• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Potensi Lokal Kabupaten Sumba Barat *

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Identifikasi Potensi Lokal Kabupaten Sumba Barat *"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Identifikasi Potensi Lokal Kabupaten Sumba Barat *

Dilaksanakan dalam acara

Multi-stakeholders Forum di Gedung Nasional Kabupaten Sumba Timur

Lokasi dan Waktu:

Diskusi dilaksanakan di Gedung Nasional, Waingapu, 14-15 Oktober 2014, Kebupaten Sumba Timur.

Agenda:

1. Identifikasi potensi lokal di bidang Energi Baru dan Terbarukan (EBT), Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) dan Pertanian Berkelanjutan (PB).

2. Fasilitasi Pembentukan Forum atau Kelembagaan

3. Usulan Rencana Kerja Sebagai Tindak Lanjut Forum/Kelembagaan yang Terbentuk

Fasilitator:

1. Frans – Provincial Relationship Manager Green Prosperity, MCA - Indonesia

2. Arief – Green Prosperity Web Portal and Communication Specialist, MCA- Indonesia

Peserta Fasilitasi

1. Maria Patricia Dua Wida Say, SIPem Assisten I

2. Drs Aloysius Seran KepalaBappeda

3. Agus M. Malana Formasi

4. Hertanto T Moguwole Sekretaris BPMD

5. Martha Rambu Bangi Bahtera

6. Agustina L. Lingu Sekretaris BLH

7. Daniel Kariam Kabid Migas PU.Tamben

8. Saga Oru Kasie Listrik dan Energi PU. Tamben

9. Walid Kasie Migas PU. Tamben

10. Dian Agista Burung Indonesia

11. Yulius Opang Pelita Sumba

(2)

I. AGENDA PERTAMA

Hasil Identifikasi Potensi Lokal Kabupaten Sumba Barat

No Jenis Potensi Lokal Kategori Status Potensi Pelaku Catatan

1. Sumber air skala besar di Kecamatan Loli, Wee Lerika, pompa tenaga surya

PSDA, EBT

Baru - Belum berjalan

2. Air terjun di Lapopu, Desa Rewarara Kec. Wanukaka, PLTMH, Ekowisata berbasis masyarakat di 2 desa. Desa Rewarara dan Baliloku.

EBT Sudah berjalan Lapopu 1&2 PT Arena dan PLN Selesai pada tahun 2014 memerlukan ekspansi. Sudah ada ijin dari taman nasional dan Kementrian Kehutanan 3. Penanganan masalah sedimentasi/pendang kalan di Bendungan Lahi Kaninu Desa Rewarara, Kec. Wanukaka PB Baru Koordinasi dengan PU Provinsi Pengerukan dan rehabilitasi saluran primer sayap kanan dan sayap kiri

4. Mata air Waiwajal sebagai sumber air bersih dan intervensi PLTS untuk pompa air, Desa Pahola, Kec. Wanukaka PSDA, EBT, PB Baru Pemerintah Kabupaten Pemda sudah melakukan survey desain tahun 2014. Sudah dianggarkan Rp600 juta. Mengandung aspek pemberdayaan gender.

(3)

5. Pembangunan PLTS terpusat untuk kampung yang terisolir. Desa Gaura, Desa Weetana, Desa Laboya Dete, Desa Sodana, Desa Parirara, Desa Karekanduku, Desa Dokakaka EBT Sudah berjalan, 3 PLTS Terpusat selesai pada 2013 di Desa Palamoko, Desa Wanokaza, Desa Tarona KPDT, ESDM Perlu peningkatan kapasitas dan ekspansi ke setiap kecamatan 6. Pembangunan PLTS Tersebar untuk rumah yang terisolir yang jauh dari akses jalan raya. EBT Sudah berjalan. Ada 1080 unit yang telah diserahkan pada tahun 2013 KPDT, ESDM Masih perlu ekspansi ke rumah-rumah terisolir baru. Tersebar di 6 kecamatan

7. Potensi sumber air untuk irigasi pertanian. PB 19 dari 36 paket irigasi sudah selesai dibangun padatahun 2014 Kementrian PU Perlufasilitasieks pansidari MCA Indonesia untukmenyelesa ikansisanya. Tersebar di 6 kecamatan, petanya akan dilihat di RTRW 8. Potensi embung untuk memenuhi kebutuhan air di sector pertanian, peternakan dan rumah tangga. PB Sudah ada 4 embung yang sudah dibangun pada periode 2013-2014 Dinas PU Provinsi Memiliki aspek pemberdayaan gender. Perlu fasilitasi ekspansidari MCA Indonesia. Data menyusul.

