• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEUANGAN SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) BAGIAN ANGGARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA BADAN URUSAN ADMINISTRASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEUANGAN SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) BAGIAN ANGGARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA BADAN URUSAN ADMINISTRASI"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

Jl. Soekarno Hatta No. 714

Bandung - Jawa Barat

SEMESTER I TAHUN 2011

(UNAUDITED)

(2)

2. Pada bab CaLK-> Penjelasan Pos Neraca->Akun Persediaan , akun-akun persediaan seperti 115111 Barang Konsumsi, 115113 Barang Pemeliharaan, dsb, harus ditulis rinci dalam tabel rincian persedian.

3. Pada bab CaLK-> Penjelasan Pos Neraca->Akun Kas di Bendahara Pengeluaran ,

Penerimaan, dan Kas Lain setara Kas, jumlah kas yang telah disetorkan ke kas negara /ke pihak lain harus ditulis dalam tabel penyetoran kas.

4. Pada bab CaLK-> Penjelasan Pos Neraca->Akun Peralatan dan Mesin, rincian mutasi (reklasifikasi masuk, reklas keluar, dan perubahan nilai) harus ditulis dalam tabel mutasi. 5. Tabel dan Grafik harus rapi. Usahakan agar Judul pada Tabel atau Grafik berada satu

halaman dengan tabel atau grafiknya. Apabila memungkinkan, tabel atau grafik tidak terpisah halaman.

6. Nomor halaman harus diisi. Halaman Daftar Isi, Daftar Table, Daftar Grafik, dan Indeks Calk diprint setelah nomor halaman pada Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Grafik, dan Indeks Calk disesuaikan dengan halaman yang bersangkutan.

(3)

LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

BADAN URUSAN ADMINISTRASI

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

SEMESTER I

TAHUN ANGGARAN 2011

(UNAUDITED)

Jl. Soekarno Hatta No. 714

Telp. (022)7810365 Fax. (022) 7810349 Bandung - Jawa Barat 123123 e-mail : korwiljabar@yahoo.co.id

(4)

Dalam penyusunan laporan keuangan serta untuk mempermudah Satuan Kerja dalam penyajian laporan keuangan, maka kami sampaikan sistematika penyajian laporan keuangan sebagai berikut:

Sistematika penyajian laporan keuangan Satuan Kerja 1. Sampul Luar

Merupakan sampul luar dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai Satuan Kerja dan periode penyampaian laporan keuangan.

2. Sampul Dalam

Merupakan sampul dalam dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai satuan kerja dan periode penyampaian laporan keuangan.

3. Kata Pengantar

Merupakan pengantar dari laporan keuangan yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang yang memberikan gambaran ringkas mengenai laporan keuangan yang disampaikan.

4. Daftar Isi

Merupakan daftar yang memuat isi laporan beserta nommor halamannya. 5. Daftar Tabel

Merupakan daftar tabel yang terdapat dalam laporan keuangan. Daftar tersebut memuat nama tabel, nomor tabel dan nomor halamannya.

6. Daftar Grafik

Merupakan daftar grafik yang terdapat dalam laporan keuangan. Daftar tersebut memuat nama grafik, nomor dan nomor halamannya.

7. Daftar Lampiran

Merupakan daftar lampiran yang terdapat dalam laporan keuangan. Daftar tersebut memuat nama lampiran, nomor lampiran dan nomor halamannya. 8. Daftar Singkatan

Merupakan daftar yang memuat singkatan-singkatan yang digunakan dalam laporan keuangan.

(5)

Pernyataan Tanggung Jawab ditandatangani oleh pimpinan Satuan Kerja setiap periode penyampaian laporan keuangan. Pernyataan tanggung jawab paling tidak memuat pernyataan sebagai berikut :

• pernyataan bertanggung jawab terhadap penyusunan dan isi laporan keuangan yang disampaikan;

• pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAP dan;

• pernyataan laporan keuangan telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai.

10. Ringkasan

Merupakan gambaran ringkas mengenai kondisi laporan keuangan yang dipertanggungjawabkan. Memuat gambaran ringkas mengenai anggaran, realisasi anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan.

11. Laporan Realisasi Anggaran Satuan Kerja

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan dan belanja, yang masing-masing dibandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.

Laporan realisasi anggaran berdasarkan cetakan dari aplikasi SAI, untuk laporan keuangan periode semesteran, laporan yang disampaikan adalah laporan Semester I. Untuk periode tahunan laporan yang disampaikan adalah laporan komparatif dengan membandingkan anggaran dan realisasi tahun anggaran yang lalu dengan tahun anggaran berjalan.

12. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas akuntansi dan entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, ekuitas dana per tanggal tertentu.

Laporan neraca berdasarkan cetakan dari aplikasi SAI, untuk laporan keuangan periode semesteran, laporan yang disampaikan adalah laporan Semester I. Untuk periode tahunan laporan yang disampaikan adalah laporan komparatif dengan membandingkan anggaran dan realisasi tahun anggaran yang lalu dengan tahun anggaran berjalan.

13. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja

Merupakan laporan realisasi anggaran untuk pendapatan dan belanja berdasarkan cetakan dari aplikasi SAI, laporan yang harus disampaikan dapat dilihat pada lampiran laporan keuangan.

14. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan, daftar rinci, dan analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca.

(6)

15. Lampiran Laporan Keuangan

a. Laporan-laporan pendukung sebagai lampiran

i) LRA Pendapatan dan LRA Pengembalian Pendapatan ii) LRA Belanja dan LRA Pengembalian Belanja

iii) Neraca Percobaan

(daftar laporan lihat lampiran III)

b. Laporan barang pengguna

i) Laporan Barang Pengguna Semesteran/Tahunan ii) Laporan Kondisi Barang (khusus LKKL Tahunan) iii) Rincian Saldo Awal

(daftar laporan lihat lampiran III)

c. Laporan Keuangan BLU

d. Laporan Rekening Pemerintah e. Tindak Lanjut Atas Temuan BPK

f. Lampiran-lampiran lainnya sebagai pendukung CaLK 16. Lampiran lainnya sebagai pendukung Catatan

(7)

Pendapatan Negara dan Hibah

Catatan B.2.1 Pendapatan Negara dan Hibah 11

Catatan B.2.1.1 Penerimaan Negara Bukan Pajak 11

Catatan B.2.1.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya 11

Catatan B.2.1.2 Penerimaan Hibah 12

Belanja Negara

Catatan B.2.2 Belanja Negara 12

Catatan B.2.2.1 Belanja Pemerintah Pusat 13

NERACA ASET

Aset Lancar

Catatan C.2.1 Kas di Bendahara Pengeluaran 19

Catatan C.2.2 Kas di Bendahara Penerimaan 19

Catatan C.2.3 Persediaan 20

Catatan C.2.4 Aset Tetap 21

Catatan C.2.5 Aset Lainnya 25

KEWAJIBAN

Catatan C.2.6 Kewajiban Jangka Pendek 25

Catatan C.2.6.1 Utang Kepada Pihak Ketiga 25

EKUITAS

Catatan C.2.7 Ekuitas Dana Lancar 25

Catatan C.2.7.1 Cadangan Persediaan 25

Catatan C.2.7.2 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka

Pendek 25

Catatan C.2.8 Ekuitas Dana Investasi

Catatan C.2.34 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 26

(8)

A. PENJELASAN UMUM Dasar

Hukum

A.1. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-65/PB/ tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

A.2. KEBIJAKAN TEKNIS PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

Rencana

Strategis RENCANA STRATEGIS PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG (Diisi dengan rencana strategis Satker)

Pendapat an

PENDAPATAN PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

Pendapatan Negara dan Hibah pada Pengadilan Tinggi Agama Bandung Tahun Anggaran 2011 hanya mengelola Pendapatan Negara Bukan Pajak yang terdiri dari :

• Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan Lainnya.

• Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat Tahun Anggaran Yang Lalu.

• Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Kerja.

Estimasi Pendapatan Tahun Anggaran 2011 sebesar Rp.56.400.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 49.364.256,- atau sebesar 87.52%.

(9)

Estimasi Realisasi Estimasi Realisasi 423119 - 40.000 - - 423415 - - 32.185.000 - 423419 20.400.000 5.425.000 3.390.000 22.586.816 423911 - 6.208.000 3.689.000 4.344.831 423991 36.000.000 37.691.256 9.743.000 7.229.698 JUMLAH 56.400.000 49.364.256 49.007.000 34.161.345 Estimasi Pendapatan Tahun Anggaran 2011 mengacu kepada Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2010, dimana untuk tahun anggaran 2011 terdapat penerimaan pendapatan hasil temuan BPKP tahun 2006,untuk tahun 2011 hasil pendapatan hasil tindak lanjut BPKP telah terbayar lunas, terdapat Pendapatan Penjualan lainnya sebesar Rp. 40.000,- yang berasal dari setor uang redaksi 8 perkara x Rp. 5.000 pada bulan April 2011, terdapat pula penerimaan kemabli belanja pegawai pusat sebesar Rp. 6.208.000 dan penerimaan kembali persekot/uang muka gaji sebesar Rp. 37.691.256 sehingga realisasi pendapatan 2011 tercapai sebesar 87.52% dari estimasi pendapatan.

Belanja BELANJA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

Pengadilan Tinggi Agama Bandung mengelola belanja yang bersumber dari APBN dengan DIPA Tahun Anggaran 2011 Nomor : 0048/005-01.2.01/12/2011 sebesar Rp.7.854.142.000,dan di revisi sesuai surat Kepala Bidang PA Kanwil Perbendaharaan nomor SP. 3066/WPb.12/BD.01.02/2011 tanggal 9 Desember 2011 menjadi Rp. 4.576.392.000.-

TAHUN ANGGARAN

SEMULA

ANGGARAN

SETELAH REVISI KET

2011 7.854.142.000 7.576.392.000

(10)

JENIS BELANJ

A

2011 2010

Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

Belanja Pegawai 4.901.329.0 00 5.232.596.3 47 3.723.473.0 00 4.440.512.7 04 Belanja Barang 1.866.348.0 00 1.810.931.3 99 1.216.124.0 00 1.310.767.5 04 Belanja Modal 808.715.000 695.693.523 126.250.000 126.043.000 JUMLA H 7.576.392.0 00 7.735.433.6 69 5.065.847.0 00 5.877.323.2 08 - Untuk belanja barang pegawai realisasi mecapai 106.76% ini

dikarenakan adanya mutasi pegawai dan kenaikan gaji berkala. - Untuk belanja barang terdapat revisi pada :

1. Akun belanja barang operasional ( 5211) 2. Akun belanja belanja jasa ( 5221)

3. Akun belanja perjalan dinas dalam negari ( 5241 ) - Untuk belanja Modal terdapat revisi pada :

1. Akun belanja modal peralatan dan mesin (5321.04) 2. Akun belanja modal peralatan dan mesin ( 5321.10) A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG Tahun 2011 merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh entitas akuntansiPENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG.

PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG Tahun 2011 ini memperoleh anggaran yang berasal dari APBN sebesar Rp 7.576.392.000

Dari total anggaran di atas, rincian anggaran Satker BLU adalah sebagai berikut :

APBN

BLU

2011

7.576.392.000

0

2010

5.201.497.000

0

(11)

Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN).

SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Neraca

3. Catatan atas Laporan Keuangan

Data BMN yang disajikan dalam neraca ini telah seluruhnya diproses melalui SIMAK-BMN.

Kebijakan

Akuntansi A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Laporan Realisasi Anggaran disusun menggunakan basis kas yaitu basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN) atau dikeluarkan dari KUN.

Penyajian aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari KUN.

Penyusunan dan penyajian LK Tahun 2011 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam penyusunan LKKL telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan LK PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG adalah:

Pendapat an

(1) Pendapatan

Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada KUN. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan sesuai dengan jenis pendapatan.

(12)

dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan di muka (face) laporan keuangan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja, sedangkan di Catatan atas Laporan Keuangan, belanja disajikan menurut klasifikasi organisasi dan fungsi.

Aset (3) Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, dan Aset Lainnya.

Aset Lancar

a. Aset Lancar

Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar ini terdiri dari kas, piutang, dan persediaan.

Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihannya.

Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai bagian lancar TPA/TGR.

(13)

dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Persediaan dicatat di neraca berdasarkan:

- harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian,

- harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri,

- harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

Investasi b. Investasi *1*)

Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Investasi pemerintah diklasifikasikan kedalam investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki dalam kurun waktu setahun atau kurang. Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari setahun.

Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu non permanen dan permanen.

(i) Investasi Non Permanen

Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang tidak termasuk dalam investasi permanen dan dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Investasi non permanen sifatnya bukan penyertaan modal saham melainkan berupa pinjaman jangka panjang yang dimaksudkan untuk pembiayaan investasi perusahaan negara/ daerah, pemerintah daerah, dan pihak ketiga lainnya.

Investasi Non Permanen meliputi:

 Seluruh dana pemerintah yang bersumber dari dana pinjaman luar negeri yang diteruspinjamkan melalui

Subsidiary Loan Agreement (SLA) dan dana dalam

negeri dalam bentuk Rekening Dana Investasi (RDI) dan

Rekening Pembangunan Daerah (RPD) yang

dipinjamkan kepada BUMN/BUMD dan Pemda.

 Seluruh dana pemerintah yang diberikan dalam bentuk

(14)

Masyarakat (KSM), nasabah Lembaga Dana Kredit

Pedesaan (LDKP), nasabah Usaha Simpan

Pinjam/Tempat Simpan Pinjam (USP/TSP) atau nasabah BPR.

(ii) Investasi Permanen

Investasi Permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen dimaksudkan untuk mendapatkan dividen atau menanamkan pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang. Investasi permanen meliputi seluruh Penyertaan Modal Negara (PMN) pada perusahaan negara, lembaga internasional, dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara. PMN pada badan usaha atau badan hukum lainnya yang sama dengan atau lebih dari 51 persen disebut sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Hukum Milik Negara (BHMN). PMN pada badan usaha atau badan hukum lainnya yang kurang dari 51 persen (minoritas) disebut sebagai Non BUMN.

PMN dapat berupa surat berharga (saham) pada suatu perseroan terbatas dan non surat berharga, yaitu kepemilikan modal bukan dalam bentuk saham pada perusahaan yang bukan perseroan.

Penilaian investasi jangka panjang diprioritaskan menggunakan metode ekuitas. Jika suatu investasi bisa dipastikan tidak akan diperoleh kembali atau terdapat bukti bahwa investasi hendak dilepas, maka digunakan metode nilai bersih yang direalisasikan. Investasi dalam bentuk pinjaman jangka panjang kepada pihak ketiga dan non earning asset atau hanya sebagai bentuk partisipasi dalam suatu organisasi, seperti penyertaan pada lembaga-lembaga keuangan internasional, menggunakan metode biaya.

Investasi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs tengah BI pada tanggal transaksi. Pada setiap tanggal neraca, pos investasi dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

Aset Tetap

c. Aset Tetap

Aset tetap mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap dilaporkan pada neraca Satker per 31 Desember 2XX1 berdasarkan harga perolehan.

(15)

kapitalisasi, yaitu:

(a.)Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah), dan

(b.)Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah).

(c.) Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai

biaya kecuali pengeluaran untuk tanah,

jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

Aset Lainnya

d. Aset Lainnya

Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, dan aset tetap. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, Dana yang Dibatasi Penggunaannya, Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain.

TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran. TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap bendahara/ pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh bendahara/pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.

TPA dan TGR yang akan jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai aset lainnya. Kemitraan dengan pihak ketiga merupakan perjanjian antara dua pihak atau lebih yang mempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan menggunakan aset dan/atau hak usaha yang dimiliki.

