• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keperpustakaan : 29 ( ) Kata Kunci : Cholinesterase, petani penjamah, pestisida

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keperpustakaan : 29 ( ) Kata Kunci : Cholinesterase, petani penjamah, pestisida"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR CHOLINESTERASE SEBAGAI INDIKATOR KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENJAMAH

PESTISIDA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013

Doni Hermawan 1)

Yuldan Faturahman dan Sri Maywati 2)

Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Kesehatan Lingkungan Universitas Siliwangi (donihermawan195@ymail.com) 1)

Dosen Pembimbing Bagian Keselamatan Kerja Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi 2)

ABSTRAK

Pestisida merupakan salah satu bahan beracun yang berbahaya dan banyak digunakan di sektor pertanian untuk mengendalikan hama, salah satu jenis pestisidanya adalah organofosfat yang dapat menimbulkan efek berupa penurunan kadar enzim cholinesterase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan hubungan antara Variabel independen (pengetahuan, sikap, lama kontak, pemakaian APD,Cara Menyemprot, status gizi) dengan aktifitas Cholinesterase (Variabel dependen). Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan menggunakan metode survei, melalui pendekatan Cross Sectional.Pengambilan sampel sebanyak 42 orang dari populasi 282 orang. Hasil penelitian univariat diketahui,pengetahuan kurang (3) (7,1%), sikap sedang (17) (40,5%), lama kontak < 5 jam perhari (27) ( 64,3%), petani tidak lengkap memakai APD (24) (57,1%), praktek menyemprot kurang ( 17) ( 40,5%), dan hasil pemeriksaan Cholinesterase yang keracunan < 75% ( 26) (61,9%). Hasil analisis bivariat dengan uji statistik chi square didapatkan, ada hubungan dengan aktifitas cholinesterase ( ditandai dengan p value < 0,05) adalah pengetahuan,sikap,APD. Sedangkan variabel lama kontak danpraktek menyemprot tidak berhubungan dengan aktifitas cholinesterase ( p value > 0,05). Oleh karena itu agar para petani dapat terhindar dari keterpajanan pestisida pada waktu melaksanakan kegiatanya disarankan agar petani berprilaku positif mengenai penggunaan dan pengelolaan pestisida sesuai dengan aturan yang telah di tentukan dan harus menggunakan APD sebagai salah satu alternatif untuk mencegah dan mengurangi paparan pestisida serta perlu dilakukan penyuluhan mengenai cara-cara penangan pestisida yang baik dan bijaksana secara lintas sektoral.

Keperpustakaan : 29 (1989 - 2011)

(2)

ABSTRACT

Factors Related To Cholinesterase Kadar Pesticide Of Toxicity As Indicators Of Pesticides On Farmers Handlers In The District Bandung Year 2013

Pesticides are one of the hazardous and toxic materials are widely used in agriculture to control pests, is one type of organophosphate pesticide that can cause effects such as decreased levels of the enzyme cholinesterase. This study aims to determine the frequency distribution and the relationship between the independent variables (knowledge, attitudes, prolonged contact, the use of PPE, Spray Method,) with cholinesterase level (the dependent variable). This type of research is an observational study used survey methods, the approach Cross Sectional.sample are 42 choose from the population of 282 people. The results of univariate known, knowledge about (3) (7.1%), moderate attitude (17) (40.5%), prolonged contact <5 hours per day (27) (64.3%), incomplete farmers wear PPE (24) (57.1%), practice spraying less (17) (40.5%), and the results of cholinesterase poisoning <75% (26) (61.9%).the result shown there was signifincantly correlation between knowledge,attitude and PPE with level of cholinesterase(p < 0,05). Therefore, in order that farmers can avoid pesticides at the time of exposure is recommended that farmers carry out kegiatanya act positively on the use and management of pesticides in accordance with the rules that have been set and should use PPE as an alternative to prevent and reduce exposure to pesticides and the necessary extension about the ways of good pesticide handlers and cross-sectoral wise.

Librarianship : 29 (1989 - 2011)

(3)

PENDAHULUAN

Penggunaan pestisida secara tepat, mempunyai peranan yang penting dalam upaya peningkatan kesejahteraan rakyat, terutama di bidang pertanian yang mempunyai peran dalam melindungi tanaman maupun hasil panen dari serangan hama. Di samping itu pestisida di bidang kesehatan juga mempunyai peran melindungi manusia dari serangan serangga penyebar penyakit maupun serangga pengganggu, kesemuanya itu memberi kontribusi besar pada upaya peningkatan kesejahteraan rakyat (Pengamanan Pestisida Di Pedesaan, 1989:1).

