5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Mucuna bracteata
Mucuna bracteata adalah LCC yang ditemukan pertama kali di areal hutan
negara bagian Tripura, India Utara, dan sudah ditanam secara luas sebagai penutup tanah di perkebunan karet di Kerala, India Selatan. Di Indonesia, LCC ini digunakan sejak sepuluh tahun terakhir. Mathews (1998) dan Anonymous (1985) mengungkapkan bahwa memiliki hampir keseluruhan syarat LCC ideal yang disebutkan lebih unggul (Kothandaraman dkk, 1989).
2.1.1. Botani
Mucuna bracteata adalah jenis kacangan penutup tanah yang berasal dari
dataran tinggi kerala India selatan. Walaupun termasuk kedalam jenis kacangan penutup tanah baru, namun jenis kacangan ini sudah pernah
dipelajari dan telah disusun sistem klasifikasinya (Harahap dkk, 2011). Nama latin dari kacangan ini adalah Mucuna bracteata dengan klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta Sub division : Angiospermae Class : Dicotyledonae Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae Sub famili : Faboideae Genus : Mucuna
6
Menurut Subronto dan Harahap (2002) keunggulan Mucuna bracteata dibandingkan dengan tanaman penutup tanah lainnya antara lain:
a. Tidak disukai hewan ternak karena kandungan fenol yang tinggi. b. Toleran terhadap serangan hama dan penyakit.
c. Memiliki sifat alelopati sehingga memiliki daya kompetensi yang tinggi d. terhadap gulma. Mengendalikan erosi.
e. Pertumbuhan cepat.
f. Dapat menambah unsur N bebas dari udara. g. Tahan naungan dari kekeringan.
Ekosistem tanaman kelapa sawit tanpa adanya penutup tanah sangat membahayakan kestabilan lingkungan dibandingkan dengan hutan belukar. 2.1.2. Morfologi
a. Akar
Mucuna bracteata memiliki sistem perakaran tunggang sebagaimana kacangan
ini, berwarna putih kecoklatan, tersebar diatas permukaan tanah dan dapat mencapai kedalaman 1 meter dibawah tanah. Tanaman ini juga memiliki bintil akar yang menandakan adanya simbiosis mutualisme antara tanaman dengan bakteri Rhizobium sehingga dapat memfiksasi nitrogen bebas menjadi nitrogen yang tersedia bagi tanaman (Harahap dkk, 2011).
Bintil akar ini berwarna merah muda segar dan relatif sangat banyak, berbentuk bulat dan berukuran diameter sangat berfariatif antara 0,2–2,0 cm. pada modul dewasa terdapat kandungan leghaemoglobin yang mengindikasikan terdapat sistem fiksasi N2 udara oleh bakteri Rhizobium. Laju pertumbuhan akar cukup tinggi, sehingga pada umur diatas 3 (tiga) tahun akar utamanya dapat mencapai panjang 3 meter.
7
Gambar 2.1 Akar Mucuna Bracteata b. Batang
Tumbuhan menjalar, merambat, membelit, memanjat, berwarna hijau muda sampai hijau kecoklatan. Batang ini memiliki diameter 0,4–1,5 cm berbentuk bulat bebuku dengan panjang buku 25–34 cm. Tidak berbulu, teksturnya cukup lunak, lentur, mengandung banyak serat dan berair.
Beda dengan kacangan lainnya, batang kacangan ini bila dipotong akan mengeluarkan banyak getah berwarna putih dan akan berubah menjadi coklat setelah kering. Batang yang sudah tua akan mengeluarkan bintil – bintil kecil berwarna putih yang bila bersinggungan dengan tanah akan berdiferensiasi menjadi akar baru.
Gambar 2.2 Batang Mucuna bracteata
8 c. Daun
Helaian daun berbentuk oval, satu tangkai daun terdiri dari 3 helaian anak daun (trifoliet), berwarna hijau, muncul disetiap ruas batang. Ukuran daun dewasa dapat mencapai 15x10 cm. Helai daun akan menutup apabila suhu lingkungan tinggi (termonastik), sehingga sangat efesien dalam mengurangi penguapan di permukaan daun tanaman. Dan bisa mengurangi resiko timbulnya bahaya kebakaran pada saat musim kering (Siagian, 2001).
Gambar 2.3 Daun Mucuna bracteata
d. Bunga
Bunga berbentuk tandan menyerupai rangkaian bunga anggur dengan panjang 20-35 cm, terdiri dari tangkai bunga 15-20 tangkai dengan 3 buah bunga setiap tangkainya. Bunga Monoceus ini berwarna biru terong, dengan bau yang sangat menyengat untuk menarik perhatian kumbang penyerbuk (Harahap dkk, 2011).