(16)

Kewajiban

membiayai kegiatan tertentu seperti kas besi perwakilan RI di luar negeri, rekening dana reboisasi, dan dana moratorium Nias dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Tak Berwujud meliputi software komputer; lisensi dan

franchise; hak cipta (copyright), paten, goodwill, dan hak

lainnya, hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang.

Aset Lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam TPA, Tagihan TGR, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, maupun Dana yang Dibatasi Penggunaannya. Aset lain-lain dapat berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah.

Di samping itu, piutang macet Satker yang dialihkan penagihannya kepada Departemen Keuangan cq. Ditjen Kekayaan Negara juga termasuk dalam kelompok Aset Lain-lain.

(4) Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.

Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, Utang Bunga (accrued interest) dan Utang

(17)

Ekuitas Dana

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian karena perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut.

(5) Ekuitas Dana

Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan utang pemerintah. Ekuitas dana diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang.

(18)

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Realisasi Anggaran pada Pengadilan Tinggi Agama Bandung Tahun Anggaran 2010 berdasarkan DIPA Pengadilan Tinggi Agama Bandung Nomor : 0072/005-01.2/XII/2010 tanggal 31 Desember 2009 hanya mengelola belanja dari rupiah murni dan hanya satu DIPA saja, sementara sehubungan Pengadilan Tinggi Agama Bandung sebagai intansi yang bergerak dalam pelayanan hukum terhadap masyarakat yang mencari keadilan sebagaimana diamantkan dalam PP 53 Tahun 2008 untuk menyetor kepada kas Negara berupa Pendapatan Negara bukan pajak dari hukum dan peradilann lainnya dan untuk tahun 2010 Pengadilan Tinggi Agama Bandung tidak menerima Hibah dari pihak manapun. Untuk lebih jelasnya pencapaian pendapatan dan Belanja Pengadilan Tinggi Agama Bandung sebagai berikut :

1

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Rp 49.007.000 Rp 49.719.246 69,70%

-Penerimaan Pajak Rp - Rp - 0,00%

- Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp 49.007.000 Rp 34.161.345 69,70%

-Penrimaan hibah Rp - Rp - 0,00% 2 Realisasi Belanja Negara Rp 5.201.497.000 Rp 5.877.323.208 112,99%

- Belanja Rupiah Murni Rp 5.201.497.000 Rp 5.877.323.208 112,99%

- Belanja Pinjaman LN Rp - Rp - 0,00%

- Belanja Rupiah Pendamping Rp - Rp - 0,00%

- Belanja Hibah Rp - Rp - 0,00%

- Belanja PNBP Rp - Rp - 0,00%

- Belanja BLU Rp - Rp - 0,00%

B.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.2.1. Pendapatan Negara dan Hibah

Pendapatan Negara dan Hibah yang di kelola oleh Pengadilan Tinggi Agama Bandung tahun anggaran 2010 hanya Pendapatan Negara Bukan Pajak, PNBP tahun anggaran 2010 mencapai sebesar Rp. 34.161.345 atau 69,70% dari estimasi pendapatan sebesar Rp. 49.007.000,-. Hal ini tidak memenuhi target sasaran sehubungan estimasi pendapatan mengacu pada realisasi pendapatan tahun anggaran 2009 yang di dalamnya terdapat setoran PNBP hasil dari temuan BPKP tahun 2006 dan penyetoran untuk ongkos perkara banding di bayar oleh tingkat banding, sementara di tahun 2010 tindak lanjut hasil temuan BPKP baru dapat

(19)

terealisasi sekitar 60% saja dari target estimasi tahun 2010 serta bianya banding untuk tahun 2010 di bayar oleh tingkat pertama.

Penerimaan Bukan Pajak tahun anggaran 2010 menurun di bandingkan dengan Penerimaan Negara Bupakan Pajak tahun anggaran 2009 realisasi Pendapatan Negara dan Hibah (dalam persentase) TA 2010 dapat dilihat pada Grafik dibawah ini:

Realisasi Pendapatan per Jenis Penerimaan

2010 2009 0 104.410 208.821 313.231 417.642 522.052 626.462 730.873 835.283 939.694 1.044.104 1.148.515 1.252.925 1.357.335 1.461.746 1.566.156 1.670.567 1.774.977 1.879.387 1.983.798 2.088.208 2.192.619 2.297.029 2.401.440 2.505.850 2.610.260 2.714.671 2.819.081 2.923.492 3.027.902 3.132.312 3.236.723 3.341.133 3.445.544 3.549.954 3.654.365 3.758.775 3.863.185 3.967.596 4.072.006 4.176.417 4.280.827 4.385.237 4.489.648 4.594.058 4.698.469 4.802.879 4.907.290 5.011.700 5.116.110 5.220.521 5.324.931 5.429.342 5.533.752 5.638.162 5.742.573 5.846.983 5.951.394 6.055.804 6.160.215 6.264.625 6.369.035 6.473.446 6.577.856 6.682.267 6.786.677 6.891.087 6.995.498 7.099.908 7.204.319 7.308.729 7.413.140 7.517.550 7.621.960 7.726.371 7.830.781 7.935.192 8.039.602 8.144.012 8.248.423 8.352.833 8.457.244 8.561.654 8.666.065 8.770.475 8.874.885 8.979.296 9.083.706 9.188.117 9.292.527 9.396.937 9.501.348 9.605.758 9.710.169 9.814.579 9.918.990 10.023.400 10.127.810 10.232.221 10.336.631 10.441.042 10.545.452 10.649.862 10.754.273 10.858.683 10.963.094 11.067.504 11.171.915 11.276.325 11.380.735 11.485.146 11.589.556 11.693.967 11.798.377 11.902.787 12.007.198 12.111.608 12.216.019 12.320.429 12.424.840 12.529.250 12.633.660 12.738.071 12.842.481 12.946.892 13.051.302 13.155.712 13.260.123 13.364.533 13.468.944 13.573.354 13.677.765 13.782.175 13.886.585 13.990.996 14.095.406 14.199.817 14.304.227 14.408.637 14.513.048 14.617.458 14.721.869 14.826.279 14.930.690 15.035.100 15.139.510 15.243.921 15.348.331 15.452.742 15.557.152 15.661.562 15.765.973 15.870.383 15.974.794 16.079.204 16.183.615 16.288.025 16.392.435 16.496.846 16.601.256 16.705.667 16.810.077 16.914.487 17.018.898 17.123.308 17.227.719 17.332.129 17.436.540 17.540.950 17.645.360 17.749.771 17.854.181 17.958.592 18.063.002 18.167.412 18.271.823 18.376.233 18.480.644 18.585.054 18.689.465 18.793.875 18.898.285 19.002.696 19.107.106 19.211.517 19.315.927 19.420.337 19.524.748 19.629.158 19.733.569 19.837.979 19.942.390 20.046.800 20.151.210 20.255.621 20.360.031 20.464.442 20.568.852 20.673.262 20.777.673 20.882.083 20.986.494 21.090.904 21.195.315 21.299.725 21.404.135 21.508.546 21.612.956 21.717.367 21.821.777 21.926.187 22.030.598 22.135.008 22.239.419 22.343.829 22.448.240 22.552.650 22.657.060 22.761.471 22.865.881 22.970.292 23.074.702 23.179.112 23.283.523 23.387.933 23.492.344 23.596.754 23.701.165 23.805.575 23.909.985 24.014.396 24.118.806 24.223.217 24.327.627 24.432.037 24.536.448 24.640.858 24.745.269 24.849.679 24.954.090 25.058.500 25.162.910 25.267.321 25.371.731 25.476.142 25.580.552 25.684.962 25.789.373 25.893.783 25.998.194 26.102.604 26.207.015 26.311.425 26.415.835 26.520.246 26.624.656 26.729.067 26.833.477 26.937.887 27.042.298 27.146.708 27.251.119 27.355.529 27.459.940 27.564.350 27.668.760 27.773.171 27.877.581 27.981.992 28.086.402 28.190.812 28.295.223 28.399.633 28.504.044 28.608.454 28.712.865 28.817.275 28.921.685 29.026.096 29.130.506 29.234.917 29.339.327 29.443.737 29.548.148 29.652.558 29.756.969 29.861.379 29.965.790 30.070.200 30.174.610 30.279.021 30.383.431 30.487.842 30.592.252 30.696.662 30.801.073 30.905.483 31.009.894 31.114.304 31.218.715 31.323.125 31.427.535 31.531.946 31.636.356 31.740.767 31.845.177 31.949.587 32.053.998 32.158.408 32.262.819 32.367.229 32.471.640 32.576.050 32.680.460 32.784.871 32.889.281 32.993.692 33.098.102 33.202.512 33.306.923 33.411.333 33.515.744 33.620.154 33.724.565 33.828.975 33.933.385 34.037.796 34.142.206 34.246.617 34.351.027 34.455.437 34.559.848 34.664.258 34.768.669 34.873.079 34.977.490 35.081.900 35.186.310 35.290.721 35.395.131 35.499.542 35.603.952 35.708.362 35.812.773 35.917.183 36.021.594 36.126.004 36.230.415 36.334.825 36.439.235 36.543.646 36.648.056 36.752.467 36.856.877 36.961.287 37.065.698 37.170.108 37.274.519 37.378.929 37.483.340 37.587.750 37.692.160 37.796.571 37.900.981 38.005.392 38.109.802 38.214.212 38.318.623 38.423.033 38.527.444 38.631.854 38.736.265 38.840.675 38.945.085 39.049.496 39.153.906 39.258.317 39.362.727 39.467.137 39.571.548 39.675.958 39.780.369 39.884.779 39.989.190 40.093.600 40.198.010 40.302.421 40.406.831 40.511.242 40.615.652 40.720.062 40.824.473 40.928.883 41.033.294 41.137.704 41.242.115 41.346.525 41.450.935 41.555.346 41.659.756 41.764.167 41.868.577 41.972.987 42.077.398 42.181.808 42.286.219 42.390.629 42.495.040 42.599.450 42.703.860 42.808.271 42.912.681 43.017.092 43.121.502 43.225.912 43.330.323 43.434.733 43.539.144 43.643.554 43.747.965 43.852.375 43.956.785 44.061.196 44.165.606 44.270.017 44.374.427 44.478.837 44.583.248 44.687.658 44.792.069 44.896.479 45.000.890 45.105.300 45.209.710 45.314.121 45.418.531 45.522.942 45.627.352 45.731.762 45.836.173 45.940.583 46.044.994 46.149.404 46.253.815 46.358.225 46.462.635 46.567.046 46.671.456 46.775.867 46.880.277 46.984.687 47.089.098 47.193.508 47.297.919 47.402.329 47.506.740 47.611.150 47.715.560 47.819.971 47.924.381 48.028.792 48.133.202 48.237.612 48.342.023 48.446.433 48.550.844 48.655.254 48.759.665 48.864.075 48.968.485 49.072.896 49.177.306 49.281.717 49.386.127 49.490.537 49.594.948 49.699.358 49.803.769 P e n d a p a ta n P a ja k P e n d a p a ta n P N B P P e n d a p a ta n H ib a h J u ta R u p ia h h 2010 2009

