• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Hal ini tertuang dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 161) bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.” Sesuai dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tentang IPA dapat diartikan bahwa untuk memperoleh konsep IPA, dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui proses penemuan yang disusun berdasarkan tahapan metode ilmiah dan dilakukan secara urut. Untuk siswa SD proses pemenemuan ilmiah ini dapat dilakukan secara sederhana disesuaikan dengan tahap perkembangan berpikir siswa yaitu tahap berpikir konkret. Siswa dihadapkan pada pengalaman langsung agar siswa dapat melihat, menyentuh, merasakan, serta dapat berbuat untuk membantu siswa dalam memperoleh dan memahami konsep IPA secara mendalam. Jika siswa dapat memperoleh sendiri konsep IPA serta dapat memahaminya secara mendalam maka, siswa akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan.

Pembelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Dlimoyo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung semester II tahun 2013/2014 masih jauh dari kondisi yang diharapkan. Pembelajaran IPA masih berpusat pada guru (teacher centered) di mana guru menggunakan metode ceramah. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA masih rendah, aktivitas belajar terbatas pada mendengarkan guru dan mencatat materi jika guru mencatatkan di papan tulis. Masih ada beberapa siswa yang pemahaman materi IPAnya masih rendah, hal ini dapat terlihat dari hasil belajar IPA yang diperoleh beberapa siswa masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh pihak sekolah yaitu 62. Data hasil belajar yang diperoleh dari nilai pretest IPA, menunjukkan bahwa siswa yang memperolah nilai di atas KKM sebanyak 9 siswa

(2)

(39%) dari 23 siswa, sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 14 siswa (61%) dari 23 siswa dengan nilai rata-rata 60. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada beberapa siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran IPA yang mencapai lebih dari 50% dari jumlah siswa keseluruhan.

Hasil belajar IPA beberapa siswa yang masih di bawah KKM disebabkan oleh rendahnya pemahaman siswa tentang konsep IPA. Rendahnya pemahaman konsep IPA salah satunya dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diterapkan guru. Di mana strategi yang diterapkan guru masih kurang menfasilitasi siswa dalam memperoleh pemahaman konsep. Di SDN 1 Dlimoyo, guru menggunakan ceramah. Pembelajaran dengan menerapkan cermah kurang mengaktifkan siswa. Selain itu, kurang membantu siswa dalam memahami konsep IPA yang dipelajari. Siswa hanya mendapatkan informasi dari guru saja sehingga aktivitas belajar IPA siswa terbatas pada mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.

Melalui ceramah, siswa yang memiliki tipe gaya belajar auditori akan mudah memahami konsep IPA. Namun, untuk siswa yang tidak memiliki gaya belajar auditori akan kurang memahami konsep IPA jika hanya melalui mendengarkan saja. Siswa kurang memahami materi IPA secara mendalam karena siswa tidak diarahkan untuk melakukan suatu proses penemuan sehingga, siswa akan mudah lupa dengan materi yang telah dipelajari. Apabila kondisi demikian dibiarkan maka dapat mengakibatkan menurunya aktivitas dan hasil belajar IPA yang akan berdampak pada kualitas pembelajaran IPA di SDN 1 Dlimoyo khususnya kelas V.

Sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA, maka guru dituntut untuk memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat pada pembelajaran IPA. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA adalah strategi pembelajaran inkuiri. Melalui pembelajaran inkuiri diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA karena pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Menurut Harmuni (2011: 89) ciri utama dari pembelajaran inkuiri adalah “menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya bahwa pembelajaran inkuiri

(3)

menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya sebagai penerima pelajaran dari guru, namun mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran.” Ini artinya bahwa dengan pembelajaran inkuiri maka aktivitas belajar yang dilakukan siswa tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik. Melalui proses penemuan maka siswa akan melakukan aktivitas mental dan emosial. Menurut Piaget (dalam Sanjaya, 2011: 196) “pengetahuan akan bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa”. Melalui pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA siswa mencari dan menemukan sendiri konsep IPA sehingga menjadikan pembelajaran IPA bukan hanya sebagai hafalan saja. Seperti yang diungkapkan oleh Hanafiah dan Suhana (2010: 79) bahwa “pembelajaran inkuri membantu siswa untuk mengembangkan kesiapan serta penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif, selain itu juga siswa memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat mengerti dan mengendap dalam pikirannya”. Melalui penerapan pembelajaran inkuiri, siswa dapat memahami materi IPA secara mendalam, sehingga siswa tidak mudah melupakan materi yang telah dipelajari. Dengan demikian, siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, serta hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdul, Ikhwan Setiyawan yang menunjukkan bahwa metode inkuiri dapat meningkatan aktivitas dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukamenanti Kedaton Bandar Lampung semester dua tahun pelajaran 2012/2013. Serta penelitian yang dilakukan oleh Annisa, Nuri bahwa penerapan metode inkuiri meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SDN Barunagri Lembang tahun ajaran 2012/2013. Dengan demikian, penulis ingin melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA dengan Penerapan Pembelajaran Inkuiri Siswa Kelas V SD Negeri 1 Dlimoyo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

(4)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 1 Dlimoyo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung adalah guru masih mendominasi proses pembelajaran, guru cenderung menggunakan metode ceramah sehingga siswa pasif dalam pembelajaran. Aktivitas belajar siswa rendah karena terbatas pada aktivitas fisik saja yaitu mendengarkan. Siswa tidak diarahkan untuk melakukan proses menemukan sendiri konsep IPA sehingga, siswa hanya menghafal konsep IPA yang diterima dari guru. Masih terdapat beberapa siswa yang kurang memahami konsep IPA secara mendalam sehingga menyebabkan hasil belajar IPA belum mencapai KKM yaitu 62.

