• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil belajar IPS Materi Masalah Sosial Lingkungan Sekitar Melalui Metode Make a Match(Menjodohkan)dan Media Kartun Siswa Kelas IV Semester 02 Mi Miftahun Najihin Kauman Lor Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. - Tes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil belajar IPS Materi Masalah Sosial Lingkungan Sekitar Melalui Metode Make a Match(Menjodohkan)dan Media Kartun Siswa Kelas IV Semester 02 Mi Miftahun Najihin Kauman Lor Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. - Tes"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

MELALUI METODE

MAKE A MATCH

DAN MEDIA KARTUN

KELAS IV SEMESTER 02 MI MIFTAHUN NAJIHIN

KAUMAN LOR

KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh :

GILANG PERDANA

NIM 115-14-100

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

3

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

MELALUI METODE

MAKE A MATCH

DAN MEDIA KARTUN

KELAS IV SEMESTER 02 MI MIFTAHUN NAJIHIN

KAUMAN LOR

KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh :

GILANG PERDANA

NIM 115-14-100

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

7

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Aksi positifmu digabung dengan pemikiran akan menghasilkan kesuksesan (Shiv Kiera)

2. Selama kita masih ada keyakinan, semua akan menjadi mungkin (Gilang Perdana)

ْْمُكَسُفْنَأْمُكْيَلَعْمُكُّرُضَي َلَْنَّمَّلَضاَذِإْمُتْيَدَتْها

“jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. (Al-Maidah: 105)”

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini penulis persembahkan untuk:

Ibunda (Siti Muawanah) tercinta yang telah membesarkan, mendidik, membimbing dengan penuh cinta dan kasih sayang, serta memberikan semangat dan do’a yang tiada henti.

Bapak (Rudi Satpta Aji) yang selalu memimpikan untuk dapat mendapimpingi wisuda, terima kasih atas semangatnya.

Adikku tersayang Yoga Pamungkas dan Hafidz Amrullah D.U, terima kasih atas motivasi pada penulis.

Sahabat dan teman-teman tersayang Malik, Wahyu, Arif Rahman, Hattan, Wilda, terima kasih atas motivasi dan semangatnya.

Para dosenku dan dosen pembimbingku Drs.Abdul Syukur, M.Si yang telah memberikan bekal ilmu

(8)

8

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا الله مسب

Syukur Alhamdulillah dengan memanjatkan Puja dan Puji Syukur kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI MASALAH SOSIAL

LINGKUNGAN SETEMPAT MELALUI METODE MAKE A MATCH (MENJODOHKAN) DAN MEDIA KARTUN SISWA KELAS IV SEMESTER 02 MI MIFTAHUN NAJIHIN KAUMAN LORKECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANGTAHUN PELAJARAN 2017/2018”.

Shalawat serta salam kita haturkan kepada baginda Nabi Muhammad

SAW, yang telah menjadi penganut di bumi ini seta memberikan bekal Ilmu

keislaman maupun pengetahuan, sehingga dapat menjadi bekal di dunia maupun

di akhirat kelak.

Selanjutnya penulis sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak atas segala motivasi, semangat, bimbingan, bantuan, serta do’a yang telah

membawa penulis menyelesaikan skripsi ini, yaitu:

1. Bapak Dr.H. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

(9)

9

4. Bapak Drs.Abdul Syukur, M.Si selaku Dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan arahan, bimbingan serta keikhlasan untuk memberikan

bimbingan dalam penulisan skripsi ini dengan baik.

5. Bapak Taufik Ismail S.Pd selaku Kepala Sekolah MI Miftahun Najihin

Kauman Lor, yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.

6. Bapak Mahasin Billah, S.Pd.I selaku Guru Kelas IVMIMiftahun Najihin

Kauman Lor.

7. Siswa kelas IVMIMiftahun Najihin Kauman Lor yang telah mendukung

peneliti untuk melakukan penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Terima kasih atas segala motivasi serta dukungannya sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, semoga segala kebaikan tersebut

mendapat balasan oleh Allah SWT, mudah-mudahan skripsi ini

bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.

Salatiga, 30 Mei 2018

(10)

10

ABSTRAK

Perdana, Gilang. 2018. Peningkatan Hasil belajar IPS Materi Masalah Sosial Lingkungan Sekitar Melalui Metode Make a Match (Menjodohkan)dan Media Kartun Siswa Kelas IV Semester 02 Mi Miftahun Najihin Kauman Lor Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 .

Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Drs. Abdul Syukur, M.Si

Kata Kunci : Hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial, Metode pembelajaran Make a Match, Media Kartun.

Penelitian ini merupakan upaya peningkatan hasil belajar siswa yang dilatarbelakangi dengan adanya kenyataan hasil belajar siswa kelas IV MI Mi Miftahun Najihin Kauman Lor dalam pembelajaran IPS tergolong masih rendah. Oleh karena itu Guru diharapkan menerapkan metode pembelajaran yang meningkatkan hasil belajar. Masalah utama yang akan dijawab dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : Apakah penerapanMetode pembelajaran Make a Match (Menjodohkan) dan MediaKartundapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat pada siswa kelas IV Semester 02 Mi Miftahun Najihin Kauman Lor tahun pelajaran 2017/2018

Untuk menjawab permasalahan tersebut dilakukan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan menerapkanMetode pembelajaran Make a Match (Menjodohkan)dan media kartun pada siswa kelas IV se Mi Miftahun Najihin Kauman Lor tahun pelajaran 2017/2018, dengan subjeknya seluruh siswa kelas IV dengan materi masalah sosial di lingkungan sekitar. Data ini diambil dengan menggunakan observasi yaitu mengamati aktifitas siswadan guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan memberikan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I, siklus II. Data tersebut kemudian diolah secara kuantitatif.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode

(11)

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

LEMBAR BERLOGO ...ii

HALAMAN JUDUL ...iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii

HALAMAN ABSTRAK ...x

HALAMANDAFTARISI ... .xi

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv

HALAMAN LAMPIRAN………xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan ...4

D. Hipotesis Penelitian ...5

E. Manfaat Penelitian ...5

F. Defnisi Oprasional ...6

G. Metode Penelitian...7

(12)

12

BAB II LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar ...15

1. Pengertian Belajar ...15

2. Ciri-ciri Belajar ...15

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar ...16

4. Pengertian Hasil belajar ...19

5. Macam-macam Hasil Belajar ...19

B. Ilmu Pengetahuan Sosial ...21

1. Pengertian IPS ...21

2. Hakekat IPS ...21

3. Tujuan IPS ...21

4. Standar Kompetensi untuk SD/MI Kelas IV Semester 2 ...22

C. Metode Pembelajaran Make a Match (Menjodohkan)Dengan Media Kartun Materi Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat ...23

1. Pengertian Pembelajaran Make a Match (Menjodohkan) ...23

2. Pengertian Media Kartun………...23

3. Langkah-langkahPembelajaran Make a Match (Menjodohkan) ...23

4. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Make a Match (Menjodohkan) ...24