Grafik: Komposisi Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah TA 2010

B.2.1.2. Penerimaan Hibah

Pengadilan Tinggi Agama Bandung untuk tahun anggaran 2010 tidak menerima pendapatan hibah dari pihak manapun.

B.2.2. Belanja Negara

Realalisasi belanja Negara Pengadilan Tinggi Agama Bandung Tahun Anggaran 2010 hanya merealisasikan Belanja Rupiah Murni yang bersumber dari APBN dengan DIPA Pengadilan Tinggi Agama Bandung jumlah Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp. 5.877.323.208,- atau 112.99% dari total anggaran sebesar Rp. 5.201.497.000,-

(20)

Komposisi alokasi Belanja juga dapat disajikan seperti grafik di bawah ini: Tahun 2010 Tahun 2009 0 4.000.000.000 8.000.000.000 B e la n ja R u p ia h M u rn i B e la n ja P in ja m a n L N B e la n ja R u p ia h P e n d a m p in g B e la n ja H ib a h Tahun 2010 Tahun 2009

Grafik : Komposisi Alokasi Belanja TA 2010 B.2.2.1. Belanja

Anggaran Belanja satuan kerja Pengadilan Tinggi Agama Bandung tahun anggaran 2010 sebesar Rp. 5.065.847.000,- kemudian pada tanggal 19 Agustus 2010 menerima revisi kuning penambahan anggaran untuk keperluan perkantoran dan langganan daya dan jasa sebesar Rp. 156.800.000,- kemudian pada bulan oktober 2010 mengeleluarkan Surat Kuasa Pengguna Anggaran (SKPA) untuk langganan daya dan jasa kepada satker di bawah yang terdiri dari :

1. Pengadilan Agama Sukabumi sebesar Rp. 3.650.000,- 2. Pengadilan Agama Garut sebesar Rp. 5.000.000,-

3. Pengadilan Agama Tasikmalaya sebesar Rp. 5.000.000,- 4. Pengadilan Agama Majalengka sebesar Rp. 7.500.000,-

Jumlah SKPA yang di keluarkan seluruhnya sebesar Rp. 21.150.000,- untuk perlakukan SKPA ini kami lakukan sebagai pengurang anggaran sehubungan pada satker penerima SKPA mereka menginput di aplikasi SAKPA menjadi menambah anggaran sehingga apabila di pemberi SKPA tidak di keluarkan sejumlah tersebut maka akan ada penamahan pagu pada aplikasi SAKPA sementara DIPA pemberi SKPA dan penerima SKPA tetap sama tidak ada revisi kuning, sehingga pagu setelah revisi per 31 Desember 2010 untuk Pengadilan Tinggi Agama Bandung sebesar Rp. 5.201.497.000,-.

Dari jumlah pagu setelah revisi tersebut di bedakan menjadi tiga kelompok menurut jenis belanjanya sebagai berikut :

1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang 3. Belanja Modal

(21)

Komposisi realisasi Belanja Pemerintah Pusat menurut jenis belanja dapat disajikan seperti Grafik di bawah ini:

Belanja Pemerintah Pusat menurut Jenis Belanja Belanja Pegawai 71,58% Belanja Barang 25,99% Belanja Modal 13,71%

Grafik: Komposisi Realisasi Belanja Pemerintah Pusat menurut Jenis Belanja TA 2010

Belanja Pegawai

Realisasi Belanja Pegawai Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp. 4.440.512.704,- atau 119,26% dari anggaran sebesar Rp. 3.723.473.000,-

Realisasi Belanja Pegawai ini melebihi pagu anggaran kurang lebih sekitar 19,26% hal ini dikarenakan banyaknya mutasi masuk pegawai hakim dan meminta uang muka kerja di Pengadilan Tinggi Agama Bandung sehingga tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Realisasi Belanja Pegawai Tahun 2010 ini naik kurang lebih sekitar 7,88% dari Realisasi Belanja Tahun 2009,

Pada Tahun Anggaran 2010 ini tidak ada belanja honorarium seperti halnya pada tahun anggaran 2009, hal ini di sebabkan karena menurut Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-33/PB/2008 mulai tahun 2009 belanja honorarium di alihkan menjadi belanja barang bukan lagi belanja pegawai, namun untuk tahun 2009 sehubungan sudah Nampak di DIPA dan tidak bias di revisi ke belanja pegawai maka belanja honorarium di realisasi di belanja pegawai.

