PENGANTAR EKONOMI MAKRO
Pitri Yandri Email: p.yandri@gmail.com Situs: www.pyandri.co.cc STIE MAIJI STIE MAIJI Juli 2010Buku:
Buku:
Olivier Blanchard, 2006, Macroeconomics, fourth Olivier Blanchard, 2006, Macroeconomics, fourth
edition, international edition, Pearson Prentice Hall, New York
Sadono Sukirno, 2004, Makroekonomi Teori Pengantar, Rajawali Press, Jakarta
Amri Amir, 2007, Perekonomian Indonesia Dalam
Perspektif Makro, Biografika, Bogor
Faried Wijaya, 1997, Ekonomika Makro, edisi 3, BPFE Yogyakarta
BAGIAN I
Fokus Pembahasan Ilmu Eko. Makro
Masalah Inflasi
Masalah pertumbuhan ekonomi l h
Masalah pengangguran
Interaksi dgn perekonomian dunia Siklus ek n mi
Masalah Inflasi
• InflasiInflasi Æ “Kecenderungan dari harga‐harga untukÆ Kecenderungan dari harga harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Menurut Boediono (1990 ).
atau
“sebagai suatu proseskenaikan harga‐harga yang berlaku dalam sesuatu perekonomian”.
Tiga komponen dalam memahami inflasi: K ik H
•Kenaikan Harga •Bersifat Umum
•Berlangsung terus-menurus •Berlangsung terus-menurus
Masalah pertumbuhan ekonomi
a a a p
m
an
n m
pertumbuhan ekonomi Æ perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah barang
industri, perkembangan infrastruktur, pertambahanp g p sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan
pertambahan produksi barang modal.
Tolok ukur pertumbuhan ekonomi:
1. Berkurangnya kemiskinan absolut
2. Menurunnya ketimbangan distribusi pendapatan 3. Berkurangnya angka pengangguran.
Masalah pengangguran
a a a p ngangg an
Pengangguran
Æ
orang yang tidak bekerja dan yangPengangguran
Æ
orang yang tidak bekerja dan yang (1) secara aktif mencari pekerjaan selama 4 minggu sebelumnya, atau (2) sedang menunggu dipanggil kembali untuk suatu pekerjaan setelah diberhentikan, atau (3) sedang menunggu untuk melapor atas pekerjaan yang baru dalam waktu4 minggu pekerjaan yang baru dalam waktu4 minggu.
Jenis-Jenis
Pengangguran
J n J n
ngangg an
• Pengangguran Friksi (Frictional Unemployment)g gg ( p y ) • Pengangguran musiman (Seasonal Unemployment) • Pengangguran struktural (Structural Unemployment)Pengangguran struktural (Structural Unemployment). • Pengangguran yang diakibatkan oleh kelebihan yang kronis dari total penawaran tenaga kerja dibandingkan p g j g dengan permintaan tenaga kerja. • Pengangguran tidak kentara (Disgued Unemployment) • Setengah menganggur kentara (Visible Unemployment) • Setengah menganggur potensial (Potential Unemployment)
Interaksi dgn perekonomian dunia
n a
dgn p
n m an d n a
globalisasi
ditandai dengan: (Usman 2004)globalisasi
ditandai dengan: (Usman, 2004)• Bebas keluar-masuk barang (komoditi) melewati tapal batas
negara, dalam arti tarif atau bea masuk menjadi nol;g , d j d ;
• Bebas keluar-masuk jasa melewati tapal batas negara dalam
arti setiap jasa apa saja akan bebas diperdagangkan mulai tahun 2020 d t I i j t k it d t k j
2020 dan seterusnya. Ini juga terkait dengan tenaga kerja atau sumberdaya manusia;
• Bebas keluar-masuk uang dan kapital a a a ang dan ap a melewati tapal batas a apa a a
Negara;
• Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau intellectual
t i ht di k i l h l h t
property right diakui seluruhnya oleh negara-negara anggota World Trade Organization (WTO).