(4)

9. Dapur hidup/perikanan di embung PB Sudah dilaksanakan di 5 desa di kawasan hutan lindung pada tahun 2014 Pemerintah Provinsi Memerlukan fasilitasi dari MCA-I untuk ekspansi ke desa-desa lain. Terhubung dengan aktivitas no.8. 10. Perencanaan Agropolitan atau Pertanian Terpadu dan budidaya ikan air tawar. Pembuatan master plan.

PB Baru Multi-pihak Memerlukan

fasilitasi teknis, Mengandung aspek perbaikan gizi keluarga 11. Pemanfaatan lahan sesuai dengan karakter dan potensinya. Komoditas unggulan: kakao, kemiri, kopi dan pinang. Desa Gaura (kakao), Desa Weetana (kakao), Kec. Tana Righu (kopi, jambu mete dan kemiri), Kecamatan Loli dan Tana Righu (kopi), kerja sama dengan PT. Timor Mitra Niaga. Sudah memiliki lahan 20 hektar yang sudah ditanami 10 hektar.

PSDA Baru Multi-pihak Pelaksanaan awal di 4 kecamatan di bagian selatan Kabupaten Sumba Barat

(5)

12. Penataan batas desa partisipatif dengan memerhatikan prinsip kesehatian, musyawarah mufakat dan fasilitasi pemasangan pilar di titik yang sudah disepakati

PSDA Baru Multi-pihak Fokus ke 30 desa hasil pemekaran dan 10 desa yang rawan konflik di 6 kecamatan. 13. Pelatihan dan penguatan kapasitas SDM termasuk sosialiasi peraturan lingkungan hidup. PSDA, EBT, PB

Ekspansi Multi-pihak Target kelompok tani, aparat desa/pemda, kader PMD, PKK, Dharma Wanita Persatuan untuk 6 kecamatan. Semua stakeholders termasuk LSM. 14. Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir melalui budidaya rumput laut, pengawetan ikan, ekowisata adat dan pemberdayaan kelompok nelayan

PB, EBT Baru dan ekspansi

Multi-pihak Ada aspek pemberdayaan gender. Untuk 4 kecamatan di Utara dan Selatan 15. Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), hutan keluarga dan wana tani. Komoditas unggulan gaharu, pinang, bambu, cendana, murbei. Pengembangan kayu-kayu lokal, kadimbil, mayela dan manera

PSDA, PB

(6)

16. Pengembangan kutulak, plitur ramah lingkungan dari pohon kesambi dengan pola Hutan Kemasyarakatan (HKM) di Porunombu, Manupeu, Omba Kaporat, Kalada Wogha, Kanunggarara.

PSDA Baru Multi-pihak Ijin HKM masih dalam proses dengan luas 5000 hektar

17. Pengembangan lamtoro di Hutan Desa bekas HTI dengan luas 4100 hektar di Desa Weedabo PSDA, PB Sudah ada perlu ekspansi 18. Perlindungan dan rehabilitasi hutan mangrove di Kecamatan Wanukaka (2 titik), Lamboya (2 titik) dan Kec Laboya Barat (1 titik) dan Kec. Tana Righu (1 titik)

PSDA, PB

Baru 1 titik dari 6 titik yang direncanakan Balai Lingkungan Hidup Perlu fasilitasi untuk ekspansi 19. Pengembangan dan pengandangan ternak babi dan sapi untuk peningkatan gizi keluarga dan energi biogas di 6 kecamatan.

