• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN DOKTER X (KASUS TENAGA AHLI DAN USAHA ) PADA TAHUN 2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN DOKTER X (KASUS TENAGA AHLI DAN USAHA ) PADA TAHUN 2015."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN DOKTER X (KASUS TENAGA AHLI DAN USAHA APOTEK)

TAHUN 2015

Oleh :

KADEK AYU CAHYA MANIK NIM : 1306043020

Tugas Akhir studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan studi pada Program Diploma III Perpajakan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir Studi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji pada tanggal :

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Ketua : Naniek Noviari, SE.,M.Si.,AK

2. Sekretaris : I Made Karya Utama, SE.,M.Com.,Ak

Mengetahui,

Ketua Program Diploma Pembimbing

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena erkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Studi (TAS) yang berjudul “Analisa Perhitungan Pajak Penghasilan Dokter X ( Kasus Tenaga Ahli dan Usaha) Pada Tahun 2015”. Tugas Akhir

Studi ini merupakan syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir Studi (TAS) ini tentunya tidak akan dapat diselesaikan tanpa bimingan dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini. Dalam kesepakatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Bapak Drs. I Komang Ardana, MM. Selaku Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Ibu Naniek Noviari, SE.,M.Si.,AK selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan yang sangat bermanfaat bagi penulis untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir Studi (TAS) ini.

4. Bapak I Made Karya Utama, SE.,M.Com.,Ak Selaku dosen Pembimbing Akademik yang selalu mengajarkan dan membimbing penulis selama menjadi mahasiswa di Program Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana. 5. Seluruh dosen pengajar Program Diploma III Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

(4)

iv

6. Seluruh Staf Program Diplom III Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana yang telah banyak melayani dan membantu penulis selama masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana.

7. Kedua orang tua tercinta, Bapak I Made Widra dan Ibu Alit Sukeni, dan saudara penulis Gede Bagus Widyana, serta seluruh keluarga yang senantiasa selalu memberikan semangat, motivasi serta doa kepada penulis dalam menjalankan kuliah hingga penyusunan laporan ini.

8. I Dewa Gede Janu Ardana selaku teman terdekat penulis yang sudah memberikan semangat dan motivas untuk menyelesaikan Tugas Akhir Studi (TAS) ini.

9. Rekan – rekan mahasiswa Diploma III Perpajakan angkatan 2013 yang selalu setia, berbagi tawa, dorongan dan berbagi informasi dan pengalaman selama perkuliahan hingga terselesainya Tugas Akhir Studi (TAS) ini.

10. Semua pihak yang telah mendukung melalui perhatian, dorongan, semangat dan motivasi serta segala bantuan kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir Studi (TAS) ini.

Denpasar, Juni 2016

(5)

v

Judul : Analisa Perhitungan Pajak Penghasilan Dokter X (Kasus Tenaga Ahli Dan Apotek)

Tahun 2015

Nama : Kadek Ayu Cahya Manik

Nim : 1306043020

ABSTRAK

Dokter X adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KKP Badung Selatan, semenjak terdaftar di KPP Badung Selatan. Dokter X menggunakan norma perhitungan penghasilan. Istri dari Dokter X tidak memiliki NPWP maka dari itu istri dari Dokter X menghitung pajaknya dengan cara menggabungkan penghasilannya dengan suaminya atau ikut dengan NPWP suami. Selain itu Dokter X juga mendapat penghasilan dari usaha apoteknya yang beralamat di Jalan Raya Kuta Selatan Badung. Selain mendapat penghasilan dari usahanya Dokter X juga mendapat penghasilan dari prakteknya di RSUP Sanglah.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Metode dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, arsip, dan sebagainya Arikunto, (2006; 158).Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh sumber data dari Dokter X dan usaha apoteknya yaitu; bukti potong dari RSUP Sanglah th 2015, penghasilan bruto dari usaha praktek, dan angsuran PPh pasal 25.

Simpulan pada penelitian ini

1) PPh terutang Dokter X dan istri adalah Rp5,750,842 2) PPh terutang atas Apotek ( PP 46 ) adalah Rp20,864,276 3) PPh yang kurang bayar pasal 29 Dokter X adalah Rp471,132 4) Angsuran PPh pasal 25 tahun berikutnya Rp39,261

