• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar

Menurut Gagne dalam Purwanto (1990) belajar terjadi apabila ada suatu stimulus yang mempengaruhi isi ingatan siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi kewaktu setelah ia mengalami situasi tadi. Sedangkan menurut Dimyati (1989) belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. Berbagai perubahan pengalaman yang dimiliki siswa merupakan hasil dari pengetahuan yang diperolehnya saat melaksanakan kegia

tan belajar. Perubahan yang terjadi pada diri siswa dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,ketrampilan,kecakapan, kebiasan serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar (Sudjana, 1989). Untuk mendapatkan perubahan sebagai hasil dari belajar perlu dilakukan berbagai latihan. Sedangkan menurut Winkel (1996) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan, dan nilai-sikap. Berbagai perubahan yang terjadi pada diri siswa relatif bersifat konstan dan berbekas

Perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang terjadi melalui sebuah pengalaman dan latihan dapat terlihat melalui peningkatan kualitas dan kuantitas dari kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, daya pikir dan ketrampilan yang dimiliki siswa. Hasil dari perubahan diharapkan dapat memberikan sebuah dorongan untuk memperkuat seluruh aspek yang terjadi pada diri siswa.

2.1.2 Keaktifan Belajar

Pada hakekatnya keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua perbuatan belajar, tetapi kadarnya yang berbeda-beda tergantung pada jenis kegiatannya,

(2)

8

materi yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai (Hamalik, 2003). Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2009) mengemukakan keaktifan siswa dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan fisik yang dapat diamati. Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu meliputi aktivitas visual yang meliputi meliputi membaca, menulis, melakukan eksperimen, dan demonstrasi. Aktivitas lisan meliputi bercerita, membaca sajak, Tanya jawab, diskusi dan menyanyi. Aktivitas mendengarkan meliputi mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan. Aktivitas gerak seperti senam, atletik, menari, melukis dan aktivitas menulis seperti mengarang, membuat makalah, membuat surat. Setiap jenis aktivitas tersebut memiliki bobot yang berbeda tergantung pada tujuan mana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.

Selain itu, Usman (2011) juga mengemukakan bahwa keaktifan meliputi interkasi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa lainnya. Interaksi tersebut memiliki berbagai macam pola interaksi diantaranya

G

M

M M

Komunikasi sebagai aksi (satu arah) Pola guru-siswa

G

M

M M

Pola guru-siswa-guru

Ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antar siswa (komunikasi sebagai interaksi)

(3)

9

keaktifan belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar. Keaktifan dapat ditunjukkan dengan keterlibatan siswa dalam mencari atau mendapatkan sebuah informasi dari suatu sumber seperti buku, guru dan teman lainnya sehingga siswa diharapkan akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya secara penuh, menyadari dan menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat disekitarnya.

G

M

M M

Pola guru-siswa-siswa

Ada balikan bagi guru siswa saling belajar satu sama lain

G

M M

M M

Pola guru-siswa, siswa-guru, siswa-siswa

Interaksi optimal antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa (komunikasi sebagai transaksi, multiarah

G M M M M M Pola melingkar

Setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran

(4)

10

Menurut Sudjana (1991) keaktifan belajar siswa dapat dilihat berdasarkan indikator keaktifan siswa yaitu turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam pemecahan permasalahan, bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak, memahami persoalan yang dihadapinya, berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untukpemecahan masalah, melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis, kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yangdihadapinya.

Melalui indikator keaktifan siswa, guru dapat melihat apakah siswa telah melakukan aktivitas belajar yang diharapkan atau tidak. Keaktifan belajar tidak semata-mata muncul karena siswa tetapi guru juga harus berusaha untuk memunculkan suasana belajar yang aktif sehingga siswa dapat terpacu untuk aktif dalam belajar.

