• Tidak ada hasil yang ditemukan

VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKONOMI DAN 

KEUANGAN REGIONAL 

PROVINSI ACEH 

 

Triwulan IV 201 4

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(2)

1 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

VISI

Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

MISI

Menjalankan kebijakan BI dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.

FUNGSI

1. Fungsi Statistik dan surveillance 2. Fungsi Kajian

3. Fungsi Komunikasi dan Pelaksanaan Program 4. Fungsi Sistem Pembayaran

5. Fungsi Manajemen Intern dan koordinasi Wilayah

TUGAS POKOK

1. Memberikan masukan kepada Dewan Gubernur kondisi ekonomi dan keuangan daerah di wilayah kerjanya; 2. Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan ekonomi dan keuangan daerah, yang didukung dengan penyediaan informasi berdasarkan hasil kajian/riset serta memfasilitasi pengendalian inflasi, pemberdayaan sektor riil dan UMKM.

3. Melaksanakan kegiatan perizinan dan pengawasan serta operasionalisasi sistem pembayaran tunai dan non tunai sesuai dengan kebutuhan ekonomi daerah di wilayah kerjanya

4. Melaksanakan kebijakan stabilitas keuangan , program perluasan dan pemerataan akses dan keterjangkauan keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif

5. Mengelola sumber daya internal yang dibutuhkan sebagai faktor pendukung fungsi-fungsi utama.

Kalender Publikasi KEKR

Triwulan I Mei Triwulan II Agustus Triwulan III November Triwulan IV Februari Penerbit :

Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan - Tim Ekonomi Moneter Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh

Jl. Cut Meutia No.15, Banda Aceh - Indonesia Telp : 0651-33200 / Fax : 0651-34116

(3)

2 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat dan karuniaNya sehingga buku “Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Provinsi Aceh Triwulan III – 2014” ini akhirnya dapat dipublikasikan. Buku ini memaparkan informasi mengenai perkembangan beberapa indikator perekonomian daerah, diantaranya pertumbuhan ekonomi, perbankan, sistem pembayaran dan keuangan daerah yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan informasi internal maupun eksternal Bank Indonesia. Secara umum, hasil kajian atas perkembangan ekonomi regional periode triwulan laporan mendeskripsikan bahwa perekonomian Aceh menunjukkan kecenderungan yang lebih baik.

Dalam kesempatan ini, kami menghaturkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan buku ini. Harapan kami, kerja sama yang telah tercipta dapat terus berlanjut dan ditingkatkan pada masa yang akan datang.

Kami menyadari bahwa kualitas dan informasi yang disajikan masih perlu terus disempurnakan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari seluruh pihak yang berkepentingan dengan buku ini.

Kami berharap, semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.

Banda Aceh, November 2014 Kepala Perwakilan,

Zulfan Nukman Deputi Direktur

(4)

3 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2 DAFTAR ISI ... 3 DAFTAR GRAFIK ... 4 DAFTAR TABEL ... 5 DAFTAR ISTILAH ... 74

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH ... 7

RINGKASAN EKSEKUTIF ... 10

BAB 1. KONDISI MAKROEKONOMI ACEH ... 13

1.1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DARI SISI PENAWARAN ... 14

1.2 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DARI SISI PERMINTAAN ... 21

BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI ACEH ... 31

2.1 KONDISI UMUM PERKEMBANGAN INFLASI ACEH ... 31

2.2 INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA ... 31

2.3 PERKEMBANGAN INFLASI MENURUT KOTA ... 36

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH ... 41

3.1 ANALISIS PERBANKAN DAERAH ... 42

3.2 INTERMEDIASI DAN DAN RESIKO PERBANKAN ... 45

3.3 KETAHANAN SEKTOR KORPORASI ... 46

3.4 KETAHANAN SEKTOR UMKM ... 47

3.5 KETAHANAN SEKTOR RUMAH TANGGA ... 48

3.6 KINERJA SISTEM PEMBAYARAN ... 52

3.6.1 KINERJA SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI ... 52

3.6.2 KINERJA SISTEM PEMBAYARAN TUNAI ... 52

BAB 4. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ... 54

4.1 KETENAGAKERJAAN ... 54

4.2 KESEJAHTERAAN ... 56

BAB 5. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ... 60

BAB 6. PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ... 64

6.1 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH ... 64

6.2 INFLASI PROVINSI ACEH ... 66

LAMPIRAN ... 67

INBOX 1. PERUBAHAN TAHUN DASAR PDB / PDRB BERBASIS SNA 2008 ... 28

(5)

4 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

Grafik 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Aceh Dengan Migas ... 15

Grafik 1.2 Kontribusi Pertumbuhan Sektor-Sektor Ekonomi Aceh (yoy(%)) ... 15

Grafik 1.3 Pertumbuhan Sektor Pertanian ... 16

Grafik 1.4 Share dan Kontribusi Sektor Pertanian ... 16

Grafik 1.5 Perkembangan Kredit Sektor Pertanian ... 17

Grafik 1.6 Pertumbuhan Sektor Perdagangan ... 18

Grafik 1.7 Share dan Kontribusi Sektor Perdagangan ... 18

Grafik 1.8 Perkembangan Kredit PHR ... 18

Grafik 1.9 RealiasiEkonomi Sektor PHR ... 18

Grafik 1.10 Pertumbuhan Sektor Pertambangan –Penggalian ... 19

Grafik 1.11 Share dan Kontribusi Sektor Pertambangan –Penggalian ... 19

Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Sektor Pertambangan –Penggalian ... 19

Grafik 1.13 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan ... 20

Grafik 1.14 Kontribusi Sektor Industri Pengolahan ... 20

Grafik 1.15 Perkembangan Kredit Sektor industri Pengolahan ... 21

Grafik 1.16 Realisasi Ekonomi Sektor Industri Pengolahan ... 21

Grafik 1.17 Laju Pertumbuhan PDRB dari Sisi Permintaan (yoy(%)) ... 21

Grafik 1.18 Perkembangan Konsumsi Rumah Tangga ... 22

Grafik 1.19 Perkembangan Konsumsi Pemerintah ... 22

Grafik 1.20 Konsumsi Listrik Rumah Tangga ... 23

Grafik 1.21 Perkembangan Kredit Konsumsi ... 23

Grafik 1.22 Penjualan Kendaraan Bermotor (Konsumsi) ... 23

Grafik 1.24 Indeks Tendensi Konsumen ... 23

Grafik 1.24 Perkembangan Investasi ... 25

Grafik 1.25 Perkembangan Penjualan Kendaraan Bermotor (Inventasi) ... 25

Grafik 1.26 Perkembangan Kredit Investasi ... 25

Grafik 1.27 Perkembangan Ekspor ... 25

Grafik 1.28 Perkembangan Impor ... 25

Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi year on year, quarter to quarter, dan month to month di Aceh (%) ... 31

Grafik 2.2 Perbandingan Inflasi year on year di kawasan Sumatera (%) ... 31

Grafik 2.3 Inflasi Kelompok (mtm) ... 32

Grafik 2.4 Inflasi Kelompok Rata-Rata ... 32

Grafik 2.5 Inflasi Triwulanan Provinsi Aceh ... 33

Grafik 2.6 Inflasi Kelompok (qtq) ... 33

Grafik 2.7 Perkembangan Inflasi Aceh (yoy (%)) ... 34

Grafik 2.8 Inflasi Kelompok Pada Triwulan III-2014 (yoy (%)) ... 34

Grafik 2.9 Disagregasi Inflasi Tahunan Provinsi Aceh ... 35

Grafik 2.10 Kontribusi Disagregasi Inflasi Tahunan Provinsi Aceh ... 35

Grafik 2.11 Pergerakan Harga Komoditas Daging Sapi ... 35

Grafik 2.12 Pergerakan Harga Komoditas Daging Ayam... 35

Grafik 2.13 Pergerakan Harga Bumbu-Bumbuan ... 35

Grafik 2.14 Pergerakan laju Inflasi Tahunan Kota Pantauan Aceh ... 36

(6)

5 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

Grafik 3.1 Aset Perbankan Konvensional ... 42

Grafik 3.2 Aset Perbankan Syariah ... 42

Grafik 3.3 Perkembangan DPK Aceh ... 43

Grafik 3.4 Struktur DPK Aceh ... 43

Grafik 3.5 DPK Perbankan Konvensional ... 43

Grafik 3.6 DPK Perbankan Syariah ... 43

Grafik 3.7 Komposisi DPK Per Jenis Simpanan ... 43

Grafik 3.8 Perkembangan Suku Bunga DPK ... 43

Grafik 3.9 Perkembangan Penyaluran Kredit Aceh ... 44

Grafik 3.10 Perkembangan Suku Bunga, BI Rate, dan Kredit Aceh ... 44

Grafik 3.11 Kredit Bank Konvensional ... 44

Grafik 3.12 Pembiayaan Bank Syariah ... 44

Grafik 3.13 Pangsa Kredit Per Jenis Penggunaan ... 45

Grafik 3.14 Pertumbuhan Kredit (yoy) Menurut Penggunaan ... 45

Grafik 3.15 LDR dan NPL Bank Konvensional ... 46

Grafik 3.16 LDR dan NPL Bank Syariah ... 46

Grafik 3.17 Perkembangan Kredit ke Sektor Korporasi ... 47

Grafik 3.18 Perkembangan NPL Kredit ke Korporasi ... 47

Grafik 3.19 Perkembangan Kredit dan NPL Sektor PHR ... 47

Grafik 3.20 Perkembangan Kredit dan NPL Sektor Industri Pengolahan ... 47

Grafik 3.21 Perkembangan Kredit UMKM di Provinsi Aceh ... 48

Grafik 3.22 Komposisi Kredit UMKM di Provinsi Aceh ... 48

Grafik 3.23 Perkembangan Penyaluran KUR Aceh ... 48

Grafik 3.24 Perkembangan NPL UMKM Provinsi Aceh ... 49

Grafik 3.25 Perkembangan Kredit Rumah Tangga ... 49

Grafik 3.26 Perkembangan KPR ... 49

Grafik 3.27 Perkembangan KKB ... 49

Grafik 3.28 Perkembangan NPL KPR dan KKB ... 49

Grafik 3.29 Perkembangan KPR menurut Tipe Bangunan di Aceh ... 50

Grafik 3.30 Pertumbuhan Tahunan (yoy) KPR yang disalurkan ke Aceh ... 50

Grafik 3.31 Perkembangan NPL, Inflasi dan suku bunga KPR tipe 21 di Provinsi Aceh ... 51

