• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA NELAYAN KABURUKAN DESA KEMATIGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMA KABUPATEN MINAHASA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA NELAYAN KABURUKAN DESA KEMATIGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMA KABUPATEN MINAHASA UTARA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA NELAYAN KABURUKAN DESA KEMATIGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMA KABUPATEN MINAHASA UTARA

Ronny R. Kaunang*, Jootje M.L. Umboh*, A. Joy M. Rattu*

*Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Pemerintah Indonesia memberlakukan peraturan yang ketat tentang penerapan kesehatan dan keselamatan kerja untuk sektor formal dengan penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). Peraturan tersebut belum bisa diimplementasikan dalam sektor informal. Salah satu bentuk perhatian pemerintah dalam penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di sektor informal adalah pengembangan Pos Upaya Kesehatan Kerja atau yang dikenal dengan singkatan Pos UKK yang merupakan suatu bentuk pemberdayaan masyarakat di kelompok pekerja Informal untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang dilakukan dengan metode kualitatif. Informan berjumlah 10 orang yang ditentukan berdasarkan pada prinsip kesesuaian dan kecukupan, yaitu Kepala Puskesmas Kema, Pemegang Program Upaya Kesehatan Kerja Puskesmas Kema, 4 orang Kader Pos UKK dan 4 orang Anggota Pos UKK. Sumber data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi lapangan, dan data sekunder diperoleh dari laporan dokumen yang ada di Pos UKK dan Puskesmas. Validasi data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian ditemukan bahwa pelaksanaan pelayanan promotif, preventif, kuratif kesehatan dan keselamatan kerja di Pos UKK Nelayan Kaburukan desa Kema Tiga masih dilaksanakan baik oleh Kader Pos UKK maupun petugas kesehatan Puskesmas namun ada beberapa kegiatan yang belum dilaksanakan serta peran Kader Pos UKK dan petugas kesehatan puskesmas yang belum maksimal sehingga pelayanan promotif dan preventif juga belum maksimal. Sedangkan pelayanan kuratif sudah berjalan dengan baik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif kesehatan dan keselamatan kerja di Pos UKK Nelayan Kaburukan Desa Kema Tiga belum optimal.

Kata Kunci : Pos Upaya Kesehatan

ABSTRACT

The Government of Indonesia imposes strict rules on implementation health and safety for the formal sector with the application of the System Health and Safety Management. The regulation can not yet implemented in the informal sector. One form of government attentionin the application of health and safety in the informal sector is development of Post Work Health Effort or known as Post abbreviation UKK which is a form of community empowerment in the worker group infomal unnu protecting workers to live healthy and free from interference health and adverse effects caused by work. This research is an analytical descriptive research conducted with qualitative methods. Informants amounted to 10 people determined based on the principle of appropriateness and adequacy of the Head of Puskesmas Kema, Holder Health Work Program of Puskesmas Kema, 4 cadre of UKK Post and 4 members of UKK Post. Primary data sources were obtained through in-depth interviews and field observations, and secondary data were obtained from document reports in UKK Post and Puskesmas. Data validation using triangulation of sources and triangulation methods. The results of the study found that the implementation of promotive and preventive, curative health and safety at Post UKK Fishermen Kaburukan village Kema Three are still being carried out by both the Health Service Post and Health Officers Puskesmas but there are some activities that have not been implemented as well as roles cadre Post UKK and health officers puskesmas that has not been maximal so that the service promotive and preventive has not been maximal too, for curative service be good implementation. The results of this study can be concluded that the implementation of promotive and preventive services occupational health and safety at Post UKK Fisherman Kaburukan the village of Kema Three is not yet optimal.

(2)

1 PENDAHULUAN

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) menjadi sangat penting seiring dengan kemajuan pembangunan yang digerakkan oleh modernisasi dan industrialisasi serta globalisasi karena kemajuan pembangunan memberikan dampak positif maupun negatif khususnya bagi pekerja, baik pada level intemasional maupun level nasional. Dengan terbukanya lapangan pekerjaan, permasalahan yang timbul akibat pekerjaanpun semakin meningkat, masalah kesehatan kerja adalah adanya penyakit yang timbul akibat kerja, penyakit akibat hubungan kerja ataupun kecelakaan kerja yang disebabkan oleh adanya interaksi antara pekerja dengan alat, metode, bahan dan proses kerja serta lingkungan kerja, sehingga diperlukan upaya kesehatan dan keselamatan kerja untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja.

