• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KEGAGALAN TABUNG GAS LPG KAPASITAS 3 KG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA KEGAGALAN TABUNG GAS LPG KAPASITAS 3 KG"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KEGAGALAN TABUNG GAS LPG KAPASITAS 3 KG

(FAILURE ANALYSIS LPG GAS CYLINDER CAPACITY 3 KG)

1

Tarmizi , Sri Mulyati Latifah

1

Balai Besar Logam dan Mesin tarmizi@kemenperin.go.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab dari kebocoran tabung gas LPG kapasitas 3 kg yang terjadi di daerah lasan (circumferensial welding). Untuk itu dilakukan pengkajian kualitas dan performance di daerah lasan pada badan tabung secara metalurgi, dengan melakukan pengujian komposisi kimia dan pengujian mekanik yaitu: uji tarik, uji bending, uji kekerasan, dan metallografi.

Sifat mekanik dari tabung pada dasarnya dipengaruhi oleh komposisi kimia dan struktur mikro. Dari hasil uji komposisi kimia, badan tabung mempunyai nilai CE < 0,40%, sehingga mempunyai kemampuan untuk dilas. Tetapi nilai sensitivitas retaknya (P ) mendekati nilai kritis (2,3%) sehingga nilai kekuatan tarik dan keuletannya cm

pada sambungan las relatif turun yang menyebabkan adanya retakan dari hasil uji bending. Perbedaan perubahan nilai kekerasan rata-rata yang sangat besar yaitu dengan adanya kenaikan antara weld metal dengan

fusion line sebesar 11,60% (25,11 HV) dan terjadi penurunan antara fusion line dengan HAZ sebesar 0,56%

(1,21 HV). Perbedaan yang sangat besar inilah yang memicu terjadinya retak saat pengujian bending pada face

bend, dimana lokasi retakan ada di fusion line.

Kebocoran yang terjadi di daerah lasan (circumferensial welding) disebabkan oleh penipisan dinding tabung akibat proses joggling sehingga pada saat pengelasan arus yang digunakan akan terlalu besar dan akan menyebabkan terjadinya cacat burn through di daerah akar las, sehingga mengubah dimensi ketebalan dinding tabung yaitu dengan adanya cacat yang menyerupai takikan. Hal ini merupakan inisiasi terjadinya retak yang merambat menembus dinding tabung sehingga terjadi kebocoran.

Kata kunci : tabung gas, proses joggling, kebocoran

ABSTRACT

This research was conducted to determine the cause of leakage of LPG gas cylinder with 3 kg capacity of which occurred in the weld area (circumferensial welding). For that, the assessment of quality and performance was conducted in the area of the weld on the tube body by metallurgy, the chemical composition testing, and mechanical testing, namely : tensile test, bending test, hardness, the macro-structure and micro-structure. Which affect the mechanical properties of these cylinder is the chemical composition and microstructure, chemical composition of the test results have CE values < 0,40%, so it has the ability to weld. But the sensitivity of crack (PCM) approaches a critical value (2.3%) so that the value of tensile strength and ductile on the welded joints are relatively down induced cracks from bending test results. Differences in changes in the average hardness value is very large ie with the increase among weld metal fusion line amounting to 11.60% (25.11 HV) and a decline between the fusion line with HAZ 0.56% (1.21 HV). A very big difference is what triggered the crack during bending tests on the location of the bend face cracks in the fusion line.

Leaks that occur in the weld area (circumferensial welding) is caused by thinning of the walls of the cylinder due joggling process so that when the welding current used will be too large which will cause burn-through defects in the weld root, thus changing the dimensions of the cylinder wall thickness in the presence of defects that resembles a notch. Which is the initiation of cracks that propagate through the cylinder wall resulting in leakage. Keywords : gas cylinder, joggling process, leakage

Negara Indonesia mempunyai cadangan

PENDAHULUAN

bahan bakar minyak tanah yang relatif sedikit dibandingkan bahan bakar gas yang P e m e r i n t a h I n d o n e s i a t e l a h

melimpah ruah. Seiring dengan kenaikan melakukan program konversi bahan bakar

harga minyak dunia, pemerintah Indonesia minyak tanah ke bahan bakar LPG dimulai

d e n g a n p r o g r a m k o n v e r s i b a h a n sejak tahun 2007. Hal ini dikarenakan

(2)

b a k a r t e r s e b u t d i p e r c e p a t , y a n g welding) secara metalurgi, dengan

pelaksanaan pekerjaannya dilakukan oleh melakukan pengujian mekanik yaitu: uji tarik

Pertamina. Hal ini berdampak pada (tensile testing), uji bending (bend testing),

kebutuhan pengadaan tabung gas LPG 3 kg uji kekerasan (hardness testing), struktur

yang meningkat dengan drastis yang tidak makro (macro-structure) dan struktur mikro

diimbangi dengan pengadaan (supply) (micro-structure).

tabung gas LPG 3 kg yang sesuai dengan Analisa kegagalan adalah langkah

standar. Sementara itu kontrol kualitas pada yang dilakukan untuk mengetahui

tabung gas LPG 3 kg secara umum kurang penyebab terjadinya kegagalan pada suatu

diperhatikan sehinggga banyak kejadian komponen (logam) atau kontruksi. Analisa

produk tabung gas LPG 3 kg mengalami kegagalan dilakukan dengan tujuan untuk :

kerusakan (failure) seperti bocor (leak) dan

-

Mengetahui penyebab kegagalan.

meledak (burst).

-

Mencegah kegagalan yang sama

Dengan semakin berkembangnya

supaya tidak terjadi dimasa datang.

pola kehidupan masyarakat dewasa ini,

-

Dapat menjelaskan mekanisme

maka masyarakat konsumen menuntut

k e g a g a l a n d a n m e m b e r i k a n

adanya penyediaan tabung gas LPG yang

rekomendasi untuk menyelesaikan

lebih aman dan terjaminnya perlindungan

permasalahan.

k o n s u m e n . K a r e n a y a n g m e n j a d i

-

S e b a g a i d a s a r u n t u k

permasalahan yaitu kualitas dan kinerja

tabung gas LPG 3 kg yang kurang

menyempurnakan desain proses

memenuhi standar dan keselamatan bagi

dari suatu komponen.

konsumen. Terutama disebabkan dengan Faktor-faktor penyebab kegagalan adalah:

beredarnya tabung gas LPG ilegal yang

1. Pemilihan material yang salah;

tidak memenuhi Standar Nasional

2. Kesalahan dalam desain;

Indonesia (SNI 1452:2007) ICS 23.020.30

3. Kesalahan proses fabrikasi;

Badan Standarisasi Nasional (BSN) yang

4. Kesalahan operasional;

berakibat pada keselamatan kosumen.