Grafik 3.32 Perkembangan NPL KPR tipe di atas 21 di Provinsi Aceh ... 51

Grafik 3.33 Perkembangan Transaksi RTGS ... 52

Grafik 3.34 Perkembangan Transaksi Kliring ... 52

Grafik 3.35 Perkembangan Inflow Outflow ... 53

Grafik 3.36 Perkembangan Uang Tidak Asli ... 53

Grafik 4.1 Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan Aceh ... 54

Grafik 4.2 Perbandingan Perkembangan Tenaga Kerja Aceh - Nasional ... 55

Grafik 4.3 Perkembangan Tenaga Kerja Aceh menurut Lapangan Kerja Utama (dalam ribu jiwa) ... 55

Grafik 4.4 Porsi Tenaga Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama ... 55

Grafik 4.6 Perkembangan Kemiskinan Aceh ... 56

Grafik 4.7 Perkembangan Angka Kemiskinan Nasional ... 56

Grafik 4.8 Angka Kemiskinan Nasional Menurut Provinsi ... 56

Grafik 4.9 Perkembangan NTP Aceh pada Triwulan III-2014 ... 56

Grafik 4.10 NTP Tiap Provinsi di Wilayah Sumatera pada triwulan III-2014 ... 57

Grafik 4.11 NTP Aceh Menurut SubSektor ... 57

(7)

6 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

Grafik 5.1 Realisasi APBA 2014 ... 60

Grafik 5.2 Persentase Realisasi Penyerapan Anggaran di Wilayah Provinsi Aceh ... 61

Grafik 5.3 Persentase Belanja Penyerapan Anggaran di Wilayah Provinsi Aceh ... 61

(8)

7 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Provinsi Aceh (Rp Miliar) ... 15

Tabel 1.2 Produksi Padi Provinsi Aceh ... 17

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Aceh ... 21

Tabel 1.4 Perkembangan Realisasi Investasi PMA (Juta USD) dan PMDN (Miliyar Rp) di Aceh ... 24

Tabel 1.5 Neraca Perdagangan Aceh ... 27

Tabel 2.1 Perkembangan Inflasi Bulanan Aceh (mtm(%)) ... 32

Tabel 2.2 Perbandingan Inflasi Triwulanan(qtq)... 33

Tabel 2.3 Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy) ... 34

Tabel 2.4 Inflasi 3 Kota di Provinsi Aceh ... 36

Tabel 2.5 Inflasi menurut kota dan kelompok barang dan jasa di Provinsi Aceh (yoy;%) ... 37

Tabel 2.6 Perbandingan Inflasi Kota ... 38

Tabel 5.1 Porsi Pendapatan APBA 2014 Provinsi Aceh ... 61

Tabel 5.2 Porsi Pendapatan APBA 2014 Provinsi Aceh ... 61

Tabel 5.3 Rincian Belanja APBA 2014 Kota/Kab se-Provinsi Aceh ... 62

Tabel 5.4 Tabel Alokasi Dan Realisasi Dana Transfer 2014 Provinsi Aceh ... 62

Tabel 6.1 Perkembangan dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Aceh ... 64

(9)

EKSEKUTIF

 

 

(10)
(11)

GAMBARAN UMUM

Mulai pada periode triwulan IV-2014, Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB) dengan menggunakan tahun dasar 2010 berbasis System National Account (SNA) 2008 dengan menyertakan 17 jenis sektor lapangan usaha.

Pertumbuhan ekonomi Aceh (dengan migas) pada triwulan IV tahun 2014 sebesar 0,59%, mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Tekanan inflasi Aceh pada triwulan IV-2014 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Laju inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat sebesar 8.09% (yoy). Kelompok transportasi dan bahan makanan merupakan kelompok yang paling dominan dalam mempengaruhi perkembangan inflasi Aceh pada triwulan IV-2014. Inflasi triwulan IV tahun 2014 di ketiga kota pantauan tercatat masing-masing sebesar Banda Aceh 7,83%, Lhokseumawe 8,53%, dan Meulaboh 8,20% (yoy)

Perkembangan perbankan di Triwulan IV-2014 masih menunjukkan peningkatan. Total aset perbankan di Provinsi Aceh pada Triwulan IV-2014 mencapai Rp42,21 triliun. Secara tahunan meningkat sebesar 10,75 % (yoy) dibandingkan Triwulan III-2014 yang tumbuh sebesar 7,9% (yoy). Proporsi penyaluran kredit oleh perbankan konvensional pada triwulan laporan mencapai Rp25,23 triliun atau tumbuh sebesar 12,26% (yoy), kondisi tersebut meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah cenderung sedikit melambat.

Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Aceh mengalami penurunan. Tingkat partisipasi angkatan kerja provinsi Aceh menurun dari 65,32% per Februari 2014 menjadi 63,06% per Agustus 2014. Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Aceh mengalami peningkatan dari 6,75% menjadi 9,02%. Tingkat Kemiskinan di Provinsi Aceh pada September 2014 tercatat sebesar 16,98%, turun dibandingkan dengan kondisi kemiskinan pada bulan September 2014 yang sebesar 17,72%. Penurunan tingkat kemiskinan di Aceh tersebut diakibatkan oleh adanya penurunan tingkat kemiskinan di daerah pedesaan sebesar 1,33% dan di daerah perkotaan sebesar 0,4%. Penurunan tersebut juga didukung dengan telah direalisasikannya anggaran pemerintah daerah Provinsi Aceh.

Realisasi anggaran pada triwulan IV-2014 sudah memenuhi angka rencana awal baik dari sisi realisasi keuangan maupun realisasi fisik. Berdasarkan grafik 5.1, rencana keuangan dan fisik APBA pada Desember 2014 atau triwulan IV masing-masing adalah sebesar 93% dan 100%. Kedua rencana tersebut telah dapat dipenuhi hingga akhir Triwulan IV tahun 2014. Deviasi antara rencana dan realisasi baik dari sisi keuangan maupun fisik adalah 0% (nol persen). Kondisi tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang masih memiliki standard deviasi sebesar 13% (Untuk Realisasi Keuangan) dan 10% (Realisasi Fisik). Jika dibandingkan dengan realisasi pada tahun sebelumnya, angka serapan pada tahun ini menunjukkan adanya peningkatan di mana pada tahun sebelumnya angka penyerapan anggaran keuangan mencapai 92% sedangkan pada tahun ini sudah mencapai 93%.

Perekonomian Aceh pada triwulan I 2015 diperkirakan tumbuh sebesar 1,93%-2,93%. Dari segi Pengeluaran, konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat akibat perayaan hari raya Maulid Nabi Muhammad SAW dan libur Imlek. Rute penerbangan baru yang dibuka pada awal tahun 2015, yaitu tujuan Sabang, Nagan Raya dan Lhokseumawe diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan konsumsi masyarakat. Pembukaan rute tersebut direncanakan dimulai pada awal Februari 2015 dari Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara.

Ekonomi Aceh pada triwulan IV 2014 tumbuh melambat 0,59% (yoy)

ASESMEN MAKRO EKONOMI REGIONAL

Pertumbuhan ekonomi Aceh (dengan migas) pada triwulan IV tahun 2014 sebesar 0,59%, mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 2,65%(yoy). Sementara pertumbuhan ekonomi Aceh (tanpa migas) juga tumbuh sedikit melambat dari 2,69% (yoy) pada triwulan IV 2013 menjadi 2,68% pada triwulan laporan. Kinerja sektor pertambangan dan industri pengolahan yang mengalami kontraksi cukup dalam menjadi pemicu utama melambatnya pertumbuhan Aceh pada triwulan laporan. Sektor tersebut mengalami kontraksi masing-masing sebesar -14,95% dan -15,64%. Sementara itu, sektor yang mengalami peningkatan adalah sektor Perdagangan, hotel dan restoran (PHR), bangunan, dan Jasa-jasa. Perlambatan ekonomi Aceh dari sisi permintaan disebabkan oleh besarnya pertumbuhan komponen impor. Komponen impor yang tumbuh 4,82% memberikan kontribusi perlambatan PDRB Aceh sebesar -3,09%. Selain itu, kinerja ekspor Aceh juga belum

(12)

memberikan kontribusi positif terhadap PDRB Aceh masing-masing sebesar 0,55% dan 1,62%. Sementara itu, konsumsi rumah tangga merupakan komponen yang satu-satunya mengalami peningkatan pertumbuhan. Konsumsi pemerintah tumbuh 4.40% (yoy) dan memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar 2,42%.

