• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Metode Pembelajaran

1. Pengertian metode pembelajaran

Metode dalam pengertian umum diartikan sebagai cara yang teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai maksud atau tujuan. Atau metode dapat diartikan cara yang teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar dapat tercapai hasil yang baik seperti yang dikehendaki.

Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran. Dalam pemilihan metode apa yang tepat, guru harus melihat situasi dan kondisi siswa serta materi yang diajarkan. Dalam kegiatan belajar mengajar daya serap peserta didik tidaklah sama. Dalam menghadapi perbedaan tersebut, strategi pengajaran yang tepat sangat dibutuhkan.

Metode pembelajaran merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah tersebut sehingga pencapaian tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan pemanfaatan metode yang efektif dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan pembelajaran.

(2)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. 1

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran Sebagai suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-masing metode tersebut.

Pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut :

1) Anak didik

Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah, gurulah yang berkewajiban mendidiknya. Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran mana yang sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

2) Tujuan

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan instruksional, tujuan kurikuler, tujuan institusional dan tujuan

1 Muhammad Thalib, 20 Kerangka Pokok Pendidikan Islam, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2001), hal. 47.

(3)

pendidikan nasional. Metode yang dipilih guru harus ejalan dengan taraf kemampuan anak didik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 3) Situasi

Situasi kegiatan belajar-mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu.

4) Fasilitas

Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Misalnya, ketiadaan laboratorium untuk praktek IPA kurang mendukung pengguanaan metode eksperimen.

5) Guru

Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Latar pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode.2

3. Syarat-syarat metode pembelajaran

Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah :

 Metode mengajar harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa.

2

(4)

 Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.

 Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.

 Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan)

 Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

 Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.

 Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang baik dalam kehidupan sehari-hari.3

B. Tinjauan tentang Make a Match

1. Pengertian Make a Match

Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match merupakan pembelajaran dengan cara berpasangan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain untuk mencari pasangan yang cocok dengan soal dan jawaban yang dipegangnya, sehingga peserta didik belajar dengan sungguh-sungguh.

3 Suryabroto, Hakekat Inovasi Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1997), hal. 20.

(5)

2. Sejarah Make a Match

Metode make a match (mencari pasangan) pertama kali dikembangkan oleh Lorna Curran (1995) dalam mencari variasi metode berpasangan. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan make a match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Make a match adalah model yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan model ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang di ajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan. 4

3. Langkah-langkah Pembelajaran Make A Match:

1) Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada dalam kelas.

2) Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.

3) Tulis pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

4 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet. VI, hal. 94.

(6)

4) Pada separo kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang tadi dibuat.

5) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.

6) Beri setiap peserta didik satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukun berpasangan. Separo peserta didik akan mendapatkan soal dan separo yang lainnya akan mendapatkan jawaban.

7) Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk yang berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.

8) Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal soal yang diperoleh dengan keras kepada teman- teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan- pasangan yang lain. 9) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan. 5

Make a match (mencari pasangan) sambil mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana yang menyenangkan. Make a Match ini bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.6

5 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), hal. 67-68

(7)

4. Keunggulan make a match

1) Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan kepadanya melalui kartu.

2) Meningkatkan kreativitas belajar siswa.

3) Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

4) Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media pembelajaran yang dibuat oleh guru.

5. Kelemahan model make a match

1) Sulit bagi guru mempersiapkan kartu-kartu yang baik dan bagus sesuai dengan materi palajaran.

2) Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran.

3) Siswa kurang menyerapi makna pembelajaran yang ingin disampaikan karena siswa hanya merasa sekedar bermain saja.

4) Sulit untuk membuat siswa berkonsentrasi. 6. Manfaat make a match

1) Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan.

2) Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa. 3) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

(8)

7. Tujuan make a match

Ada tiga tujuan penerapan metode make a match, yaitu : 1) Pendalaman materi

Pengembangan metode make a match pada mulanya merancang metode ini untuk pendalaman materi.siswa dilatih penguasaan materi dengan cara memasangkan antara pertanyaan dan jawaban. Siswa harus dibekali dulu dengan materi yang akan dilatihkan.