5. Kesalahan dalam maintenance,

Penelitian ini dilakukan pada tabung

6. K e s a l a h a n d a l a m k o n t r o l

gas LPG 3 kg berupa kajian kualitas tabung

kualitas;

dari segi bahan baku material dan kinerja

7. Lingkungan dan penggunaaan.

tabung gas LPG 3 kg. Dengan melakukan pengujian tabung gas LPG 3 kg yang sudah

Mekanika Retakan (Fracture Mechanics)

digunakan namun tabung mengalami kebocoran di daerah lasan. Dari data di

Mekanika retakan adalah suatu lapangan kebocoran terjadapat pada

m e t o d e u n t u k m e n g a n a l i s a daerah lasan (circumferential welding) yaitu

patahan/retakan secara matematik yang sambungan lasan antara badan tabung

dapat menentukan besarnya beban yang bagian atas (top tube) dengan tabung

mengakibatkan patah. Tegangan lokal di bagian bawah (bottom tube). Kebocoran

dekat sebuah retakan atau takikan t e r s e b u t a k i b a t a d a n y a c a c a t

bergantung dari tegangan yang bekerja (σ) (diskontinuitas) yang merupakan salah satu

dan akar panjang retakan .Hubungan dari proses manufaktur yaitu proses

antara tegangan yang bekerja dengan akar pengelasan. Cacat yang terjadi secara

panjang retakan disebut faktor intensitas kasat mata di bagian luar badan tabung gas

tegangan, K , factor intensitas tegangan I

LPG 3 kg terlihat adanya korosi pada daerah

dalam kondisi kritis disebut K Tahap kritis IC. lasan, sedangkan pada bagian dalam badan

biasanya ditentukan oleh tegangan yang tabung gas LPG 3 kg tampak adanya

diperlukan untuk pertumbuhan retak mikro diskontinuitas las berupa sambungan las

sehingga terjadi perpatahan. yang tidak sempurna.

Untuk itu dilakukan pengkajian karakteristik di daerah lasan (circumferential

(3)

Konsentrasi Tegangan dilas jika logam tersebut setelah dilas menghasilkan suatu ikatan logam yang Umumnya kegagalan bermula akibat

kontinyu disebut dengan mampu las

adanya konsentrasi tegangan, seperti (weldability). Dimana baik sifat maupun

adanya takikan (notch) atau retakan (crack). letaknya dapat memenuhi persyaratan yang

Efek takikan akan menyebabkan ketidak telah ditentukan.

kontinyuan secara geometris yang Kepekaan baja terhadap retak lasan

berakibat pada tegangan tak merata dapat diperkirakan secara kasar dengan

disekitar diskontinuitas tersebut. Pada menggunakan nilai kesataran karbon

(Carbon Equivalent). Jika nilai Carbon beberapa daerah disekitar takikan tegangan

Equivalen (CE) ≤ 0,45% maka baja

akan lebih tinggi dari pada tegangan

rata-d i k a t a k a n m a m p u rata-d i l a s t a n p a rata yang jauh letaknya dari takikan

menggunakan tindakan pencegahan (diskontinuitas). Takikan akan menaikkan

k h u s u s , s e p e r t i p e m a n s a n a w a l , tegangan (stress raiser) secara lokal diujung

pemanasan akhir atau menggunakan takikan. Parameter yang meningkatkan

elektroda hydrogen rendah. Rumus nilai tegangan lokal disebut faktor konsentrasi

C a r b o n E q u i v a l e n b e r d a s a r k a n

tegangan (stress concentration factor, K ). t

International Institute of Welding (IIW) dan

Besar faktor konsentrasi tegangan sangat

standar ASME-IX 2007 QW-403.26 bahwa dipengaruhi oleh bentuk takikan. Semakin

nilai CE adalah sebagai berikut : tajam takikan maka akan besar nilai

konsentrasi tegangannya, seperti terlihat pada Gambar 1 dibawah ini. Efek takikan mempunyai dampak yang penting terhadap

Untuk nilai sensitivitas retak atau perubahan pada proses patahan. Efek

derajat keretakan material (Critical Material p o k o k k e h a d i r a n t a k i k a n b u k a n

Parameter, P ) dimana nilai sensitivitas cm

menimbulkan konsentrsasi tegangan saja

retak untuk pipa baja (pipe steel) Pcm ≤

akan tetapi menghasilkan keadaan [7, ]

0,15%. Rumus nilai sensitivitas retak

tegangan triaksial pada takikan (notch).

(P ) berdasarkan persamaan di bawah ini cm

adalah :

Proses Pembuatan Tabung Gas LPG 3 kg

Tabung baja LPG adalah tabung bertekanan yang dibuat dari plat baja karbon canai panas, digunakan untuk menyimpan gas LPG (liquefied petroleum

gas) dengan kapasitas pengisian 3 kg (7,3

liter) dan memiliki tekanan rancang bangun

2

minimum 18,6 kg/cm .

Bahan baku yang digunakan untuk badan tabung gas LPG 3 kg sesuai dengan

Gambar 1. Pengaruh takikan dan SNI 07-3018-2006, “Baja lembaran pelat

distribusi tegangan

dan gulungan canai panas untuk tabung gas (Bj TG)” atau JIS G 3116 SG 30 (SG 295).

Metalurgi Las

Suatu logam dengan proses las dan untuk pemakaian tertentu dikatakan dapat

(4)

Proses yang berhubungan dengan

tabung antara tabung atas dan

pembuatan tabung gas LPG 3 kg yaitu

t a b u n g b a w a h d e n g a n

dengan teknik pembentukan logam prinsip

menggunakan proses SAW, dengan

dasarnya yaitu melakukan perubahan

sambungan berbentuk las tumpang.

bentuk dengan cara memberikan gaya luar

Proses pengelasan dilakukan dua

sehingga terjadi deformasi plastis pada

putaran dalam waktu 4 menit.

benda kerja. Proses pembuatan tabung gas

2. Checking secara visual dan dimensi.

LPG berdasarkan temperatur termasuk

3. Repair adalah perbaikan jika ada

proses cold working.

yang rusak atau cacat.