(22)

Rincian realisasi Belanja Pegawai adalah sebagai berikut:

Uraian 31 Des 2010 31 Des 2009 % Naik/(Turun)

Belanja Gaji dan Tunjangan PNS Rp 4.434.892.704 Rp 4.060.820.016 9,21% Belanja Gaji dan Tunjangan TNI/Polri Rp - Rp - 0,00% Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat

Negara Rp - Rp - 0,00% Belanja Pegawai Perjan Rp - Rp - 0,00% Belanja Gaji Dokter PTT Rp - Rp - 0,00% Belanja Honorarium Rp - Rp 53.900.000 -100,00% Belanja Lembur Rp 5.620.000 Rp 1.460.000 284,93% Belanja Vakasi Rp - Rp - 0,00% Belanja Tunjangan Khusus dan Belanja

Pegawai Transito Rp - Rp - 0,00% Belanja Pensiun dan Uang Tunggu Rp - Rp - 0,00% Belanja Asuransi Kesehatan Rp - Rp - 0,00% Belanja Tunjangan Kesehatan Veteran Rp - Rp - 0,00%

Total Rp 4.440.512.704 Rp 4.116.180.016 7,88%

Belanja Barang

Realisasi Belanja Barang Tahun Anggaran 2010 Pengadilan Tinggi Agama Bandung sebesar Rp. 1.310.767.504, atau 96,97% dari anggaran sebesar Rp. 1.351.774.000,-

Pagu belanja barang tahun anggaran 2010 semula sebesar Rp. 1.216.124.000,- kemudian menerima SRAA revisi kuning untuk belanja barang kebutuhan perkantoran dan belanja langganan daya dan jasa. Kemudian pada bulan oktober mengeluarkan SKPA kepada empat satker di bawahnya sehingga pagu belanja barang per 31 Desember 2010 sebesar Rp. 1.351.774.000,-

Sementara realisasi belanja barang untuk tahun anggaran 2009 sebesar Rp. 1.126.577.371,- atau 93,87% dari pagu anggaran sebesar Rp. 1.200.084.000,- Realisasi belanja barang tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar kurang lebih 16,35% baik realisasi maupun pagu anggaran dari tahun anggaran 2009, kenaikan tersebut di picu dengan kenaikan langganan daya dan jasa akiat dari kenaikan tarif daya listrik, serta kenaikan tarif tenaga honorer yang menyesuaikan dengan standar biaya umum.

(23)

Rincian realisasi Belanja Barang adalah sebagai berikut:

Uraian 31 Des 2010 31 Des 2009 % Naik/(Turun) Belanja Barang Operasional Rp 400.722.340 Rp 261.631.202 53,16%

Belanja Barang Non

Operasional Rp 45.426.000 Rp 82.455.300 -44,91% Belanja Jasa Rp 168.955.976 Rp 128.777.148 31,20% Belanja Pemeliharaan Rp 274.797.988 Rp 296.012.221 -7,17% Belanja Perjalanan Rp 420.865.200 Rp 357.701.500 17,66% Jumlah Rp 1.310.767.504 Rp 1.126.577.371 16,35% Belanja Modal Rp... Belanja Modal

Realisasi Belanja Modal Tahun Anggaran 2010 Pengadilan Tinggi Agama Bandung sebesar Rp. 126.043.000,- atau 99,84% dari anggaran 126.250.000,- Belanja modal tahun anggaran 2010 ini untuk sub kegiatan 0656 (Pengembangan Sistem Informasi) dengan akun 532111 sebesar Rp. 50.000.000,- sehubungan pada detail sub kegiatan ini ada belanja software dan menurut Bagan Akun Setandar harus akun 536111 bukan 532111, maka berdasarkan Surat Ditjen Perbendaharaan Kanwil 12 Bandung No. S-3841/WPb.13/BD.02.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010 di revisi menjadi 532111 sebesar Rp. 30.000.000,- dan 536111 sebesar Rp. 20.000.000,-.

Anggaran belanja modal tahun 2010 lebih kecil atau menurun sekitar kurang lebih 76 ,28% dari anggaran tahun 2009 akan tetapi realisasi anggaran 2010 dari tahun anggaran 2009.

Rincian realisasi Belanja Modal adalah sebagai berikut:

Uraian 31 Des 2010 31 Des 2009 % Naik/(Turun)

Belanja Modal Tanah Rp - Rp -

-Belanja Modal Peralatan dan

Mesin Rp 106.043.000 Rp 486.725.400 -78,21% Belanja Modal Gedung dan

Bangunan Rp - Rp 44.650.000 -100,00% Belanja Modal Jalan, Irigasi dan

Jaringan Rp - Rp - 0,00% Belanja Modal Fisik Lainnya Rp 20.000.000 Rp - 100% Jumlah Rp 126.043.000 Rp 531.375.400 -76,28%

B.3. CATATAN PENTING LAINNYA

• Akun Langganan Daya dan Jasa semula 521111 sementara menurut Bagan Akun Standar harus 522111 sehingga akun langganan daya dan jasa pada bulan pebruari di revisi sesuai dengan Surat Pengesahan Revisi dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil

(24)

Provinsi Jawa Barat Nomor : S-111/WPb.13/BD.0203/2010 tangal 1 Pebruari 2010 .

• Belanja Pengiriman Surat Dinas POS hanya cukup sampai bulan Agustus 2010 sehubungan dengan pagu yang tidak mencukupi, kemudian untuk belanja pengiriman surat dinas pos bulan September s.d Desember dibebankan pada belanja kebutuhan sehari-hari perkantoran.

• Belanja Barang Non Operasional untuk kegiatan Penanganan Perkara (0382) pada sub kegiatan Operasional Persidangan Peradilan (04987) sehubungan tidak adanya petunjuk teknis yang mengatur tentang penanganan perkara, maka kuasa pengguna anggaran mengambil keputusan untuk tidak direalisasikan, sehingga sisa anggaran untuk kegiatan ini masih 100%.

(25)

C.1. PENJELASAN UMUM NERACA

Posisi Keuangan Pengadilan Tinggi Agama Bandung pada periode per 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut : Aset Sebesar Rp.25.694.404.991,-; Kewajiban sebesar Rp,32.151.373-; dan Ekuitas Dana sebesar Rp.

Komposisi Neraca per 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut :

Uraian 31 Desember 2011 31 Desember2010 % Naik/ (Turun)

Aset Rp 25.694.404.991 Rp 24.228.506.298 6,05% Kewajiban Rp 32.151.373 Rp 20.082.087 60,10% Ekuitas Dana Rp 25.662.253.618 Rp 24.208.424.271 6,01%

Jumlah Aset per 31 Desember 2011 sebesar Rp 25.694.404.991,-terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp 19.109.463,- dan Aset Tetap sebesar Rp 25.466.288.528,

Aset Lainnya sebesar Rp 209.007.000,-

Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2011 sebesar Rp 32.151.373,- merupakan kewajiban jangka pendek sebesar Rp 32.151.373,- Jumlah ekuitas dana per 31 Desember 2011 sebesar Rp

25.662.253.618,- terdiri dari ekuitas dana lancar sebesar Rp (13.041.910) dan ekuitas dana investasi sebesar Rp

25.675.295.528,-

(26)

Grafik. Komposisi Neraca 24.228.506.298 20.082.027 24.208.424.271 1 0 10.000.000.000 20.000.000.000 30.000.000.000

Aset Kewajiban Ekuitas Dana

(d a la m r ib u a n ) 20 10

C.2. PENJELASAN PER POS NERACA ASET

Aset Lancar

C.2.1. Kas di Bendahara Pengeluaran

Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2011 sebesar Rp. 0 ( nihil ),-

Sementara saldo kas uang persediaan per 31 Desember 2011 adalah nihil, sisa uang persediaan disetor per tanggal 30 Desember 2011 sebesar Rp. 3.722.000,-

C.2.2 Kas di Bendahara Penerimaan

Saldo Kas di bendahara penerima per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp.45.000.- saldo ini belum disetorkan dikarenakan terdapat putusan yang belum putus.

