• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS SENTOLO I KULON PROGO YOGYAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH PERPUSTAKAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS SENTOLO I KULON PROGO YOGYAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH PERPUSTAKAAN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

i

GAMBARAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS SENTOLO I KULON PROGO

YOGYAKARTA TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

SUSI SUSANTI 1113122

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

(2)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(3)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(4)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

PRAKATA Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahi Robbil‘Alamiin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul: “Gambaran Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2015”.

Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes. selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Ibu Reni Merta Kusuma, M.Keb. selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3) di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Ibu Ekawati, S.SiT., M.Kes. selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan pada penulis.

4. Bapak Muhamat Nofiyanto, M.Kep. selaku dosen penguji Karya Tulis Ilmiah yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi, dan memberikan masukan serta saran terhadap Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Tenaga kesehatan dan staff Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo yang telah

memberikan izin dan juga membantu dalam terlaksananya penelitian.

6. Kedua orang tua, adik, dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, do’a, dan semangat kepada penulis selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Teman-teman mahasiswa khususnya kebidanan angkatan 2013 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta dan juga semua sahabat terbaik saya yang telah banyak memberikan dorongan, bantuan, semangat dan juga motivasi selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada kita semua, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang bisa menjadi koreksi dan perbaikan dari Karya Tulis Ilmiah ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Yogyakarta, Agustus 2016

(5)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL………...………... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... ii iii PRAKATA...………..…... iv DAFTAR ISI……….…... DAFTAR TABEL... v vii DAFTAR BAGAN………...………... viii

DAFTAR LAMPIRAN………... INTISARI... ABSTRACT... ix x xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 1 B. Rumusan Masalah………...….. 4 C. Tujuan Penelitian………...…… 4 D. Manfaat Penelitian………...….. 5 E. Keaslian Penelitian………....….. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Balita a. Definisi Balita………....………...… b. Pertumbuhan Balita…………...……….. c. Perkembangan Balita... d. Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan……….... e. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang…………... 2. Diare a. Definisi Diare………....……… b. Penyebab Diare………... c. Gambaran Klinis………... d. Klasifikasi dan Tindakan Diare……… e. Patofisiologi……….. f. Penatalaksanaan……… g. Komplikasi……… h. Pencegahan Diare……….. i. Pemeriksaan Diagnostik Diare……….. 8 8 9 11 12 15 16 23 24 29 31 34 35 36 B. Kerangka Teori………...….… 37 C. Kerangka Konsep………... 38 D. Pertanyaan Penelitian………... 39

(6)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian………...………..… 40

B. Lokasi dan Waktu Penelitian………...… 40

C. Subjek Penelitian... 41

D. Variabel Penelitian... 41

E. Definisi Operasional………....….... 42

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data………... 43

G. Metode Pengolahan dan Analisis Data………....…….... 43

H. Etika Penelitian………...….. 45 I. Tahapan Penelitian………...…... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... B. Pembahasan Penelitian... C. Keterbatasan Penelitian... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... B. Saran... 46 49 53 58 59 59 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(7)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian………...….. 6

Tabel 2.1 Klasifikasi Status Gizi... 22

Tabel 2.2 Gejala Klinis Diare... 24

Tabel 2.3 Penyebab Infeksius Diare Akut... 26

Tabel 3.1 Definisi Operasional………... 42

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Gambaran Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Sentolo I Kulon Progo... 52

(8)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR BAGAN

Hal

Bagan 2.1 Etiologi terjadinya Diare... 16

Bagan 2.2 Penatalaksanaan Berdasarkan Keadaan Diare... 30

Bagan 2.3 Kerangka Teori……….... 37

(9)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Ijin Balasan Penelitian Lampiran 3. Lembar Konsul

(10)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

GAMBARAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS SENTOLO 1 KULON PROGO

YOGYAKARTA TAHUN 2015

Susi Susanti1, Ekawati2

INTISARI

Latar Belakang: Diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita.

Sebanyak 1,7 miliar kasus diare terjadi setiap tahun dan menyebabkan sekitar 760.000 anak meninggal dunia. Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan potensi kejadian luar biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya diare baik dari faktor infeksi (infeksi bakteri, infeksi virus, infeksi parasit, infeksi parenteral), faktor malabsorpsi, faktor makanan, dan faktor psikologi. Kejadian diare di wilayah Puskesmas Sentolo I menduduki urutan pertama dari tahun 2014 hingga tahun 2015.

Tujuan: Untuk mengetahui gambaran kejadian diare pada balita di Puskesmas

Sentolo I Kulon Progo Yogyakarta tahun 2015.

Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif.

Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Besar sampel sebanyak 102 balita yang mengalami diare di Puskesmas Sentolo 1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil data yang berasal dari rekam medis pasien dan analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif.

Hasil: Balita yang mengalami diare berdasarkan umur balita sebagian besar usia

1-3 tahun sebanyak 79 (77,5%), sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 54 (52,9%), sebagian besar balita yang mengalami diare mempunyai status gizi baik yaitu sebanyak 75 (73,5%), terbanyak bertempat tinggal di Desa Sentolo sebanyak 41 (40,2%), dan sebagian besar adalah diare tanpa dehidrasi sebanyak 82 (80,4%).

