• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abstrak Pengendara. Roda 2. Abraham Partogi Pardamean Tambunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Abstrak Pengendara. Roda 2. Abraham Partogi Pardamean Tambunan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

Abstrak Pengendara

Roda 2

Abraham Partogi Pardamean Tambunan

071511433056

(3)

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(4)

iv

Daftar Isi

PENGANTAR

... v

Pengendara roda dua yang sangat abstrak

... 1

Sejarah perkembangan dan pelanggaran

pelanggaran yang biasa dilakukan

... 1

(5)

v

PENGANTAR

Handbook of Psychology : Personality and Social Psychology, chapter 13 Attitudes in Social Behaviors adalah referensi dari buku ini. Buku bukuan

sederhana ini berisi tentang pengalaman saya berkendara roda 2 selama ini dengan beberapa pengamatan dan percobaan yang pernah saya lakukan. Pengalaman pengalaman tersebut saya hubungkan dengan chapter 13 handbook of psychology

Handbook of Psychology: Personality and Social Psychology, chapter 13 in Attitudes in Social Behaviour are references from this book. The books of this simple book contains about my experience during this two wheel drive with some observations and experiments I have ever done

(6)

1

Pengendara roda dua yang sangat abstrak

Pembahasan tentang suatu individu, baik sikapnya maupun tingkah lakunya, yang dapat ditemui dalam Handbook of Psychology : Personality

and Social Psychology, chapter 13 Attitudes in Social Behaviors. Dalam hal

ini, dapat dikaitkan dengan sikap sikap para pengendara kendaraan bermotor di jalan umum dan beserta hal hal yang behubungan sebab dan akibat yang ditimbulkan

Sejarah perkembangan dan pelanggaran pelanggaran yang

biasa dilakukan

Pada era 90an kebawah , jumlah kendaraan baik pribadi maupun umum jauh lebih sedikit dibanding dengan masa sekarang dan jumlah itu sangat berpengaruh pada ketertiban berlalu lintas. Pada era lama, para pengendara satu sama lain saling memperhatikan, tanda isyarat pada kendaraan berfungsi dengan sangat baik, contohnya bila di klakson, pengendara yang didepannya langsung menyingkir. Begitu juga untuk rambu rambu lalu lintas yang dulu sangat diperhatikan dan berguna sekali perannya dalam menentukan ketertiban di jalan raya. Tetapi itu semua hanya ada pada era lama, dikarenakan jumlah kendaraan bermotor jauh lebih sedikit jumlahnya, begitu juga dengan pengendaranya yang jauh lebih bisa mengontrol emosinya di jalan karena keadaan sekitar yang tidak mendukung untuk berbuat emosi.

Berbeda pada masa kini yang jumlah kendaraan bermotor jauh berlipat lipat banyaknya dibandingkan pada masa lalu. Bayangkan contohnya, dalam satu rumah yang berisikan 4 anggota keluarga memiliki 5 kendaraan, terdiri dari 2 mobil dan 3 motor, tentunya bila itu semua keluar akan membuat jalanan

(7)

2

semakin penuh oleh kendaraan, dan tentunya itu akan mempengaruhi emosi pengendara sekarang yang terbukti jauh lebih mudah untuk emosi. Belum lagi pelanggaran pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara kendaraan bermotor, khususnya roda dua alias motor. Mulai dari piranti keselamatan seperti spion, lampu lampu isyarat, ban, helm dan lain lain. Dan tak jarang bahkan mereka tidak mengetahui cara memfungsikan piranti tersebut dengan baik dan benar sehingga tak jara juga membahayakan keselamat pengendara lain. Kebut kebutan, kecepatan berkendara yang melebihi batas maksimal di jalanan (khususnya jalanan kota) bisa menjadi pemicu maut ketika sedang berkendara. Bukan hanya itu, kadangkala pengendara bahkan tidak mempunyai surat izin mengemudi (driving license), dalam hal ini, tentu orang orang langsung menujukan mata pada anak anak pengguna kendaraan, padahal terkadang banyak orang yang jauh lebih berumur juga belum memilikinya.