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Kenaikan / (Penurunan) Rp. 45.000 Rp. 14.560.000 Rp. 14.515.000

(27)

bulan Juni tahun 2011 adalah sbb : Penyetoran periode s.d 30 Juni 2010

No Kode Akun Tanggal Setor No. NTPN Nama Bank Jumlah 1 4234 19 17-01-2011 131505020801041 2 Bank BNI 80.000 2 4234 19 14-02-2011 131310040111131 5 Bank BNI 35.000 3 4234 19 01-02-2011 150906101216071 4 Bank BNI 55.000 4 4234 19 14-03-2011 070613130007130 5 Bank BNI 40.000 5 4234 19 01-03-2011 151412010515000 6 Bank BNI 50.000 6 8151 11 20-04-2011 151115100008140 8 Bank BNI 4.010.00 0 7 4234 19 28-04-2011 030310030609091 3 Bank Jabar 2.000.00 0 8 4234 19 18-04-2011 091302060901150 9 Bank BNI 40.000 9 4234 19 31-03-2011 000205010214101 3 Bank BNI 50.000 10 4234 19 31-05-2011 000609040005051 4 Bank BNI 75.000 11 4234 19 29-04-2011 131404130209071 2 Bank BNI 65.000 12 4234 19 24-06-2011 071112031210090 2 Bank BNI 65.000 13 4234 19 01-07-2011 130410414112104 2 Bank BNI 40.000

Daftar Penyetoran Saldo Kas di Bendahara Penerima pada semester II

No Akun Tanggal NTPN Bank Nominal

1 42341 9 01-07-2011 130410414112140 7 Bank BNI 40.000 2 42341 9 25-07-2011 070114080702130 0 Bank BNI 75.000 3 42341 9 24-08-2011 130307150206020 2 Bank Jabar 1.000.000 4 42341 9 01-08-2011 001520805081502 Bank BNI 35.000

(28)

6 42341 9 30-09-2011 131002131011030 0 Bank Jabar 130.000 7 42341 9 31-10-2011 140308090020303 Bank Jabar 110.000 8 42341 9 28-11-2011 140500030407071 2 Bank Jabar 125.000 9 42341 9 19-12-2011 001105020005100 5 Bank Jabar 385.000

Persediaan Rp...

C.2.3 Persediaan

Persediaan merupakan jenis asset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca, yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan atau diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat. Nilai Persediaan per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp.19.064.463,- yang terdiri dari barang konsumsi sebesar Rp. 13.761.182,- dan barang pemeliharaan sebesar Rp. 5.303.281,-

30 Desember 2011 31 Desember 2010

Kenaikan / (Penuruna

n) Rp. 19.064.463- Rp. 24.156.196,- 5.091.733

Nilai persediaan yang disajikan dalam neraca merupakan nilai berdasarkan hasil opname fisik.

Aset Tetap Rp...

C.2.4. Aset Tetap

Aset tetap adalah asset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 Bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

Nilai Aset Tetap per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp.25.466.288.528,- dengan perincian sebagai berikut :

(29)

Nama Aset Tetap Saldo Awal Akhir Tambah Kurang 1 2 3 4 5 Tanah 9.143.421.3 00 - - 9.143.421.3 00 a. Peralatan dan Mesin 5.204.601.5 71 691.003. 523 - 5.895.605.0 94 b. Gedung dan Bangunan 10.353.003. 194 - - 10.353.003. 194 Jalan, Irigasi dan

Jaringan - - - -

d. Aset Tetap Lainnya 71.430.262 2.828.68

7 - 74.258.940 Jumlah 24.772.456. 327 287.693. 750 - 25.466.288. 528

Jumlah asset tetap Semester II 2011 sebesar Rp.25.466.288.528,- naik sekitar 5.7 % dari jumlah asset tetap tahun 2010 dengan jumlah asset sebesar Rp. 23.995.343.102,- kenaikan ini terjadi karena pada tahun 2011 terdapat asset yang diakui yaitu wisma Bale Endah dan telah di sertifikat kan dan untuk peralatan dan mesin penambahan dikarenakan adanya pembelian peralatan dan mesin senilai Rp.684.127.523 dan pengembangan nilai aset sebesar Rp.5.650.000 juga terdapat koreksi pindah akun hasil migrasi ( dikarenakan aplikasi baru) dari asset tetap lainya senilai Rp.1.226.000,- dan kenaikan pada asset tetap lainnya dikarenakan adanya migrasi dari asset tetap lainya ke peralatan dan mesin sebesar Rp. 1.226.000,- dan terdapat koreksi BMN tak termigrasi sebesar Rp. 60.775,-

Posisi aset tetap dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

No. Uraian per 31 Desember 2011 per 31 Desember 2010 % Naik / (Turun) 1 Tanah Rp 9.143.421.300 Rp 9.143.421.300 0,00% 2 Peralatan dan Mesin Rp 5.895.605.094 Rp 5.204.601.571 13,28% 3 Gedung dan Bangunan Rp 10.353.003.194 Rp 9.574.603.194 8,13% 4 Asep Tetap Lainnya Rp 74.258.940 Rp 72.717.037 2,12%

(30)

Rp-Rp2.000.000.000 Rp4.000.000.000 Rp6.000.000.000 Rp8.000.000.000 Rp10.000.000.000 1 2

Daftar Perbandingan Aset Tetap antara Neraca dan SIMAK BMN Per 31 Desember 2011 No Uraian Aset Tetap dalam Neraca SAKPA Aset Tetap dalam Neraca SIMAK BMN Selisih 1 Tanah 9.143.421.300 9.143.421.300 -

2 Peralatan dan Mesin 5.895.605.094 5.895.605.094 - 3 Gedung dan Bangunan 10.353.003.19 4 10.353.003.19 4 -

4 Aset Tetap Lainnya 74.258.940 74.258.940 -

JUMLAH 25.466.288.52 8 25.466.288.52 8 - C.2.4.1 Tanah

Jumlah Nilai tanah per 31 Desember 2011 tidak mengalami perubahan masih sama dengan tahun lalu

31 Desember 2011 31 Desember 2010

Kenaikan / (Penurunan

) Rp. 9.143.421.300,- Rp. 9.143.421.300,- -

C.2.4.2 Peralatan dan Mesin

(31)

Desember 2010 sebesar Rp. 5.214.774.421,-.

Posisi Perbandingan Peralatan dan Mesin

31 Desember 2010 31 Desember 2010 Kenaikan /

(penurunan)

Rp5.895.605.094 Rp5.204.601.571 Rp691.003.523 Mutasi/perubahan peralatan dan mesin sebesar Rp.691.003.523,- tersebut adalah sbb: Penambahan : Saldo Awal Rp -Pembelian Rp 684.127.523 Transfer Masuk Pengembangan Rp 5.650.000 Reklasifikasi Masuk Rp 1.226.000 691.003.523 Rp Pengurangan Transfer Keluar Rp -Reklasifikasi Keluar Koreksi Nilai Rp -Rp Jumlah Rp 691.003.523

Realisasi Belanja Modal peralatan dan mesin sampai dengan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

MA Uraian Jumlah

5321 Belanja Modal Peralatan dan Mesin ( Kendaraan ) Rp 169.197.063 5321 Belanja Modal Peralatan dan Mesin (Alat Pengolah

Data) Rp 210.710.000

5321 Belanja Modal Peralatan dan Mesin (Peralatan

kantor/inventaris) Rp 126.745.000

Penambahan peralatan dan mesin tidak sama dengan belanja modal, hal ini disebabkan terdapatnya penambahan dan pengurangan peralatan dan mesin yang tidak dipengaruhi oleh belanja.

Penambahan yang dipengaruhi oleh belanja modal telah sama dengan pencatatan peralatan dan mesin yaitu penambahan melalui transaksi pembelian dan pengembangan sebesar

(32)

adalah sebesar Rp. 10.353.003.194,- nilai gedung dan bangunan ini dari saldo awal per 31 Desember 2010 sampai dengan 31 Desember 2011 ada perubahan yaitu kenaikan sebesar Rp. 778.400.000 ini dikarenakan Gedung Bale Endah yang telah di sertifikat kan.