Skema
Si t
Ek
i M k d K bij k
Sistem Ekonomi Makro dan Kebijakan
Ekonomi Pemerintah
Permintaan Agregatif
Faktor-faktor yg
mempengaruhi: Jumlah uang
beredar, pengeluaran belanja , p g j Tujuan
masyarakat, dan faktor2 lain 9Menaikkan output total dan potensial
9Stabilitas harga
9Penciptaan kesempatan kerja
Kebijakan Pemerintah
Fiskal dan Moneter, Harga dan Ekonomi Internasional
j
9Pemerataan distribusi pendapatan
9Keseimbangan
perdagangan internasional dan stabilitas kurs
F kt 2 Ek t l
Antaraksi
Faktor2 Eksternal
Iklim dan Cuaca, Perang,
Ekonomi Negara2 Lain Faktor2 yang mempengaruhi: Tenaga kerja, kapital, sumber
daya bukan manusia
Penawaran Agregatif
daya bukan manusia, teknologi
Tujuan ekonomi secara makro
Tujuan ekonomi secara makro
Tingkat output total serta pertumbuhannya Mencapai kesempatan kerja penuh atau M n apai mpatan ja p n h ata
menghilangkan pengangguran Harga-harga dan inflasig g
Keseimbangan hubungan ekonomi luar negeri Pemerataan distribusi pendapatanPeme ataan dist ibusi pendapatan
Piranti-piranti kebijakan ekonomi makro
j
Kebijakan fiskal K bij k t Kebijakan moneter
Kebijakan penetapan harga
b k h b k l
Kebijakan hubungan ekonomi luar negeri
Kebijakan fiskal
“kebijakan memanipulasi pajak dan pengeluarannyakebijakan memanipulasi pajak dan pengeluarannya dengan tujuan mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi dalam upaya untuk mencapai tingkat pendapatan atau output kesempatan kerja penuh serta stabilitas harga (inflasi)”. Bisa juga disebut sebagai “k bij k ” “kebijakan anggaran”.
k b k f k l
Di Indonesia,
piranti kebijakan fiskal
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)Kebijakan fiskal/
b k A
Kebijakan Anggaran
• Surplus Budget Æ APBN Surplus Surplus Budget Æ APBN Surplus
Mengurangi pengeluran pemerintah (belanja
pengawai, belanja modal, belanja infrastruktur dll)
p g , j d , j d
dan menaikkan pajak. • Defisit Budgetg
Meningkatkan pengeluaran pemerintah (belanja
pengawai, belanja modal, belanja infrastruktur dll) dan pengurangan penerimaan pajak.
• Balance Budget
Kebijakan moneter
ja an m n
“Kebijakan Bank Sentral (Bank Indonesia) yang Kebijakan Bank Sentral (Bank Indonesia) yang ditujukan untuk mempengaruhi peredaran uang”. 2 golongan kebijakan Moneter:
Kebijakan moneter kuantitatif Kebijakan moneter kuantitatif Kebijakan moneter kualitatif
Kebijakan moneter kuantitatif
ja an m n
an a f
Kebijakan moneter kuantitatif Æ langkah-langkah Bank Sentral yang bertujuan untuk mempengaruhi Bank Sentral yang bertujuan untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan suku bunga dalam
perekonomian. perekonomian. 3 jenis tindakan: 3 jenis tindakan:
Operasi pasar terbuka
Mengubah suku bunga dan suku diskonto Mengubah suku bunga dan suku diskonto Mengubah tingkat cadangan minimum
Kebijakan moneter kualitatif
ja an m n
a a f
Kebijakan moneter kualitatif Æ langkah-langkah Kebijakan moneter kualitatif Æ langkah langkah Bank Sentral yang bertujuan untuk mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank perdangangan.
2 jenis tindakan:
Pengawalan pinjaman secara terpilih Pembujukan moral
BAGIAN II
BAGIAN II
Konsep Dasar
Konsep Dasar
Kenapa output nasional menjadi indikator penting dlm sebuah p p j p g perekonomian?
Pertama. Besarnya output nasional adl gambaran awal tentang
b b fi i b d d dl k i
seberapa besar efisien sumber daya yg ada dlm perekonomian (TK, barang modal, uang & kemampuan kewirausahaan.
Kedua. Besarnya output nasional adl gambaran awal tentang produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara.
Ketiga. Besarnya output nasional adl gambaran awal tentang masalah2 struktural (mendasar) yg dihadapi suatu
masalah2 struktural (mendasar) yg dihadapi suatu perekonomian.