(6)

vi DAFTAR ISI

Isi Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 2

1.3 Kegunaan Penelitian ... 3

1.4 Sistematika Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori... 5

2.1.1 Pengertian Pajak ... 5

2.1.2 Fungsi Pajak ... 6

2.1.3 Pengelompokan Pajak ... 6

2.1.4 Sistematika Pemungutan Pajak………. 8

2.1.5 Pengertian Penghasilan……….. 10

2.1.6 Penghasilan Yang Merupakan Objek PPh ………… 10

2.1.7 Penghasilan Yang Bukan Termasuk Objek PPh…… 10

2.1.8 Sumber Penghasilan Dokter………... 11

2.1.9 Penghasilan Neto dari kegiatan Usaha ... 14

2.1.10 Pengertian Pembukuan dan Norma……… 14

2.1.11 Surat Pemeritahuan (SPT)...……… 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian ... 19

3.2 Obyek Penelitian……… 19

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 19

3.4 Metode Pengumpulan Data………. 20

3.5 Teknis Analisa Data………. 21

(7)

vii

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian……….. 22

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan………. 29

5.2 Saran………... 29

DAFTAR RUJUKAN

(8)

viii

DAFTAR TABEL

No. Tabel ...Halaman 4.1 Rekapan Penghasilan Dokter X……… 24

4.2 Rekapan Penghasilan Istri Dokter X……… 25

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pajak adalah sumber pembiayaan utama negara, tidak dapat dipungkiri bahwa sebagaian besar sumber pembiayaan negara berasal dari sektor pajak. Penerimaan dari sektor pajak sangat mendukung terlaksananya pembangunan di berbagi sektor sebagai wujud pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Pajak penghasilan merupakan salah satu jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah berdasarkan Undang-Undang No.7 Tahun 2000. Pajak Penghasilan (PPh) memiliki potensi besar bagi pemerintah dalam sektor perpajakan, pajak penghasilan meliputi pajak penghasilan umum, PPh 21, PPh 22, PPh 23, PPh 24, PPh 25, PPh 26, dan PPh 29.

Salah satu jenis penghasilan yang merupakan objek pajak penghasilan adalah penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, uang pensiunan, atau imbalan dalam bentuk lain, kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang PPh. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak juga termasuk sebagai objek pajak penghasilan. Dengan demikian wajib pajak yang menerima penghasilan yang merupakan objek pajak penghasilan yang diterima wajib pajak orang pribadi seperti Dokter.

(10)

2

penghasilan dari tempat dokter itu bekerja tetapi dokter tersebut juga memiliki usaha lain.

Dokter X merupakan seseorang dokter, dimana sumber penghasilannya diperoleh dari, RSUP Sanglah dan dari usaha apotek yang dimilikinya. maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada dokter x. Untuk mengetahui apakah dokter x sudah memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar dengan cara mengumpulkan semua sumber penghasilan yang diperoleh dokter x dan menghitung pajak penghasilannya. Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi pokok permasalah dalam penulisan laporan ini adalah bagaimana Analisa Perhitungan Pajak Penghasilan Terhutang Dokter X Tahun 2015.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan perhitungan PPh Dokter X dan perhitungan PPh atas usahanya tahun 2015.

1.3 Kegunaan Penelitian

Laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun praktis bagi pihak-pihak yang terkait.

1) Manfaat Teoritis

(11)

3 2 Metode Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan bahan refrensi bagi pihak-pihak yang terkait untuk mengambil suatu kebijakan terutama berkaitan dengan perhitungan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi.

1.4 Sistematika Penelitian

Untuk lebih jelasnya dan terarahnya penyusunan penulisan ini, maka disajikan pokok pembahasan yang dibagi menjadi lima bab yang masing-masing mengandung pembahasan dengan rincian sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini Menguraikan tentang latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

(12)

4 BAB III Metode Penelitian

Pada bab ini Menguraikan tentang lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variable, definisi operasional variable, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknis analisa data.

BAB IV Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bab ini mendeskripsikan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan serta pembahasan hasil penelitian tersebut.

BAB V Simpulan dan Saran

(13)

5 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pajak

Secara umum pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pengertian pajak memiliki dimensi yang berbeda-beda menurut Mangkoesoebroto (Timbul Hamonangan, 2012; 9) pajak adalah suatu pungutan yang berupa hak preogratif pemerintah, pungutan tersebut didasarkan pada undang-undang, pemungutannya dapat dipaksakan kepada subjek pajak dimana tidak ada balas jasa yang langsung dapat ditunjukan penggunaannya.

(14)

6 2.1.2 Fungsi Pajak

Menurut (Mardiasmo, 2009; 1) ada dua fungsi pajak, yaitu :

1) Fungsi budgetair

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

2) Fungsi regulerend

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

Contoh :

a) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras.

b) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk mengurangi gaya hidup konsumtif.

c) Tarif pajak untuk ekspor sebesar 0% untuk mendorong ekspor produk Indonesia dipasaran dunia.