Proses yang berhubugan dengan

pembuatan tabung LPG

3 kg

yaitu:

Pengujian Tabung LPG 3 kg

Shearing, Blanking, Notching, Pierching,

Bending, Deep Drawing, Edge Trimming, Pengujian tabung baja LPG 3kg

Welding, Jogling, Turning, Treading and dilakukan setelah produk finishing setiap

marking. 500 buah tabung diambil 1 buah tabung

untuk mendapatkan pengujian berupa:

1. Uji ketahanan pecah dengan

Tabung Bagian Atas (top tube)

menggunakan tekanan air

Bahan tabung baja LPG 3 kg sesuai

minimum 110 kg/cm2, pecahnya

dengan spesifikasi standar JIS G 3116-2000

t a b u n g t i d a k b o l e h p a d a

kelas (SG 295), “steel sheets, plates, and

sambungan las atau pada

strip for gas cylinders” yaitu baja lembaran

daerah pengaruh panas (HAZ).

khusus untuk tabung gas. Grade dan simbol

2. Uji tarik pengelasan sesuai

yang digunakan adalah SG 295 ketebalan

dengan SNI 07-0408-1989.

yang diizinkan adalah 1,6 mm sampai

3. U j i b e n g k o k / l e n g k u n g

dengan 6,0 mm. Ketebalan rata-rata bahan

badan tabung adalah 2,2 mm. Dengan

pengelasan sesuai dengan SNI

Dimensi baja lembaran tersebut adalah 380

07-0410-1989.

x 760 x 2,2 mm. Uji X-ray pada pengelasan sesuai

dengan SNI 05-3563-1994 “Bejana tekan”, I-A, Bab BL “Persyaratan bejana tekan yang

Tabung Bagian Bawah (bottom tube)

difabrikasi dengan pengelasan”, BL-51B.

Bahan badan tabung baja LPG 3kg sesuai dengan spesifikasi standar JIS G

3116-2000 kelas (SG 295) “steel sheets,

METODA PENELITIAN

plates, and strip for gas cylinder “, yaitu baja

lembaran khusus untuk tabung gas. Dengan Dalam penelitian ini dilakukan

dimensi baja lembaran tersebut adalah 380 serangkaian pemeriksaan dan pengujian

x 760 x 2,2 mm. Proses produksi untuk seperti yang ditampilkan pada Gambar 2,

tabung bagian bawah (bottom tube) y a n g d i m u l a i d e n g a n m e l a k u k a n

dilakukan setelah proses shearing dan pengamatan visual pada tabung gas LPG 3

blanking sama dengan pada tabung bagian kg yang mengalami kebocoran kemudian

atas. dilanjutkan dengan pengambilan sampel uji

komposisi kimia, uji mekanik (uji tarik dan uji lengkung sambungan lasan) dan uji

Bottom and Top Tube Assymbling m e t a l o g r a f i . K e m u d i a n d i l a k u k a n

pengamatan metalografi dengan mikroskop Proses penggabungan yang dilakukan

optik dan pengujian tarik dan lengkung antara tabung bagian bawah dan bagian

pada material tabung yang mengalami atas (bottom and top tube assymbling)

kebocoran. Pengambilan dan pembuatan dilakukan dengan proses sebagai berikut:

sampel uji mekanik sesuai dengan standar

1. Circumferential welding yaitu

ASME Section IX.

(5)

S tu d i L ite ra tu r UJ I KO M PO SO SI SI KI M IA P EN GU J IA N L A BO R A T O R IU M T a b un g Ga s B oc o r - T AB U N G LP G 3 k G U JI ME TA L O G R A FI U JI M E K A N I K D a ta & P e m b a h a sa n A n a li sa P r o s e s K e si m p u la n & S a r a n P e m e ri k s aa n V is u a l

bahan badan tabung gas LPG 3

kg dan pada sambungan lasan

badan tabung bagian atas

dengan tabung bagian bawah.

3) Uji bending dilakukan pada

sambungan lasan antara badan

tabung bagian atas dengan

tabung baian bawah.

4) Pengujian kekerasan dilakukan

pada badan tabung gas dan pada

sambungan las bagian atas

tabung dengan bagian bawah

tabung (top tube and bottom

tube) terutama di daerah weld

metal, HAZ dan base metal.

5) Pengujian struktur makro untuk

mengetahui daerah sambungan

las secara makro.

6) Pengujian struktur mikro untuk

Gambar 2. Diagram alir penelitian

mengetahui fasa-fasa yang

Dari diagram skema proses tersebut

terbentuk dari suatu material di

dapat dijelaskan langkah-langkah penelitian

daerah weld metal, HAZ dan

yang dilakukan adalah:

base metal.

1. Persiapan tabung gas LPG 3 kg yang

PENGAMATAN VISUAL

bocor yang didapat dari agen

penjualan LPG.

Tabung gas LPG 3 kg atau disebut

2. Studi literaur dilakukan untuk

tabung bertekanan yang terbuat dari plat

mendapatkan gambaran yang

baja karbon canai panas berfungsi untuk

menyeluruh proses pembuatan

menyimpan gas LPG (liquefied petroleum

tabung gas LPG 3 kg yaitu proses

gas) dengan kapasitas pengisian 3 kg (7,3

forming dan welding dengan

liter) dan memiliki tekanan rancang bangun

membandingkan hasil produk

2

minimum 18,6 kg/cm . Sebelum penelitian,

d e n g a n s t a n d a r y a n g t e l a h

dilakukan pengamatan pada tabung gas

ditetapkan.

LPG 3 kg yang bocor. Tabung yang diteliti

3. Identifikasi masalah dilakukan

dan diuji adalah tabung yang sudah

dengan:

dipergunakan dan mengalami kebocoran,

-

Mengidentifikasi secara visual.

seperti terlihat pada Gambar 3.

-

P r e p a r a s i s a m p e l u n t u k

pengujian.

4. Pengujian laboratorium dilakukan

untuk mengidentifikasi kerusakan

y a n g t e r j a d i d a n p e n y e b a b

kerusakan tersebut. Pengujian yang

dilakukan adalah:

1) Pengujian spectrometer untuk

m e n g e t a h u i k a n d u n g a n

komposisi kimia material tabung.