2) Menggali materi

Cara yang dapat ditempuh adalah menulis pokok-pokok materi pada potongan kertas lalu bagikan potongan kertas itu kepada siswa secara acak. Mintalah siswa untuk mencocokkan/ memasangkan potongan kertas tersebut menjadi satu materi utuh. Siswa yang sudah menemukan pasangannya, secara otomatis menjadi satu kelompok. 3) Untuk selingan

Metode make a match juga dapat dipakai sebagai metode selingan. Apabila selingan yang menjadi tujuan, maka cukup lakukan sekali saja.7

C. Tinjauan tentang Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi berarti hasil yang telah dicapai.8 Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk

7 Ibid, hal.70.

(9)

mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.9

2. Macam-macam Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar. Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Adapun Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris.10

Ciri-ciri hasil belajar yang dicapai peserta didik melalui proses belajar mengajar yang optimal adalah sebagai berikut.

a. Kepuasaan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik

b. Menambah keyakinan akan kemampuan diri c. Kemantapan dan ketahanan hasil belajar

d. Hasil belajar yang diperoleh secara menyeluruh (komprehensif)

e. Kemampuan peserta didik untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri pada proses dan usaha belajar.

9

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar ( Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), hal. 45

10 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1995), cet. III, hlm. 45-46.

(10)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah, secara garis besar faktor tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian:

1. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal) a. Sikap terhadap belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian, adapun penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak atau mengabaikan.

b. Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.

c. Konsentrasi belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran

d. Mengolah bahan ajar

Mengolah bahan abelajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara memperoleh ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa

e. Menyimpan perolehan hasil belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dancara memperoleh pesan.

(11)

f. Menggali hasil belajar yang tersimpan

Menggali hasil belajar yang teseimpan merupakan proses mengaktifkan pesan yang diterima.

g. Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar

Kemampuan berprestasi atau unjuk belajar merupakan suatu puncak proses belajar

h. Rasa percaya diri

Rasa percaya diri muncul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil.

i. Intelegensi dan keberhasilan belajar

Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berfikir secara baik dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Intelegensi dianggap sebagai suatu norma umum dalam keberhasilan belajar

j. Kebiasaan belajar

Dalam rangka tugas perkembangan pada umumnya setiap siswa memiliki suatu cita-scita dalam hidup. Cita – cita merupakan motovsi instrinsik dan cita – cita merupakan wujud eksplorasi dan emansipasi diri siswa.

(12)

2. Faktor yang berasal dari luar (eksternal) a. Guru sebagai pembina siswa belajar

Guru adalah pengajar yang mendidik. Guru mengajar siswa adalah seorang pribadi yang tumbuh menjadi penyandang profesi guru bidang studi tertentu.

b. Sarana dan prasarana belajar

Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian dan peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media pengajaran yang lain. Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik.

c. Kebijakan penilaian

Hasil belajar merupakan hasil proses belajar juga merupakan proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru. Hasil belajar dimulai dengan ukuran – ukuran guru, tingkat sekolah dan tingkat nasional.

d. Lingkungan siswa di sekolah

Tiap siswa berada dalam lingkungan sosial siswa disekolah. Ia memiliki kedudukan dan peranan yang diakui oleh sesama. Jika seseorang siswa diterima, maka ia dengan mudah menyesaikan diri dan segera dapat belajar. Maka sebaliknya jika ia tertolah maka ia akan tertekan.

(13)

e. Kurikulum sekolah

Program pembelajaran di sekolah mendasakan diri pada suatu kurikulum. Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan kemajuan masyarakat, sehingga menimbulkan masalah, sehingga tujuan yang akan dicapai oleh sekolah berubah, berarti pokok bahasan, kegiatan balajar mengajar dan evaluasi akan berubah.11

D. Tinjauan tentang Aqidah Akhlak

Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [َ دْقَع-َ دِقْعَي-ََدَقَع] artinya adalah mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.

Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [قلخ] jamaknya [قلاخأ] yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau

11 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 56-57.

(14)

budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul madzmumah.12

E. Tinjauan tentang Asmaul Husna

Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang indah dan baik. Sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna mengandung kemuliaan. Memahami sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna dapat mempertebal keimanan dan memperbaiki perilaku kalian dalam kehidupan sehari-hari.

a. Al- bathin

Allah adalah dzat yang memiliki sifat al-bathin, berarti Yang Batin. Tidak ada seorang pun yang dapat melihat Dzat Allah. Dia bersifat Al- batin, bukan berarti Dia tidak tampak. Akan tetapi, justru Dia Maha Agung dan Maha Besar sehingga mata kalian tidak mampu memandang-Nya.

Allah berfirman dalam Surah al-An’am ayat 103 :

َ

َ



َ

َ

َ



َ

َ

َ





َ



َ



َََ َ

12 Teungku Muhammad Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid, (Semarang : Pustaka Rizki Utama, 2009), hal. 10.

