• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Menghitung Bobot dan Skor Menggunakan Nilai Rata-Rata Jumlah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Menghitung Bobot dan Skor Menggunakan Nilai Rata-Rata Jumlah"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

39

BAB IV

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Menghitung Bobot dan Skor Menggunakan Nilai Rata-Rata Jumlah Indikator

Ada beberapa tahap untuk menghitung bobot dan skor dari keempat perspektif yakni perspektif keuangan, stakeholder, strategic driver, pengelolaan sdm, organisasi dan ict. Tahap pertama yaitu mengukur bobot dan bobot indikator

1. Mengukur Bobot dan Bobot Indikator

Tabel 4.A Mengukur Bobot dan Bobot Indikator

Perspektif KPI Jml Indikator Bobot Bobot Indikator Keuangan

Penggunaan anggaran secara optimal 1 25 25

Stakeholder Tingkat Kemiskinan 3 25 8.3 Tingkat Pengangguran

Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

(2)

40 Driver terimplementasi

Persentase Jumlah laporan yang tepat waktu

Persentase implementasi kebijakan sesuai sasaran

Persentase kajian yg dilakukan sesuai rencana Penelolaan SDM, Organisasi, dan ICT

Persentase pegawai memenuhi kualifikasi kompetensi 4 25 6.25

Indek iklim organisasi

Persentase program ICT dalam perencanaan yang terimplementasi tepat waktu

Laporan Keuangan dengan Predikat WTP

Total 100

Dari table diatas diketahui bahwa perspektif keuangan mempunyai bobot indikator 25, Perspektif Stakeholder mempunyai bobot indikator 8,3, Perspektif

(3)

41 Strategic Driver mempunyai bobot indikator 6,25, dan Pengelolaan SDM, Organisasi dan ICT mempunyai bobot indicator 6,25. Untuk mengetahui bobot indikator tersebut yaitu dengan cara bobot dibagi dengan jumlah indikator.

Setelah bobot indikator diketahui, langkah berikutnya yaitu dengan mengukur skor tertimbang maksimum. Rumus dari skor tertimbang maksimum adalah jumlah indikator dikalikan dengan skor indikator maksimum dan dikalikan dengan bobot indikator.

2. Mengukur Skor Tertimbang Maksimum

Tabel 4.B:Skor Tertimbang Maksimum

Perspektif Jml indikator Skor indikator Maks Bobot Indikator Skor Tertimbang Maks Keuangan 1 4 25 100 Stakeholder 3 4 8.3 99.6 Strategic Driver 4 4 6.25 100 Pengelolaan SDM, Organisasi dan ICT

4 4 6.25 100

Total 399.6

Perspektif –perspektif diatas dapat diketahui bahwa ada kesamaan jumlah skor terimbang yaitu di Perspektif Keuangan, Perspektif Strategic, Perspektif Pengelolaan

(4)

42 SDM, Organisasi dan ICT yaitu jumlah skor tertimbang 100 sedangkan perspektif stakeholder jumlah skor tertimbang 99,6. Jadi, jumlah keseluruhan skor tertimbang yaitu 399,6. Tahap selanjutnya yaitu mengukur jumlah skor indikator. Dalam mengukur skor indikator dapat kita beri nilai A = 4, B = 3, C = 2 dan D = 1 untuk masing – masing indikator, pemberian nilai untuk masing – masing indikator adalah berdasarkan empat kriteria masing –masing indikator yaitu dengan menggunakan nilai interval kelas dan rumus : Interval kelas = nilai target / 4

3. Mengukur Jumlah Skor Indikator

Tabel 4.C Mengukur Jumlah Skor Indikator

Perspektif KPI Nilai skor

Indikator Keuangan Penggunaan anggaran secara optimal B 3

TOTAL 3

Stakeholder Tingkat Kemiskinan A 4

Tingkat Pengangguran A 4

Tingkat Pertumbuhan Ekonomi A 4

TOTAL 12

Strategic Driver Persentase Rakor yang terimplementasi A 4 Persentase Jumlah laporan yang tepat

waktu

(5)

