerja Mesin

Jam kerja mesin dimasukan ke dalam kendala karena penggunaannya harus dioptimalkan setiap harinya. Untuk mesin di bagian

(36)

yoghurt drink dan yoghurt stirred ada beberapa macam, tetapi memiliki fungsi yang sama.

Dari hasil olahan Lindo diketahui semua penggunaan jam kerja mesin masih berlebih (kendala pasif), karena nilai slack or surplus bernilai lebih nol dan nilai dual bernilai nol.

a. Mesin Pasteurisasi

Tabel 25 Status penggunaan jam kerja mesin pasteurisasi Bulan Slack or Surplus

Dual prices (Rp) Juli 511,30 0,00 Agustus 510,78 0,00 September 511,58 0,00 Oktober 512,86 0,00 November 513,66 0,00 Desember 513,29 0,00

Berdasarkan Tabel 25, kendala ini termasuk kendala tidak aktif, dikarenakan jam mesin yang tersedia untuk produksi masih berlebih, dengan surplus terbesar pada bulan Desember 2010.

(37)

b. Mesin Inkubasi

Tabel 26. Status penggunaan jam kerja mesin inkubasi Bulan Jenis Slack or Surplus Dual prices (Rp) Juli Drink 203,42 0,00 Agustus 182,12 0,00 September 185,12 0,00 Oktober 239,04 0,00 November 274,85 0,00 Desember 259,46 0,00 Juli Stirred 78,39 0,00 Agustus 78,39 0,00 September 110,00 0,00 Oktober 111,27 0,00 November 110,00 0,00 Desember 107,44 0,00

Berdasarkan Tabel 26, kendala ini termasuk kendala pasif, karena penggunaan jam mesin belum optimal, disebabkan nilai slack or suplus yang lebih dari nol dan nilai dual prices sama dengan nol. Untuk pemakaian jam mesin yang belum optimal terjadi pada bulan November dan Desember 2010, yaitu untuk yoghurt drink 274, 85 jam dan 259,46 jam dan untuk yoghurt stirred 110 jam dan 107, 44 jam

c. Mesin Homogenisasi

Tabel 27. Status penggunaan jam kerja mesin homogenisasi Bulan Slack or Surplus

Dual prices (Rp) Juli 500,19 0,00 Agustus 498,55 0,00 September 498,78 0,00 Oktober 502,93 0,00 November 505,70 0,00 Desember 504,51 0,00

(38)

Berdasarkan Tabel 27, mesin homogenisasi masih mengalami surplus jam kerja dikarenakan nilai slack or surplus lebih dari nol dan nilai dual prices sama dengan nol. Surplus tertinggi ada pada bulan November dan Desember, yaitu 505,7 jam dan 504,51 jam

d. Mesin Mixing

Sama dengan mesin lainnya, untuk mesin mixing masih terjadi kelebihan jam kerja, akibat nilai slack or surplus bernilai lebih dari nol dan nilai dual prices sama dengan nol. Nilai surplus terbesar terdapat pada bulan November 2010. Untuk melihat nilai surplus or slack mesin mixing dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Status penggunaan jam kerja mesin mixing Bulan Slack or Surplus Dual prices (Rp) Juli 508,88 0,00 Agustus 507,80 0,00 September 507,96 0,00 Oktober 510,66 0,00 November 512,46 0,00 Desember 511,69 0,00 Juli 308,08 0,00 Agustus 308,08 0,00 September 312,97 0,00 Oktober 313,93 0,00 November 312,97 0,00 Desember 312,57 0,00

(39)

e. Kemasan

Tabel 29. Status penggunaan jam kerja mesin pengemas Bulan Slack or Surplus

Dual prices (Rp) Juli 475,38 0,00 Agustus 472,08 0,00 September 472,55 0,00 Oktober 480,88 0,00 November 486,40 0,00 Desember 484,02 0,00 Juli 0,00 523830,75 Agustus 0,00 495798,94 September 40,75 0,00 Oktober 42,36 0,00 November 40,75 0,00 Desember 37,44 0,00

Berdasarkan Tabel 29, mesin kemas masih mengalami surplus jam kerja, karena nilai dari slack or surplus lebih nol dan nilai dual sama dengan dengan nol. Untuk yoghurt stirred pengemasan dilakukan manual oleh tenaga manusia, berbeda dengan yoghurt drink yang menggunakan mesin. Untuk yoghurt stirred tidak semua jam kerja mesin berlebih, karena pada bulan Juli dan Agustus kendala ini termasuk kendala aktif, karena jam mesin sudah terpakai secara maksimum dan apabila perusahaan menambah satu (1) satuan jam kerja mesin maka perusahaan mendapatkan keuntungan dual prices Rp. 52.3830,75 dan Rp 495.798,94

