• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abstrak. Universitas Paramadina. Program Studi Desain Komunikasi Visual. Rheza Purbawasesa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Abstrak. Universitas Paramadina. Program Studi Desain Komunikasi Visual. Rheza Purbawasesa"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

Abstrak

Universitas Paramadina

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Rheza Purbawasesa 210000238

Perancangan icon untuk Kompetisi Komunitas Film Animasi “Lomba Icon Jakarta” oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta

Untuk mempromosikan dan publikasi DKI Jakarta sebagai wadah industri ekonomi kreatif, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta mengadakan Kompetisi Komunitas Film Animasi “Lomba Icon Jakarta”. Icon yang penulis rancang terinspirasi dari penggabungan tokoh, budaya, serta bangunan ikonik di Jakarta. Kesan dan pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat melalui icon ini adalah Jakarta merupakan kota yang ramah, kreatif, serta bersahabat.

(2)

2

Pendahuluan

Kompetisi Komunitas Film Animasi merupakan event yang diadakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Bina Nusantara

University. Tema event ini adalah “Jakarta Baru, Wadah Komunitas Animasi”. Tema ini

diambil dari tagline yang diusung oleh Gubernur DKI Jakarta, yang artinya memang identik dengan Jakarta yang berubah. Dalam kesempatan ini Animasi akan dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan kembali pesan tersebut. Objektivitas yang akan dicapai adalah untuk memperkenalkan animasi sebagai salah satu industri kreatif potensial, karena kesadaran pasar akan potensi industri animasi masih minim. Acara ini melatih calon animator dan profesional pemula dalam bidang animasi dengan pengalaman-pengalaman animator skala nasional dan internasional sehingga menambah kompetensi untuk memasuki dunia industri. Event ini juga memfasilitasi potensi dalam industri animasi, khususnya potensi didalam kota Jakarta sehingga dapat menjadi tolak ukur industri animasi nasional maupun internasional. Selain itu

event ini juga sekaligus menjadi ajang promosi dan publikasi DKI Jakarta sebagai wadah

industri ekonomi kreatif di kancah nasional dan internasional, khususnya dalam bidang animasi.

Event ini memiliki beberapa program diantaranya adalah seminar, workshop, serta

lomba. Seminar dan workshop yang diadakan adalah seputar animasi dengan mengundang para praktisi animasi. Dalam acara seminar para animator Korea ternama diundang untuk berbagi ilmu dan pengalamannya di dunia animasi. Animator asal Korea pencipta Bernard

Bear, Larva, dan Pororo pun diundang untuk berbagi cerita, rahasia, dan tips dalam membuat

tokoh atau karakter animasi. Pada acara workshop materi yang diberikan adalah seputar bagaimana membuat background animasi, membuat alur cerita, animasi 2D, musik animasi, serta post production untuk animasi. Materi diberikan oleh animator lokal yang telah berpengalaman.

Selain itu diadakan juga lomba membuat icon/karakter Jakarta. Lomba ini merupakan lomba adu kreatifitas para peserta dalam membuat karakter animasi untuk kota Jakarta dengan medium karya. Informasi seputar ketentuan lomba beserta persyaratannya penulis dapat dari

facebook Animart yang pengelolanya adalah salah satu panitia dari Kompetisi Komunitas

(3)

3

Lomba merupakan salah satu kegiatan yang penulis sukai. Karena dengan mengikuti lomba maka akan bertambah pengalaman dan kemampuan kita. Beberapa lomba telah penulis ikuti namun penulis masih penasaran ingin merasakan apa rasanya menjadi juara. Untuk itulah penulis mengikuti lomba icon Jakarta dengan mengirimkan kelengkapan dan karya ke pihak panitia sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan tersebut. Peserta yang mengikuti lomba ini meliputi masyarakat umum, mahasiswa, atau pelajar. Penulis sebagai mahasiswa Desain Komunikasi Visual sangat berkeinginan untuk menunjukan bahwa penulis dapat membuat karya yang berkualitas dengan kemampuan dan ilmu yang penulis miliki.

