44
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK ini dilakukan secara kolaboratif, artinya penelitian dilaksanakan bekerjasama dengan guru kelas. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji, merefleksi secara kritis segala realitas, kendala, problematika dan implikasi dari kegiatan belajar dengan PTK. Oleh karena tujuan PTK adalah memperbaiki mutu pelajaran, maka kegiatan yang dilakukan haruslah berupa tindakan yang diyakini lebih baik dari kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan. Dengan kata lain tindakan yang diberikan kepada siswa harus terlihat kreatif dan inovatif. Untuk mengetahui keberhasilan tindakan tersebut maka haruslah dilakukan secara berulang-ulang, agar diperoleh keyakinan akan keampuhan dari tindakan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama dua siklus.
3.2 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No 580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada materi Perubahan lingkungan fisik terhadap daratan, pada tahap pelaksanaan terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan II.
Subyek penelitian sampel seluruh siswa kelas IV SD Negeri Gendongan 01 Salatiga pada tahun ajaran 2013/2014 memiliki jumlah murid 30 anak yang terdiri dari 15 anak laki-laki dan 15 anak perempuan. Adapun alasan dilakukanya penelitian ini karena siswa kurang punya motivasi belajar dalam belajar IPA karena membosankan. Sebagian besar pekerjaan orang tua siswa sebagai pedagang dan petani. Waktu belajar sangat sempit karena sebagian besar siswa pada sore hari mengikuti extra olahraga dan banyaknya sarana bermain. Selain itu, sebagian siswa terbuai dengan acara yang ditayangkan di
televisi sehingga menyita waktu belajarnya, yang mengakibatkan hasil belajar IPA siswa rendah.
3.3 Variabel yang akan diteliti
Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas atau independen dan variabel terikat atau dependen. Variabel tersebut adalah sebagai berikut:
a. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)---(X).
Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sebuah model pembelajaran yang mencoba memberikan pengalaman langsung kepada siswa, untuk melibatkan siswa ke dalam suatu permasalahan dan menghadapkan siswa dengan sebuah penyelidikan, serta mengarahkan siswa untuk memecahkan masalah dari permasalahan tersebut.
b. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam dalam penelitian ini nanti adalah motivasi belajar (Y1) dan hasil belajar (Y2).
Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul baik dari dalam diri maupun dari luar diri siswa untuk melakukan sesuatu tindakan belajar, demi mencapai hasil belajar yang lebih baik dari pada hasil sebelumnya, menyeleksi, dan menetukan arah suatu perbuatan serta memelihara semangat belajar yang tinggi.
Hasil belajar adalah suatu perubahan yang tampak dalam perbuatan yang dapat diukur dengan kemampuan atau ketrampilan hasil akhir yang dimiliki oleh siswa setelah mengikuti dan menerima pelajaran untuk mencapai hasil belajar yang ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas-tugas siswa yang diberikan.
3.4 Rencana Tindakan
Rencana tindakan dalam penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan. Secara operasional dapat dinyatakan bahwa rencana tindakan perlu disusun untuk menguji secara empirik dari ketepatan hipotesis tindakan yang diajukan. Ini berarti, suatu tindakan harus dilakukan agar terjadi perubahan ke arah yang diharapkan. Perubahan atau dampak atas tindakan yang dilaksanakan, baik yang dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif, hendaknya dapat diobservasi atau diukur. Hal ini sangat penting untuk diupayakan agar peneliti dapat mengetahui tingkat efektivitas tindakan yang telah dilakukan.