2.1.3 Pengelompokan Pajak

(15)

7

1) Menurut golongannya, pajak dapat dikelompokan menjadi dua yaitu :

a) Pajak langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

Contoh : Pajak Penghasilan

b) Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat di bebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

Contoh : Pajak Pertambahan Nilai (PPn)

2 Menurut sifatnya, pajak dapat dikelompkan menjadi dua yaitu :

a) Pajak subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

Contoh : Pajak Penghasilan

b) Pajak objektif yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

3 Menurut lembaga pemungutannya, dikelompokan menjadi dua yaitu :

(16)

8

Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak atas Penjualan Barang Mewah

b) Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Pajak daerah terdiri atas :

(a) Pajak Provinsi, contoh : pajak kendaraan bermotor, dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor.

(b) Pajak Kabupaten/Kota, contoh : pajak hotel, pajak restaurant dan pajak hiburan.

2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Mardiasmo (2009: 7) terdapat tiga sistem pemungutan pajak yaitu :

1) Official assessment system

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya :

a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus. b) Wajib pajak bersifat pasif.

(17)

9 2) Self assessment system

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya : a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak

sendiri.

b) Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.

c) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

3) With holding system

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

(18)

10 2.1.5 Pengertian Penghasilan

Penghasilan adalah tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.

2.1.6 Penghasilan Yang Merupakan Objek PPh.

1) Penghasilan dari pekerjaan seperti : gaji, honor, tunjangan, bonus, insentif, gratifikasi, komisi, uang pensiun.

2) Hadiah (kecuali dari undian) atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan.

3) Laba usaha.

4) Keuntungan karena penjualan harta, misalnya penjualan perhiasan, kendaraan dsb.

5) Bunga diluar bunga bank.

6) Royalti keuntungan karena pembebasan utang, keuntungan selisih kurs. 7) Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum

dikenakan PPh.

2.1.7 Penghasilan Yang Bukan Termasuk Objek PPh

(19)

11

hubungan usaha, hubungan kepemilikan atau hubungan penguasaan anatara pihak-pihak yang bersangkutan.

2) Harta hibahan bagi pihak yang menerima bukan merupakan objek pajak apabila diterima keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu sederajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial termasuk yayasan atau penguaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan Menkeu, sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan, atau hubugan penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.

3) Warisan. 4) Klaim asuransi. 5) Beasiswa.

2.1.8 Sumber Penghasilan Dokter Penghasilan dokter dapat berupa :

1) Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan bebas. Antara lain :

a. Praktik dokter sendiri (membuka klinik pribadi)

b. Praktik dokter dirumah sakit atau klinik (atas penghasilan berupa jasa dokter yang dibayar oleh pasien melalui rumah sakit atau klinik tersebut)

 Dokter tetap;

(20)

12

 Dokter uang menyewa ruangan dirumah sakit sebagai tempat prakteknya.

c. Pekerjaan bebas selain dari praktek dokter dirumah sakit/klinik Misalnya : honorarium sebagai pembicara.

2) Penghasilan dari usaha diluar profesi dokter. Misalnya : Usaha apotek, Rumah makan, Toko

3) Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan. Antara lain :

a. Pengurus atau pimpinan rumah sakit atau klinik;

b. Pegawai tetap dirumah sakit, universitas (dosen), atau perusahaan.

4) Penghasilan dalam negri lainnya yang bersifat tidak final. Anatara lain :

a. Komisi, hadiah atau imbalan lain, misalnya dari produsen obat-obatan dan alat kesehatan;

b. Royalti;

c. Sewa harta selain tanah/bangunan; d. Penghargaan dan hadiah;

(21)

13 5) Penghasilan dari luar negeri.

Antara lain : Deviden, Royalti, Bunga, Honor sebagai dokter diluar negri.

6) Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak. Antara lain :

a. Warisan

b. Bagian laba dari firma, atau CV yang modalnya tidak terbagi atas saham;

c. Pembayaraan klaim asuransi jiwa, asuransi dwiguna, kecelakaan, kesehatan dan beasiswa.

7) Penghasilan yang dikenakan PPh yang bersifat final. Antara lain :

a. Bunga tabungan atau deposito; b. Deviden;

(22)

14

2.1.9 Penghasilan Neto Dari Kegiatan Usaha/Pekerjaan Bebas Dapat diperoleh dengan dua cara:

1) Menyelenggarakan pembukuan atau

2) Menggunakan norma perhitungan penghasilan neto ( norma)

2.1.10 Perbedaan Pembukuan Dengan Norma

Menurut pasal 1 angka 26 undang-undang ketentuan umum tata cara perpajakan (KUP) pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal penghasilan dan biaya, serta harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak tersebut.