Pestisida adalah suatu senyawa kimia yang merupakan bahan beracun dan berbahaya.Pestisida apabila tidak dikelola dengan bijaksana dan baik dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungannya.Penggunaan pestisida di Indonesia terutama ditujukan pada sektor pertaniaan. Pada sektor penting ini pestisida telah digunakan secara intensif untuk menunjang program dalam mencukupi kebutuhan pangan yang terus berkembang (Dinkes,2003:2).

Berdasarkan hasil pemeriksaan Cholinesterase dalam darah terhadap para petani penjamah pestisida yang dilaksanakan pada tahun 2004 di sebagian wilayah Kapubaten Bandung diperoleh hasil sebagai berikut : dari 400 orang penjamah pestisida yang diperiksa yang mengalami keracunan berat 0%, keracunan sedang 12 orang (3%), keracunan ringan 152 orang (38%), dan yang normal sebanyak 236 orang (59%). Hasil pemeriksaan tahun 2008di sebagian wilayah Kapubaten Bandung menunjukkan hasil sebagai berikut : dari 104 orang penjamah pestisida yang diperiksa Cholinesterase darah, ternyata sebanyak 21 orang (20,1%) mengalami keracunan sedang, sebanyak 37 orang (35,6%) mengalami keracunan ringan dan sebanyak 46 orang (44,3%) yang normal.(Data Laporan Kegiatan Pengawasan Dampak Penggunaan Pestisida Pada Petani Di Wilayah Kapubaten Bandung:2008:11)

Peneliti melakukan studi pendahuluan terhadap responden, hasilnya dapat diketahui bahwa semua responden (100%) masih rendah tingkat pengetahuanya tentang pengelolaan pestisida, (60%) sikap responden yang setuju pestisida adalah bahan beracun dan (100%) responden tidak lengkap menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat kontak dengan pestisida.

Sehingga peneliti merasa tertarik untuk melakukan peneltian mengenai “ Faktor-faktor yang Berhubungan dengan kadar cholinesterase sebagai indikator

(4)

keracunan pestisida pada petani penjamah Pestisida di Kapubaten Bandung Tahun 2013”

METODE

Penelitian ini di lakukan dan bulan Februari-mei 2013 Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan menggunakan metode survei, melalui pendekatan Cross Sectional. Pengambilan sampel sebanyak 42 orang dari populasi 282 orang secara rendem.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data identitas sampel pengetahuan,sikap,lama kontak,alat pelindung diri (APD) cara menyemprot,sex,umur,status gizi,yang diperoleh berdasarkan pengisian kuesioner dan pengujian tes Cholinesterase dengan instrument tintometer test kit. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pengetahuan,sikap,lama kontak,alat pelindung diri (APD) cara menyemprot, serta keracunan pestisida sebagai variabel terikat. Analisis penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan uji statistik Chisqure.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Lokasi

Desa Nengkelan adalah sebuah Desa yang terletak disebelah tenggara dari Pusat Pemerintahan Kecamatan Ciwidey yang berjarak ±3 KM dan sebelah barat dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung yang berjarak ±20 KM, dengan ketinggian 1000-1200 M di atas permukaan laut.

Secara umum wilayah Desa Nengkelan relatif miring kebagian selatan dengan kemiringan rata-rata 2 % dan sebagian besar wilayahnya dijadikan perkebunan palawija, sayuran , pesawahan.

2. Karakteristik Petani Penjamah Pestisida a. Umur

Tabel 4.1

Hasil Perhitungan Statistik Menurut Umur Petani Di Desa Negkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013

Perhitungan Statistik Nilai

Mean 42,95

Median 43,50

Minimal 25

(5)

Berdasarkan data yang diperoleh dari 42 responden yang diwawancarai, bahwa umur yang termuda adalah 25 tahun dan yang tertua 50 tahun. Berdasarkan data tersebut penulis mengelompokan menjadi dua, yaitu : kelompok < 43 tahun, dan > 43 tahun. Responden terbanyak adalah responden yang berumur > 43 tahun yaitu sebayak 23 (54,8%) responden dan responden yang <43 tahun sebanyak 19 (45,2%) responden. Secara terperinci datanya dapat dilihat dalam tabel 4.2