2) Uji tarik dilakukan pada material

Gambar 3. Foto tabung LPG 3 kg yang bocor,

(6)

Gambar 5. Lokasi terjadinya kebocoran

Produksi tabung gas LPG 3 kg Sebelum pengujian struktur makro

berdasarkan SNI 1452 2007 dengan dilakukan pengamatan secara visual

spesifikasi tabung terdapat pada bagian terhadap tabung yang bocor. Dari

pegangan tangan tabung. Untuk tabung pengamatan terhadap tabung secara

yang bocor diproduksi bulan 03 tahun 2009 visual. Pada bagian luarnya secara visual

dengan masa umur pakai sampai bulan 03 adanya kerusakan berupa kebocoran di

tahun 2014. Kedua tabung tersebut derah lasan, sedangkan pada bagian dalam

mempunyai masa uji ulang pada tahun I, II, tabung adanya cacat lasan akibat proses

III dan IV, seperti terlihat pada Gambar 4. las (welding) tidak sempurna sepanjang 1/5

bagian keliling tabung, seperti terlihat pada Spesifikasi tabung gas LPG 3 kg yaitu:

Gambar 6.

§ Diproduksi untuk PERTAMINA

§ K o d e N a m a p e r u s a h a a n

pembuat tabung dan nomor seri

produksi LPG.

§ WC (water capacity) : 7,30 liter,

§ TW (tube weight)

: 5,00 kg,

2

§ TP (test pressure)

: 31 kg/ cm

§ Produksi

: 0 3 Ta h u n

2009

Gambar 6. Lokasi kebocoran pada bagian

dalam

Adapun lokasi pengambilan sampel untuk makro struktru seperti terlihat pada

Gambar 7. Pengamatan struktur makro

dilakukan pada daerah lasan yang bocor dengan pembesaran 7X.

Gambar 4. Spesifikasi tabung LPG yang bocor

Pada tabung yang bocor sebelumnya sudah digunakan untuk pengisian gas LPG 3 kg. Namun umur pakainya kurang dari setahun sudah mengalami kebocoran di daerah lasan yang menggunakan las cincin

Gambar 7. Lokasi pengambilan sampel

(welded circumferential joint) dengan sistem

metalografi

tumpang (joggle offset) pada komponen bagian bawah tabung (bottom tube).

Kebocoran tersebut yang secara visual Dari hasil uji makro struktur seperti

dapat terilihat dengan jelas seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8

ditunjukan pada Gambar 5 di bawah ini. menunjukkan terjadinya pelelehan logam

las di daerah akar las (melt through) sehingga terbentuk takikan seperti yang ditandai lingkaran merah, hal ini bisa terjadi jika arus yang digunakan terlalu besar atau kecepatan pengelasan yang terlalu lambat, atau bisa saja arus dan kecepatan sudah sesuai dengan WPS (welding procedure

specification) karena parameter las yang

digunakan konstan dan tidak semua produk mengalami cacat. Dari hasil makro struktur

(7)

dapat dilihat bahwa terjadi penipisan tabung yang tidak cacat karena tidak ada

dinding tabung akibat proses joggling takikan konsentrasi tegangan yang terjadi

terutama didaerah kampuh las dimana hampir seragam/homogen kesemua arah

terjadinya cacat tersebut terlihat perbedaan yang mengakibatkan adanya daerah

ketebalan yang sangat mencolok antara elastis. Saat tabung diberi beban

daerah ujung lasan dan daerah cacat. (digunakan) tabung tersebut mengalami

Dengan terjadinya penipisan dinding tegangan triaksial, yaitu tegangan yang

tersebut maka parameter las yang terjadi pada arah sumbu X, Y dan Z adalah

digunakan walaupun sudah sesuai dengan tegangan tarik, dan pada sumbu Z adalah

WPS mengakibatkan terjadinya cacat tegangan tekan (arah tebal tabung) sebagai

karena dinding yang tipis tersebut menerima reaksi dari adanya tegangan tarik. Akibat

parameter las lebih besar dari yang adanya tegangan tekan pada sumbu X

seharusnya. menimbulkan penipisin dinding tabung

sedangkan pada sumbu Y dan Z yang mengalami tegangan tarik yang akan menimbulkan perpanjangan pada material tabung tersebut.

Efek konsentrasi tegangan pada saat tabung digunakan (diberi beban) di daerah ujung takikan akan terjadi konsentrasi tegangan yang melebihi kekuatan luluhnya, sehingga didaerah HNO 1:3 7X3 sekitar takikan akan lansung muncul daerah

Gambar 8. Struktur makro lokasi kebocoran plastis. Dan mengakibatkan timbulnya

tegangan tarik triaksial pada arah sumbu Dari hasil pengukuran ketebalan

X, Y dan Z adalah tegangan tarik, hal ini

menunjukkan terjadinya penipisan didaerah

sangat berbahaya karena menimbulkan kampuh sistem tumpang (joggle offset) hasil

tabung berperilaku getas (patah getas). pengukuran dapat dilihat pada Gambar 9.

artinya tabung tersebut memiliki laju regangan yang sangat tinggi (laju perambatan retak sangat tinggi) dan pengeresan regangan yang juga tinggi.

Berdasarkann analisa Mekanika Retakan (Fracture Mechanics) takikan akan menjadi retak awal dan dapat merambat hingga menembus dinding tabung dengan ketebalan dinding tabung

Gambar 9. Penipisan dinding tabung

2,2 mm. Dari hasil perhitungan panjang retak kritis, a = 10,7 mm, karena retak kritis c K a r e n a a d a n y a c a c a t y a n g

melebihi tebal bejana yaitu 2,2 mm, retak m e n y e r u p a i t a k i k a n a k a n m e n j a d i

akan menembus dinding tabung berupa k o n s e n t r a s i t e g a n g a n y a n g t i d a k

kebocoran baru kemudian pecah. Kondisi homogen/menaikkan tegangan secara

ini disebut “bocor sebelum pecah/rusak” lokal di ujung takikan yaitu adanya faktor

atau “leak before break”. konsentrasi tegangan. Faktor konsentrasi

tegangan sangat dipengaruhi oleh bentuk Kegagalan tabung akibat adanya

takikan, jika takikan semakin tajam maka bocor jika dilihat dari perancangan design

semakin besar nilai faktor konsentrasi tabung telah memenuhi kriteria “bocor

t e g a n g a n n y a . E f e k t a k i k a n a k a n sebelum pecah/rusak” atau “leak before menyebabkan ketidak kontinyuan secara break”, karena a >> t. Artinya jika ada c

geometris (any geometril discontinuities) retakan/takikan maka tabung tidak

pada bahan/komponen. langsung pecah atau meledak, tetapi

(8)

Tabel 1. Hasil uji komposisi kimia

dinding tabung dan tidak sempat pecah. Yang terjadi hanya kebocoran karena tabung dirancang bocor dahulu sebelum meledak.