Rencana tindakan dalam penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Model penelitian ini mengacu pada teori Kemmis dan Mc Taggart dalam Kasihani Kasbolah (2001:63) yang menggunakan model spiral dengan siklus yang berisi tahapan-tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Tahapan-tahapan dalam siklus tersebut adalah sebagai berikut:
3.5 Prosedur Penelitian Siklus I
Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, setiap pertemuan dilakukan selama 2 jam pelajaran (2x35 menit). Prosedur pelaksanaan penelitian pada siklus ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Perencanaan
1. Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dengan kompetensi dasar faktor-faktor perubahan lingkungan fisik daratan
2. Menyiapkan tes akhir tiap siklus dengan materi faktor-faktor perubahan lingkungan fisik terhadap daratan
3. Lembar observasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
b. Tindakan/Pelaksanaan dan Pengamatan (observasi)
Pelaksanaan kegiatan penelitian pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. Dalam setiap pertemuan, siklus I dan siklus II akan dilaksanakan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan apersepsi, yaitu guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Menjelaskan materi pelajaran melalui pengamatan terhadap media yang disajikan guru
4. Guru menayangkan video yang berkaitan dengan materi 5. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
6. Guru membimbing siswa pada saat siswa mengerjakan tugas kelompok 7. Guru meminta atau menunjuk siswa secara bergantian untuk
membacakan hasil pemikiran siswa
8. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran yang sudah ditemukan sendiri oleh siswa tersebut
9. Dari alasan tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
10. Kesimpulan atau rangkuman 11. Melakukan evaluasi
Pengamatan dilakukan oleh observer (guru kelas IV) dengan mengamati kegiatan pembelajaran dengan lembar observasi pada saat pelaksanaan tindakan kelas. Observasi pada penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry).
c. Refleksi
Refleksi merupakan analisis hasil observasi dan hasil tes. Refleksi pada siklus I dilaksanakan segera setelah tahap implementasi/tindakan dan observer selesai. Semua data yang diperoleh akan dipaparkan baik data hasil evaluasi siswa maupun hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai dasar untuk perbaikan dan merencanakan tindakan pada siklus berikutnya.
Siklus II
Siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, setiap pertemuan dilakukan selama 2 jam pelajaran (2x35 menit). Berdasarkan analisa pada pembelajaran siklus I, maka perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
1. Mengidentifikasi masalah yang muncul pada siklus I 2. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar 3. Mengembangkan progam siklus II
b. Tindakan/Pelaksanaan dan Pengamatan (observasi)
Pelaksanaan kegiatan penelitian pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. Dalam setiap kali pertemuan siklus siklus I dan siklus II akan dilaksanakan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
2. Melakukan apersepsi, yaitu mengajukan pertanyaan mengenai materi yang akan disampaikan
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Menjelaskan materi pelajaran melalui pengamatan terhadap media yang disajikan guru
5. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar (sebagai contoh) yang berkaitan dengan materi
6. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
7. Guru membimbing siswa pada saat siswa mengerjakan tugas kelompok 8. Guru meminta atau menunjuk siswa secara bergantian untuk
membacakan hasil pemikiran siswa
9. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran yang sudah ditemukan sendiri oleh siswa tersebut
10. Dari alasan tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
11. Kesimpulan atau rangkuman 12. Melakukan evaluasi
Pengamatan dilakukan oleh observer (guru kelas IV) dengan mengamati kegiatan pembelajaran baik kegiatan guru dan kegiatan siswa pada saat pelaksanaan tindakan kelas dengan lembar observasi.
c. Refleksi
Refleksi merupakan analisis hasil observasi dan hasil tes. Refleksi pada siklus I dilaksanakan segera setelah tahap implementasi/tindakan dan observer selesai. Semua data yang diperoleh akan dipaparkan baik data hasil evaluasi
siswa maupun hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru. Hasil refleksi siklus II diharapkan dapat memenuhi indikator penelitian yang telah ditetapkan, motivasi belajar dan ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Gendongan 01 dapat meningkat.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dengan menggunakan alat pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini teknik yang akan digunakan adalah :