Simpulan: Kejadian diare di Puskesmas Sentolo I Kulon Progo masih tinggi dari

cakupan Puskesmas lainnya di wilayah Kabupaten Kulon Progo.

Kata Kunci: Kejadian Diare, Balita.

1.

Mahasiswa Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2.

(11)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DIARRHEA INCIDENCE IN CHILDREN UNDER FIVE YEARS IN PUSKESMAS SENTOLO 1 KULON PROGO

YOGYAKARTA 2015

Susi Susanti1, Ekawati2

ABSTRACT

Background: Diarrhea is the second leading cause of death in children under five

years. Amount of 1.7 billion retrospective case series of diarrhea occur each year and causes around 760,000 toddlers died. Diarrhea disease is endemic in Indonesia and it also provides potential outbreaks accompanied by death. Many factors cause diarrhea either of infections factor (bacterial infections, virus infections, parasite infections, parenteral infections), malabsorbtions factor, food factors and psychological factors. The diarrhea incidences in Sentolo, Kulon Progo got the first place in the year 2014-2015.

Objective: This study is to describe the incidence of diarrhea in Puskesmas 1

Sentolo Kulon Progro Yogyakarta 2015.

Methods: This study was a quantitative descriptive research. To collect the data,

it used total sampling technique. The respondents were 102 children under five years who suffered diarrhea in Puskesmas Sentolo 1. Data collected were taken from patients medical report. To analyze the data, this study used univariate analysis.

Results: The result showed that the 79 (77,5%) children under five years with

diarrhea based on the age is mostly toddler, there are 54 (52,9%) male children, 75 children (73.5%) who suffered diarrhea meet good nutrition, 41 children (40.2%) is living on Sentolo and 82 children (80.4%) got diarrhea without dehydration.

Conclusion: The diarrhea incident in Puskesmas Senotolo 1 Kulon Progo is still

high from the others Pukesmas.

Keywords: The Incidence Of Diarrhea, Children Under Five Years.

1Diploma Midwifery Students of Stikes Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta

(12)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menurut data World Health Organization (WHO) (2013), diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita. Sebanyak 1,7 miliar kasus diare terjadi setiap tahun dan menyebabkan sekitar 760.000 anak meninggal dunia. Selain menjadi masalah di negara berkembang, ternyata diare juga masih merupakan masalah utama di negara maju. Di Eropa, lebih dari 160.000 anak-anak meninggal sebelum berusia 5 tahun dan lebih dari 4% kasus kematian disebabkan oleh diare.

Insiden diare pada balita sebesar 6,7% sedangkan period prevalence diare pada balita sebesar 10,2% (Balitbangkes, 2013). Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan potensi KLB yang sering disertai dengan kematian. Menurut Riskesdas 2007, diare menjadi penyebab utama kematian balita sebesar 25,2%. Sedangkan hasil Riskesdas 2013, period prevalen diare (3,5%) lebih kecil dari Riskesdas 2007 (9,0%). Penurunan period prevalen yang tinggi ini dimungkinkan karena waktu pengambilan sampel yang tidak sama antara 2007 dan 2013. Pada Riskesdas 2013 sampel diambil dalam rentang waktu yang lebih singkat. (Kemenkes RI, 2014).

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya diare baik dari faktor infeksi (infeksi bakteri, infeksi virus, infeksi parasit, infeksi parenteral), faktor malabsorpsi, faktor makanan, dan faktor psikologi (Ngastiyah, 2012). Salah satu penyebab diare pada balita baik di negara maju maupun berkembang adalah rotavirus. Menurut WHO, rotavirus turut berkontribusi sebesar 15-25% diare

(13)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

pada balita usia 6-24 bulan. Rotavirus kemungkinan ditularkan melalui oral-fekal dengan kontak atau saluran pernafasan (WHO, 2009). Penyebab lainnya bakteri pathogen seperti E. Colli, Shigella, Campylobacter jejuni, dan Salmonella (Aden, 2010).

Selama tahun 2013 dilaporkan jumlah penderita diare yang memeriksakan ke pelayanan kesehatan mencapai 43.112 kasus. Sedangkan pada tahun 2014 mencapai 66.362 kasus. Laporan dari Survailans Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas di DIY kasus diare menempati peringkat kedua setelah influenza. Kasus terbanyak ditemukan di Kabupaten Kulon Progo yaitu dengan jumlah kasus diare yang ditangani 25.491 (Dinas Kesehatan DIY, 2015).

Angka kematian balita menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, penyakit infeksi, dan kecelakaan. Jumlah kematian anak balita tahun 2014 sesuai dengan hasil pelaporan adalah 14 jiwa, sedangkan angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Kulon Progo dari tahun 2010 sampai tahun 2014 cenderung fluktuatif, pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebanyak 18,23/1000 kelahiran hidup dan turun kembali pada tahun 2014 menjadi 11,50/1000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kulon Progo, 2015).