Dalam Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, mengatur mengenai keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada BAB XII, khususnya Kesehatan Kerja Pasal 164 ayat (1)

Menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Pekerja yang dimaksud adalah pekerja sektor formal maupun informal. Pekerja sektor informal jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan pekerja sektor formal.

Pemerintah Indonesia memberlaku-kan peraturan yang ketat tentang penerapan kesehatan dan keselamatan kerja untuk sektor formal yang tersistematis. Peraturan tersebut tercantum dalam Peraturan Pemerintah nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Peraturan tersebut belum bisa diimplementasikan dalam sektor informal. Salah satu bentuk perhatian pemerintah dalam penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di sektor informal adalah Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK).

International Labour Organisation (ILO) 2013 mencatat bahwa setiap 15 detik seorang pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja serta sebanyak 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Menurut data Jamsostek (2013), angka kecelakaan kerja mencapai 103.285 kasus dari 12,4 juta jumlah pekerja peserta Jamsostek. Hasil Riskesdas (2013) menunjukkan 11,0 % pekerja mengalami

(3)

2 gangguan pendengaran dan 11,9 % mengalami penyakit sendi otot, serta 52,8 % masyarakat memillki kebiasaan aktifitas yang kurang, 21,2 % memiliki kebiasaan merokok, dan hanya 10,7 % yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi sayur dan buah tiap hari (Anonim, 2015).

Tantangan kesehatan pada pekerja adalah potensi dan kasus Penyakit Akibat Kerja (PAK) serta Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) yang tinggi. Faktor resiko karena pekerjaan adalah faktor paparan bahaya di lingkungan kerja karena proses kerja, baik resiko pajanan fisik, kimia, biologi, ergonomik, psikososial dan gaya hidup, antara lain gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang aktifitas, kebiasaan merokok, pola makan yang berlebihan dalam hal garam, gula dan lemak, selain juga polusi lingkungan (Anonim, 2015).

Menurut Denny, dkk (2016) menjelaskan bahwa pekerja rentan terpapar oleh faktor resiko bahaya yang ada di lingkungan kerjanya sehingga faktor resiko bahaya tersebut beresiko menyebabkan pekerja mengalami kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. Lokasi kerja yang rentan terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) memerlukan adanya Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK). Hal ini bertujuan agar para pekerja di lokasi tersebut dapat bekerja dengan aman, sehat, dan produktif.

Berdasarkan Kepmenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar puskesmas menyatakan bahwa puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Mengingat tingginya resiko kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja dan adanya amanat dalam Undang-undang untuk menerapkan kesehatan kerja di tempat kerja, maka perlu dilaksanakannya upaya kesehatan kerja di wilayah kerja puskesmas.

Upaya kesehatan kerja merupakan salah satu program upaya kesehatan pengembangan puskesmas yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat sesuai dengan kemampuan puskesmas (Anonim, 2004). Bentuk upaya kesehatan kerja puskesmas salah satunya adalah dibentuknya Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) di daerah pemukiman penduduk atau di lokasi kelompok pekerja. Pos UKK merupakan bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang memberikan pelayanan kesehatan dasar (primary health care) bagi masyarakat pekerja, baik pekerja formal maupun pekerja informal. Pos UKK dibentuk untuk meningkatkan kesehatan pekerja

(4)

3 sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja (Anonim, 2006).

Peningkatan penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja menimbulkan dampak secara ekonomis tidak hanya bagi individu pekerja, tetapi juga bagi keluarga, masyarakat pekerja, dan Negara (Anonim, 2015). Untuk itu, diperlukan keterlibatan semua pihak dalam penanganan masalah kesehatan pada pekerja, dan ini dilakukan melalui Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yaitu dalam kegiatan Pos UKK. Penyelenggaraan upaya kesehatan kerja tidak hanya berada ditangan pemerintah, melainkan mengikutsertakan kelompok masyarakat dan potensi swasta dengan sasaran pekerja dan lingkungannya.