43

Persentase implementasi kebijakan

sesuai sasaran

A 4

Persentase kajian yg dilakukan sesuai rencana

B 3

TOTAL 15

Pengelolaan SDM, Organisasi dan ICT

Persentase pegawai memenuhi kualifikasi kompetensi

B 3

Indek iklim organisasi B 3

Persentase program ICT dalam

perencanaan yang terimplementasi tepat waktu

A 4

Laporan Keuangan dengan Predikat

WTP

A 4

TOTAL 14

Dalam penggunaan anggaran, dapat digunakan secara optimal sejalan dengan kinerja di instansi tersebut. Untuk menentukan interval kelas dimana penggunaan anggaran secara optimal dapat diketahui dengan nilai optimal atau target dibagi dengan 4.

Dimana, nilai optimal = 100% , maka interval kelasnya = 100/4 = 25 Jadi kriteria skor indikator perspektif keuangan adalah

(6)

44 A = 75 % - 100 %

B = 50 % - < 75 % C = 25% - < 50 % D = < 25 %

Dari data anggaran tahun 2009 , jumlah pagu sebesar Rp 112.818.864.000 dan jumlah terealisasi Rp 77.894.622.006 , maka jumlah persentasi yang terealisasi adalah 69, 04 % . jadi nilai tersebut berada di nilai B dengan skor indikator = 3.

Di Perspektif Stakeholder ada beberapa indikator yang akan diukur yaitu Tingkat Kemiskinan, Tingkat Pengangguran, Tingkat Pertumbuhan Ekonomi. Tingkat Kemiskinan dengan nilai yang ditargetkan 14% maka nilai interval kelasnya 3,5 % (14 dibagi dengan 4). Jadi, kriteria skor indikator untuk tingkat kemiskinan A = 10,5% - 14% atau lebih

B = 7% - < 10,5% C = 3,5% - < 7% D = < 3,5%

Dari data yang terealisasi menunjukan 14,15 %, maka nilai tingkat kemiskinan adalah A dengan skor indikator = 4.

Berikutnya adalah tingkat pengangguran dengan nilai yang di targetkan 8%, maka nilai interval kelasnya 2 % ( 8 dibagi dengan 4). Kriteria skor indikator untuk tingkat pengangguran adalah

A = 6 % - 8 % B = 4% - < 6%

(7)

45 C = 2 % - < 4%

D = < 2%

Data terealisasi tingkat pengangguran adalah 7, 14 %, maka nilai tingkat kemiskinan adalah A dengan skor indkator = 4.

Selanjutnya adalah tingkat pertumbuhan ekonomi dengan nilai yang ditargetkan adalah 5 %, maka nilai interval kelasnya 1, 25 (5 dibagi dengan 4). Kriteria skor indikator untuk tingkat pertumbuhan ekonomi

A = 3,75 % - 5% B = 2,50 % - < 3,75% C = 1,25 % - < 2,50 % D = < 1,25 %

Data terealisasi tingkat pertumbuhan ekonomi adalah 4,5 %, maka nilai tingkat pertumbuhan ekonomi adalah A dengan skor indikator = 4

Pada Perspektif Strategic Driver, indikator yang akan diukur yaitu persentase

action plan rakor yang terimplementasi, persentase jumlah laporan yang berkualitas,

persentase implementasi kebijakan sesuai sasaran, persentase kajian yang dilakukan sesuai rencana.