Inflasi Aceh pada triwulan IV 2014 mengalami peningkatan akibat kenaikan harga komoditas admistered prices

ASESMEN INFLASI DAERAH

Tekanan inflasi Aceh pada triwulan IV-2014 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Laju inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat meningkat dari 5,07% (yoy) pada triwulan III-2014 menjadi 8.09% (yoy) pada triwulan laporan. Kelompok transportasi dan bahan makanan merupakan kelompok yang paling dominan dalam mempengaruhi perkembangan inflasi Aceh pada triwulan IV-2014. Inflasi triwulan IV tahun 2014 di ketiga kota pantauan tercatat masing-masing sebesar Banda Aceh 7,83%, Lhokseumawe 8,53%, dan Meulaboh 8,20% (yoy). Pada kota Banda Aceh, Lhokseumawe, dan Meulaboh, komoditas yang memberikan andil tertinggi adalah bensin yang memang mengalami kenaikan harga pada triwulan laporan. Sementara itu, andil komoditas lainnya terhadap inflasi bervariasi di antara ketiga kota pantauan inflasi tersebut. Dari disagregasinya, inflasi administered price, volatile food, dan core masing-masing mengalami inflasi sebesar 15,86%, 11,86%, dan 4,06%. Namun, menurut kontribusinya tekanan inflasi tertinggi disumbang oleh kelompok volatile food sebesar 3,47%. Tekanan inflasi volatile food cukup besar dan cenderung meningkat sebagai akibat lanjutan dari kenaikan harga BBM. Komoditas pada kelompok ini yang memberikan andil inflasi tinggi antara lain beras dan ikan tongkol. Cuaca yang buruk pada akhir 2014, membuat pasokan ikan menjadi terganggu sehingga harga ikan tongkol meningkat. Sementara itu, curah hujan yang menyebabkan musibah banjir menjadi penyebab terganggunya stock beras di masyarakat sehingga harga beras sangat tinggi pada akhir tahun 2014. Selain itu, menurut survei pemantauan harga yang dilakukan oleh Diseperindag Kota Banda Aceh yang memantau pergerakan harga bahan makanan di Pasar Peunayong Aceh, komoditas lain yang memiliki kenaikan harga yang tinggi adalah aneka cabai, daging ayam, dan daging sapi. Tekanan inflasi administered price memberikan andil yang juga besar pada laju inflasi Aceh tahun 2014. Kenaikan harga bahan bakar rumah tangga, tarif listrik, dan bensin yang terjadi sepanjang tahun 2014 membuat kota-kota penghitung inflasi di Aceh mengalami inflasi yang tinggi. Sementara itu, inflasi kelompok core relatif lebih stabil dan rendah. Namun, karena bobot nya yang tinggi, inflasi kelompok ini memberikan andil inflasi sebesar 2,23%. Perkemba ngan perbankan di Triwulan IV-2014 masih menunjukkan peningkatan.

ASESMEN PERBANKAN, STABILITAS SISTEM KEUANGAN, DAN SISTEM PEMBAYARAN

Perkembangan perbankan di Triwulan IV-2014 masih menunjukkan peningkatan. Hal ini tercermin dari beberapa indikator utama kinerja perbankan di Provinsi Aceh yang masih tumbuh positif serta beberapa rasio keuangan yang masih baik antara lain Loan to Deposit Ratio (LDR) yang masih tinggi. Namun demikian hal tersebut juga diiringi dengan kewaspadaan dari sisi Non Performing Loans (NPL) / Non Performing Funding (NPF) yang meskipun menurun, masih mendekati level batas 5% pada perbankan konvensional, bahkan di atas 5% untuk perbankan syariah. Total aset perbankan di Provinsi Aceh pada Triwulan IV-2014 mencapai Rp42,21 triliun. Secara tahunan meningkat sebesar 10,75 % (yoy) dibandingkan Triwulan III-2014 yang tumbuh sebesar 7,9% (yoy). Proporsi penyaluran kredit oleh perbankan konvensional pada triwulan laporan mencapai Rp25,23 triliun atau tumbuh sebesar 12,26% (yoy), kondisi tersebut meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 4,66% (yoy). Di sisi lain, pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah cenderung sedikit melambat, yakni sebesar Rp 3,05 triliun atau tumbuh sebesar 2,77% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih tumbuh sebesar 3,25% (yoy).

Kinerja sistem pembayaran non tunai pada Triwulan IV-2014 cukup memadai dalam mendukung kegiatan perekonomian di Aceh, meskipun transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) maupun Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) baik secara nominal maupun volume mengalami penurunan sesuai dengan siklusnya. Sementara itu, perkembangan aliran uang kartal di Aceh pada Triwulan IV-2014 mengalami net outflow Rp533,46 miliar, sama dengan kondisi pada Triwulan III-2014 yang juga mengalami net outflow sebesar Rp962,92 miliar

Tingkat pengangguran menurun searah

ASESMEN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Aceh mengalami penurunan. Tingkat partisipasi angkatan kerja provinsi Aceh menurun dari 65,32% per Februari 2014 menjadi 63,06% per Agustus

(13)

dan di daerah perkotaan sebesar 0,4%. Penurunan tersebut juga didukung dengan telah direalisasikannya anggaran pemerintah daerah Provinsi Aceh.

Realisasi keuangan dan fisik APBA pada triwulan IV 2014 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2013

ASESMEN KEUANGAN DAERAH

Nilai APBA 2014 adalah sebesar Rp. 13,37 triliun, atau meningkat 7,9% dibanding pagu APBA 2013 yang sebesar Rp. 12,39 triliyun. Realisasi anggaran pada triwulan IV-2014 sudah memenuhi angka rencana awal baik dari sisi realisasi keuangan maupun realisasi fisik. Berdasarkan grafik 5.1, rencana keuangan dan fisik APBA pada Desember 2014 atau triwulan IV masing-masing adalah sebesar 93% dan 100%. Kedua rencana tersebut telah dapat dipenuhi hingga akhir Triwulan IV tahun 2014. Deviasi antara rencana dan realisasi baik dari sisi keuangan maupun fisik adalah 0% (nol persen). Kondisi tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang masih memiliki standard deviasi sebesar 13% (Untuk Realisasi Keuangan) dan 10% (Realisasi Fisik). Jika dibandingkan dengan realisasi pada tahun sebelumnya, angka serapan pada tahun ini menunjukkan adanya peningkatan di mana pada tahun sebelumnya angka penyerapan anggaran keuangan mencapai 92% sedangkan pada tahun ini sudah mencapai 93%.

Pertumbu han ekonomi triwulan I 2015 diperkirakan tumbuh meningkat. Inflasi diperkirakan akan menunjukkan tren penurunan PROSPEK PEREKONOMIAN

Perekonomian Aceh pada triwulan I 2015 diperkirakan tumbuh sebesar 1,93%-2,93%. Dari segi Pengeluaran, konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat akibat perayaan hari raya Maulid Nabi Muhammad SAW dan libur Imlek. Rute penerbangan baru yang dibuka pada awal tahun 2015, yaitu tujuan Sabang, Nagan Raya dan Lhokseumawe diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan konsumsi masyarakat. Pembukaan rute tersebut direncanakan dimulai pada awal Februari 2015 dari Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara.

Dari sisi penawaran, sektor yang diperkirakan akan terus tumbuh sejalan dengan peningkatan konsumsi rumah tangga dan peningkatan kunjungan wisatawan ke Aceh adalah sektor Perdagangan Besar dan Eceran yang juga merupakan salah satu sektor dengan share terbesar pada perekonomian Aceh. Seiring dengan tren peningkatan luas lahan pertanian dan musim panen beras yang jatuh pada bulan Maret 2015, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan diproyeksikan mengalami peningkatan. Pada tahun 2014, luas tanam padi Aceh mencapai 456.673 hektar, dengan total luas panen mencapai 447.050 hektar dan pada tahun 2015, Pemerintah Provinsi Aceh menargetkan pertumbuhan hingga mencapai 567.000 hektar, dan proyeksi luas panen mencapai 540.000 hektar untuk mencapai target produksi padi 2,7 juta ton pertahun.

Laju inflasi Aceh pada triwulan laporan yaitu 8,09% berada di atas proyeksi yaitu sebesar 4,3 – 5,3%. Inflasi yang terjadi sepanjang bulan pada triwulan IV 2014 banyak dipengaruhi oleh tekanan dari komoditas volatile foods akibat bencana longsor & banjir yang menurunkan produksi produk pertanian & membatasi akses supply barang dari daerah lain, serta komoditas administered price sebagai imbas dari kenaikan harga BBM dan LPG. Pada triwulan I tahun 2015 inflasi Aceh diperkirakan berada pada tren menurun pada level antara 7,3% - 8,3% (yoy). Tekanan diperkirakan masih akan bersumber dari inflasi kelompok volatile food dan core. Tekanan ke bawah diperkirakan terjadi pada inflasi administred price khususnya kelompok Bahan Bakar.