5. Materi Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat ...25

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Miftahun Najihin ...31

1. Letak Geografis MI Miftahun Najihin ...31

2. Identitas MI Miftahun Najihin ...31

3. Keadaan Gedung MI Miftahun Najihin ...32

4. Visi dan Misi Madrasah ...32

(13)

13

6. Keadaan Siswa ...33

7. Data Siswa Kelas IV Mi Miftahun Najihin ...33

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus ...34

1. Deskripsi Kegiatan Siklus I ...35

2. Deskripsi Kegiatan Siklus II ...37

BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal Pra Siklus ...41

1. Data Hasil Pengamatan Nilai Siswa ...41

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...43

1. Data Hasil Belajar siklus I...44

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...46

1. Data Hasil Belajar Siklus II...47

D. Pembahasan ...48

1. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ...49

BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan ...52

2. Saran ...53

DAFTAR PUSTAKA ...54

LAMPIRAN – LAMPIRAN ...56

(14)

14

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Standart Kompetensi kelas IV SD/MI ...22

Tabel 2.1 Data Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun pelajaran 2017/1018 ...33

Tabel 2.2Datasiswa KelasIV Mi Miftahun Najihin Kauman Lor ...34

Tabel 3.1Daftar Nilai Pra Siklus IPS Kelas IV Tahun Pelajaran 2017/2018 ...41

Tabel 3.2 Grafik Nilai Pra Siklus ...43

Tabel 3.3Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I ...44

Tabel 3.4 Grafik Hasil Nilai Tes Evaluasi Siklus I ...46

Tabel 3.5Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II ...47

Tabel 3.6 Grafik Hasil Nilai Tes Evaluasi Siklus II...49

Tabel 3.7Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II...50

(15)

15

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Siswa Kelas IV Mi Miftahun Najihin ... 58

Rencana PelaksanaanPembelajaran Siklus I ...59

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...63

Soal Tes Siklus I...67

Soal Tes Siklus II ...67

Lembar Pengamatan Guru Siklus I ...68

Lembar pengamatan Guru Siklus II ...70

Nilai Hasil Belajar Siklus I ...72

Nilai Hasil Belajar Siklus II ...73

Daftar Riwayat Hidup ...74

Surat permohonan Ijin Penelitian ...75

Surat Balasan ijin Penelitan ...76

SKK ...77

Lembar Konsultasi Skripsi ...81

(16)

16

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik peningkatan

pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan keterampilan yang

dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran (Hosnan,

2014: 158)

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh

siswa setelah menerima pembelajaran tertentu dimana siswa itu dapat

dikatakan berhasil dalam menerima pelajaran tersebut. Hasil belajar yang

baik, bias didapat dari proses pembelajaran yang baik pula, salah satunya

dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah

Dasar/Madrasah.

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah ilmu pengetahuan yang

mengkaji berbagai disiplin ilmu social dan humaniora serta kegiatan dasar

manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan

pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat

dasar dan menengah. Luasnya kajian IPS ini mencakup berbagai

kehidupan yang beraspek majemuk baik hubungan social, ekonomi,

psikologi, budaya, sejarah, maupun politik, semuanya dipelajari dalam

(17)

17

yang meliputi proses, factor, perkembangan, permasalahan, semuanya

dipelajari dan dikaji dalam sosiologi. Aspek ekonomi yang meliputi

perkembangan, factor, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu

ekonomi. Aspek budaya dengan segala perkembangan dan

permasalahannya dipelajari dalam antropologi. Aspek sejarah yang tidak

dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu sejarah.

Begitu juga aspek geografi yang memberikan karakter ruang terhadap

kehidupan di masyarakat di pelajari dalam ilmuu geografi. (Susanto

Ahmad:137)

Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju

ke perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh

sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya

property sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas

sekolah. Sebagian masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha

penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak seluruhnya

salah, sebab seperti dikatan Reber, belajar adalah the process of acquiring

knowledge. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan.

Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktinya

banyak dianut. Guru guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha

memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat

mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak

didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika mereka

(18)

18

pengertian belajar seperti ini secara esensial belum memadai. Perlu anda

pahami, perolehan pengetahuan maupun upaya penambahan pengetahuan

hanyalah salah satu bagian kecil dari kegiatan menuju terbentuknya

kepribadian seutuhnya.(Suprijono Agus:3)

Berdasarkan hasil observasi di MI Miftahunnajihin Kauman Lor

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada pelajaran Ilmu

pengetahuan Sosial khususnya materi masalah lingkungan di sekitar di

kelas IV, dalam kegiatan proses pembelajaran umumnya masih

menggunakan metode lama seperti ceramah dan tanya jawab yang

menyebabkan pembelajaran berjalan kurang efektif dan membosankan

sehingga minat belajar siswa berkurang, akibatnya semangat siswa dalam

mengikuti pembelajaran IPS khususnya materi masalah lingkungan sekitar

kurang semangat dan siswa menjadi susah mengerti dan tidak paham.

Sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Setelah peneliti mengamati

kegiatan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial materi masalah lingkungan

sekitar, penulis dapat memaparkan berbagai masalah antara lain: (1)

semangat siswa pada pembelajaran masih kurang.(2) hasil belajar tentang

lingkungan kurang memuaskan. Salah satu faktor yang memicu adanya

masalah tersebut yaitu cara guru dalam mengajarkan materi masalah

lingkungan sekitar masih menggunakan strategi yang lama sehingga

membuat peserta didik tidak dapat menguasai materi dengan baik.

Ditemukan beberapa masalah dalam pembelajaran IPS pada siswa

(19)

19

Kabupaten Semarang, diantaranya kurangnya pemahaman siswa tentang

mata pelajaran IPS materi sejarah uang yang diajarkan oleh guru. Hal ini

dibuktikan dengan hasil nilai ulangan IPS siswa kelas III yang diperoleh

dari guru menunjukkan masih banyaknya siswa yang mendapatkan nilai

dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan yaitu

70.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Hasil

Belajar IPS Materi Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Melalui

Metode Pembelajaran Make a Match (Menjodohkan) dan Media Kartun

Siswa Kelas IV Semester 02 MI Miftahun Najihin Kauman Lor Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah penggunaan metode Make a Match

(Menjodohkan) dan media kartun dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPS

pada Siswa Kelas IV semester 2 MI Miftahunnajihin Kauman Lor

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan metode

(20)

20

meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV semester 2 MI

MiftahunNajihin Kauman Lor Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

tahun pelajaran 2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang digunakan adalah Penerapan Metode Pembelajaran

Make a Match (Menjodohkan) dan Media Kartun dapat Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa pada Kelas IV semester 2 MI Miftahunnajihin

Kauman Lor Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diberikan melalui penelitian ini, yaitu:

1. Secara Praktis

a. Bagi Guru

Penelitian ini akan memberikan pengalaman yang

bermanfaat dalam merancang pembelajaran masalah social di

lingkungan setempat dari pengalaman tersebut diharapkan guru

dapat mengembangkan metode tersebut, buku paket dan sumber

belajar

(21)

21 b. Bagi siswa

Penelitian ini sangat membantu bagi siswa untuk

meningkatkan hasil belajar secara optimal. Hal ini disebabkan

karena pembelajaran masalah social di lingkungan setempat sangat

berpengaruh bagi siswa kelak.

c. Bagi peneliti

Sebagai dasar pengembangan kajian IPS khususnya dalam

materi masalah social di lingkungan sekitar.