Di Indonesia setiap tahun 100.000 anak meninggal karena diare. Berdasarkan laporan WHO, kematian di Indonesia sudah menurun tajam begitu pula berdasarkan survei rumah tangga, kematian karena diare diperkirakan menurun. Walaupun angka kematian diare menurun, tetapi angka kesakitan diare tetap tinggi terutama di negara berkembang (BPS, BKKBN, & Kemenkes RI, 2013).

(14)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Diare pada balita dapat menyebabkan kematian dengan cepat karena pada balita mudah terjadi dehidrasi yaitu kehilangan sejumlah besar air dan elektrolit dari tubuh baik melalui tinja, muntah, panas tubuh, dan daya tahan tubuh yang kurang. Daya tahan tubuh rendah disebabkan karena asupan gizi yang kurang pada saat di dalam kandungan maupun saat dalam masa perkembangan, asupan gizi yang tidak terpenuhi tersebut akan menghambat pertumbuhan dan sangat mempengaruhi angka kesakitan yang tinggi di kemudian hari (Agus & Widiyanti, 2009).

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan DIY (2015) kasus diare tertinggi yaitu di Kabupaten Kulon Progo dengan jumlah 25.491 kasus diare yang ditangani, jumlah tersebut mengalami penurunan dari tahun 2014 yaitu berjumlah 28.530. Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2015 kasus diare terbanyak terdapat di Puskesmas Sentolo 1.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Sentolo 1, jumlah kasus diare pada balita tahun 2015 yaitu berjumlah 242 balita. Jumlah tersebut mengalami penurunan dari tahun 2014 yaitu berjumlah 371 kasus balita diare, namun jumlah diare pada balita masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan kejadian diare pada Puskesmas yang ada di Kabupaten Kulon Progo tahun 2015 dengan jumlah balita diare rata-rata tidak lebih dari 100 kasus. Penyakit diare juga masih menjadi masalah utama yang ada di Puskesmas Sentolo I dan menempati peringkat kedua dari 10 besar penyakit tertinggi tahun 2015 setelah ISPA. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian yang

(15)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

berjudul “Gambaran Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah gambaran kejadian diare pada balita di Puskesmas Sentolo I Kulon Progo Yogyakarta tahun 2015?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kejadian diare pada balita di Puskesmas Sentolo I Kulon Progo selama tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui umur balita yang mengalami diare di Puskesmas Sentolo I Kulon Progo.

b. Untuk mengetahui jenis kelamin balita yang mengalami diare di Puskesmas Sentolo I Kulon Progo.

c. Untuk mengetahui status gizi balita yang mengalami diare di Puskesmas Sentolo I Kulon Progo.

d. Untuk mengetahui sebaran tempat tinggal balita yang mengalami diare di Puskesmas Sentolo I Kulon Progo.

e. Untuk mengetahui klasifikasi diare balita yang mengalami diare di

(16)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Diharapkan dapat memberikan informasi tambahan tentang kejadian diare pada balita dan gambaran prevalensi diare untuk menurunkan angka kasus diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas Sentolo I

Merupakan sumbangan pemikiran dan data untuk tenaga kesehatan dalam upaya mencegah dan mengatasi kejadian diare pada balita.

b. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya ibu yang memiliki balita dalam pencegahan penyakit diare dan penanganan lebih lanjut terhadap kejadian diare.

c. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan tentang diare pada balita, pengalaman dan wawasan dalam melakukan penulisan ilmiah.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai informasi tambahan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti pada bidang kajian sejenis sehingga hasilnya nanti diharapkan dapat memperbaharui dan menyempurnakan penelitian ini.

(17)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No. Peneliti

dan Tahun

Judul Metode

Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan dan

Perbedaan 1. Usma F.S (2014) Gambaran Kejadian Diare pada Balita Usia 1-5 tahun di Puskesmas Umbulharjo II Yogyakarta Jenis Deskriptif Kuantitatif dengan Metode Survey dan Total Sampling

Hasil penelitian yaitu karakteristik ibu balita berdasarkan usia sebagian besar adalah 20-35 tahun sebanyak 50 (47,6%) orang, pendidikan ibu balita yang terbanyak adalah tingkat SMA dengan jumlah 39 (37,1%) orang, pekerjaan ibu balita sebagian besar adalah wiraswasta sebanyak 35 (33,3%) orang. Karakteristik balita meliputi usia balita sebagian besar 1-3 tahun sebanyak 56 (51-3,1-3%) balita, jenis kelamin perempuan yaitu 53 (50,5%) balita, sedangkan kejadian diare ialah diare tanpa dehidrasi 104 (99,0%) balita dan diare dengan dehidrasi rigan atau sedang 1 (1,0%) balita. Persamaan: Jenis penelitian dan cara pengambilan sampel Perbedaan: Tempat penelitian, jumlah responden dan waktu penelitian 2. Evayant i E.K.N; dkk (2014) Faktor-faktor yang Berhubunga n dengan Kejadian Diare pada Balita yang Berobat ke Badan Rumah Sakit Umum Tabanan Jenis Cross Sectional dengan Metode Simple Random Sampling

Hasil penelitian yaitu faktor pendidikan ibu tidak berhubungan dengan kejadian diare pada balita dengan nilai p=0,193 (α>0,05); faktor jenis pekerjaan ibu juga tidak berhubungan dengan kejadian diare pada balita dengan nilai p=0,743 (α>0,05); faktor lingkungan yaitu tentang sumber air minum nilai p=0,720 (α>0,05) sehingga tidak ada hubungan antara sumber air minum dengan kejadian diare; faktor perilaku yaitu kebiasaan mencuci tangan dengan nilai p=0,010 (α<0,05) maka ada hubungan antara kebiasaan mencuci tangan dengan kejadian diare dan kebiasaan membuang tinja dengan nilai p=0,340 (α>0,05) maka tidak ada hubungan antara kebiasaan membuang tinja dengan kejadian diare.