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Petani Di Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013

No Umur N %

1 < 43 19 45,2

2 > 43 23 54,8

Jumlah 42 100

b. Pendidikan Terakhir

Berdasarkan hasil penelitian terakhir tingkat pendidikan ternyata ditemukan bahwa responden berpendidikan: SD sebanyak (34) (81,0%), SMP sebanyak (5) (11,9%), SMA sebayak (2) (4,8%), tidak sekolah sebanyak (1) (2,4%) responden dan dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Penelitian Terakhir Petani Di Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013

No Tingkat pendidikan n % 1 SD 34 81,0 2 SMP 5 11,9 3 SMA 2 4,8 4 Tidak sekolah 1 2,4 Jumlah 42 100 c. Status Gizi Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Responden Menirut Status Gizi Petani Di Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013

No Status Gizi n %

1 Kurang 4 9,5

(6)

3 Lebih 17 40,5

Jumlah 42 100

Berdasarkan data yang diperoleh dari 42 responden, bahwa status gizi yang kurang sebanyak 4 (9,5%), normal sebanyak 21 (50,0%) responden, dan yang lebih 17 (40,5%), secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.4

3. Analisis Univariat a. Pengetahuan

Berdasarkan data yang diperoleh dari 42 responden, tingkat pengetahuan kurang sebanyak (3) (7,1%), cukup sebanyak (25) (59,5%), baik sebayak (14) (33,3%) responden, secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Petani Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013

No Tingkat pengetahuan n % 1 Kurang 3 7,1 2 Cukup 25 59,5 3 Baik 14 33,3 Jumlah 42 100 b. Sikap

Berdasarkan data menurut sikap yang diperoleh dari 42 responden,sedang sebanyak (17) (40,5%), baik sebanyak (25) (59%),responden secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Responden Menuurt Sikap Petani Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013

No Sikap N %

1 Sedang 17 40,5

2 Baik 25 59,5

Jumlah 42 100

c. Lama Kontak

Berdasarkan hasil penelitian menurut lama kontak dari 42 responden ditemukan bahwa, kurang sebanyak (27) (64,3%), baik sebanyak (15) (35,7%) responden, secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.7

(7)

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Lama Kontak Petani Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013

No Lama kontak N %

1 Kurang (>5 jam perhari) 27 64,3 2 Baik (<5 jam perhari) 15 35,7

Jumlah 42 100

d. Alat Pelindung Diri (APD)

Berdasarkan dari responden yang menggunakan alat pelindung diri, tidak lengkap sebanyak (24) (57,1%), sedangkan yang lengkap sebanyak (18) (42,9%), jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Responden Alat Pelindung Diri (Apd) Petani Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013

No APD N %

1 Tidak lengkap 24 57,1

2 Lengkap 18 42,9

Jumlah 42 100

e. Praktek Menyemprot

Dalam melakukan praktek menyemprot dari 42 responden, dapat diketahui kurang sebanyak (17) (40,5%), baik sebayak (25) (59,9%) responden, dapat melihat hasil lebih rinci di tabel 4.9

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Responden Praktek Menyemprot Petani Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013

No Praktek menyemprot n %

1 Kurang 17 40,5

2 Baik 25 59,5

Jumlah 42 100

f. Hasil Pemeriksaan Cholinesterase

Berdasarkan hasil pengukuran kadar cholinesterase darah petani penyemprot dengan menggunakan Tintometer kit, diketahui bahwa (26) (61,1%) responden menunjukan kadar enzim keracunan,dan sisanya

(8)

sebanyak (16) ( 38,1%) responden menunjukan normal dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 4.10

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Responden Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Petani Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung

Tahun 2013

No Pemeriksaan cholinestersa n %

1 Keracunan (<75%) 26 61,9

2 Normal (75-100%) 16 38,1

Jumlah 42 100

4. Analisis Bivariat/Hasil Tabulasi Silang

Tabulasi silang antara variabel bebas dan terikat di uji dengan menggunakan chi square yang bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas secara bermakna atau tidak,tetapi ada beberapa tabulasi yang tidak dapat di uji secara statistik karena tidak memenuhi syarat. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam hasil berikut:

a. Tabulasi silang tingkat pengetahuan dengan kadar enzim cholinesterase Tabel 4.11

Tabulasi silang tingkat pengetahuan dengan kadar enzim cholinesterase darah petani penjamah pestisida di Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey

Kabupaten Bandung tahun 2013

Pengetahuan Kategori hasil

Cholinesterase Jumlah P Keracunan Normal n % N % n % 0,010 Kurang 14 87,5 2 12,5 16 100 Baik 12 46,2 14 53,8 26 100 Jumlah 26 61,9 16 38,1 42 100

Hasil tabulasi silang diperoleh bahwa ada 14 (87,5%) dari 16 responden keracunan, sedangkan yang baik ada 12 (46,2%) dari 26 responden berada pada kondisi keracuana. Hasil uji statistik sel ≤ 5 diperoleh nilai p=0,01 (p≤ 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang berarti ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kadar enzim cholineterase.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh (Teguh Budi Prijanto:2009),pada keluarga petani Holtikultura Di Kecamatan Ngablak

(9)

Kabupaten Magelang,yang menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kadar cholinesterase (p=0,005).

b. Tabulasi silang sikap dengan kadar enzim cholinesterase. Tabel 4.12

Tabulasi silang sikap dengan kadar enzim cholinesterase darah petani penjamah pestisida pestisida di Desa Nengkelan Kecamatan

Ciwidey Kabupaten Bandung tahun 2013 Sikap Kategori hasil

Cholinesterase Jumlah P Keracunan Normal n % n % n % 0,050 Kurang 14 82,4 3 17,6 17 100 Baik 12 48,0 13 52,0 25 100 Jumlah 26 61,9 16 38,1 42 100

Tabulasi silang di peroleh bahwa 14 (82,4%) dari 17 responden keracunan, sedangkan 12 (48,0%) dari 25 responden berada pada kondisi keracunan. Hasil uji statistik yang dilakukan untuk mengetahuan hubungan antara sikap dengan kadar enzim cholinesterase didapat nilai p=0,050 (p≤ 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang berarti ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan kadar cholinesterase.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh (Subakir:2008),pada pekerja petani sayur,di kota Jambi,yang menunjukan bahwa ada hubungan signifikan/bermakna antara sikap petani (p-value =0,001) dengan kadar enzim cholinesterase.

c. Tabulasi silang lama kontak dengan kadar enzim cholinesteras. Tabel 4.13

Tabulasi silang lama kontak dengan kadar cholinesterase darah darah petani penjamah pestisida pestisida di Desa Nengkelan Kecamatan

Ciwidey Kabupaten Bandung tahun 2013 Lama kontak Kategori hasil Cholinesterase jumlah P keracuan Normal n % n % n % 0,236 Kurang 19 70,4 8 29,6 27 100 Baik 7 46,7 8 53,3 15 100 Jumlah 26 61,9 16 38,1 42 100

(10)

Tabulasi silang diperoleh bahwa ada 19 (70,4%) dari 27 responden keracunan, sedangkan lama kontak baik 7 (46,7%) berada dalam kondisi keracunan. Hasil uji statistik yang dilakukan untuk mengetahui hubungan lama kontak dengan kadar enzim cholinesterase didapat nilai p=0,236 (p≥ 0,05), ini berarti Ho diterima sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara lama kontak dengan kadar enzim cholinesterase.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh ( Bangkit,62:2008), pada enzim cholinesterase darah petani penyemprot sayuran di Desa Sukamukti,Kecamatan Jalaksana,Kabupaten Kuningan,(0,043) menunjukan ada hubungan antara lama paparan dengan kadar cholinesterase.

d. Tabulasi silang alat pelindung diri (APD) dengan kadar enzim cholinesterase

Tabel 4.14

Tabulasi silang APD dengan kadar cholinesterase darah darah petani penjamah pestisida pestisida di Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey

Kabupaten Bandung tahun 2013

APD Kategori hasil

Cholinesterase Jumlah p Keracunan Normal n % N % n % 0,037 Tidak lengkap 18 78,3 5 21,7 23 100 Lengkap 8 42,1 11 57,9 19 100 Jumlah 26 61,9 16 38,1 42 100

Tabulasi silang diperoleh bahwa ada 18 (78,3%) dari 23 responden yang menggunakan APD tidak lengkap berada dalam kondisi keracunan, sedangkan yang menggunakan APD secara lengkap ada 8 (42,1%) dari 19 responden berada pada kondisi keracunan. Hasil uji statistik yang dilakukan untuk mengetahui hubungan penggunaan APD dengan kadar enzim cholinesterase didapat nilai p=0,037 (p ≤ 0,05), ini berarti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara kelengkapan penggunaan APD dengan kadar enzim cholinesterase.