Bagi penulis tujuan dari pembuatan desain icon ini adalah untuk menguji kemampuan penulis sebagai mahasiswa Desain Komunikasi Visual dalam memecahakan masalah desain. Selain itu penulis juga memiliki keinginan yang tinggi untuk dapat memenangkan suatu perlombaan yang berhubungan dengan desain.

Sebelum memulai membuat icon Jakarta, penulis terlebih dahulu mencari refrensi seputar pembuatan icon atau karakter, serta informasi tentang kota Jakarta. Hal ini dilakukan agar karakter yang dibuat nanti dapat menjadi icon kota Jakarta serta dapat diterima oleh masyarakat. Refrensi-refrensi tersebut dapat penulis temukan pada berbagai sumber seperti internet, buku, dan ilmu yang pernah penulis dapatkan saat perkuliahaan.

(4)

4

Pembahasan

Pada awal proses pembuatan icon/karakter Jakarta ini penulis terlebih dahulu mencari data dan refrensi seputar icon. Hal tersebut penulis dapatkan pada buku Wahyu Aditya yang berjudul Kreatif Sampai Mati. Dalam buku tersebut penulis mendapatkan bahwa penggunaan

icon memiliki manfaat bagi suatu institusi maupun masyarakat sekitarnya. Menurut Wahyu

Aditya icon yang baik itu adalah yang bersahabat. Dalam bukunya penulis menemukan satu contoh perbandingan icon layanan transportasi berupa bus umum Tokyo dengan bus TransJakarta.

Gambar 1.1 Icon Bus Tokyo dan bus TransJakarta

Sumber: http://www.kotsu.metro.tokyo.jp/fan/minkuru

Jika kita perhatikan keduanya maka akan Nampak perbedaan yang sangat mencolok, yaitu kesan bersahabat dan keunikan icon tersebut. Menurut Wahyu Aditya kesan yang didapat pada icon bus TransJakarta adalah kesan yang serius, garang dan kaku. Kalah bersahabat dengan icon bus Tokyo. Hal ini pun berdampak pada penumpang yang menggunakan jasa transportasi tersebut. Menurut pengalaman Wahyu Aditya saat menaiki bus di Tokyo, memang bus yang ditumpangi sudah tua, namun kondisinya nyaman dan rapi, ditambah dengan icon yang bersahabat tersebut membuat perjalanan menjadi menyenangkan. Hal berbeda dirasakan saat menaiki bus TransJakarta. Walaupun busnya modern, namun rasa menyenangkan seperti menaiki bus di Tokyo kurang dirasakan. Salah satu faktornya adalah macet dan penuh sesak, ditambah icon TransJakarta yang garang tersebut.

(5)

5

Dalam buku Kreatif Samapi Mati juga dipaparkan ternyata banyak institusi di Jepang yang menggunakan icon dengan kesan bersahabat agar dapat dengan mudah merangkul serta diterima oleh banyak lapisan masyarakat. Contohnya adalah institusi kepolisian dan pemadam kebakaran di Jepang dibawah ini. Kesan bersahabat dan lucu langsung muncul saat melihat

icon institusi-institusi ini, sehingga rasa canggung untuk berhubungan seperti institusi

kepolisian yang memiliki kesan sangar dan serius pun hilang.

Gambar 1.2 Icon Kepolisian dan Dinas Pemadam Kebakaran Jepang

Sumber: http://animax-qu.blogspot.com/2011/01/makot-polisi-jepang.html

Selain itu ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar desain icon/karakter lebih menarik. Menurut Adhicipta R. Wirawan dalam website-nya disebutkan ada 5 hal penting yang membuat suatu karakter lebih menarik, dalam hal ini beliau menggunakan karakter Pikachu pada animasi Pokemon sebagai contohnya. Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Faktor Cuteness

Cuteness atau sekarang populer dengan istilah imut hingga unyu memang ada dalam visual dan audio dari Pikachu. Suara “pika-pika” seperti bayi yang imut menciptakan hubungan emosi bagi siapa saja yang mendengar.