Persamaan: Topik penelitian tentang diare pada balita Perbedaan: Tempat penelitian, topik penelitian, jumlah responden, dan waktu penelitian

(18)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

No Peneliti dan Tahun Judul Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan dan

Perbedaan 3. Adyana stri, Festy (2012) Etiologi dan Gambaran Klinis Diare Akut di RSUP Dr. Kariyadi Semarang Metode penelitian mengguna kan desain retrospekt if dengan teknik total sampling

Hasil penelitian yaitu etiologi diare akut yang tersering secara berurutan : EPEC 29,8%; Vibrio cholerae 24,4%; Shigella dysentriae 21%; tidak ada pertumbuhan kuman 11,8%; Proteus sp 4,6%; Pseudomonas 3,8%. Gambaran klinis tersering dari pasien diare akut adalah berak cair lebih dari empat kali sehari 96,65; muntah 79,4%; nyeri ulu hati 79,8%; demam 72,9%; mual 57,6%; lemas 49,9%; berat badan turun 8%. Persamaan: Pengambilan sampel dengan total sampling Perbedaan: Topik penelitian, tempat penelitian, waktu dan responden penelitian

(19)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Sentolo 1 adalah Puskesmas dengan rawat inap yang merupakan salah satu dari 21 Puskesmas yang ada di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak 17 km di sebelah barat Yogyakarta, tepatnya di Dusun Sentolo Kidul, Desa Sentolo, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Puskesmas Sentolo I memunyai wilayah kerja seluas 27,59 km2, yang meliputi 4 Desa binaan yaitu Desa Sentolo, Desa Kaliagung, Desa Banguncipto dan Desa Sukoreno. Dari ke 4 desa tersebut dibagi lagi menjadi 43 Dusun yaitu Desa Sentolo terdapat 12 dusun, Desa Sukoreno terdapat 13 dusun, Desa Kaliagung terdapat 12 dusun dan juga Desa Banguncipto terdapat 6 dusun. Batas wilayah kerja Puskesmas Sentolo 1 adalah:

a. Batas utara : Wilayah Kecamatan Nanggulan b. Batas timur : Sungai Progo dan Desa Salamrejo c. Batas selatan : Desa Srikayangan

d. Batas barat : Wilayah Kecamatan Pengasih

Puskesmas Sentolo 1 memiliki tiga Puskesmas Pembantu (Pustu) yaitu Puskesmas Pembantu Sukoreno, Puskesmas Pembantu Kaliagung, dan Puskesmas Pembantu Banguncipto. Puskesmas Sentolo 1 juga memiliki tiga Poskesdes yaitu Poskesdes Desa Banguncipto, Poskesdes Desa Kaliagung, dan

(20)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Poskesdes Desa Sukoreno. Puskesmas Sentolo 1 merupakan Puskesmas rawat inap yang memiliki 15 tempat tidur di bangsal dewasa atau anak, dan juga 2 tempat tidur yang terdapat di bangsal paska bersalin.

Pada tahun 2015, jumlah penduduk yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sentolo 1 tercatat sebanyak 25.735 jiwa, terdiri dari 12.747 laki-laki dan 12.988 perempuan, dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 8.292 KK.

Program khusus dalam menangani diare pada tahun 2015 di Puskesmas Sentolo I yaitu meningkatkan pelayanan medis kepada balita yang mengalami diare, promosi kesehatan kepada masyarakat tentang bahaya penyakit diare dilakukan dengan penyuluhan di setiap desa yang bekerja sama dengan Pustu dan BPM dan meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan agar tetap bersih serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Program kerja Puskesmas Sentolo I tahun 2016 yaitu terdiri dari upaya promosi, preventif dan kuratif. Upaya promosi yang ada antara lain upaya kesehatan lingkungan (PHBS), upaya kesehatan keluarga dan reproduksi serta KB, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya preventif yakni pemberantasan penyakit menular (P2TB, DBD, Diare dan ISPA), upaya kuratif yakni memberikan pelayanan baik rawat inap maupun rawat jalan yang berbasis kepuasan pasien. Upaya pengembangannya antara lain upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan olahraga, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan usia lanjut dan pelayanan laboratorium.

(21)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Terdapat pula program surveilans, program ini meliputi beberapa kegiatan yang menyangkut pelayanan imunisasi dan sistem kewaspadaan diri.