Ta k i k a n y a n g t e r j a d i p a d a sambungan las mempengaruhi juga terhadap tebal minimum yang diizinkan berdasarkan standar SNI 1452-2007 untuk tabung gas LPG 3 kg. Ketebalan minimum terbesar dinding tabung yang diizinkan adalah 1,97 mm, dengan ketebalan tabung ≥ 1,97 mm maka tabung dalam keadan aman untuk dipegunakan. Tetapi dengan adanya takikan maka tebal dinding tabung akan berkurang, dari hasil analisa perhitungan, maka tebal yang paling m i n i m u m d i i z i n k a n m a s i h a m a n dipergunakan adalah 1,57 mm.

Dari data di lapangan didapatkan tebal dinding tabung yang bocor sebesar 2,2 mm, tapi akibat adanya takikan dengan

tebal/panjang retakan 0,9 mm, maka di Dari pengujian komposisi kimia

daerah takikan tersebut tebal dinding y a n g d i t u n j u k k a n p a d a t a b e l 1

tabung menjadi 1,3 mm. Karena ketebalan memperlihatkan bahwa kedua bahan badan

dinding tabung menjadi 1,3 mm sehingga tabung masuk dalam rentang persyaratan

ketebalan tabung tersebut berada dalam material baja berdasarkan JIS G 3116 SG

keadaan yang sangat kritis yaitu berada 295 dan dan SNI 07-3018-2006. Dan bahan

pada ketebalan yang paling minimum sekali badan tabung tersebut ditinjau dari unsur

yang diizinkan berdasarkan SNI yaitu 1,57 kandungan karbon termasuk dalam

mm dan berdasarkan standar JIS G 3116 klasifikasi baja karbon rendah (low carbon

SG 295:2000 ketabalan minimumnya 1,6 steel).

mm. Artinya adanya takikan/retak yang Untuk melihat kemampuan las

merupakan awal dari kebocoran sehingga

(weldability) bahan badan tabung gas LPG

jadi penyebab tebal dinding tabung menjadi 3 kg mengacu pada nilai kesetaraan karbon

berubah ketebalannya yang tidak sesuai

(Carbon Equivalen) berdasarkan rumus dari lagi dengan standar SNI 1452. 2007 dan JIS

International Institute of Welding (IIW) dan

G3116 SG 295: 2000.

standar ASME–IX 2007 QW-403.26.

Dari hasil analisa perhitungan tebal Dimana nilai CE dari hasil pengujian

yang diizinkan berdasarkan SNI dan JIS spectrometri pada tabung yang bocor

yaitu jika t ≤ tminimum (1,3 ≤ 1,57) maka (0,348%). Tabung tersebut mempunyai

ketebalan dinding tabung sangat berbahaya kemampuan untuk dilasnya baik karena

dan riskan terhadap kebocoran dan nilai CE < 0,40%.

rusak/pecah juga terhadap kemungkinan- Dari hasil pengujian komposisi kimia

kemungkinan lainnya. dapat dihitung nilai sensitivitas retak lasan

(P . Nilai sensitivitas retak (P ) pada cm cm

tabung yang bocor (0,242 %) nilainya lebih

Hasil Uji Komposisi Kimia tinggi yang akan memicu terjadi retak

Hasil pengujian komposisi kimia

(crack) pada lasan. Sehingga tabung yang pada tabung gas LPG 3 kg dari hasil

bocor akan lebih sensitif terhadap retak pengujian spektrometri yang kesesuaian

lasan. Namun tabung tersebut berada dengan SNI 0730182006 dan JIS G 3116

-pada nilai sensitivitas retak (Pcm) yang 2000 SG 295 adalah sebagai berikut :

Unsur Komposisi (%) JIS G 3116

C 0,193 0,20 max Si 0,0341 0,35 max Mn 0,893 1,00 max P 0,0145 0,040 max S 0.0038 0,040 max Cr 0,0219 ---Mo 0,0010 ---Ni 0,0123 ---Al 0,0306 ---Co 0,0078 ---Cu 0,0122 ---V 0,0017 ---W 0,0017 ---Ti - ---Nb - ---B - ---Fe 98,8 CE 0,348 0,40 max Pcm 0,242 0,23 max

(9)

Parameter Uji Rumus Hasil Tebal Awal, T0(mm) T01 2,24 T02 2,26 T03 2,24 T0range 2,24 Lebar Awal, W0(mm) W01 6,01 W02 5,99 W03 6,01 W0range 6,00

Luas Penampang Awal, A0

(mm2) A0 13,44

Tebal Akhir, Ti(mm) Ti 1,84

Lebar Akhir, Wi (mm) Wi 4,53

Luas Penampang Akhir,Ai

(mm2) Ai 8,34

Susut Penampang Akhir, % (A0-Ai)/A0x100% 37,95

Panjang Ukur Awal, Lo(mm) L0 25

Panjang Ukur Akhir, Li(mm) Li 27,20

Regangan, (%) (Li-L0)/L0x100% 8,8

Beban Tarik Maksimum, Fmax

(kgf) Fmax 890.4 Kuat Tarik, su (kgf/mm2) su 66,25 Beban Luluh, (kgf) F 0,2% 792,8 Kuat Luluh, sy (kgf/mm2) s 0,2% 58,99 Parameter uji Material Uji Tarik 1 Tarik 2 JIS

G3116 Kuat Tarik,

kg/mm2 42,00 37,80

44,00

Sampel Uji Sifat tampak

Root Bend 1 Bagus

Root Bend 2 Bagus

Face Bend 1 Retak, 22,5 mm

Face Bend 2 Retak, 23,60 mm

mendekati nilai kritisnya maksimal yaitu Pengujian Kekerasan

0,23 % max, akibatnya mempengaruhi Pengujian kekerasan menggunakan

terhadap sifat mekanik hasil lasan yaitu nilai Micro Hardness Vickers dengan beban 100

kekuatan tarik dan keuletan (ductility) akan gf dengan waktu penekanan 10 detik.

semakin rendah/kecil. Pengujian ini dilakukan dari arah pusat

lasan (weld metal) ke arah kiri menuju base

Pengujian Tarik

metal, distribusi penjejakan kekerasan pada

Hasil pengujian uji tarik material tabung yang bocor seperti terlihat pada

tabung gas LPG 3 kg dapat dilihat pada Gambar 10.

Tabel 2 dan Tabel 3 di bawah ini, dan

perbandingan kedua material tabung gas LPG 3 kg dengan standar JIS G 3116 SG 295- 2000.