C.2.4.4 Aset Tetap Lainnya

Nilai Aset Tetap Lainnya Periode per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp. 74.258.940,- nilai asset tetap per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp. 72.717.037.

Nilai asset ini ada kenaikan nilai sebesar Rp.1.541.903 ,- yang terjadi pada kurun waktu 1 Tahun dikarenakan adanya transfer masuk berupa buku dari Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI sebesar Rp2.828.678, dan migrasi dari asset tetap lainya ke peralatan dan mesin sebesar -Rp. 1.226.000,- dan terdapat koreksi BMN tak termigrasi sebesar -Rp. 60.775.

Aset Lainnya

Rp...

C.2.5. Aset Lainnya

Nilai asset lainnya periode per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp. 209.007.000,- asset lainnya ini terdiri dari Aset Tak berwujud dan asset lain-lain.

Sementara periode sebelumnya yaitu per 31 Desember 2010 aset lainnya ini tidak ada. Sehingga nilai asset lainnya ini mengalami kenaikan sekitar 0%.

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Kenaikan /

(penurunan)

Rp209.007.000 Rp0 (Rp209.007.000)

C.2.5.1 Aset Tak Berwujud

Nilai asset tak berwujud Periode per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp. 19.932.000,- nilai ini adalah nilai pembelian pada tahun anggaran 2010 berupa belanja modal fisik lainnya berupa pembelian software.

Software tersebut berupa aplikasi untuk penyimpanan data arsip, monitoring surat masuk, dan lain-lain.

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Kenaikan /

(penurunan)

Rp19.932.000 Rp19.932.000 Rp0

C.2.5.2 Aset Lain-lain

Nilai asset lain-lain periode per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp. 189.075.000,- asset lain-lain ini adalah Aset Tetap Intrakontabel yang tidak digunakan lagi sehubungan sudah

(33)

sambil menunggu proses penghapusan maka kondisinya beralih dari asset tetap menjadi aset lainnya.

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Kenaikan /

(penurunan)

Rp189.075.000 Rp189.075.000 Rp0

Kewajiban Rp...

C.2.6. Kewajiban Jangka Pendek C.2.6.1 Utang Kepada Pihak Ketiga

Utang kepada pihak ketiga pada tahun Anggaran 2011 sebesar Rp. 32.106.373 dan pendapatan yang ditangguhkan sebesar Rp. 45.000.-

Ekuitas Dana

Lancar Rp...

C.2.7. Ekuitas Dana Lancar C.2.7.1 Cadangan Persediaan

Cadangan persediaan merupakan akun penyeimbang dari persediaan, nilai cadangan persediaan periode per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp.(13.041.910),- nilai cadangan persediaan periode ini turun dari periode sebelumnya untuk periode per 30 Juni 2011 nilai cadangan persediaan adalah sebesar Rp. 12.910.555,-.

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Kenaikan /

(penurunan)

(Rp13.041.910) Rp12.910.555 Rp25.952.465

C.2.7.2 Dana Yang Harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek

Dana Yang Harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek merupakan Akun penyeimbang dari Utang Kepada Pihak Ketiga, dimana akun ini merupakan dana yang harus disediakan oleh pemerintah untuk membayar kepada pihak ketiga/pegawai yang pada saat periode pelaporan belum dibayar.

Nilai Dana Yang Harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek periode per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp.13.41.910,-

(34)

Rp...

C.2.8.1 Diinvestasikan Dalam Aset Tetap

Diinvestasikan dalam Aset Tetap merupakan akun penyeimbang dari akun Aset Tetap, nilai investasi asset tetap periode per 31 Desember 2011 adalah Rp. 25.466.288.528,- naik dari nilai investasi dalam asset tetap periode sebelumnya yaitu periode per 31 Desember 2010 adalah Rp. 23.995.343.102,-.

C.2.8.2 Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya

Diinvestasikan dalam aset lainnya merupakan akun penyeimbang dari jumlah aset lainnya. Nilai Aset lainnya per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp. 209.007.000,-

Catatan Penting

Lainnya

C.3 CATATAN PENTING LAINNYA

Pengungkapan

Penting Lainnya

D. PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA

D.1. TEMUAN DAN TINDAK LANJUT TEMUAN BPK

Temuan Badan Pengawasan Keuangan dan Pemerintah Tahun 2007 yaitu adanya penggunaan PNBP yang tidak disetor terlebih dahulu ke Kas Negara, dan BPKP berpendapat harus disetor terlebih dahulu sebelum di pergunakan, sehingga penggunaan honorarium pengelola PNBP sejumlah Rp. 20.500.000,- harus dikembalikan.

Tindak lanjut hasil temuan BPKP tersebut sampai saat ini sudah ditindaklanjutidah telah setorkan sesuai dengan temuan dan telah terbayar lunas.

Adapun perhitungan penyetoran hasil temuan tersebut adalah sebagai berikut :

(35)

O TGL SETOR JUMLAH NO NTPN KET 1 05 Peb 2010 Rp. 7.850.000 060915010811010 4 2 09 Agust 2010 Rp. 4.000.000 060403141009011 1 3 24 Nop 2010 Rp. 4.700.000 031508090715041 2 JUMLAH Rp. 16.550.000 TAHUN 2011

NO TGL SETOR JUMLAH NO NTPN KET

1 28 April 2011 Rp. 2.000.000 030310030609091 3 2 24 Agt 2011 Rp.1.000.000 130307150206020 2 3 30 Des 2011 Rp. 950.000 121513130014010 6 JUMLAH Rp. 3.950.000

JUMLAH TAHUN 2010 DAN 2011

2010 Rp. 16.550.000

2011 Rp. 3.950.000

jumlah Rp. 20.500.000

D.2 REKENING PEMERINTAH

Rekening Bendahara Pengeluaran Pengadilan Tinggi Agama Bandung adalah Rekening Giro BRI Cabang Dewi Sartika Bandung dengan Nomor Rekening . 0286-01-000383-30-3 dan saldo per 31 Desember 2011 sebesar Rp. 0,-

Rekening Bendahara Pengeluaran ini telah mendapat persetujuan dari KPPN Bandung II pada tanggal 09 April 2008 dengan nomor surat S-355/WPb.12/KP.095/2008.

Selain rekening bendahara pengeluaran Pengadilan Tinggi Agama Bandung juga membuka Rekening Bendahara Penerima di Bank BRI Cabang Dewi Sartika dengan nomor rekening 0286-01-000428-30-5 dan sudah mendapat persetujuan dari KPPN Bandung II.dan saldo per tanggal 31 Desember sebesar Rp. 28.926.351.-

(36)

2. Materai 249 Pkr x @ Rp. 6.000 = 1.494.000,- 3. Redaksi 249 Pkr x @ Rp. 5.000 = 1.245.000,- Jumlah = 18.759.600,-

(37)
(38)
(39)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

(UNAUDITED)

(40)

A.1. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara;

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

7. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-65 /PB/ tahun 2010. tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

Kebijakan

Teknis A.2. KEBIJAKAN TEKNIS SATKER PTUN BANDAR LAMPUNG Rencana

Strategis

RENCANA STRATEGIS SATKER PTUN BANDAR LAMPUNG

Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar lampung dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden RI No.22 tanggal 14 April tahun 1994, secara resmi mulai beroperasi sejak diresmikannya oleh Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara yaitu Ibu Lies Suganda, SH pada tanggal 15 November 1996.

Pada saat itu wilayah hukum di Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung meliputi Propinsi Lampung dan Bengkulu. Namun sejak diresmikannya PTUN Bengkulu Pada tanggal 29 Oktober 1998, maka wilayah hukum Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung hanya meliputi Propinsi Lampung.