a. Tes
Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau salah. Tes diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan (Mardapi, 2008:67). Tes sebagai alat penelitian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa kelas IV SDN Gendongan 01 pada mata pelajaran IPA. Tes dilakukan setiap akhir siklus pembelajaran. Soal tes akan mengacu pada materi pelajaran yang disampaikan, dengan indikator tes yaitu mengacu pada konsep kognitif. Adapun kisi-kisi soal tes disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.1
Kisi - Kisi Soal Siklus I dan Siklus II
Siklus SK KD Indikator Item Soal Nomor Soal Jumlah Soal I (satu) 10.Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan 10.1 Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut)
Mengidentifikasi penyebab perubahan lingkungan fisik terhadap daratan Mengidentifikasi 1,2,4,7,10, 13,15,17,19, 22,24,25 3,5,6,8,9,11, 12
berbagai faktor penyebab perubahan lingkungan fisik 12,14,16,18, 20,21,23 13 II (dua) 10.Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan 10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor)
Mengidentifikasi pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap permukaan daratan Mengidentifikasi
cara mencegah erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap permukaan daratan 1,2,3,7,12, 18,24,25 4,5,6,8,9,10, 11,13,14,15, 16,17,19,20, 21,22,23 8 17 Total 50 b. Observasi
Dalam menggunakan teknik observasi, cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan format atau blanko pengamatan sebagai instrumen. Observasi dilakukan mulai kegiatan sampai model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) selesai diterapkan. Lembar observasi ini selanjutnya diturunkan dalam bentuk kisi-kisi sebagai berikut :
Tabel 3.2
Kisi – Kisi Lembar Observasi Kinerja Guru
Tahapan kegiatan
Aspek yang diamati Indikator Item
Kegiatan pendahuluan
Membuka pelajaran 1. Memberikan salam 2. Mengabsensi
3. Memberikan apresepsi untuk membangkitkan motivasi belajar siswa terhadap materi perubahan lingkungan fisik terhadap daratan
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti Penyampaian materi dan strategi pembelajaran 1. Menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran inkuiri terbimbing 2. Menguasai materi 3. Menyajikan garis besar
materi perubahan lingkungan fisik terhadap daratan
4. Melaksanakan pembelajaran secara runtut dan kontekstual 5. Menguasai kelas 6. Pembelajaran sesuai
alokasi waktu yang ditentukan 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 Penggunaan model pembelajaran dan pemanfaatan media/sumber belajar
1. Membagi siswa dalam beberapa kelompok yang heterogen 2. Membimbing siswa mengidentifikasi masalah 3. Membimbing siswa menentukan hipotesis yang relevan dengan materi perubahan lingkungan fisik terhadap daratan
4. Membimbing siswa mendapatkan data mengenai materi perubahan lingkungan fisik terhadap daratan
16, 17, 18
Penilaian proses dan hasil belajar
1. Memantau pembelajaran 2. Memberikan kesempatan
tiap kelompok menyampaikan hasil pengolahan data mengenai materi perubahan lingkungan fisik terhadap daratan 3. Bertanya jawab dengan
siswa mengenai materi perubahan lingkungan fisik terhadap daratan 4. Meluruskan pemahaman
siswa
5. Menggunakan bahasa lisan dan tulis yang baik dan benar
6. Melakukan penilaian Kegiatan penutup Mengakhiri
pelajaran 1. Melakukan refleksi 2. Membuat rangkuman 3. Memberikan tes 4. Menutup pelajaran 24, 25, 26
Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru, dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik terhadap daratan, dinilai dengan rumus di bawah ini (Depdiknas, 2003) :
Nilai =Σ Skor yang diperoleh
Σ Skor maksimum X100% Skor Maksimum = 26 x 4 = 104
Dengan kriteria nilai sebagai berikut : - >86 % = baik sekali - 70 – 85 % = baik - 55 – 69 % = cukup baik - <54 % = kurang
c. Kuesioner (angket)
Angket diberikan untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA. Angket motivasi belajar digunakan untuk mengungkap motivasi belajar subjek, dirancang berdasarkan aspek-aspek yaitu tanggung jawab pribadi terhadap tugas, umpan balik atas perbuatan (tugas) yang dilakukan, tugas yang bersifat moderat, tekun dan ulet dalam bekerja, tidak berspekulasi dalam tugas dan keberhasilan tugas. Empat aspek ini termuat dalam item pertanyaan 20 positif dan 10 item negatif.