Jika masalah tersebut tidak segera diatasi maka menyebabkan rendahnya aktivitas belajar IPA siswa yang dapat mengakibatkan menurunnya hasil belajar IPA sehingga akan berdampak pada kualitas pembelajaran IPA di SDN 1 Dlimoyo khususnya kelas V.

1.3 Cara Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah dari permasalahan penelitian ini adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat pada mata pelajaran IPA, sehingga aktivitas dan hasil belajar IPA siswa dapat tercapai secara maksimal. Strategi pembelajaran IPA tersebut adalah pembelajaran inkuiri. Pembelajaran inkuiri menitik beratkan pada aktivitas siswa secara maksimal. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Harmuni (2011: 89) yang menyatakan bahwa “ pembelajran inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri”. Aktivitas yang dilakukan siswa dapat terlihat dari merumuskan masalah bersama guru, menyusun hipotesis, mengumpulan data melalui percobaan yang dilakukan, menguji hipotesis berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dari percobaan, serta menarik suatu kesimpulan berdasarkan pengujian hipotesis. Siswa mampu menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan guru dalam mata pelajaran IPA. Melalui pembelajaran inkuiri siswa lebih memahami secara mendalam tentang

(5)

materi IPA, ini sesuai dengan standar isi dalam BSNP (2006: 161) yang menjelaskan bahwa “Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.” Penerapan pembelajaran inkuiri akan membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, pembelajaran IPA akan lebih bermakna karena tidak berupa hafalan namun merupakan sebuah proses penemuan yang dilakukan siswa untuk memperoleh sendiri konsep IPA. Jika siswa mampu memahami materi IPA dengan baik maka hasil belajar IPA siswa akan lebih meningkat.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah dijelaskan maka rumusan masalah dalam penelitian adalah

1) Apakah pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 1 Dlimoyo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung semester II tahun pelajaran 2013/2014?

2) Apakah pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 1 Dlimoyo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung semester II tahun pelajaran 2013/2014?

3) Bagaimana pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 1 Dlimoyo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung semester II tahun pelajaran 2013/2014?

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah

1) Meningkatkan aktivitas belajar IPA dengan menggunakan pembelajaran inkuiri siswa kelas V SD Negeri 01 Dlimoyo Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung semester II tahun pelajaran 2013/2014.

(6)

2) Meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan pembelajaran inkuiri siswa kelas V SD Negeri 01 Dlimoyo Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung semester II tahun pelajaran 2013/2014.

3) Mendeskripsikan penerapan pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 01 Dlimoyo Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung semester II tahun pelajaran 2013/2014.

1.5.2. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah 1) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian teori tentang penerapan pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar khususnya dalam pembelajaran IPA untuk penelitian selanjutnya. 2) Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Dapat meningkatakan aktivitas dan hasil belajar IPA. b. Bagi guru kelas

Guru dapat menerapkan pembelajaran inkuiri sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa sehingga tujuan pembelajaran IPA dapat tercapai secara maksimal.

c. Bagi kepala sekolah

Dapat sebagai bahan petimbangan dan masukan bagi guru kelas untuk memilih strategi yang tepat dalam mengembangkan pembelajaran IPA agar memperoleh hasil yang maksimal.

d. Bagi penulis

Mendapat pengalaman dalam menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA.

Referensi

Dokumen terkait

Masalah utama yang akan dijawab dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : Apakah penerapan Metode pembelajaran Make a Match (Menjodohkan) dan MediaKartundapat

interviewing, dan sebagainya. Uji Keabsahan Data: mendeskripsikan tentang bagaimana peneliti menggunakan standar penilaian data kualitatif, yang terdiri dari: standar

Hasil penelitian menunjukkan terdapat 19 sasaran strategis yang ingin dicapai dengan prioritas sasaran adalah: meningkatkan penerimaan Fakultas (bobot 10%),

1 M.. Hal ini me nunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pertukaran keanggotaan kelompok belajar

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa baik eksplan yang berasal dari tunas aksilar maupun tunas adventif yang ditanam pada media dasar MS dengan penambahan zat

Dengan Efek dinamis angin juga merupakan masalah pada struktur bangunan gedung bertingkat banyak, karena adanya fenomena resonansi yang dapat terjadi.

Kondisi operasional proses ekstraksi omega-3 dari minyak ikan lemuru dengan menggunakan ekstraksi fluida karbondioksida superkritik ini meliputi tiga tahap, yaitu

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan manajemen strategi untuk mengetahui lingkungan perusahaan