9
Gambar 2.4 Bunga Mucuna bracteata e. Buah dan Biji
Dalam satu rangakaian bunga yang berhasil menjadi polong sebanyak 4-15 polong, tergantung dari umur tanaman dan lingkungan setempat termasuk perubahan musim. Polong-polong ini diselimuti oleh bulu-bulu halus berwarna merah keemasan yang berubah warna menjadi hitam ketika matang, bulu-bulu ini juga dapat menimbulkan alergi dan iritasi ringan pada kulit. Polong yang berbulu ini memiliki panjang 5-8 cm, lebar 1-2 cm, dan memiliki 2-4 biji untuk setiap polongnya.
Biji berwarna coklat tua sampai hitam mengkilap, dari 1 kg polong basah dapat menghasilkan 250gr biji kering dengan berat 145 biji kering (100 gram). Dari mulai munculnya bunga sampai polong siap panen dibutuhkan waktu sekitar 50-60 hari.
10 2.2 Syarat Tumbuh Mucuna bracteata
2.2.1. Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kacangan, namun setiap jenis kacangan juga memiliki respon yang berbeda–beda terhadap faktor iklim tersebut termasuk Mucuna bracteata. Oleh karena itu pemilihan tempat atau lokasi untuk penanaman kacangan ini terutama harus sesuai dengan kondisi lingkungan yang dihendaki oleh kacangan itu sendiri.
2.2.2. Ketinggian Tempat
Secara umum Mucuna bracteata dapat tumbuh dengan subur disemua tingkat ketinggian, baik dataran rendah ataupun dataran tinggi. Namun untuk dapat memasuki fase yang sempurna, maka Mucuna bracteata membutuhkan daerah ketinggian > 1.000 meter diatas permukaan laut, dengan demikian, ketinggian tempat merupakan kunci utama untuk pertumbuhan yang baik, kerena jika ditanam didataran rendah yakni < 1.000 meter diatas permukaan laut, maka tanaman akan tumbuhan dengan jagur namun tidak dapat menghasilkan bunga. Ketinggian juga mempengaruhi unsur – unsur iklim lain seperti temperatur, curah hujan dan kelembapan.
2.2.3. Temperatur
Keadaan temperatur suatu daerah sangat menentukan apakah tanaman itu dapat tumbuh atau tidak diatas permukaan tanah.Ada jenis tanaman yang dapat tumbuh di temperatur atau suhu yang tinggi namun ada juga jenis tanaman yang dapat tumbuh pada temperatur atau suhu rendah. Mucuna
bracteata merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat tumbuh didaerah
temperatur tinggi maupun rendah, namun untuk berbunga Mucuna bracteata menghendaki temperatur harian minimum 12oC, dan maksimum 23oC, jika suhu minimum diatas 18oC, maka dapat mencegah atau memperlambat proses pembungaan, hal inilah yang menyebabkan kacangan Mucuna bracteata yang ditanam didataran rendah tidak pernah menghasilkan bunga.
11 2.2.4. Curah Hujan
Air merupakan suatu unsur menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman mulai dari perkecambahan sampai tanaman berproduksi. Namun agar proses pembentukan polong tidak terganggu, sebaiknya ditanam dilokasi yang cukup air dengan curah hujan 7500 mm/tahun, dan 3–10 hari hujan/bulan.
2.2.5. Kelembapan Udara
Mucuna bracteata menghendaki areal yang tinggi dari permukaan laut untuk
dapat memasuki fase generatif dan umumnya semakin tinggi suatu tempat maka kelembaban udaranya juga semakin tinggi yang disebabkan oleh tingginya curah hujan terutama untuk daerah tropis seperti dataran tinggi. Walaupun begitu Mucuna bracteata tidak menyukai kelembaban udara yang terlalu tinggi. Jika kelembaban udara terlalu tinggi, maka bunga–bunga yang telah terbentuk akan busuk, layu dan kering. Kelembaban udara yang dikehendaki oleh kacangan ini ialah 88% (Harahap, 2008).