(14)

Kondisi Makroekonomi 

Provinsi Aceh 

 

(15)

14 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

Mulai pada periode triwulan IV-2014, Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan

perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB) dengan menggunakan tahun dasar 2010 berbasis System National Account (SNA) 2008 dengan menyertakan 17 jenis sektor

lapangan usaha. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung PDB

menggunakan tahun dasar 2000 dengan 9 jenis sektor lapangan usaha. Sebagai dampak dari perubahan tahun dasar dan adopsi SNA 2008, perekonomian aceh mengalami kenaikan sebesar 28,30% (Box 1).

Pertumbuhan ekonomi Aceh (dengan migas) pada triwulan IV tahun 2014 sebesar

0,59%, mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 2,65%(yoy). Sementara pertumbuhan ekonomi Aceh (tanpa migas) juga tumbuh sedikit melambat dari 2,69% (yoy) pada triwulan IV 2013 menjadi 2,68% pada triwulan laporan.

Kinerja sektor pertambangan dan industri pengolahan yang terkontraksi cukup dalam

menjadi pemicu utama melambatnya pertumbuhan Aceh pada triwulan laporan. Sektor tersebut mengalami kontraksi masing-masing sebesar -14,95% dan -15,64%. Sementara itu, sektor yang mengalami peningkatan adalah sektor Perdagangan, hotel dan restoran (PHR), bangunan, dan Jasa-jasa. Dari sisi penerimaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi triwulan laporan dipicu oleh perlambatan konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor serta tingginya pertumbuhan impor. Hanya konsumsi rumah tangga yang mengalami peningkatan pertumbuhan.

1.1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DARI SISI PENAWARAN

Sepanjang tahun 2014, pertumbuhan ekonomi sektoral dengan migas Provinsi Aceh tumbuh sebesar 1,65% atau melambat dibandingkan dengan tahun 2013 yang tumbuh sebesar 2,83%. Pada triwulan IV tahun 2014, perekonomian Aceh tumbuh sebesar 0,59%(yoy), melambat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tumbuh 3,7% (yoy) (Grafik 1.1)

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan laporan terutama dipicu oleh terkontraksinya kinerja 2 sektor penyumbang pertumbuhan utama aceh, yaitu sektor pertambangan & penggalian yang terkontraksi sebesar -14,95% (yoy) dan industri pengolahan yang tumbuh negatif sebesar -15,64% (yoy). Ditengah perlambatan perekonomian, sektor pengadaan listrik dan gas tetap mengalami pertumbuhan sebesar 17,0% (yoy) diikuti oleh sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan JSW sebesar 10,26% (yoy) dan sektor jasa pendidikan sebesar 7,47% (yoy).

Sektor yang memberikan andil paling besar dalam perlambatan ekonomi Aceh sepanjang tahun 2014 adalah sektor industri pengolahan dan pertambangan yang mengalami kontraksi pertumbuhan. Sektor industri pengolahan dan pertambangan & penggalian memberikan kontribusi negatif terhadap ekonomi Aceh masing-masing sebesar -0,51% (yoy) dan -1,12% (yoy). Adapun sektor yang memberikan kontribusi paling besar dalam menahan laju kontraksi ekonomi sepanjang tahun 2014 adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi sebesar 0,61% serta sektor perdagangan besar & eceran, reparasi mobil & sepeda motor sebesar 0,56%. Meskipun demikian jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun sebelumnya, pertumbuhan pada sektor tersebut mengalami perlambatan (Pada Tabel 1.1 dan Grafik 1.2)

(16)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014 15

Grafik 1.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Aceh Dengan Migas

Grafik 1.2. Kontribusi Pertumbuhan Sektor-Sektor Ekonomi Aceh Tahun 2014 (yoy(%)

Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh

Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Provinsi Aceh (Rp Miliar)

LAPANGAN USAHA 2012 2013

2014 Growth qtq (%) Growth yoy (%) I II III IV 2014 III-14 IV-14 IV-14 2014

1.

PERTANIAN, KEHUTANAN, & PERIKANAN

27.685 28.989 7.165 7.524 7.789 7.191 29.669 3,51 (7,67) 2,46 2,35 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 14.890 14.197 3.430 3.363 3.201 2.952 12.946 (4,82) (7,80) (14,95) (8,81) 3. INDUSTRI

PENGOLAHAN 9.282 8.799 2.184 2.206 2.067 1.768 8.224 (6,31) (14,43) (15,64) (6,53) 4. PENGADAAN LISTRIK, GAS 130 136 33 36 35 40 145 (0,69) 13,85 17,00 6,50 5. PENGADAAN AIR 29 30 8 8 8 8 32 1,14 (0,10) 3,21 4,65 6. KONSTRUKSI 9.265 9.852 2.542 2.557 2.617 2.679 10.396 2,33 2,40 3,90 5,52 7.

PERDAGANGAN BESAR & ECERAN, & REPARASI MOBIL & SEPEDA MOTOR 15.533 16.402 4.101 4.237 4.398 4.288 17.024 3,80 (2,49) 3,22 3,79 8. TRANSPORTASI & PERGUDANGAN 8.166 8.521 2.108 2.129 2.195 2.333 8.764 3,11 6,31 7,15 2,86 9. PENYEDIAAN AKOMODASI & MAKAN MINUM 1.060 1.125 290 297 303 306 1.196 1,87 1,24 5,62 6,35 10. INFORMASI & KOMUNIKASI 3.658 3.865 1.000 1.024 1.038 1.050 4.112 1,30 1,19 6,08 6,40 11. JASA KEUANGAN 1.621 1.727 427 439 439 447 1.753 0,04 1,74 1,75 1,46 12. REAL ESTATE 3.445 3.628 949 967 989 1.001 3.906 2,30 1,21 6,80 7,67 13. JASA PERUSAHAAN 593 617 162 168 170 170 671 1,12 0,22 8,49 8,68 14. ADM PEMERINTAHAN, PERTAHANAN & JAMSOS WAJIB 7.695 7.921 2.067 2.023 2.145 2.252 8.487 6,03 5,02 10,26 7,15 15. JASA PENDIDIKAN 2.109 2.202 548 550 570 640 2.307 3,61 12,38 7,47 4,80 16. JASA KESEHATAN & KEGIATAN SOSIAL 2.515 2.683 689 711 698 729 2.828 (1,86) 4,43 1,06 5,40 17. JASA LAINNYA 1.240 1.299 336 343 347 351 1.376 1,09 1,27 6,08 5,94

PDRB 108.915 111.992 28.040 28.582 29.007 28.208 113.836 1,49 (2,75) 0,59 1,65

Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh

SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN & PERIKANAN

Sepanjang tahun 2014, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh sebesar 2,35% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 4,7% (yoy), sedangkan pada triwulan IV-2014 sektor pertanian tumbuh sebesar 2,46% (yoy) (Grafik 1.3). Perlambatan pertumbuhan sektor pertanian sangat berpengaruh melambatnya ekonomi Aceh karena share yang dimiliki oleh sektor pertanian terhadap ekonomi Aceh masih cukup tinggi yaitu sebesar 26,1%.

2,3 -8,8 -6,5 6,5 4,6 5,5 3,8 2,9 6,4 6,4 1,5 7,7 8,7 7,1 4,8 5,4 5,9 0,61 -1,12-0,51 0,010,00 0,49 0,56 0,22 0,060,22 0,02 0,25 0,050,51 0,09 0,13 0,07 -10,0 -8,0 -6,0 -4,0 -2,0 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 YoY2014 Kontribusi2014

1. Pertanian, Kehutanan, & Perikanan

2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Pengadaan Listrik, Gas

7. Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Kendaraan 8. Transportasi & Pergudangan 9. Penyediaan Akomodasi & Makan Minum 10.Informasi & Komunikasi 11.Jasa Keuangan 12.Real Estate

13.Jasa Perusahaan 14.Adm Pemerintahan, Pertahanan & Jamsos Wajib 15.Jasa Pendidikan 16.Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 17.Jasa Lainnya Keterangan: 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 2010 2011 2012 2013 2014 Rp Miliyar PRDB dg migas PDRB tanpa Migas yoy PDRB dg migas yoy PDRB tanpa migas

(17)

16 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

Grafik 1.3. Pertumbuhan Sektor Pertanian Grafik 1.4. Share dan Kontribusi Sektor Pertanian

Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh

Perlambatan pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan IV-2014 disebabkan oleh bencana banjir yang melanda sembilan kabupaten/kota di Provinsi Aceh yang telah menyebabkan perekonomian masyarakat lumpuh. Banjir telah mengakibatkan ribuan warga mengungsi, ribuan hektare lahan pertanian dan perkebunan tergenang, serta menyebabkan transportasi terhambat karena jalan tergenang. Sembilan kabupaten/kota tersebut adalah Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Bireun, Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh selatan dan Kota Banda Aceh. Ketinggian genangan air rata-rata 1-2 meter. Banjir paling parah terjadi di Aceh Timur dan Aceh Tamiang. Di Aceh Timur, banjir melanda 20 dari 25 kecamatan, sedangkan banjir di Aceh Tamiang melanda 7 dari 12 Kecamatan.