Tabel 3.3
Kisi – Kisi Angket Motivasi Belajar
No Jenis Motivasi Indikator Item Jumlah Positif Negatif I Motivasi Intrinsik
Perasaan pada waktu belajar IPA Ada hasrat dan keinginan untuk
berhasil Rajin belajar
Tidak terpaksa dalam mengikuti pelajaran
19,20,1,4,5,6 2,3 8
Dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Konsentrasi/perhatian dalam belajar Mau memperhatikan proses
pembelajaran
Ada harapan dan cita-cita masa depan
9,15, 12,13 7,8,10, 11,14
9
II Motivasi Ekstrinsik
Kegiatan yang menarik dalam belajar Adanya penghargaan dalam belajar Adanya lingkungan kelas yang
kondusif
Mencatat tugas dari guru Mengerjakan tugas dari guru
16,17,18,22, 28,29,30,25,
26,27
23,24,21 13
Tabel 3.4 Skor Jawaban Angket
Ranah Positif Ranah Negatif
Jawaban Skor Jawaban Skor
Selalu (SL) 4 Selalu (SL) 1 Sering (SR) 3 Sering (SR) 2 Kadang-kadang (KD) 2 Kadang-kadang (KD) 3 Tidak pernah (TD) 1 Tidak pernah (TD) 4
Jawaban setiap instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, seperti: selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Sedangkan interval yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut (Arikunto, 1998:246) :
Ranah Positif = 20 x 4 = 80 Ranah Negatif = 10 x 4 = 40
Jumlah = 120
Rumus :
Keterangan : 𝑇𝑥 = persen total yang dicapai
A = jumlah skor yang diperoleh siswa B = jumlah skor total maksimal
Tabel 3.5
Klasifikasi Presentasi Skor Hasil Angket
Presentasi Kategori Rentan Nilai
75% ≤ x ≤ 100% Baik 100 – 120 55% ≤ x ≤ 74,99% Cukup 80 – 99 41% ≤ x ≤ 54,99% Kurang Baik 60 – 79 x ≤ 40,99% Tidak Baik < 60 𝑇𝑥 = 𝐴 𝐵 𝑥 100%
d. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010:201), dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya pada siswa kelas IV di SD Negeri Gendongan 01 khususnya pada mata pelajaran IPA semester II tahun 2013/2014.
3.7 Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah :
a. Data kualitatif digunakan untuk menggambarkan aktifitas guru dalam mengajar dan aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Data kualitatif berupa hasil observasi dan angket motivasi siswa dalam pembelajaran serta hasil catatan di lokasi dan wawancara dianalisis dengan melakukan proses penyelidikan, mengelompokkan, mengorganisir, mendeskripsikan dan menyimpulkan.
b. Data kuantitatif digunakan untuk menganalisis pencapaian hasil belajar siswa yang dianalisis dengan teknik analisis deskriptif untuk menemukan rata-rata. Penyajian data kuantitatif di paparkan dalam bentuk presentase. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut :
Prosentase = Jumlah siswa yang tuntas belajar
Jumlah siswa
Dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 90% populasi kelas telah tuntas belajar.
3.8 Uji Validitas Instrumen
Sebelum memberikan soal dan angket terlebih dahulu harus melakukan uji validitas instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individu setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry).
Menurut Sudjana (2010:12) Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Menurut Sugiyono (2008:121) instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 18.0 for windows. Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada (Corrected
Item-Total Correlation). Selanjutnya untuk menentukan suatu item tertentu valid
atau tidak maka peneliti merujuk pada pedoman dari Saifuddin Azwar dalam Priyatno (2010:90) yang dapat digunakan pedoman nilai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan, namun apabila jumlah item belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 tetapi menurunkan batas kriteria di bawah 0,20 sangat tidak disarankan. Dalam hal ini peneliti menggunakan standar validitas 0,25.
3.8.1 Hasil Uji Validitas Tes
Instrumen tes diuji cobakan pada siswa yang bukan merupakan subjek penelitian. Instrumen tes diuji cobakan pada responden yaitu siswa kelas V SD Negeri Gendongan 01 Salatiga yang berjumlah 25 siswa pada tanggal 29 Maret 2014. Berikut hasil uji validitas tes dari 50 item soal yang sudah diujikan :
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Tes Untuk Siklus I dan Siklus II
Bentuk Instrumen Siklus I Siklus II Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Pilihan Ganda 1,2,3,5,6,7 8,9,10,11,12, 13,14,15,16,17 18,19,20,21, 23,24,25 4,22 2,3,4,5,6,8, 9,10,11,12, 13,15,16,17 18,20,21,22 23,24,25 1,7,14,19 Jumlah 23 2 21 4
3.8.2 Hasil Uji Validitas Angket Motivasi
Variabel motivasi diungkapkan dengan menggunakan 30 butir angket, yang dikembangkan dari 2 jenis motivasi, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan beberapa indikator. Instrumen angket motivasi diuji pada siswa kelas IV SD Negeri Gendongan 01 Salatiga yang berjumlah 30 siswa pada akhir pertemuan setiap siklus. Berikut hasil uji validitas angket motivasi :
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Bentuk
Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid
Selalu 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10, 11,12,13,14,15,16, 17,18,19,20,21,22,23, 24,25,26,27,28,29,30 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10, 11,12,13,14,15,16, 17,18,19,20,21,22,23, 24,25,26,27,28,29,30 - Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah 30 30 0
3.9 Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, dan stabil, sehingga bila digunakan berkali-kali akan mengahasilkan data yang sama. Pengukuran tingkat reliabilitas alat pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan Alpha Croncbach. Besarnya Koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya.
Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya, artinya, kapan pun penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang sama (Sudjana, 2011:16). Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dari variabel yang hendak diukur. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam penelitian ini merujuk teori Alpha Cronbach (Wardani, 2012:46) dimana kriteria reliabilitas instrumen meliputi :
Tabel 3.8
Kriteria Reliabilitas Instrumen
Rentang Kriteria 0,80 – 1,00 Sangat Reliabel < 0,80 – 0,60 Reliabel < 0,60 – 0,40 Cukup Reliabel < 0,40 – 0,20 Agak Reliabel < 0,20 Kurang Reliabel
Pengujian reliabilitas tes menggunakan Alpha Croncbach untuk menunjukkan sejauh mana soal tes dapat dipercaya untuk mengukur suatu objek, koefisien Alpha semakin mendekati 1 berarti butir-butir pertanyaan dalam koefisien semakin reliabel.
Hasil uji reliabilitas yang sudah dilakukan dan sudah dianalisis menggunakan SPSS versi 18.0 seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 3.9
Hasil Reliabilitas Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kriteria
Angket 0,942 Sangat Reliabel
Tabel 3.10
Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Siklus I
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kriteria
Pilihan Ganda 0,936 Sangat Reliabel
Tabel 3.11
Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Siklus II
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kriteria
Pilihan Ganda 0,911 Sangat Reliabel
3.10 Uji Taraf Kesukaran
Uji tingkat kesukaran soal merupakan pengkajian terhadap soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar (Sudjana, 2011:137). Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Untuk melakukan uji tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Dalam penelitian ini uji tingkat kesukaran
soal yang digunakan adalah menentukan kriteria soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = Jumlah siswa
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut :
I = 0,00 – 0,30 = soal kategori sukar I = 0,31 – 0,70 = soal kategori sedang I = 0,71 – 1,00 = soal kategori mudah
Tabel 3.12
Hasil Uji Taraf Kesukaran Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Kriteria Nomor Soal Jumlah Kriteria Nomor Soal Jumlah
Mudah 1,3,6,9,13,15,20, 23,25 9 Mudah 2,5,8,10,12,15,16, 25 8 Sedang 2,7,10,11,12,16, 18,19,24 9 Sedang 3,4,6,11,13,18,20, 22,23,24 10 Sukar 5,8,14,17,21 5 Sukar 9,17,21 3 Jumlah 23 Jumlah 21 3.11 Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan acuan kinerja yang akan dijadikan sebagai tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau penelitian. Adapun indikator kinerja dalam penelitian ini adalah penggunaan atau penerapan
I = B N
model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) serta peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan taraf motivasi siswa dan kenaikan nilai yang meningkatkan hasil belajar pada setiap siklus. Indikator kinerja yang dijadikan tolok ukur sebagai berikut :
1. Guru dalam menerapkan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dikatakan berhasil apabila rata-rata indikator mencapai nilai 3,2 dari rentang 1-4.
2. Tolok ukur motivasi belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dapat diukur dengan kriteria (Arikunto, 1998:246) sebagai berikut :
a. Motivasi baik jika skor > 100, presentasi 75% ≤ x ≤ 100% b. Motivasi cukup jika skor 80–99, presentasi 55% ≤ x ≤ 74,99% c. Motivasi kurang baik jika skor 60–79,presentasi 41% ≤ x ≤ 54,99% d. Motivasi tidak baik jika skor <60, presentasi x ≤ 40,99%
3. Hasil belajar siswa yang diajukan sebagai acuan atau tolok ukur dalam peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) apabila ketuntasan siswa mencapai 90% ≥ 70.