Chap 4:
Penerapan
Ensembel Kanonik Klasik
1. Paramagnetism (non fluida)
Paramagentism
Model lain yang akan ditinjau adalah model dipol magnet
yang dapat berputar bebas dibawah pengaruh medan
luar 𝐵. Energi potensial sebuah dipol magnet dengan
momen dipol 𝝁 dibawah pengaruh medan eskternal 𝑩
adalah : 𝜖
𝑖= −𝝁
𝒊. 𝑩. Misalkan medan luar berarah Z,
sehingga :
𝜖
𝑖= −𝜇𝐵 cos 𝜃
𝑖Dengan 𝜃
𝑖adalah sudut antara vector momen dipol dengan
sumbu Z.
Fungsi partisi kanonik klasik berarti dilakukan integrasi
diseluruh kemungkinan orientasi arah dipol, yaitu sudut
ruang Ω (𝜃, 𝜙).
Fungsi Partisi Kanonik 1 Dipol
Definisi sudut ruang, tinjau elemen luas 𝑑𝐴 dipermukan bola
berjarisin 𝜃 𝑑𝜃 cos 𝜙 𝑑𝜙-jari r:
𝑑𝐴 = 𝑟
2Sudut ruang 𝑑Ω didefinisikan sebagai : 𝑑𝐴 = 𝑟
2𝑑Ω, sehingga
jelas: 𝑑Ω = sin 𝜃 𝑑𝜃 cos 𝜙 𝑑𝜙
Dengan demikian ungkapan fungsi partisi sebuah dipol adalah :
𝑄
1= න 𝑒
−𝛽𝜖𝑖𝑑Ω = න
0 2𝜋න
0 𝜋𝑒
𝜇𝛽𝐵 𝑐𝑜𝑠𝜃sin 𝜃 𝑑𝜃 cos 𝜙 𝑑𝜙
𝑄
1= 2𝜋 න
0 𝜋𝑒
𝜇𝛽𝐵𝑐𝑜𝑠𝜃sin 𝜃 𝑑𝜃
Fungsi Partisi Kanonik N Dipol
Integral terakhir dapat dilakukan dengan mudah melalui
subsitusi : 𝑥 = cos 𝜃, sehingga:
𝑄
1= 2𝜋 න
−1 1
𝑒
𝜇𝛽𝐵𝑥𝑑𝑥 =
4𝜋
𝜇𝛽𝐵
sinh(𝜇𝛽𝐵)
Misal terdapat N dipol magnet yang tidak saling berinteraksi,
maka fungsi partisi sistemnya adalah:
𝑄
𝑁= න 𝑒
−𝛽𝜖1𝑑Ω
1
… න 𝑒
−𝛽𝜖𝑁𝑑Ω
N=
න 𝑒
−𝛽𝜖𝑖𝑑Ω
i 𝑁Atau
Momen Dipol Magnet Rata-rata
Momen dipol magnet rata-rata:
< 𝜇𝑧> = 0 𝜋 𝜇𝑧 𝑒𝜇𝛽𝐵𝑐𝑜𝑠𝜃 sin 𝜃 𝑑𝜃 0𝜋 𝑒𝜇𝛽𝐵𝑐𝑜𝑠𝜃 sin 𝜃 𝑑𝜃 = 𝜇 0𝜋 cos 𝜃 𝑒𝜇𝛽𝐵𝑐𝑜𝑠𝜃 sin 𝜃 𝑑𝜃 0𝜋 𝑒𝜇𝛽𝐵𝑐𝑜𝑠𝜃 sin 𝜃 𝑑𝜃 Dengan 𝑄1 = 2𝜋 න 0 𝜋 𝑒𝜇𝛽𝐵𝑐𝑜𝑠𝜃 sin 𝜃 𝑑𝜃 Maka: 𝜕𝑄1 𝜕𝐵 = 2𝜋𝜇𝛽 න 0 𝜋 cos 𝜃 𝑒𝜇𝛽𝐵𝑐𝑜𝑠𝜃 sin 𝜃 𝑑𝜃
Momen Dipol Magnet Rata-rata
Sehingga: < 𝜇𝑧 > = 1 𝛽 𝜕𝑄1 𝜕𝐵 𝑄1 = 1 𝛽 𝜕 ln 𝑄1 𝜕𝐵 < 𝜇𝑧 > = 𝜇 coth 𝜇𝐵 𝑘𝑇 − 𝑘𝑇 𝜇𝐵 Fungsi : 𝑓 𝑥 = coth 𝑥 − 1 𝑥 Dikenal sebagai fungsi Langevin.Total momen dipol rata-ratanya (dalam arah z) :