Penggunaan sein dan spion yang salah adalah salah satu hal yang sangat sering saya jumpai ketika saya berkendara di dalam kota. Semua ujian/tes yang dilakukan ketika berusaha mendapatkan SIM rupanya tidak diterapkan ketika berkendara di dunia nyata (hal ini semakin memperkuat bahwa SIM tidak ada gunanya bagi para pengendara yang belum memiliki SIM, karena terkadang jauh lebih tertib pengendara yang belum memiliki SIM dibanding yang sudah memiliki SIM). Funsi dali lampu sein adalah memeberitahu pengendara yang ada di sekitarnya kearah mana ia akan berbelok, tetapi pada kenyataannya, hal ini dilakukan justru terbalik, contohnya seorang ibu ibu yang menyalakan sein ke kiri tetapi justu ia berbelok ke kanan, tentunya akan menimbulkan kecelakaan. Lain lagi pada penggunan spion yang memiliki tujuan agar lolos dari razia polisi, dan TIDAK difungsikan sebagai peranti keselamatan, tentunya hal hal ini akan sangat membahayakan pengendara tersebut dang pengendara lain. Bahkan beberapa orang hanya menggunakan spion untuk berkaca, tentunya ini adalah salah satu

(8)

3

contoh kurangnya edukasi tentang fungsi piranti piranti keselamatan pada sebuah kendaraan.

Helm adalah salah satu contoh piranti keselamatan yang harus dimiliki oleh setiap pengendara motor. Bila seorang pengendara beralasan tidak mempunya helm, bisa dipastikan itu bohong karena sekarang setiap pembelian motor pasti mendapatkan helm, belum lagi belum lama ini ada tren penggunan motor keren yang tidak memakai helm karena sibuk pamer wajah (ini paling konyol). Mereka mereka ini adalah contoh orang orng yang minim edukasi akan peranti keselamatan. Ada pepatah bahwa “penyesalan akan selalu datang terlambat. Pada beberapa kasus, para pengendara yang terjatuh, helmnya sampai berbentuk rata karena bergesekan dengan aspal, bagaimana bila tidak menggunakan helm? Tentunya pribadi yang cerdas sudah mngerti jawabannya.

Ketiga adalah penggunaan piranti piranti standara yang menempel pada kendaraan bermotor, contohnya lampu rem yang standarnya berwarna merah. Segelintir orang justru mengganti lampu rem berwarna merah tersebut dengan lampu putih yang seharusnya menjadi lampu utama pada kendaraan tersebut dan ini tentunya sangat membahayakan pengendara yang ada dibelakangnya karena cahaya putih yang memendar dapat menyilaukan pengendara dibelakangnya dan dapat mengakibatkan “buta sesaat” sehingga akibat terparahnya pengemudi hilang konsentrasi dan akhirnya menabrak yang lain. Terkadang pengendara yang menggunakan lampu rem putih ini memancing emosi pengendara yang ada dibelakanngya sehingga tak jarang langsung ditabrak dari belakang. Tren lain adalah penggunaan ban yang jauh lebih kecil dari standarnya. Fungsi ban adalah untuk mencengkram aspal/ jalanan yang dilalui agar pengendara yang menggunakannya terasa nyaman, tidak mudah jatuh (tergantung penggunanya), tetapi apa akibatnya bila

(9)

4

dipasang ban yang jauh lebih kecil? Memang sepeda motor akan menjadi hemat BBM, tetapi akan sangat membahayakan karena tapak ban yang sangat kecil mencengkram jalan sehingga memberikan traksi yang sangat jelek dan ini akan sangat membahayakan saat melakukan pengereman dari kecepatan tinggi, ban tidak mampu mencengkram sepenuhnya sehingga memberikan pengereman yang sangat buruk, belum lagi ketika jalanan yang basah, tentuya juga akan membahayakan penggunannya itu sendiri.

Ada berbagai macam jening pengendara yang kita jumpai ketika kita berkendara dimanapun. Ada yang melaju dengan tenang, ada yang tidak punya ksabaran sehingga membunyikan klakson sehingga tak jarang membuat pengendara lain emosi, ada yang melaju dengan kecepatan tinggi bak pembalap dalam sirkuit dan masih banyak lagi. Dan dalam hal ini, pada asa sekarang rambu lalu lintas sangat sangat tidak diperhatikan oleh para pengendara (khususnya kendaraan roda 2). Contohnya ada jelas tertulis dilang berputar tetapi banyak ekali yang berputar arah melewati rambu tersebut, bahkan tak jarang ketika jalan tersebut sudah ditutup dengan beton, beton tersebut justru dihancurkan dengan alasan agar orang tetap bisa berputar arah ditempat itu.