4.8.5 Status Permintaan Bulanan Yoghurt Stirred

Cimory memiliki beberapa konsumen tetap yang memesan susu yoghurt dengan kapasitas telah ditentukan. Konsumennya adalah pemilik kedai Cimory yang ada di tempat-tempat perbelanjaan. Sistem pembeliannya adalah pembelian terputus, yaitu Cimory tidak ikut campur

(40)

mengenai produk yang telah dibeli. Berdasarkan hasil Pengolahan Lindo untuk Permintaan yoghurt Stirred yang optimal dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Status permintaan bulanan Yoghurt Stirred Bulan Slack or Surplus Dual prices

Juli 195.831,00 0,00 Agustus 195.831,00 0,00 September 171.436,00 0,00 Oktober 170.461,00 0,00 November 171.436,00 0,00 Desember 173.416,00 0,00

Dari Tabel 30, permintaan termasuk ke dalam kendala tidak aktif karena untuk produksi yoghurt stirred masih berlebih setiap bulannya. Untuk surplus terbesar terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2010, dikarenakan manajemen mengantisipasi adanya permintaan berlebih disaat liburan sekolah dan puasa Ramadhan.

4.9 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepekaan model setelah hasil optimasi ada, disamping berfungsi mengetahui sejauhmana hasil optimasi dapat diperlakukan pada kondisi dan situasi berbeda. Pengaruh perubahan dapat dilihat dari selang kepekaan yang terdiri dari batas kenaikan (allowable increase) dan penurunan (allowable decrease). Jika perubahan masih dalam selang increase dan decrease maka tidak akan terjadi perubahan pada kombinasi produk optimal. Tetapi, jika terjadi perubahan diluar batasan yang ada, maka nilai dari kombinasi optimal dapat berubah. Semakin kecil selang kepekaan maka semakin peka terhadap perubahan nilai optimal.Analisis sensitivitas terbagi atas dua bagian yaitu analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan dan analisis sensitivitas nilai sebelah kanan kendala atau Right Hand Side (RHS).

(41)

4.9.1 Analisis Sensitivitas Nilai Koefisien Fungsi Tujuan

Analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan berguna untuk mengetahui tingkat perubahan dari nilai fungsi tujuan, yaitu apabila tujuan yang telah optimal mengalami perubahan, dan mengetahui sejauhmana nilai koefisien fungsi tujuan dapat digunakan agar tidak merubah nilai dari kombinasi produk yang dihasilkan. Hasil analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan model LP pada kondisi optimal selama periode yang dianalisis untuk produksi susu yoghurt drink dan yoghurt stirred pada PT. Cimory dapat dilihat pada Tabel 31.

Tabel 31. Analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan Tahun Bulan Jenis

Yoghurt Peubah Current Coef Allowable Increase Allowable Decrease 2010 Juli Drink X11 1.182 1.935,6 1.182 Agustus X12 1.199 1.808,2 1.199 September X13 1.196 1.045,3 1.196 Oktober X14 1.129 984,07 1.129 November X15 1.084 1.157,3 1.084 Desember X16 1.110 1.786,6 1.110 Juli Stirred X21 1.409 INFINITY 874,8 Agustus X22 1.377 INFINITY 827,9 September X23 1.000 INFINITY 466,4 Oktober X24 955 INFINITY 444,7 November X25 1.000 INFINITY 516,3 Desember X26 1.276 INFINITY 787

Tabel 31 menunjukan bahwa untuk yoghurt drink memiliki batas atas (allowable increase) dan batas bahwa (allowable decrease) untuk semua bulan yang dianalisis. Untuk produk yoghurt drink di bulan Juli perubahan yang diperbolehkan agar kombinasi tetap optimum adalah menaikan koefisien hingga Rp. 1.935,6149, atau menjaga agar koefisien tetap pada kondisi awal. Berbeda dengan yoghurt stirred yang hanya memiliki batasan bahwa saja (allowable Decrease). Seperti pada bulan

(42)

Juli agar kombinasi tetap optimal maka rentang bawah yang diperbolehkan adalah Rp. 874,7974 dan perubahan pada rentang atas berapa pun tidak akan mempengaruhi nilai dari kombinasi produk yoghurt, karena bersifat infinity.

Dari Tabel 30, diketahui bahwa rentang perubahan tersempit berada pada produk yoghurt drink, maka perusahaan dapat memfokuskan untuk melakukan perubahan keuntungan, sehingga kombinasi produk optimum dapat terjaga.