Output nasional Æ Pendapatan Nasional Æ Produk Output nasional Æ Pendapatan Nasional Æ Produk
Domestik Bruto/PDB (Gross Domestic Product/GDP)
“Nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yg diproduksi oleh sebuah perekonomian dlm satu
yg p p
periode (kurun waktu) dgn menggunakan faktor produksi yg berada (berlokasi) dlm perekonomian tersebut”
contoh
n
Table 3-1 The Composition of U.S. GDP, 2003
Billions of dollars Percent of GDP GDP (Y) 11,004 100 G ( ) ,00 00 1. Consumption (C) 7,760 70.5 2. Investment (I) 1,667 15 Nonresidential 1,094 10 Residential 572 5 3. Government spending (G) 2,075 19 4. Net exports −498 −5 Exports (X) 1,046 9.5 Imports (IM)p ( ) −1,544, −14 5. Inventory investment −1 0
The Composition of GDPp
Consumption (C) refers to the goods and services p ( ) g purchased by consumers.
Investment (I), sometimes called fixed investment, is
th h f it l d It i th f
the purchase of capital goods. It is the sum of
nonresidential investment and residential investment.
Government Spending (G) refers to the purchases of
goods and services by the federal, state, and local governments It does not include government
governments. It does not include government
transfers, nor interest payments on the government
The Composition of GDP
Imports (IM) are the purchases of foreign goods
p
Imports (IM) are the purchases of foreign goods and services by consumers, business firms, and the U.S. government.
Exports (X) are the purchases of U.S. goods and services by foreigners.
Siklus Aliran Pendapatan
S
an ndapa an
Pembelian barang & jasa
3 pajak 4 5 Pembelian barang & jasa Pemerintah
Perusahaan Rumah Tangga
3 5
1
2
Gaji, pembyrn bunga, penghasilan non-balas 6
pajak
Dunia
1
Gaji, upah, bunga, dividen, sewa
p g
jasa
7 8
Internasional
Tiga pasar utama
ga pa a
ama
1. Pasar Barang dan Jasa (
Goods & Services Market
) 1. Pasar Barang dan Jasa (Goods & Services Market
) 2. Pasar Tenaga Kerja (Labour Market
)3 Pasar Uang dan Modal (
Money & Capital Market
) 3. Pasar Uang dan Modal (Money & Capital Market
)Metode penghitungan Pendapatan Nasional
Metode penghitungan Pendapatan Nasional
1. Metode Output/Metode Produksi Æ PDB adlh total output p / p (produksi) yg dihasilkan oleh suatu perekonomian. NT = NO ‐ NI
2 M t d P d t (I A h) Æ d
2. Metode Pendapatan (Income Approach) Æ memandang
nilai output perekonomian sbg nilai total balas jasa atas faktor produksi yg digunakan dlm proses produksi.
Q = f (L, C, M, E)
3. Metode pengeluaran (Expenditure Approach) Æ nilai PDB
k il i l l dl k i
merupakan nilai total pengeluaran dlm perekonomian selama periode tertentu.
PDB = C + G + I + (X – I) PDB C G I (X I)
Beberapa Pengertian Dasar Tentang
P hi
A
if
Perhitungan Agregatif
1. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) 1. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
Æ hasil produksi suatu perekonomian tanpa
memperhatikan siapa pemilik faktor produksi.
2. Produk Nasional Bruto (Gross National Product) Æ
Nilai produksi yg dihasilkan oleh faktor2 produksi milik perekonomian.
Æ
PNB = PNB – PFN dari LN3. Produk Nasional Neto (Net National Product) Æ
dlm rangka memperoleh gambaran output yg lebih akurat
Æ
PN = PNN + S4 Pendapatan Nasional (
National Income
) Æ
4. Pendapatan Nasional (
National Income
) Æ
balas jasa atas seluruh faktor produksi yg
digunakan
Æ
PN = PNN – PTL + S
digunakan.
Æ
PN PNN PTL + S
5. Pendapatan Nasional Disposibel (
Disposable
Personal Income
) Æ pendapatan nasional yg
Personal Income
) Æ pendapatan nasional yg
dpt dipakai oleh individu, baik untuk
membiayai konsumsinya maupun utk ditabung
membiayai konsumsinya maupun utk ditabung.