2.1.3 Prestasi Belajar

Prestasi belajar menjadi tolok ukur dalam suatu proses pembelajaran. Keberhasilan atau kegagalan suatu proses pembelajaran dapat dilihat melalaui prestasi belajar yang diperoleh siswa. Prestasi belajar merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Menurut Chaplin (2001) juga mengemukakan bahwa prestasi (Achievment) merupakan suatu pencapaian atau hasil yang telah dicapai dan pencapaian satu tingkat khusus dari sebuah kesuksesan atau tingkat tertentu dari kecakapan/keahlian karena telah mempelajaritugas-tugas sekolah atau akademis dengan kata lain prestasi merupakan satu tingkat khusus atau hasil keahlian yang diperoleh dalam karya akademis yang dinilai oleh guru-guru, lewat tes-tes yang dilakukan, atau lewat kombinasi kedua hal tersebut. sedangkan menurut Winkel (1996) yang menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

(5)

11

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2008) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar merupakan hasil usaha, kemampuan dan sikap siswa dalam menyelesaikan tugas dalam bidang pendidikan yang ditetapkan pada setiap jenjang studi yang dinyatakan dengan angka. Prestasibelajardalam bidang akademik dinyatakan sebagi pengetahuan yang dicapai atau keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran tertentu disekolah, biasanya diukur melalui tes atau ujian yang dilakukan oleh guru (Arikunto,1993)

Tu‟u (2004) yang merumuskan prestasi sebagai hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran disekolah. Prestasi belajar siswa dinilai berdasarkan aspek kognitifnya terutama karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisi, dan evaluasi; Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka dari evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa serta ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur prestasi belajar siswa dimana tujuannya adalah mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar. Keberhasilan tersebut ditunjukan dengan peningkatan nilai hasil prestasi belajar siswa yang diperoleh melalui usaha, latihan dan pengalaman. Prestasi belajar yang diukur mengenai penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tertentu yang telah disampaikan oleh guru sehingga dapat meningkatkan nilai hasil prestasi belajar siswa sehingga dengan prestasi belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dalam belajar. Pengukuran prestasi belajar yang diberikan berupa tes ulangan harian yang dilaksanakan pada akhir siklus pembelajaran.

2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa selama proses belajarnya. Keberhasilan itu ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Menurut Dimyati (1989), mengatakan bahwa Faktor-faktor yang

(6)

12

mempengaruhi prestasi belajar siswa mencakup : faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, yang terdiri dari N. Ach (Need For Achievement) yaitu kebutuhan atau dorongan atau motif untuk berprestasi. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar si pelajar. Hal ini dapat berupa sarana prasarana, situasi lingkungan baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Menurut Purwanto (1990) mengemukakan bahwa Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor dari luar dan faktor dari dalam. Faktor dari luar ini merupakan faktor yang berasal dari luar siswa yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial, instrumentasi yang berupa kurikulum, guru atau pengajar, sarana dan fasilitas serta administrasi. Faktor dari dalam ini merupakan faktor yang berasal dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi fisiologi yang berupa kondisi fisik dan kondisi pancaindra, psikologi yang berupa bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.

Ahmadi (1998) juga mengemukakan bahwa prestasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal). Faktor dari dalam diri siswa meliputi intelegensi yaitu kemampuan untuk mencapai prestasi disekolah yang didalamnya berpikir perasaan, minat yaitu kecenderungan tertentu untuk meras tertarik pada bidang tertentu dalam hal ini siswa yang kurang berminat dalam pelajaran tertentu akan menghambat dalam belajar, keadaan fisik dan psikis. Faktor dari luar siswa meliputi faktor guru, lingkungan keluarga, faktor sumber sumber belajar.

Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh karena adanya faktor-faktor tertentu. Faktor tesebut adalah yang muncul dari laur diri siswa yang disebut faktor ekstern dan faktor yang muncul dari dalam diri siswa atau faktor intern. Faktor dari luar siswa merupakan faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari luar diri siswa seperti kemampuan atau keadaan sosial ekonomi, Kurang adanya dukungan dari orang-orang di sekitamya terutama orang tua, lingkungan masyarakat, lingkungan alam, sarana dan fasilitas sekolah, dan Kekurangmampuan guru dalam materi dan strategi pembelajaran. Sedangkan faktor dari dalam siswa merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa sendiri

(7)

13

seperti siswa merasa sukar mencerna materi karena menganggap materi tersebut sulit, kondisi fisik yang dimiliki siswa, siswa kehilangan gairah belajar karena mendapatkan nilai yang rendah. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba ingin meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mencari beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya sehingga diperoleh suatu perbaikan yang dapat meningkatkan keaktifan siswa, tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor dari luar diri siswa atau ekstern seperti keluarga, ekonomi, lingkungan belajar, guru, fasilitas dan faktor dari dalam diri siswa atau intern seperti kondisi fisik, kecerdasan, kemampuan kognitif.