Hal ini sejalan dengan penelitian ( Bangkit,61:2008),faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar enzim cholinesterase darah petani penyemprot sayuran di Desa Sukamukti,Kecamatan Jalaksana,Kabupaten Kuningan. Ternyata didapatkan hasil uji statistik menunjukan bahwa nilai probabilitas

(11)

sebesar 0,028 dan kurang dari 0,05 yang artinya ada hubungan antara kelengkapan alat pelindung diri dengan kadar enzim cholinesterase.

e. Tabulasi silang praktek menyemprot dengan kadar enzim cholinesterase Tabel 4.15

Tabulasi silang praktek menyemprot dengan kadar cholinesterase darah darah petani penjamah pestisida pestisida di Desa Nengkelan Kecamatan

Ciwidey Kabupaten Bandung tahun 2013 Praktek menyemprot Kategori hasil Cholinesterase jumlah p Keracunan Normal n % N % n % 0,188 Kurang 19 70,4 8 29,6 27 100 Baik 7 46,7 8 53,3 15 100 Jumlah 26 61,9 16 38,1 42 100

Tabulasi silang diperoleh bahwa ada 19 (70,4%) dari 27 responden dalam melakukan praktek menyemprot berada dalam kondisi keracunan, sedangkan 7 (46,7%) dari 15 responden berada pada kondisi keracunan. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,188 (p≥ 0,05), ini berarti Ho diterima sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara praktek menyemprot dengan kadar enzim cholinesterase.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian oleh (Mus joko Ritanto:2001), Pada pekerja petani sayur penyemprot di Desa Wonorejo yang menunjukan ada hubungan Praktek Penyemprotan pestisida dengan aktifitas enzim cholinesterase,dengan uji statistik Chi square dengan keeratan hubungan sebesar 69% sedangkan tingkat kemaknaannya 5% alfa 0,05.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,suharsimi. Prof. Dr. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Rineka Cipta,Jakarta 2010

Bangkit,Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Enzim Cholinesterase,FKM Unsil Tasikmalaya,2008

Dinas Kesehatan Kab.Bandung,Pedoman Pengawasan Dan Pengendalia Pestisida,Pemerintah Kabupaten Bandung,2003

Mus joko,Ritanto,Skripsi,Hubungan pengetahuan,sikap,praktek penyemprotan dengan aktivitas kholinesterase darah petani sayur penyeprot pestisida organoposfat,Desa Wonorejo,Kecamatan Jatipuro,Kabupaten Karanganyar,2001

Subakir,abstrak,faktor-faktor yang berhubungnan dengan keracunan pestisida pada petani sayur di kota jambi,2008

Teguh Budi Prijanto,Tesis,analisis faktor resiko keracunan pestisiada organofosfat pada keluarga petani holtikultura di kecamatan ngablak kabupaten magelang,2009

Referensi

Dokumen terkait

Kloset Duduk keramik merk Mono Blok American Standar buah. Kloset Duduk keramik merk Mono Blok

Hasil ekstraksi fitur dari citra tanda tangan dengan GLCM pada penelitian ini digunakan untuk melakukan pengenalan tanda tangan dengan menggunakan PNN sebagai

Redesain Gedung Pingkan Matindas di Manado dengan penerapan tema Pluralistik dalam Arsitektur Post Modern seperti yang telah dikatakan sebelumnya dapat lebih

Jumlah kantor di Kota Palembang adalah 337 kantor, jumlah ini paling banyak terletak di wilayah Puskesmas Merdeka yaitu sebanyak 24 kantor. Sedangkan jumlah hotel di

Dari hasil penelitian telah ditemukan, (1) adanya tiga penggunaan adjektiva bahasa Jerman dalam suatu kalimat yaitu atributif, predikatif, dan kata keterangan adjektiva lain,

Begitu pula dengan pengungkapan aspek kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial dalam Sustainability Report tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja

PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan strategis yang senantiasa berubah secara dinamis serta kondisi dan konstelasi geografi Indonesia, dapat memberikan peluang terjadinya berbagai

Berdasarkan hasil pengembangan perangkat pembelajaran menunjukkan bahwa kualitas perangkat pembelajaran model pembelajaran tematik berbasis pendekatan scientific yang