Pelayanan diare yang dilakukan di Puskesmas Sentolo I dilakukan dengan memberikan pengobatan dan pencegahan pada balita diare sesuai dengan diare yang diderita oleh pasien. Jika didapatkan kasus balita diare dehidrasi berat atau yang memerlukan penanganan lebih lanjut akan dilakukan rawat inap di Puskesmas Sentolo I dengan ditangani oleh dokter dan apabila di Puskesmas tidak memungkinkan akan dilakukan rujukan ke RSUD Wates. Sebaran angka kejadian diare pada balita masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan Puskesmas lainnya di wilayah Kabupaten Kulon Progo.

Puskesmas Sentolo I tahun 2016 mempunyai program khusus dalam menangani diare yakni penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya penyakit diare, cara pencegahan dan penularannya, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mencegah terjadinya atau menularnya peyakit diare serta perbaikan sanitasi lingkungan. Program tersebut bekerja sama dengan Pustu dan BPM yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sentolo I. Dalam melakukan penyuluhan kepada masyarakat pihak Puskesmas Sentolo I melibatkan masyarakat secara umum agar tetap menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Sehingga diharapkan program-program yang ada dapat menurunkan angka kejadian diare khususnya pada balita.

(22)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin, umur, status gizi, sebaran tempat tinggal, dan klasifikasi diare yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Gambaran Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Sentolo I Kulon Progo

No. Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

1. Umur 1-3 tahun >3-5 tahun 79 23 77,5 22,5 Jumlah 102 100,0 2. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 54 48 52,9 47,1 Jumlah 102 100,0 3. Status Gizi Gizi buruk Gizi kurang Gizi baik Gizi lebih 3 23 75 1 2,9 22,5 73,5 1,0 Jumlah 102 100,0 4. Tempat tinggal Sentolo Kaliagung Banguncipto Sukoreno 41 17 13 31 40,2 16,7 12,7 30,4 Jumlah 102 100,0 5. Klasifikasi Diare

Diare tanpa dehidrasi Diare dehidrasi ringan Diare dehidrasi berat

82 19 1 80,4 18,6 1,0 Jumlah 102 100,0

(Sumber: Data Sekunder, 2015)

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari 102 responden balita yang mengalami diare pada kelompok umur 1-3 tahun yaitu sebanyak 79 responden (77,5%), sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 54 responden (52,9%), sebagian besar balita yang mengalami diare mempunyai status gizi

(23)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

baik yaitu sebanyak 75 responden (73,5%), terbanyak bertempat tinggal di Desa Sentolo sebanyak 41 responden (40,2%), dan sebagian besar adalah diare tanpa dehidrasi sebanyak 82 responden (80,4%).

B. Pembahasan Penelitian

a. Gambaran Kejadian Diare Berdasarkan Umur Balita

Hasil penelitian pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa balita yang mengalami diare terbanyak terdapat pada kelompok umur 1-3 tahun yaitu berjumlah 79 responden (77,5%). Menurut Hegar (2012) balita lebih rentan terkena diare karena daya tahan tubuhnya masih rendah dibandingkan orang dewasa. Diare bisa disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus di dalam usus halus. Pada balita, diare lebih sering terjadi pada anak berusia 6 bulan sampai 2 tahun. Gejalanya biasanya disertai mual, demam, sakit perut dan dehidrasi. Hal ini juga sesuai dengan Mufidah (2012) yang menjelaskan bahwa sebagian besar diare terjadi pada balita dibawah usia 2 tahun. Semakin besar usia seorang anak, kemungkinan terkena diare semakin kecil, sebab balita lebih bisa menjaga kesehatan tubuhnya dengan baik.

Menurut Ngastiyah (2012) pada balita berumur 2 tahun sering terjadi diare yang disebabkan oleh faktor infeksi parenteral yaitu infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis media akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya. Selain itu, anak berumur 1-3 tahun lebih suka bermain di luar rumah tanpa melihat tempat bermain sehingga memiliki risiko lebih tinggi terjadinya diare (Mufidah, 2012). Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh Usma (2014)

(24)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

menunjukkan bahwa balita yang mengalami diare sebagian besar berusia 1-3 tahun yaitu sebesar 53,3%.

Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh Mendrofa (2006), diperoleh proporsi terbesar balita yang mengalami diare berumur 3 tahun (46,8%). Dari hasil penelitian Mendrofa menunjukkan umur ada kaitannya antara penyakit diare dengan daya tahan tubuh.

b. Gambaran Kejadian Diare Berdasarkan Jenis Kelamin Balita

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa lebih banyak balita yang mengalami diare dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 54 responden (52,9%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Palupi (2009) yang menjelaskan bahwa balita berjenis kelamin laki-laki yang menderita diare lebih banyak dari pada perempuan dengan perbandingan 1,5:1 dengan proporsi pada anak laki-laki sebesar 60% dan anak perempuan 40%.

Penelitian yang dilakukan oleh Iswari (2011) dengan besar sampel sebanyak 108 responden, sebagian besar diare pada balita berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 72 responden (66,7%). Kemungkinan terjadinya hal tersebut dikarenakan pada anak laki-laki lebih aktif dan lebih banyak bermain di lingkungan luar rumah, sehingga mudah terpapar dengan agen penyebab diare. Namun demikian hingga saat ini belum diketahui pasti pada anak laki-laki lebih sering terkena diare dibandingkan dengan anak perempuan.