Keterbatasan Perhitungan PDB
Keterbatasan Perhitungan PDB
1. Tidak Terlalu memperhatikan distribusi pendapatan 1. Tidak Terlalu memperhatikan distribusi pendapatan 2. Tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial
3 Tidak bisa men-generalisasi tingkat produktivitas 3. Tidak bisa men-generalisasi tingkat produktivitas 4. PDB belum sepenuhnya mencerminkan tingkat
perekonomian suatu negara perekonomian suatu negara
Pendapatan Nasional (PN) Harga Berlaku dan
H
T
Harga Tetap
• PN Harga Berlaku PN Harga Berlaku ÆÆ nilai barang-barang dan nilai barang barang dan
jasa-jasa yang dihasilkan sesuatu negara dalam suatu tahun dan dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut.
• PN Harga Tetap g p Æ harga yang berlaku pada g y g p
suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan
d t h t h l i pada tahun-tahun yang lain.
PN Harga Pasar & Harga Faktor
PN Harga Pasar & Harga Faktor
• PN Harga PasarPN Harga Pasar ÆÆ sesuatu barang dikatakansesuatu barang dikatakan
dinilai menurut harga yang dibayar oleh pembeli.
• PN Harga Faktor Æ sesuatu barang tergantung
kepada jumlah pendapatan faktor-faktorp j p p
produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut.
Harga pasar = harga faktor + pajak tak langsung – subsidid
Latihan 1
Data di bawah ini adalah mengenai komponen-komponen Data di bawah ini adalah mengenai komponen komponen
pendapatan nasional di suatu negara pd thn 2003. (angka-angka dlm triliun rupiah)
6. Pengeluaran pemerintah 7. Impor
8. Pendapatan faktor neto dari luar i
1. Konsumsi RT 2. Depresiasi 3. Sewa
4 P b t k d l t t negeri
9. Gaji dan upah 10. Bunga neto 11 Subsidi
4. Pembentukan modal tetap swasta
5. Ekspor
11. Subsidi
12. Pendapatan perusahaan perseorangan 13. Keuntungan perusahaan
14 Pajak tak langsung 14. Pajak tak langsung
Berdasarkan data di atas hitunglah: 1. PNB dan PDB
2 Pendapatan Nasional (PNB menurut harga faktor) 2. Pendapatan Nasional (PNB menurut harga faktor)
3. Apakah perbedaan diantara PDB menurut harga pasar dan harga faktor?
BAGIAN III
BAGIAN III
Keseimbangan ekonomi 2 sektor Æ pendekatan Keseimbangan ekonomi 2 sektor Æ pendekatan
Keynesian Sederhana.
Keseimbangan ekonomi 2 sektor Æ perekonomian
‘yang diasumsikan’ terdiri dari sektor rumah tangga y g gg (via konsumsi rumah tangga & pemerintah) dan
Hubungan Antara Konsumsi dan Pendapatan
ngan n a a
n m dan ndapa an
Pengeluaran konsumsi Pengeluaran konsumsi
• Konsumsi pemerintah (government consumtion)
• Konsumsi rumah tangga (RT) (household consumtion)
Tetapi dlm teori makroekonomi, fokus utama pembahasannya d l h k i h t k b b p l
adalah konsumsi rumah tangga, krn beberapa alasan:
9 Pengeluaran konsumsi RT memiliki porsi terbesar dlm total
pengeluaran agregat.
9 Berbeda dgn konsumsi pemerintah yg bersifat eksogenus,
konsumsi RT bersifat endogenus.
9 Perkembangan masyarakat yg begitu cepat menyebabkan 9 Perkembangan masyarakat yg begitu cepat menyebabkan
Hubungan Antara Konsumsi dan Pendapatan
Hubungan Antara Konsumsi dan Pendapatan
C = f (Y)
C f (Y)
Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin tinggi tingkat konsumsi
Hubungan Pendapatan Disposabel &
K
i
Konsumsi
Jika pendapatan disposabel meningkat, maka konsumsi jg a p dapa a d p a g a , a a jg akan meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi tsb
tidak sebesar pendapatan disposabel.
C = C
0+ b Y
dDimana:
C = Konsumsi
C0 = konsumsi otonomus
b = marginal propensity to consume (MPC) b l
Figure 3 - 1
Konsumsi dan
pendapatan disposibel
Consumption increases with disposable income, but less than one for one.