2. Secara Teoritis

Hasil penelitian dapat dijadikan sumber atau bahan ajar bagi para

peneliti dibidang pendidikan terutama bagi guru dalam penerapan

pengajaran IPS dengan menggunakan metode Pembelajaran Make a

Match (Menjodohkan) dan media kartun.

F. Definisi Oprasional

Sub-sub istilah yang didefinisikan secara oprasional adalah:

1. Belajar

Belajar merupakan kemampuan yang dicapai seseorang melalui

aktivitas, dimana kemampuan tersebut bukan diperoleh dari proses

pertumbuhan seseorang melainkan secara alamiah (Suprijono Agus: 2).

2. Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah suatu program pendidikan

(22)

22

mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik, maupun dalam

lingkungan sosialnya dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu

sosial (Alma Buchari:141).

3. Hasil Belajar

Hasil belajar yaitu pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Jadi, perubahan

perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi

kemanusiaan saja (Suprijono Agus:5)

4. Pembelajaran Make a Match (Menjodohkan)

Kegiatan belajar Make a Match adalah suatu kegiatan dimana

siswa diberikan sebuah kartu yang berisi pertanyaan dan kartu lainnya

berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut (Suprijono

Agus:113)

5. Media Kartun

Media kartun adalah garis yang dicoret dengan spontan yang

menekankan kepada hal-hal yang dianggap penting.selain itu media

kartun juga menggugah rasa lucu dan kesan utamanya adalah senyum

dan ketawa (Usman Basyiruddin:47)

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini

(23)

23

kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah Penelitian yang mengangkat

masalah-masalah aktual yang dilakukan oleh para guru yang

merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk

memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara

lebih profesional.

Menurut Saminanto (2011: 2) PTK adalah sebagai suatu bentuk

kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan

untuk meningkatkan kemantapan rasioanal dan tindakan-tindakan

mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman

terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, memperbaiki kondisi

dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan, serta

dilakukan secara kolaboratif.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di

Kelas IV MI Miftahunnajihin Kauman Lor Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa 27 anak laki-laki 13

perempuan 14. Dan diampu oleh seorang guru yang bernama Mahasin

Billah,S.Pd.i, penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2018

pada siklus I, dan pada tanggal 7 Mei 2018 pada siklus II.

3. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahahap, yaitu 1.

(24)

24

Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah

sebagai berikut:

Tahap-tahap penelitian tindakan kelas (Saminanto,2011)

Penelitian tindakan kelas memiliki tahapan kegiatan yang

terdiri dari dua siklus atau lebih tergantung dalam implementasinya.

Setiap tahapan dirancang dengan melalui tahapan : perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, refleksi.

a. Perencanaan Tindakan

1) Identifikasi masalah

a) Mewawancarai siswa

b) Melakukan observasi langsung di kelas

(25)

25

1) Membuat skenario pembelajaran yang berisikan

langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dan bentuk-bentuk

kegiatan siswa

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang

diperlukan

3) Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data

mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan

4) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan

c. Pelaksanaan Tindakan

1) Guru memberikan penjelasan tentang masalah lingkungan

sekitar

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

3) Guru menjelaskan tentang masalah lingkungan sekitar

4) Guru memberikan soal yang berhubungan dengan masalah

lingkungan sekitar

5) Menyimpulkan pelaksanaan pembelajaran yang telah

dilakukan.

d. Pengamatan

1) Selama proses pembelajaran untuk mengetahui tentang

keaktifan siswa

2) Dengan mencatat keberhasilan dan hambatan-hambatan yang

dialami dalam proses pembelajaran

(26)

26

1) Guru dan peneliti menganalisis dan mendiskusikan hasil

pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi mana yang

perlu dipertahankan dan mana yang perlu diperbaiki untuk

siklus selanjutnya

2) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1

4. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, instrumen penelitian yang

digunakan peneliti untuk memperoleh data adalah sebagai berikut :

a. Silabus

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

c. Lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa

d. Lembar observasi untuk mengamati guru

e. Soal

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Obsevasi

Menurut Sukmadinata (2010: 220) Observasi atau pengamatan

adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan peneliti

dengan melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa, kegiatan

guru dalam mengelola kelas serta. mengetahui peningkatan hasil

(27)

27

Match (Menjodohkan) dan media kartun pada siswa kelas IV

semester 02 Mi Miftahunnajihin Kauman Lor.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik

dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumentasi

digunakan untuk mengetahui nilai IPS siswa kelas IV Mi

Miftahunnajihin sebelum diterapkan penelitian tindakan kelas.

c. Tes

Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur hasil-hasil

belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu .Digunakan

lembar tes yang dikerjakan oleh siswa, tes yang digunakan berupa

tes akhir untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa.

6. Analisis Data

Analisis data ini digunakan untuk mengetahui peningkatan

dengan pembelajaran make a match (menjodohkan) dan media

kartun yang digunakan peneliti dalam usaha meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi Masalah

Lingkungkungan Sekitar. Oleh karena itu, siswa dikatakan tuntas

belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa > 70.

Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum

mencapai KKM jika nilai perolehan siswa < 70. Selanjutnya untuk

(28)

28

ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Suatu kelas dikatakan tuntas

belajarnya jika dalam kelas tersebut > 85% siswa telah tuntas

belajarnya (Trianto, 2013:241).

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan

teknik deskriptif analitik dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Menghitung nilai rata kelas dengan rumus sebagai berikut:

M =

Keterangan:

M = Nilai rata-rata

X = Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa

b. Sedangkan untuk menghitung presentasi jumlah belajar siswa

digunakan rumus sebagai berikut:

P =

Keterangan:

P = Nilai dalam persen

F = Frekuensi

(29)

29

H. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan disusun dalam lima bab, secara sistematik

dapat dilihat di bawah ini :

Bab I : Pendahuluan, pada bab pendahuluan terdiri dari latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan

dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional,

strategi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Kajian pustaka, pada bab ini penulis mengemukakan

landasan teori dari tiap-tiap variabel penelitian.

Bab III : Pelaksanaan penelitian, pada bab ini berisi tentang

gambaran umum MI Miftahunnajihin Kauman Lor.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini berisi hasil

penelitian meliputi diskripsi per siklus dan pembahasan.