2.1.5 Metode Pembelajaran Index Card Match

Menurut Silberman (2006) index card match merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran. Melalui metode ini memungkinkan siswa untuk dapat belajar secara mandiri maupun dengan siswa lain. Menurut Juntak Margana (2010) Index Card Match merupakan metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk bekerja sama dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Sedangkan menurut Suwarno (2010) Metode Index CardMatch dikenal juga dengan istilah “mencari pasangan kartu” metode ini digunakan untuk mengulang materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya dan berpotensi membuat siswa senang.

Metode pembelajaran index card match adalah metode pembelajaran aktif dan menyenangkan yang cara kerjanya adalah mencari pasangan kartu dimana kartu tersebut berisi kartu soal dan kartu jawaban yang menuntut siswa untuk bekerja sama dalam mencari pasangan kartu. Metode ini tepat digunakan untuk melibatkan siswa dalam kegiatan belajar karena melalui metode index card matchsiswa dapat berinteraksi dengan guru ataupun siswa lainnya. Selain itu siswa juga dapat menggali kembali pengetahuan yang diperolehnya selama mengikuti pembelajaran.

(8)

14

Menurut Suprijono (2011) langkah-langkah pembelajaran metode index card

match adalah sebagai berikut

a. Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas

b. Bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama

c. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan. setiap kertas berisi satu pertanyaan

d. Pada separuh kertas lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat

e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban

f. Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain mendapatkan jawaban

g. Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, jelaskan kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.

h. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya

i. Akhiri proses ini dengan membuat klasifikasi dan kesimpulan

Sedangkan menurut Silberman (2006) langkah-langkah pembelajaran metode

index card match adalah sebagai berikut:

a. Pada kartu index yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajarkan di kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan setengah jumlah siswaPada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas masing-masing pertanyaan itu

(9)

15

b. Campurlah dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agarbenar-benar tercampur

c. Berikan satu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakanlatihan pencocokan. Sebagian siswa mendapatkan pertanyaan tinjauandari sebagian siswa mendapatkan pertanyaan tinjauan dan sebagian lain mendapatkan kartu jawabannya

e. Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasagan mereka. Bila sudahterbentuk pasangan, perintahkan siswa yang berpasangan itu untukmencari tempat duduk bersama. (katakan pada mereka untuk tidak mengungkapkan kepada pasangan lain apa yang ada di akrtu mereka)

f. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan tiap pasangan untuk memberikan kuis pada siswa lain dengan membacakan kertas kertas pertanyaan mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawabannya.

Metode index card match merupakan sebuah permainan mencocokkan kartu soal dan kartu jawaban yang sesuai melalui interaksi dan kerjasama antar siswa. Kartu yang digunakan disini berupa potongan-potongan kertas yang dibuat menarik. Bahan ajar yang disajikan dalam index card match tidak disajikan dalam bentuk jadi, karena bahan yang ditulis di dalam kartu soal dapat disajikan dalam bentuk soal-soal yang ditulis tidak lengkap ataupun dapat ditulis dengan suatu pertanyaan. Penyajian materi index card match dapat disajikan bermacam-macam sesuai materi yang dipelajari dan kreatifitas yang dimiliki guru dalam membuat kartu-kartu , agar materi yang dipelajari dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Tipe soal dalam kartu bermacam-macam tergantung dari materi yang dipelajari dan tujuan yang akan dicapai.

Selain meningkatkan tingkat pemahaman siswa, metode index card match juga dapat memaksimalkan aktifitas siswa dalam belajar untuk memperoleh salah satunya dengan cara saling berinteraksi untuk memperoleh informasi. Informasi yang telah didapatkan akan disampaikan pada siswa lain agar semua siswa dapat

(10)

16

mengetahui informasi yang didapatkan dari setiap pasangan. Metode index card

match melatih siswa untuk belajar dari temannya sehingga perolehan informasi tidak

hanya didapatkan dari guru namun dapat juga didapatkan dari temannya.