4.9.2 Analisis Sensitivitas Nilai Sebelah Kanan Kendala

Analisis sensitivitas nilai sebelah kanan (RHS) kendala yang berfungsi untuk mengetahui seberapa besar nilai kepekaan RHS terhadap kenaikan dan penurunan nilai koefisien terhadap kombinasi optimum dari produk yang dihasilkan. Analisis sensitivitas nilai sebelah kanan kendala berkaitan dengan status sumber daya. Suatu kendala berstatus pembatas apabila terdapat nilai batas penurunan dan peningkatan nilai tertentu. Sedangkan kendala dikatakan bukan pembatas apabila tidak terdapat nilai tertentu pada nilai batas penurunan dan peningkatan. Kendala bukan pembatas ditunjukkan oleh adanya nilai tidak terhingga (infinity) pada nilai batas peningkatan (allowable increase). Hal ini menunjukkan selang perubahan peningkatan mencapai tidak terhingga. Artinya seberapapun peningkatan nilai sebelah kanan kendala tersebut tidak akan memengaruhi solusi optimal.

Optimasi produk menggunakan sensitivitas nilai sebelah kanan kendala hasil olahan Lindo dapat dijelaskan berikut :

a. Kepekaan Ketersediaan Bahan Baku Susu Segar

Berdasarkan hasil dual yang telah diperoleh bahan baku susu segar untuk bulan yang dinalisis mengalami surplus persediaan. Untuk mengetahui perubahan ketersediaan yang dapat merubah kondisi optimal, dapat dilihat pada Tabel 32.

(43)

Tabel 32. Kepekaan ketersediaan bahan baku susu segar Tahun Bulan Peubah Current

RHS Allowable Increase Allowable Decrease 2010 Juli X11 70000 INFINITY 3.875,929932 Agustus X12 70000 INFINITY 706,32019 September X13 70000 INFINITY 3.274,501221 Oktober X14 60000 INFINITY 1.389,677612 November X15 60000 INFINITY 6.636,040039 Desember X16 60000 INFINITY 4.172,023926 Berdasarkan Tabel 31, allowable increase menunjukan nilai tak terhingga, yang berarti berapapun peningkatan perubahan nilai RHS untuk susu segar tidak akan merubah kombinasi dari produk yoghurt yang optimal. Untuk allowable decrease susu segar, ada nilai tertentu yang menjadi rentang pembatas perubahan kombinasi produk yoghurt. Seperti pada bulan November nilai allowable decrease 6.636,04, yang artinya nilai penurunan RHS untuk susu segar tidak akan merubah kombinasi optimal, apabila masih dalam rentang 6.636 liter penurunannya, yaitu batas penurunan sampai 53.363,96 liter dari RHS awal 60.000 liter.

b. Kepekaan ketersediaan gula

Berdasarkan hasil dual yang telah didapatkan bahan baku gula masih mengalami surplus. Terlihat dari nilai dual yang masih lebih nol. Maka dari itu, untuk mengetahui seberapa peka nilai RHS terhadap perubahan kombinasi optimal produk yoghurt, dapat dilihat pada Tabel 33.

(44)

Tabel 33. Kepekaan ketersediaan gula pasir Tahun Bulan Peubah Current

RHS Allowable Increase Allowable Decrease 2010 Juli X11 20.000 INFINITY 6.721,206543 Agustus X12 20.000 INFINITY 9.082,256836 September X13 20.000 INFINITY 9.213,675781 Oktober X14 20.000 INFINITY 1.0879,5625 November X15 20.000 INFINITY 9.316,239258 Desember X16 20.000 INFINITY 11.504,77246 Berdasarkan Tabel 33, Gula tidak memiliki batas kenaikan RHS (infinity pada allowable increase) karena berapapun penurunannya tidak akan memengaruhi nilai dari kombinasi produk yang optimal. Berbeda dengan batas bawah (allowable decrease) yang memiliki batas kepekaan terhadap perubahan kombinasi optimal. Seperti contoh pada bula Juli 2010 kepekaan pada bulan ini sangat tinggi, ditunjukan oleh allowable decrease 6.721,206543. Artinya, untuk mempertahankan nilai kombinasi produk optimal perusahaan dapat menurunkan nilai allowable decrease sampai 6.721,206543 liter, dimana bila menurunan RHS melebihi rentang yang telah ditentukan, maka perubahan nilai kombinasi produk akan terjadi.

c. Kepekaan Ketersediaan Perasa

Sama seperti Gula pasir yang masih memiliki surplus di dalam persediaannya. Perasa pun masih memiliki surplus persediaan disetiap bulan yang dianalisis. Sensitivitas kepekaan nilai RHS diperlukan untuk mengetahui berapa besar nilai perubahan batas kanan pada kendala dapat berubah yang dilihat dari nilai allowable increase dan allowable decrease ( Tabel 34).