(30)

30

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk di

dalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey

memperlihatkan bahwa 82% anak-anak yang masuk sekolah pada usia

5 atau 6 tahun memiliki citra diri yang positif tentang kemampuan

belajar mereka sendiri. Tetapi angka tinggi tersebut menurun drastis

menjadi 18% waktu mereka berusia 16 tahun. Konsekuensinya, 4 dari

5 remaja dan orang dewasa memulai pengalaman belajarnya yang baru

dengan perasaan ketidaknyamanan (Nichol, 2002: 37).

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang individu

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam

interaksi dengan lingkungannya (Abdillah, 2002).

2. Ciri-Ciri Belajar

Menurut Baharuddin & Esa N.W dalam Sriyanti (2013), ciri-ciri

belajar meliputi :

a. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.

(31)

31

c. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat

berlangsungnya proses belajar, perubahan perilaku itu bisa jadi

bersifat potensial.

d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau

pengalaman.

e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi hasil

belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi

dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas

hasil belajar (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 19-28).

a) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal

dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil

belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor

fisiologis dan psikologis.

(1) Faktor Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor

yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.

Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.

Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus

(32)

32

belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar

akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan

belajar individu. Kedua, keadaan fungsi

jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung,

peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat

memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra.

Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan

mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula.

(2) Faktor psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan

psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses

belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama

memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa,

motivasi, minat, sikap, dan bakat.

b) Faktor-faktor Eksternal

Menurut Syah (dalam Baharuddin dan Wahyuni,

2003: 26-28) menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal

yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua

golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor

lingkungan non sosial.

(33)

33

(a) Sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan

teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses

belajar seorang siswa.

(b) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan

masyarakat tempat tinggal siswa akan

memengaruhi belajar siswa.

(c) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat

memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan

keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga

(letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya

dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar

siswa.

(2) Lingkungan non sosial.

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial

adalah:

(a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang

segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang

tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu

lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang.

(b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang

dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware,

seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas

(34)

34

Kedua, software, seperti kurikulum sekolah,

peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi,

dan lain sebagainya.

(c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa).

Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia

perkembangan siswa, begitu juga dengan metode

mengajar guru, disesuaikan.

4. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar adalah perubahan-perubahanyang terjadi pada diri

siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor

sebagai hasil dari kegiatan belajar.Pengertian di atas dipertegas lagi

oleh Nawawi dalam K.Brahim (2007:39) yang menyatakan hasil

belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor

yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran

tertentu.

5. Macam-macam hasil belajar

a. Pemahaman konsep

Pemahaman menurut Bloom (1979:89) diartikan sebagai

kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang

dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar

(35)

35

diberikan oleh guru kepada siswa atau sejauh mana siswa dapat

memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang

dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi

langsung ia lakukan.

b. Ketrampilan proses

Usman dan Setiawati (1993:77) mengemukakan bahwa

ketrampilan proses merupakan ketrampilan yang mengarah kepada

pembangunan kemampuan mental,fisik dan sosial yang mendasar

sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri

individu siswa. Ketrampilan berarti kemampuan menggunakan

pikiran, nalar dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk

mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.

c. Sikap

Menurut Lange dalam Azwar (1998:3), sikap tidak hanya

merupakan aspek mental semata , melainkan mencakup pula aspek

respon fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakan antara mental

dan fisik secara serempak.Jika mental saja yang dimunculkan,

maka belim tampak secara jelas sikap seseorang yang

ditunjukkannya. Selanjutnya Azwar mengungkapkan tentang

struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang,

yaitu : kognitif,afektif, dan konatif.

(36)

36

B. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian IPS

Sebagaimana yang dikatakan Soemantri (2001:79) bahwa ilmu

pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memilih

bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanties yang

diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk

tujuan pendidikan.

2. Hakikat IPS

Bahwa ruang lingkup ilmu pengetahuan social adalah kehidupan

social manusia di masyarakat. Oleh karena itu , masyarakat inilah yang

menjadi sumber utama dalam pembelajaran ilmu pengetahuan social.

Aspek kehidupan sosial apapun yang kita pelajari, baik yang

berhubungan dengan social, ekonomi, budaya, kejiwaan, sejarah,

geografi, dan politik, semuanya bersumber dari masyarakat. Oleh

sebab itu masyarakat bisa dikatakan sebagai demokrasi bagi

pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. (Rasimin, 2012).

3. Tujuan IPS

Ilmu pengetahuan sosial selain mempunyai tujuan membentuk

warga Negara yang baik, dengan memiliki kemampuan untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan di masyarakat, juga

memiliki fungsi aplikatif. Fungsi yang dimaksud adalah ilmu

(37)

37

sosial sebagai pendidikan, selain memberikan bekal pengetahuan dan

keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari.yang dimaksud

keterampilan sosial, yaitu keterampilan melakukan sesuatu yang

berhubungan dengan kepentingan hidup bermasyarakat, seperti bekerja

sama, gotong royong, tolong menolong sesame umat manusia, dan

melakukan tindakan dalam memecahkan persoalan sosial di

masyarakat. (Rasimin, 2012).

4. Standart Kompetensi untuk SD/MI Kelas IV Semester 2

Untuk jenjang SD/MI, pengorganisasian materi mata pelajaran IPS

menganut pendekatan terpadu ( integrated). Standart Kompetensi dan

Kompetensi Dasat untuk SD/MI dikembangkan sebagai berikut.

Tabel 1.1 Standart Kompetensi kelas IV SD/MI Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Mengenal sumber daya

alam, kegiatan ekonomi,

dan kemajuan teknologi

di lingkungan kabupaten

atau kota dan provinsi

1. Mengenal permasalahan

(38)

38

C. Metode Pembelajaran Make a Match dan Media Kartun Materi Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat

1. Pengertian Metode Pembelajaran Make a Match

Kegiatan belajar Make a Match adalah suatu kegiatan dimana

siswa diberikan sebuah kartu yang berisi pertanyaan dan kartu lainnya

berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut (Suprijono

Agus:113)

2. Pengertian Media Kartun

Media Kartun adalah garis yang dicoret dengan spontan yang

menekankan kepada hal-hal yang dianggap penting, selain itu media

kartun menggugah rasa lucu dan kesan utamanya adalah senyum dan

ketawa (Usman Basyiruddin:47)

3. Langkah-langkah Pembelajaran Make a Match

a) Persiapan

1) Merumuskan tujuan pembelajaran

2) Menyiapkan media

3) Dalam keadaan nyaman dan tidak terpaksa

b) Pelaksanaan

1) Guru menginstruksikan kepada siswa untuk persiapan dalam

pembelajaran.

2) Guru menjelaskan materi

3) Siswa memperhatikan penjelasan guru

(39)

39 c) Evaluasi

1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memperlihatkan kemajuannya

2) Jika siswa tidak memberikan jawaban maka guru mengatakan

salah tetapi menyebutkan kata yang benar dan mengajak siswa

untuk mengulangi kembali

4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Make a Match

Menggunakan metode make a match memiliki beberapa

kelebihan antara lain sebagai berikut Anita lie (2008: 46)

a) Siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep

atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

b) Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan bisa

digunakan untuk semua usia.

c) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran.

d) Kerjasama siswa akan terwujud dengan dinamis.

e) Munculnya dinamika gotong royong seluruh siswa yang merata.