2.3 Pembibitan Mucuna bracteata
Bahan tanaman yang umumnya dipakai adalah bibit yang berasal dari perbanyakan vegetatif yang telah berumur 6–8 minggu. Bibit yang telah cukup umur (6–8 minggu) telah mempunyai satu sulur sehat yang ditopang oleh minimal 3 helai daun yang produktif untuk fotosintesis. Oleh karena itu upaya perbanyakan bahan tanaman yang ekonomis diperlukan, Pada umumnya terdapat dua metode untuk memperbanyak suatu jenis tanaman yaitu secara vegetatif dan secara generatif. Begitu juga dengan kacangan
Mucuna bracteata kedua metode itu juga dapat digunakan (Harahap dkk,
12
Perbanyakan dengan Stek Batang Mucuna bracteata dapat juga diperbanyak melalui stek batang. Prosedur pembiakan dengan cara stek batang adalah: a) Bahan stek diambil dari tanaman di lapangan yang telah berumur 8-12
bulan
b) Bahan stek diambil dari bagian tengah sulur tanaman, sehingga tidak terlalu tua/muda (diameter batang stek berkisar dari 4 s.d 6 mm)
c) Panjang stek dibuat 2 ruas dan sebaiknya pada salah satu ruasnya sudah tumbuh bakal akar untuk mempercepat tumbuhnya bakal akar pada ruas, satu bulan sebelum pengambilan stek, ruas dibumbun dengan tanahagar jumlah ruas yang dapat dibumbun per hektar lebih banyak, maka sebaiknya umur tanaman di lapangan pada saat pembumbunan adalah 8- 12 bulan
d) Pada umur tersebut sulur tanaman belum saling menjalin dan tumbuhnya dapat diarahkan mendatar, sehingga pekerjaan pembumbunan menjadi mudahpengambilan stek dilakukan pada pagi hari agar stek tetap segar dan tidak layu oleh matahari
e) Stek yang berada mulai pada posisi 4 ruas dari ujung dipotong dengan menggunakan pisau tajam, sehingga ujung stek tidak pecah
f) Stek yang salah satu ruasnya telah mengandung bakal akar, selanjutnya ditanam di polibeg kecil (ukuran 11 x 18 cm) berisi tanah lapisan atas yang telah dipersiapkan sebelumnya, daun dipotong s ebagian dan kemudian disungkup menggunakan plastik putihjika digunakan stek batang yang belum berakar, sebaiknya ujung potongan stek dicelupkan sebentar dalam larutan asam askorbat (50 mg/ liter air) untuk mencegah oksidasi jaringan akibat senyawa fenolat yang dikeluarkan di ujung potongansebelum ditanami, polibeg berisi tanah yang sudah dipersiapkan disiram secukupnya sampai basah.
setelah seluruh polibeg di bedengan tertanami dengan stek, penyiraman kemudian dilakukan lagi sampai benar-benar tanah basah/jenuh.
13
Agar terjamin tingkat keberhasilan pertumbuhan mucuna bracteata asal stek maka dilakukanlah sistem penyungkupan(penutupan naungan dengan plastik trasparan), Penyungkupan dilakukan sedemikian rupa sehingga kelembaban udara di dalam sungkup terjaga. Keseluruhan ujung/pinggiran plastik sungkup ditimbun dengan tanah secukupnya agar tidak ada sirkulasi udara antara didalam dan luar sungkup. Pembukaan sungkup dilakukan 25-30 hari setelah penanaman stek ke polibeg. Tanaman yang berhasil tumbuh yang ditunjukkan oleh kondisi daun yang masih tetap segar pada umur satu bulan setelah stek ditanam.Dengan cara demikian, keberhasilan tumbuh stek yang dihitung pada saat buka sungkup dapat mencapai 70%-80%.
2.3.1. Stek Batang Bersungkup
Sungkup dibuat bangun setengah lingkaran dan memanjang sepanjang bedengan. Kemudian rangka sungkup dilapisi dengan plastik transparan yang ternaungi 85% dari sinar matahari selama 2 minggu, namun sebelum rangka sungkup hendaknya disiram terlebih dahulu sampai jenuh akan air. Setelah 2 minggu maka sungkup diangkat setinggi 25 cm untuk minggu pertama dan penyiraman dapat dilakukan seperti biasa.Setelah bibit berumur 3 minggu sungkup dapat dibuka sepenuhnya dan setelah berumur 4 minggu bibit dapat dipindahkan kelapangan.Tingkat keberhasilan dengan sistem ini sebanyak 70%.
Setelah sungkup dibuka, stek yang berhasil hidup tidak boleh langsung dipindahkan ke lapangan karena masih sangat sensitif terhadap goncangan dan sinar matahari langsung. Stek yang telah berhasil tumbuh, sebelum dapat dipindahkan ke lapangan, terlebih dahulu dipelihara selama 1 bulan dari sejak pembukaan sungkup. Selama periode ini, penyiraman dilakukan terutama jika tidak turun hujan. Polibeg berisi tanah yang steknya tidak tumbuh masih dapat ditanami ulang sebanyak tiga kali tanpa penggantian
14
tanah di dalam polibeg. Plastik sungkup dan bambu kerangka sungkup juga dapat dipergunakan sebanyak 3-4 kali periode penyetekan.
Penyiapan lokasi pembibitan adalah sebagai berikut:
a) lokasi bedengan dibuat di bawah naungan pohon karet atau di lokasi dengan intensitas naungan 70% dan dekat dengan sumber air
b) bedengan dibuat dengan tinggi populasi yang digunakan, maka semakin cepat penutupan tanah tercapai.