(6)

6

2. Faktor Warna

Warna khas dari Pikachu adalah kuning. Hal inilah yang membuat Pikachu lebih menonjol jika disandingkan dengan karakter yang lain. Menurut Masakazu Kubo (Shogakukan Inc.), warna kuning Pikachu seperti warna traffic light, sehingga akan menciptakan atensi bagi yang melihatnya. Selain itu kontras antara warna hitam dan kuning, akan mampu menarik perhatian mata

3. Faktor Mata

Perhatikan mata Pikachu yang bulat hitam dengan titik putih (kilau) . Bentuk ini lebih memudahkan kita menemukan Pikachu diantara karakter-karakter yang ada. Bentuk mata ini menjadi “center of interest” visual kita.

4. Faktor Simplicity

Bentuk Pikachu sangatlah sederhana dibandingkan bentuk karakter yang lain. Begitu pula detil dari Pikachu tidak terlalu kompleks. Desain karakter ini juga akhinya memudahkan proses produksi Merchandising Pikachu. Bahan warna juga tidak banyak, sehingga mudah diaplikasikan menjadi kaos, alat tulis, boneka, dll. 5. Faktor Warna Background

Masakazu Kubo juga menambahkan bahwa untuk setiap poster film Pokemon, mereka banyak menggunakan warna biru. Alasannya adalah rilis film-film Pokemon umumnya di musim panas. Sehingga warna biru akan menyejukkan mata dan menetralisir warna kuning Pikachu yang sangat kuat

Gambar 1.3 Pikachu

(7)

7

Setelah mengetahui bagaimana pembuatan suatu icon/karakter maka penulis mencari tahu apa yang menjadi ciri khas kota Jakarta. Ciri khas kota Jakarta ini nanti yang akan menjadi refrensi penulis dalam membuat icon kota Jakarta.

Konsep yang diusung penulis dalam pembuatan icon ini adalah bergaya Super Hero atau pahlawan. Maka refrensi utama yang penulis gunakan adalah Si Pitung dan Bapak Gubernur DKI Jakarta Jokowi juga menjadi refrensi penulis dalam membuat karakter karena sifat mereka yang disegani masyarakat. Si Pitung merupakan pahlawan betawi yang gagah berani. Si Pitung memiliki kemampuan bela diri yang baik. Sedangkan Bapak Jokowi merupakan pemimpin kota Jakarta dengan gaya kepemimpinannya yang khas dan disegani masyarakat. Beliau juga memiliki sikap yang energik, optimis, rendah hati, serta murah senyum.

Selain itu penulis juga melakukan studi visual terhadap super hero asli karya ilustrator Indonesia. Sarung tangan dan sepatu boots khas super hero akan penulis adaptasi ke karakter yang penulis buat. Contoh super hero Indonesia adalah Gundala dan Godam.

Gambar 1.4 Gundala dan Godam

Sumber: http://gundalaindonesia.wordpress.com/

Jakarta juga identik dengan bangunannya, salah satunya adalah Monumen Nasional. Bangunan ini menjadi trademark kota Jakarta. Bangunan ini memiliki lidah api diatasnya dilapisi dengan lembar emas melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala.

(8)

8

Selain itu warna juga menjadi perhatian penulis dalam merancang icon Jakarta, hal ini dikarenakan warna merupakan elemen yang penting dalam desain. Menurut Adi Kusrianto dalam bukunya Pengantar Desain Komunikasi Visual dijelaskan bahwa warna merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood, atau semangat, dll. Psikologi warna menurut E. Holzschlag, seorang pakar tentang warna, dalam tulisannya “Creating Color

Scheme” membuat daftar mengenai kemampuan masing-masing warna ketika memberikan

respons secara psikologis kepada audience-nya sebagai berikut:

Warna Respons Psikologis yang Ditimbulkan

Merah Kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta, agresifitas, bahaya