C C Y( )
C = ( )C YD YD ≡ −Y T
Konsumsi Marginal
• Konsumsi Marginal (Marginal Propensity to
Consume/MPC)
P b di di t p t b h k i (∆C)
Perbandingan diantara pertambahan konsumsi (∆C) yang dilakukan dengan pertambahan disposibel (∆Yd) yang
diperoleh. C ∆ l d Y C MPC Α ∆ =
• Konsumsi Marginal Rata-Rata (Average Propensity to
Consume/APC)
Perbandingan diantara tingkat konsumsi (C) dengan Perbandingan diantara tingkat konsumsi (C) dengan
tingkat pendapatan disposible ketika konsumsi tersebut dilakukan (Yd). C d Y C APC =
Hubungan antara Pendapatan Disposabel dan
K i MPC d APC
Konsumsi, MPC dan APC
P d p t K i ∆Yd ∆ K i MPC APC
Pendapatan
Disposabel Konsumsi ∆Yd ∆ Konsumsi MPC APC
0 200 - - - -1.000 1.000 1.000 800 0,80 1,00 2.000 1.800 1.000 800 0,80 0,90 3.000 2.600 1.000 800 0,80 0,87 4.000 3.400 1.000 800 0,80 0,85 5 000 4 200 1 000 800 0 80 0 84 5.000 4.200 1.000 800 0,80 0,84
MPC APC MPC, APC 1,00 0,95 0 90 APC 0,85 0,90 0,80 Y MPC 500 0 400 0 300 0 2000 1000 0 Y
Tabungan Marginal
Tabungan Marginal
• Tabungan marginal (g g Marginal Propensity to Saving/MPSg p y g ) Æ perbandingan diantara pertambahan tabungan (∆S)
dengan pertambahan pendapatan disposibel (∆Yd)
S
∆
• Tabungan marginal rata-rata (Average Marginal Propensity
d
Y S MPS = ∆
Tabungan marginal rata rata (Average Marginal Propensity to Saving/APS) Æ perbandingan diantara tabungan (S)
dengan pendapatan disposibel (Yd).
Y S APS =
d
Hubungan Antara MPC dan MPS, APC
d APS
dan APS
Pendapatan
Disposabel Konsumsi Tabungan ∆Pendapatan Disposabel ∆Konsumsi ∆Tabungan MPC MPS APC APS
Disposabel i Disposabel an 0 200 -200 - - - -1.000 1.000 0 1.000 800 - 0,80 - 1,00 0 2 1 8 2 1 8 2 8 2 9 1 2.000 1.800 200 1.000 800 200 0,80 0,2 0,90 0,10 3.000 2.600 400 1.000 800 200 0,80 0,2 0,87 0,13 4.000 3.400 600 1.000 800 200 0,80 0,2 0,85 0,15 5.000 4.200 800 1.000 800 200 0,80 0,2 0,84 0,16
Latihan 2 Pendapatan
l Konsumsi Tabungan ∆Pendapatan l ∆Konsumsi ∆Tabungan MPC MPS APC APS Disposabel Disposabel 0 200 -200 - - - -1 000 1 000 0 1 000 800 - 0 80 - 1 00 0 1.000 1.000 0 1.000 800 0,80 1,00 0 2.000 1.800 200 1.000 800 200 0,80 0,2 0,90 0,10 3.000 2.600 400 1.000 800 200 0,80 0,2 0,87 0,13 4.000 3.400 600 1.000 800 200 0,80 0,2 0,85 0,15 5.000 4.200 800 1.000 800 200 0,80 0,2 0,84 0,16 6 000 6.000 …. …. …. …. …. …. …. …. …. 8.000 …. …. …. …. …. …. …. …. …. 10.000 …. …. …. …. …. …. …. …. …. 13.000 …. …. …. …. …. …. …. …. …. 16.000 …. …. …. …. …. …. …. …. …. 19.000 …. …. …. …. …. …. …. …. …. 21.000 …. …. …. …. …. …. …. …. ….
INVESTASI
Investasi: Keputusan menunda konsumsi sumber daya Investasi: Keputusan menunda konsumsi sumber daya
atau bagian penghasilan demi meningkatkan kemampuan menambah/menciptakan nilai hidup (penghasilan dan atau kekayaan) di masa mendatang.
