41 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan dimaksudkan guna melihat pengaruh yang diberikan oleh variabel pengalaman OJT (X1) dan motivasi memasuki dunia kerja (X2) sebagai variabel bebas terhadap kesiapan kerja (Y) sebagai variabel terikat pada siswa kelas XII SMK PGRI Batang.
a. Kesiapan Kerja
Tabel 4.1 memperlihatkan hasil deskrispi perolehan data responden sebagai awal persebaran data mengenai kesipan kerja siswa kelas XII SMK PGRI Batang tahun pelajaran 2021/2022.
Tabel 4.1 Deskripsi Data Kesiapan Kerja Statistik
N 162
Maksimum 54
Minimum 41
Mean 48.90
Modus 49
Median 49
Standar Deviasi 2.920
Varians 8.524
Skewness –0.145
Standar Error Skewness 0.191
Kurtosis –0.589
Standar Error Kurtosis 0.379 (Sumber: Data Diolah Peneliti, 2021)
Besarnya nilai standar deviasi pada tabulasi data yang tidak melebihi 30% dari nilai rata-rata mengartikan bahwa data tersebut tidak mengandung kesenjangan yang lebar di antara skor tertinggi dan terendah.
Berdasarkan tabel 4.1 memperlihatkan nilai standar deviasi pada data tersebut sebesar 2,920, sedangkan capaian nilai rata-rata sebesar 48,90 sehingga 30% x 48,90 = 14,67, maka tabulasi data responden mengenai
kesiapan kerja dapat dinyatakan tidak mengandung kesenjangan yang lebar di antara skor tertinggi dan terendah karena nilai strandar deviasi <
30% nilai rata-rata atau 2,920 < 14,67. Pada tabel 4.1 juga memperlihatkan capaian nilai rata-rata sebesar 48,90 mengartikan bahwa terdapat 70 responden yang berada di bawah rata-rata dan sebesar 92 responden berada di atas rata-rata sehingga mengindikasikan bahwa sebagian besar siswa kelas XII SMK PGRI Batang telah memiliki kesiapan kerja yang cukup.
Data dapat dinyatakan normal dengan syarat jika perolehan rasio dari skewness dan kurtosis dengan standar error-nya berada di antara angka –2 hingga 2. Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa angka skewness sebesar –0,145 dengan standar error 0,191, sehingga diperoleh rasio antara skewness dengan standar error, yaitu –0,145/0,191 = –0,76. Nilai rasio –0,76 masih terletak di antara –2 dan 2, maka dapat dikatakan data responden bersifat normal. Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwa angka kurtosis sebesar –0,589 dengan standar error 0,379, sehingga diperoleh rasio antara kurtosis dengan standar error, yaitu –0,589/0,379 = –1,55.
Nilai rasio –1,55 masih terletak di antara –2 dan 2, maka dapat dikatakan data responden bersifat normal.
(Sumber: Data Diolah Peneliti, 2021)
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Data Kesiapan Kerja
Pada gambar 4.1 menggambarkan sebaran distribusi data responden tentang kesiapan kerja dengan data yang paling sering muncul, yaitu skor 49 sekaligus menjadi nilai tengah dari hasil tabulasi data responden.
b. Pengalaman OJT
Tabel 4.2 memperlihatkan hasil deskrispi perolehan data responden sebagai awal persebaran data mengenai pengalaman OJT siswa kelas XII SMK PGRI Batang tahun pelajaran 2021/2022.