Biru Kepercayaan, keamanan, teknologi, kebersihan, perintah

Hijau Alami, kesehatan, pandangan yang enak, kecemburuan, pembaruan, segar

Kuning Optimis, harapan, kecurangan, pengecut, pengkhianatan

Ungu Spiritual, misteri, keagungan, perubahan bentuk, galak, arogan

Orange Energi, keseimbangan, kehangatan, kreatif

Coklat Bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan

Abu-abu Intelek, futurisrik, modis, kesenduan, merusak

Putih Kemurnian/suci, bersih, kecermatan, tanpa dosa, steril,

Hitam Kekuatan, kemewahan, kematian, misteri, ketakutan, keanggunan

Berdasarkan konsep tadi yaitu karakter yang energik dan optimistis, maka penulis akan menggunakan warna orange dan kuning. Warna orange juga merupakan warna khas kota Jakarta. Warna putih pun digunakan karena merespresentasikan keramahan (murah senyum) karakter.

Dengan berbagai refrensi tersebut maka penulis lansung mengeksplorasi bentuk melalui sketsa manual pada kertas untuk selanjutnya dilanjutkan pada proses digitalisasi ide menggunakan software kompter seperti Adobe Photoshop dan Illustrator. Berikut hasil desain

(9)

9

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat penulis tarik disini adalah dalam pembuatan suatu icon haruslah mencari refrensi ilmu yang terkait, studi visual, serta eksplorasi ide dengan melakukan sketsa. Icon yang dibuat sebaiknya memiliki kesan yang bersahabat sehingga dapat diterima dan disegani oleh masyarakat.

(10)

10

Daftar Pustaka

Kusrianto, Adi. 2009. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi Aditya, Wahyu. 2013. Sila Ke-6: Kreatif Sampai Mati. Bandung: Bentang Pustaka

Ratno Suprapto et al., 2010. Pedoman Tugas Akhir Jurusan Desain Program Studi Desain

Komunikasi Visual. Jakarta: Lingkungan Terbatas Universitas Paramadina.

Sumber Website:

Desain karakter yang diakses melalui website http://adhicipta.com/desain-karakter-game-animasi/ pada 31 Januari 2014 pukul 01:23 WIB

Sejarah Monumen Nasional yang diakses melalui website

(11)

11

Lampiran 1

Biodata Penulis

Nama : Rheza Purbawasesa Tempat & Tanggal Lahir : Surakarta, 22 Mei 1990

NIM : 210000238

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

(12)

12 Bukti Penulis Menjadi Juara Harapan pada Lomba Icon Jakarta ang diadakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta:

(13)

13

JURNAL ILMIAH DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Perancangan icon untuk Kompetisi Komunitas Film Animasi “Lomba Icon

Jakarta” oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta

Rheza Purbawasesa

21 0000 238

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Fakultas Ilmu Rekayasa

Universitas Paramadina

Jakarta

Gambar

Gambar 1.2 Icon Kepolisian dan Dinas Pemadam Kebakaran Jepang
Gambar 1.3 Pikachu
Gambar 1.4 Gundala dan Godam
Gambar 1.5 Plakat Juara Harapan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan dan mendeskripsikan (1) pelaksanaan pembelajaran Desain Komunikasi Visual Indoor kelas XI Desain Komunikasi Visual

ISI Denpasar sebagai kampus pertama di Bali yang mempunyai Program Studi DKV yang akan mencetak Sumber Daya manusia yang berkualitas dalam bidang Desain

• Desain sebagai pendukung dalam pemasaran produk industri (dari aspek desain komunikasi visual).. 1.3 Ruang Lingkup Desain Komunikasi Visual • Ruang Lingkup Desain

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kemampuan berkarya mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri

Tentunya ketiga milestone tersebut tidak dapat diwujudkan dengan kekuatan Program Studi Desain Komunikasi Visual semata, tapi juga membutuhkan dukungan dari semua

Bicara tentang Pendidikan Desain Komunikasi Visual sebagi bagian dari pengembangan ilmu di bidang teknologi, kedudukan desain saat ini semakin kokoh, sehingga

permasalahan dunia desain, mengetahui sejarah gaya desain, mampu menguasai teori kreativitas dalam desain, unsur dan prinsip Desain Komunikasi Visual, teori periklanan

Berdasarkan berbagai sumber data di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu; 1 Apa yang menyebabkan mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual Jurusan Seni dan Desain