Dalam penelitian ini peneliti berupaya agar yang memiliki kreatifitas untuk mengisi kartu soal dan kartu jawaban adalah siswa sendiri dari pengetahuan yang sudah didapatkannya selama proses belajar berlangsung. Untuk mengantisipasi kesamaan siswa dalam mengisi kartu soal dan kartu jawaban guru terlebih dahulu menetukan tema sesuai materi yang akan digunakan dalam metode index card match. Permainan pencocokkan kartu soal dan kartu jawaban dapat digunakan sebagai soal latihan dari materi yang sudah dipelajari dan akan diujikan untuk dirinya sendiri dan teman yang lain. Melalui index card match dapat pula diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari.Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode index card match dalam penelitian ini sebagai berikut

a. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari terlebih dahulu pada siswa b. Siswa bermain index card match atau pencocokkan kartu

c. Guru memberikan kartu tema kepada siswa dan setiap siswa mencari pasangan tema yang sama

d. Siswa yang sudah mendapatkan tema yang sama duduk berdampingan sambil menunggu teman lain mendapatkan pasangan tema

e. Siswa berpasangan untuk mengisi satu kartu soal dan satu kartu jawaban berdasarkan tema yang diperoleh

f. Setiap siswa mengumpulkan kartu yang sudah dibuatnya g. Setelah semua kartu terkumpul guru mengacak semua kartu h. Siswa diminta mengambil satu kartu secara acak

i. Siswa yang sudah mendapat kartu tidak boleh melihat isi kartu tersebut sebelum semua siswa sudah mendapatkan kartu

j. Siswa mulai mencari pasangan dari kartu yang didapatkannya

k. Siswa yang sudah berpasangan duduk berdampingan sambil menunggu teman lain mendapatkan pasangannya

(11)

17

l. Setiap pasangan maju ke depan kelas untuk membacakan pertanyaan pada siswa lain dan meminta siswa lain keculi pasangannya untuk menjawabnya

m. Siswa yang memegang kartu jawaban memberikan tanggapan dari jawaban yang diberikan oleh temannya

n. Siswa membuat rangkuman dari pengetahuan yang didapatkannya dari permainan kartu

Metode pembelajaran index card match memiliki kelebihan dan kekuruangan. Menurut Handayani dalam Margana (2010) menyatakan bahwa terdapat kelebihan dan kelemahan metode index card match sebagi berikut

1) Adapun kelebihan dari metode index card matchyaitu

a. Menumbuhkan kegembiraan dalam kegitan belajar mengajar b. Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa c. Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan

d. Mampu meningkatkan prestasi belajar siswa mencapai tarafketuntasan belajar

e. Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain 2) Adapun kekurangan dari metode index card match yaitu

a. Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas dan prestasi.

b. Guru harus meluangkan waktu yang lebih lama untuk membuat persiapan c. Guru harus memiliki jiwa demokratis dan ketrampilan yangmemadai

dalam hal pengelolaan kelas

d. Menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah

e. Suasana kelas menjadi “gaduh” sehingga dapat mengganggu kelas lain

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan metode index card match sebisa mungkin guru dituntut untuk dapat mengantisipasi kekurangan yang terdapat dalam penerapan metode index card match terutama penerapannya dalam pembelajaran

(12)

18

IPS. Antisipasi tersebut dapat diwujudkan guru melalui berpikir kritis, inovatif dan kreatif dalam melaksanakan suatu pembelajaran agar siswa dapat belajar secara aktif. Metode index card match dirasa cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS karena metode index card match merupakan salah satu metode pembelajaran aktif dimana siswa akan terlibat langsung dalam membangun pengetahuannya, menarik perhatian siswa karena ada unsur permainnan yang dapat membangun kebersamaan dan keakraban antar siswa.

2.1.6 Penerapan Metode Index Card Match Dalam Pembelajaran IPS Metode pembelajaran index card match merupakan “metode mencari pasangan kartu” metode ini digunakan untuk mengulang materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya dan berpotensi membuat siswa senang (Suprijono, 2011). Sejalan dengan itu menurut Silberman (2002) salah satu cara yang pasti untuk membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari. Dalam metode index card

match siswa dituntut untuk berpasangan dan bekerja sama dalam kegiatan belajar

sehingga kegiatan belajar terasa lebih menyenangkan namun tetap dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Dalam penelitian ini penerapan metode index card matchpada pembelajaran IPS akan lebih difokuskan pada kegiatan siswa. sebelum bermain index card match guru memfasilitasi siswa dengan kartu soal dan kartu jawaban, selain itu guru juga memberikan kartu-kartu tema pada setiap siswa untuk menghindari kesamaan soal dan jawaban yang telah dibuat siswa. Dari kartu-kartu tersebut terlebih dahulu siswa minta untuk mencari pasangan tema yang sesuai. Setelah siswa mendapatkan pasangan tema, siswa diminta mengisi kartu berdasarkan tema yang didapatkannya, kemudian siswa diminta untuk mencari pasangan kartu.