Di Aceh Tamiang, berdasarkan data yang dihimpun oleh Kadistan dan Peternakan, seluas 1.340 hektare tanaman Padi dan kedelai mengalami puso (gagal panen) karena sebagian besar lahan pertanian terendam. Luas tanaman Padi di Aceh Tamiang pada musin tanam tahun 2014 mencapai 12.879 hektare. Luas tanaman Padi yang yang terendam mencapai 4.468 hektare. Untuk tanaman Padi 30 persen setara dengan 1.340 hektare di pastikan gagal panen. Tanaman Padi yang yang terendam banjir tersebar di 11 Kecamatan. Sementara itu tanaman Kedelai 40 hektare (yang merupakan Penangkaran Kedelai) kerjasama antara Pemda Tamiang dengan PT Sangyang Seri dipastikan gagal panen karena sudah terendam banjir berhari-hari. PT Sangyang Seri adalah perusahaan pemasok benih nasional yang akan membeli benih kedelai dari penangkar di Aceh Tamiang. Lahan Sawit yang tergenang air banjir mencapai 300-400 hektare, dan 300 hektare lahan Karet dan 100 hektare Lahan Kakao tergenangi Air. Tanaman di lahan-lahan tersebut terancam rusak, bahkan mati, karena terendam air sejak beberapa hari.

Perkiraan Dinas Pertanian, kerugian akibat banjir di Aceh Tamiang diperkirakan sebesar Rp 13 miliar. Dengan asumsi 1 hektar sawah menghasilkan sekitar 4,5 Ton gabah kering, dengan harga Rp 3000-Rp4000 per kilo gram. Apabila sawah yang terendam 1000 hektare sawah yang puso, maka kerugian mencapai Rp 13,5 miliar – Rp 18 miliar. Perhitungan ini diluar kerugian akibat tergenangnya sawit, karet dan Kakao.

Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh Utara, ribuan ha (12.174 ha) tambak di sembilan kecamatan dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara (Kecamatan Dewantara, Muara Batu, Lapang, Tanah Pasir, Syamtalira Aron, Samudera, Lhoksukon, Baktya Barat, Baktya, Seunuddon, Tanah Jambo Aye, dan Kecamatan Syamtalira Bayu), tenggelam akibat dilanda banjir dengan ketinggian rata-rata 1 - 1,5 meter. Akibatnya, udang dan ikan keluar dari areal tambak ke saluran pembuangan. Petani tambak diperkirakan mengalami kerugian mencapai lebih dari Rp200 miliar karena gagal panen.

Kerusakan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan utama (Jembatan Pulo Rungkom Aceh Utara) akibat banjir diprediksikan mencapai Rp 30 Miliar, selain merusak merusak jembatan, banjir juga merusak tanggul (tanggul Krueng (sungai) Pase di Gampong Alue Ngoem, Kec.n Nibong, tanggul di Sungai Krueng Pase di

0 1 2 3 4 5 23.000 24.000 25.000 26.000 27.000 28.000 29.000 30.000 2010 2011 2012 2013 2014 % Rp Miliyar

Pertanian, Kehutanan, & Perikanan Yoy Pertanian, Kehutanan, & Perikanan

0,33 0,83 1,00 1,22 0,61 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 1,4 24,6% 24,8% 25,0% 25,2% 25,4% 25,6% 25,8% 26,0% 26,2% 2010 2011 2012 2013 2014 % Share terhadap PDRB

(18)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014 17

Gampong Tanjong Awe), dan gorong-gorong. Jembatan yang putus dan jalan yang rusak membuat jalur lalu lintas transportasi masyarakat terhambat sehingga aktivitas ekonomi mereka juga terhambat.

Tabel 1.2 Produksi Padi Provinsi Aceh

Sumber : BPS Provinsi Aceh

Belum membaiknya kinerja sektor pertanian hingga triwulan IV 2014 ini semakin mengkonfirmasi pendapat Dinas Pertanian Provinsi Aceh yang menyatakan bahwa produksi gabah pada tahun 2014 akan mengalami penurunan sebesar 1,9% jika dibandingkan dengan tahun 2013. Angka ramalan (ARAM) II yang dikeluarkan oleh BPS Aceh juga menunjukan adanya penuruan produksi padi tahun 2014 sebesar -3,57% dari tahun 2013. Perlambatan pertumbuhan sektor pertanian juga

tercermin dari perlambatan kredit yang disalurkan perbankan berdasarkan lokasi proyek untuk sektor pertanian. Sepanjang tahun 2014, kredit sektor pertanian provinsi Aceh mengalami pertumbuhan sebesar 64,42% (yoy), melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh hingga 124,94% (yoy). Pada triwulan laporan, kredit sektor pertanian berdasarkan lokasi proyek mencapai Rp. 1,4 Triliun dan merupakan posisi tertinggi dari sejak tahun 2012, namun mengalami perlambatan pertumbuhan dari 113,67% (yoy) pada triwulan yang sama tahun sebelumnya menjadi 62,7% (yoy) pada triwulan laporan.

SEKTOR PERDAGANGAN BESAR & ECERAN, & REPARASI MOBIL & SEPEDA MOTOR

Kinerja sektor Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda Motor belum dapat mengangkat pertumbuhan Aceh karena mengalami perlambatan. Sepanjang tahun 2014, sektor ini tumbuh sebesar 3,79% (yoy) melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh hingga mencapai 5,6%. Pada triwulan IV 2014, sektor Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda Motor tumbuh sebesar 3,22% (yoy). Dengan share sebesar 15%, kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh mencapai 0,56% menjadikannya sektor dengan kontribusi tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi aceh tahun 2014.

Grafik 1.5. Perkembangan Kredit Sektor Pertanian

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah 0 1 1 2 2 3 3 200 400 600 800 1.000 1.200 1.400 1.600 I II III IV I II III IV 2013 2014 % B il li o n s

(19)

18 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

Grafik 1.6. Pertumbuhan Sektor Perdagangan Grafik 1.7. Share dan Kontribusi Sektor Perdagangan

Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh

Perlambatan pertumbuhan sektor Perdagangan Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda Motor juga sejalan dengan perkembangan kredit perbankan berdasarkan lokasi proyek pada sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR) yang cenderung melambat. Pertumbuhan pembiayaan yang diberikan bank pada sektor PHR mengalami perlambatan dari sebelumnya sebesar 20,08%(yoy) pada tahun 2013 menjadi 10.83%(yoy) pada tahun 2014. Sedangkan pada periode triwulan IV 2014, kredit PHR mengalami pertumbuhan sebesar 13,6% (yoy), menurun dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 20,4% (yoy).

Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Provinsi Aceh turut mengkonfirmasi perlambatan pertumbuhan Sektor PHR yang ditunjukan lewat Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sektor PHR triwulan IV 2014 sebesar 0,28%, menurun dibanding SBT periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,6%.

Grafik 1.8. Perkembangan Kredit PHR Grafik 1.9. Realiasi Ekonomi Sektor PHR

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber : SKDU KPwBI Prov. Aceh

SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

Pada tahun 2014, sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh. Sepanjang tahun 2014, sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan sebesar -8,81% (yoy) dengan kontibusi terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh sebesar -1,12% dan pada triwulan IV-2014 mengalami penurunan sebesar -14,95% (yoy).

0 0 0 0 0 0 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 I II III IV I II III IV 2013 2014 %

Rp Miliyar Perdagangan yoy_perdagangan

-1,0 -0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2010 2011 2012 2013 2014 0 2 4 6 8 0 5000 10000 15000 20000 2010 2011 2012 2013 2014 % Rp Miliyar

Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda Motor

Yoy Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda Motor

0,18 0,46 0,55 0,80 0,56 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 12,5% 13,0% 13,5% 14,0% 14,5% 15,0% 15,5% 2010 2011 2012 2013 2014 % Share terhadap PDRB

(20)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014 19

Grafik 1.10. Pertumbuhan Sektor Pertambangan – Penggalian

Grafik 1.11. Share dan Kontribusi Sektor Pertambangan –Penggalian

Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh

Sektor pertambangan telah mengalami penurunan kinerja sejak tahun 2012, namun pada triwulan laporan juga penurunan kinerja sektor ini dipicu oleh berakhirnya penjualan gas PT. Arun LNG pada minggu kedua Oktober 2014. ExxonMobil saat ini masih melakukan eksploitasi gas NSO dan kondesat hingga tahun 2018. Namun PT. Arun masih belum dapat kepastian tentang pengolahan gas dan kondesat karena menunggu keputusan dari Pertamina. Lebih lanjut, PT. Arun juga belum tahu apakah pengolahannya dalam bentuk gas biasa atau masih dalam bentuk LNG dan apakah di jual dalam negeri / luar negeri

Menindaklanjuti selesainya kontrak kerja PT. Arun untuk mengekspor gas, pemerintah pusat telah menyetujui dan menjalankan proyek pipa Arun dan regasifikasi (proyek terminal gas untuk industri dan rumah tangga) yang awalnya direncanakan akan dilakukan di Belawan. Proyek dimaksud dilaksanakan oleh PT. Pertamina Gas (Pertagas), anak usaha PT. Pertamina (Persero). pemasangan pipa gas arun dari Aceh ke Belawan Sumatera Utara memiliki target pemasangan pipa sepanjang 370 km. proyek ini pada awalnya direncanakan akan selesai pada bulan Oktober 2014. Namun demikian, Proyek regasifikasi dan kerjasama penjualan gas untuk PLN harus diundur dari jadwal yang direncanakan semula pada awal Oktober 2014 menjadi Desember 2014 dan kemudian diundur kembali menjadi awal Januari 2015 dan kembali diundur sampai dengan waktu yang belum ditentukan.