Hal yang sama ditemukan pada penelitian Maryanti (2012) di Puskesmas Kota Pekanbaru yang menunjukkan dari 96 kasus, angka insidensi diare pada

(25)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

laki-laki lebih tinggi (54,2%) dibandingkan perempuan (45,8%). Pada penelitian Irena (2011) di Lusaka, Zambia dari 430 kasus diare balita sebanyak 238 (55,4%) diderita oleh laki-laki dan perempuan sebanyak 192 (44,6%). Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh demografi penduduk di suatu daerah, tetapi perbedaan ini tidak terlalu bermakna. Pengaruh jenis kelamin terhadap mekanisme terjadinya diare belum sepenuhnya dipahami sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

c. Gambaran Kejadian Diare Berdasarkan Status Gizi Balita

Dari hasil penelitian pada balita yang mengalami diare di Puskesmas Sentolo 1 menunjukkan bahwa balita yang mengalami diare memiliki status gizi baik yaitu sebanyak 75 responden (73,5%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariska (2014) yang menunjukkan bahwa sebagian besar balita yang mengalami diare memiliki status gizi baik. Balita dengan status gizi baik. Menurut Agus (2009) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa diare merupakan penyakit infeksi yang dapat timbul karena status gizi yang buruk, lingkungan yang tidak sehat, pola makan yang tidak higienis, dan status ekonomi yang buruk. Banyak faktor yang bisa menyebabkan penyakit diare, status gizi baik pada balita bukan menjadi faktor utama terjadinya penyakit diare akan tetapi ada faktor-faktor lainnya.

Dalam penelitian ini kejadian diare tidak hanya terjadi pada balita yang memiliki status gizi baik tetapi juga terjadi pada balita yang memiliki status gizi kurang yaitu sebanyak 23 responden (22,5%). Keadaan gizi kurang dapat juga mempengaruhi terjadinya penyakit diare terutama pada balita, semakin

(26)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

buruk keadaan gizi seseorang anak akan mempermudah anak tersebut menderita penyakit infeksi. Seperti halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Agus (2009) walaupun hasil penelitian menunjukkan bahwa balita yang memiliki status gizi baik lebih banyak mengalami diare yaitu sebanyak 17 responden (28%) dibandingkan dengan balita yang mengalami status gizi buruk yaitu sebanyak 11 responden (18%) akan tetapi dari hasil pengolahan dengan menggunakan program komputer diperoleh koefisien chi square sebesar 4,266 dengan nilai p=0,039<p=0,05 menunjukkan ada pengaruh antara status gizi dengan kejadian diare pada balita.

d. Gambaran Kejadian Diare Berdasarkan Tempat Tinggal Balita

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dari 102 reponden menunjukkan bahwa lebih banyak balita yang mengalami diare bertempat tinggal di Desa Sentolo sebanyak 41 responden (40,2%). Menurut wawancara yang dilakukan kepada Tutik dan Rina (2016) bagian Pencegahan Infeksi Puskesmas Sentolo I mengatakan bahwa diare tertinggi terdapat di Desa Sentolo dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti jarak antara Puskesmas Sentolo I dan masyarakat Desa Sentolo yang terjangkau jika akan periksa ke Puskesmas sehingga pendataan dapat merekap data diare balita serta masih ada pengolahan sampah yang kurang tepat. Disamping itu tingkat kepadatan penduduk terbanyak terdapat di wilayah Desa Sentolo. Hal ini sesuai dengan Aden (2010) menyatakan bahwa timbulnya penyakit diare disebabkan oleh kondisi lingkungan yang kurang bersih dan pada lingkungan yang penuh sesak.

(27)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Persentase kepemilikan jamban dan pemakaian sumber air bersih di Desa Sentolo sudah tergolong baik jika dibandingkan dengan desa lainnya serta masih terdapat beberapa kandang ternak yang berjarak kurang dari 10 meter dari sumur. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Amaliah (2010) menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sanitasi lingkungan (sumber air bersih dan kepemilikan jamban) dengan kejadian diare pada balita.

e. Gambaran Kejadian Diare Berdasarkan Klasifikasi Diare

Hasil penelitian dari 102 responden menunjukkan bahwa balita yang mengalami diare sebagian besar adalah diare tanpa dehidrasi sebanyak 82 responden (80,4%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Usma (2014) menyatakan bahwa klasifikasi diare terbanyak yaitu diare tanpa dehidrasi 104 (99,0%). Diare tanpa dehidrasi ditandai dengan tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atau ringan/sedang (MTBS, 2011).

Menurut Ngastiyah (2012) kejadian diare dapat diketahui melalui tanda dan gejalanya seperti anak cengeng, demam, nafsu makan berkurang, tinja makin cair, bercampur lendir darah, warna tinja makin lama makin berubah kehijau-hijauan, serta gejala muntah sebelum atau sesudah diare. Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi, 2010). Kurangnya air bersih, tinggal berdesakan, hygiene yang buruk,

(28)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

kurang gizi dan sanitasi yang jelek merupakan faktor resiko utama, khususnya untuk terjangkit infeksi bakteri atau parasit yang patogen.