Tabel 4.2 Deskripsi Data Pengalaman OJT Statistik
N 162
Maksimum 53
Minimum 40
Mean 46.97
Modus 46
Median 47
Standar Deviasi 3.145
Varians 9.893
Skewness –0.072
Standar Error Skewness 0.191
Kurtosis –0.708
Standar Error Kurtosis 0.379 (Sumber: Data Diolah Peneliti, 2021)
Bersandarkan tabel 4.2 menunjukkan nilai standar deviasi pada data tersebut sebesar 3,145, sedangkan capaian nilai rata-rata sebesar 46,97 sehingga 30% x 46,97 = 14,091, maka tabulasi data responden mengenai pengalaman On the Job Training dapat dinyatakan tidak mengandung kesenjangan yang lebar di antara skor tertinggi dan terendah karena nilai strandar deviasi < 30% nilai rata-rata atau 3,145 < 14,091. Tabel 4.2 juga menunjukkan capaian nilai rata-rata sebesar 46,97 mengartikan bahwa terdapat 72 responden yang berada di bawah rata-rata dan sebesar 90 responden berada di atas rata-rata sehingga mengindikasikan bahwa sebagian besar siswa kelas XII SMK PGRI Batang telah memiliki pengalaman On the Job Training yang cukup.
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa angka skewness sebesar –0,072 dengan standar error 0,191, sehingga diperoleh rasio antara skewness dengan standar error, yaitu –0,072/0,191 = –0,38. Nilai rasio –0,38 masih terletak di antara –2 dan 2, maka dapat dikatakan data responden bersifat normal. Tabel 4.2 juga menunjukkan bahwa angka kurtosis sebesar –0,708 dengan standar error 0,379, sehingga diperoleh rasio antara kurtosis dengan standar error, yaitu –0,708/0,379 = –1,87. Nilai rasio –1,87 masih terletak di antara –2 dan 2, maka dapat dikatakan data responden bersifat normal.
(Sumber: Data Diolah Peneliti, 2021)
Gambar 4.2 Grafik Distribusi Data Pengalaman OJT
Gambar 4.2 menggambarkan sebaran distribusi data responden tentang pengalaman OJT dengan data yang paling sering muncul, yaitu skor 46 dan skor 47 sebagai nilai tengah dari hasil tabulasi data responden.
c. Motivasi Memasuki Dunia Kerja
Hasil deskripsi perolehan data responden mengenai motivasi memasuki dunia kerja pada siswa kelas XII SMK PGRI Batang dapat dilihat pada tabel 4.3 yang menampakkan capaian nilai rata-rata sebesar 37,27 mengartikan bahwa terdapat 87 responden yang berada di bawah rata-rata dan sebesar 75 responden berada di atas rata-rata sehingga mengindikasikan sebagian besar siswa kelas XII SMK PGRI Batang perlu diberikan motivasi memasuki dunia kerja lebih intesif. Tabel 4.3 juga
memperlihatkan nilai standar deviasi pada data tersebut sebesar 3,105, sedangkan capaian nilai rata-rata sebesar 37,27 sehingga 30% x 37,27 = 11,181, maka tabulasi data responden mengenai motivasi memasuki dunia kerja dapat dinyatakan tidak mengandung kesenjangan yang lebar di antara skor tertinggi dan terendah karena nilai strandar deviasi < 30% nilai rata- rata atau 3,105 < 11,181.
Tabel 4.3 menunjukkan angka skewness sebesar –0,029 dengan standar error 0,191, sehingga diperoleh rasio antara skewness dengan standar error, yaitu –0,029/0,191 = –0,15. Nilai rasio –0,15 masih terletak di antara –2 dan 2, maka dapat dikatakan data responden bersifat normal.
Tabel 4.3 juga menunjukkan bahwa angka kurtosis sebesar –0,729 dengan standar error 0,379, sehingga diperoleh rasio antara kurtosis dengan standar error, yaitu –0,729/0,379 = –1,92. Nilai rasio –1,92 masih terletak di antara –2 dan 2, maka dapat dikatakan data responden bersifat normal.