Persentase action plan rakor yang terimplementasi pada tahun 2009 di targetkan 75 %, maka nilai interval kelasnya 18,75 (75 dibagi dengan 4). Kriteria skor indikator untuk persentase action plan yang terimplementasi sebagai berikut :

A = 56,25 % - 75 % atau lebih B = 37,5 % - < 56,25%

(8)

46 C = 18,75 % - < 37,5 %

D = <18,75 %

Data terealisasi persentase action plan rakor yang terimplementasi adalah 89 %, maka nilainya adalah A dengan skor indikator = 4. Selanjutnya adalah indikator persentase jumlah laporan yang berkualitas, dengan nilai yang di targetkan 85 % maka interval kelasnya 21, 25 ( 85 dibagi dengan 4). Adapun kriteria skor indikator untuk perserntase jumlah laporan yang berkualitas adalah

A = 63,75 % - 85 % atau lebih B = 42,5 % - < 63,75 % C = 21,25 % - <42, 5 % D = <21,25%

Data yang terealisasi pada persentasi jumlah laporan yang berkualitas adalah 100 % maka nilainya adalah A dengan skor indikator = 4. Persentase implementasi kebijakan sesuai sasaran, persentase yang ditargetkan adalah 85 % maka interval kelasnya 21, 25 ( 85 dibagi dengan 4). Adapun kriteria skor indikator untuk persentase implementasi kebijakan sesuai sasaran adalah

A = 63,75 % - 85 % atau lebih B = 42,5 % - < 63,75 % C = 21,25 % - <42, 5 % D = <21,25%

Data yang terealisasi persentase implementasi kebijakan sesuai sasaran adalah 93 %, jadi nilainya adalah A dengan skor indikator 4. Dalam indikator persentase

(9)

47 kajian yang dilakukan sesuai dengan rencana, persentase yang ditargetkan adalah 100 % maka interval kelasnya adalah 25 ( 100 dibagi dengan 4). Skor indikator untuk persentase kajian yang dilakukan sesuai dengan rencana

A = 75 % - 100 % B = 50 % - < 75 % C = 25 % - <50 % D = <25%

Data yang terealisasi dari indikator persentase kajian yang dilakukan sesuai rencana adalah 50 %, maka nilainya adalah B dengan skor indikator = 3.

Pada Perspektif Pengelolaaan SDM, Organisasi dan ICT, indikator yang diukur adalah persentase pegawai memenuhi kualifikasi kompetensi, indeks iklim organisasi, persentase program ICT dalam perencanaan yang terimplementasi tepat waktu, Laporan keuangan dengan predikat WTP.

Indikator yang pertama adalah persentase pegawai memenuhi kualifikasi kompetensi dengan nilai yang ditargetkan adalah 60 %. Maka interval kelasnya adalah 15 ( 60 dibagi dengn 4). Skor indikator yang persentase pegawai memenuhi kualifikasi kompetensi adalah

A = 45 % - 60 % B = 30 % - < 45 % C = 15 % - < 30 % D = < 15 %

(10)

48 Data yang terealisasi dari indikator persentase pegawai memenuhi kualifikasi kompetensi adalah 30 %, maka nilainya adalah B dengan skor indikator = 3.

Selanjutnya indikator yang akan diukur adalah Indeks iklim organisasi, dengan nilai yang ditargetkan adlah 4. Maka interval kelasnya adalah 1 (4 dibagi dengan 4). Skor indikator indeks iklim organisasi adalah

A = 3 – 4 B = 2 - <3 C = 1 - < 2 D = < 1

Data yang terealisasi dari indikator indeks iklim organisasi adalah 2, maka nilainya adalah B dengan skor indikator = 3.

Indikator berikutnya yaitu persentase program ICT dalam perencanaan yang terimplementasi tepat waktu yang ditargetkan adalah 100 %. Maka interval kelasnya 25 ( 100 dibagi dengan 25). Skor indikator program ICT dalam perencanaan yang terimplementasi sebagai berikut

A = 75 % – 100 % B = 50 % - < 75 % C = 25 % - 50 % D = < 25 %

Data yang terealisasi dari indikator persentase program ICT dalam perencanaan yang terimplementasi tepat waktu yang ditargetkan adalah 80 %, maka nilainya adalah A dengan skor indikator = 4.

(11)

49 Indikator yang terakhir yakni Laporan keuangan dengan predikat wajar tanpa pengeculaian. Skor indikatornya adalah sebagai berikut

A = Wajar Tanpa Pengecualian C = Tidak Memberikan Pendapat B = Wajar Dengan Pengecualian D = Tidak Wajar

Berdasarkan data, laporan keuangan di Kemenko Perekonomian opini auditnya adalah Wajar Tanpa Pengeculaian maka nilainya adalah A dengan skor indikator = 4. Setelah tahap mengukur jumlah skor indikator diketahui, maka tahap berikutnya yaitu dengan mengukur nilai akhir per komponen. Cara menghitung nilai akhir komponen yaitu skor tertimbang dibagi dengan skor tertimbang maksimum kemudian dikalikan seratus persen. Rumus nilai akhir komponen = ( skor tertimbang/skor tertimbang maksimum) x 100 %.

4. Mengukur Nilai Akhir Perkomponen

Tabel 4.D Mengukur Nilai Akhir Perkomponen

Perspektif Skor Tertimbang

Maksimum Skor Tertimbang Nilai Akhir Komponen Keuangan 100 75.00 75,00 % Stakeholder 99.6 99.6 100,00 % Strategic Driver 100 93.75 93,75 % Pengelolaan SDM, Organisasi dan ICT 100 87.50 87,50 %

(12)

50 Tabel diatas menggambarkan bahwa nilai akhir komponen dari perspektif keuangan sebesar 75%, perspektif stakeholder sebesar 100 %, perspektif strategic driver sebesar 93,75 % dan pengelolaan SDM, Organisasi dan ICT sebesar 87,50 %. Langkah atau tahapan selanjutnya adalah menghitung nilai akhir total atau total score. Cara menghitungnya yaitu jumlah skor tertimbang dibagi dengan jumlah skor tertimbang maksimum dan dikalikan seratus persen, atau dinyatakan dengan rumus nilai akhir total (total score) = (jumlah skor tertimbang/jumlah skor tertimbang maksimum) x 100%

5. Menghitung Nilai Akhir Total atau Total Score

Tabel 4.E Menghitung Nilai Akhir Total atau Total Score

Perspektif Jml skor Indikator Bobot indikator Skor Tertimbang Keuangan 3 25 75.00 Stakeholder 12 8.3 99.60 Strategic Driver 15 6.25 93.75

Pengelolaan SDM, Organisasi dan ICT

14 6.25 87.50

(13)

51 Dari tabel diatas jumlah dari keseluruhan skor tertimbang yaitu 355.85 yang terdiri dari perspektif keuangan sebesar 75, perspektif stakeholder sebesar 99.6, perspektif strategic driver sebesar 93.75 dan perspektif pengelolaan SDM, Organisasi dan ICT sebesar 87.50. Rumus Total Score =( Jumlah skor tertimbang/jumlah skor tertimbang maksimum) x 100% = (355.85/399.6) x 100 % = 89.05 %

Langkah selanjutnya yaitu membuat kriteria perusahaan apakah sangat sehat, kurang sehat dan tidak sehat.

6. Penilaian Kriteria Instansi Tabel 4.F Kriteria Instansi

Kondisi

Kategori Total Score

Sangat Sehat

AAA

≥95

AA

80<TS<95

A

65<TS<80

Kurang Sehat

BBB

50<TS<65

BB

40<TS<50

B

30<TS<40

Tidak Sehat

CCC

20<TS<30

CC

10<TS<20

C

TS<10

(14)

52 Dari data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa instansi Kemenko Perekonomian dengan nilai Total Score 89.05 % termasuk dalam kondisi sangat sehat dengan kategori AA.

Gambar

Tabel 4.A Mengukur Bobot dan Bobot Indikator
Tabel 4.B:Skor Tertimbang Maksimum
Tabel 4.C Mengukur Jumlah Skor Indikator
Tabel 4.D Mengukur Nilai Akhir Perkomponen
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bank Syariah Mandiri telah mengungkapkan indikator tata kelola organisasi dengan sangat baik terbukti dengan terpenuhinya seluruh item sesuai dengan indeks ISR yang meliputi

Variabel pengembangan karir secara individual memiliki 4 indikator, yaitu prestasi kerja, exposure, kesetiaan pada organisasi, kesempatan untuk berkembang.. Dari data