Dalam penelitian ini balita yang mengalami diare tanpa dehidrasi lebih banyak mempunyai status gizi baik. Menurut Martianto dkk (2006) dalam penelitiannya didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keberadaan penyakit infeksi dengan status gizi anak. Demikian pula dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurcahyo dkk (2010) pada balita usia 12-59 bulan di kabupaten Bogor menunjukkan bahwa semakin sering frekuensi diare maka status gizi balita menurut BB/U akan semakin buruk. Dari hasil-hasil tersebut dapat diketahui bahwa status gizi dapat mempengaruhi kejadian diare karena apabila status gizi balita kurang maka balita akan lebih rentan terkena penyakit infeksi dibandingkan dengan balita yang memiliki status gizi baik.

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu teknik pengambilan sampel pada penelitian ini tidak dilakukan pada semua populasi dikarenakan pengumpulan data balita yang mengalami diare dalam penelitian ini menggunakan data sekunder atau menggunakan data rekam medis pasien dan data MTBS, tanpa melihat kondisi pasien secara langsung serta terdapat beberapa data rekam medis yang kurang jelas.

(29)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kejadian diare pada balita di Puskesmas Sentolo I Kulon Progo Yogyakarta tahun 2015. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

1. Balita yang mengalami diare terbanyak pada kelompok umur 1-3 tahun yaitu sebanyak 79 responden (77,5%).

2. Balita yang mengalami diare sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 54 responden (52,9%).

3. Balita yang mengalami diare mempunyai status gizi baik yaitu sebanyak 75 responden (73,5%).

4. Balita yang mengalami diare terbanyak bertempat tinggal di Desa Sentolo sebanyak 41 responden (40,2%).

5. Sebagian besar adalah diare tanpa dehidrasi sebanyak 82 responden (80,4%).

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Tenaga Kesehatan Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai bahan masukan dalam upaya menurunkan kejadian diare pada balita. Upaya yang dilakukan bisa dengan cara memberikan edukasi dan penyuluhan pada ibu balita bagaimana cara pencegahan diare, misalnya biasakan cuci tangan yang

(30)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

benar dengan sabun sebelum memberikan makan anak dan memberikan pelayanan yang tepat pada balita diare sesuai jenis diare yang dideritanya. 2. Bagi Masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa lingkungan tempat tinggal balita yang kurang bersih merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kejadian diare. Hendaknya masyarakat bekerja sama untuk saling menjaga kebersihan lingkungan dan mengelola sampah dengan benar agar jumlah kejadian diare menurun.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah kemampuan dan juga pengetahuan khususnya mengenai diare pada balita.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya bagi peneliti yang akan datang yaitu memperluas ruang lingkup penelitian ini agar lebih sempurna dan bermanfaat, serta dapat mengembangkan variabel penelitian.

(31)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Adyanastri, F. (2012). Etiologi dan Gambaran Klinis Diare Akut di RSUP Dr. Kariyadi Semarang. KTI. Universitas Diponegoro Semarang, Fakultas Kedokteran, Strata-1 Kedokteran Umum. Hal.12.

Agus, S.H, Handoyo, & Widiyanti, D. (2009). Analisis Faktor-Faktor Resiko yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Puskesmas Ambal 1 Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 5 (2), Hal: 65.

Amaliah, S. (2010). Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Faktor Budaya dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Unimus, ISBN: 978.979.704.883.9, 5(3). Hal.3.

Andriana, D. (2011). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain pada Anak. Salemba Medika: Jakarta.

Ariani, A.P. (2014). Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Nuha Medika: Yogyakarta.

Ariska, Y. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perubahan Status Gizi Balita pada Program Edukasi dan Rehabilitasi Gizi (PERGIZI). Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Fakultas Ekologi Manusia, Strata-1 Gizi. Hal.19.

Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kementerian Kesehatan. (2013). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.

<http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php/catalog/255> Di akses tangal 13 Juni 2016.

Balitbangkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Cahyaningsih, D.S., (2011). Pertumbuhan Perkembangan Anak dan Remaja.

Rineka Cipta: Jakarta.

Depkes RI. (2011). Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

Dewi, V.N.L. (2011). Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Salemba Medika: Jakarta.

(32)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Dinkes Kulon Progo. (2015) Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo. Dinas Kesehatan Kulon Progo: Yogyakarta.

Dinkes DIY. (2015). Profil Kesehatan DIY. Dinas Kesehatan DIY: Yogyakarta. Ekawati, D., Munawir, & Suhartatik. (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kejadian Diare di Ruang Rawat Inap di RSUD Kota Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, Vol.5 no.1 tahun 2014. ISSN: 2302-1721. Hal: 7.

Evayanti, E.K.N., Purna, N.I., & Aryana, K.I. (2014). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Balita yang Berobat ke Badan Rumah Sakit Umum Tabanan. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.4 no.2 November 2014. Hal: 135-136.

Hasdianah, H.R., Siyoto, S., & Peristyowati, Y. (2014). Gizi, Pemantauan Gizi, Diet dan Obesitas. Nuha Medika: Yogyakarta.

Hidayat, A.A. (2011). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Salemba Medika: Jakarta.

. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika: Jakarta.