Tabel 4.3 Deskripsi Data Motivasi Memasuki Dunia Kerja Statistik
N 162
Maksimum 43
Minimum 31
Mean 37.27
Modus 37
Median 37
Standar Deviasi 3.105
Varians 9.640
Skewness –0.029
Standar Error Skewness 0.191
Kurtosis –0.729
Standar Error Kurtosis 0.379 (Sumber: Data Diolah Peneliti, 2021)
Sebaran distribusi data responden tentang motivasi memasuki dunia keja dapat dilihat pada gambar 4.3 dengan data yang paling sering muncul, yaitu skor 37 sekaligus menjadi nilai tengah dari hasil tabulasi data.
(Sumber: Data Diolah Peneliti, 2021)
Gambar 4.3 Grafik Distribusi Data Motivasi Memasuki Dunia Kerja 2. Hasil Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Dalam menguji kenormalan data dapat dilaksanakan dengan beberapa jalan, salah satunya dengan melihat persebaran data pada P-P Plot of Regression Standardized Residual, yakni data yang mendekati dan searah dengan garis diagonal. Apabila data telah memenuhi kriteria pengujian normalitas tersebut, maka dapat digunakan dalam pengujian selanjutnya. Gambar 4.4 memperlihatkan sebaran distribusi data penelitian yang telah memenuhi kriteria dari pengujian normalitas, sehingga data penelitian ini dapat dinyatakan berdistribusi normal.
(Sumber: Data Diolah Peneliti, 2021)
Gambar 4.4 P-P Plot of Regression Standardized Residual
b. Uji Linieritas
Didefinisikan sebagai pengujian yang bertujuan guna melihat hubungan antara variabel bebas dengan varibel terikat yang dilihat dari garis regresi, sehingga pengujian ini menjadi salah satu tahap sebelum pelaksanaan pengujian hipotesis dengan model regresi linier berganda dengan 2 variabel bebas. Data dapat dinyatakan linier apabila taraf signifikansi linearity pada tabel Test of Linearity dari setiap variabel < 0,05 dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 (Priyatno, 2014).
Tabel 4.4 Test of Linearity X1 dengan Y ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Y
* X1
Between Groups
(Combined) 731.948 13 56.304 13.011 .000 Linearity 597.429 1 597.429 138.054 .000 Deviation from
Linearity
134.519 12 11.210 2.590 .004
Within Groups 640.471 148 4.328
Total 1372.420 161
(Sumber: Data Diolah Peneliti, 2021) Tabel 4.5 Test of Linearity X2 dengan Y
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
Y
* X2
Between Groups
(Combined) 535.578 12 44.632 7.947 .000 Linearity 459.341 1 459.341 81.786 .000 Deviation from
Linearity
76.238 11 6.931 1.234 .269
Within Groups 836.841 149 5.616
Total 1372.420 161
(Sumber: Data Diolah Peneliti, 2021)
Berlandaskan tabel 4.4 menunjukkan taraf signifikansi linearity X1 dengan Y sebesar 0,000, sehingga dapat dinyatakan data tersebut linier sebab 0,000 < 0,05. Selanjutnya, tabel 4.5 menunjukkan taraf signifikansi linearity X2 dengan Y sebesar 0,000, sehingga dapat dinyatakan data tersebut linier sebab 0,000 < 0,05.
c. Uji Heteroskedasitas
Gambar 4.5 merupakan scatterplot variabel kesiapan kerja yang memperlihatkan bahwa persebaran data tidak mengelompok pada satu titik dan tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian tidak terdapat masalah heteroskedasitas.
(Sumber: Data Diolah Peneliti, 2021)
Gambar 4.5 Scatterplot Uji Heteroskedasitas Tabel 4.6 Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3.272 1.448 2.260 .025
X1 .015 .044 .039 .343 .732
X2 –.059 .044 –.151 –1.339 .183
a. Dependent Variable: abs_res
(Sumber: Data Diolah Peneliti, 2021)
Selain menggunakan scatterplot, untuk mengetahui apakah terdapat masalah heteroskedasitas juga dapat menggunakan uji glejser dengan syarat nilai signifikansi variabel independen dengan absolut residual >
0,05 (Ghozali, 2018). Tabel 4.6 memperlihatkan nilai signifikansi variabel pengalaman On the Job Training 0,732 > 0,05, sedangkan nilai signifikansi variabel motivasi memasuki dunia kerja sebesar 0, 183 > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa data penelitian tidak memiliki masalah heteroskedasitas.