Dalam menggunakan make a match juga terdapat beberapa

kelemahan antara lain sebagai berikut:

a) Mempunyai bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan.

b) Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu

(40)

40

c) Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.

d) Akan tercipta kegaduhan dan keramaian yang tidak terkendali.

5. Materi Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat A) Pengertian Masalah Sosial

Masalah social merupakan suatu keadaan di masyarakat

yang tidak normal atau tidak semestinya.(Viva Pakarindo)

Berikut contoh masalah social yang terjadi di masyarakat.

1. Masalah kependudukan

2. Kemiskinan

3. Tindak kejahatan

4. Masalah lingkungan

5. Rusaknya fasilitas umum

6. Perilaku tidak disiplin

7. Penyalahgunaan narkoba

8. Korupsi

Banyak factor pendorong yang menyebabkan masalah social

tersebut terjadi, antara lain kesadaran diri sebagai makhluk social,

tuntutan kebutuhan, jiwa dan semangat gotong royong, tuntutan

perkembangan zaman, persamaan kebudayaan, terbukanya

kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama, sikap

(41)

41

B) Macam-Macam Masalah Sosial 1. Masalah Kependudukan

a. Jumlah Penduduk Yang Besar

b. Persebaran Penduduk yang Tidak Merata

c. Urbanisasi

d. Pertumbuhan Penduduk yang Tinggi

e. Kualitas Penduduk yang Rendah

f. Kepadatan Penduduk

2. Tindakan Kejahatan

Tindak kejahatan merupakan suatu masalah social

yang menyebabkan rasa tidak aman pada masyarakat.

Berikut beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk

melindungi diri kita sendiri dari kejahatan.

a. Di Sekolah

1) Jangan menggunakan perhiasan yang

berlebihan.

2) Jangan menerima makanan atau minuman dari

orang yang belum kita kenal.

3) Berteriak bila ada orang berbuat sesuatu yang

membuat kamu merasa tidak nyaman.

(42)

42

1) Selalu kunci rumahmu pada saat orang tuamu

tidak ada di rumah.

2) Jangan bukakan pintu pada orang yang belum

kamu kenal, meskipun mereka mengaku teman

ayahmu atau ibumu.

3) Ketahui siapa tetanggamu yang dapat dimintai

tolong pada saat darurat.

c. Di Luar Rumah

1) Selalu minta izin pada orang tua bila keluar

rumah. Beri tau juga kemana dan dengan siapa

kamu pergi.

2) Jangan bermain di tempat yang sepia tau

terpencil karena tempat itu mengundang bahaya

dan kamu akan kesulitan meminta pertolongan

bila ada kejahatan.

3) Bermain dengan banyak teman lebih baik dari

pada bermain sendirian.

4) Jika bertemu dengan orang asing, hindari

berbicara dengan mereka. Jangan mau diajak

pergi dan jangan menerima apa-apa dari mereka.

3. Pengangguran

Berikut adalah dampak pengangguran dalam kehidupan

(43)

43

a. Rendahnya pendapatan per kapita penduduk.

b. Meningkatnya kemiskinan.

c. Meningkatan angka kriminalitas yang dipicu kesulitan

ekonomi.

d. Kondisi keamanan yang tidak terjamin akibat dari

meningkatnya angka kriminalitas.

e. Rendahnya kualitas kehidupan masyarakat.

f. Merebaknya kawasan lingkungan kumuh.

4. Masalah Lingkungan Hidup

Berikut adalah cara yang dapat dilakukan untuk

menjaga lingkungan hidup tetap nyaman dan bersih.

a. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.

b. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.

c. Menerapkan system tebang pilih dalam menebang

pohon.

d. Tidak membuang sampah di sungai atau saluran air.

e. Menggunakan air sesuai kebutuhan.

f. Mengurangi gas sisa pembakaran.

g. Mengurangi penggunaan bahan kimia.

5. Tawuran di Kalangan Pelajar

Pada umumnya, tawuran terjadi karena

masalah-masalah, seperti penghinaan terhadap seseorang, masalah

(44)

44

individu, kemudian melebar menjadi solidaritas kelompok

yang pada gilirannya menimbulkan tawuran missal.

Perkelahian antar pelajar merupakan masalah serius

mengingat siswa adalah peserta didik yang harus tunduk

pada aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat ataupun

di sekolah. Terhadap perilaku yang meresahkan ini akan

dikenakan sanki oleh masyarakat, sekolah, ataupun sanki

hokum. Tawuran antar pelajar adalah perbuatan yang

sangat tidak pantas dilakukan oleh para pelajar. Tugas

pelajar adalah belajar bukan tawuran atau berkelahi.

6. Penyalahgunaan Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika, dan obat

terlarang. Narkoba adalah obat untuk menenangkan saraf

dan menghilangkan rasa sakit, contohnya morfin, heroin,

dan kokain.

Berikut cara menghindari penyalahgunaan narkoba.

a. Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.

b. Jangan pernah untuk mencoba-coba menggunakan

narkoba.

c. Memilih pergaulan yang baik.

d. Memilih kegiatan-kegiatan yang positif seperti

(45)

45

7. Korupsi

Korupsi merupakan perilaku penyelewengan tugas

yang sengaja dilakukan untuk memperoleh keuntungan

pribadi atau kelompoknya, baik uang maupun harta

kekayaan. Korupsi diartikan juga sebagai perilaku

memperkaya diri atau kelompoknya dengan cara

menyalahgunakan kekuasaan atau kedudukan yang

dipercayakan kepadanya.

Berikut cara mencegah tindakan korupsi sejak dini.

a. Penananman perilaku jujur sejak dini.

b. Selalu mengutamankan kepentingan umum di atas

kepentingan pribadi.

c. Selalu bersikap disiplin.

(46)

46

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Miftahun Najihin Kaumann Lor Kecamatan Pabelan Kab. Semarang

1. Letak Geografis MI Miftahunnajihin Kauman Lor

Mi Miftahunnajihin Kauman Lor terletak di Desa Kauman Lor,

Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Adapun batas-batasnya

adalah sebagai berikut:

a. Sebelah timur dengan batas Mts Tarqiyatul Himmah

b. Sebelah selatan dengan batas pekarangan rumah warga

c. Sebelah barat dengan batas rumah warga

d. Sebelah utara dengan batas jalan kampung

2. Identitas MI Miftahun Najihin

Nama : MI Miftahun Najihin

N.S.S : 1123321

Provinsi : Jawa Tengah

Kabupaten : Semarang

Kecamatan : Pabelan

Desa/Kelurahan : Kauman Lor

Kode Pos : 50771

Daerah : Pedesaan

(47)