< 𝐷𝑧 > = 𝑁 < 𝜇𝑧 > < 𝐷𝑧 > = 𝜕 NkT ln 𝑄1
𝜕𝐵 = − 𝜕𝐴 𝜕𝐵 Serupa dengan hubungan P dengan V:
𝑃 = −𝜕𝐴 𝜕𝑉
Hukum Curie untuk Paramagnet
Momen dipol magnet total rata-rata
< 𝐷
𝑧> = 𝑁𝜇 coth 𝑥 −
1
𝑥
= 𝑁𝜇𝐿(𝑥)
Dengan 𝑥 = 𝛽𝜇𝐵 =
𝜇𝐵𝑘𝑇
. Untuk kasus x kecil (misal T tinggi) maka :
coth 𝑥 =
1 𝑥+
𝑥 3−
𝑥3 45+ ⋯
Sehingga:
< 𝐷
𝑧> ≈
𝑁𝜇
2𝐵
3𝑘𝑇
Definisi susceptibilitas magnetic:
𝜒
𝑚= lim
𝐻→0𝜕 < 𝐷
𝑧>
𝜕𝐵
=
𝐶
𝑇
𝐶 =
𝑁𝜇
23𝑘
Dikenal sebagai hokum Curie.
Entropi dan Energi
Entropi diberikan oleh :
𝑆 = −
𝜕𝐴
𝜕𝑇
= 𝑁𝑘 ln
4𝜋 sinh 𝑥
𝑥
−
𝑁𝜇𝐵
𝑇
𝐿(𝑥)
Melalui hubungan 𝐴 = 𝑈 − 𝑇𝑆 maka energi U dapat dihitung:
𝑈 = 𝐴 + 𝑇𝑆 =≺ 𝐷
𝑧> 𝐵
Dengan < 𝐷
𝑧> = 𝑁𝜇 𝐿(𝑥). Kapasitas kalor bias diperoleh:
𝐶
𝐻=
𝜕𝑈ቚ
𝜕𝑇 𝐵,𝑁=
𝜕𝑈 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑇=
𝑁𝑘 𝐵1 − 𝑥
2/ sinh
2𝑥
Dapat dibuktikan :
𝑇 → ∞ maka 𝑈 → 0 𝐶
𝐻→ 0
Osilator Harmonik Kuantum
• Tinjau SEBUAH osilator harmonis versi kuantum dengan energi yang diskrit
𝜖𝑛 = ℏ𝜔 𝑛 + 1
2 𝑛 = 0,1,2, … .
• Fungsi Rapat keadaan ruang fasa kanonik klasik untuk 1 partikel diberikan oleh : 𝜌 𝑞, 𝑝 = 𝑒− 𝛽𝐻 𝑞,𝑝 𝑄1 𝑇,𝑉 𝑄1 = 1 ℎ න 𝑑 3𝑞𝑑3𝑝 𝑒−𝛽𝐻(𝑞,𝑝)
Karena energi osilator harmonis versi kuantum hanya bergantung indeks diskrit dan bukannya koordinat (q,p) maka perlu dilakukan penyesuaian fungsi rapat ruang fasa tsb menjadi:
Probabilitas
𝜌𝑛 = 𝑒 −𝛽𝜖𝑛 σ𝑖=1𝑒−𝛽𝜖𝑛 = 𝑒−𝛽𝜖𝑛 𝑄1• Pengertian 𝜌𝑛: probabilitas menemukan 1 osilator harmonis memiliki status keadaan n dengan energi 𝜖𝑛
• 𝑄1 adalah fungsi partisi kanonik 1 osilator harmonis
• Jika system terdiri dari N osilator harmonis yang tidak saling
berinteraksi, maka energi total system :
𝐸{𝑛1, 𝑛2, … } =
𝑖=1
𝜖𝑛𝑖