d. Uji Multikolinieritas
Dalam pengujian ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan mengamati nilai VIF dan tolerance dengan ketentuan nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1. Tabel 4.7 memperlihatkan perolehan nilai VIF sebesar 2,058, artinya 2,058 < 10, dan nilai tolerance sebesar 0,486, artinya 0,486 > 0,1, sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas antar variabel bebas. Terpenuhinya setiap kriteria pada uji prasyarat analisis mengartikan bahwa data penelitian ini dapat diuji dengan model regresi.
Tabel 4.7 Coefficient Uji Multikolinieritas Coefficients
Model Collinearity Statistics Tolerance VIF
1 X1 .486 2.058
X2 .486 2.058
a. Dependent Variable: Y
(Sumber: Data Diolah Peneliti, 2021) 3. Hasil Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda
Didefinisikan sebagai analisis yang menentukan seberapa besar pengaruh yang diberikan antar variabel bebas, yaitu pengalaman OJT dan motivasi memasuki dunia kerja terhadap kesiapan kerja sebagai variabel terikat melalui model persamaan regresi.
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 19.314 2.570 7.514 .000
X1 .468 .078 .504 6.020 .000
X2 .204 .079 .217 2.592 .010
a. Dependent Variable: Y
(Sumber: Data Diolah Peneliti, 2021)
Berdasarkan tabel 4.8 memperlihatkan nilai constant sebesar 19,314 dengan nilai koefesien variabel pengalaman OJT sebesar 0,468 dan variabel motivasi memasuki dunia kerja sebesar 0,204, sehingga terbentuk model, yaitu:
Y = 19,314 + 0,468X1 + 0,204X2
Model tersebut memiliki makna sebagai berikut:
1) Ketika pengalaman OJT (X1) dan motivasi memasuki dunia kerja (X2) sebesar 0, maka nilai kesiapan kerja (Y) sebesar 19,314.
2) Ketika pengalaman OJT (X1) terjadi peningkatan sebesar 1, maka tingkat kesiapan kerja (Y) akan meningkat sebanyak 0,468. Ketika pengalaman OJT (X1) menurun sebesar 1, maka tingkat kesiapan kerja (Y) akan turun sebanyak 0,468.
3) Ketika motivasi memasuki dunia kerja (X2) terjadi peningkatan sebesar 1, maka tingkat kesiapan kerja (Y) akan naik sebanyak 0,204.
Ketika motivasi memasuki dunia kerja (X2) terjadi penurunan sebesar 1, maka tingkat kesiapan kerja (Y) akan turun sebanyak 0,204.
Bersumper pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa variabel bebas pengalaman OJT (X1) lebih dominan memberikan pengaruh yang dapat dilihat dari nilai standar koefesiennya, yaitu sebesar 0,504. Sedangkan nilai standar koefesien variabel motivasi memasuki dunia kerja (X2) hanya
sebesar 0,217. Hal ini mengindikasikan bahwa pengalaman OJT lebih kuat membagun kesiapan kerja pada siswa SMK PGRI Batang.
b. Uji t (Parsial)
Pengujian ini dimaksudkan guna melihat besarnya pengaruh antar variabel bebas dengan variabel terikat, adapun pada penelitian ini uji t menggunakan SPSS 25 sebagaimana data yang tertera pada tabel 4.8.