Hungu. (2007). Demografi Kesehatan Indonesia. Grasindo: Jakarta.

Irena H, Mwambazi M, Mulenga V. Diarrhea is a Major Killer of Children with Severe Acute Malnutrition Admitted to Inpatient set up in Lusaka, Zambia. Nutrition Journal. 2011: 10 (110).

Iswari, Y. (2011). Analisis Faktor-Faktor Resiko Kejadian Diare pada Anak Usia di bawah 2 tahun di RSUD Kota Jakarta. Tesis. Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Strata-1 Keperawatan.

Kepmenkes RI, (2012). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1995/MENKES/XII/2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Kemenkes RI: Jakarta.

Kemenkes RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia: Jakarta.

LPPM Stikes Ahmad Yani Yogyakarta. (2016). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Kebidanan. Stikes Jenderal Ahmad Yani: Yogyakarta.

Marmi & Rahardjo, K. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

(33)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Martianto, dkk. (2006). Penilaian Situasi Pangan Dan Gizi Di Kabupaten Lembata Provinsi NTT. Departemen Gizi dan Masyarakat IPB: Bogor. Maryanti E, Dwintasari SW, Lesmana SD, Mandela H, Herlina S. Profil Penderita

Diare Anak di Puskesmas Rawat Inap Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Kedokteran Universitas Riau. 2012.

Mendrofa, K. (2006). Karakteristik Balita Penderita Diare yang Berobat di Puskesmas Tetehosi Foa Kecamatan Gido Kabupaten Nias. Skripsi, Universitas Sumatra Utara, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Strata-1 Kesehatan Masyarakat, Hal.29.

Mufidah, F. (2012). Cermati Penyakit-penyakit yang Rentan di Derita Anak Usia Sekolah. Flash Books: Yogyakarta.

Ngastiyah. (2012). Perawatan Anak Sakit. EGC: Jakarta.

Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. Nuari, A.N. (2015). Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem

Gastrointestinal. Trans Info Media: Jakarta.

Nurcahyo, K & Briawan, D. (2010). Konsumsi Pangan, Penyakit Infeksi Dan Status Gizi Anak Balita Pasca Perawatan Gizi Buruk. Jurnal Gizi dan Pangan.5(3): hal.169.

Palupi, A., Hadi, H., Soenarto, S.S. (2009). Status Gizi dan Hubungannya dengan Kejadian Diare Akut pada Anak di Ruang Rawat Inap RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, vol.6 (13), Juli (2009). Hal: 8. Proverawati, A. (2011). Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Nuha

Medika: Yogyakarta.

Pudjiadi, A.H, dkk. (2012). Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia Jilid 1. IDAI: Jakarta.

Puskesmas Sentolo I Kulon Progo. (2016). Perencanaan Tingkat Puskesmas Sentolo I Tahun 2016. Yogyakarta.

Riyadi, S dan Suharsono. (2010). Asuhan Keperawatan Anak Sakit. Gosyen Publishing: Yogyakarta.

Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metode Penelitian Kesehatan. Nuha Medika: Yogyakarta.

Sudarti. (2010). Kelainan dan Penyakit pada Anak. Nuha Medika: Yogyakarta. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualtitatif dan R & D. Alfabeta:

(34)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Sujatno, M. (2008). Metode Penelitian Biomedis. Edisi 2. DanAmarTha Sejahtera Utama: Bandung.

Suriadi & Yuliani R. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Sagung Seto: Jakarta.

Usma, F. S. (2012). Gambaran Kejadian Diare pada Balita Usia 1-5 Tahun di Puskesmas Umbulharjo II Yogyakarta. KTI. Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. D-3 Kebidanan.

WHO. (2013). World Health Statistics. Geneva. . (2009). World Health Statistics. Geneva.

Wong, D.L., Wilson, D., Winkelstein, M.L., Schwartz, P., and Eaton, M.H. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, volume 1. EGC: Jakarta.

Gambar

Tabel  4.1.  Distribusi  Frekuensi  Gambaran  Kejadian  Diare  pada  Balita  di  Puskesmas Sentolo I Kulon Progo

Referensi

Dokumen terkait

Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya (zaman Hellenisme) di bawah pimpinan Iskandar Agung(356-323 SM) dari Macedonia, yang merupakan salah seorang

Bahan bangunan adalah bahan-bahan yang di pakai untuk membuat konstruksi.. bangunan atau bahan-bahan yang member sifat-sifat tertentu di

Diantara semua sifat dan reaksi yang penting untuk kita ketahui bersama yang paling kami soroti disini yaitu mengenai Disolusi suatu zat. Dimana ini meerupakan suatu tahapan yang

Setelah perancangan dan persiapan dilakukan pada tahap pra produksi, maka saatnya tim produksi melaksanakan proses inti yaitu produksi program. Proses produksi

sebelumnya melakukan uji validitas dan reliabilitas data, uji asumsi klasik dan uji normalitas data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) persepsi pentingnya

Berdasar latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, penulis terdorong untuk meneliti faktor-faktor determinan yang memiliki pengaruh dalam

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah menganalisis proses pembelian dan persediaan PT.Bali Hai Brewery Indonesia yang sedang berjalan, membantu manajemen dalam melihat