Faktor-faktor yg mempengaruhi tingkat investasiyg p g g
• Tingkat pengembalian yg diharapkan (g p g yg p Expected Rate of p
Return)
9 Kondisi internal perusahaan
9 d l h
9 Kondisi External perusahaan • Biaya investasi
• Marginal Efficiency of Capital (MEC) Tingkat Bunga dan • Marginal Efficiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga dan
Marginal Efficiency of Investment (MEI)
9 Marginal Efficiency of Capital g y p (MEC), Investasi dan Tingkat Bunga
9 Marginal Efficiency of Capital (MEC) dan Efficiency of
Investment (MEI)
Keseimbangan Ekonomi 2 Sektor
Pendekatan Grafis Pendekatan Grafis
Pendekatan Aljabar Pendekatan Aljabar
Menggunakan persamaan: Y = C + I Menggunakan persamaan: S = Ingg na an p a aan
Misal: Fungsi konsumsi RT C = 90 + 0,75Y, sedangkan fungsi investasi adalah I = 120 Tingkat pendapatan nasional pada kesimbangan: adalah I 120. Tingkat pendapatan nasional pada kesimbangan:
Y = C + I Y = 90 + 0,75Y + 120 Y 0 75Y 210 Y – 0,75Y = 210 0,25Y = 210 Y = 210/0,25 Y = 840
PERUBAHAN KESEIMBANGAN DAN MULTIPLIER
Keseimbangan pendapatan nasional akan selalu Keseimbangan pendapatan nasional akan selalu mengalami perubahan. Dalam perekonomian dua
sektor, perubahan tersebut terutama disebabkan karena perubahan dalam investasi (misalnya perkembangan
teknologi) atau I MPC Y ∆ − = ∆ 1 1 C I Y ∆ ∆ 1 I MPS Y = ∆ ∆
Keseimbangan awal C = 90 + 0,75Y dan I = 120, persamaan ini telah menghasilkan pendapatan persamaan ini telah menghasilkan pendapatan nasional Rp. 840 triliun. Karena perubahan
(kenaikan) investasi sebesar Rp. 20 triliun, berapa D g
p p
keseimbangan pendapatan nasional yang baru?
Y’ = C + I Dengan rumus
Y C I Y’ = 90 + 0,75Y’ + 140 0,25Y’ = 230 ∆ = 1− 1 ∆I MPC Y Y’ = 920 20 75 , 0 1 1 1 − = ∆Y MPC
80
20
4
=
=
∆
Y
x
Latihan 3
l l h
Fungsi konsumsi dlm perekonomian 2 sektor adalah C = 10 + 0,8Y dan fungsi tabungan adalah S = -10 + 0,2Y.
Dimisalkan jumlah investasi yang akan dilakukan Dimisalkan jumlah investasi yang akan dilakukan pengusaha adalah 30 (triliun rupiah), berdasarkan
pemisalan di atas lengkapi tabel di bawah ini. Selajutnya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah yg terjadi jika sektor perusahaan menghasilkan 150 t ili i h?
150 triliun rupiah?
2. Apakah yg terjadi jika sektor perusahaan menghasilkan 350 triliun rupiah?
350 triliun rupiah?
3. berapakah pendapatan nasional pada keseimbangan? 4 Lukiskan keadaan keseimbangan perekonomian
4. Lukiskan keadaan keseimbangan perekonomian tersebut
Pendapatan Nasional C S I Y Nasional 0 …. …. 30 …. 50 …. …. 30 …. 100 …. …. 30 …. 150 …. …. 30 …. 200 …. …. 30 …. 250 …. …. 30 …. 300 …. …. 30 …. 350 30 350 …. …. 30 …. 400 …. …. 30 ….
5. Selanjutnya, apa yang terjadi pada keseimbangan ekonomi jika pengusaha menambah investasinya menjadi 1 kali lipat?
BAGIAN 4
BAGIAN 4
Perekonomian tiga sektor Æ perekonomian yang terdiri
dari sektor‐sektor: rumah tangga (RT), perusahaan dangg ( ) p pemerintah.