1) Rumusan Hipotesis Hipotesis 1
Ho : tidak terdapat pengaruh antara pengalaman OJT terhadap kesiapan kerja siswa SMK PGRI Batang
Ha : terdapat pengaruh antara pengalaman OJT terhadap kesiapan kerja siswa SMK PGRI Batang
Hipotesis 2
Ho : tidak terdapat pengaruh antara motivasi memasuki dunia kerja terhadap kesiapan kerja siswa SMK PGRI Batang
Ha : terdapat pengaruh antara motivasi memasuki dunia kerja terhadap kesiapan kerja siswa SMK PGRI Batang
2) Nilai ttabel
Pada penelitian ini menetapkan tingkat signifikansi 0,05 dengan derjat kebebasan yang digunakan untuk mengetahui ttabel, yaitu 162–
2–1 = 159. Berdasarkan formula TINV (tingkat signifikan;derajat kebebasan) pada microsoft exel, menghasilkan nilai ttabel sebesar 1,974.
3) Kesimpulan
a) Berdasarkan tabel 4.8 nilai thitung variabel pengalaman On the Job Training sebesar 6,020 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000, sehingga secara matematis dapat ditulis thitung > ttabel atau 6,020 >
1,974 dan nilai probabilitas < 0,05 atau 0,000 < 0,05. Kesimpulan pada pengujian hipotesis 1, yaitu Ho ditolak dan Ha diterima dengan pengaruh yang bersifat signifikan, artinya terdapat
pengaruh antara pengalaman OJT terhadap kesiapan kerja siswa SMK PGRI Batang yang bersifat positif dan signifikan.
b) Berdasarkan tabel 4.8 nilai thitung variabel motivasi memasuki dunia kerja sebesar 2,592 dengan nilai probabilitas sebesar 0,010, sehingga secara matematis dapat ditulis thitung > ttabel atau 2,592 >
1,974 dan nilai probabilitas < 0,05 atau 0,010 < 0,05. Kesimpulan pada pengujian hipotesis 2, yaitu Ho ditolak dan Ha diterima dengan pengaruh yang bersifat signifikan, artinya terdapat pengaruh antara motivasi memasuki dunia kerja terhadap kesiapan kerja siswa SMK PGRI Batang yang bersifat positif dan signifikan.
c. Uji F (Simultan)
Pengujian ini dimaksudkan guna melihat pengaruh antar variabel bebas, yaitu OJT dan motivasi memasuki dunia kerja terhadap kesiapan kerja sebagai variabel terikat secara simultan.
Tabel 4.9 Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 628.843 2 314.422 67.233 .000b
Residual 743.577 159 4.677
Total 1372.420 161
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1
(Sumber: Data Diolah Peneliti, 2021) 1) Rumusan Hipotesis
Hipotesis 3
Ho : tidak terdapat pengaruh antara pengalaman OJT dan motivasi memasuki dunia kerja terhadap kesiapan kerja siswa SMK PGRI Batang
Ha : terdapat pengaruh antara pengalaman OJT dan motivasi memasuki dunia kerja terhadap kesiapan kerja siswa SMK PGRI Batang
2) Nilai Ftabel
Pada penelitian ini menetapkan tingkat signifikansi 0,05 dengan pembilang sebesar 2 dan penyebut sebesar 162–2–1 = 159.
Berdasarkan formula FINV (tingkat signifikan;pembilang;penyebut) pada microsoft exel, menghasilkan nilai Ftabel sebesar 3,05.
3) Kesimpulan
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 67.233 dengan nilai nilai probabilitas sebesar 0,000, sehingga secara matematis dapat ditulis Fhitung > Ftabel atau 67,233 > 3,05 dan nilai probabilitas < 0,05 atau 0,000 < 0,05. Kesimpulan pada pengujian hipotesis 3, yaitu Ho ditolak dan Ha diterima dengan pengaruh yang bersifat signifikan, artinya terdapat pengaruh antara pengalaman OJT dan motivasi memasuki dunia kerja terhadap kesapan kerja siswa SMK PGRI Batang yang bersifat positif dan signifikan.
d. Koefesien Determinasi
Tabel 4.10 bagian R square menunjukkan jangkauan variabel bebas menjelaskan variabel terikat, dalam artian lain nilai R square tersebut mengartikan besarnya pengaruh yang diberikan variabel pengalaman OJT dan motivasi memasuki dunia kerja terhadap kesiapan kerja.