• Karena tidak saling berinteraksi, maka pada dasarnya setiap osilator harmonis menempati salah satu dari status keadaan kuantum
Fungsi Partisi Kanonik (semi kuantum)
Misalkan system N osilator harmonis tsb terbedakan, maka fungsi
partisi sistemnya merupakan jumlahan seluruh keadaan yang mungkin dari status keadaan N osilator tsb:
𝑄 𝑁, 𝑉, 𝑇 = 𝑛1=0 ∞ 𝑛2 … 𝑛𝑁 𝑒−𝛽 σ𝑖=1𝑁 𝜖𝑛𝑖
• Fungsi ini bias disederhanakan karena osilator tidak saling
berinteraksi, sehingga penjumlahan terhadap masing-masing indeks 𝑛𝑖 saling bebas: 𝑄 𝑁, 𝑉, 𝑇 = 𝑛1=0 ∞ 𝑒−𝛽𝜖𝑛1 … . 𝑛𝑁=0 ∞ 𝑒−𝛽𝜖𝑛𝑁 = 𝑛=0 ∞ 𝑒−𝛽𝜖𝑛 𝑁
Osilator Harmonik Tak Berinteraksi
Jadi jika 𝑄1 adalah fungsi partisi 1 osilator, maka 𝑄 𝑁, 𝑉, 𝑇 = 𝑄1𝑁
• Berbagai hubungan thermodinamika diperoleh seperti biasa melalui fungsi energi bebas Helmhotz:
𝐴 = −𝑘𝑇 ln 𝑄 𝑁, 𝑉, 𝑇 = −𝑁𝑘𝑇 ln 𝑄1 Kita hitung dulu 𝑄1
𝑄1 = 𝑛=0 𝑒−𝛽𝜖𝑛 = 𝑛=0 𝑒−𝛽ℏ𝜔 𝑛+12 = 𝑒− 𝛽ℏ𝜔 2 1 1 − 𝑒−𝛽ℏ𝜔 𝑄1 = 1 𝑒𝛽ℏ𝜔2 − 𝑒− 𝛽ℏ𝜔 2 = 1 2 sinh 𝛽ℏ𝜔 2 −1
Energi Bebas Helmhotz
Maka :
𝐴 = −𝑁𝑘𝑇 ln 𝑄
1= −𝑁𝑘𝑇 ln 𝑒
−𝛽ℏ𝜔21
1 − 𝑒
−𝛽ℏ𝜔= 𝑁
ℏ𝜔
2
+ 𝑘𝑇 ln(1 − 𝑒
−𝛽ℏ𝜔)
Atau menggunakan :
𝐴 = 𝑁𝑘𝑇 ln 2 sinh
𝛽ℏ𝜔
2
Suku
ℏ𝜔Tekanan, Entropi dan Energi
Berbagai hubungan thermodinamika bias diperoleh: 𝑃 = − 𝜕𝐴
𝜕𝑉 = 0
Tekanan NOL sebab osilator tidak memiliki energi translasional untuk menimbulkan tekanan. Entropi diperoleh dari:
𝑆 = −𝜕𝐴 𝜕𝑇 = 0 𝑆 = 𝑁𝑘 ℏ𝜔 𝑘𝑇 1 𝑒𝛽ℏ𝜔 − 1 − ln 1 − 𝑒 −𝛽ℏ𝜔
Energi dalam dapat dihitung dari A=U-TS 𝑈 = 𝑁ℏ𝜔 1
2 +
1
Alternatif : Perhitungan Energi
Energi dalam dapat juga dihitung melalui:
𝑈 = −
𝜕 ln 𝑄
𝑁𝜕𝛽
= −𝑁
𝜕 ln 𝑄
1𝜕𝛽
= 𝑁
𝜕
𝜕𝛽
ln 2 sinh
𝛽ℏ𝜔
2
𝑈 = 𝑁
1
sinh
𝛽ℏ𝜔
2
ℏ𝜔
2
cosh
𝛽ℏ𝜔
2
𝑈 = 𝑁
ℏ𝜔
2
cot
𝛽ℏ𝜔
2
= 𝑁
ℏ𝜔
2
𝑒
𝛽ℏ𝜔2+ 𝑒
− 𝛽ℏ𝜔 2𝑒
𝛽ℏ𝜔2− 𝑒
− 𝛽ℏ𝜔 2Sedikit aljabar ...