47

Kelompok Sekolah : Inti

Tahun Berdiri : 27 Januari 1979

Waktu Pendidikan : Pagi

Bangunan Sekolah : Milik Sendiri

3. Keadaan Gedung MI Miftahun Najihin

Jumlah gedung MI Miftahun Najihin sudah layak dan memadahi

sebagai salah satu sarana pendidikan. MI Miftahun Najihin telah

memiliki gedung yang meliputi :

a. Enam lokal kelas untuk kelas I – VI dengan ukuran 7 x 5

b. Satu lokal ukuran 7 x 5 terbagi menjadi ruang kepala sekolah

dan ruang guru, dan ruang komputer.

c. Halaman sekolah

d. Tempat ibadah

e. Enam lokal WC dan kamar mandi untuk siswa, dan 1 untuk guru

dengan ukuran 2 x 1

4. Visi dan Misi Madrasah

a. Visi Madrasah

Visi : Terdidik, Terampil, dan Berakhlakul karimah

b. Misi Madrasah

1) Pengembangan proses belajar mengajar secara optimal

2) Bimbingan pelatihan dan keterampilan

3) Memupuk kesadaran menjalankan ibadah dan mengamalkan

(48)

48 5. Tenaga Pendidik

Guru MI Miftahun Najihin berjumlah 11 orang. Adapun nama

dari sepuluh guru tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Data Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun pelajaran 2017/2018

No. Nama

1 Tri Handayani, S.Pd.I

2 Umi Shobihah,S.Pd.I

3 Umi Nadziroh, S.Pd.I

4 Sriyanti, S.Pd.I

5 Mahasin Billah, S.Pd.I 6 Julikatun, S.Pd.I

7 Ning Siti Soimah, S.Pd.I 8 Alfiana Taufiq, S.Pd.I 9 Taufiq Ismail, S.Pd.I

10 Muhammad Zainuri

11 Ikhda Malik Ibrahim, S.Pd

6. Keadaan Siswa

Jumlah peserta didik MI Miftahun Najihin adalah 174, dengan

jumlah siswa 93 orang dan jumlah siswi 81orang pada tahun ajaran

2017/2018

7. Data siswa kelas IV MI Miftahun Najihin Kauman Lor

Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV

semester genap tahun pelajaran 2017/2018 MI Miftahun Najihin

Kauman Lor , Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Dengan

jumlah siswa sebanyak 27 siswa. Dengan rincian siswa laki-laki 13

anak dan perempuan 14 anak. Adapun nama-nama siswa atau subjek

(49)

49

Tabel 2.2 Datasiswa Kelas IV MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Pelajaran 2017/1018

NO NAMA SISWA JENIS KELAMIN

1 Adistya Angga Alfintya Laki-Laki

2 Airin Damayanti Perempuan

3 Alfia Shafira Maulita Perempuan

4 Alivia Izatun Na’im Perempuan

5 Anik Rahmawati Perempuan

6 Anjanie Fardha Ushani Perempuan

7 Erlan Edi Maulana Laki-Laki

8 Estu Apsarini Perempuan

9 Ginanjar Wahyu R Perempuan

10 Hadiyah Alya Perempuan

11 Mala Lailatun Nisa Perempuan

12 Muhamad Bahrurridho Laki-Laki

13 Muhammad Khoirul A Laki-Laki

14 Muhammad Rifat M Laki-Laki

15 Naakhl Arkham Kautsar Laki-Laki

16 Nawal Habib Ibrahim Laki-Laki

17 Nazwa Kayla Baharudin Perempuan

18 Putri Aisyah Perempuan

19 Rendika Yefta A C Laki-Laki

20 Rindy Agil Widyastuti Perempuan

21 Salwa Kamila Wiskha Perempuan

22 Zaky Firman Maulana Laki-Laki

23 Vassallia Keysha A.A Perempuan

24 Satria Bagus Prayitna Laki-Laki

25 Evan Luthfi Prayogi Laki-Laki

26 M.Adlu S Laki-Laki

27 Danang Fahmi A Laki-Laki

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus

Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan dengan

masing-masing siklus satu kali pertemuan selama kurang lebih dua jam pelajaran

(2x35menit). Siklus I dilaksanakan pada hari rabu tanggal 2 Mei 2018 dan

(50)

50

1. Deskripsi Kegiatan Siklus I

Siklus ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 Mei 2018

pada jam(08.30-10.00) dan diikuti oleh 27 siswa. Secara garis besar

pelaksanaan penelitian siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan PTK dilaksanakan beberapa

halsebagai berikut :

1) Studi pendahuluan dan observasi terhadap proses pembelajaran

di kelas serta hasil belajar siswa.

2) Membuat desain pembelajaran (RPP) dengan penerapan media

pembelajararan Gambar.

3) Menyusun soal-soal tes yang akan digunakan untuk mengukur

kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran.

4) Membuat kunci jawaban dari soal-soal evaluasi.

5) Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran IPS.

6) Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam

melaksanakan pembelajaran IPS.

7) Melakukan dokumentasi.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus I membahas tentang masalah di lingkunagan

sekitar. Tiap pertemuan selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).

(51)

51

siswa dapat mengetahui masalah di lingkungan sekitar.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan tindakan sebagai

berikut :

1) Kegiatan Awal

a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa.

b) Guru menanyakan kabar.

c) Guru mengecek siswa ( absen)

d) Guru menjelaskan tujuan dan kegiatan yang dilakukan.

2) Kegiatan Inti

Tahap Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a) Menanyakan pada siswa tentang masalah sosial di lingkungan

sekitar.

b) Menjelaskan materi yang bertkaitan tentang masalah di

lingkungan sekitar.

Tahap Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a) Guru mejelaskan materi tentang masalah social.

b) Guru menjelaskan tentang masalah social.

c) Guru menyiapkan media pembelajaran yang berupa gambar.

d) Guru menjelaskan satu persatu dari gambar tersebut.

Tahap Konfirmasi

(52)

52

a) Menanyakan pada siswa tentang hal-hal yang belum

dipahami siswa.

b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

3) Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan akhir, guru:

a) Guru memberikan informasi yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya.

b) Guru mengajak peserta didik mengakhiri pelajaran dengan

mengucapkan hamdalah bersama-sama.

c. Refleksi

Setelah proses pembelajaran selesai peneliti dan pengamat

melakukan refleksi. Peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil

pembelajaran siklus I dan mendiskusikan aspek-aspek yang

perlu ditingkatkan pada pembelajaran siklus II.

2. Deskripsi Kegiatan Siklus II

Siklus ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7 Mei 2018 pada

jam (08.30-10.00) dan diikuti oleh 27 siswa. Secara garis besar

pelaksanaan penelitian siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan PTK dilaksanakan beberapa hal

(53)

53

1) Studi pendahuluan dan observasi terhadap proses pembelajaran

di kelas serta hasil belajar siswa.

2) Merencanakan pembelajaran dengan membuat silabus dan RPP.

3) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran.

4) Membuat lembar kerja siswa dan alat evaluasi hasil belajar

berupa tes tertulis.

5) Membuat kunci jawaban dari soal-soal evaluasi.

6) Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran IPS.

7) Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam

melaksanakan pembelajaran.

8) Melakukan dokumentasi.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus II membahas tentang lingkungan alam dan

lingkungan buatan. Tiap pertemuan selama 2 jam pelajaran (2 x 35

menit). Dalam proses pembelajaran siklus II peneliti memfokuskan

agar siswa dapat mendeskripsikan lingkungan alam dan lingkungan

buatan yang ada disekitar sekolah. Langkah-langkah yang

dilakukan dalam tahap pelaksanaan tindakan sebagai berikut :

1) Kegiatan Awal

a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa.

b) Guru menanyakan kabar.

(54)

54

d) Guru menjelaskan tujuan dan kegiatan yang dilakukan.

Kegiatan Inti

Tahap Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a) Menanyakan pada siswa tentang masalah social di

lingkungan.

b) Menjelaskan materi yang berkaitan dengan masalah social di

lingkungan sekitar.

Tahap Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a) Guru mmenjelaskan materi tentang masalah social di

lingkungan, siswa diminta memperlihatkan secara seksama.

b) Guru menjelaskan masalah social di masyarakat.

c) Guru mengeluarkan media berupa puzzle.

d) Siswa diberi tugas mengerjakan latihan soal.

e) Siswa diberi beberapa menit waktu untuk mengerjakan lalu

dengan memberi aba-aba guru meminta siswa untuk

mengumpulkan hasil jawaban siswa.

Tahap Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a) Meberikan kesempatan kepada siswa mengenai hal-hal yang

(55)

55

b) Bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

2) Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan akhir, guru:

a) Guru memberikan informasi yang akan dipelajari pada

pertemnuan selanjuynya.

b) Guru mengajak peserta didik mengakhiri pelajaran dengan

mengucapkan hamdalah bersama-sama.

c. Refleksi

Setelah melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II.

Pada siklus II ini jumlah peserta didik yang memperhatikan

pembelajaran semakin banyak dibandingkan dengan pembelajaran

siklus I, hal ini karena cara guru memotivasi dan memberikan

semangat terhadap peserta didik untuk lebih percaya diri berhasil,

sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran secara

maksimal serta aktivitas dan hasil belajar peserta didik pun menjadi

(56)

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

Tahap pra siklus dilakukan sebelum melakukan tahap siklus 1. Peneliti

melakukan pengamatan pada proses pembelajaran. Hasil pra siklus diambil

dari nilai harian siswa, banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM

atau belum tuntas. Dari 27 siswa kelas IV hanya 12 siswa yang mencapai

KKM atau tuntas dan 15 siswa lainnya masih belum mencapai KKM.

Adapun kriteria ketuntasan minimal (KKM) pelajaran IPS yaitu 70. Dari

keterangan tersebut artinya masih banyak siswa yang belum mencapai

KKM.

1. Data Hasil Pengamatan Nilai Siswa Pra Siklus

Tabel 3.1

Daftar Nilai Pra Siklus IPS Kelas IV Tahun Pelajaran 2017/2018

(57)

57

Nilai rata-rata 72,6%

KKM : 70

Tuntas: 12 (44,4%)

Belum tuntas : 15 (55,6%)

Dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang tuntas mencapai

KKM yaitu sebanyak 12 siswa. Sedangkan siswa yang tidak tuntas

sebanyak 15 siswa dengan rata-rata kelas sebanyak 72,6%. Hasil nilai

menunjukkan bahwa masih rendahnya nilai ketuntasan yang tidak sesuai

dengan kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan.Berdasarkan data

nilai pra siklus pada mata pelajaran IPS materi masalah sosial di

lingkungan setempat ini akan dilakukan perbaikan pada siklus I. Pada

siklus I ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada

(58)

58

menggunakan metode pembelajaran make a match (Menjodohkan) dan

media kartun , dan jika belum ditemukan hasil yang sesusai maka akan

dilkakukan perbaikan lagi pada siklus II.

Grafik Nilai pra Siklus 3.2

Persentase Nilai Tes Evaluasi Siklus I

2. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran sebagai berikut:

a. Pelaksanaan tes yang diberikan oleh guru kepada siswa belum

sesuai yang diharapkan masih banyak siswa yang belum

mencapai ketuntasan.

b. Siswa masih sulit memahami materi yang diberikan.

c. Metode yang digunakan guru juga masih sangat sederhana,

akibatnya siswa sulit memahami materi yang disampaikan.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada hari rabu tanggal 2 Mei 2018 pada jam

(08.30-10.00). Tujuan siklus I adalah untuk meningkatkan hasil belajar 44,40%

55,60%

nilai Pra Siklus

tuntas

(59)

59

IPS materi lingkungan alam dan buatan dengan menggunakan metode

pembelajaran Make a Match dan media kartun. Pada tahap siklus I

peneliti mengajak guru untuk melakukan kerjasama yaitu menyuruh siswa

untuk menyebutkan macam-macam masalah sosial di lingkungan. Dalam

proses pembelajaran peneliti berkolaborasi dengan guru yaitu bagaimana

cara agar siswa mengerti dan langkah apa saja yang harus dilakukan oleh

guru.

Pada tahapan siklus 1 ini banyak siswa yang belum fokus terhadap

pembelajaran, mereka lebih asyik sendiri karena banyak siswa yang

kurang fokus. Dan hanya beberapa siswa yang memperhatikan guru yang

sedang menjelaskan.

1. Data Hasil Belajar Siklus I

Tabel 3.3

Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I

(60)

60

Nilai rata-rata 79,3%

KKM: 70

Keterangan:

Tuntas: 14 (51,9%)

Belum tuntas: 13 (48,1%)

Data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang belum tuntas lebih

sedikit dari pada sebelum menggunakan metode pembelajaran make a

match dan media kartun yaitu sebanyak 13 siswa dengan presentase

sebanyak 48,1%.Sedangkan siswa yang tuntas mengalami peningkatan

menjadi 14 siswa dengan persentase sebanyak 51,9%.

(61)

61

Gambar 3.4

Persentase Nilai Tes Evaluasi Siklus I

2. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, peneliti

menemukan kelemahan yang terdapat pada siklus I yaitu:

a. Siswa menjadi fokus, hal ini dikarenakan siswa lebih

focus ke objek pada pembelajaran make a match.

b. Pengolaan siswa yang sangat sulit. Karena, pembelajaran

ini biasanya siswa lebih aktif.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Siklus II dilakukan yaitu dengan tujuan melakukan perbaikan pada

silklus I. Siklus II dilaksanakan pada hari senin tanggal 7 Mei 2018 pada

jam (08.30-10.00). Dari hasil pembelajaran siklus I banyak siswa yang

belum mencapai KKM, pada siklus II ini peneliti juga menerapkan metode

pembelajaran yang sama yaitu metode pembelajaran make a match dengan

media kartun dan hasil yang didapat sangat memuaskan yaitu peserta 51,90%

48,10%

nilai evaluasi siklus I

tuntas

(62)