Tabel 4.10 Koefesien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .677a .458 .451 2.163
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y
(Sumber: Data Diolah Peneliti, 2021)
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai R square sebesar 0,458 atau setara dengan 45,8%, sehingga besarnya kontribusi yang diberikan pengalaman OJT dan motivasi memasuki dunia kerja terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XII SMK PGRI Batang mencapai 45,8%, sedangkan sisanya (100%–45,8% = 54,2%) dipengaruhi oleh varibel lain diluar penelitian ini.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada bagian sebelumnya menyatakan bahwa seluruh hipotesis yang telah dirumuskan dapat diterima, sehingga terlihat pengaruh antar variabel penelitian yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Pengalaman OJT terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK PGRI Batang
Berlandaskan hasil persamaan regresi yang terbentuk sesuai tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai koefesien variabel pengalaman OJT sebesar 0,468 dengan pengaruh yang diberikan bersifat positif. Ketika pengalaman OJT terjadi kenaikan sebesar satu, maka tingkat kesiapan kerja akan meningkat sebanyak 0,468. Pengalaman OJT yang dimaksudkan pada penelitian ini terdiri dari indikator pengembangan profesional, keterampilan profesional, pengembangan diri dan kemampuan diri sejalan dengan penelitian yang dilangsungkan Anjum (2020). Peningkatan pada masing-masing indikator pengalaman OJT tersebut akan memengaruhi secara positif terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XII SMK PGRI Batang.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan adanya pengaruh yang bersifat positif dan signifikan antara pengalaman OJT terhadap kesiapan kerja siswa SMK PGRI Batang. Berdasarkan perhitungan sumbangan efektif besarnya sumbangan kontribusi yang diberikan variabel pengalaman OJT terhadap kesiapan kerja adalah sebesar 33,2% (0,504 x 0,660 x 100%).
Pengalaman kerja akan menentukan tingkat keefektifan dan keoptimalan tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas sehingga pengalaman kerja dibutuhkan individu untuk membagun kesiapan kerja pada dirinya (Eliyani,
2018). Hal ini sejalan dengan realita yang ditemukan peneliti di lapangan dimana pengalaman kerja yang diperoleh siswa selama mengikuti OJT mampu memberikan sumbangan atas pembentukan kesiapan kerja. Melalui instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengalaman OJT diketahui bahwa: siswa yang dapat menerapkan profesionalitas ketika mengerjakan tugas; dapat mengembangkan keterampilan yang dimiliki; dapat melatih integritas diri; dan dapat mengembangkan hubungan sosial pada lingkungan sekitar, telah menjadikan siswa memiliki tambahan bekal kerja sehingga kesiapan kerja pada dirinya semakin terbentuk. Adapun berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar siswa kelas XII MK PGRI Batang telah memiliki pengalaman OJT yang cukup.
Hasil dari penelitian ini relevan dengan penelitian yang telah dilaksanakan Lutfiani & Djazari (2019) yang menegaskan bahwa pengalaman kerja yang diperoleh ketika OJT memberikan pengaruh yang bersifat positif dan signifikan terhadap pembentukan kesiapan kerja siswa SMK. Pengaruh tersebut berkaitan dengan penguasaan kompetensi dan keterampilan yang dimiliki siswa SMK pada bidang keahliannya yang selanjutnya dapat meningkatkan tingkat kesiapannya untuk bekerja. Selain itu, hasil penelitian ini juga relevan dengan penelitian Edriati et al. (2020) menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara pengalaman OJT dengan kesiapan kerja pada siswa SMK. Lantaran program kegiatan tersebut siswa dilatih menerapkan budaya kerja, membangun hubungan kerja dan mengembangkan kecakapan kerja sehingga adanya program tersebut mampu melatih kesiapan siswa SMK untuk menempuh dunia pekerjaan.
2. Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK PGRI Batang
Berlandaskan hasil persamaan regresi yang terbentuk sesuai tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai koefesien variabel motivasi memasuki dunia kerja sebesar 0,204 dengan pengaruh yang diberikan bersifat positif. Ketika motivasi memasuki dunia kerja terjadi peningkatan sebesar 1, maka tingkat kesiapan kerja akan mengalami kenaikan sebanyak 0,204. Motivasi memasuki dunia
kerja yang dimaksudkan pada penelitian ini meliputi termotivasi secara internal, termotivasi karena lingkungan, termotivasi karena tekanan dan motivasi yang teridentifikasi sejaan dengan penelitian yang dilangsungkan Gagne et al. (2015). Peningkatan pada masing-masing indikator motivasi memasuki dunia kerja tersebut akan memengaruhi secara positif terhadap kesiapan kerja pada siswa klas XII SMK PGRI Batang.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ke-2 menunjukkan adanya pengaruh yang bersifat positif dan sinifikan antara motivasi memasuki dunia kerja terhadap kesiapan kerja sisswa SMK PGRI Batang. Berdasarkan perhitungan sumbangan efektif besarnya sumbangan kontribusi yang disumbangkan variabel motivasi memasuki dunia kerja terhadap kesiapan kerja adalah sebesar 12,6% (0,217 x 0,579 x 100%). Melihat angka tersebut mengindikasikan bahwa sumbangan pengaruh yang diberikan motivasi memasuki dunia kerja terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XII SMK PGRI Batang tergolong lemah. Hal ini sejalan dengan realita yang ditemukan peneliti di lapangan menyatakan bahwa mayoritas siswa kelas XII SMK PGRI Batang memiliki motivasi kerja yang rendah. Melalui instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi kerja diketahui bahwa:
sebagian besar siswa secara pribadi belum memiliki keinginan untuk bekerja;
keadaan lingkungan kurang mendukung untuk bekerja; belum menyadari tekanan alamiah yang muncul; dan belum dapat berpikir secara rasional.
Rendahnya motivasi kerja ada siswa SMK disebabkan karena pada usia antara 16–18 tahun merupakan jenjang usia remaja, artinya sedang berlangsungnya proses perkembangan dan transfigurasi dari masa anak-anak menuju dewasa (Pamungkas & Rifai, 2019). Pengembangan motivasi memasuki dunia kerja pada siswa SMK dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan dan stimulus, baik ketika berlangsungnya pembelajaran atau ketika pelayanan konseling, sehingga mengimplikasikan bahwa sekolah perlu meninjau kembali bagaimana kebijakan dalam menumbuhkan motivasi kerja pada siswa.
Hasil dari penelitian ini relevan dengan penelitian yang telah dilaksanakan Tania et al. (2018) yang menegaskan bahwa motivasi memasuki
dunia kerja memberikan pengaruh yang bersifat positif dan signifikan terhadap pembentukan kesiapan kerja pada siswa SMK. Pengaruh yang diberikan berupa dorongan pada diri siswa untuk berpikir secara rasional dalam menentukan tindakan yang harus diputuskan agar dapat berhasil dalam bekerja setelah lulus nanti. Selanjutnya, hasil penelitian ini juga relevan dengan penelitian Hastuti et al. (2017) menjabarkan adanya hubungan yang kuat di antara motivasi memasuki dunia kerja dengan kesiapan kerja pada siswa SMK.
Motivasi tersebut menimbulkan adanya suatu dorongan dan ambisi yang memacu siswa berusaha keras dalam menyiapkan bekal untuk bekerja, baik dari segi jasmani, psikologis, knowledge maupun skills sehingga secara tidak langsung kesiapan kerja pada dirinya juga akan terbentuk.
3. Pengaruh Pengalaman OJT dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK PGRI Batang
Hasil persamaan regresi berganda pada tabel 4.8 memperlihatkan nilai koefesien variabel pengalaman OJT dan motivasi memasuki dunia kerja masing-masing, yaitu 0,468 dan 0,204 dengan pengaruh yang disumbangkan ke-2 variabel bebas tersebut bersifat positif. Ketika pengalaman OJT dan motivasi memasuki duni kerja sebesar 0, maka kesiapan kerja sebesar 19,314.
Ketika pengalaman OJT dan motivasi memasuki dunia terjadi peningkatan sebesar 1, maka kesiapan kerja akan mengalami kenaikan sebanyak 0,468 + 0,204 = 0,672. Apabila dilihat dari nilai standar koefesien menunjukkan bahwa variabel pengalaman OJT lebih dominan memberikan pengaruh terhadap kesiapan kerja, yaitu mencapai 0,504% sedangkan variabel motivasi memasuki dunia kerja hanya sebesar 0,217%. Hasil yang diperoleh tersebut telah sesuai dengan hasil penelitian Pujianto & Arief (2017) yang menyatakan bahwa sumbangan pengaruh yang diberikan pengalaman OJT atas kesiapan kerja siswa lebih dominan dari pada motivasi memasuki dunia kerja.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga menyatakan adanya pengaruh secara simultan yang bersifat positif dan signifikan anatara pengalaman OJT dan motivasi memasuki dunia kerja terhadap kesiapan kerja siswa SMK PGRI Batang. Besarnya sumbangan kontribusi yang diberikan
variabel pengalaman OJT dan motivasi memasuki dunia kerja terhadap kesiapan kerja dapat dilihat dari nilai koefesien determinasi pada tabel 4.10 bagian R square, yaitu mencapai 45,8%, yang artinya sebanyak 54,2%
kesiapan kerja disumbangi oleh selain variabel yang telah diteliti. Berdasarkan realita yang ditemukan peneliti di lapangan menyatakan bahwa sebagian besar siswa kelas XII SMK PGRI Batang telah memiliki kesiapan kerja yang cukup.
Melalui instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesiapan kerja diketahui bahwa: sebagian besar siswa memiliki ketahanan yang stabil dalam mengerjakan tugas; memiliki keterampilan dalam berorganisasi, menguasai kompetensi yang dimiliki; dan terampil dalam berinteraksi sosial, dimana hal ini dibangun dengan banyaknya pengalaman yang diperoleh ketika OJT dan intensnya motivasi kerja yang diterima siswa. Besarnya pengaruh secara bersama-sama yang diberikan pengalaman OJT dan motivasi kerja terhadap kesiapan kerja pada siswa SMK mengindikasikan bahwa kedua variabel penting menjadi salah satu pertimbangan bagi SMK dalam perumusan kebijakan mengenai penyiapan lulusan yang siap kerja.
Hasil dari penelitian ini relevan dengan penelitian Pujianto & Arief (2017) yang menjabarkan bahwa kesiapan kerja pada siswa SMK dapat ditumbuh kembangkan secara individual, yaitu melalui faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal terkait kesiapan kerja yang dimaksudkan disini adalah pengalaman kerja yang diperoleh siswa ketika mengikuti OJT yang membekali dirinya dengan sejumlah kompetensi dan keterampilan kerja profesional, sedangkan faktor internalnya adalah motivasi yang berperan sebagai pendorong siswa untuk mempersiapkan bekal yang dibutuhkan dunia kerja. Faktor internal ini ditunjukkan dengan terdapatnya pengaruh yang diberikan motivasi memasuki duni kerja terhadap kesiapan kerja siswa SMK.
Faktor eksternal yang berasal dari pengalaman kerja ketika mengikuti On the Job Training memberikan kemantapan pada diri siswa bersiap kerja usai tamat dari SMK.