Metode index card match dalam penelitian ini akan diterapkan di SD Negeri Kopeng 01 dalam pembelajaran IPS kelas IV semester II. Adapun rencana kegiatan pembelajaran dengan metode index card match sebagai berikut

(13)

19 1) Kegiatan awal

Pada tahap awal, guru memberikan beberapa pertanyaan seputar materi yang akan dipelajari. Untuk membangkitkan minat dan keaktifan siswa guru mengajak siswa bernyanyi bersama agar tercipta suasana kelas yang menyenangkan. Kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.

2) Kegiatan inti

Pada tahap ini ada tiga tahap yang sangat penting yang harus dijalankan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi yang harus dilakukan guru adalah

a. Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi tentang materi yang akan dipelajari

b. Guru mengajukan pertanyaan pada siswa berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa berkaitan dengan materi yang dipelajari sehingga dapat tercipta pembelajaran yang interaktif.

c. Guru mulai menjelaskan materi pembelajaran pada siswa Pada tahap elaborasi yang dilakukan siswa adalah

a. Siswa bermain index card match atau pencocokkan kartu

b. Setiap siswa mencari pasangan tema yang sama dari tema yang sudahditetapkan guru

c. Siswa yang sudah mendapatkan tema yang sama duduk berdampingansambil menunggu teman lain mendapatkan pasangan tema

d. Siswa berpasangan untuk mengisi satu kartu soal dan satu kartu jawaban berdasarkan tema yang diperoleh

e. Setiap siswa mengumpulkan kartu yang sudah dibuatnya f. Setelah semua kartu terkumpul guru mengacak semua kartu g. Siswa diminta mengambil satu kartu secara acak

h. Siswa yang sudah mendapat kartu tidak boleh melihat isi kartu tersebutsebelum semua siswa sudah mendapatkan kartu

(14)

20

j. Siswa yang sudah berpasangan duduk berdampingan sambilmenunggu teman lain mendapatkan pasangannya

k. Setiap pasangan maju ke depan kelas untuk membacakan pertanyaanpada siswa lain dan meminta siswa lain keculi pasangannya untuk menjawabnya l. Siswa yang memegang kartu jawaban memberikan tanggapan dari jawaban

yang diberikan oleh temannya

m. Siswa membuat rangkuman dari pengetahuan yang didapatkannya dari permainan kartu

Pada tahap kolaborasi

a. Guru memberikan umpan balik berupa penjelasan dari pengetahuan pengetahuan yang telah diperoleh siswa selama bermain kartu secara

lisan ataupun tertulis

b. Guru bersama siswa merefleksi semua kegiatan belajar yang telah dilakukan

3) Kegiatan penutup

a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan menyangkut materiyang sudah dipelajari

b. Guru memberikan soal evaluasi c. Guru memberikan penilaian

d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

2.1.7 Pengertian IPS

Menurut Widiarto dan Suwarso (2006) IPS merupakan telaah tentang manusia dan dunianya. Sedangkan menurut Daldjoeni (1981) IPS adalah hubungan antara manusia (human realtionships) dan ini mencakup hubungan individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, serta kelompok dengan alam. Kurikulum (2006) menyebutkan bahwa mata pelajaran IPS sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI sampaiSMP/MTs.Mata pelajaran ini mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan geneeralisasi yang berkaitan dengan isu

(15)

21

sosial. Pada jenjang SD/MI, mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, ekonomi dan antropologi.