(15)

103. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui.

Allah memiliki sifat Yang Batin, juga bermaksna bahwa Dia dapat mengetahui sesuatu yang tersembunyi dari hamba-Nya. Ucapan, pikiran, bahkan niat kalian dalam hati diketahui oleh Allah. Kalian tidak dapat menyembunyikan sesuatu pun dari Dzat Yang Batin.

b. Al- waliy

Allah memiliki sifat Al-waliy, yang berarti Yang Maha Pelindung. Allah melindungi anak-anak yang beriman. Hubungan Allah dengan mereka sangat dekat. Mereka dapat merasa dekat dengan Allah sehingga merasa aman dalam lindungan-Nya.

Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 257 :

َ

َ



َ





َ

َ



َ





َ

َ





َ

َ



َ

َ

َ







َ



َ



َ





َ

َ





َ

َ

َ



َ





َ

َ

َ



َ



َ



ََ َ َ

257. Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

(16)

Perlindungan Allah tidak hanya bersifat fisik. Allah melindungi hati kalian dari kesesatan dan menuntun kalian ke jalan kebenaran. Kalian senantiasa terhindar dari godaan setan yang menyesatkan.

Untuk anak-anak yang tidak beriman, pelindung mereka adalah setan. Setan membisikkan kepada mereka supaya melakukan perbuatan-perbuatan berdosa. Setan hanya akan menyesatkan dan menjerumuskan mereka ke dalam api neraka.

c. Al- mujib

Allah adalah dzat yang memiliki sifat al- Mujib, berarti Yang Maha Memperkenankan Doa. Allah mengabulkan doa dari siapa saja yang meminta. Doa orang kafir yang teraniaya juga dikabulkan. Anak- anak yang berdoa kepada Allah berarti mereka membutuhkan pertolongan-Nya. Sebaliknya, anak-anak yang tidak mau berdoa adalah cermin anak-anak-anak-anak yang sombong.

Allah berfirman dalam surah Al- Mukmin ayat 60 :



َ

َ



َ

َ

َ

َ

َ



َ



َ

َ



َ



َ

َ





َ



َ ََ َ

60. dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina".

(17)

d. Al- wahhab

Allah Yang Maha Pemberi berkehendak atas semuanya. Allah memiliki sifat Al-wahhab, berarti Maha Pemberi. Manusia diberi akal oleh Allah sehingga dapat membuat mobil, kereta api, kapal laut, dan pesawat terbang.

Manusia diberi kewenangan oleh Allah untuk memanfaatkan hewan dan tumbuhan sebagai kemakmuran hidupnya.

Allah memberi perasaan sehingga kalian dapat merasakan senang atau sedih. Allah juga memberi tubuh yang sehat sehingga kalian dapat belajar dan berkarya. 13

13 Wiyadi, Membina Akidah dan Akhlak 3 Untuk Kelas III Madrasah Ibtidaiyah, (Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2013) hal.45.

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, untuk menggambarkan dan mengungkapkan mengenai penggunaan media dan strategi yang digunakan dalam

Membuat algoritma untuk menterjemahkan informasi model produk berbasis feature yang tersedia dalam software CaSTPro ke dalam bahasa kode-G (G-Code) untuk feature

Pada penelitian ini dapat kami simpulkan bahwa Karakteristik nilai fungsi penghidu pada hampir seluruh subyek rinosinusitis kronis di RSUP Wahidin Sudirohusodo berdasarkan

Sertifikasi mendukung upaya KHJL dalam melakukan pengelolaan hutan lestari, peran tersebut adalah peningkatan nilai kayu dan kapasitas petani hutan rakyat,

Mata kuliah Farmakokimia I berisi tentang aspek fisikokimia obat dalam hubungannnya dengan aktifitasnya, aspek kimia dari absorpsi, distribusi, dan ekskresi obat , aspek kimia

antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode kooperatif, metode ceramah dan pemberian tugas.. Artinya, pada taraf signifikansi 5% tidak terdapat

Pada tahap ini, petugas kesehatan mengamati apakah tangan klien benar-benar lemas, jika klien masih dapat menggerakkan tangannya dengan mudah, maka segera ulangi bagian sript

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zulkifli (2003) menyimpulkan bahwa kandungan hara (fosfat, amonium dan nitrat nitrit) dalam air poros (air pori sedimen) di