Kebut kebutan ketika di jalan umum, salah satu kegiatan yang sangat digemari dikalangan roda 2. Memang sangat salah bila memlakukan kegiatan tersebut. Bisa saja karena minim edukasi tentang cara berkendara dan keceptan maksimal di jalanan umum, dn tetunya aksi kebut kebutan ini akan membahayakan pengguna jalan lain dan dirinya sendiri. Rata rata pengemudi yang kebut kebutan tidak memperhatikan keadaan sekitar, entah itu sepi, ramai lancar, bahkan ketika padat pun masih ada pengemudi yang berjalan seruntulan, akibatnya ya tentu entah menyerempet kendaraan lain bahkan menabraknya hingga rusak. Kegiatan ini juga menjadi salah satu pemicu

(10)

5

emosi para pengendara lain yang terkena akibat dai pengemudi model ini, tetapi kita juga tidak bisa menyalahkan sepenuhnya pengendara model tersebut, karena hobi mereka memang tidak didukung dengan fasilitas contohnya sirkuit untuk melepaskan hasrat kebut kebutan. Survei membuktikan bahwa seorang pembalap justru menjadi pengendara yang sangat tenang ketika berkendara di jalanan umum karena hasrat kebut kebutan mereka sudah tertumpahkan di sirkuit, apalagi pembalap tersebut adalah atlit yang sehari harinya pekerjaannya adalah kebut kebutan di sirkuit.

Sekarang ini, perkembangan teknologi pada kenaraan bermotor semakin cepat. Hampir setiap bulan ada jenis sepeda motor ataupun mobil dengan jenis terbaru dengan klaim tenaga besar, hemat BBM, efisien dan lain lain. Tenaga besar sudah pasti hubungannya adalah kebut kebutan (secara tidak langsung) dan dengan sistempembayaran kredit dengan uang mukan dan cicilan ringan serta bunga rendah, konsumen sekarang tentu dengan mudah mampu membeli kendaraan tersebut. Faktor inilah yang menyebabkan jumlah kendaraan bermotor masa sekarang jauh berlipat ganda dibanding era era lama, dan ini juga membuktikan bahwa ebenarnya perekonomian di negara ini semakin baik, karena orang dengan mudah membeli sesuatu yang harganya tentu tidak murah. Contohnya seorng tukang sayur yang mampu mencicil hingga lunas sebuah motor 250cc dengan harga 50jt+, tentunya bukan harga yang murah untuk pekerjaan tersebut. Berbeda pada era era lama yang hanya kalangan tertentu yang bisa memiliki kendaraan kendaraan yang cukup mewah sehingga seperti ada kelas kelas diantara masyarakat

Kebebasan memiliki kendaraan kendaraan seperti ini tanpa diimbangi edukasi tentang cara berkendara yang baik dan benar tentunya akan menjadi bahaya dan tentunya jalanan akan menjadi ajang menjemput ajal. Kebebasan ini perlu adanya batasan dan sekarang ini contohnya akan adanya kelas untuk

(11)

6

SIM C (kendaraan roda 2) ditentukan dengan kapasitas mesin kendaraan yang mereka miliki.

Surat Izin Mengemudi/SIM/ Driving license saat ini sperti hanya formalitas saja. Setiap pengendara wajib memiliki kartu ini hanya sebagai syarat dari lolos razia polisi yang sering ada di jalanan (selain razia peranti keselamatan seperti helm dan lain lain). Pada era lama, tidak ada namanya bayar dibelakang, tanpa tes atau memakai calo. Meskipun ada, biayanya sangat tinggi, bereda dengan sekarang yang dengan orang kepolisian pun, yang penting ada uang semua beres. Tes rambu lalu lintas dan lain lain hanya sebuah frmalitas, edukasi dan lain sebagainya hanyalah suatu kewajiban ketika membuat SIM, maka tidak heran bila para pengendara yang ada di jalanan tidak mengerti apa fungsi dari rambu rambu yang ada di jalanan, faktor faktpr keselamatan pengendara dan semua yang ada dan menempel di kendaraan nya sendiri pun kadang tidak tahu akan fungsinya. Ada baiknya edukasi tentang lalu lintas diadakan sejak dini, misal mulai pada taman kanak kanak, senhingga timbul dasar yang kuat karena penerimaan pengetahuan pada anak kecil itu masa ketika anak kecil sedang menerima apapun dan denga mudah mereka serap hingga dewasa nantinya.