Kontraksi sektor pertambangan dan penggalian juga dikonfirmasi oleh indikator perkembangan kredit perbankan berdasarkan lokasi proyek. Kredit sektor pertambangan & penggalian berdasarkan lokasi proyek menunjukan pertumbuhan negatif, dari sebelumnya sebesar 9,49%(yoy) pada tahun 2013 menjadi -5,49%(yoy) pada tahun 2014. Sedangkan pada triwulan laporan, kredit pertambangan & penggalian terkontraksi

sebesar -12,9% (yoy), menurun

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar -7,2% (yoy). -10 -8 -6 -4 -2 0 5.000 10.000 15.000 20.000 2010 2011 2012 2013 2014 % Rp Miliyar

Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda Motor

Yoy Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda Motor

0,20 0,48 0,52 -0,62 -1,12 -1,2 -1,0 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0,0 0,2 0,4 0,6 0,0% 2,0% 4,0% 6,0% 8,0% 10,0% 12,0% 14,0% 16,0% 18,0% 2010 2011 2012 2013 2014 % Share terhadap PDRB

Kontribusi Terhadap Pertumbuhan

Grafik 1.12. Perkembangan Kredit Sektor Pertambangan & Penggalian

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

-1 -1 0 1 1 2 2 5 10 15 20 25 30 35 40 I II III IV I II III IV 2013 2014 % B il li o n s

(21)

20 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

Grafik 1.13. Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Grafik 1.14. Kontribusi Sektor Industri Pengolahan

Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh

Pada periode laporan, kinerja sektor industri pengolahan mengalami penurunan yang signifikan. Sepanjang tahun 2014, sektor Industri pengolahan turun lebih dalam dibandingkan dengan tahun sebelumnya dari -0,05% menjadi -6,53%(yoy). Sektor Industri pengolahan pada tahun 2014 adalah menyumbang kontraksi sebesar -0,51% terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh.

Berakhirnya penjualan gas Penjualan PT. Arun NGL berdampak pada kinerja industri pengolahan lainya seperti industri pupuk dan kertas. Beberapa perusahaan pupuk di provinsi Aceh pada triwulan laporan tidak dapat beroperasi optimal karena keterbatasan pasokan dari wilayah Provinsi Aceh dan mahalnya harga gas dari luar daerah. Mahalnya harga gas juga telah menyebabkan produksi pupuk terbatasi sehingga nilai penjualan pupuk hingga saat ini masih didukung oleh subsidi pemerintah.

Penurunan kinerja sektor industri pengolahan akibat kelangkaan gas, diharapkan dapat diantisipasi melalui proyek Arun LNG Receiving, Hub & Regasification Terminal yang direncanakan untuk dapat memberikan prioritas penyediaan gas untuk industri. Namin demikian Proyek regasifikasi harus diundur dari jadwal yang direncanakan semula pada awal Desember 2014 menjadi awal Januari 2015, namun demikian hingga akhir bulan Februari 2015, proyek regasifikasi masih belum dapat direalisasikan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah dan Stakeholders di Aceh harus dapat segera membuat blue print rencana strategis untuk dapat mendorong perekonomian di Aceh pasca penghentian penjualan gas PT. Arun LNG yang mengakibatkan perlambatan ekonomi dan berimbas pada sektor industri pengolahan.

Sejalan dengan kinerja sektor ekonominya, penyaluran kredit pada sektor industri pengolahahan juga tercatat mengalami penurunan yang signifikan. Kinerja penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek ke sektor industri pengolahan sepanjang tahun 2014 mengalami kontraksi sebesar -11,01% (yoy), sedangkan pada tahun sebelumnya masih tumbuh sebesar 81,20. Pada triwulan laporan penyaluran kredit perbankan pada sektor Industri mengalami penurunan hingga -25,06% (yoy), lebih rendah dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar -34,9% (yoy).

Hasil Survei Bank Indonesia Aceh terkait dengan dunai usaha (SKDU) juga menunjukan adanya penurunan saldo bersih tertimbang (SBT) secara tajam, dari sebelumnya sebesar 0,01% pada triwulan IV 2013 menjadi sebesar –1,74% pada tahun 2014.

-20 -15 -10 -5 0 5 7.500 8.000 8.500 9.000 9.500 2010 2011 2012 2013 2014 % Rp Miliyar Industri Pengolahan Yoy Industri Pengolahan

0,11 0,28 0,33 -0,45 -0,51 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,0% 1,0% 2,0% 3,0% 4,0% 5,0% 6,0% 7,0% 8,0% 9,0% 10,0% 2010 2011 2012 2013 2014 % Share terhadap PDRB

(22)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014 21

Grafik 1.15. Perkembangan Kredit Sektor industri Pengolahan

Grafik 1.16. RealiasiEkonomi Sektor Industri Pengolahan

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber : SKDU KPwBI Prov. Aceh

1.2 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DARI SISI PERMINTAAN

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Aceh

Sektor 2013 2014

qtq yoy

I II III IV I II III IV Tw-III-14 Tw-VI-14 Tw-III-14 Tw-IV-14

Konsumsi Rumah Tangga 15,162 15,259 15,536 15,595 15,635 15,761 16,112 16,251 2.23 0.86 3.71 4.20 Konsumsi LNPRT 456 455 470 520 562 583 569 570 (2.33) 0.16 21.13 9.58 Konsumsi Pemerintah 4,144 4,783 5,461 7,625 4,755 5,143 5,635 7,776 9.57 37.99 3.19 1.98 Pembentukan Modal Tetap Bruto 7,732 8,046 8,308 8,650 8,477 8,476 8,822 9,086 4.08 3.00 6.18 5.04 Ekspor Barang dan Jasa 13,014 13,461 13,874 12,741 13,117 13,562 13,802 12,595 1.8 -8.7 -0.5 -1.1 Impor Barang dan Jasa 13,205 14,334 15,386 17,240 14,506 14,943 15,933 18,070 6.63 13.41 3.56 4.82

PDRB 27,328 27,693 28,268 27,899 28,040 28,582 29,007 28,208 1.49 -2.75 1.33 0.59

Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh

Perlambatan ekonomi Aceh dari sisi permintaan disebabkan oleh besarnya pertumbuhan komponen impor. Komponen impor yang tumbuh 4,82% memberikan kontribusi perlambatan PDRB Aceh sebesar -3,09%. Selain itu, kinerja ekspor Aceh juga belum menunjukan pertumbuhan yang positif dan kontraksi sebesar -1,15% dan memberikan kontribusi terhadap perlambatan PDRB Aceh sebesar -0,51% (Tabel 1.3 dan Grafik 1.18). Konsumsi pemerintah dan Pembentukan Modal Bruto (PMTB) juga tercatat mengalami perlambatan dengan tumbuh masing-masing 1,98% dan 5,04%. Perlambatan konsumsi pemerintah dan investasi memberikan kontribusi positif terhadap PDRB Aceh masing-masing sebesar 0,55% dan 1,62%. Sementara itu,

-1 0 1 1 2 500 1.000 1.500 2.000 2.500 I II III IV I II III IV 2013 2014 %

Rp Miliyar Pengolahan yoy_pengolahan

-2,0 -1,5 -1,0 -0,5 0,0 0,5 1,0 1,5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2010 2011 2012 2013 2014

SKDU

Grafik 1.17. Laju Pertumbuhan PDRB dari Sisi Permintaan (yoy(%))

Sumber : BPS Provinsi Aceh

4,20 9,58 1,98 5,04 -1,15 4,82 2,42 0,19 0,55 1,62 -0,51 3,09 -2,00 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 K o n su m si R u m ah Ta n gg a K o n su m si LN P R T K o n su m si P e m e rin ta h P e m b e n tu ka n M o d al Te ta p B ru to Ek sp o r B ar an g d an Ja sa Im p o r B ar an g d an Ja sa % yoy Kontribusi

(23)

22 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

konsumsi rumah tangga merupakan komponen yang satu-satunya mengalami peningkatan pertumbuhan. Konsumsi pemerintah tumbuh 4.40% (yoy) dan memebrikan kontribusi pertumbuhan sebesar 2,42%. (Tabel 1.3 dan Grafik 1.18).

KONSUMSI

Pada triwulan laporan, pertumbuhan tahunan konsumsi rumah tangga dan pemerintah mengalami laju yang berbeda. Konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan pertumbuhan dari 3,71% (yoy) triwulan lalu menjadi 4,20% (yoy) pada triwulan laporan. Sementara itu, konsumsi pemerintah mengalami perlambatan pertumbuhan dari 3,19% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 1,98% (yoy) pada triwulan IV 2014. Namun, secara triwulanan konsumsi rumah tangga dan pemerintah mengalami kondisi sebaliknya. Konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan pertumbuhan dari 2,23% (qtq) triwulan lalu menjadi 0,86% (qtq) pada triwulan laporan. Sementara itu, konsumsi pemerintah mengalami peningkatan pertumbuhan dari 9,57% (qtq) pada triwulan lalu menjadi 37,99% (qtq) pada triwulan IV 2014 (Tabel 1.22 dan Tabel 1.23).