62

didik mencapai tuntas 100%. Telah terjadi banyak perubahan pada siklus

II ini, siswa banyak yang antusias dalam metode pembelajaran make a

match dengan media kartun dan mereka lebih fokus terhadap objek yang

mereka pelajari. Selain itu, siswa juga berani menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru dan mengajukan pertanyaan yang mereka belum

pahami. Peningkatan siklus II ini dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut:Data Hasil Belajar siklus II

Tabel 3.5

Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II

(63)

63

22 ZFM 70 100 

23 VKA.A 70 100 

24 SBP 70 80 

25 ELP 70 100 

26 M.AS 70 80 

27 DFA 70 80 

Jumlah 2480 27 0

Nilai rata-rata 91,8%

KKM : 70

Keterangan:

Tuntas: 27 (100%)

Belum tuntas: 0 (0%)

Data tersebut menunjukkan bahwa nilai ketuntasan siswa sangat

tinggi, yaitu 27 atau 100% siswa tuntas dan tidak ada siswa yang tidak

tuntas. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus II ini dikatakan

berhasil. Rata-rata nilai kelas yang diperoleh yaitu 91,8% yang berarti

bahwa pada tahap siklus II ini pembelajaran IPS tuntas sehingga peneliti

tidak lagi melanjutkan ketahap selanjutnya.Berikut adalah hasil presentase

(64)

64

Gambar 3.6

Nilai Evaluasi Siklus II

D. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui dua siklus ini

dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran

make a match dan media kartun dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada

siswa kelas IV semester 02 di MI Mi Miftahun Najihin Kauman Lor

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa hasil

belajar IPS dengan menggunakan metode pembelajarann make a match

(Menjodohkan) dan media kartun mulai dari siklus I sampai dengan siklus

II terlihat ada peningkatan dalam hasil belajar siswa pada materi masalah

sosial di lingkungan setempat di kelas IV semester 02 Mi Miftahun

Najihin Kauman Lor Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

Pembelajaran make a match (Menjodohkan) dan media kartun dapat 100,00%

0,00%

nilai evaluasi siklus II

tuntas

(65)

65

memotivasi belajar siswa dan membuat siswa lebih senang sehingga hasil

belajar siswa lebih menigkat.

Gambaran hasil belajar siswa selama berlangsungnya pembelajaran

dengan menggunakan metode pembelajaran make a match (Menjodohkan)

dengan media kartun, dapat dilihat dari hasil tes siswa.

Perbandingan Hasil Belajar Persiklus

Tabel 3.7

Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II NO Tahap Hasil Belajar

Nilai rata-rata

Tuntas Persentase Belum Tuntas

Presentase

1. Pra Siklus 72,6 12 44,4% 15 55,6%

2. Siklus I 79,3 14 51.9% 13 48.1%

3. Siklus 11 91,8 27 100% 0 0%

Berdasarkan perbandingan hasil belajar diatas, bahwa nilai dari pra

siklus yang semula siswa mencapai KKM hanya 12 orang, kemudian

siklus I menjadi 14 orang, dan yang terakhir siklus II yang meningkat

menjadi 27 siswa yang mencapai KKM, dengan kriteria ketuntasan

(66)

66

Grafik 3.8 Hasil Belajar siswa

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa nilai ketuntasan pada tahap

pra siklus sebesar 44,4%, pada siklus I tahap ketuntasan sebesar 51,9.%

dan pada siklus II tahap ketuntasan sebesar 100%. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan nilai ketuntasan hasil belajar siswa dari tahap pra siklus di

lanjut tahap siklus I dan yang paling akhir yaitu tahap siklus II siswa

mengalami peningkatan yang sangat baik.

Hasil belajar siswa tersebut dipengaruhi oleh tingginya minat

belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan

menggunakan metode pembelajaran make a match (menjodohkan) dan

media kartun. Adapaun tahapan belajar yang dilakukan yaitu,

(67)

67

didik, menyimpulkan hasil pembelajaran yang dilakukan, siswa menjawab

pertanyaan dan mengajukan pertanyaan.

Dari semua siklus mengalami peningkatan, yang semula nilai pra

siklus siswa hanya 12 siswa yang mendapat nilai tuntas, dilakukan tahap

siklus I dengan hasil ketuntasan mencapai 51,9% atau 14 siswa tuntas, dan

tahap terakhir yaitu siklus II dengan hasil ketuntasan siswa mncapai 100%

atau 27 siswa tuntas semua. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunaan metode pembelajaran make

a match (menjodohkan) dan media kartun pada siswa kelas IV MI

Miftahun Najihin telah mengalami peningkatan dengan KKM mencapai

(68)

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas IV semester 2

MI Miftahun Najihin Kauman Lor Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2017/2018 mengalami peningkatan dengan

menggunakan metode pembelajaran make a match (Menjodohkan) dan

media kartun. Berdasarkan hasil belajar siswa kelas IV Mi Miftahun

Najihin Kauman Lor dapat disimpulkan bahwa nilai pra siklus di dapat

dari hasil nilai harian siswa yaitu terdapat 12 siswa yang tuntas dengan

presentase 44,4% dengan KKM 70. Setelah melihat data nilai siswa pada

pra siklus dilakukan tahap siklus I dengan jumlah siswa mencapai 14

siswa yang mendapat nilai tuntas dengan persentase sebesar 51,9%, dan

pada siklus II siswa telah mengalami peningkatan hasil belajar dari siklus

I, yaitu ada 27 siswa yang tuntas dengan presentase 100% yang telah

mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan hasil belajar tersebut maka

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dikatakan tuntas.

Berdasarkan peningkatan hasil belajar siswa MI Mi Miftahun

Najihin Kauman Lor tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode

pembelajaran make a match (Menjodohkan) dan media kartun dapat

Gambar

Tabel 1.1 Standart Kompetensi kelas IV SD/MI
Tabel 2.1 Data Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun
Tabel 2.2 Datasiswa Kelas IV MI Miftahun Najihin Kauman Lor
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hermawan Kertajaya (2009 : 4) juga menulis performa dari layanan yang diberikan akan membedakan perusahaan jasa yang satu dengan yang lainnya serta performa layanan yang

Dapat dilihat bahwa, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan melakukan pembelajaran menggunakan metode Snowball Throwing pada kelas XI IPA SMA

Puji syukur terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan penyertaan- Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan Perancangan Proyek Akhir 10 dengan

“Metode survey merupakan penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga

Gambar 3.12 Perbandingan waktu...56 Gambar 3.13 Flowchart closed-loop dari tn+2 &lt; t &lt;tn+3...57 Gambar 4.1 GUI Percobaan dengan referensi sinyal step pada motor pertama………...62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sistem Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Berdasarkan Unsur-Unsur Yang Ditetapkan Pada Hotel Garuda Mas Palembang

menggunakan regresi panel data ini karena observasi yang digunakan pada.. penelitian ini terdiri atas beberapa perusahaan ( cross section ) dan

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui capaian kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti strategi TPS dalam PBL; 2) Mengetahui capaian kemampuan