Lingkungan juga mempengaruhi keadaan seorang pengendara, baik itu lingkungan tempat tinggal, maupun lingkungan berkendara. Manusia tentu akn beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya sehingga itu akan menentukan sikap sikap apa yang akan ia lakukan bila ada keadaan keadaan tertentu pada lingkungannya. Contoh pada tempat tinggal si A yang lingkungan sekitanya misalnya, memiliki motor motor yang hanya ada rangka dan mesin saja, tentu lama kelamaan ia akan mengikuti tren tren tersebut. Pada lingkungan tempat ia berkendara tidak beraturan misal, tentu ia akan berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut bahkan ia sendiri terpasa memngemudi dengan

(12)

7

tidak beraturan, karena kalau mengikuti aturan, maka ang ada adalah dia akan menjadi korban dari ketidak adanya aturan tersebut.

Pengendalian sikap dan emosi adalah salah satu faktor penting ketika sedang berkendara (dengan kendraan apapun jenisnya). Jumlah kendaraan yang sangat banya pada era kini tak jarang membuat pusing dan memancing emosi seorang pengedara karena tak jarang karena banyaknya kendaraan, maka kendaraan yang ada di sekitarnya mengemudi secara tidak beraturan dan bahkan tak jarang kendaraan itu menyentuh bagian kendaraan satu sama lain. Di kota besar, hampir semua rambu lalu lintas tidak pernah diperhatikan oleh para pengguna jalannya, maka dari itu perlu ada tindakan para penegak aturan yang tegas. Contohnya penggunaan jalan setapak/ trotoar yang harusnya digunakan para pejalan kaki kadangkala malah dipakai oleh para pengendara motor gunu menghindari kemacetan atau mendahului pendara yang ada didepannya.

Di beberapa pengalaman ketka saya berkendara entah roda 2 atau roda 4, ada segelintir pengendara yang memliki sikap egois yang sangat tinggi. Seringkali mereka menganggap jalan adalah milik mereka sendiri, contohnya ketika saya akan mendahului, secara sadar atau tidak, pengendara tersebut justru mengarahkan kendaraan nya ketengah, sehingga saya tidak dapat mendahului. Pengalaman ini juga membuktikan bahwa pengertian klakson untuk pengendara masa kini telah berubah, bilah dahulu digunakan agar pengendara yang didepannya menyingkir, tetpi sekarang jika kendaraan di belakang membunyikan klakson, bukannya menyingkir tetapi malah menambah kecepatan. Terkadang hal ini membuat pengendara dibelkangnya menjadi emosi dan akhirnya banyak kemungkinan yang bisa jadi akibatnya, entah itu kendaraan didepannya ditabrak, memaki maki, bahkan ada yang dengan sabar dan dingin menghadapi situasi tersebut. Disini dapat kita lihat

(13)

8

bahwa sikap dari pengendara ada bermacam macam ketika menghadapi suatu masalah.

Makin banyaknya jumlah kendaraan bermotor khususnya roda 2 kadang membuat kita menjadi sangat sangat suntuk, bosan bahkan bisa emosi karena melihat jumlah yang sangat banyak sehinga memenuhi seluruh pemandangan jalan yang dapat mata kita jangkau, belum lagi kalau para pengendara itu cara berkendara nya sangat tidak punya aturan sehingga antar badan kendaraan saling bersentuhan dan tentunya pemiiknya bisa sangat marah karena kejadian tersebut dapat merusak penampilan kendaraan tersebut, dan tentunya biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki bagian tersebut tentunya tidak murah, belum lagi jika sang “pelaku” yang merasa dirinya tidak bersalah yang tentunya membuat pemilik kendaraan jadi sangat emosi (bisa dibayangkan)