(45)

Tabel 34. Kepekaan ketersediaan perasa Tahun Bulan Peubah Current

RHS Allowable Increase Allowable Decrease 2010 Juli X11 120 INFINITY 33,2 Agustus X12 120 INFINITY 29,2 September X13 120 INFINITY 32,9 Oktober X14 120 INFINITY 43,1 November X15 120 INFINITY 49,6 Desember X16 120 INFINITY 46,4

Pada Tabel 33, dijelaskan bahwa nilai allowable increase bersifat tidak terbatas (infinity) artinya bahwa berapapun kenaikan nilai RHS tidak akan merubah nilai dari kombinasi produk dan keuntungan yang di dapat perusahaan. Penurunan RHS melebihi allowable decrease dapat merubah nilai kombinasi optimal produk seperti pada bulan Agustus, yaitu perubahan kombinasi produk dan keuntungan perusahaan dapat berubah, bila persediaan kurang dari 29,26001 liter. d. Kepekaan Ketersediaan Pewarna

Untuk melihat kepekaan sensitivitas terhadap pewarna dapat dilihat pada Tabel 35

Tabel 35. Kepekaan ketersediaan pewarna Tahun Bulan Peubah Current

RHS Allowable Increase Allowable Decrease 2010 Juli X11 100 INFINITY 37,135311 Agustus X12 100 INFINITY 34,014969 September X13 100 INFINITY 36,283474 Oktober X14 100 INFINITY 44,262131 November X15 100 INFINITY 49,437321 Desember X16 100 INFINITY 47,032696 Bila dilihat dari Tabel 35 Untuk allowable increase tidak memiliki batas kenaikan (infinity), dapat diartikan bahwa berapapun kenaikan

(46)

nilai dari allowable increase tidak akan merubah nilai dari optimasi produk yoghurt dan keuntungan yang didapatkan. Untuk allowable decrease perasa bersifat peka. Sebagai contoh pada bulan Agustus 2010, batas kepekaan bawah sampai pada 34,014969. artinya nilai RHS akan berubah apabila nilai RHS kurang dari 34,014969 liter. e. Kepekaan Ketersediaan Bakteri

Bakteri adalah bahan penolong penbuatan susu yoghurt yang bersifat aktif (langka), karena pemakaiannya sangat diperhatikan sekali. Sensitivitas persediaan bakteri diperlukan agar penggunaannya tetap optimal dan tidak merubah kapasitas produksi optimal serta keuntungan perusahaan. Sensitivitas ketersediaan bakteri dapat dilihat pada Tabel 36.

Tabel 36. Kepekaan Ketersediaan bakteri Tahun Bulan Peubah Current

RHS Allowable Increase Allowable Decrease 2010 Juli X11 264 16 192 Agustus X12 274 3 202 September X13 269 14 205 Oktober X14 234 6 170 November X15 215 27 151 Desember X16 227 17 162

Berdasarkan Tabel 35 bakteri merupakan kendala yang bersifat peka terhadap perubahan RHS. Kepekaan tertinggi ada pada bulan November, dengan batas penurunan sampai pada 151 botol dan kenaikan sampai batas 17 botol dari RHS awal.

f. Kepekaan Ketersediaan Jam Kerja Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah faktor produksi utama yang merencanakan, mengatur dan mengendalikan faktor produksi yang lain seperti bahan baku, jam mesin, dan lain sebagainya. Berdasarkan nilai slack or

(47)

surplus pada Tabel 37. Hal tersebut menunjukan bahwa tenaga kerja masih mengalami surplus untuk yoghurt drink dan beberapa sudah optimal pada yoghurt stirred. Untuk lebih jelasnya berapa perubahan yang diperbolehkan untuk RHS agar nilai kombinasi optimum tidak berubah dan keuntungan perusahaan tetap optimal, dapat dilihat pada Tabel 37.