P k k d h k k b h
Perekonomian tiga sektor pada hakikatnya membahas peranan dan pengaruh pemerintah terhadap kegiatan perekonomian.
p
2 perubahan penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional:
a. Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan
mengurangi pengeluaran agregat melalui pengurangan terhadap konsumsi RT;p ;
b. Pajak memungkinkan pemerintah melakukan
pembelanjaan dan hal ini akan menaikkan perbelanjaan t
Syarat keseimbangan
Sya a
m angan
Y = AE, atau Y = C + I + G Y AE, atau Y C + I + G Dimana: Y : penawaran agregat Y : penawaran agregat AE : Pengeluaran agregat Y = C + S + T C + I + G C + S + T C + I + G = C + S + T Jika C dikurangi dari setiap ruas maka: I G S T I + G = S + T
Jenis-Jenis Pajak
J n J n
aja
• Pajak objektifPajak objektif • Pajak subjektif • Pajak langsungPajak langsung
Pajak objektif
aja
j
“pajak yg dikenakan berdasarkan aktivitas ekonomi para wajib pajak Misalnya PPN dikenakan kpd para wajib pajak. Misalnya, PPN dikenakan kpd mereka yang membeli barang dan jasa kena pajak”
Pajak subjektif
“pajak yang dipungut dengan melihat kemampuan wajib pajak. Misalnya pendapatan. Jika pendapatan j p j y p p p p
Pajak Langsung
“pajak yang beban pajaknya tidak dapat digeser kepada wajib pajak yg lain Contohnya PPh dan PBB
wajib pajak yg lain. Contohnya PPh dan PBB
Pajak Tidak Langsung
k b b k d d k d
“pajak yang beban pajaknya dapat digeser kepada wajib pajak yang lain. Contohnya, pajak penjualan
(PPn dan PPnBM) (PPn dan PPnBM)
Efek Pajak Terhadap Konsumsi dan Tabungan
aja
adap
n m dan a ngan
Setiap pemungutan pajak akan menimbulkan
perubahan terhadap pendapatan disposibel. Pajak
p a a adap p dapa a d p aja
sebanyak T akan menyebabkan pendapatan disposibel turun sebanyak T. Maka:
∆Yd = -T
Kemerosotan pendapatan disposibel akan mengurangi konsumsi dan tabungan RT. Jumlah konsumsi dan
b b l h
tabungan yang berkurang adalah sama dengan pengurangan pendapatan disposibel. Maka:
∆Y T ∆C ∆S ∆Yd = -T = ∆C + ∆S
Disamping tergantung pada perubahan pendapatan disposibel pengurangan konsumsi ditentukan oleh disposibel, pengurangan konsumsi ditentukan oleh MPC dan MPS. Perhitungannya dapat dilakukan
dengan menggunakan persamaan: d ngan m ngg na an p amaan
∆C = MPC x ∆Yd atau ∆C =MPC x (-T) ∆C MPC x ∆Yd atau ∆C MPC x ( T) ∆C = MPS x ∆Yd atau ∆C =MPS x (-T) Persamaan di atas setara dengan:
T = ∆Y = (MPC x T) + (MPS x T) T = ∆Yd = (MPC x T) + (MPS x T)
Pengeluaran pemerintan
ng a an p m n an
Determinan faktor pengeluaran pemerintah: l
1. Proyeksi jumlah pajak yang diterima
2. Tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai 3. Pertimbangan politik dan keamanan
Keseimbangan perekonomian tiga sektor
m angan p
n m an ga
Misal Misal
C = 60 + 0,75Y dan S = -100 + 0,25Y I = 120
I 120 G = 60
Pendapatan nasional pada keseimbangan: Pendapatan nasional pada keseimbangan:
Y = C + I + G Y = 60 + 0 75Y + 120 + 60 Y = 60 + 0,75Y + 120 + 60 0.25Y = 240 Y 960 Y = 960
Latihan
Misalkan dlm suatu perekonomian berlaku keadaan berikut ini: Misalkan dlm suatu perekonomian berlaku keadaan berikut ini:
C = 200 + 0,75Yd
9Pemerintah memungut pajak sebanyak 20 % dari pendapatang p j y p p nasional
9Pengeluaran pemerintah adalah 500 dan investasi adalah 300
300.
1. Hitunglah pendapatan nasional pada keseimbangan
2. Bagaimanakah anggaran belanja pemerintah (yaitu surplus, 2. Bagaimanakah anggaran belanja pemerintah (yaitu surplus,
defisit atau seimbang)
3. Jika pendapatan nasional pd tingkat konsumsi tenaga h d l h 3000 l h k h d h d l h penuh adalah 3000, masalah apakah yang dihadapi oleh perekonomian tersebut?
4. Dengan menggunakan pendekatan (a) penawaran egregat-4. Dengan menggunakan pendekatan (a) penawaran egregat
permintaan agregat, lukiskan keadaan keseimbangan tersebut.