Grafik 1.18. Perkembangan Konsumsi Rumah Tangga Grafik 1.19. Perkembangan Konsumsi Pemerintah

Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh

Konsumsi rumah tangga memiliki pangsa sebesar 58% dari total PDRB Aceh. Peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2014 dipicu oleh kegiatan akhir tahun yang bersifat occasional seperti liburan dan kegiatan akhir tahun. Hal ini terkonfirmasi dari besarnya andil konsumsi makanan dan juga transportasi terhadap peningkatan konsumsi rumah tangga. Naiknya harga BBM jenis premium dan solar pada periode laporan ternyata tidak berpengaruh terhadap peningkatan pada konsumsi transportasi. Sementara itu, besarnya pangsa konsumsi makanan dan minuman juga memiliki masalah tersendiri. Terbatasnya bahan makanan bagi masyarakat membuat pasar akan melakukan pemenuhan kebutuhan melalui impor dari daerah lain. Hal ini terkonfirmasi dari besar nya impor Aceh pada triwulan laporan sebesar 62% terhadap total PDRB. Impor merupakan komponen yang mengurangi besar PDRB di suatu daerah. Ketergantungan Aceh terhadap barang dan jasa dari luar Aceh yang besar tidak dianggap sebagai peningkatan ekonomi. Oleh karena itu sangat penting untuk dapat membatasi jumlah impor namun diiringi dengan peningkatan produksi lokal. Konsumsi rumah tangga yang meningkat dan juga dengan pangsa yang besar tidak dapat menjadi kontributor yang optimal terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh dengan status impor yang juga tumbuh tinggi dan memiliki pangsa yang juga sangat besar.

Konsumsi pemerintah memiliki pangsa sebesar 27% dari total PDRB Aceh pada periode laporan. Pada triwulan laporan konsumsi pemerintah mengalami perlambatan secara tahunan namun mengalami peningkatan secara triwulan. Konsumsi pemerintah dikeluarkan untuk belanja pegawai (upah dan gaji), belanja sosial dan belanja barang dan jasa. Tingginya realisasi APBA pada triwulan IV membuat pertumbuhan triwulanan konsumsi

3,12 3,29 3,71 4,20 0,64 1,82 0,38 0,26 0,80 2,23 0,86 14,50 15,00 15,50 16,00 16,50 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 I II III IV I II III IV 2013 2014 Rp triliun

% Konsumsi Rumah Tangga

Pertumbuhan (yoy%) Pertumbuhan (qtq%) 14,74 7,53 3,19 1,98 15,42 14,18 39,62 -37,64 8,16 9,57 37,99 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 -60,00 -40,00 -20,00 0,00 20,00 40,00 60,00 I II III IV I II III IV 2013 2014 Rp triliun % Konsumsi Pemerintah Pertumbuhan (yoy%) Pertumbuhan (qtq%)

(24)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014 23

pemerintah juga sangat tinggi yaitu mencapai 37,99% (qtq). Sementara itu, melambatnya pertumbuhan tahunan konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2014 merupakan konsekuensi dari lebih rendahnya kinerja penyerapan APBA sepanjang tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013.

Peningkatan konsumsi juga tercermin dari meningkatnya pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor untuk keperluan konsumsi. Pembelian kendaraan bermotor yang termasuk dalam aktivitas konsumsi rumah tangga adalah pembelian mobil dan sepeda motor pribadi. Pada triwulan laporan, penjualan kendaraan bermotor tumbuh 30% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 20% (Grafik 1.21). Selain itu, Searah dengan peningkatan penjualan kendaraan bermotor dan juga komponen konsumsi pada PDRB, pertumbuhan kredit konsumsi sebagai salah satu sumber pembiayaan konsumsi masyarakat juga mengalami peningkatan dari 10,4% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 11% (yoy) pada triwulan laporan (Grafik 1.22).

Namun, beberapa indikator tercatat berlawanan dari arah pertumbuhan komponen konsumsi dalam PDRB. konsumsi listrik rumah tangga mengalami perlambatan pertumbuhan dari 8,1% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 5,9% (yoy) pada triwulan laporan (Grafik 1.23). Konsumsi listrik yang tidak sejalan dengan peningkatan konsumsi PDRB merupakan akibat dari adanya kenaikan tarif listrik. Selain itu, indeks keyakinan konsumen juga menunjukan penurunan baik dari triwulan sebelumnya maupun dari tahun sebelumnya.

Grafik 1.22. Konsumsi Listrik Rumah Tangga Grafik 1.23. Indeks Tendensi Konsumen

Sumber : PLN Wilayah Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh

INVESTASI 13,0 16,4 22,5 14,6 -8,8 5,63,9 0,3 15,8 9,3 8,1 5,9 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000

I II III IV I II III IV I II III IV 2012 2013 2014 yoy,% kWh T h o u s a n d s

Kons.listrik Rmh Tangga g_kons.listrik RT

Grafik 1.20. Penjualan Kendaraan Bermotor (Konsumsi) Grafik 1.21. Perkembangan Kredit Konsumsi

Sumber : Dinas Pengelolaan Kekayaan dan Keuangan Aceh, diolah

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah 18,9 10,4 8,0 8,6 2,9 7,8 10,910,1 10,712,510,4 11,0 5 10 15 20 0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000

I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014

% Rp Miliyar

Kredit Konsumsi yoy_kons

20% 30% -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

Unit Kendaraan Bermotor (Konsumsi)

(25)

24 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

Kegiatan investasi di Aceh yang dicerminkan dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan stock. pada triwulan laporan, investasi Aceh mengalami perlambatan dengan pertumbuhan sebesar 4,96% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,13% (yoy). Investasi memiliki pangsa 32% dari total PDRB dan terdiri dari investasi bangunan dan non-bangunan. Investasi bangunan memiliki pangsa lebih besar yaitu sebesar 66% dari total investasi atau 21% dari total PDRB. Sementara itu, investasi non bangunan memiliki pangsa 34% dari total investasi atau 11% dari total PDRB. Perlambatan komponen investasi pada triwulan IV 2014 disebabkan oleh perlambatan pada investasi non-bangunan.

Penurunan investasi tercerrmin dari menurunnya pertumbuhan realisasi investasi Penanaman Modal Asing. Pertumbuhan investasi PMA tercatat jauh lebih rendah dibandingkan dengan PMA periode yang sama di tahun 2013. Pada triwulan IV 2014 PMA mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya di periode yang sama sebesar 37%. Realisasi PMA ini harus dapat diperbaiki pada triwulan mendatang untuk menarik lebih banyak lagi investor asing.

Sementara itu, Penanaman Modal Dalam Negeri pada triwulan laporan mengalami kenaikan yang signifikan. PMDN pada triwulan laporan meningakat 466% % dibandingkan dengan tahun 2013 di periode yang sama. Peningkatan yang signifikan ini merupakan hasil dari upaya Badan Investasi dan Promosi Aceh membentuk satuan kerja untuk menangani permasalahan investor untuk mengejar capaian realisasi investasi tahun 2014 dan melakukan sinergi dengan SKPD sektoral untuk mendata realisasi investasi yang belum tercatat.

Tabel 1.4. Perkembangan Realisasi Investasi PMA (Juta USD) dan PMDN (Miliyar Rp) di Aceh

PMA I-12 II-12 III-12

IV-12 I-13 II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV-14

67.8 3.9 100.1 0.5 40.4 29.4 4 20.4 4.3 11 3.1 12.8

(yoy%) -40.4 653.8 -96.0 3980.0 -89.4 -62.6 -22.5 -37.3

PMDN I-12 II-12 III-12

IV-12 I-13 II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV-14

22 1 0 38 1522 746 746 336 1535.7 1084 590 1901

(yoy%) 6818.2 74500.0 784.2 0.9 45.3 -20.9 465.8

Sumber : www.bkpm.go.id,diolah

Penurunan investasi juga terlihat dari penurunan penjualan unit kendaran bermotor untuk kepentingan investasi. Kendaraan bemotor untuk investasi terdiri dari bus, truck, dan becak motor. Pada triwulan laporan, penjualan kendaraan bermotor untuk investasi ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar -17% (Grafik 1.26). Namun, kredit investasi pada triwulan laporan tercatat mengalami peningkatan. Pada triwulan IV 2014, penyaluran kredit perbankan untuk kredit investasi menguat dari 13,14% menjadi 17,15% (yoy) (Grafik 1.27).

Grafik 1.24. Perkembangan Investasi

Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh 9,26 5,03 6,13 4,96 4,02 3,00 4,15 -2,08 -0,01 4,08 2,99 -4,00 -2,00 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 I II III IV I II III IV 2013 2014

(26)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014 25

Grafik 1.25. Perkembangan Penjualan Kendaraan Bermotor (Inventasi)

Grafik 1.26 .Perkembangan Kredit Investasi

Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Penurunan pertumbuhan investasi pada triwulan laporan tidak berarti bahwa iklim investasi Aceh memburuk. Upaya-upaya terus dilakukan oleh pemerintah Aceh untuk memperbesar investasi yang datang dari domestik maupun asing. Upaya-upaya tersebut antara lain dilakukan oleh Badan Pengusahaan Kawasan Sabang yang secara resmi menerapkan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (KPTSP). Penerapan tersebut akan mempermudah para investor yang ingin masuk ke Sabang. Selain itu, Badan Investasi dan Promosi (BIP) Aceh juga telah mengadakan pertemuan dengan Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Corinne Breuze. Negara Prancis melakukan penjajakan untuk melakukan investasi di Aceh dalam bidang komunikasi, transportasi dan perhotelan. Breuze datang ke Aceh membawa seorang investor bidang tersebut yaitu Jacques Rebaudo dari Velcan Energy untuk infrastruktur, dan Armand Steinmeyer dari Tauzia untuk perhotelan.