Berdasarkan data dari Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian kesehatan Republik Indonesia pada tahun 20l6, Pos UKK secara nasional berjumlah1610 Pos dengan berbagai jenis bidang pekerjaan. Di Sulawesi Utara saat ini sedang giat-giatnya sosialisasi dan motivasi untuk membentuk Pos UKK di tengah tengah kelompok pekerja informal, data Pos UKK yang ada di Sulawesi Utara saat ini, masih pada Pos UKK yang berada di Pos Pelelangan Ikan (PPI), yaitu Pos UKK nelayan. Data Pos Pelelangan Ikan di Sulawesi Utara berjumlah 25 Pos dan hanya beberapa Pos Pelelangan Ikan

yang sudah ada Pos UKK yang berjalan dengan baik.

Kabupaten Minahasa Utara adalah kabupaten yang berada di Propinsi Sulawesi Utara yang sudah berhasil memulaikan dan mengembangkan Pos UKK, Kabupaten Minahasa Utara memiliki 10 kecamatan dengan ll Puskesmas dan ada 6 Puskesmas yang sudah memiliki Pos UKK dengan jumlah keseluruhan ada 8 Pos UKK dengan berbagai kelompok jenis pekerjaan seperti petani buah, pembuat kue, nelayan, pedagang pasar dll, Pos Pelelangan Ikan (PPI) di Kabupaten ini ada 2 Pos, yaitu di Kema dan di Likupang, dan yang sudah ada Pos UKK yaitu di Kema, tepatnya di desa Kema Tiga Kecamatan Kema berada di wilayah kerja Puskesmas Kema.

Pos UKK di desa Kema Tiga ini diberi nama Kaburukan, didirikan pada tahun 2013 dan masih aktif sampai pada saat ini, untuk tingkat Propinsi Sulawesi Utara yang baru mulai digerakkan tentang Pos UKK ini, keberadaan Pos UKK Nelayan Kaburukan desa Kema Tiga adalah Pos UKK yang cukup dikenal, pada waktu pembentukannya menjadi perhatian dan dihadiri oleh pemerintah kabupaten, propinsi bahkan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Muliyanto, dkk tahun 2012 tentang

(5)

4 Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja Pada Pos UKK di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjung Pinang Kepulauan Riau, didapati bahwa setelah berjalan kurang lebih 3 tahun, promosi kesehatan kerja ada dilaksanakan oleh kader Pos UKK tapi tidak berlangsung lama, hanya dilakukan diawal pembentukan Pos UKK dan pelaksanaannya juga dipandu oleh petugas kesehatan dari Puskesmas, dan sampai saat penelitian dilaksanakan promosi kesehatan kerja tidak dilaksanakan oleh kader Pos UKK melainkan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan Puskesmas. Untuk kegiatan preventif kesehatan kerja tidak berjalan dengan baik, yang dilakukan oleh Kader Pos UKK hanya berupa arahan kepada anggota pekerja untuk menggunakan alat pelindung diri. Untuk kegiatan kuratif masih dilakukan oleh kader Pos UKK sesuai pengarahan, pembinaan dan pelatihan yang mereka dapat dari Puskesmas.

Nelayan adalah salah satu jenis pekerjaan dengan resiko kerja yang tinggi bahkan mengancam jiwa seorang nelayan, resiko kerja nelayan diantaranya seperti panas matahari, gigitan biota laut, angin malam dan kecelakaan di laut (Anonim, 2011b), maka keberadaan Pos UKK di kelompok pekerja nelayan sangatlah bemanfaat bagi nelayan sebagai pekerja infomal.

Berdasarkan hal hal diatas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian mengevaluasi tentang pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan kerja di Pos UKK Nelayan Kaburukan desa Kema Tiga yang didalamnya mencakup kegiatan promotif, preventif dan kuratif kesehatan dan keselamatan kerja nelayan, dengan harapan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan Pos UKK Nelayan.

METODE

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan mengguna-kan pendekatan kualitatif yaitu menggali informasi secara mendalam (indepth interview). Penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan data primer dan sekunder. Penelitian deskriptif ini bersifat untuk menggambarkan keadaan yang ada sekarang tentang objek penelitian secara obyektif guna mengevaluasi pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan kerja yaitu promotif, preventif dan kuratif pada Pos UKK Nelayan Kaburukan Desa Kema Tiga di wilayah kerja Puskesmas Kema Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2017, dan informannya adalah Kepala Puskesmas Kema, Pemegang Program UKK Puskesmas Kema, 4 orang

(6)

5 Kader Pos UKK dan 4 orang Anggota Pos UKK.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini meliputi pernyataan pernyataan informan tentang pelaksanaan kegiatan Pos Upaya Kesehatan Kerja yang meliputi pelayanan kesehatan kerja promotif, preventif dan kuratif.

1. Kegiatan Promotif Upaya Kesehatan Kerja

Dari hasil wawancara mendalam, observasi lapangan dan observasi atau telaah dokumen tentang pelaksanaan kegiataan promotif upaya kesehatan kerja di Pos UKK Nelayan Kaburukan desa Kema Tiga menyatakan bahwa kegiatan tersebut masih dilakukan baik oleh petugas kesehatan maupun kader dalam bentuk penyuluhan perorangan dan konsultasi konsultasi walaupun frekwensinya mengalami penurunan dibandingkan dengan ketika awal pelaksanaan upaya kesehatan kerja pada waktu Pos UKK ini baru dibentuk. Penyuluhan berkelompok maupuan sarasehan atau pertemuan pertemuan tidak dilaksanakan lagi, selama peneliti dalam waktu penelitian juga tidak pernah ada kegiatan penyuluhan berkelompok maupun sarasehan atau pertemuan pertemuan, penyuluhan yang ada adalah penyuluhan perorangan dan lewat media seperti baliho, poster, dll, konsultasi

konsultasi kesehatan perorangan juga masih ada walaupun baik penyuluhan perorangan maupun konsultasi kesehatan perorangan lebih dominan dilaksanakan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas ketika jadwal berkunjung ke Pos UKK. Departemen Kesehatan tahun 2006 mengatakan bahwa salah satu pelayanan kesehatan di Pos UKK adalah kegiatan pelayanan promotif kesehatan, diantaranya dapat berupa penyuluhan, konsultasi dan sarasehan atau pertemuan. Pelaksana kegiatan pelayanan kesehatan di Pos UKK adalah kader kesehatan kerja yang sudah dilatih dan difasilitasi oleh petugas kesehatan (Anonim, 2006) termasuk kegiatan promotif kesehatan kerja.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2011, Kader Pos UKK diharapkan dapat melaksanakan perannya yang salah satunya adalah melalui kegiatan promotif tentang kesehatan dan keselamatan kerja.

2. Kegiatan Preventif Upaya Kesehatan Kerja

Dari hasil wawancara mendalam, observasi lapangan dan observasi atau telaah dokumen kegiatan preventif upaya kesehatan kerja di Pos UKK Nelayan Kaburukan desa Kema Tiga sudah ada dan masih pada penyediaan dan pembagian beberapa alat pelindung diri yang dibutuhkan oleh nelayan disertai

(7)

6 dengan himbauan himbauan pentingnya menggunakan dan kepatuhan dalam mengunakan alat pelindung diri tersebut ini dilakukan oleh kader dan petugas kesehatan.

Departemen Kesehatan tahun 2006 mengatakan bahwa salah satu Pelayanan Kesehatan di Pos UKK adalah kegiatan pelayanan preventif kesehatan kerja, diantaranya mengidentifikasi resiko kerja dan bahaya di tempat kerja, perbaikan lingkungan kerja, penyediaan alat pelindung diri dan himbauan untuk kepatuhan menggunakan APD serta pemeriksaan kesehatan awal dan berkala.

Pelaksana kegiatan pelayanan kesehatan di Pos UKK adalah kader kesehatan kerja yang sudah dilatih dan difasilitasi oleh petugas kesehatan (Anonim, 2006) termasuk kegiatan preventif kesehatan kerja, menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2011), Kader Pos UKK diharapkan dapat melaksanakan perannya yang salah satunya adalah melalui kegiatan preventif tentang kesehatan dan keselamatan kerja.

Di Pos UKK Nelayan Kaburukan desa Kema Tiga, dalam hal mengidentifikasi resiko kerja nelayan dan bahaya di tempat kerja nelayan serta perbaikan lingkungan kerja nelayan belum dilaksanakan secara terstruktur dan ilmiah sesuai perkembangan terbaru, oleh

petugas kesehatan maupun kader, masih dalam tahap perencanaan oleh pihak Puskesmas Kema, namun demikian sebagai tenaga kesehatan memiliki pengetahuan tentang resiko kerja nelayan, bahaya di tempat kerja nelayan dan upaya perbaikan lingkungan kerja nelayan demikian juga kader Pos UKK yang mendapat bimbingan dari petugas kesehatan puskesmas.

Untuk pemeriksaan awal dan berkala oleh petugas kesehatan pada kegiatan preventif ini juga belum dilaksanakan karena dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa petugas kesehatan dari puskesmas mengetahui untuk hal ini bukan menjadi tanggung jawabnya melainkan tanggung jawab dari kesehatan pelabuhan atau pihak dinas perikanan dan kelautan, hal ini mungkin dipengaruhi oleh keberadaan Pos UKK yang berada di dalam lokasi Pos Pelelangan Ikan.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2011) tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Kerja (UKK) untuk kader Pos UKK, Kader Pos UKK diharapkan dapat melaksanakan kegiatan preventif kesehatan atau pencegahan terhadap gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja serta penanggulangannya, karena kegiatan preventif kesehatan kerja ini merupakan langkah yang penting.

(8)

7 3. Kegiatan Kuratif Upaya Kesehatan

Kerja

Dari hasil wawancara mendalam dengan informan, observasi lapangan dan observasi atau telaah dokumen untuk kegiatan kuratif di Pos UKK Nelayan Kaburukan desa Kema Tiga berjalan dengan baik oleh petugas kesehatan dengan jadwal setiap hari selasa dan kamis dan oleh kader Pos UKK ketika tidak ada kunjungan dari petugas kesehatan, ini berarti untuk pelayanan kuratif yaitu Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P) tersedia setiap hari, di Pos UKK Nelayan Kaburukan juga tersedia P3K Kit dan obat obatan, sehingga pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan kuratif dapat berjalan dengan baik.

Sesuai dengan petunjuk Kementerian Kesehatan tahun 2011 dimana diharapkan Kader Pos UKK dapat melaksanakan upaya kuratif di Pos UKK setiap hari yaitu meliputi memberikan pelayanan P3P dan P3K akibat kerja. Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan kerja khususnya upaya kuratif kader Pos UKK terlebih dahulu harus mengikuti pelatihan tentang P3K dan P3P dari petugas kesehatan. Pelayanan Kesehatan dilaksanakan oleh kader kesehatan kerja yang sudah dilatih yang difasilitasi petugas kesehatan (Anonim, 2006), kader Pos UKK diperkenankan

memberikan obat kepada pekerja yang menderita sakit ringan (batuk, pilek, demam) dengan obat yang dijual bebas (Anonim, 2011b).

KESIMPULAN

1. Pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan promotif kesehatan kerja pada Pos UKK Nelayan Kaburukan desa Kema Tiga masih dilaksanakan namun ada penurunan kwantitas maupun kwalitas pelaksanaannya dan pelaksanaan kegiatan lebih dominan oleh petugas kesehatan.

2. Pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan preventif kesehatan kerja pada Pos UKK Nelayan Kaburukan desa Kema Tiga masih terbatas pada penyediaan dan pembagian alat pelindung diri, himbauan untuk menggunakannya serta manfaatnya. 3. Pelaksanaan kegiatan pelayanan

kuratif kesehatan kerja pada Pos UKK Nelayan Kaburukan desa Kema Tiga berjalan dengan baik.

SARAN

1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara untuk dapat mengimplementasikan tentang pos upaya kesehatan kerja dengan masksimal sesuai kewenangan dan peraturan yang berlaku untuk derajat kesehatan yang setinggi tingginya bagi masyarakat khususnya pekerja.

(9)

8 2. Bagi Puskesmas Kema Kabupaten

Minahasa Utara, yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan kerja di wilayah kerjanya termasuk didalamnya Pos UKK Nelayan Kaburukan desa Kema Tiga, untuk dapat memelihara kesinambungan kegiatan, meningkatkan pelayanan kesehatan kerja serta mengontrol, mengevaluasi dan membina Pos UKK.