Tabel 2. Hasil uji tarik material tabung

Gambar 10. Distribusi lokasi uji kekerasan Tabel 5. Grafik uji kekerasan

Berdasaran data grafik kekerasan

Gambar 10 dan Tabel 5 untuk tabung yang

Tabel 3. Hasil uji tarik lasan bocor perubahan yang terjadi antara nilai kekerasan rata-rata material badan tabung terhadap nilai kekerasan rata-rata pada sambungan las cukup signifikan. Dengan kenaikan kekerasan rata-rata pada daerah sambungan las sebesar 8,462% (18,31% HV) terhadap kekerasan rata-rata material

Pengujian Bending

badan tabung (210,65 HV). Kenaikan Hasil pengujian bending sesuai

kekerasan yang paling terbesar berada dengan ASME Section IX, seperti pada

antara fusion line dengan weld metal Tabel 4, dibawah ini.

sebesar 11.60% (25,11 HV).

Jika dilihat dari grafik di atas ada

Tabel 4. Hasil uji bending lasan

perbedaan perubahan nilai kekerasan rata-rata yang sangat besar yaitu dengan adanya kenaikan antara weld metal dengan fusion line sebesar 11,60% (25,11 HV) dan terjadi penurunan antara fusion

(10)

line dengan HAZ sebesar 0,56% (1,21 HV). nilai kekuatan tarik yang dihasilkan lebih

Perbedaan yang sangat besar inilah yang rendah dan tidak masuk dalam persyaratan

memicu terjadinya retak/crack saat standar ASME IX QW-153 bahwa kekuatan

pengujian bending pada face bend yang tarik minimal yang diizinkan kurang dari 5%

lokasi retakan ada di fusion line. Karena kekuatan tarik minimum bahannya. Hal ini

perubahan nilai kekerasan yang cukup dikarenakan bahwa pengujian kekerasan

tinggi akan menurunkan keuletan, mengabaikan aspek-sapek takikan ataupun

sehinggga terjadi retakan di daerah aspek lainnya dan pengujiannya terlokalisir.

tersebut. Dengan panjang retakan pada Sedangkan pengujian tarik dilakukan

face bend sebesar 22,50 mm dan 23,60 mm. terhadap seluruh penampang spesimen sehingga jika ada takikan/efek konsentrasi Jika perubahan nilai kekerasan

rata-tegangan akan mempengaruhi nilai rata pada daerah weld metal, fusion line,

kekuatannya. Selain itu yang mepengaruhi

HAZ, recrystallized zone dan base metal

n i l a i k e k u a t a n a d a l a h k a n d u n g a n relatif kecil akan meningkatkan keuletan

komposisis kimia. daerah sambungan lasan tabung tersebut

walaupun tidak signifikan pada daerah Hasil uji struktur makro pada tabung

tertentu. Tetapi jika perubahan nilai yang bocor akibat adanya cacat yang

kekerasan rata-rata pada daerah weld menyerupai takikan di daerah sambungan

metal, fusion line, HAZ, recrystallized zone las meningkatkan kecenderungan tabung

dan base metal tinggi dan terjadi perbedaan berperilaku getas (patah getas) dengan

yang fluktuatif sangat tajam dengan daerah cara:

l a i n n y a , m a k a k e u l e t a n ( d u c t i t i t y )

1. M e n g h a s i l k a n k o n s e n t r a s i

sambungan lasan tabung tersebut akan

tegangan setempat yang tinggi.

turun dengan terjadinya retakan (crack) saat

2. Menghasilkan tegangan tarik

di uji bending.

triaksial.

Hubungan antara nilai sensitivitas retak

(P ) dengan niali kekuatan tarik pada cm

3. M e n g h a s i l k a n p e n g e r a s a n

daerah sambungan lasan adalah jika nilai

regangan setempat dan retakan yang

sensitivitas retaknya tinggi maka kekuatan

tinggi.

sambungan las akan turun. Karena tabung

4. Menghasilkan laju regangan di

tersebut mempunyai nilai sensitivitas yang

daerah takikan yang tinggi.

mendekati nilai kritis, maka hasil dari

Cacat yang menyerupai takikan kekuatan tariknya relatif lebih rendah

merupakan cacat geometri akibat dari dibandingkan dengan kekuatan tarik

kesalahan fabrikasi yang tidak sesuai materialnya sendiri. Sehingga lokasi

dengan prosedur las yang mana terjadi patahan hasil uji tarik kedua tabung tersebut

penipisan dinding tabung sehingga terjadi di HAZ yang nilai kekuatannya relatif

parameter las yang digunakan akan rendah. Dari hasil uji bending karena nilai

menjadi lebih besar sehingga terjadinya sensitivitas retak (P ) tinggi, maka keuletan cm

cacat las pada akar las. Jenis cacatnya daerah sambungan lasan akan turun, yang

yang terjadi pada tabung bocor dapat diindikasikan dengan adanya retakan pada

diindikasikan dari jenis cacatnya yaitu sambungan lasan.

lelehan akar las (burn through) yang terjadi

Nilai kekerasan badan tabung akibat logam dasar yang mencair tetapi

(material) tidak jauh berbeda dan nilainya

tidak terisi oleh logam pengisi. relatif sama, namun nilai kekerasan setelah

proses pengelasan mempunyai perbedaan

yang signifikan di daerah lasan. Analisa Mekanika Retakan

Hubungan nilai kekerasan dengan

kekuatan tarik pada sambungan las tabung Dari data Tabung gas LPG 3 kg yang

yang bocor adalah jika nilai kekerasannya b o c o r d a p a t d i a n a l i s a d e n g a n

(11)

=

pecah” atau “leak before break”. Tabung Untuk mencari nilai K secara Ic

gas LPG 3 kg yang terbuat dari dari bahan spesifik pada tabung yang bocor

baja karbon rendah (low carbon) tebal menggunakan rumus sebagai berikut :

1/2

dinding tabung 2,2 mm tegangan luluh 58,99 K = n (E. σ . ε )Ic y f

2

kg, tekanan saat dipakai 25,8 kg/cm . Retak Dimana : n = Koefesien pengerasan

yang terdapat dalam bahan berbentuk semi regangan, E = Modulus Young, σ .=

y

eliptik arah bidang utama retak, tegak lurus Kekuatan luluh, ε = Regangan sebenarnya

f

pada tegangan melingkar. Retak yang saat patah.

terdapat pada sambungan las yang berupa takikan panjang retakannya 0,9 mm. Besar retak kritis yang menimbulkan kebocoran pada tabung gas dapat dihitung dengan ktiteria “leak before break”. Berdasarkan