Pada triwulan laporan juga telah didakan Rapat Koordinasi dengan Instansi Teknis dan Perangkat Daerah Bidang Penanaman Modal Kabupaten/Kota untuk mengkoordinasikan data perizinan dan realisasi investasi serta untuk mengetahui perkembangan investasi sektoral. Koordinasi dengan instansi terkait maupun Kabupaten/Kota menjadi sesuatu yang harus dilakukan untuk mempercepat realisasi investasi.

EKSPOR IMPOR

Grafik 1.27. Perkembangan Ekspor Aceh Grafik 1.28. Perkembangan Impor

Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh

Pada triwulan IV tahun 2014, kinerja ekspor kembali menunjukan penurunan. Pertumbuhan ekspor Aceh pada periode laporan tercatat mengalami kontraksi -1,15% (yoy) dan -8,74% (qtq). Sementara itu, impor Aceh

8% -17% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0 100 200 300 400 500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

Unit Kendaraan Bermotor (Investasi)

yoy (%) 12,713,5 5,510,3 18,7 61,6 75,5 78,2 74,3 20,4 13,1 17,5 20 40 60 80 100 0 300 600 900 1.200 1.500 1.800 2.100 2.400 2.700

I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 % Rp Miliyar Kredit Investasi yoy_inv 0,79 0,75 -0,52 -1,15 3,44 3,07 -8,17 2,95 3,39 1,77 -8,74 11,50 12,00 12,50 13,00 13,50 14,00 -10,00 -5,00 0,00 5,00 I II III IV I II III IV 2013 2014 Rp triliun %

Ekspor Barang dan Jasa Pertumbuhan (yoy%)

Pertumbuhan (qtq%) 9,85 4,25 3,56 4,82 8,55 7,34 12,05 -15,86 3,01 6,63 13,41 5,00 10,00 15,00 20,00 -20,00 -15,00 -10,00 -5,00 0,00 5,00 10,00 15,00 I II III IV I II III IV 2013 2014 Rp triliun %

Impor Barang dan Jasa Pertumbuhan (yoy%)

(27)

26 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

masih mengalami pertumbuhan sebesar 4,82% (yoy) dan 13,41% (qtq), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,56% (yoy) dan 6,63% (qtq) (Grafik 1.28 dan 1.29).

Ekspor dan impor Aceh terdiri dari ekspor-impor luar negeri dan ekspor-impor antar daerah. Aceh memiliki transaksi perdagangan yang sebagian besar merupakan perdangan antar daerah atau domestik. Secara total, ekspor Aceh memiliki pangsa terhadap total PDRB Aceh sebesar 45% atau mencapai Rp. 12,6 triliun. Ekspor antar daerah mencapai 90% dari nilai tersebut atau sebesar Rp. 11,3 triliun, sedangkan sisanya merupakan ekspor luar negeri (10%; Rp. 1,3 triliun). Sementara itu, impor Aceh secara total memiliki pangsa sebesar 64% dari total PDRB. Impor antar daerah mencapai 98% dari nilai tersebut atau sebesar Rp. 18,1 triliun, sedangkan sisanya merupakan impor luar negeri (10%; Rp. 600 milyar).

Menurunnya ekspor Aceh disebabkan oleh menurunnya ekspor antar daerah. Ekspor antar daerah di Aceh mengalami pertumbuhan negatif sebesar -1,4% (yoy) sehingga memberikan dampak terhadap perlambatan ekonomi Aceh sebesar -0,6% (yoy). Curah hujan yang tinggi di Aceh pada 2-4 November 2014 lalu telah menyebabkan terjadinya banjir dan longsor di beberapa titik di wilayah Aceh. Adanya bencana longsor dan banjir ini membuat terhambatnya distribusi barang dan jasa, khususnya pangan dikarenakan tertimbunnya jalan utama dan fasilitas umum serta rumah masyarakat. Sebagai contoh, longsor di kawasan Gunung Paro dan Gunung Kulu, Kabupaten Aceh Besar, menyebabkan tranportasi menuju Meulaboh, Aceh Barat, sempat terputus. Sedangkan longsor yang melanda Aceh Jaya juga membuat jalan utama penghubung Banda Aceh-Calang-Medan tidak dapat dilalui. Kondisi distribusi barang yang terhambat ini memberikan dampak terhadap ekonomi Aceh terutama pada komponen ekspor antar daerah.

Di sisi lain, impor yang merupakan komponen yang mengurangi total PDRB Aceh mengalami pertumbuhan yang tinggi. Impor yang memberikan andil tinggi dalam pengurangan PDRB Aceh adalah impor antar daerah yang tumbuh 4,8% (yoy) atau memberikan andil sebesar -2,98% (yoy) terhadap perlambatan ekonomi Aceh. Impor antar daerah sangat erat kaitannya dengan konsumsi rumah tangga. Impor yang terjadi merupakan mekanisme ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat. Namun, ketergantungan Aceh terhadap barang dan jasa dari luar Aceh yang besar harus menjadi perhatian karena telah memberikan andil yang besar terhadap perlambatan ekonomi Aceh.

Ekspor dan impor luar negeri Aceh pada triwulan IV 2014 secara nilai masih menunjukan adanya suplus dalam neraca perdagangan (Tabel 1.5). Namun, kondisi ekspor dan impor luar negeri Aceh yang memiliki pangsa terhadap total PDRB sekitar 5% ternyata memberikan andil terhadap perlambatan ekonomi Aceh. Ekspor luar negeri Aceh sebenarnya mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,2% (yoy) dan juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh sebesar 0,05%. Namun, kondisi impor luar negeri yang tumbuh lebih tinggi yaitu sebesar 7,4% (yoy) memberikan andil perlambatan yang lebih besar yaitu sebesar -0,10% (yoy). Oleh karena itu, secara total transaksi luar negeri Aceh memberikan andil dalam perlambatan ekonomi Aceh sebesar -0,05%.

(28)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014 27

Tabel 1.5 Neraca Perdagangan Aceh

Tahun EKSPOR IMPOR Neraca

Volume (kg) Nilai FOB (US$) Volume (kg) Nilai CIF (US$) (US$)

2005 5,307,764,300 2,072,415,260 209,892,008 18,413,990 2,054,001,270 2006 4,224,074,908 2,032,790,547 291,040,358 36,212,118 1,996,578,429 2007 3,573,192,907 1,854,234,711 306,867,119 30,648,443 1,823,586,268 2008 3,386,382,500 2,234,130,664 201,805,346 384,237,289 1,849,893,375 2009 2,742,507,600 1,138,018,862 530,276,500 115,718,094 1,022,300,768 2010 2,390,754,875 1,359,251,711 228,602,933 38,387,804 1,320,863,907 2011 2,240,752,491 1,480,590,754 197,651,940 114,152,861 1,369,437,893 2012 1,725,188,558 1,257,398,628 107,133,765 87,889,375 1,172,079,203 2013 1,486,980,850 962,969,640 41,189,798 11,130,167 951,839,470 Jan-14 69,945,756 1,444,585 15,783,452 5,048,496 (3,603,911) Feb-14 120,683,515 99,471,216 3,454,506 3,335,819 96,135,397 Mar-14 116,172 68,911 15,176,860 5,193,630 (5,124,719) Apr-14 136,358,444 98,424,445 993,013 680,545 97,743,900 Mei-14 60,413,303 50,200,705 32,005,473 3,357,891 46,842,814 Jun-14 85,742,770 73,086,721 34,868,508 4,157,597 68,929,124 Jul-14 55,609,169 49,107,042 7,826,168 1,490,364 47,616,678 Agu-14 60,215,818 49,655,570 17,770,337 2,798,507 46,857,063 Sep-14 19,318,241 16,291,704 10,367,008 2,670,169 13,621,535 Okt-14 60.474.932 45.505.900 11.865.416 2.314.959 43.190.942 Nov-14 43.282.140 22.405.137 11.455.485 5.700.195 16.704.944 Des-14 2.843.091 1.752.541 21.193.283 3.757.768 -2.005.228

Gambar

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Provinsi Aceh (Rp Miliar)
Grafik 1.3. Pertumbuhan Sektor Pertanian  Grafik 1.4. Share dan Kontribusi Sektor Pertanian
Grafik 1.6. Pertumbuhan Sektor Perdagangan  Grafik 1.7. Share dan Kontribusi Sektor  Perdagangan
Grafik 1.13. Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan  Grafik 1.14. Kontribusi Sektor Industri Pengolahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alat ini bekerja dengan baik dengan mengenali E-KTP yang telah terkonfigurasi dalam database, sehingga secara otomatis kunci sepeda motor akan hidup (ON) dan motor dapat

Bagaimana pengaruh sari umbi bawang merah ( Allium cepa L.) terhadap pertumbuhan mikroorganisme dan kadar histamin serta kualitas organoleptik pada ikan kembung

Siklus manajemen SDM/penggajian adalah rangkaian aktivitas bisnis berulang dan Siklus manajemen SDM/penggajian adalah rangkaian aktivitas bisnis berulang

Dengan menggunakan persamaan model seperti diatas ini dan melakukan analisis menggunakan regresi data panel dengan dua uji kelayakan terhadap model tersebut, maka

Pada dasarnya, teknik watermarking adalah nambahkan kode identifikasi secara per- manen ke dalam data digital. Kode identifikasi tersebut dapat berupa teks, gambar, suara, atau

Untuk mengetahui potensi minyak atsiri daun kayu manis sebagai insektisida nabati pada penelitian ini, dilakukan uji aktivitas insektisida yang meliputi uji mortalitas dan

Perawatan kesehatan di rumah yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif