• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM VIDEO GAME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM VIDEO GAME"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM VIDEO

GAME

(Studi Analisis Semiotika tentang Representasi Sensualitas Perempuan dalam Video Game Seven Sin)

Oleh: Rina Maria

090904092

ABSTRACT

Penelitian ini berjudul Representasi Sensualitas Perempuan dalam Video Game Seven Sin. Video game ini merupakan game simulasi kehidupan. Penelitian menggunakan analisis semiotika Roland Barthes, yaitu signifikasi dua tahap, yakni: denotasi dan konotasi, yang bertujuan untuk melihat makna-makna tersembunyi dalam suatu gambar visual yang digunakan di dalam Video game seven sin. Penelitian ini memakai paradigma kritis sebagai pendekatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan menganalisis tanda-tanda yang dibangun oleh developer game dalam menggambarkan sensualitas perempuan. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah gambar-gambar yang berkaitan dengan pengambaran sensualitas perempuan dari level 1,2,3,dan 6. Hasil penelitian menemukan bahwa sensualitas perempuan direpresentasikan melalui tokoh perempuan yang menonjolkan daya tarik seksualnya, dengan tampilan kostum terbuka dan seksi. Penampilan fisik yang ideal, proporsional, menggumbar bagian-bagian sensitif perempuan, bahkan banyak adegan yang menampilkan gerakan-gerakan erotis yang disengaja untuk membangkitkan imajinasi seksual laki-laki. Hal ini juga didukung dengan dialog yang mengandung imajinasi seksual tokoh laki-laki itu sendiri. Sensualitas perempuan diperlakukan sebagai ‘objek’ seks bagi laki-laki dan kehadiran tubuh perempuan tersebut selalu menjadi bahan eksploitasi yang menggiurkan. Pesan yang terdapat dalam Video Game Seven Sin ini mengarah kepada budaya patriarki yang menjadikan perempuan ‘objek’ pemuas kebutuhan laki-laki dan kaum yang layak untuk dieksploitasi dari sudut mana pun.

Keywords : Sensuality, Women, Video games, Semiotic analysis

PENDAHULUAN

Konteks Masalah

Dewasa ini disadari atau tidak, video game memiliki posisi yang hampir sama dengan media film atau televisi yang juga membentuk konstruksi masyarakat akan sesuatu hal dan menjadikan hal tersebut sebagai realisme palsu, yang berakar dan tertanam didalam pola pikir masyarakat. Video game yang pada awalnya hanyalah sebuah entertainment tools atau sebuah alat hiburan ternyata

(2)

2 memiliki kemampuan yang jauh melebihi tujuan awal dibuatnya, bahkan ideologi yang tertanam secara halus serta dijadikan komoditas penjualan. Konstruksi yang sering sekali dibangun dan menjadi nilai jual tinggi adalah dengan mengkaitkan setiap detail video game dengan sosok perempuan. Perempuan hadir sebagai komoditas pada beberapa game bahkan menjadi ikonik. Industri video game tidak hanya memproduksi sebuah permainan secara harafiah, akan tetapi juga memproduksi isi pesan. Pesan yang didalamnya banyak sekali menyoroti perempuan dari sudut stereotipnya bahkan berbau sensualitas yang mengarah pada eksploitasi terhadap perempuan.

Salah satu game yang didalamnya terdapat banyak unsur perempuan adalah game seven sin. Seven Sin diluncurkan pada tahun 2005 oleh perusahaan Monte Cristo. Game ini merupakan game simulasi kehidupan yang merepresentasikan hasrat dan kebutuhan manusia dalam kehidupannya sehari-hari dan menampilkan gambar yang menjurus ke pornografi, dari sistem permainannya, pemilihan karakter perempuan, pakaian yang dipakai, hingga musik yang digunakan. Game ini seolah-olah hadir dengan karakter perempuan sesuai pandangan dunia yang selama ini sudah terkonstruksi. Dunia seolah-olah menyajikan realisme palsu bahwa perempuan direpresentasikan dengan makhluk sosial kelas dua. Perempuan dikonstruksikan sebagai suatu sosok yang dianggap layak dieksploitasi dan menjadi objek sasaran untuk menyajikan pornografi melalui apa yang ada pada diri perempuan tersebut bahkan cenderung menunjukkan sensualitas dari tubuh perempuan (Daulay, 2007:5). Visualisasi karakter perempuan pada umumnya dibangun dengan pakaian seksi, terbuka, bentuk tubuh yang ideal, bahkan dengan ekspresi menggoda. Video game menaturalisasikan tubuh tersebut secara sosial dan kultural sebagai objek yang di „puja‟ sekaligus „dilecehkan‟ karena dianggap memiliki kekuatan “pesona” tertentu.

Trend video game dengan memasukkan unsur sensualitas perempuan, saat ini lebih digandrungi oleh para gamers yang pada umumnya adalah laki-laki. (http://ukijournalisious.wordpress.com/2010/11/27/objektifikasi-perempuan-dalam-game-online-2/). Dengan kata lain, cara pandang dunia ini seolah-olah selalu dilihat dari sisi kacamata laki-laki. Cara pandang menghasilkan satu budaya yang sering disebut dengan budaya Patriarki. Patriarki berarti kekuasaan laki-laki, dengan cara apa laki-laki menguasai perempuan, serta untuk menyebutkan sistem yang membuat perempuan tetap dikuasai melalui beragam macam cara. Di sadari atau tidak image perempuan memang tengah berada dalam sebuah situasi yang seolah-olah dianggap sebagai suatu realitas yang sesungguhnya terjadi dan nyata dalam dunia ini. Perempuan selalu harus berusaha keluar dari nilai-nilai patriarki yang sangat mengikat dan membuat perempuan harus ekstra kerja keras untuk mendapatkan posisi sebagai „mitra‟ dengan laki-laki (Daulay, 2007:5). Game seven sin adalah salah satu game yang banyak menampilkan karakter perempuan dengan sisi sensualitasnya, hingga dengan konstruksi-konstruksi akan makna sensualitas itu sendiri. Jika dilihat situasi yang ada dalam game ini mungkin saja budaya patriarki akan semakin melekat pada perempuan dan menjadikannya terus-menerus sebagai „objek‟ pemuas kebutuhan laki-laki. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melihat dan menganalisis, bagaimana game seven sin ini

(3)

3 merepresentasikan ataupun menggambarkan sensualitas perempuan dalam setiap adegannya.

Fokus Masalah

Berdasarkan konteks masalah diatas, maka peneliti memfokuskan masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimana sensualitas perempuan direpresentasikan dalam Video game seven sin?

KAJIAN PUSTAKA Paradigma Kritis

Paradigma Kritis merupakan salah satu paradigma yang bersumber dari pemikiran sekolah Frankurt, dimana pada saat itu sedang berlangsung propaganda besar-besaran Hitler. Media dipenuhi oleh prasangka, retorika, dan propaganda. Media menjadi alat dari pemerintah untuk mengontrol publik dan menjadi sarana pemerintah untuk mengobarkan semangat perang. Media bukan sesuatu yang netral, melainkan dikuasai oleh kelompok dominan. Pertanyaan utama dari paradigma kritis adalah adanya kekuatan-kekuatan yang berbeda dalam masyarakat yang mengontrol proses komunikasi dalam membentuk suatu realitas (Eriyanto, 2001:23).

Semiotika

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam mendefenisikan sesuatu hal yang bisa berbentuk kata-kata, gambar-gambar, suara-suara, aroma, gerakan, atau objek, yang dapat ditafsirkan dan memiliki makna didalamnya (Birowo, 2004:44). Semiotika Roland Barthes

Roland Barthes mengembangkan dua tingkatan pertandaan yang memungkinkan untuk dihasilkannya makna yang juga bertingkat-tingkat, yaitu denotasi dan konotatif. Dua konsep inilah sebagai kunci dari analisisnya. Tidak hanya sampai pada tataran dua konsep tanda saja, Barthes juga melihat peranan yang aktif dari pembaca atau pengguna. Ia juga melihat dari sudut pembaca sendiri. Dalam studinya ini, Barthes menggangap peran pembaca dalam memberi makna terhadap tanda tersebut merupakan peran yang tidak kalah penting, karena dari keaktifan pembaca dalam memaknai tanda tersebut, akan memunculkan suatu pengertian yang baru yang lebih jelas.

Denotasi adalah makna denotasi dalam hal ini adalah makna pada apa yang tampak dan makna apa yang dijelaskan dalam kamus. Konotasi merupakan suatu interaksi yang muncul ketika sign (tanda) bertemu dengan perasaan pembaca atau emosi pembaca atau pengguna dan nilai-nilai budaya mereka (Birowo, 2004:57). Makna konotasi yang merupakan makna hasil dari stimulus dan respon dari nilai-nilai yang mengandung emosional juga sering diidentikkan dengan operasi ideologi, yang disebut sebagai mitos. Hal ini berfungsi untuk mengungkapkan serta memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu

(4)

4 periode tertentu. Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaanya, dan hal inilah yang membedakan sekaligus menyempurnakan semiologi Saussure, yang dikenal dengan signifikasi dua tahap ( Two order of signification) (Sobur, 2004 :69).

Mitos

Barthes berpendapat bahwa mitos, melayani fungsi ideologi naturalisasi. Artinya, mitos melakukan naturalisasi budaya, dengan kata lain, mitos membuat budaya dominan, nilai-nilai sejarah, kebiasaan dan keyakinan yang dominan terlihat „natural‟, normal, abadi, masuk akal, objektif dan benar secara apa adanya (Birowo, 2004:60). Ideologi yang tercermin dalam mitos akan selalu ada selama kebudayaan itu ada dan merupakan suatu ekspresi budaya yang diwujudkan melalui berbagai kode yang merembes masuk ke dalam teks dalam bentuk penanda-penanda penting, seperti tokoh, latar, sudut pandang, dan lain sebagainya (Sobur, 2004:71).

Sensualitas Perempuan

Kata sensualitas mengarah kepada akar kata „sense‟ yang berarti indera. Sensualitas merupakan tataran imajinasi seksual individu terhadap objek yang dilihatnya. Imajinasi tersebut merupakan pengalaman menyenangkan, yang terjadi melalui penginderaan seseorang terhadap bentuk tubuh orang lain. Jennifer L.Hillman dalam bukunya „Clinical perspective on elderly sexuality”, menjelaskan pengalaman menyenangkan tersebut akan menghasilkan sebuah kesenangan (pleasure) yang didapatkan melalui aktivitas seksual orang lain yang dirasakan melalui penginderaannya. Walaupun demikian, sensual tidak hanya didapatkan dengan mengikutserakan orang lain sebagi objek, tetapi juga bisa didapatkan melalui benda, gambar, suara yang bersentuhan langsung dengan penginderaannya(http://journal.unair.ac.id/detail_jurnal.php?id=4573&med=137 &bid=8).

Video Game

Secara etimologis kata game berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti dasar Permainan. Sejak zaman dahulu, game ini sering sekali dimainkan dengan sebutan game tradisional, seperti: patok lele, petak umpet, dan lain sebagainya. Tetapi game tersebut saat ini sudah sangat jarang ditemukan dan dimainkan, karena game tradisional lambat laun berganti menjadi game yang lebih moderen. Game moderen pertama sekali ditemukan oleh Insinyur Televisi berkebangsaan Jerman, Ralph H. Baer.

Model Teoritik

Objek Penelitian

Gambar Video Game Seven Sin level 1,2,3,dan 6

Semiotika Roland Barthes 1. Denotasi

2. Konotasi 3. Mitos

(5)

5 METODE PENELITIAN

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang didasarkan pada penafsiran.

Objek penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Makna Sensualitas perempuan dalam Game

Seven Sin yang dibuat oleh perusahaan games Monte Cristo. Game ini terdiri dari tujuh level.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah gambar-gambar yang terdapat dalam Video Game Seven Sin, terkhusus bagian dari level 1,2,3 dan 6 yang di dalamnya terdapat semua hal yang berhubungan dengan penggambaran sosok sensualitas seorang perempuan, baik dari gambar atau animasi yang ditampilkan, kostum (pakaian), dan bagaimana Ia diperlakukan dalam setiap level.

Kerangka Analisis

Penelitian kualitatif ini didesain dengan menggunakan analisis semiotika, dengan level tanda yang terdiri dari denotasi, konotasi, dan mitos berdasarkan konsep Roland Barthes. Dengan analisis semiotika ini, peneliti berupaya mengetahui makna dibalik simbol maupun gambar dalam Video game tersebut. Dalam penelitian analisis semiotika ini, peneliti menggunakan model signifikasi dua tahap yang dikemukakan oleh Roland Barthes dan mengutamakan subjektifitas peneliti.

Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Dokumen ( Document Research) 2. Studi Kepustakaan ( Library Research)

Teknik Analisis Data

Penelitian ini akan diteliti dengan menggunakan teknik dan aspek dari pendekatan kerangka analisis Roland barthes, Signifikasi dua tahap (two order signification), denotasi dan konotasi.

1. Tataran Denotatif

Setiap objek penelitian dipaparkan serta terbatas pada gambar yang menampilkan sensualitas perempuan saja untuk mencari makna yang riil dan nyata.

2. Tataran Konotasi

Pada tataran ini akan dideskripsikan penggunaan makna implisit pada objek penelitian sesuai dengan alur cerita yang terdapat pada Video Game Seven Sins.

1. Representasi Sensualitas Perempuan dalam Game Seven Sin

(6)

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

No Gambar Pembahasan

1. Penelope Hodge Denotasi: Sales promotion girl (SPG) bernama Penelope hodge. Digambarkan dengan paras yang menarik, muda, bentuk tubuh yang langsing, hidung mancung dan ukuran dada yang lumayan besar. Penelope hodge memakai seragam resmi sebuah perusahaan, dilengkapi dengan name tag atau tanda pengenal disebelah kanan bajunya.

Konotasi: Dalam bahasa Inggris “Penelope hodge” diartikan sebagai penelope si buruh tani. Dari arti nama tersebut, terlihat bahwa developer game ini mengkonstruksi perempuan sebagai seseorang yang berada dikelas bawah, yaitu kelas buruh. Perempuan digambarkan sebagai penghuni kelas rendahan melalui pekerjaannya yang hanyalah seorang pelayan toko, bukan pemilik toko.

Mitos: Sensualitas perempuan yang bekerja sebagai pelayan toko,seperti SPG (sales promotion girl) selalu ditampilkan dengan perawakan cantik, muda, tubuh langsing yang dibalut dengan pakaian super ketat dan rok mini yang terkesan seksi. Hal ini merupakan salah satu sistem ekonomi libido yang diterapkan oleh banyak perusahaan. Sistem ekonomi yang menjual tubuh perempuan demi meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Tubuh perempuan dianggap memiliki nilai keuntungan ekonomis, bila dapat diproduksi dan direproduksi sebagai nilai tukar lewat bahasa tubuh. Tubuh perempuan yang menampilkan sisi sensualitasnya sering dijadikan alat untuk meraih hati pelanggan, Seperti ikan yang diletakkan ditengah jalan, sehingga menggundang kucing-kucing untuk memangsanya dan menikmatinya.

2. Shauna Kelly Denotasi: Seorang perempuan muda memakai pakaian terbuka dan hanya menutupi bagian dadanya saja, berwarna orange serta celana mini sejenis Hot pants berbahan jeans. Di belakangnya terdapat sebuah mobil mewah berwarna merah

Konotasi: Warna orange memberi kesan ceria, antusiasme, dan ketertarikan. Celana Mini “Hot pants” menandakan perempuan moderen dengan ukuran celana yang sangat mini. Jika ditilik dari arti

(7)

7

kata Hot pants yang berarti celana panas, menandakan bahwa celana ini bukan sembarang celana, tetapi celana yang akan memberi kehangatan bagi yang melihatnya. Kehangatan akan seksualitas dan meningkatan nafsu birahi laki-laki karena dipakai di tempat yang salah.

Mitos: Hot pants jika digunakan ditempat dan kondisi yang tidak tepat, akan memberi kesan yang buruk bagi pemakainnya. Hot pants tersebut akan diidentik dengan pakaian perempuan pekerja seks komersil ataupun perempuan penggoda, yang suka menggumbar sensualiats tubuhnya kepada segerombolan kaum adam. Hot pants kerap dikenakan oleh pekerja seks komersil ketika menjajakan dirinya di tempat-tempat prostitusi, di club-club malam, sebagai daya tarik mata laki-laki dan menggoda hasrat dan syahwat laki-laki ke dalam tegangan tinggi.

3.

Betty

Denotasi: Betty merupakan seorang sekretaris pribadi dari pemimpin utama Trust Corp. Betty berpenampilan menari dengan bentuk tubuh yang idela, berpingang ramping, ukuran dada yang besar, dan yang pasti langsing tanpa lemak. Kostum yang dikenakan Betty, berupa pakaian bergaya kantoran, dengan pakaian berwarna merah muda lengan panjang dan ketat serta dipadukan dengan rok hitam pendek. Ia juga memakai sejenis stocking berwarna gelap dan sepatu hak tinggi.

Konotasi: Sisi sensualitas seorang sekretaris pribadi yang merupakan seorang perempuan bernama Betty dengan bentuk tubuh ideal seperti gitar spanyol yang selalu dikagumi oleh banyak laki-laki, paras yang cantik, dan terkesan seksi. Pakaian yang digunakannya berwarna merah mudah, menunjukkan kelemah-lembutan seorang perempuan. Pakaian tersebut sangat ketat, sehingga membentuk lekukan tubuhnya dan payudaranya yang semakin menonjol memberi kesan seksi. Ukuran payudaranya yang besar dan dipadukan dengan pakaian yang sangat ketat, akan menjadi pusat perhatian laki-laki dan memberi rangsangan untuk mengembangankann imajinasi seksualnya. Ditambah lagi dengan rok mini berwarna hitam yang membuat perempuan ini semakin seksi dan menonjolkan sisi sensualitasnya. Mitos: Dalam suatu perusahaan, yang menduduki posisi sekretaris pribadi sang pimpinan kebanyakan

(8)

8

pasti perempuan. Sosok perempuan dianggap lebih teliti dalam mengatur jadwal sang pimpinan dan memperhatikan kebutuhannya. Hampir kebanyakan perempuan yang berada dalam posisi sekretaris pribadi, memiliki bentuk tubuh yang ideal dan selalu bertemankan dengan pakaian-pakaian minim, rok-rok pendek yang terkesan seksi. Semua perempuan yang ingin melamar pekerjaan sebagai sekretaris pribadi, pasti pada awal sekali dinilai berdasarkan daya tarik fisiknya lalu kemudian pengetahuannya.

4. Erotic

dream

Denotasi: Seorang laki-laki sedang tidur di kamar mandi, posisi laki-laki tersebut sedang duduk dilantai, sembari menutup kedua matanya dan dari atas kepalanya muncul simbol huruf ZZz.. Kemudian, pada gambar berikutnya menampilkan mimpi yang berasal dari tidurnya, yang merupakan sebuah mimpi tentang erotisme, yang menampilkan gambar tiga orang perempuan yang hanya memakai celana dalam tanpa bra, bertubuh molek dan seksi, disertai dengan simbol berupa stampel yang akan diletakkannya dibagian-bagian sensitif perempuan sebagai alat sensornya.

Konotasi: Adegan gambar diatas menunjukkan laki-laki tersebut ingin pergi ke kamar mandi untuk tidur didalamnya, dari simbol huruf ZZz menegaskan bahwa akan adanya aktivitas tidur. Ia pastilah dengan sengaja memilih tidur di kamar mandi, agar Ia tidak diganggu dalam tidurnya, karena Ia ingin bermimpi untuk memuaskan nafsu birahinya sendiri. Laki-laki ini seperti mastubasi sendiri dengan membayangkan bagian-bagian tubuh perempuan yang menghasilkan makna erotisme. Hal ini terbukti pada gambar berikutnya yang merupakan situasi yang terjadi dalam mimpinya, yang banyak membangun bentuk-bentuk tubuh perempuan yang seksi, lingkar dada yang besar tanpa bra, bahkan Ia membayangkan ada sebuah stampel atau cap yang Ia gunakan untuk menunjukkan bagian-bagian tubuh perempuan yang paling mengairahkan laki-laki. Stempel tersebut akan diarahkan pada bagian payudara dan bokong perempuan.

Mitos: Mimpi erotis dapat dialami oleh laki-laki maupun juga perempuan. Mimpi ini bagi otak berperan sebagai seperti sebuah film kartun, yang akan membuat otak kita tetap terhibur sehingga

(9)

9

masalah sehari-hari akan terasa lebih ringan. Bahkan ada yang beranggapan mimpi erotis adalah hal yang normal yang dapat membantu kehidupan nyata kita. Mimpi erotis pada perempuan dan laki-laki tidaklah sama. Pada laki-laki mimpi erotis akan mengarah pada kejadian yang membuat dirinya tampak hebat, misalnya mimpi memperkosa, bereksperimen dengan payudaranya bahkan mengeksploitasi tubuh perempuan sesuka hatinya. Berbeda dengan perempuan yang lebih bersifat kemesraan, misalnya dengan bisikan kata mesra, mengelus rambut dan pujian.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis terhadap tiga puluh sembilan gambar yang dipilih dari Video game seven sin, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dari tanda-tanda yang telah dianalisis dari komunikasi visual, sensualitas perempuan dalam game seven sin digambarkan melalui penampilan dan kostum yang dikenakan tokoh perempuan. Penampilan bentuk tubuh yang ideal dan seksi, dibalut dengan pakaian yang sangat ketat, minim, terbuka, dan membuat bagian-bagian sensitif dari tubuh perempuan, seperti payudara, bagian bokong, paha, dan punggung terlihat dengan jelas, bahkan seperti dengan sengaja menonjolkan bagian-bagian tersebut melalui pakaian yang digunakan untuk memberi fantasi seksual.

2. Dari segi komunikasi nonverbal, sensualitas perempuan ditampilkan dengan gerakan-gerakan tubuh yang menjurus pada erotisme dan ekspresi menggoda, seperti mengoyang-goyangkan badannya dan mengarahkan pandangan gamers kepada bagian-bagian sensitif perempuan.

3. Komunikasi verbal didalam game ini terjadi dalam lingkupan komunikasi interpersonal yang menggunakan bahasa secara lisan, berupa dialog pembicaraan antara laki-laki dan perempuan, dimana pembicaraan tersebut berujung pada pengeksploitasian sensualitas perempuan melalui apa yang ditampilkan dalam tubuhnya.

4. Dari adegan level 1,2,3,dan 6 secara keseluruhan yang paling banyak menampilkan sisi sensualitas perempuan dan bagaimana sensualitas tersebut dijadikan ajang eksploitasi berada pada level 2.

5. Dari ketujuh dosa yang disajikan developer game dalam game seven sin ini, dosa yang paling dominan ditampilkan adalah dosa “lust” (birahi).

6. Mitos yang dapat digali dari pemaknaan atas tanda yang terdapat dalam gambar-gambar video game seven sin adalah sensualitas perempuan yang selalu disajikan melalui daya tarik fisik yang dikonstruksi melalui bingkai pemikiran laki-laki.

(10)

10 7. Developer game menggunakan tubuh perempuan sebagai suatu nilai keuntungan ekonomis, dengan menukar nilai-nilai tersebut lewat bahasa tubuh.

SARAN

1. Saran dalam kaitan penelitian, semiotika merupakan penelitian yang menuntut keaktifan peneliti dalam memaknai dan mencari mitos apa yang berkembang dibalik suatu tanda.

2. Saran dalam kaitan akademis, sebaiknya para peneliti lain yang ingin melakukan kajian semiotika mempelajari mengenai paradigma krits. Paradigma ini memberikan ruang bagi semiotika yang tidak hanya melakukan kajian tanda sebagai teks tetapi juga mengaitkan dengan konteks dibaliknya melalui cara berpikir kritis seorang peneliti.

3. Saran dalam kaitan praktis, Peran orang tua yang harus mendampingi anak-anaknya yang belum cukup umur dalam memilih game yang mereka jadikan sebagai sarana bermain. Peran pemerintah yang harus gesit dan peka dengan perkembangan jaman yang sudah menyerang pemikiran masyarakat, khususnya kaum muda bahkan anak dibawah umur tidak lagi dengan video porno tetapi video game yang awalnya dianggap hanya sebagai hiburan. Seharusnya pemerintah memberikan perhatian untuk memperketat jalur masuknya game-game luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan Indonesia, mungkin dengan membuat Undang-undang yang mengatur peredaran game dan tidak memandang remeh kekuatan video game yang bisa menghancurkan moral bangsa.

DAFTAR REFERENSI

Birowo, Antonius.M,2004. Metode Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Gitanyali.Bungin,

Daulay, Harmona.2007. Perempuan dalam Kemelut Gender. Medan: USU Perss Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:

LkiS Yogyakarta

Sobur, Alex.2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Roasdakarya. Sumber Jurnal

Satria Renggaditya K. (2013, Feb 02). Penerimaan Khalayak Remaja Terhadap Sensualitas Tubuh Perempuan dalan Anime Fairy Tail. 13 Agustus 2013.

(http://journal.unair.ac.id/detail_jurnal.php?id=4573&med=137&bid=8) Anonim. 2010. Objektifikasi Perempuan dalam Game Online.

http://ukijournalisious.wordpress.com/2010/11/27/objektifikasi-perempuan dalam-game-online-2/.. Diakses tanggal 20 April 2013.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Grafik step respon hasil simulasi untuk sistem pengendalian kcc epatan putaran motor diesel high speed dengan menggunakan kontro l er logika fuzzy kctika motor dilakukan

Oleh karena itu penulis ingin merealisasikan ide penulis untuk membuat “Rancang Bangun Kendali Panel Display P10 Dotmatrix Via Serial Monitor Berbasis

153 ibid.. dalam rahim untuk tumbuh. Bayi lahir dengan berat badan rendah biasanya memiliki berat badan sekitar 1.500-2.500 gram dan Ibu yang hamil pada usia muda

PUJadalah adanya hambatan/penyempitan pada bagian yang menghubungkan pelvis yang menghubungkan pelvis renalis dan ureter, sehingga aliran urine dari pelvis menuju ke vesika

Tantangan yang dihadapi sekarang adalah bagaimana upaya untuk membangun paradigma baru pendidikan Islam, visi, misi, dan tujuan, yang didukung dengan sistem kurikulum atau

Setelah Presiden Hosni Mubarak jatuh, militer Mesir menghadapi tantangan serius bagaimana mereka menstranformasikan diri menjadi organisasi militer yang profesional dan

Sari (2010) dengan judul “P eran Body image terhadap Penyesuaian Diri Perempuan Dewasa Dini Pada Kehamilan Pertama Di Klinik Life Fertility Center Kota

Varietas kedelai yang toleran terhadap penyakit karat dan dikategori agak tahan teradap penyakit karat dapat dipadukan dengan cara pengendalian dengan menggunakan