Massofa (2011) mengemukakan bahawa IPS merupakan enelaahan atau kajian tentang masyarakat. Senada dengan hal tersebut Moeljono Cokrodikardjo dalam Massofa wordpress (2011) mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari. Dari pendapat beberapa ahli tersebut pengertian IPS terfokus pada suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hubungannya dengan lingkungannya baik masa kini ataupun masa lampau. IPS merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti geografi, ekonomi, antropologi, sejarah, dan psikologi sosial. IPS membahas tentang kehidupan masyarakat yang nyata dengan berbagai masalah sosialnya. Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan pengetian IPS yaitu ilmu yang mempelajari seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial yang berkembang dalam kehidupan manusia yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.

Tidaklah mudah untuk memisahkan tujuan-tujuan dari pembelajaran IPS dari masing-masing mata pelajaran yang menjadi bagian dari pembelajaran IPS karena pada umumnya tujuannya sama (Daldjoeni, 1981). Menurut Edwin Fenton dalam Tri Widiarto (2006) menyebutkan tiga tujuan pembelajaran IPS yaitu untuk memperoleh pengetahuan, untuk mengembangkan ketrampilan diri dan untuk mengembangan sikap dan nilai. Sedangkan Menurut standar isi (2006) pembelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, memiliki kemampuan berkomunikasi,

(16)

22

bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mengetahui secara mendalam tentang manusiadan hubungan manusia dengan lingkungannya berdasakan fakta-fakat yang terjadi dalam kehidupan manusia. Selain itu IPS juga bertujuan untuk membantu kita dapat berinteraksi dengan oarng lain, dapat membeuat suatu keputusan dengan baik, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta dapat emnjadi masyarakat yang demokratis.

2.1.8 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS SD

Menurut Munthe (2009) standar kompetensi adalah kebulatan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan tercapai dalam mempelajari suatu pembelajaran sedangkan kompetensi dasasr adalah jabaran dari standar kompetensi, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus dikuasai siswa atau dengan kata lain kompetensi dasar adalah kometensi-kompetensi pendukung atau penentu keberhasilan tercapainya standar kompetensi.Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam mata pelajaran IPS kelas IV Semester II sebagai berikut

Tabel 2.1

Standar kompetensi dan kompetensi dasar amat pelajaran IPS kelas IV semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan

kabupaten/kota dan provinsi

2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitandengan sumber daya alam dan potensi lain didaerahnya

2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalammeningkatkan kesejahteraan masyarakat

2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi,komunikasi, dan transportasi sertapengalaman menggunakannya

(17)

23 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang telah membuktikan bahwa metode pembelajaran

index card match dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Penelitian

yang dilakukan oleh Ervan Yopi Putranto (2011) dengan judul Penerapan metode pembelajaran index card match untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SDN Pesanggrahan 02 kota Batu. Hasil penelitiannya adalah melalui penerapan metode pembelajaran index crad match di SDN Pesanggrahan 02 kota Batu menunjukan bahwa dengan penerapan metode pembelajaran Index Card

Match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan Ahmini (2011) dengan judul Peningkatan Kualitas Pembelajaran Ipa Melalui matodeIndex Card Macth Pada Siswa Kelas III SDN Kandri 01 Kota Semarang. Dari hasil dan analisis data dapat disimpulkan bahwa metode index card match dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA siswa Kelas III SDN Kandri 01 Kota Semarang. Peningkatan keaktifan belajar siswa ditunjukkan dengan adanya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dari setiap siklusnya. Dari pra siklus Keaktifan dan presatasi belajar mengalami peningkatan di skiklus I dan pada siklus II mengalami peningkatan kembali.

Sedangkan penelitian yang dilakukan Saputro (2011) dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran Index Card Matchuntuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar IPA siswa kelas III SDN Begendeng 3 Kabupaten Nganjuk. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa penerapan model pembelajarn index card match dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa. Peningkatan aktivitas siswa ditunjukkan dengan hasil observasi selama pembelajaran. Sedangkan peningkatan prestasi belajar dapat ditunjukan melalui hasil tes evaluasi setiap akhir siklusnya

Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan menunjukan bahwa metode pembelajaran index card match dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Keaktifan yang ditunjukkan oleh siswa dalam proses belajar seperti aktif bertanya, berpendapat dan menjawab pertanyaan walaupun kadar keaktifannya

(18)

24

berbeda-beda. Melalui penerapan metode index card match peningkatan keaktifan belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa karena siswa akan mengolah sendiri pengetahuan yang didapatkannya sehingga pembelajaran akan lebih berkesan dan bermakna yang dapat menyebabkan tingkat penguasaan siswa terhadap metari yang dipelajari lebih tinggi.