Yang wajib menyelenggarakan pembukuan :

1) Wajib pajak badan dan;

2) Wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, kescuali wajib pajak orang pribadi yang peredaran brutonya dalam satu tahun kurang dari Rp4.800.000.000 (empat milyar delapan ratus juta rupiah).

Rumus perhitungan pembukuan adalah :

Penghasilan neto = penghasilan bruto-biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto

Penghasilan neto-PTKP = PKP

(23)

15

Norma perhitungan adalah pedoman untuk menentukan besarnya penghasilan neto yang diterbitkan oleh Direktur Jendral Pajak. Norma perhitungan akan sangat membantu wajib pajak yang belum mampu menyelenggarakan pembukuan untuk menghitung pengahsilan neto. Penggunaan Norma perhitungan tersebut pada dasarnya dilakukan dalam hal-hal :

1) Tidak terdapat dasar penghitungan yang lebih baik, yaitu pembukuan yang lengkap atau;

2) Pembukuan atau catatan peredaran bruto wajib pajak ternyata diselenggarakan secara tidak benar.

Norma perhitungan disusun sedemikian rupa berdasarkan hasil penelitian data lain, dengan memperhatikan kewajaran. Norma perhitungan akan sangat membantu Wajib Pajak yang belum mampu menyelenggarakan pembukuan untuk menghitung penghasilan neto.

Rumus norma perhitungan untuk mencari penghasilan neto adalah : Penghasilan neto = penghasilan bruto x tarif norma

Untuk mencari PPh terutang untuk wajib pajak orang pribadi, penghasilan neto masih dikurangi lagi dengan PTKP. Sehingga rumus untuk mencari PPh terutang dalam norma perhitungan adalah :

PPh terutang = [penghasilan neto – PTKP] x tarif PPh

(24)

16

Besarnya persentase Norma untuk Pekerjaan bebas dokter :

1. 10 ibu kota provinsi (Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Manado, Makasar, dan Pontianak) tarif Normanya 45%

2. Ibu kota propinsi lainnya tarif Normanya 42,5% 3. Daerah Lainnya tarif Normanya 40%

Syarat-syarat penggunaan norma

Dokter dapat menggunakan norma apabila:

1. Jumlah peredaran bruto dari kegiatan usaha atau pekerjaan bebas kurang dari Rp 4.800.000.000 setahun.

2. Memberitahukan penggunaan norma kepada Direktur Jendral Pajak paling lama 3 (tiga) bulan sejak awal tahun pajak yang bersangkutan.

(25)

17 2.1.11 Surat Pemberitahuan (SPT)

Berdasarkan Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyebutkan bahwa Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak dan/atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan.

Berdasarkan peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007 menyebutkan bahwa terdapat dua macam SPT yaitu :

1. SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu masa pajak.

2. SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatau tahun pajak atau bagian tahun pajak.

A. Pengisian dan Penyampaian SPT

1) Setiap wajib pajak mengisi SPT dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang rupiah, dan menandatangani serta menyampaikan ke kantor Direktorat Jendral Pajak tempat wajib pajak terdaftar atau dikukuhkan. 2) Wajib pajak yang telah mendapat ijin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan

pembukuan dan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah, wajib menyampaikan SPT dalam bahasa Indonesia kecuali lampiran berupa laporan keuangan dan mata uang selain rupiah yang diizinkan.

B. Fungsi SPT tahunan PPh orang pribadi

(26)

18

a) Pembayaran atau pengeluaran pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pajak lain dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak.

b) Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak. c) Harta dan kewajiban.

d) Penyetoran dari pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu masa pajak.

2) Bagi pemotong atau pemungut pajak, sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya. C. Sanksi tidak atau terlambat menyampaikan SPT

Referensi

Dokumen terkait

“Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan Pajak Penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apa

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 orang pribadi adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, honor /

Adapun yang mejadi tujuan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perhitungan pajak penghasilan (PPh) 21 pada PT. Perkebunan Nusantara IV Unit

Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan Pajak Penghasilan 21, 22, 23, 24, 25, 26, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Barang Mewah dan Pajak

Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan Pajak Penghasilan 21, 22, 23, 24, 25, 26, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Barang Mewah dan Pajak

Untuk perhitungan pajak penghasilan karyawan dengan status upah bulanan yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sudah sesuai dengan ketentuan PPh pasal 21 ayat

Hal tersebut dapat dilihat dari cara perhitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 perusahaan tersebut apakah telah mengikuti Undang-Undang Perpajakan yang berlaku atau tidak, khususnya

Dari hasil analisis atas Pajak Penghasilan Pasal 21, Pajak Penghasilan Pasal 23 dan Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2 yang telah dilakukan, PT X sebagai Wajib Pajak Badan telah