Dengan populasi tersebut, biasanya dalam jangka waktu 6 bulan sejak ditanam ke lapangan, tanaman sudah mampu menutup hampir 100% gawangan dengan ketebalan sekitar 30- 40 cm.
2.4 Lahan dan Penanaman
Tanaman kacang–kacangan yang digunakan sebagai penutup tanah sebaiknya memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Sistem perakaran tidak terganggu dan bukan saingan tanaman utama dalam menyerap unsur hara.
b. Mudah diperbanyak baik secara vegetatif maupun generatif. c. Pertumbuhan cepat.
d. Bukan tanaman inang bagi hama dan penyakit tanaman kelapa sawit.
Tanaman Mucuna bracteata itu sendiri memiliki manfaatsebagai berikut : 1. Menghindarkan tanah dari bahaya erosi karena tetesan air hujan tidak
langsung menerpa.
2. Guguran daun dan bintil akarnya bisa memberi tambahan unsur (N) pada tanah.
3. Guguran daunnya bisa berfungsi sebagai bahan organik sehingga bisa membantu memperbaiki struktur tanah.
15 2.5 Pemeliharaan Mucuna bracteata
a. Sebelum tanam bibit dilapangan, dipersiapkan lokasi tanam yang bersih dengan cara menyemprot jalur tanam selebar +/- 120 cm setelah dilakukan pemancangan titik tanam.
b. Jarak tanam adalah 4 meter dari pokok sawit dan jarak antar Mucuna
bracteata adalah 1 meter.
c. Pembersihan piringan sekitar tanaman Mucuna bracteata dilakukan selama 3 bulan dengan mempertahankan piringan dengan radius 30 cm dan pada bulan ke 2-3 dapat diperbesar sesuai dengan perkembangan
Mucuna bracteata.
d. 3 bulan setelah tanam di lapangan, perawatan dilakukan bersamaan dengan perawatan gawangan (DAK – Dongkel Anak Kayu).
2.6 Media Tanam
2.6.1. Tanah Top Soil
Top Soil merupakan tanah yang berada di lapisan paling atas tanah dengan kedalaman sekitar 5 cm hingga 30 cm dari permukaan Bumi. Top soil akan terbentuk apabila batuan telah berderai dan hancur melalui proses geological dan berubah menjadi serpihan-serpihan kecil yang kemudian terkumpul di atas bumi. Top Soil biasanya mengandung bahan- bahan alami yang bersifat menyuburkan tanah, seperti dedaunan, ranting- ranting kayu yang telah mati. Satu inci top soil mengambil masa ribuan tahun untuk terbentuknya. Dengan demikian kita bisa menemukan top soil yang berkualitas di hutan- hutan belantara yang belum terjamah manusia (Hidayat et al, 2007).
2.6.2. Pupuk kandang
Pupuk kandang merupakan kotoran hewan yang berasal dari usaha tani pertanian antara lain adalah kotoran ayam, sapi, dan kambing. Komposisi hara pada masing masing kotoran hewan berbeda beda tergantung pada
16
jumlah dan jenis makanannya, secara umum kandungan hara dalam kotoran hewan lebih rendah dari pada pupuk kimia (Adimiharja , 2000).
Manfaat dari pupuk kandang telah diketahui berabad-abad bagi pertumbuhan tanaman, baik pangan, ornamental, maupun perkebunan. Namun yang harus mendapatkan perhatian khusus adalah kadar haranya yang bervariasi. Komposisi hara ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis dan umur hewan, jenis makanannya, alas kandang, dan penyimpanan atau pengololaan (Tan, 1993).
2.6.3. Tanah Solid
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi andalan Indonesia yang perkembangannya demikian pesat. Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak sekitar 7 ton/ha produksi kelapa sawit, sedangkan kedelai menghasilkan minyak sebesar 3 ton/ha produksi kedelai(Elisabeth dan Ginting, 2003).
Selain produksi yang tinggi, produk samping atau limbah pabrik kelapa sawit juga tinggi. Secara umum limbah dari pabrik kelapa sawit terdiri atas tiga bentuk yaitu limbah cair, padat, dan gas. Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) belum dapat di pergunakan pada tanaman karena zat asam yang sangat tinggi pada limbah cair tersebut dapat merusak unsur hara pada tanah bahkan dapat merusak tanaman itu sendiri, limbah padat (Solid) hasil dari pembekuan limbah cair pabrik kelapa sawit yang kadar azamnya sudah berkurang sehingga dapat dipergunakan untuk meningkatkan unsur hara pada tanah juga dapat menyuburkan tanah di sekitaran tamanan yang di tanam. Sedangkan limbah Gas pabrik kelapa sawit seringkali di gunakan sebagai Biogas yang bertujuan untuk mengerakan mesin pabrik kelapa sawit itu sendiri (Utomo dan Widjaja, 2004).