2

data Tabel 2 bahawa A 13,44 mm dan A o f

2 2

8,34 mm , kekuatan tarik 66,25 kg/mm dan

2

kekuatan luluh 58,99 kg/mm dan modulus

2

elastisitas untuk baja 21000 kg/mm

Gambar 12. Geometri retak yang terjadi pada

Besar faktor intensitas tegangan ditentukan

posisi tabung sedang digunakan

dengan rumus :

U n t u k m e n d a p a t n i l a i n menggunakan teknik literasi berdasarkan rumus:

Dimana : a = Kedalamam retak, σ = Tegangan nominal, Q = parameter bentuk retak, dengan rasio a/2c, bisa dilihat dari

Maka nilai n dapat ditentukan nilainya gambar hubungan antara Q dengan rasio

adalah 0,1

bentuk retak a/2c. 1/2

K = n (E. σ . ε ) Ic y f

1/2 K = 0,1 (21000 x 589.9 x 0,478)Ic

= 24, 31 Mpa

σ = 152, 45 MPa, berdasarkan persamaan

Dimana : P = Tekanan pada tabung, D =

2

K .

Diameter dalam tabung, t = Tebal dinding I

tabung. Dimana σ/σ = 0,26 dan 2c = 3 maka Q = 1,6 o

maka besar panjang retak kritis (a ) yang c menimbulakan kebocoran/perpatahan pada tabung adalah:

a =c

a = 10,7 mm.c

Jadi retak kritis (a ) 10,7 mm c melebihi tebal tabung 2,2 mm, dengan

Gambar 11. Parameter bentuk retak Q untuk

demikian retak akan menembus dinding

retak permukaan dan retak dalam eliptik.

(12)

pecah. Kondisi ini disebut “bocor sebelum

t = 2,5 = 1,92 mm pecah/rusak” atau “leak before break”.

t min = 1,92 + 0,05 = 1,97 mm

Analisa Ketebalan Bahan yang Diizinkan Berdasarkan SNI

Ketebalan minimum dinding tabung Ta k i k a n y a n g t e r j a d i p a d a

yang diizinkan adalah 1,97 mm, untuk bisa sambungan las mempengaruhi juga

dipergunakan, jika ketebalan tabung ≥ 1,97 terhadap tebal minimum yang diizinkan

mm maka tabung dalam keadan aman dan berdasarkan standar SNI 1452 2007 untuk

memenuhi standar SNI. Tetapi dengan tabung gas LPG 3 kg. Tebal dinding tabung

adanya takikan maka tebal dinding tabung kontruksi 2 bagian berdasarkan perhitungan

akan berkurang, dengan menggunakan rumus (AS 2469-1998) adalah sebagai

rumus persamaan di atas maka tebal yang berikut adalah:

paling minimum yang diizinkan dan masih aman dipergunakan akibat adanya takikan. Dimana untuk tabung gas LPG 3 kg berdasarkan JIS G 3116 SG 295 maka tegangan luluh minimal adalah 295 MPa, dengan diameter luar tabung 261,92 mm,

2

dengan tekanan uji 31 kg/cm . Diketahui Do = 261,92 mm, Ph = 3,1 MPa, f = 265,5 MPa, maka t dapat ditentukan :

t minimum = t + CA, Dimana : t adalah tebal minimum badan tabung (mm) diambil nilai terbesar hasil perhitungan, Di adalah

diameter dalam tabung (mm), Do adalah t =

diameter luar tabung (mm), Rm adalah kuat

t = 1,52 mm tarik minimum (MPa), Ph adalah tekanan uji

(MPa), f adalah tegangan maksimal yang t minimum = 1,52 + 0,05 = 1,57 mm

diperbolehkan, diambil 90% dari nilai yield

strength material tabung yang digunakan, Dari hasil perhitungan berdasarkan

bila nilai f dari yielg strength lebih besar dari SNI ketebalan yang paling minimum untuk

60% nilai tensile strength (Rm), maka nilai f tabung yang masih diizinkan adalah 1,57

yang digunakan adalah 60% Rm, CA adalah mm. Dengan panjang takikan 0,9 mm

corrosion allowance sebesar 0,01 mm sehingga ketebalan menjadi 2,2 - 0,9 = 1.3

pertahun dengan perhitungan umur pakai 5 mm, berati tabung dalam keadaan kritis dan

tahun. tidak sesuai dengan standar SNI.

Dari data didapatkan bahan untuk tabung gas PLG 3 kg berdasarkan standar

KESIMPULAN DAN SARAN

JIS G 3116 SG 295 kekuatan tarik minimum adalah 440 MPa, diameter dalam tabung

Kesimpulan

adalah 260 mm. Berapa tebal minimum Dari hasil penelitian dan pengujian

badan tabung yang terbesar diambil. terhadap tabung gas LPG 3 kg yang tidak

Diketahui : Rm = kekuatan tarik minimum

bocor maupun tabung yang bocor dapat 440 MPa, Do = diameter luar tabung 260

ditarik suatu kesimpulan yaitu : mm, maka t minimum didapatkan :

(13)

1. Persyaratan spesikasi bahan badan

JIS Handbook, “Ferrous Materials &

tabung secara umum memenuhi

Metallurgy I”, Japanese Standards

standard JIS G3116SG 295.

Association, (2000), 674-678

JIS Handbook, “Ferrous Materials &

2. Dari hasil uji komposisi kimia tabung

Metallurgy II”, Japanese Standards

yang bocor mempunyai nilai CE <

Association, (1979), pp 495-501.

0,40%, sehingga mempunyai

Suratman, Rochim, “Panduan Proses

kemampuan untuk dilas, tetapi nilai

Perlakuan Panas” ITB, Bandung,

sensitivitas retaknya (P ) mendekati

cm

(1994), pp 38-41.

nilai kritis (2,3%) sehingga nilai

Suratman, Rochim, “Panduan Proses

kekuatan tarik dan keuletannya pada

Perlakuan Panas” ITB, Bandung,

sambungan las menjadi turun.

(1994), pp 38-41.