Rencana Strategis PTUN Bandar Lampung. Perencanaan Strategis dapat diartikan sebagai suatu pengarahan serta pemikiran untuk mencapai Visi dan Misi yang telah ditetapkan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung melalui kebijakan yang dibuat oleh unsur pimpinan.

Untuk mencapai Perencanaan Strategis tersebut Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung telah menyusun Rencana dan Strategi, sebagai berikut:

(41)

2. MISI Melakukan Penegakan Hukum Administrasi. 3. TUJUAN Terwujudnya Pemerintahan yang kuat bersih dan

berwibawa dalam negara hukum berdasarkan Pancasila.

4. SASARAN Terwujudnya lembaga penegak hukum yang transparan, akuntabel, mandiri dan bersih dalam fungsinya sebagai penegak kebenaran dan keadilan bagi masyarakat, sehingga dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya-upaya penegak hukum.

5. STRATEGI Mendorong percepatan persidangan agar tercipta peradilan yang cepat,sederhana dan murah.

6. KEBIJAKAN Memberikan Perlindungan Hukum untuk Para Pencari Keadilan

7. PROGRAM Peningkatan Kinerja lembaga peradilan dan lembaga penegak hukum lainnya.

8. KEGIATAN Penyelenggaraan Peradilan tingkat pertama 9. TUGAS Memeriksa,memutus dan menyelesaikan

sengketa Tata Usaha Negara di tingkat pertama ( Pasal 50 UU No.5/1986)

10. FUNGSI Ketertiban dan keamanan

Pendapatan PENDAPATAN SATKER PTUN BANDAR LAMPUNG

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada TA 2010 terdiri dari Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp.20.897.563,-.

(dalam rupiah)

TA 2010 TA 2009

Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

Pendapatan Negara dan Hibah

- 20.897.563 - 15.369.530

(42)

TA 2009 yaitu sebesar Rp.5.528.033,- Secara umum pendapatan keseluruhan masih dapat dikatakan stabil.

Belanja BELANJA SATKER PTUN BANDAR LAMPUNG

Realisasi Belanja Negara pada Tahun Anggaran 2010 adalah sebesar Rp.3.122.242.891,- atau mencapai 107,55 persen dari anggarannya. Jumlah realisasi Belanja tersebut terdiri dari realisasi Belanja Rupiah Murni sebesar Rp.3.122.242.891,-atau 107,55 persen dari anggarannya. Ringkasan Laporan Realisasi Belanja TA 2010 dan 2009 dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 1

Ringkasan Perbandingan LRA Belanja TA 2010 dan TA 2009

(dalam rupiah)

TA 2010 TA 2009

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %

Belanja Rupiah Murni

2.903.162.000 3.122.242.891 107,55 4.031.070.000 4.017.429.837 99,66

JUMLAH 2.903.162.000 3.122.242.891 107,55 4.031.070.000 4.017.429.837 99,66

Terdapat Penurunan Pagu Anggaran satuan kerja PTUN Bandar lampung Tahun Anggaran 2010 jika dibandingkan dengan TA 2009 yaitu sebesar Rp.1.100.908.000,- akibat dampak menurunnya Pagu Belanja Modal yang sangat signifikan walaupun terdapat kenaikan pada Pagu Belanja Pegawai dan Belanja Barang.

A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan pada satker Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung Tahun 2010 merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh entitas akuntansi Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar lampung.

Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung Tahun 2010 ini memperoleh anggaran yang berasal dari APBN sebesar Rp.2.903.162.000,-

Laporan Keuangan dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI), yang terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Neraca

(43)

Kebijakan Akuntansi

Laporan Realisasi Anggaran disusun menggunakan basis kas yaitu basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN) atau dikeluarkan dari KUN.

Penyajian aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari KUN.

Penyusunan dan penyajian LK Tahun 2010 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam penyusunan LKKL telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan LK Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar lampung adalah:

Pendapatan (1) Pendapatan

Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada KUN. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan sesuai dengan jenis pendapatan.

Belanja (2) Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan di muka (face) laporan keuangan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja, sedangkan di Catatan atas Laporan Keuangan, belanja disajikan menurut klasifikasi organisasi dan fungsi.

Aset (3) Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat

(44)

Aset Lainnya.

Aset lancar a. Aset Lancar

Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar ini terdiri dari kas, piutang, dan persediaan.

Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihannya.

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Persediaan dicatat di neraca berdasarkan:

- harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian,

- harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri, - harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh

dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

Investasi b. Investasi∗∗∗∗*)

Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Investasi pemerintah diklasifikasikan kedalam investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki dalam kurun waktu setahun atau kurang. Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari setahun.

Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu non permanen dan permanen.

(i) Investasi Non Permanen

Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang tidak termasuk dalam investasi permanen dan dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Investasi non

(45)

 Seluruh dana pemerintah yang bersumber dari dana pinjaman luar negeri yang diteruspinjamkan melalui Subsidiary Loan Agreement (SLA) dan dana dalam negeri dalam bentuk Rekening Dana Investasi (RDI) dan Rekening Pembangunan Daerah (RPD) yang dipinjamkan kepada BUMN/BUMD dan Pemda.

 Seluruh dana pemerintah yang diberikan dalam bentuk Pinjaman Dana Bergulir kepada pengusaha kecil, anggota koperasi, anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), nasabah Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP), nasabah Usaha Simpan Pinjam/Tempat Simpan Pinjam (USP/TSP) atau nasabah BPR.

(ii) Investasi Permanen

Investasi Permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen dimaksudkan untuk mendapatkan dividen atau menanamkan pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang. Investasi permanen meliputi seluruh Penyertaan Modal Negara (PMN) pada perusahaan negara, lembaga internasional, dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara. PMN pada badan usaha atau badan hukum lainnya yang sama dengan atau lebih dari 51 persen disebut sebagai Badan Usaha Milik Negara/Badan Hukum Milik Negara (BUMN/BHMN). PMN pada badan usaha atau badan hukum lainnya yang kurang dari 51 persen (minoritas) disebut sebagai Non BUMN.

PMP dapat berupa surat berharga (saham) pada suatu perseroan terbatas dan non surat berharga, yaitu kepemilikan modal bukan dalam bentuk saham pada perusahaan yang bukan perseroan.

Penilaian investasi jangka panjang diprioritaskan menggunakan metode ekuitas. Jika suatu investasi bisa dipastikan tidak akan diperoleh kembali atau terdapat bukti bahwa investasi hendak dilepas, maka digunakan metode nilai bersih yang direalisasikan. Investasi dalam bentuk pinjaman jangka panjang kepada pihak ketiga dan non earning asset atau hanya sebagai bentuk partisipasi dalam suatu organisasi, seperti penyertaan pada lembaga-lembaga keuangan internasional, menggunakan metode biaya.

Investasi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs tengah BI pada tanggal transaksi. Pada setiap tanggal neraca, pos investasi dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

Gambar

Grafik : Komposisi Alokasi Belanja TA 2010  B.2.2.1. Belanja

Referensi

Dokumen terkait

Pemungutan Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat dan Laboratorium Kesehatan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2002 tentyang

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan ridho-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Keefektifan Model Pendampingan dalam Meningkatkan Cakupan Obat

Karakterisasi hasil sintesis konjugat yang dilakukan dengan sistem HPLC menggunakan kolom size exclusion (SE) dan detektor UV-Visible menunjukkan adanya serapan konjugat pada t R

 Potensi perikanan, antara lain kawasan perikanan darat (perikanan kolam dan keramba di Kecamatan Paiton, Krakasan, Pajarakan, Gending, Dringu, Tongas dan Sumberasih),

Dengan rahmat-Nya, Alhamdulillah penulis telah menyelesaikan tugas penulisan skripsi dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Peer Lesson Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

1) Sebagai fasilitas melakukan interakasi antara pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjual - belikan. 3) Pasar

Gliserol memiliki kemampuan untuk mencegah terbentuknya kristal-kristal es akibat dehidrasi sel yang berlebihan dari dalam sel dan menstabilkan membran plasma sel sehingga dapat