Energi
𝑥 + 1/𝑥 𝑥 − 1/𝑥 = 𝑥2 + 1 𝑥2 − 1 = 1 + 2 𝑥2 − 1 Dengan 𝑥 = 𝑒 𝛽ℏ𝜔 2 , maka : 𝑒𝛽ℏ𝜔2 + 𝑒− 𝛽ℏ𝜔 2 𝑒𝛽ℏ𝜔2 − 𝑒− 𝛽ℏ𝜔 2 = 1 + 2 𝑒𝛽ℏ𝜔 − 1 Sehingga: 𝑈 = 𝑁 ℏ𝜔 2 1 + 2 𝑒𝛽ℏ𝜔 − 1 = 𝑁 ℏ𝜔 2 + ℏ𝜔 𝑒𝛽ℏ𝜔 − 1Hasil yang serupa dengan sebelumnya . Suku di dalam (...) adalah energi rata-rata 1 osilator harmonis.
Rata-rata Bilangan Kuantum
< 𝜖 > =
ℏ𝜔
2
+
ℏ𝜔
𝑒
𝛽ℏ𝜔− 1
= ℏ𝜔
1
2
+< 𝑛 >
Dengan
< 𝑛 > =
1
𝑒
𝛽ℏ𝜔− 1
Adalah rata-rata bilangan kuantum n, yaitu tingkat eksitasi
rata-rata osilator pada temperature T. Hasil ini akan tetap
benar ketika dipakai perumusan mekanika statistika kuantum!
Hal lain adalah tidak berlakunya prinsip ekipartisi energi disini
(telah diturunkan untuk osilator harmonis klasik U=NkT)
Limit Klasik Energi
Pada suhu tinggi (𝛽 → 0), maka : < 𝑛 > = 1 𝑒𝛽ℏ𝜔 − 1 ≈ 1 1 + 𝛽ℏ𝜔 + 12 𝛽ℏ𝜔 2 + ⋯ . −1 = 1 𝛽ℏ𝜔 1 1 + 12 𝛽ℏ𝜔 + ⋯ ≈ 1 𝛽ℏ𝜔 1 − 1 2 𝛽ℏ𝜔 + ⋯ Sehingga energi system :
𝑈 ≈ 𝑁ℏ𝜔 1 2 + 1 𝛽ℏ𝜔 1 − 1 2 𝛽ℏ𝜔 + ⋯ ≈ 𝑁 𝛽 = 𝑁𝑘𝑇
Jadi pada suhu tinggi kita berhasil menunjukkan bahwa energi total system kembali ke system klasik.
Perbandingan : Klasik, Planck,
Schrodinger
Pada suhu rendah (𝛽 → ∞), terjadi
deviasi terbesar dari pendekatan klasik: < 𝑛 > = 1
𝑒𝛽ℏ𝜔 − 1 ≈ 0 Sehingga energi system :
𝑈 ≈ 𝑁ℏ𝜔 1
2 + ⋯ ≈ 𝑁 1 2ℏ𝜔 Jadi pada suhu rendah energi relative konstan thd T nilainya mendekati zero point energy.
Planck pertama kali mengajukan model energi diskrit untuk osilator harmonis, tanpa zero point energy:
𝜖𝑛 = ℏ𝜔 Kurva 1: mekanika kuantumKurva 2: klasik
Rapat Keadaan dan Degenerasi
Dalam perumusan ensemble kanonik klasik, fungsi rapat
keadaan (DOS) diberikan oleh 𝑔(𝐸) sbb:
𝑄 𝑁, 𝑉, 𝑇 = න 𝑔 𝐸 𝑒
−𝛽𝐻{𝑞,𝑝}𝑑
3𝑁𝑞𝑑
3𝑁𝑝
Ketika energi system diskrit, maka ungkapan rapat
keadaannya menjadi 𝑔
𝑛:
𝑄 𝑁, 𝑉, 𝑇 =
𝑛
𝑔
𝑛𝑒
−𝛽𝐸𝑛Dan sekarang 𝑔
𝑛dikenal sebagai degenerasi tingkat energi
𝐸
𝑛tersebut.