3. Kegagalan terjadi akibat adanya

ASM Metal Handbook, “Atlas of

penipisan dinding tabung didaerah

Microstructures of Industrial Alloys”,

kampuh las setelah proses joggling

th

Volume 7, 8 Edition, Materials Park,

sehingga parameter las yang

Ohio 44073, (1972), pp 18.

digunakan menjadi lebih besar yang

SNI 05-3563-1994, “Bejana Tekan”,

mengakibatkan cacat burn through

Badan Standarisasi Nasional, pp

yang menyerupai takikan yang

149, 191.

merupakan inisiasi terjadinya retak

SNI 07-3018-2006, “Baja Lembaran,

yang merambat menembus dinding

Pelat dan Gulungan Canai Panas

tabung sehingga terjadi kebocoran.

untuk Tabung Gas (Bj TG)”, ICS

4. Kebocoran tabung tersebut akibat

77.140.10, Badan Standarisasi

kesalahan fabrikasi dan bukan

Nasional, pp 2-3.

kesalahan dari rancangan (design)

SNI 1452:2007, “Tabung Baja LPG”, ICS

karena tabung sudah dirancang

23.020.30, Badan Standarisasi

dalam kondisi “leak before break”.

Nasional.

ASM Handbook, Volume 6, “Welding

Brazing and Soldering”, (1993),

602-Saran

625, 1084.

1. Perlu pengawasan yang ketat pada

A S T M , Vo l u m e 0 3 . 0 1 , M e t a l s ,

s a a t p r o s e s f o r m i n g s e b a b

“Mechanical Testing“, E 8M-04,

parameter las yang digunakan

Standard Test Methods for Tension

konstan dan otomatis sehingga

Testing of Metallic Materials [metric],

apabila terjadi perbedaan ketebalan

(2004), 1-3.

akan menyebabkan cacat las.

Khan, Ibrahim Md., “Welding Science

2. Perlu pengawasan yang ketat pada

a n d Te c h n o l o g y ” , N e w A g e

saat pengujian hidrostatik test sebab

Internasional Publisher, New Delhi,

cacat tersebut sebenarnya sudah

(2007), pp 105-106, 108, 180-183,

dapat terdeteksi pada saat uji

Dieter, G.E., “Mechanical Metallurgy”, SI

tersebut sehingga tidak akan

Metric Edition, McGraw-Hill Book

beredar di pasaran.

Company (UK), Limited, Toronto,

(1988), 60-65, 262-271,

353-361.

DAFTAR PUSTAKA

Kou, Sindo, “Welding Metallurgy”,

ASME IX, “Welding and Brazing

Second Edition, John Wiley & Son,

Qualifications”, ASME Boiler &

Inc., (2003), 170-172.

Pressure Vessel Code, New York,

(14)

Easterling, Kenneth, “Introduction to the

SNI 07-3018-2006, “Baja Lembaran,

Physical Metallurgy of Welding”,

Pelat dan Gulungan Canai Panas

Butterworths & Co. Ltd., London,

untuk Tabung Gas (Bj TG)”, ICS

(1983), 104-105, 156-181.

77.140.10, Badan Standarisasi

A S M H a n d b o o k , V o l u m e 9 ,

Nasional, pp 2-3.

“ M e t a l l o g r a p h y a n d SNI 07-0408-1989, “Cara Uji Tarik

Microstructures”, Formerly Ninth

Logam”, Badan Standarisasi

Edition, Metals Handbook, USA,

Nasional.

(1985).

SNI 07-0410-1989, “Cara Uji Lengkung

ASM Metals Handbook Ninth Edition,

Tekan”, ICS 77.040.10, Dewan

Volume 11, “Failure Analysis and

Standarisasi Nasional.

Prevention”, Metals park, Ohio,

Shimadzu Micro Hardness Tester,

1986. pp 49, 51.

“Vickers Hardness Number Table”,

Krauss, George., “Steels: Heat

Shimadzu, Corporation Kyoto

Tr e a t m e n t a n d P r o c e s s i n g

Japan.

Principles”, ASM International,

Kusharyanto, “Pengantar Analisa

Material Park, Ohio 440073,

Kegagalan Logam”. Jurusan

(1990), pp 130-133.

Te k n i k M e t a l u r g i , U N J A N I ,

Suratman, Rochim, “Panduan Proses

Bandung, 2007.

Perlakuan Panas” ITB, Bandung,

ASM, “Handbook of Residual Stress and

(1994), pp 38-41.

Deformation of Steel” ASM

ASM Metal Handbook, “Atlas of

International, Material Park, Ohio,

Microstructures of Industrial

2002 (#06700G), pp 1/1, 1/13,

th

1/15.

Alloys”, Volume 7, 8 Edition,

Materials Park, Ohio 44073,

(1972), pp 18.

SNI 05-3563-1994, “Bejana Tekan”,

Badan Standarisasi Nasional, pp

149, 191.

Gambar

Gambar 2. Diagram alir penelitian
Gambar 4. Spesifikasi tabung LPG yang bocor Pada tabung yang bocor sebelumnya  sudah digunakan untuk pengisian gas LPG  3  kg
Gambar 8. Struktur makro lokasi kebocoran  plastis.  Dan  mengakibatkan  timbulnya  tegangan  tarik  triaksial  pada  arah  sumbu      Dari  hasil  pengukuran  ketebalan
Tabel 1. Hasil uji komposisi kimia dinding  tabung  dan  tidak  sempat  pecah.
+3

Referensi

Dokumen terkait

merupakan program prioritas dalam percepatan informasi tentang desa, sehingga potensi desa, produk unggulan desa, dan progres pembangunan desa bisa dipromosikan dan

10 Tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi yang menyatakan bahwa tujuan pokok PDAM Tirtanadi adalah untuk mengelola dan menyelenggarakan pelayanan air minum yang

قشطنا , mengecualikan kasus bila iddah wajib dijalankan sebelum keluar dari rumah, maka ia tidak boleh keluar rumah tanpa khilafiyah ulama. Dasar yang ketiga diambil masih dari

Dari hasil data spektrum FT-IR diketahui bahwa membran yang terdiri dari polivinilklorida (PVC) yang dilarutkan menggunakan tetrahidrofuran (THF) dengan

Memiliki akte pendirian perusahaan bagi pemohon berbentuk badan hukum indonesia atau kartu tanda penduduk bagi warga negara indonesia perseorangan yang mengajukan permohonan

Pembelajaran yang berlangsung selama 2 x 40 menit memiliki tiga tujuan yaitu: (1) peserta didik menemukan hubungan antara tinggi- rendahnya bunyi yang dihasil dengan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelaksanaan kemitraan ayam broiler di Kabupaten Tabanan secara umum dapat berlangsung dengan baik, sebagian besar peternak memiliki

Berdasarkan hasil perhitungan pada penilitian ini, menunjukkan bahwa metode peramalan Eksponensial Smoothing merupakan metode yang paling tepat dalam memberikan nilai