Tabel 37. Kepekaan ketersediaan jam tenaga kerja Tahun Bulan Jenis

Yoghurt Peubah Current RHS Allowable Increase Allowable Decrease 2010 Juli Drink X11 525 INFINITY 460.4843 Agustus X12 525 INFINITY 456.2143 September X13 525 INFINITY 456.8148 Oktober X14 525 INFINITY 467.6329 November X15 525 INFINITY 472.8846 Desember X16 525 INFINITY 471.7275 Juli Stirred X21 525 INFINITY 135.1797 Agustus X22 525 INFINITY 135.1797 September X23 350 46.107777 324.0125 Oktober X24 350 48.20359 323.875 November X25 350 46.107773 324.0125 Desember X26 350 41.916168 324.2875

Berdasarkan Tabel 37, jam mesin yoghurt drink memiliki allowable increase tak terbatas (infinity) yang berarti tidak ada batasan jam yang dapat merubah kombinasi produk optimal dan untuk allowable decrease memiliki batasan pengurangan jam kerja. Kepekaan terbesar ada pada bulan Agustus yaitu 456.214 jam, artinya bahwa manajemen harus mempertahankan jam kerja selama Agustus, tidak kurang dari 457 jam. Apabila melebihi dari batas sensitivitas yang telah ditentukan, maka perusahaan akan merubah tingkat kombinasi optimal produk yoghurt drink dan stirred.

(48)

Sama seperti yoghurt drink, yoghurt stitrred untuk semua mesin masih mengalami surplus jam kerja. Namun ada beberapa yang memiliki batas kenaikan jam kerja (allowable increase) seperti pada bulan November, pada bulan ini allowable increase sampai dengan 396,1 jam dari RHS awal (350 jam), dan untuk allowable decrease sampai pada 324 jam. Apabila manajemen menerapkan jam kerja di luar rentang yang ada, maka perubahan kombinasi produk yoghurt drink dan stirred akan terjadi.

g. Kepekaan ketersedian jam kerja mesin

Dari hasil analisis dual untuk jam kerja mesin masih mengalami kelebihan (surplus) jam kerja. Untuk melihat berapa rentang perubahan jam mesin yang diizinkan, maka kombinasi produk dapat optimal dan keuntungan perusahaan tetap dalam keadaan optimum dapat dilihat pada lampiran 8.

Untuk sensitivitas tertinggi ada pada mesin pasteurisasi dengan nilai allowable decrease 513,2 jam dari RHS awal 525 jam. Artinya penurunan jam kerja mesin dapat dilakukan sampai 513 jam per bulan dari 525 jam pada kondisi awal dan apabila penurunan lebih dari batas allowable decrease, maka kombinasi produk optimum dapat berubah.

h. Kepekaan Ketersediaan Produk Permintaan

Permintaan untuk yoghurt drink dan yoghurt stirred setiap bulannya mengalami perubahan. Khusus untuk yoghurt stirred, selain dijual secara langsung, juga memiliki konsumen tetap yang harus dipenuhi jumlah pesanannya. Seperti hasil pada analisis dual, jumlah produk yoghurt stirred yang disediakan masih berlebih/terjadi surplus. Maka dari itu untuk melihat berapa jumlah rentang kepekaan terhadap perubahan kombinasi optimum dapat dilihat pada Tabel 38.

Gambar

Tabel 6.  Anak perusahaan Makro Group
Gambar 6. Proses produksi Susu Yoghurt Pemasok susu
Tabel 13.  Koefisien bahan Penolong pemanis
Tabel  31  menunjukan  bahwa  untuk  yoghurt  drink  memiliki  batas  atas  (allowable  increase)  dan  batas  bahwa  (allowable  decrease)  untuk  semua  bulan  yang  dianalisis
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan lain yang dilakukan berupa sistem bisa mengirim notifikasi dan rekomendasi ke smartphone peternak berdasarkan besarnya suhu, kelembaban dan kadar

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perlakuan lama perendaman urine sapi berpengaruh nyata terhadap peubah kecepatan muncul tunas,

[r]

Masyarakat lebih memilih berkunjung ke rumah sakit umum daerah (RSUD) atau ke dokter praktek pada sore hari. Keadaan ini memberi penegasan pada buruknya citra

Danau Kakaban (Kaltim) sangat menarik perhatian pakar biologi karena dalam perjalanan sejarahnya dari perairan salin menuju perairan tawar menyajikan contoh alami terjadinya

Kepala puskesmas meminta kepala TU untuk membuat undangan pertemuan pembahasan proses identifikasi hambatan kepada petugas pendaftaran dan administrasi.. Petugas pendaftaran

Dari beberapa style gambar batik Belanda yang ada, akhirnya dipilih gaya motif fairytale Sleeping Beauty dengan pertimbangan bahwa batik ini terlihat dengan jelas

pemasakan sari kedelai dan susu di&#34;ampur dengan bahan penggumpal seperti asam &#34;uka atau asam asetat dan pengepresan tahu susu pada loyang.!. HASIL PENGAMATAN