Energi Total Sistem
Sedangkan 𝐸𝑛 menyatakan energi total system tsb untuk suatu distribusi bilangan kuantum {𝑛𝑖} di antara N osilator harmonis tsb. Untuk masing-masing bilangan kuantum, maka osilator harmonis terkait akan memiliki energi sebesar:
𝜖𝑛𝑖 = ℏ𝜔 𝑛𝑖 + 1
2 𝑛𝑖 = 0,1,2, . . Sehingga total energi yang terjadi adalah :
𝐸{𝑛𝑖} = {𝑛𝑖} 𝜖_𝑛𝑖 = ℏ𝜔 {𝑛𝑖} 𝑛𝑖 + 1 2
Penjumlahan tsb dilakukan terhadap i=1,2,3,...N. Sehingga suku kedua di atas akan menghasilkan (𝑁
Energi Total Sistem & Degenerasi
Persoalan diatas dapat ditinjau dari sudut yg berbeda.
Selang terkecil nilai-nilai energi total adalah ℏ𝜔, sehingga
energi total yang mungkin terjadi bisa dituliskan sebagai :
𝐸
𝑛= ℏ𝜔
𝑛=0
𝑛 +
𝑁
2
Suku kedua berasal dari penjumlahan zero point energy
tiap osilator. Maka sekarang persoalan menjadi untuk tiap
nilai energi 𝐸
𝑛dihasilkan oleh karena ada kuanta energi
ℏ𝜔 sebanyak n buah, ada berapa cara mendistribusikan
kuanta energi tsb di antara N osilator harmonis!
Rapat Keadaan dan Degenerasi
Persoalan menghitung degenerasi ini dapat dirumuskan
sbb:
“Diberikan n buah bola identik (indistuishable) untuk di
distribusikan kepada N buah kotak (distinguishable), satu
kotak boleh tidak berisi atau berisi sampai semua bola.
Carilah semua kombinasi berbeda untuk mendistribusikan
hal tsb”
1 2 3 n
Kotak ke 1 2 3 4 5 6=N Partisi ke 1 2 3 4 5
Rapat Keadaan dan Degenerasi
Persoalan tsb dapat dipandang sebagai kita memiliki n buah obyek dan (N-1) partisi (ekivalen dengan N buah kotak!). Berapa banyak cara
berbeda mendistribusi n buah indistinguishable obyek tsb dan (N-1) partisi. Berarti total cara mendistribusikannya ada sebanya (n+N-1)!. Akan tetapi karena baik obyek maupun partisi masing-masing identic (indistinguishable), maka permutasi diantara masing-masing jenis obyek tsb tidak menghasilkan keadaan/konfigurasi baru! Sehingga banyak cara mendistribusikannya menjadi :
𝑔𝑛 = 𝑛 + 𝑁 − 1 ! 𝑛! 𝑁 − 1 ! =
𝑛 + 𝑁 − 1 𝑛
Terakhir digunakan notasi kombinasi!
1 2 3 n
Kotak ke 1 2 3 4 5 6=N Partisi ke 1 2 3 4 5
Degenerasi & Banyak Keadaan
Degenerasi ini terkait dengan jumlah status keadaan microstate Ω 𝐸𝑛, 𝑁 yg memiliki energi tertentu (mikrokanonik), jadi
Ω 𝐸𝑛, 𝑁 = 𝑔𝑛 = 𝑛 + 𝑁 − 1 𝑛
Mengetahui ini maka dapat dihitung entropi dari system ini : 𝑆 = 𝑘 ln Ω 𝐸𝑛, 𝑁
𝑆 = 𝑘 ln 𝑛 + 𝑁 − 1 ! − ln 𝑛! − ln 𝑁 − 1 ! Dengan bantuan aproksimasi Stirling untuk N,n besar, maka :
𝑆 ≈ 𝑘 𝑛 + 𝑁 ln 𝑛 + 𝑁 − 𝑘𝑛 ln 𝑛 − 𝑁𝑘 ln 𝑁
Selanjutnya ungkapan energi total masuk melalui substitusi variable n: 𝑛 = 𝐸
ℏ𝜔 − 𝑁
Entropi & Energi
Akan diperoleh ungkapan entropi S sebagai fungsi energi
total system E:
𝑆 = 𝑘 𝐸 ℏ𝜔 + 𝑁 2 ln 𝐸 ℏ𝜔 + 𝑁 2 − 𝑘 𝐸 ℏ𝜔 − 𝑁 2 ln 𝐸 ℏ𝜔 − 𝑁 2 − 𝑁𝑘 ln 𝑁Seperti biasa hubungan thermodinamika dapat dicari melalui entropi, misalnya: 1 𝑇 = 𝜕𝑆 𝜕𝐸 𝑁,𝑉 = 𝑘 ℏ𝜔 ln 𝐸 + 𝑁2 ℏ𝜔 𝐸 − 𝑁2 ℏ𝜔 Atau: 𝐸 = 𝑁 2 ℏ𝜔 exp{𝛽ℏ𝜔} + 1 exp{𝛽ℏ𝜔} − 1
Gas dengan derajat kebebasan dalam
• Dalam model gas ideal, massa dianggap titik saja.