3. Bagi kader Pos UKK Nelayan Kaburukan untuk memaksimalkan peran serta keterlibatannya untuk mempertahankan bahkan meningkat-kan pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan kerja di Pos UKK, mencakup promotif, preventif dan kuratif serta menjembatani untuk meningkatkan peran serta masyarakat setempat.

4. Bagi Pemerintah Desa Kema Tiga untuk dapat terlibat dan menunjang pelaksanaan kegiatan Pos UKK Nelayan Kaburukan, karena untuk aspek kelembagaan pembinaan dilakukan oleh pemerintah setempat.

Daftar Pustaka

Anonimous. 2017. Buku Saku Program Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

---. 2016a Buku saku FAQ Frequently Asked Questions Pos

Upaya Kesehatan Kerja, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

---. 2016b. Pedoman Manajemen Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

---. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 100. Pos Upaya Kesehatan Kerja Terintegrasi. ---. 2014. Safety and Health

training manual for the Commercial Fishing Industry in Thailand. ILO Regional Office for Asia and the Pacific. Bangkok.

---. 2011a. Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Kader Kesehatan Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

---. 2011b. Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Kerja (UKK) untuk Kader Pos UKK, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

---. 2011c. Pengantar Penyakit Akibat Kerja, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

(10)

9 ---. 2009. Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Jakarta.

---. 2006. Pos Upaya Kesehatan Kerja Edisi ke Empat (Revisi), departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

---. 2005a. Pedoman Pelaksana Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

---. 2005b. Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bagi Petugas Kesehatan Kabupaten/Kota, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

---. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128. Kebijakan Dasar Puskesmas, Jakarta.

---. 2003. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1758. Tentang Standar Pelayanan Kesehatan Dasar, Jakarta.

Alli, B.O. 2008. Fundamental Principles of Occupational Health and Safety. Second Edition. Geneva: ILO.

Denny, H.M., S. Jayanti, Y. Setyaningsih, A. Umamah, dan A.P. Pigoramdhani. 2016. Pembentukan Pos Upaya

Kesehatan Kerja pada Industri Kecil Pembuat Alat Rumah Tangga di Kelurahan Bugangan Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang, Vol: 10, No: 1. Hal 45-48.

Hussain, M.R., A.A. Rahman, R.M. Yusuff, N. Latif, S.N.S.A Rashid, H. Abdullah. 2014. Issues On Occupational Safety and Health at Workplace among Older Fishermen In Malaysia. Journal of Occupational Safety and Health Vol 11 No 2. PP 57-62. Muliyanto, H.S. Lubis., I.M. Syahri.

2013. Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja Pada Pos UKK Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau. Jurnal Lingkungan & Keselamatan Kerja Fak. Kesmas USU Medan, Vol: 2 No:3. Sugiyono. 2015. Memahami Penelitian

Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Warokka, B.M., P.A.T. Kawatu., J.M.L.

Umboh. 2015. Gambaran Pelaksanaan Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado, FKM Unsrat Manado

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Perangkat Pembelajaran Berorientasi Strategi Belajar Metakognisi KWL Pada Submateri Katabolisme Karbohidrat yang

Pada penelitian ini metode pemberian relaksasi autogenic dan music therapy diberikan lima menit sebelum insersi sampai dengan lima menit setelah insersi vaskuler

3.2 Pengaruh kondisi larutan umpan terhadap fluks dan pengurangan warna gula Berdasarkan hasil uji kinerja berbagai jenis membran terhadap fluks dan karakteristik permeat, membran

Bagian ini bertujuan untuk menganalisis dan memahami teknik yang akan digunakan dalam pengolahan data yang telah diperoleh dari tempat penelitian, terutama pada

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah terkait dengan tujuan penelitian: (1) sejarah Pura Tampurhyang dijadikan pusat Kawitan Catur Sanak di Desa

Sistem Informasi dan Manajemen Alumni (Simalum) Fakultas Teknik mampu menjadi alat/media tracer alumni guna memenuhi kebutuhan data kemahasiswaan Fakultas Teknik

Selimut Bumi Adhi Cipta, pada Oktober 2015 hingga Agustus 2017 dengan judul “Analisis Rembesan Bendungan Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Pada Bendungan Cengklik

Kaedah Ielaran merupakan antara kaedah penyelesaian yang telah banyak digunakan bagi menyelesaikan sistem tak linear di mana kaedah lelaran yang paling banyak digunakan dalam sistem