2.3 Kerangka Berpikir

Sebelum di laksanakan tindakan peneliti melakukan wawancara pada guru kelas IV SD Negeri Kopeng 01. Terdapat berbagai permasalahan yang dihadapi guru terutama dalam pembelajaran IPS. Permasalahan tersebut diantaranya siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran IPS karena materi pelajarannya dirasa kurang menarik perhatian siswamenyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPS karena siswa tidak dapat mencerna pelajaran dengan baik. Hal tersebut dipengaruhi juga oleh pembelajaran IPS yang dirasa membosankan karena dalam pembelajaran IPS guru hanya menyampaikan pembelajarannya dengan berceramah serta guru tidak menggunakan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa karena guru malas untuk melakukan perubahan atau monoton.Hal ini dibuktikan dengan data yang menunjukan bahwa tingkat keaktifan siswa masih rendah. Selain tingkat keaktifan siswa yang rendah prestasi belajar siswa juga belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa pada mata pelajaran IPS yang menunjukkan ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 53.85%.Melihat kenyataan yang ada perlu adanya tindakan yang harus dilakukan agar dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini tindakan akan dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tindakan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatakan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kopeng 01 pada mata pelajaran IPS. Oleh karena itu diharapkan melalui metode index card

match keaktifan dan preastasi belajar siswa dapat meningkat. Langkah-langkah

kegiatan pembelajaran yang akan digunakan pada setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Siklus I terdiri dari tiga pertemuan, pertemuan pertama digunakan untuk penyampaian materi, pertemuan kedua digunakan untuk

(19)

25

melanjutkan sedikit materi kemudian menerapkan metode index card match dan pada pertemuan ketiga akan dilaksankan evaluasi akhir siklus. Apabila pembelajaran siklus I sudah menunjukan keberhasilan maka akan dilanjutkan pada siklsu II dengan materi yang berbeda dan apabila pada siklus I belum menunjukkan keberhasilan dari tindakan yang dilakukan maka pada siklus II akan mengulang pada materi yang sama. Sedangkan kegiatan pembelajaran pada siklus II juga meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang terdiri dari tiga pertemuan, pertemuan pertama digunakan untuk penyampaian materi pembelajaran, pertemuan kedua yaitu penerapan metode index cardmatch dan pada pertemuan ketiga akan dilaksankan evaluasi akhir siklus. Apabila pembelajaran siklus II sudah menunjukkan keberhasilan maka tidak dilakukan pengulangan tindakan.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas bahwa terdapat berbagai permasalahan diantaranya siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran IPS karena materi pelajarannya dirasa kurang menarik perhatian siswamenyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPS karena siswa tidak dapat mencerna pelajaran dengan baik. Hipotesis dalam penelitian ini adalah melalui metode index card match diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan melalui metode index card match diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri Kopeng 01 Tahun Pelajaran 2011/2012

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara untuk meningkatkan nilai jual produk pertanian di Kabupaten Malang adalah dengan membuat sistem rantai pasok yang dapat meminimalkan biaya distribusi

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan jenis asam yang berbeda untuk menganalisis kadar Cu total dan Zn total dalam lumpur limbah industri pelapisan

Peningkatan kinerja karyawan merupakan hal yang diinginkan baik dari pihak pemberi kerja maupun para pekerja untuk pengembangan diri dan promosi jabatan Tujuan

Berdasarkan hasil uji hipotesis satu dan dua maka pembelajaran daring bahasa Jepang berbasis video pada materi kankouchi efektif terhadap peningkatan hasil dan motivasi belajar

Berdasarkan hasil pengujian pada penelitian “Sistem Peramalan Siaga Banjir dengan Menganalisis Data Curah Hujan (ARR) dan Tinggi Muka Air (AWLR) Menggunakan

Dengan nama Retribusi Izin Gangguan dipungut Retribusi atas pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau Badan yang dapat menimbulkan ancaman

Dalam kaitan dengan pembinaan iman orang dewasa, sekarang ini bisa dibedakan empat jenis orang dewasa: pertama, mereka yang menjalani masa katekumenat, kedua,

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah tentang metode alternatif untuk pengolahan limbah industri terutama industri tekstil dengan mengembangkan membran