Padahal pada kenyataannya terdiri dari molekul yang
memiliki gerak internal selain translasi molekul, seperti
vibrasi atom-atomnya ataupun rotasi.
• Misalkan Hamiltonian sebuah molekul terdiri atas sbb:
• 𝐻 = 𝐻
𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝒓, 𝒑 + 𝐻
𝑟𝑜𝑡𝜙
𝑖, 𝐿
𝜙+ 𝐻
𝑣𝑖𝑏(𝑞
𝑖, 𝑝
𝑖)
• Suku 𝐻
𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠: translasi pusat massa molekul
• Suku 𝐻
𝑟𝑜𝑡: rotasi molekul yg merupakan fungsi
sudut-sudut Euler (𝜙 = (𝜙, 𝜃, 𝜓)
• Suku 𝐻
𝑣𝑖𝑏bergantung pada posisi relative thd PM dan
kecepatan getar dalam koordinat normal.
Komponen Fungsi Partisi Kanonik
• Ketiga Hamiltonian tsb saling bebas, sehingga fungsi partisi kanonik 1 partikelnya dapat dinyatakan sbg:
𝑄1 = 𝑄𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑄𝑟𝑜𝑡𝑄𝑣𝑖𝑏 𝑄𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 = 1 ℎ3 න 𝑑 3𝑟𝑑3𝑝 𝑒 −𝛽𝐻𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 𝑄𝑟𝑜𝑡 = 1 ℎ3 න 𝑑 3𝜙𝑑3𝑝 𝜙 𝑒 −𝛽𝐻𝑟𝑜𝑡 𝑄𝑣𝑖𝑏 = 1 ℎ𝑓 න 𝑑 𝑓𝑟𝑑𝑓𝑝 𝑒 −𝛽𝐻𝑣𝑖𝑏
Translasi Pusat Massa
• Fungsi partisi kanonik untuk gerak translasi
pusat massa sudah dipecahkan untuk gas ideal
monoatomic:
𝐻
𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠
=
𝒑
2
2𝑚
𝑄
𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠
=
1
ℎ
3
න 𝑑
3
𝑟𝑑
3
𝑝 𝑒
−
𝛽𝑝
22𝑚
=
𝑉
𝜆
3
𝜆 = ℎ/ 2𝜋𝑚𝑘𝑇
Rotasi
• Hamiltonian planar rotator 𝐻𝑟𝑜𝑡 = 𝑝𝜃 2 2𝐼1 + 𝑝𝜓2 2𝐼3 + 𝑝𝜙 − 𝑝𝜓 cos 𝜃 2 2𝐼1 sin2 𝜃
Sudut-sudut tsb memiliki nilai sbb: 𝜃 ∈ 0, 𝜋 , 𝜙 ∈ 0,2𝜋 , 𝜓 ∈ 0,2𝜋
Fungsi partisi kanoniknya adalah: 𝑄𝑟𝑜𝑡 = 1 ℎ3 න න 𝑑𝜓𝑑𝜙𝑑𝜃 𝑑𝑝𝜃𝑑𝑝𝜓𝑑𝜙 exp −𝛽 𝑝𝜃2 2𝐼1 + 𝑝𝜓2 2𝐼3 + 𝑝𝜙 − 𝑝𝜓 cos 𝜃 2 2𝐼1 sin2 𝜃
Integrand tidak bergantung 𝜓 dan 𝜙, sehingga: 𝑄𝑟𝑜𝑡 = 2𝜋 2 ℎ3 න න 𝑑𝜃 𝑑𝑝𝜃𝑑𝑝𝜓𝑑𝜙 exp −𝛽 𝑝𝜃2 2𝐼1 + 𝑝𝜓2 2𝐼3 + 𝑝𝜙 − 𝑝𝜓 cos 𝜃 2 2𝐼1 sin2 𝜃