Akhir akhir ini ada wacana bahwa akan adanya pengelompokan/ pemberian kategori untuk surat mengemudi bagi para pengendara roda 2 yang disesuaikan dengan kapasitas mesin motor yang akan dikendarainya. Tentunya ada banyak tujuan dari pengkategorian ini, diantaranya adalah kontrol emosi, tentunya semakin besar kapasitas motor yang dikendarainya, tentunya pengendaranya akan semakin pecaya diri dan akhirnya mengendarai benda tersebut dengan kecepatan yang sangat tinggi, hingga dapat membahayakan pengguna jalan laindan dirinya sendiri, belum lagi dibutuhkan skill khusus untuk mengendarai motor berkapasitat besar, jadi tidak semua orang bisa mengendarainya dengan baik dan benar. Dan secara tidak langsung, daya beli masyarakat untuk membeli motor motor tersebut menjadi berkurang karena masyarakat sudah tahu bahwa akan ada biaya tambahan untuk mengurus surat ijin mengemudi yang lhusus tersebut, tentunya juga ada tujuan untuk membatasi jumlah kendaraan yang ada di jalan umum, sehingga jalanan

(14)

9

tidak terlalu penuh dan dapat diatur dengan aturan yang telah ada. Sebenarnya ketidak aturan itu ada tidak melulu karena faktor yang ada dalam diri sendiri, tentu ada faktor lain yang memancing timbulnya rasa ingin melanggar aturan tersebut, diantaranya adalah emosi karena melihat banyaknya jumlah kendaraan bermotor khususnya sepeda motor yang sangat tidak beraturan, mengakibatkan macet dan saat itulah rambu lalu lintas mulai tidak diperhatikan. Bisa dibandingkan dengan era 90 kebawah dimana kendaraan bermotor hanya untuk kalangan tertentu yang jumlahnya jauh lebih sedikit sehingga mau tidak mau mereka bisa melihat rambu lalu lintas dengan jelas atau mereka tertangkap oleh pihak berwenang. Pada masa sekarang, malah banyak rambu lalu lintas yang dihilangkan oleh para manusia yang tidak bertanggung jawab dengan tujuan untuk mempermudah mereka melanggar, padahal mereka tidak tahu apa akibat yang ditimbulkan apabila rambu tersebut dihilangkan.

(15)

10

Kesimpulan

Ada banyak kejadian yang kita temui ketika kita berkendara. Tetapi yang sering banyak kita temui adalah pelanggaran dan kesalahan sehingga terkandang kejadian kejadian tersebut merupakan pengalaman yang tidak terlupakan. Dengan berbagai macam sifat pengendara, ada yang mudah emosi, santai, dll, tentunya akan menambah variasi kerumitan jalan. Dalam handbook chapter 13, attitude in social behaviour, berisi tentang berbgai macam perilaku manusia di kehidupan umum (sosial).

There are many events that we encountered when we drive. But that often many of us encounter is a violation and the error that sometimes the events is an unforgettable experience. With a wide range of riders nature, there is an easy emotion, relaxing, etc., will certainly add variety hassle way. In the handbook chapter 13, attitude in social behavior, contains a wide range of human behavior in public life (social).

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Kelebihan yang dimiliki transportasi online seperti harga lebih murah, mudah digunakan, fleksibel, efisien waktu, layanan beraneka macam, respon yang cepat dan layanan

Yusuf (2003:95) menyatakan, pendekatan multisensori mendasarkan pada asumsi bahwa anak akan dapat belajar dengan baik apabila materi pengajaran disajikan

Pada class data pelanggan/sohibul mempunyai composition dengan class paket hewan qurban, artinya class data pelanggan tidak dapat terbentuk apabila tidak ada aktivitas dari

Induksi kalus pada budi daya jaringan daun ulin ditentukan oleh konsentrasi sukrosa dan zat pengatur tumbuh 2,4 D pada medium. Kombinasi sukrosa 30 gr/l dan 2,4 D 2,0 mg/l

Agar keberanian bertanya dan keaktifan belajar Geografi di kelas X 4 meningkat, maka perlu dilakukan adanya tindakan yang berasal dari guru dengan menerapkan

7) Rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain suatu mata kuliah adalah rencana proses pembelajaran yang disusun untuk kegiatan pembelajaran selama satu semester guna

Bahwa untuk menentukan besarnya Biaya Perkara di Pengadilan Agama Bima, disamping memperhatikan kondisi riil di lapangan, juga mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 53

Permasalahan yang ada adalah tidak ada data mengenai keterangan produk yang diproduksi di semua bagian kerja, meliputi jumlah dan tipe produk yang sedang diproduksi di