(7)

20. Penyusunan regulasi

di tingkat

desa/kelurahan yang terkait dengan jasa lingkungan. Tersebar di enam kecamatan. PB, EBT, PSDA Baru - - 21. Pengembangan pengelolaan sumber daya alam di desa-desa yang menjadi wilayah penyangga (buffer zones) bagi Taman Nasional di 3 kecamatan, tersebar pada 6 desa. Pengembangan hutan keluarga, perikanan air tawar, intensifikasi ternak besar (sapi, kerbau, kuda)

PSDA Baru - -

22. Perluasan Ruang Terbuka Hijau Publik di dua kecamatan yaitu Kec. Lamboya dan Tana Righu dan identifikasi dan sosialisasi RTH Privat di Kec. Loli dan Kota

PSDA Baru Multi-pihak -

23. Perencanaan micro hydro ke-3 dan 4 di Lapopu menggunakan pendekatan DAS (Daerah Aliran Sungai) EBT, PSDA Ekspansi KPDT, ESDM - 24. Pengembangan industri tenun rumah

PSDA, EBT

(8)

tangga dan home industri berbasis SDA di 6 kecamatan. Peningkatan

ketrampilan kaum perempuan untuk mengembangkan kerajinan dan produk dari bahan daur ulang 25. Rehabilitasi kawasan hutan lindung Kabota, Poronombu serta wilayah-wilayah lain PSDA 26. Pengembangan pupuk dan pestisida

yang ramah

lingkungan di 6 kecamatan.

PB BLH, BPMD,

BP3KP

*Data potensi yang ada di Kabupaten Sumba Barat ini merupakan hasil kajian panjang dan bentuk

konsistensi usaha dari para pemangku kepentingan di Sumba Barat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan di Sumba Barat.

II. AGENDA KEDUA

Pembentukan Kelembagaan / Forum Forum dibentuk dengan SK Bupati Nama:

Forum Koordinasi Kemakmuran Hijau MCA Indonesia Sumba Barat (FKKH Sumba Barat)

Fungsi dan tugas didiskusikan lebih lanjut.

Anggota forum: Pemerintah (SKPD terkait), LSM, Swasta, Donor, Kelompok Masyarakat

(9)

1. Melaporkan hasil MSF ke Bupati

2. Mengundang para pihak untuk menyempurnakan data potensi PSDA, EBT dan PB 3. Penyusunan draft Penandatanganan SK Bupati tentang FK KH MCA- Indonesia Sumba

Barat

4. Diskusi penyempurnaan Draft Kelembagaan Forum Koordinasi Kemakmuran Hijau 5. Pengajuan penandatanganan SK Bupati

6. Distribusi data potensi dan SK Bupati tentang Forum Koordinasi Kemakmuran Hijau 7. Pertemuan berkala 3/4 bulan sekali sesuai dengan agenda Sekber

8. Pertemuan pertama paska MSF dilakukan pada Minggu ke-4 Oktober.

Semua kegiatan ini ditargetkan selesai tanggal 15 November 2014 sejak perumusan dalam acara MSF tanggal 15 Oktober 2014 di bawah koordinasi Asisten I Setda Sumba Barat dan Kepala Bappeda Sumba Barat.

Referensi

Dokumen terkait

, menghadapkan hutan lindung untuk dapat dimanfaatkan tanpa mengganggu dan merubah fungsi pokoknya yaitu sebagai kawasan lindung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi

Kawasan Cagar Alam Dolok Saut sebagai bagian dari kawasan hutan lindung memiliki potensi hasil hutan, khususnya berupa tumbuhan obat.. Namun demikian, data mengenai tumbuhan obat

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan di kawasan Hutan Lindung Gunung Ambawang ditemukan 19 jenis pohon penyusun tegakan hutan untuk semua tingkat

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik gambut di Kawasan Hidrologi Hutan Lindung Gambut Londerang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur,

1) Studi kelayakan kawasan lahan dan jenis tanaman hutan yang sesuai, mudah dibudidayakan dan bernilai ekonomi tinggi serta mempunyai fungsi lindung. 2) Penetapan

Kawasan hutan provinsi Gorontalo merupakan suatu kesatuan kawasan hutan yang sesuai dengan Peta Penunjukan SK.325/Menhut-11/2010 tanggal 25 Mei 2010 dan untuk

Kawasan lindung di luar Kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf g adalah Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang

Untuk keanekaragaman jenis tumbuhan yang telah dikoleksi dari kawasan Hutan Lindung Gunung Pesagi dan berpotensi sebagai tanaman obat didominasi oleh suku Piperaceae (Piper